Seseorang /
Mereka /
Badan Menyelenggar Memikul beban
Bertanggung
Usaha / akan resiko tentang
jawab terhadap
semua kerugian
Pihak Yang Pengangkutan keselamatan
yang diderita
Memiliki barang-barang
Baran Dan yang diangkut.
dalam
Wewenang Atau Jasa pengangkutan.
Mengadakan
Perjanjian
Penerima
Penerima adalah pihak ketiga yang berkepentingan
terhadap diterimanya barang kiriman.Si penerima disini
mungkin si pengirim yang telah mengadakan perjanjian
pengangkutan dengan pengangkut, mungkin juga pihak
ketiga yang tidak ikut di dalam perjanjian.
Pihak Ketiga -> Pasal 1317 (1) BW :
Kedudukan Penerima
Si penerima a/ si pengirim
CONTOH :
A sbg TKW yg sukses pulang ke INA dari negeri Jiran
slma bertahun-tahun. A mengirimkan barang2 yg
penting ke INA/ melalui perush.pengangkutan di
Malaysia atas nama A
Si penerima adalah orang lain
CONTOH :
Importir A berada di Jakarta mengadakan transaksi
dengan Eksportir B yang ada di USA, B mengadakan
perjanjian pengangkutan dgn C U/ mengirim barang A
smp Jakarta brang diserahkan kpd A.
Penerima adalah pihak ketiga yg berkepentingan spt
yg dimaksud (1317 BW )
Penerima mendapatkan haknya sejak menerima
barang kiriman itu (1317 BW)
Penerima wajib membayar uang angkutan kecuali
diperjanjikan lain (491 KUHD )
Penerima tidak boleh meminta barang diserahkan di
tempat selain dari tempat tujuan (509 KUHD) kecuali
telah ada persetujuan dr pengirim dan pengangkut
(1338 BW)
Sifat perjanjian Pengangkutan
Bersifat Konsensuil, perjanjian pengangkutan tidak
disyaratkan hrs tertulis, cukup lisan, asal ada
persetujuan kehendak (konsensus)
Pengangkut tidak mempunyai hak retensi (493
KUHD). Tetapi menggunakan pasal 94 KUHD via
Hakim jika penerima wan prestasi.
Dalam hal “carter kapal” ada dokumen yg disebut
dgn “charterpartij”, “konosemen” (tanda
penerimaan barang yg harus diberikan
pengangkut kpd pengirim barang)
Dalam pengangkutan darat ada dokumen yang
disebut dengan “surat muatan”
Tidak adanya dokumen tersebut tidak
membatalkan perjanjian pengangkutan
Perantara Pengangkutan
Ekspeditur (pasal 86-90 KUHD)
a/ orang yang pekerjaannnya menyuruh org lain
u/ menyelenggarakan pengangkutan barang2
dagangan.
Perjanjian yang dibuat antara ekspeditur dan
pengirim disebut perjanjian ekspedisi
Sedangkan perjanjian yang dibuat antara
ekspeditur , atas nama pengirim dg pengangkut
disebut perjanjian pengangkutan
Sifat Perjanjian Ekspedisi
Sifat perjanjian ekspedisi adalah “pelayanan
berkala” dan “pemberian kuasa”
Sifat hukum “pelayanan berkala” ada, karena
hubungan hukum antara ekspeditur dan si
pengirim tidak tetap, hanya kadang kala saja
Sifat hukum “pemberian kuasa” ada, karena si
pengirim telah memberikan kuasa kpd ekspeditur
untuk mencarikan pengangkut yang baik
Kewajiban dan Hak Ekspeditur
1. Sebagai pemegang kuasa
Ekspeditur melakukan perbuatan hukum atas nama
pengirim. (psl 1792-1819 BW tentang Pemberian Kuasa)
2. Sebagai Komisioner (berlaku ps.76 KUHD)
3. Sebagai penyimpan barang (berlaku ps. 1694 BW)
4. Sebagai penyelenggara urusan (berlaku 1354 BW)
5. Register dan surat muatan
6. Hak Retensi
Tugas dan Tanggung Jawab Ekspeditur
Mencarikan pengangkut yang baik bagi si pengirim
Menyelenggarakan pengiriman selekas-lekasnya dgn
rapi pada barang-barang yg telah diterimanya
Menjamin keselamatan barang
Batas Tanggungjawab Ekspeditur
TJ Ekspeditur berhenti pada saat barang2
pengirim telah diterima pengangkut (ps.88
KUHD)
Kerugian-kerugian setelahnya, harus dibuktikan
terlebih dahulu kesalahan atau kelalaian
ekspeditur
Ekspeditur juga harus bertanggungjawab atas
ekspeditur antara, yang jasany dipergunakan
(ps.89KUHD)
Hubungan Penerima dg Perjanjian Ekspedisi
Jika penerima menerima barang muatan, atau dia
menolak untuk menerimanya, karena ada
kerusakan atau kekurangan, maka dia tidak hanya
berhubungan dgn perjanjian pengangkutan saja
tetapi juga dgn perjanjian ekspedisi
Dengan penyerahan barang2 oleh ekspeditur
kepada penerima, maka beralihlah hak milik atas
barang tersebut
Hak ekspeditur terhadap pengangkut
Bagaimana jika Pengangkut melakukan PMH?
Jika ekspeditur melakukan perjanjian
pengangkutan atas nama pengirim, maka
pengirim langsung dapat menuntut pengangkut
Tetapi jika ekspeditur melakukan perjanjian atas
namanya sendiri, maka hanya ekspeditur yang
berhak menuntut ganti rugi
Pengusaha Transpor
Orang bertindak sbg pengusaha transpor jika dia
menerima barang-barang tertentu u/ diangkut dg
uang angkutan tertentu, tanpa mengikatkan diri u/
melakukan pengangkutan sendiri
Perbuatan pengusaha tranpor adalah pelayanan
berkala dan pemberian kuasa
Prinsip tanggung jawab Hukum
1. Prinsip tanggung jawab berdasarkan unsur
kesalahan ( Fault Liability / Liability Based On
Fault)
2. Prinsip Praduga u/ Selalu Bertanggung Jawab
(Presumtion Of Liability Prinsiple)
3. Prinsip praduga u/ tdk selalu bertanggung jawab
(Presumtion of Non Liability Principle)
4. Prinsip tanggung jawab Mutlak (Strict Liability)
5. Prinsip dengan pembatasan (Limitation Of Liability
Principle)
Prinsip tanggung jawab berdasarkan unsur kesalahan
( Fault Liability / Liability Based On Fault)