Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN

KEPenatan
ANESTESI
PADA PASIEN
Kelompok I
ABORTUS Agus mulyadi

INKOMPLIT Sadam supratomo H


Al islami
DENGAN Mirza bisri
Muammar
CURETAGE Samuel mandesa
Syahirinsyah
Yusriani yusuf
Yoh.emanuel gemandi
 Abortus adalah dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar
kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gram atau kehamilan kurang dari
28 minggu (Chandranita, 2010). Abortus ialah berakhirnya suatu kehamilan yang
diakibatkan oleh faktor-faktor tertentu pada atau sebelum kehamilan atau keluarnya
hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar kandungan dengan berat badan kurang
dari 1000gr atau umur kehamiln kurang dari 28 minggu (Manuamba 2010).
 a. Macam-macam abortus
1. Abortus spontan
a. Abortus completus (keguguran lengkap
b. Abortus insipiens
2. Abortus Provocatus
c. Abortus incomplit
a. Abortus medisinalis
d. Abortus imminens b. Abortus kriminalis
e. Missed abortion
f. Abortus habitualis
g. Abortus infeksiosus
2. Etiologi
1. Umur
2. Kelainan Pertumbuhan Hasil Konsepsi
3. Pengaruh luar
4. Kelainan Pada Plasenta
5. Penyakit Ibu
6. Riwayat Abortus
 7.
8.
3.Tanda dan Gejala
Faktor anatomi
Faktor Infeksi
9. Obat-obatan rekreasional dan toksin lingkungan
 1. Amenore
 2. Perdarahan dapat dalam jumlah sedikit atau banyak, perdarahan biasanya dalam darah beku
 3. Sakit perut dan mulas-mulas dan sudah keluar jarinan atau bagian janin
 4. Pemeriksaan dalam didapatkan servik terbuka, pada palpasi teraba sisa-sisa jaringan dalam kantung servikalis
atau kavum uteri.
 Gejala lain dari abortus incomplit yang dapat muncul adalah sebagai berikut:
 1) Perdarahan biasa sedikit/banyak dan biasa terdapat bekuan darah .
 2) Rasa mules (kontraksi) tambah hebat.
 3) Ostium uteri eksternum atau serviks terbuka.
 4) Pada pemeriksaan vaginal, jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari
eksternum atau sebagian jaringan keluar.
 5) Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan dapat menyebabkan syok (Maryunani, 2009).
4.Pemeriksaan Diagnostik / Pemeriksaan 5. Penatalaksanaan Medis
penunjang terkait a) Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum pasien,
Pemeriksaan Penunjang termasuk tanda-tanda vital.
b) Pengawasan pernafasan (jika ada tanda-tanda gangguan pernafasan
plano pregnancy test, seperti adanya takipnea, sianosis) bebaskan saluran nafas dari sumbatan
Pemeriksaan Laboratorium Darah kemudian berikan bantuan oksigen.
c) Berikan cairan infus (D5% dan atau NaCl 0,9%).
hemoglobin (Hb) dan hematokrit, serta d) Lakukan pemeriksaan laboratorium
terjadi peningkatan leukosit dengan e) Periksa tanda-tanda syok (pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan
sistolik kurang 90 mmHg, nadi lebih 112 kali per menit).
pergeseran ke kiri (shift to the left) jika f) Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan <
terjadi infeksi. Pemeriksaan beta HCG 16 minggu, evakuasi sisa hasil konsepsi dengan Aspirasi Vacum Manual
merupakan metode evakuasi yang terpilih. Evakuasi dengan kuret tajam
darah sebaiknya hanya dilakukan jika AVM tidak tersedia. Jika evakuasi belum
USG dapat dilakukan segera, beri ergometrium 0,2 mg im (diulangi setelah 15
menit jika perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulangi setelah 4
USG transvaginal lebih baik dibanding jam jika perlu).
transabdominal karena gambaran yang g) Jika kehamilan > 16 mingguan)
1) Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan IV (garam
ditampilkan lebih jelas fisiologis arau RL) dengan kecepatan 40 tetes / menit sampai terjadi ekspulsi
konsepsi.
2) Jika perlu berikan misoprostol 200 mg pervaginam setiap 4 jam
sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi(maksimal 80 mg)
3) Evakuasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus
4) Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
b. Penatalaksanaaan Operatif

1. Persiapan sebelum kuretase


2. Persiapan penderita
3 Lakukanlah pemeriksan dalam: tekanan darah, nadi, keadaan jantung dan paru-paru
4. Pasang infuse
5. Persiapan alat-alat kuratase
6. Alat-alat kuretase hendaknya telah tersedia dalam bak alat dalam keadaan aseptik.
7. Penderita ditidurkan dalam posisi litotomi
8. Persiapan untuk anestesi general
 1. Definisi Anestesi
 Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani an-tidak, tanpa" dan aesthetos,
"persepsi, kemampuan untuk merasa"), secara umum berarti suatu tindakan
B. PERTIMBANAGAN ANESTESI
menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur
lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah anestesi digunakan
pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun 1846.
 2. Jenis Anestesi
 a. General Anestesi
 Total Intra Venous Anestesi (TIVA)
 Sedatif Propofol dengan dosis 2,5 mg/kgBB metohexital dengan dosis setara
yaitu 6 mg/kgBB, ) Ketamin 1-2 mg/kg bb
 Analegetik fentaly 1-2 ug /kg bb petidin 0,5 -1 mg /kg bb
 Atarcurium 0,5 mg kg /bb recuromiun 0,5-08 mg kg/ bb

b. Regional Anestesi
blok saraf perifer, epidural, dan spinal
Buvipacain
D. Tinjauan Teori Askan Pembedahan Kasus
3. Rencana intervensi
a. Pre anestesi
1. Nyeri
a) Tujuan1. Nyeri
 1. Pengkajian a)
Tujuan
 a. Data Subjektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan anestesi
diharapkan nyeri hilang atau terkontrol, klien tampak
 b. Data Objektif
rileks dengan kreteria hasil:
 2. Masalah Kesehatan Anestesib) Kriteria hasil
 a. PRE ANESTESI 1. Pasien mangatakan nyeri berkurang atau hilang
 1. Nyeri 2. Pasien mampu istirahat atau tidur
 2. Ansietas 3. Ekspresi wajah nyaman atau tenang
 b. INTRA ANESTESI 4. TTV dalam batas normal (TD : 100-120/70-80
mmHg, N : 60-100 x/mnt R : 16-24 x/mnt
 1. Nyeri
c) Rencana tindakan
 c. PASCA ANESTESI 1. Observasi tanda-tanda vital
 1. Resiko jatuh 2. Identifikasi derajat, lokasi, durasi, frekuensi dan
karakteristik nyeri
3. Lakukan Teknik komunikasi terapeutik
4. Ajarkan Teknik relaksasi
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
analgetic
b. Intra anestesi
2. Ansietas 1. Nyeri
a) Tujuan
a) Tujuan
c. Pasca anestesi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Resiko jatuh
Setelah dilakukan tindakan a) Tujuan
anestesi diharapkan ansietas (kecemasan)
keperawatan anestesi diharapkan Setelah dilakukan tindakan keperawatan
teratasi dengan
tidak terjadi nyeri anestesi diharapkan tidak aman setelah
b) Kriteria hasil pembedahan
b) Kriteria hasil
1. Pasien bersedia menjalani operasi b) Kriteria hasil
1. Nyeri teratasi
2. Pasien tenang, tidak gelisah 1. Tanda tanda vital dalam batas
2. Pasien dapat bernafas
3. TTV dalam batas normal ( TD : 120/80, normal Td 110-120/70-80 mmHg Nadi
dengan relaks 60-100x/menit RR 16-20x/menit
N : 80- 100x/mnt, RR: 14-20 x/menit)
3. Nadi normal : 80 x/menit 2. Aldread score>7
c) Rencana tindakan
c) Rencana tindakan c) Rencana intervensi
1. Observasi TTV 1. Monitoring TTV
1. Monitoring Vital sign
2. Ajarkan teknik relaksasi 2. Lakukan penilaian Aldread score
2. Monitoring saturasi oksigen
3. KIE pasien terkait jenis tindakan dan 3. Berikan pengaman pada tempat
pasien
anestesi tidur pasien
3. Berikan oksigen
4. Kolaborasi dengan dokter anestesi dalam
4. Kolaborasi dengan dokter 4. Berikan gelang resiko jatuh
pemberian premedikasi midazolam
anestesi dalam pemberian analgetik
No Symptom Etiologi Problem
I. PRE ANESTESI I. IN T R A A N E S T E S I
1 Ds: G2 P1 A1 Nyeri
- Pasien mengeluh nyeri perut 1 Ds: Tindakan pembedahan Nyeri

Do : 
Pendarahan pervaginam - Pasien dilakukan tindakan Kuretage Tindakan anestesi GA
Do : dengan teknik TIVA

- Wajah meringis kesakitan - Nadi meningkat 120x/menit
Nyeri Uterus - Pasien mengerang
- Nyeri tekan
- Skala nyeri 6 
- TTV Nyeri
TD: 140/80 mmH
N : 115x/mnt I I . PASCA ANESTESI
RR: 24xmnt
1 . Ds: Efek Obat Anestesi Resiko jatuh
- Pasien masih dalam pengaruh obat
anestesi
Do :
2 Ds: G2 P1 A1 Ansietas - Pasien tampak meronta ronta
- Pasien mengatakan belum pernah  - Aldrete score 7
dirawat di RS Kuretage
- Pasien selalu bertanya perihal 
dindakan operasi Kurang Pengetahuan
Do : 
- pasien tampak tegang dan gelisah
Ansietas
- TTV
TD: 140/80 mmH
N : 115x/mnt
RR: 24xmnt
. IN T R A A N E S T E S I
II. Rencana Intervensi

Nama : Ny. M No. CM : xxx xx xx


Umur : 35 tahun Dx : A b o r t u s i n k o p l i t
J e n is k e la m in : Perempuan Ruang : IBS

P r o b le m ( M a s a la h ) Rencana Intervensi Nama


No & Paraf
Tujuan Intervensi
1 Nyeri Setelah dilakukan tindakan a) Observasi tanda-tanda vital
(Pre Anestesi) keperawatan anestesi b) Identifikasi derajat, lokasi, durasi, frekuensi
diharapkan nyeri hilang atau dan karakteristik nyeri
terkontrol, klien tampak rileks c) Lakukan Teknik komunikasi terapeutik
dengan kreteria hasil: d) Ajarkan Teknik relaksasi
a) Pasien mangatakan nyeri e) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
berkurang atau hilang analgetic
b) Pasien mampu istirahat
atau tidur
c) Ekspresi wajah nyaman
atau tenang
d) TTV dalam batas normal
(TD : 100-120/70-80
mmHg, N : 60-100 x/mnt
R : 16-24 x/mnt,

2 Ansietas Setelah dilakukan tindakan a. Observasi TTV


(Pre Anestesi) keperawatan anestesi b. Ajarkan teknik relaksasi
diharapkan ansietas c. KIE pasien terkait jenis tindakan dan anestesi
(kecemasan) teratasi dengan
d. Kolaborasi dengan dokter anestesi dalam
kriteria hasil :
a. Pasien bersedia pemberian premedikasi midazolam
menjalani operasi
b. Pasien tenang, tidak
gelisah
c. TTV dalam batas normal
( TD : 120/80, N : 80-
100x/mnt, RR: 14-20
x/menit)
1 Nyeri Setelah dilakukan tindakan a. Monitoring Vital sign
( Intra Anestesi) keperawatan anestesi b. Monitoring saturasi oksigen pasien
diharapkan tidak terjadi nyeri: c. Berikan oksigen
a. Nyeri teratasi d. Kolaborasi dengan dokter anestesi dalam
b. Pasien dapat bernafas pemberian analgetik
dengan relaks
c. Nadi normal : 80 x/menit
1 Resiko jatuh Setelah dilakukan tindakan a) Monitoring TTV
(Pasca Anestesi) keperawatan anestesi b) Lakukan penilaian Aldrette score
diharapkan tidak aman c) Berikan pengaman pada tempat tidur pasien
setelah pembedahan dengan d) Berikan gelang resiko jatuh
kriteria hasil:
- Tanda tanda vital dalam
batas normal
Td 110-120/70-80
mmHg
Nadi 60-100x/menit
RR 16-20x/menit
- Aldrette score>7
No H a r i / P r o b le m Jam Implementasi Evaluasi Nama &
T anggal (M a s a la h Paraf
K eseh a ta n 3 Selasa, Nyeri 10.20 a. Melakukan Observasi tanda-tanda Ds:
A n e s t e s i) vital
1 Selasa, Nyeri 10.00 a) Melakukan Observasi tanda-tanda DS:
09-04- Pasien tampak rileks
09-04- vital - Pasien merasa nyeri berkurang 2021 b. Melakukan dentifikasi derajat, Do:
2021 b) Melakukan dentifikasi derajat, lokasi, durasi, frekuensi dan
lokasi, durasi, frekuensi dan - TTV
DO: karakteristik nyeri
karakteristik nyeri
- Wajah tidak menyeringai c. Melakukan Kolaborasi dengan TD:120/70 mmHg
c) Makukan Teknik komunikasi
terapeutik - Skala nyeri 4 dokter untuk pemberian analgetik N : 86x/mnt
d) Mengajarkan Teknik relaksasi - TTV RR: 20x/mnt
e) Melakukan Kolaborasi dengan
Fentanil 50 mg
TD:130/70 mmHg
dokter untuk pemberian S:37ºC
Ketorolac (30mg)
N : 100x/mnt 4 Selasa, Resiko jatuh 10.45 a) Memonitoring TTV Ds:
RR: 24x/mnt
09-04- b) Melakukan penilaian Aldrette Pasien sudah tenang
2021 score Do:
2 Selasa, Asietas a ) Melakukan Observasi tanda-tanda DS:
c) Memberikan pengaman pada
09-04- vital - Pasien sudah mengerti dengan - TTV
10.10
tindakan pembiusan yang akan
tempat tidur pasien
2021 b ) Mengajarkan teknik relaksasi
d) Memberikan gelang resiko jatuh TD:120/70 mmHg
dilakukan
c ) Memberikan KIE pasien terkait Spo2 99%
- Pasien mengatakan cemasnya
jenis tindakan dan anestesi
d ) Melakukan Kolaborasi dengan
sudah berkurang N : 86x/mnt
10.15 dokter anestesi dalam pemberian
DO:
RR: 20x/mnt
premedikasi midazolam 3 mg
(IV) - Pasien tampak melakukan teknik
relaksasi dengan baik
- Pasien tampak tenang
- TTV
II. Evaluasi

I I I . Nama : Ny. M No. CM : xxx xx xx


I V . Umur : 35 tahun Dx : A b o r t u s i n k o p l i t
V . J e n is k e la m in : Perempuan Ruang : IBS

No Tanggal Jam P r o b le m (M a s a la h ) Catatan Perkembangan Nama & Paraf


1 Selasa, 10.20 Nyeri S : Pasien merasa nyeri berkurang
09-04- O:
2021 - Wajah tidak menyeringai
- Skala nyeri 4
- TTV
TD:120/80 mmHg
N : 100x/mnt
A : Masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

2 Selasa, 10.20 Ansietas S :


09-04- - Pasien sudah mengerti dengan tindakan
2021 pembiusan yang akan dilakukan
- Pasien mengatakan cemasnya sudah berkurang
O :
- Pasien tampak melakukan teknik relaksasi
dengan baik
- Pasien tampak tenang
- TTV
TD:120/80 mmHg
N : 100x/mnt
RR: 24x/mnt
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
3 Selasa, 10.30 Nyeri S : - Pasien tampak rileks
09-04- O :
2021 - TTV
TD:120/70 mmHg
N : 86x/mnt
RR: 20x/mnt
- Terpasang O2 nassal 3 lpm
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
4 Selasa, 10.50 Resiko jatuh S : Pasien sudah tenang
09-04- O :
2021 - TTV
TD:120/70 mmHg
N : 86x/mnt
RR: 20x/mnt
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai