Anda di halaman 1dari 1

Abstrak

Perjanjian pengangkutan melibatkan pengirim atau pemilik barang dan


pengangkut. Perjanjian pengangkutan yang dibuat akan menimbulkan hak,
kewajiban serta tanggung jawab yang berbeda dari masing-masing pihak. Hak,
kewajiban dan tanggung jawab ini harus dipenuhi oleh masing-masing pihak.
Jika terjadi suatu kelalaian atau wanprestasi yang mengakibatkan suatu
kerugian maka pihak yang dirugikan berhak menunutut ganti rugi. Jika ada
suatu masalah bila masalah tersebut tidak bisa terselesaikan sendiri oleh
masing-masing pihak maka masalah tersebut akan diselesaikan melalui
pengadilan setempat, ekspeditur sebagai perantara pihak yang hendak
mengirim barang dan pihak yang hendak mengangkut barang, oleh karena itu
ekspeditur terikat pada 2 ( dua ) perjanjian yaitu perjanjian ekspedisi dan
perjanjian pengangkutan. Dalam perjanjian pengangkutan, ekspeditur bertindak
atas namanya sendiri untuk kepentingan pengirim barang sehingga ia
bertanggung jawab secara penuh kepada pengirim atas kerusakan / kehilangan
barang yang dikirim.
Pada dasarnya tanggung jawab ekspeditur dimulai pada saat barang
mulai diserahkan oleh pengirim kepada ekspeditur dan berakhir pada waktu
barang diserahkan kepada pengangkut atau ekspeditur bertanggung jawab atas
kerusakan / kehilangan barang selama barang itu datam penguasaannya ( lihat
pasal 87 KUHD ) namun tanggung jawab ekspeditur dapat lebih luas lagi
dengan perkecualian 2 ( dua) hal: 1. Apabila kerusakan I kehilangan barang
setelah barang diserahkan kepada pengangkut, dapat dibuktikan bersumber
pada kesalahan / kelalaian ekspeditur, maka kerugian itu dapat dibebankan
kepada ekspeditur ( lihat pasa\ 88 KUHD ) ; 2. Ekspeditur menggunakan
ekspeditur antara maka ia bertanggung jawab atas baik buruknya pekerjaan
dari ekspeditur antara (lihat pasal 89 KUHD).

Kata Kunci : Perjanjian Baku, Pengangkutan Barang, Perusahaan Angkutan.

Anda mungkin juga menyukai