Anda di halaman 1dari 100

EMKL, FREIGHT FORWARDING

& LOGISTICSERVICE
SEMESTER 5 KPNK

OLEH
YURSAL, SE. M.Si
1
UJIAN MID SEMESTER 5 KPNK WAKTU 08.10 – 09.00
TANGGAL 15 SEPTEMBER 2022
MATA KULIAH : FREIGHT FORWARDER

TULIS PADA LEMBAR JAWABAN : NAMA, NIT, MATA KULIAH TANGGAL

SOAL :
1. Freight forwarder merupakan perusahaan jasa transportasi yang bekerja
atas nama shipper, consignee dan pengangkut
Coba saudara jelaskan sumber penghasilan dari ketiga unsur tsb
2. Kita mengenal dokumen House BL dan Master BL
Apa perbedaan dari kedua dokumen tsb
3. Freight forwarder dapat bertindak sebagai konsolidator atas perintah
consignee . Coba saudara jelaskan pengertian dan tata cara kerja
konsolidator tersebut

2
UJIAN MID SEMESTER 5 KPNK waktu 10.10 – 11.00
TANGGAL 15 SEPTEMBER 2022
MATA KULIAH : FREIGHT FORWARDER

TULIS PADA LEMBAR JAWABAN : NAMA, NIT, MATA KULIAH TANGGAL


SOAL :
1. Pada kegiatan Freight forwarder dapat bertindak sebagai kosolidator
atas nama buyer. Coba saudara jelaskan persaratan-persaratan yang
harus dipenuhi oleh FF untuk menjadi konsolidator ( 40 )
2. FF sebagai konsolidator memberikan keuntungan bagi shipper atau
consignee dan carrier. Coba saudara jelaskan kentungan/manfaat FF
sebagai konsolidator bagi carrier dan consignee atau shipper (30)
3. Jika saudara sebagai freight forwarder ditunjuk oleh shipper untuk
kegiatan ekspor dengan sarat perjanjian door to door.
coba saudara jelaskan ruang lingkup pekerjaan mulai dari door
sampai dengan penyerahan muatan pada cy di pelabuhan muat (30)
3
UJIAN MID SEMESTER 5 KPNK waktu 13.15 – 14.00
TANGGAL 15 SEPTEMBER 2022
MATA KULIAH : FREIGHT FORWARDER

TULIS PADA LEMBAR JAWABAN : NAMA, NIT, MATA KULIAH TANGGAL


SOAL :
1. Pada kegiatan Freight forwarder dapat bertindak sebagai konsolidator atas
nama buyer. Coba saudara jelaskan tentang kosolidator tersebut ( 35 )
2. FF sebagai konsolidator memberikan keuntungan bagi shipper atau
consignee dan carrier. Coba saudara jelaskan kentungan/manfaat FF
sebagai konsolidator bagi carrier dan consignee atau shipper (30)
3. Kita mengenal House BL dan Master BL
Coba saudara jelaskan tata cara penerbitan House BL dan Master BL serta
fungsi kedua dokumen tersebut ( 35 )

4
I. PENDAHULUAN
Di dunia, sebenarnya tidak ada definisi yang tepat mengenai Freight
Forwarding dan di masing-masing negara memiliki istilah yang bebeda. Ada
negara yang menyebutnya sebagai Customs House Agent, Custom Broker,
Shipping and Forwarding Agent.

Namun secara umum dapat didefinisikan bahwa Freight Forwarding adalah


badan usaha jasa angkutan, dimana peran utamanya adalah sebagai
perantara muatan antara Shipper (pengirim) dan Consignee (penerima) disatu
pihak dan carrier dilain pihak

Bisnis Freight Forwarder berdiri di Eropa, khususnya di Jerman pada


pertengahan abad ke-19 yang berkembang ke seluruh Eropa lalu ke Amerika dan
Australia. Pada 17 September 1925 berdirilah Asosiasi Internasional Freight
Forwarder yang dihadiri oleh 15 organisasi dari 12 negara Eropa dengan nama
FIATA (Federation Internationale des Associations de Transitaires et Assimiles)
yang sekarang sudah memiliki anggota sekitar 45.000 Freight Forwarder dari 130
negera.

5
PERTEMUAN I
FREIGHT
FORWADING
PERUSAHAAN JASA PENGURUSAN TRANSPORTASI DALAM PENGELUARAN DAN MEMASUKAN
BARANG KE KPL, BAIK PENGIRIM ANTAR PULAU, EXPORTIR DAN IMPORTIR SERING
MENGGUNAKAN JASA DARI EMKL ATAU FREIGHT FORWARDER. KETIGA PERUSAHAAN INI
BERGERAK DALAM EKSPEDISI BARANG, BAIK MELALUI DARAT, LAUT, UDARA.

1. EMKL 2. FREIGHT FORWARDER 3. LOGISTIC SERVICES

ADALAH USAHA ADALAH BADAN USAHA/ LOGISTIK ADALAH SUATU


PENGURUSAN DOKUMEN ORANG YG BERTUJUAN UTK PROSES YANG STRATEGIS
DAN MUATAN KPL LAUT MEMBERIKAN JASA DIDALAM MENGENDALIKAN
DIPELAB.MUAT DAN PELAYANAN/PENGURUSAN PENGADAAN, PERGERAKAN
PELAB. BONGKAR. EMKL ATAS SELURUH KEGIATAN DAN PENYIMPANAN BAHAN
DAPAT KUASA DARI YG DIPERLUKAN DLM BAKU, SUKU CADANG DAN
PEMILIK BRG UTK PENGIRIMAN/PENGAKUTAN INVENTORI BARANG JADI,
MENGURUS DAN /PENERIMA BRG DG TERMASUK ARUS INFORMASI,
MEMBUKUKAN BRG PADA MENGGUNAKAN MULTI MELALUI ORGANISASI DAN
AGEN PELAYARAN DAN TRANSPORTASI (DARAT, KOMPONEN PEMASARAN,
MENGURUS DOKUMEN LAUT, UDARA DAN PIPA) SEDEMIKIAN RUPA AGAR
DI BEA & CUKAI. SERTA PENGURUSAN KEUNTUNGAN SEKARANG
MENGANTAR BRG KE DOKUMEN YG DI DAN AKAN DATANG DAPAT
GUDANG PENERIMA PERSYARATKAN OLEH DIMAKSIMALKAN SECARA
/PEMILIK. EMKL PERATURAN2 PEMERINTAH EFISIEN DAN EFEKTIF SESUAI
MENERIMA JASA DARI NEGARA EXPORT, PERMINTAAN PELANGGAN
PENGURUSAN DARI NEGARA TRANSIT DAN
PEMILIK BARANG. NEGARA IMPORT.

6
Pengertian Freight Forwarding
1. Menurut Ronosentono ( 2006 : 45 ) Freight forwarding adalah pelaksanaan
pengiriman barang dengan melalui suatu penyelesaian dokumen
dipelabuhan bongkar/muat dengan menggunakan alat angkutan dari atau
beberapa tempat pengiriman menuju satu atau beberapa tempat tujuan
2. Wikipedia medefinikan freight forwarder adalah seorang atau perusahaan
yang memberangkatkan barang kiriman melalui aset yang dimiliki
pengangkut dan melakukan reservasi atau dengan kata lain mengatur
tempat barang kiriman tersebut
3. Menurut PP 8 tahun 2011 Multimoda tarnsport adalah angkutan dengan
menggunakan paling sedikit 2 (dua) moda angkut yang berbeda atas dasar
1(satu) kontrak sebagai dokumen angkutan multimoda dari satu tempat
dterimanya barang oleh badan usaha angkutan multimoda ke suatu tempat
yang ditentukan untuk penyerahan barang kepada penerima barang
angkutan multimoda.

7
Kegiatan Freight Forwarder di Indonesia secara tidak resmi mulai dilakukan
beberapa perusahaan sejak tahun 1977. Baru pada tahun 1980 dengan bimbingan
dari Dirjen Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan, maka diberikan
izin 15 perusahaan. Sejak itu berkembanglah kegiatan usaha jasa FF di Indonesia
sehingga berdirilah INFFA (Indonesia Freight Forwarder Association) yang
beranggotakan 60 perusahaan. Sejak 1981 menjadi anggota FIATA.

Dalam perkembangannya terjadilah fusi antara Gafeksi, Asosiasi Ekspedisi Muatan


Kapal, Udara dan INFFA yang diresmikan Menhub pada tanggal 25 Juli 1989
dengan nama GAFEKSI/ INFA, yang sekarang telah berubah menjadi Asosiasi
Logistics dan Forwarder Indonesia (AFLI) dan dalam bahasa Inggrisnya disebut
ILFA (Indonesia Logistics and Forwarder Association) dengan jumlah anggotanya di
seluruh Indonesia sekitar 3.000 perusahaan.
GAFEKSI : Gabungan forwarder dan ekspedisi Indonesia
FIATA : International Frederation of Freight forwarder Association
INFFA : Indonesia Freight Forwarder association
AFLI : Asosiasi Forwarder dan logistik Indonesia
ILFA : Indonesian Logistik and Forwarder association

8
II. RUANG LINGKUP FORWARDER

Sebagai pihak yang mewakili pemilik barang, ruang lingkup Forwarder sangat
luas, antara lain sebagai berikut :

1.Atas nama Shipper :


- memilih rute
- memesan ruang kapal
- menerima muatan dan menerbitkan dokumen (Forwarder’s Certificate
of
Receipt, Forwarder’s Certificate of Transport, dst)
- mempelajari Terms and Condition
- mengepak barang (packing)
- mengatur penyimpanan (warehousing)
- menimbang berat dan mengukur volume
- advisor/menasehati shipper perlunya asuransi
- mengangkut muatan ke pelabuhan, mengurus customs clearence,
memproses dokumentasi dan menyerahkannya ke carrier

9
RUANG LINGKUP FORWARDER ( Lanjutan …. )
1. Atas nama Shipper,
- menghadiri transaksi valuta asing, bila perlu
- membayar biaya-biaya, termasuk freight (ongkos angkut)
- mengurus Bills of Lading (B/L)
- mengurus transhipment dan rute, bila perlu
- memonitor perjalanan barang
- mencatat kerusakan dan kehilangan barang, bila ada
- membantu shipper untuk menyelesaikan klaim kepada carrier

1. Atas nama Cosignee :


- memonitor pergerakan barang
- menerima dan memeriksa semua dokumen
- menerima penyerahan barang dari carrier, bila perlu membayar freight
- mengatur customs clearence dan membayar bea masuk dan biaya-biaya
lainnya
- mengatur pergudangan transit, bila perlu
- menyerahkan barangnya kepada consignee
102
RUANG LINGKUP FREIGHT FORWARDER (Lanjutan …. )

,
- membantu consignee menyelesaikan klaim kepada carrier bila ada
kerusakan atau kehilangan barang
- membantu consignee dalam penyimpanan dan distribusi, bila perlu

3. Atas nama Lainnya :


FF dapat juga melakukan kegiatan lainnya atas permintaan pemilik barang
bila ada hal-hal yang timbul dalam perjalanan barang, special service
sehubungan dengan project cargo, turnkey projects, dsb. Selain itu dapat
juga menasehati pelanggan terhadap kebutuhan pasar, pesanan baru,
persaingan, strategi ekspor dan kontrak dagang.

4. Muatan Khusus :
Pada umumnya FF menangani barang umum (general cargo) dalam jumlah
besar produk jadi, yang belum di proses, setengah di proses dan berbagai
muatan yang bergerak dalam pasaran internasional : menangani project
cargo, pekerjaan penggantungan garment, pameran di luar negeri.
11
Tanggung jawab Freight Forwarder terhadap kemasan dan marketing
Sebelum melakukan pemuatan/stuffing perlu persiapan sbb :
a. Bagian luar container :
- Periksa bagian luar tidak lobang pada dinding
- Pintu container dalam keadaan baik
- Untuk container Open top dan open side
pastikan terpal penutup dan custom seal
harus dalam keadaan baik
- Semua label yang ditempelkan dalam
pengiriman barang sebelumnya harus
dibuang dan untuk mencegah salah pengertian
sifat barang dalam container
- Pada pengangkutan reefer container harus dicek
apakah temperatur sesuai dengan persaratan
barang yang akan diangkut dalam container

12
B. Pemeriksaan bagian dalam container

- Baguian dalam container harus


bersih, tidak berbau, tidak ada
barang tajam yang dapat merusak
muatan
- Bila berbau maka sebelum dimuat
container harus dibersihkan
- Sebelum stuffing untuk makanan
maka dalam container haruis diberi
kertas/karton pelapis
- Bagian dalam container harus benar
benar kering
- contianer harus kedap air,
pemeriksaan dilakukan dengan
dengan menutup semua pintu dan
perhatikan apakah ada cahaya
matahari

13
Rangkaian kegiatan freight
forwarding
1. Penyortitan, pengepakan dan
labeling barang yang akan di
ekpsport pada gudang eksportir.

2. Penumpukan atau penimbunan,


penyusunan barang di gudang
sementara pengeluaran barang
untuk selanjutnya akan diangkut
ke container yard pelabuhan atau

sistem truk lossing

14
3. Stuffing diluar gudang ke
container pada trailer

4 Selesai stuffing tersusun rapi


dalam cotainer siap diangkit
menuju pelabuhan ( truck lossing

atau penumpukan di container


yard

15
1. Penguncian dan
penyegelan pintu cotainer
sebelum berangkat
menghindari pencuri dalam

perjalan

2. Container tiba di Container


yard siap dibonglar

16
Pembongkaran container dengan
transtainer dan reachstacker
selanjutnya ditumpuk pada
container yard menunggu
pengapalan

17
Alat bongkar muat forklif
dengan cara angkat dari
depan

18
III. HUBUNGAN DENGAN PIHAK TERKAIT

Selain berhubungan dengan Shipper/ Consignee, FF juga berhubungan atau


bekerjasama dengan pihak ketiga selama menjalan kegiatan usahanya, antara
lain berhubungan dengan :
- Pejabat Bea dan Cukai untuk melakukan customs clearence
- Pejabat pelabuhan
- Perbankan
- Kementrian Kesehatan/ Karantina
- Pejabat konseler untuk mendapatkan Surat Keterangan Asal (SKA)
- Kementrian Perdagangan untuk pengurusan izin impor/ ekspor
- Kementrian Perhubungan untuk izin angkutan
- Carrier dan lainnya yang terkait (pemilik kapal)
- Pengelola gudang
- Perusahaan Asuransi
- Perusahaan Packing
- Bank Umum Devisa

19
PERTEMUAN KE 2
JASA-JASA FREIGHT FORWARDING
Jasa-jasa FF antara lain :
- Bagian Tarif
- Pengumpulan (Konsolidasi)
- Keagenan pelayaran
- Asuransi angkutan
- Pemeriksaan mutu
- Penjadwalan rencana ruangan
- Pergudangan
- Pelayanan dengan truk
- Penerbitan dokumen (data processing)
- Kemasan
- Pencarteran (slot charter)
- Informasi dan komunikasi
- Pembongkaran dan proses barang impor
- Kepabeanan
- Pergudangan dan distribusi
- Pemberian tanda (labelling)
- Penerbitan dokumen ekspor
- Pelayanan khusus (barang berbahaya, mudah rusak, dsk)
- Muatan proyek
- Bagian pemeriksa

20
SUMBER-SUMBER PENERIMAAN FORWARDING
Sumber penerimaan perusahaan FF dibagi menjadi dua, yaitu
Outbond dan Inbond :

1. Penerimaan Outbond ( mengangkut produk jadi dari bisnis ke


pelanggang )
- biaya angkutan (freight/ voyage cost)
- penanganan di pelabuhan (handling cost)
- penjemputan (cortage)
- penimbunan (warehousing/ storage)
- dokumentasi
- pengepakan (packing)
- asuransi (Insurance)
- biaya profesional (Profesional fee)
- biaya komunikasi

21
2. Penerimaan Inbond ( logistik masuk mengacu pada jaringan
proses yang memindahkan barang ke dan dari pebisnis – pemasuk
bahan baku ke produsen )
- biaya angkutan (freight/ voyage cost)
- penyerahan (cortage)
- penimbunan (warehousing/ storage)
- pengepakan kembali (re-packing)
- break bulk
- customs clearence
- collection
- added value (fashion)
- transhipment

22
KUNCI KINERJA OPERASIONAL FORWARDING
Untuk menjalankan usaha FF agar bisa memenuhi permintaan pasar dan
kompetitif harus dijaga adalah :

FASTER IN TIME DELIVERY


(CEPAT WAKTU DALAM PENGIRIMAN)

COST CHEAPER & COMPETITIVE


(BIAYA LEBIH MURAH DAN BERSAING)

BETTER SERVICES & QUALITY


(PELAYANAN TERBAIK DAN BERMUTU)

SAVER , CONTROL, QUANTITY & QUALITY


(HEMAT. TERAWASI JUMLAH DAN MUTU

 FREIGHT FORWARDER SEBAGAI ARSITEK TRANSPORTASI MEMPUNYAI


PERANANAN PENTING DALAM MATARANTAI GERAK ARUS BARANG/MUATAN
DARI SUATU TEMPAT KE TEMPAT/NEGARA LAINNYA.

 TIDAK ADA PERDAGANGAN TANPA TRANSPORTASI


23
1. BUYER’S CONSOLIDATION

PORT OF LOADING PORT OF DISTINATION

SHIPPER – A

SHIPPER – B FF
FF
SHIPPER – C

2. SALE’S CONSOLIDATION

PORT OF LOADING PORT OF


DISTINATION

BAYER - P

FF FF
BAYER - Q

BAYER - R

24
3. BUYER’S CONSOLIDATION

PORT OF LOADING PORT OF DISTINATION

SHIPPER – A

SHIPPER – B FF FF
SHIPPER – C

4. MULTY CAUNTRY CONSOLIDATION (MCC)

JAKARTA SINGAPORE

HONGKONG
FF FF
ROTERDAM

SYDNEY

25
FREIGHT FORWADER
PERTEMUAN 3
(MULTI MODA TRANSPORTASI)

ANGKUTAN MULTI MODA ADALAH ANGKUTAN BRG DG MENGGUNAKAN


PALING SEDIKIT 2(DUA ) MODA TRANSPORTASI YG DIDUKUNG
DLM 1 (SATU) DOKUMEN KONTRAK KERJA SAMA UTK ANGKUTAN BRG.

FF. DI INDONESIA MULAI DIKENAL PD THN 1980 AN DITETAPKAN OLEH


PEMERINTAH DG NAMA “JASA TRANSPORTASI”(SK.MENHUB NO.10 TH 1988)

Peraturan mengenai angkutan-gabungan ini dan dokumen angkutan gabungan dituangkan


dalam brosur No. 298 ICC dengan judul “Uniform Rules for a Combined Transport
Document” Yang dimaksud dengan angkutan gabungan adalah :
“Pengangkut barang dengan sekurang-kurangnya dua alat angkut yang berbeda, dari satu
tempat dimana barang diambil yang terletak dalam satu negara ke satu tempat yang
ditentukan untuk penyerahan barang tersebut di negara lain”
Pelaksana Pengangkutan gabungan harus ijin pemerintah setempat dan dapat mengeluarkan
Dokumen Pengangkutan Gabungan, yang maksudnya :
“Suatu dokumen yang membuktikan adanya kontrak untuk melaksanakan dan/atau
mempersiapkan pelaksanaan barang secara gabungan yang dihalaman mukanya tercantum
suatu judul : Negotiable combined transport Document Issued Subject to Uniform Rules for a
Combined Transport Document (ICC –Publication No. 298) atau dengan judul :
Non Negotiable Combined Transport Document Isuued Subject to Uniform Rules for a
Combined Transport Document (ICC-Publication No. 298). 26
Undang-undang Pelayaran nomor 17 tahun 2008
pasal 50 sampai dg pasal 55 mengatakan sbb :

Pasal-50, ayat 1 : Angkutan Perairan dapat merupakan bagian dari angkt multimoda.
Pasal-50, ayat 2 : Kegiatan angkutan perairan dalam angkutan multimoda dilaksanakan
berdasarkan perjanjian yg dilaksanakan antara penyedia jasa
angkutan perairan dan BU angkutan multimoda dan penyedia jasa
moda lainnya.
Pasal-51, ayat 1 : Angkt multimoda dilakukan oleh BU yg tlh dpt ijin khusus dari pemerintah.
Pasal 51 ayat 2 : BU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab
(liability) thdp brg sejak diterimanya sampai diserahkan kpd penerima brg.
Pasal 52 : Pelaksanaan angkutan multimoda dilaksanakan dalam satu dokumen
yang diterbitkan oleh pengusahan jasa angkt multimoda.
Pasal 53 ayat 1: Tanggung jawab penyedia jasa angkutan multimoda sebagaima dimaksud
dlm psl-51 ayat (2) meliputi kehilangan atau kerusakan yg terjadi pd brg
serta keterlambatan penyerahan brg.
Pasal 53 ayat 2: Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pd ayat (1) dpt dikecualikan dlm
hal penyedia jasa angkt multimoda dpt dibuktikan bahwa dirinya atau
agennya secara layak tlh melaksanakan segala tindakan utk mencegah
terjadinya kehilangan,kerusakan brg,serta keterlambatan penyerahan
brg.
Pasal 54 Penyedia jasa angkt moltimoda wajib asuransikan tanggung jawabnya.
Pasal 55 Ketentuan lebih lanjut mengenai angkt multimodal diatur dg P.Pemerintah 27
Konvensi Internasional
1. Perjanjian internasional pertama tahun 1924 dikenal dengan The Hague
Rules ( the international convention for thr utification of certain rules of low
relating to Bills of lading )
2. Naskah untuk merubah The Hague Rules pada tahun 1968 dan baru beralu
tahun 23 Juni 1977 dikenal sebagai HagueVisby Rules ( the protocol and
amend International convention for the utification of certain rule of low to
Bills of lading )
3. Naskah Hague Visby baru diterima 1979 untuk menegaskan batas
tanggung jawan carrier dalam istilah S.D.R amending the international
convention of utification of certain rules of laow to Bills of lading
4. Pada tahun 1978 pejanjian yang disponsori oleh PBB untuk mengganti
Hague Visby Rules dikenal dengan Hamburg Rules ( the united nation
convention for the carriage of goods by sea

28
Jenis dokumen dalam kegiatan forwarding
- House B/L dikenal sebagai Forwarding Bill of lading karena dokumen ini
dikeluarkan oleh freight forwarding yaitu pengiriman barang melalui
transportasi laut atau perusahaan yang tidak mengoperasikan kapal. House
Bill of lading ini berisi pengakuan bahwa barang sudah diterima dan
dikeluarkan kepada pemasok. H B/L yang diterbitkan oleh Freight
forwarding tersebut diserahkan kepada masing masing shipper.
- Through Bill of lading yaitu dokumen yang berfungsi untuk muatan pindah
kapal atau transhipment, dimana pihak pengangkut pertama bertanggung
jawab atas pengangkutan kedua melalui perwakilannya. Barang akan
dibongkar terlebih dahulu sebelum diangkut ke kapal pengangkut kedua
sampai barang tiba dipelabuhan tujuan
- Master Bill of lading ( M B/L ) adalah dokument tanda terima muatan di
kapal yang dikeluarkan oleh Master atau maskapai pelayaran kepada jasa
Freight forwarding ( NVOCC : non vessel operating cammon carrier )
Adapun isi dari Master B/L terdapat perbedaan pada :
- Pihak shipper berupa importir/jasa forwarder
- Pihak consignee harus penerima muatan dinegara tujuan
- Pihak notify party bisa seorang importir /forwarding agent dinegara tujuan

29
- Master Bill of lading ( M B/L ) adalah dokument tanda terima muatan
di kapal yang dikeluarkan oleh Master atau maskapai pelayaran
kepada jasa Freight forwarding ( NVOCC : non vessel operating
cammon carrier )
Adapun isi dari Master B/L terdapat perbedaan pada :
- Pihak shipper berupa importir/jasa forwarder
- Pihak consignee harus penerima muatan dinegara tujuan
- Pihak notify party bisa seorang importir /forwarding agent
dinegara tujuan

30
Latihan
1. Jelaskan kegiatan freigth forwarding sebagai marketing muatan kapal laut ?
2. Apa peranan forwarding terhadap shipper, consignee dan pengangkut
3. Sebutkan jenis jenis Bill of lading yang saudara ketahui
4. Apa perbedaan antara House Bill of lading dengan Master Bill of lading
5. Apa fungsi through Bill of lading dalam angkutan laut ?
6. Jika Bill of lading hilang dalam perjalanan apa yang harus saudara lakukan ?
7. Apabila saudara ditunjuk oleh pemilik barang/shipper untuk pengurusan
dokumen ( PEB ) dipelabuhan muat jika terjadi kehilangan PEB maka apa
yang harus saudara lakukan agar pengiriman muatan tetap dapat
dilaksanakan

31
NON PENGANGKUT.

Terminal pertikemas
 Pergudangan
- Container Freight Station (CFS) / depot konsolidasi muatan.
- Pemilik Petikemas.
- Organisasi khusus pengepakan dan penyelesaian dokumen.

 Pihak lain.
 Bank
 Assuransi
 Pelabuhan Laut / Pelabuhan Udara / Pelabuhan Kering

 FREIGHT FORWARDER SEBAGAI OPERATOR,


PENGIRIM & PENERIMA BARANG.

- Freight Forwarder menyelesaikan biaya-biaya yg timbul sebagai akibat dari


kegiatan transportasi, penanganan muatan di pelabuhan/gudang, pengurusan
dokumen mencakup insurance liabilities yg umumnya diperlukan oleh pemilik brg

- Berdasarkan aktifitas-aktifitas tsb, freight forwarder dapat bertindak atas nama


pengirim (consignor / ekportir) atau bertindak atas nama penerima (consignee
/ importir) atau bertindak atas nama pengirim dan penerima, bergantung dari
lingkup pekerjaan (scope of work) tercantum dalam kontrak yang disetujui
antara pemberi order dan freight forwarder yang bersangkutan.
32
PERTEMUAN KE 4
AKTIVITAS FREIGHT FORWARDER

1. MEMILIH RUTE PERJALANAN BARANG, MODA TRANSPORTASI


PENGANGKUT YG SESUAI DAN MEMESAN SPACE KAPAL.

2. PENERIMA BRG, MENYORTIR, MENGEPAK, MENIMBANG BERAT


BRG, MENGUKUR DIMENSI DAN MENYIMPAN BARANG

3. MEMPELAJARI LC BARANG DI NEGARA TUJUAN EXPOR, NEGARA


TRANSIT, NEGARA IMPOR DAN MEMPERSIAPKAN DOKUMEN LAIN
SESUAI KEBUTUHAN PERATURAN SETEMPAT.

4. MELAKSANAKAN TRANSPORTASI BRG KE PELABUHAN LAUT/


UDARA, MENGURUS IJIN BEA & CUKAI, KEMUDIAN MENYERAHKAN
BRG KE PIHAK PENGANGKUT.

5. MEMBAYAR BIAYA HANDLING DAN FREIGHT

6. MENDAPATKAN BL / AIR WAYBILL DARI PENGANGKUT.

7. MENGURUS ASURANSI BRG DAN MEMBANTU MENGAJUKAN CLAIM


KE PIHAK ASURANSI BILA TERJADI KEHILANGAN/ RUSAK BRG

33
1. SEBAGAI OPERATOR.
FREIGHT FORWARDER BERTINDAK SEBAGAI OPERATOR DAN
BERTANGGUNG JAWAB PENUH DALAM MELAKSANAKAN
PENGANGKUTAN BARANG :

»VESSEL OPERATOR,
MULTIMODA TRANSPORT OPERATOR SECARA PENUH YANG
MELAKSANAKAN BERBAGAI JENIS PENGAKUTAN DENGAN CARA DOOR TO
DOOR DALAM SATU PAKET DOKUMEN INTERMODA YANG BIASANYA
BERBENTUK FBL.

»NON VESSEL OPERATOR (NVO)


YAITU OPERATOR MUATAN YANG MENGURUS PENGANGKUTAN LEWAT
LAUT DARI PELABUHAN KE PELABUHAN DENGAN MENGGUNAKAN SATU
HOUSE BILL OF LADING ATAU OCEAN BILL OF LADING YANG JUGA DAPAT
MENCAKUP TRANSPORTASI DARAT DAN BERFUNGSI SEBAGAI NON-
VESSEL OPERATING MULTIMODA TRANSPORT.

»NON VESSEL OPERATING CAMMON CARRIER (NVOCC)


YANG MEMPUNYAI JADWAL PELAYARAN YANG TETAP DAN
MELAKSANAKAN KONSOLIDASI MUATAN MELAYANI TRANSPORT. DENGAN
HOUSE BILL OF LADING (HBL) ATAU BILL OF LADING DARI FIATA.

34
Freight forwaeder selaku operator berkewajiban
a. Untuk kelancaran pengriman barang maka freight forwarder
membatu eksportir agar penerimaan barang sesuai kontrak
b. Melakukan penyerahan barang tepat waktu
c. Agar pengangkutan dapat berjalan seuai kontrak maka
forwarder melakukan booking space lebih awal
d. Kerja sama yang baik antara freight forwarder dengan
pelayaran agar pembukuan muatan dapat dilakukan lebih
awal demikian juga untuk penyelesain dokumen
Kepabeanan, Karantina dan Perdagangan
e. Memelihara barang dalam keadaan utuh dan baik

35
f. Perhatikan sistem kemasan agar barang tidak rusak selama dalam
pengiriman
g. Biaya murah, forwarder membantu eksportir menekan komponen
biaya semurah mungkin
h. Untuk komoditi eksport partai kecil dapat menawarkan kepada
ekpsortir sistem LCL ( lass than container load )
i. Menyimpan barang yang ditolak oleh cosignee karena suatu
alasan tertentu
j. Freight forwarder mengasuransikan muatan untuk perlindungan
k. dari kehilangan dan kerusakan selama pengangkutan
l. Sebagai perwakilan dari pemilik barang sesuai perjanjian yang
disepakati

36
Skema lintasan petikemas impor

STEVEDORING

CFS

LCL
EMTY
CY CONTAINER
DEPOT
FCL

CONSIGNEE

37
2. Sebagai tanggung jawab.

Freight forwader selain menangani barang-barang general cargo juga


menangani barang - barang khusus milik proyek besar, seperti mesin mesin
berat untuk pembangkit tenaga listrik, pabrik kimia, kilang minyak, offshore
drilling, pembangunan bendungan irigasi, pembangunan pelabuhan.
Dalam melaksanakan operasinya freight forwaders mempunyai lingkup
tanggung jawab :

Mencari kapal dan memesankan space sesuai jenis barang yang akan
diangkut dengan biaya disepakati.
Menentukan moda transportasi lain (darat, kereta api dan udara) yang bisa
mengangkut barang sampai ketempat (consignee / gudang) tujuan.
Memilih barang yang sejenis untuk di packing, bulk in bag, curah cair, curah
kering.
Meneliti barang yang diserahkan pemilik untuk dikirim benar-benar dalam
keadaan baik dan utuh serta menghindari kekurangan / kerusakan barang yang
diakibatkan kelalaian manusia atau faktor alam.
Mempersiapkan peralatan pendukung lainnya untuk kelancaran pemuatan
barang ke moda transpor

38
MEMBAYAR ASURANSI PERLINDUNGAN BARANG SELAMA DALAM
PERJALANAN.

Meneliti secara seksama dokumen letter of credit (lc) barang


Yang akan dikirim ke negara penerima atau negara transit barang
Sesuai ketentuan yang berlaku di negara tersebut.
Membayar biaya yang menyakut freight kapal dan cargo handling.

Memonitor keadaan kapal yang mengangkut barang selama dalam


Pelayaran sejak dari pelabuhan muat / pelabuhan tujuan.
Menerima bill of lading dari pihak pengangkut.

Mengurus / membayar semua biaya yang keluar baik di pelabuhan


Laut, pelabuhan udara dan stasiun kereta api.

Mengurus izin masuk ke dalam negeri dari bea & cukai untuk barang
Import dan izin keluar negeri untuk barang export serta membayar
Pajak impor / expor.

Menagih kembali biaya-biaya yang dikeluarkan freight forwader


Ditambah uang jasa pengurusan barang.
39
3. FREIGHT FORWARDER KONSOLIDATOR

Pengumpulan beberapa jenis barang (groupage) yang akan dikirim oleh shipper
kepada para consignee di pelabuhan tujuan. Barang tersebut telah dikemas dalam
satu paket muatan untuk dikapalkan dan akan diterima oleh konsolidator di
pelabuhan tujuan. Di pelabuhan tujuan konsolidator menyerahkan barang kepada
consignee masing-masing.

Muatan dari beberapa shipper dikonsolidasikan oleh freight forwader yang dimuat
dalam petikemas lcl dikapalkan ke negara tujuan sebagai cargo petikemas fcl.
Freight forwader sebagai konsolidator muatan menerbitkan suatu dokumen
muatan house bill of lading. Untuk memudahkan perpindahan muatan dari masing-
masing jenis alat angkut, organisasi internasional fiata menganjurkan agar freight
forwader mengeluarkan multimoda transportasi bill of lading.

40
• Konsolidasi muatan yang dilaksanakan oleh freight forwader juga
mampu memberi keuntungan kepada pihak terkait dengan barang
tersebut karena dengan penanganan muatan dalam satu paket
akan menghasilkan kerja yang efektif dan efesien yaitu mata rantai
muatan dapat dipersingkat dan freight rate lebih murah dari pada
pengiriman sendiri-sendiri. Konsolidasi muatan sepereti ini
khususnya expor cargo juga akan mempengaruhi pertumbuhan
perekonomian nasional dengan cost angkutan lebih rendah
kompetitif barang dipasaran internasional dapat dipertahankan
dengan baik yang akhirnya meningkatkan divisa negara.

41
Pelaksanaan kondolidasi pembeli/buyer
Konsolidasi dapat dilakukan oleh freight forwarder bagi importir
diluar negeri yang melakukan pembelian barang dalam jumlah
sedikit dari beberapa suplier
Para suplier ini diperinthakan oleh pembeli diluar negeri agar
Menyerahkan barangnya ke freight forwarder yang ditunjuk atas
namanya untuk melaksanakan konsolidation yang akan
mengirimkan kepada buyer diluar negeri.
Freight forwarder menerbitkan H B/L dan menyerahkan FCR
( forwarder certificate receipt ) kepada masing masing suplier.

42
Dalam hal ini freight forwarder mendapatkan dari consilidation sbb :
Umpama freight Belawan – Amsterdam kita tawarkan kepada 4 shipper A, B, C
dan D. jumlah muatan keseluruhan 27 M3 yang cukup kita stuf pada container
20 feet FCL dari shipping line market price USD 1.800. CY to CY, setelah kita
hitung maka ditawarkan pada shipper USD 100,00/M3
- Shipper A 6 M3 X USD 100,00 = USD 600,00
- Shipper B 4 M3 X USD 100,00 = USD 400,00
- Shipper C 12 M3 X USD 100,00 = USD 1.200,00
- Shipper D 5 M3 X USD 100,00 = USD 500,00
- Total diterima FF = USD 2.900,00
- Dibayar freight kepada shipping lie = USD 1.800,00
- Laba freight diterima FF = USD 900,00/container

43
Tanggung jawab freight forwarder sebagai consolidator
Dengan menerbitkan House B/L maka FF seolah olah sebagai carrier
bertanggung jawab terhadap angkutan semenjak muatan itu diserahkan
tanggung jawabnya ditempat asal sampai dengan penyerahan dipelabuhan
tujuan, dengan kata lain bertanggung terhadap kerusakan dan kehilangan yang
mungkin timbul selama barang dibawah pengawasan carrier.

Persaratan bagi FF yang akan melaksanakan konsilidasi


1, Persaratan Penting
a. CFS yang lengkap ( pergudangan dan peralatan handling container
maupun muatan dipelabuhan muat/bongkar
b. Harus punya parner diluar negeri atau agen yang bertindak atas namanya
sebagai break bulk di pelabuhan-pelabuhan tujuan
c. Mempunyai pengetahuan, profesional, dan modal cukup
d. Mempunyai staf dan tenaga yang menguasai dan berpengalaman dalam
pengepakan dan penyimpanan, pemuatan ( stuffing ) agar broken
stowage kecil
e. Mempunyai kontrak jangka panjang dengan carrier untuk memperoleh
jaminan slot dikapal dengan freight yang telah disetujui.

44
FF yang melaksanakan groupage atau sebagai consilidator menerbitkan
House B/L kepada masing masing shipper dan disatukan menjadi FCL
untuk memperoleh freight FCL. Kemudian dokumen MTO ( multi transport
operation ) diterbitkan atas nama FF dan masing-masing muatan direalesed
oleh agent FF diluar negeri diserahkan kepada consginee sesuai masing
masing dengan menunjukkan House BL
2. Booking ruang kapal/Space
setelah menerima muatan dari shipper ,MTO akan menyediakan ruang
kapal sesuai dengan jenis angkutan yang berbeda /sesuai ,melalui sub
contractor untuk diangkut sampai tujuan akhir
3. Setelah barang diserahkan ke CY maka MTO bertanggung mengenai
keamanan sampai diserahkan ke cosignee, operator agen yang mengawasi
pemuatan atau pembongkaran barang dari setiap jenis moda transportn

45
Keuntungan Consolidator
1. Eksportir dan importir
Eksportir dan shipper memperoleh rate yang rendah dibandingkan biasanya
menggunakan shipping line
2. Shipper cukup menghubungi freight forwarder yang melaksanakan
consolidasi ke daerah tujuan dan tidak perlu menghubungi beberapa
shipping line
3. Consolidator melaksanakan angkutan door to door yang umumnya tidak
dapat dilakukan oleh shipping line
B. Keuntungan bagi Carrier
1. Tidak perlu melayani party kecil sehingga penghematan administrasi
2. Kapasitas angkut kapal lebih intensif karena consolidator menawarkan
FCL
3. Penghematan biaya dari seharusnya LCL menjadi FCL
4. Terbebas dari pembayaran freight masing-masing shipper karena sudah
ditanggung oleh freight forwarder

46
Stuffing container pada Container

freight station satu container terdiri

dari pemilik muatan lebih dari satu

orang dan jenis muatan yang

berbeda-beda.( general cargo )

Setelah stuffing selesai maka

pemadatan muatan dalam

container harus tersusun rapi untuk

memudahkan lift on dan lift off pada


cy

47
Peranan freight forwarding di pelabuhan muat
Pada pelabuhan muat sebelum kedatangan kapal freight forwarding bertindak
atas nama shipper atau eksportir melakukan persiapan administrasi maupun
operasional sbb : 1. . Mencari muatan ( marketing ) dengan menghubungi
eksportir / shipper
2. Penerbitan Shipping instruction oleh eksportir / shipper
sesuai muatan yang akan di angkut, sebagai dasar
pembuatan dokumen muatan
3. Booking space kapal ke perusahaan pelayaran sesuai
tujuan muatan dan ketersiaan rute kapal
4. Penerbitan delivery order ( DO ) empty container oleh
pelayaran sebagai dasar pelaksaan stuffing di gudang
eksportir
5. Freight forwarding menerbitkan HBL ( House Bill of
Lading ) diserahkan kepada eksportir sebagai tanda
terima barang
6. Setelah pemuatan master menerbitkan Master Bill of
Lading sebagai tanda terima mautan di kapal

48
Freight forwarding sebagai perwakilan eksportir/shipper dipelabuhan muat
berkewajiban melakukan pelayanan pengurusan muatan dan dokumen mulai
dari gudang sampai muatan termuat di kapal. Adapun persiapan dan
pengurusan tersebut meliputi : a. Pengurusan pemuatan ke kapal dengan
menunjuk PBM sebagai perusahaan
pelaksana bongkar/muat di pelabuhan
b. Pengurusan PEB ke Kantor Bea dan Cukai
c. Pengurusan pengiriman barang/container dari
gudang eksportir ke penumpukan pelabuhan
d. Pengurusan COO ( Certificate of Origin )
sertificate asal barang yang diterbitkan oleh
Kementerian Perdagangan atau Kadin
( kamar dagang Indonesia )
e. Dokumen lainnya sesuai kewenangan
Instansi terakit

49
PERTEMUAN KE 5
UJIAN TENGAN SEMESTER

50
Pertemuan ke 6
Logistik adalah suatu proses yang strategis
didalam mengendalikan pengadaan, pergerakan
dan penyimpanan bahan baku, suku cadang
dan inventori barang jadi, termasuk arus
informasi, melalui organisasi dan komponen
pemasaran, sedemikian rupa agar keuntungan
sekarang dan akan datang dapat dimaksimalkan
secara efisien dan efektif sesuai permintaan
pelanggan

(Maritim Christopher, 1996, Logistics and Supply Chain


Management, London, Prentice Hall)
51
DEFINISI
1. 1998: UNESCAP mendefinisikan logistik adalah bagian dari proses mata
rantai penawaran yang mencakup perencanaan, pelaksanaan dan
pengemdalian secara efisien dan efektif dari arus pengadaan dan
penyimpanan, jasa-jasa dan informasi yang diperluakan, dari titik asal bahan
baku sampai dengan titik barang dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan

2. 2004: The Coalition of Service Industries (CSI) mendefinisikan logistik


sebagai sebuah proses perencanaan, pelaksanaan, pengurusan,
pengendalian arus barang dan penyediaan barang, jasa dan informasi yang
terkait dari titik asal barang diproduksi sampai titik tujuan konsumen

3. WIKIPEDIA mendefinisikan logistik merupakan ilmu dan seni yang mengatur


dan mengontrol arus barang melalui darat, laut, udara, dan juga informasi,
serta sumber daya lainnya, seperti produk jasa dan manusia, dari sumber
produksi ke pasar yang mencakup integrasi informasi, transportasi, inventori,
pergudangan dan pengepakan

52
TUJUAN LOGISTIK

Adalah menyampaikan barang jadi dan


bermacam-macam material dalam jumlah yang
tepat, pada waktu yang dibutuhkan, dalam
keadaan yang dapat dipakai, ke lokasi yang
membutuhkan, dan dengan biaya yang
terendah. Melalui proses logistik, material
mengalir ke kompleks manufakturing yang
sangat luas dan suatu lingkungan industri dan
produk-produk di distribusikan melalui saluran-
saluran distribusi untuk konsumsi
53
Beberapa Indikator Logistik Nasional

South Korea Logistics Cost = 16.3% of GDP


= 12.5% of Sales

Japan Logistics Cost = 10.6% of GDP


= 5.9% of Sales

USA Logistics Cost = 10.1% of GDP


= 9.4% of Sales

Indonesia Logistics Cost = ??? (estimasi 20-30%)

54
Kondisi Logistik di Indonesia saat ini
1. Belum ada keterpaduan antara produsen, penyedia jasa logistik
dan pengguna, sehingga harga jual yang dibayar konsumen dan
industri tidak dapat dikendali.
2. Ditambah lagi dengan banyaknya birokrasi yang harus dilalui,
dengan pungutan biaya yang berbeda-beda.
3. Sebagian besar dari perusahaan nasional hanya sebagai agen
MNC, itupun kegiatannya segmental, seperti PBM, PPJK, JPT, dll
4. Konsep Logistik Terpadu Nasional baru merupakan wacana
5. Perusahaan Nasional hanya siap kurang lebih 10%, sisanya
sarana, prasarana, modal dan SDM tidak siap.
6. Perusahaan Multinasional siap dari semua sisi : sarana, prasarana,
modal, jaringan, IT dan SDM
7. Indeks kinerja Logistik Indonesia belum kompetitif, berada pada
urutan 53 dari 1 sd 150 negara di dunia.

55
LANGKAH JANGKA PANJANG
1. Menyiapkan payung hukum untuk pedoman dan aturan main tentang
Logistik dan jasa Logistik yang dinotiofikasi ke Lembaga Internasional di
tingkat ASEAN, APEC dan WTO.
2. Melengkapi sarana, prasarana dan jasa logistik, seperti
pelayaran,penerbangan, jalan, pelabuhan, bandara, dll.
3. Menyiapkan Master Plan Logistik Nasional Terpadu.
4. Pemerintah menjadi fasilitator, integrator sekaligus regulator dari para
pemangku kepentingan logistik dan jasa logistik.
5. Menciptakan lembaga khusus (National Logistics Incorperated) yang diberi
kewenangan untuk perijinan, pembinaan, investasi dan pengendalian
logistik dan jasa logistik.
6. Asosiasi pelaku LSP membentuk Federasi Logistik Nasional, dan
membangun konsorsium bisnis logistik yang berdaya saing global.
7. Pengembangan SDM berupa pelatihan bersertifikasi kompetensi
berstandar Internasional sesuai dengan program AEC, APEC dan WTO
8. Membentuk lembaga Research and Development untuk antisipasi
karakteristik pergerakan bisnis logistik nasional dan global.
56
LCL & FCL EXPORT

Shipper

Box Truck Co Customs CFS Warehouse Trucking Co Port


Authority
Shipper

Cargo Delivery Warehouse Opr Container Haulage

Freight Forwarder / Consolidator


Shipper
Shipping Line

57
LCL & FCL
IMPORT

Port trucker CFS Warehouse/ Customs Box Truck Co


Warehouse Operator
Consignee

Overbrengen Warehouse Operation Cargo Delivery

Forwarding

Shipping Line

58
DISTRIBUTION CENTER / FREE ZONE

Factory

Port Customs Trucking DC Retailers


Authority

Buyer
Freight Forwarding / Logistic Co

59
EMPLOYEE :
CY HANDLING 1. AO : - TAUFIK AFANDI
- FERDINAND
- LEIDEN NALOBY HAKIM

2. Checker : - JULIADI

TRUCKER CO PORT
FACTORY TRUCKER CO TPS MKT
AUTHORITY

DELIVERY CONT FULL OPERATION TPS CONTAINER HOULAGE

60
KESIMPULAN
• Barang, pengadaan barang, penyimpanan barang, adalah penting untuk
memenuhi hajat hidup masyarakat banyak. Proses Logistik dan Distribusi dalam
mata rantai pasokan juga penting untuk meningkatkan daya saing industri dan
daya saing nasional, sekaligus efisiensi biaya dan waktu.

• Praktek logistik, sistem logistik dan bisnis logistik berkembang sangat pesat
mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan selera konsumen, oleh
karena itu perlu diantisiapasi secara cermat, terencana dan terpadu.

• Perlu disusun suatu Roadmap atau Master Plan National Logistics yang
mencakup Visi, Misi, Strategi dan Program Jangka panjang, agar tidak ketinggalan
dari negara-negara ASEAN lainnya.

• Untuk itu perlu dipersiapkan payung hukum yang solid sebagai pedoman
peraturan perundangan, berikut institusi tertentu sebagai motor penggerak.

• Bersamaan dengan program diatas perlu dicetak tenaga-tenaga profesional


melalui institusi Diklat berkompetensi bidang ini dan sesuai standard tarining
mannual international.

• Tidak kurang pentingnya adalah mendayagunakan lembaga Reseach and


Development yang dapat mendeteksi karakteristik kecenderungan global.
61
ANGKUTAN GABUNGAN

PERTEMUAN KE 7
HUBUNGAN FREIGHT FORWARDERS DENGAN PIHAK KE TIGA.

Dalam dunia transportasi angkutan barang dikenal istilah multimoda transportasi


yaitu transportasi yang melibatkan lebih dari satu Jenis moda angkutan. Apakah
transportasi itu terjadi dalam satu negara saja atau lebih dari satu negara.
Pada umumnya freight forwarders menggunakan pihak ketiga :
Pihak pengangkut.
- Operator angkutan darat.
- Jasa kereta api
- Pemilik kapal
- Angkutan udara
- Kantor pos
- Angkutan gabungan (combined transport)
Sebagai contoh multimoda transport
Minibridge :
Pengangkutan petikemas dengan though Bill of lading dari negara pengekspor
lewat laut, diteruskan ke negara tujuan lewat kerata api.
Landbridge:
Pengangkutan petikemas dari negara peng-ekspor ke negara transit lewat laut
dan di negara transit lewat daratan diteruskan ke negara peng-impor lewat laut
lagi.
62
1. PENGAKUTAN GABUNGAN.

Seorang eksportir dalam pengangkutan barang harus mengadakan suatu


kontrak angkutan dengan salah satu perusahaan angkutan. Bila suatu
barang perlu aneka alat angkut sebelummencapai tujuan
(distination/discharging point) secara tradisionil diperlukan kontrak tersendiri
untuk masing-masing jenis alat angkut yang akan dipakai. Misalnya teh dari
pemantang siatar akan di ekspor ke jepang, mungkin akan diangkut dari
pemantang siantar ke pelabuhan belawan dengan menggunakan jasa
kereta api. Kemudian di belawan di kapalkan ke jepang. Dalam hal ini
dibutuh 2 (dua) kontrak, yang pertama dengan pihak pjka dan yang kedua
dengan salah satu maskapai pelayaran.

Seiring dengan perkembangan pemakaian petikemas dalam perdagangan


internasional, para pelaksana pengangkutan (transport operator)
meningkatkan pula beberapa alat angkut / aneka wahana (multimoda of
transport) dalam mengangkut barang dari pintu ke pintu (door to door
service). Dengan sendirinya para pelaksana tsb. Telah bertindak sebagai
pelaksana angkutan gabungan (combined transport operator) yang
bertanggung jawab atas keseluruhan jenis alat angkutan.

63
• Dalam mengeluarkan maupun memuat barang ke kapal. Baik pengirim.
Eksportir dan importir sering mengunakan jasa dari emkl atau freight
forwarding. Kedua badan ini khusus bergerak dalam ekspedisi barang. Baik
melalui laut atau udara. Cabang perusahaan pelayaran dalam lalu lintas
barang sering berhubungan dengan mereka.

• Emkl mendapat kuasa secara tertulis dari pemilik barang dari pemilik untuk
mengurus barangnya. Di pelabuhan muat dan pelabuhan bongkar, emkl
membantu pemilik barang membukukan muatan pada agen pelayaran,
mengurus dokumen di bea & cukai dan instansi terkait lainnya dan
membawa barang dari gudang pemilik ke gudang pelabuhan di pelabuhan
muat dan di pelabuhan bongkar ke gudang pemilik / penerima barang.

• Jika emkl bertindak memberi pelayanan sebagai perusahaan jasa


pengurusan barang di pelabuhan muat dan pelabuhan bongkar saja maka
freight forwarder memberikan pelayanan jasa pengurusan muatan untuk
seluruh kegiatan yang diperlukan pemilik barang dengan menggunakan
multimoda transportasi baik laut, darat, kereta api dan udara.

64
2. DOKUMEN ANGKUTAN GABUNGAN.

Peraturan mengenai angkutan-gabungan ini dan dokumen angkutan


gabungan dituangkan dalam brosur no. 298 icc dengan judul “uniform rules
for a combined transport document” yang dimaksud dengan angkutan
gabungan adalah :

“pengangkut barang dengan sekurang-kurangnya dua alat angkut yang


berbeda, dari satu tempat dimana barang diambil yang terletak dalam satu
negara ke satu tempat yang ditentukan untuk penyerahan barang tersebut
di negara lain”

Pelaksana pengangkutan gabungan harus ijin pemerintah setempat dan


dapat mengeluarkan dokumen pengangkutan gabungan, yg maksudnya :
“suatu dokumen yang membuktikan adanya kontrak untuk melaksanakan
dan/atau mempersiapkan pelaksanaan barang secara gabungan yang
dihalam mukanya tercantum suatu judul : negotiable combined transport
document issued subject to uniform rules for a combined transport
document (icc –publication no. 298) atau dengan judul :

non negotiable combined transport document isuued subject to uniform


rules for a combined transport document (icc-publication no. 298).

65
KETENTUAN PABEAN
TENTANG PENGANGKUTAN BARANG EKSPOR

 Pemuatan barang ekspor ke atas sarana pengangkutan dan ekspor saluran


pipa atau jaringan transmisi dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari
pejabat bea & cukai.

 Pengangkut yg sarana pengangkutnya meninggalkan kawasan pabean, wajib


memberi tahukan barang yg diangkut dg menggunakan pemberitahuan
pabean berupa outward manifest ke kantor pabean, paling lambat 3 hari kerja
sejak keberangkatan sarana tsb.

 Outward manifest adalah daftar muatan barang ekspor yg diangkut oleh


sarana pengangkut dari pelabuhan asal / transit keluar daerah pean.

 Barang yg tlh didaftarkan dalam P.E.B jika dibatalkan hrs dilaporkan ke kantor
bc paling lambat 3 hari kerja sejak keberangkatan alat pengangkut,

 Kawasan pabean adalah kawasan dg batas2 tertentu dipelabuhan laut,


bandara atau tempat lain yg ditetapkan utk lalu lintas barang sepenuhnya
berada dibawah pengawasan direktorat bea & cukai

66
3 Manfaat Peti Kemas
a. Mafaat bagi Pemilik barang :
1.Perlindungan muatan dari kerusakan, pencurian, dan kontaminasi.
2.Menghemat biaya pengepakan/pembungkusan.
3.Biaya rendah karena transit-timenya lebih kecil.
4.Pengurangan dalam inland transpor dan biaya handling.
5.Fasilitas door to door service dengan waktu yang lebih cepat.

b.Manfaat bagi Perusahaan pelayaran


1. Pengurangan port time yang mengakibatkan turn of run yang cepat.
2. Kapasitas utilization nya menjadi lebih besar.
3. Transshipment lebih cepat dan aman.
4. Pengurangan resiko claim.
 
c. Manfaat bagi Freight Forwarding
1 Konsolidasi
2.Door to door service
3. Distribution service 67
4. Status Peti Kemas / Container
Dalam pengangkutan peti kemas/container baik didalam negeri maupun antar
Negara, peti kemas/container mempunyai status:

a. Full Container Load (FCL), ciri-cirinya :


• Berisi muatan dari satu shipper dan dikirim untuk satu consignee.
• Peti kemas diisi (stuffing) oleh shipper dan dipelabuhan muat diserahkan
dicontainer yard (CY).

• Consignee menerima peti kemas isi di CY kemudian membawanya kegudang


untuk di stripping.

• Perusahaan pelayaran (carrier) tidak bertanggung jawab atas kerusakan dan


kehilangan barang yang ada dalam peti kemas/container.

b. Less Than Contaner Load (LCL) ciri-cirinya:


• Peti kemas / container diisi muatan dari beberapa shipper dan ditunjukan untuk
beberapa consignee.

• Dipelabuhan bongkar peti kemas diangsur ke container Freight Station (CFS),


selanjutnya muatan di stripping lalu ditimbun di CFS.

• Muatan diterima oleh consignee dari container Freight station (CFS).

• Carrier bertanggung jawab atas kerusakan dan kehilangan barang yang diangkut
dalam peti kemas. 68
PERTEMUAN KE 8 & 9

PENGERTIAN TRANSPORTASI LAUT.


ADALAH ANGKUTAN BARANG, HEWAN, ORANG DG MENGGUNAKAN ARMADA (KAPAL) MELALUI
PERAIRAN LAUT.
TRANSPORTASI LAUT BUKANLAH SISTEM YG BERDIRI SENDIRI, TAPI MERUPAKAN MATA
RANTAI DARI MODA TRANSAPORTASI LAIN. PERAN TRANSPORTASI LAUT TERGANTUNG
DARI KONDISI GEOGRAFIS SERTA POLA PERDAGANGAN WILAYAH / NEGARA.

A. SISTEM 1. SISTEM
SISTEM ANGKUTAN LAUT KEPELABUHANAN
TRANSPORTASI LAUT 2. SISTEM KESPEL
B. SISTEM PENUNJANG 3. SISTEM DOK /
ANGKUTAN LAUT PERBAIKAN
4. SISTEM TENAGA KERJA

- PELAY DLM NEGERI :


PRINSIP CABOTAGE,ARTINYA MUATAN DLM NEG DILAKS
OLEH KPL2 BEND INDON DAN PELAUT INDON
RLS : PELLOK, PELRA, PERINTIS. ANGKUTAN PELNI

- PELY LN.
POLA
DIATUR DLM CONFRENS :
ANGKUTAN LAUT 1. INDON – EROPAH
2. INDON – JEPANG
3. INDON – USA / CANADA (RATE AGREMEN)
4. INDON – AUSTRALIA
5. INDON - TIMTENG
1. KAPAL
* JENIS, KECEPATAN, BESAR SARANA OPERASI
* POLUSI B/M BARANG &
* CREW
* SHIPS OPERATION
T/N PENUMPANG
* DOKUMEN & KESPEL

2. PELABUHAN.
LINGKUP * PEMECAH GELOMBANG TITIK TERMINAL
TRANSPORT & GERBANGNYA TRANSPORTASI
AWAL & AKHIR
LAUT * KANAL & RAMBU NAVIGASI LAUT AMAN,
* YARD / MARSHALING YARD PELAYARAN KPL MURAH
* DERMAGA & FAS B/M EFFEKTIV
* MANAGEMEN &
EFISIEN

RAMBU2 NAVIGASI
3. KENAVIGASIAN
& TELKOMPEL

T / N ARUS PERDAG
4. DAMPAK PERDAGANGAN AKAN T / N
DEMAND JASA ANGLA

70
JIKA MAKIN TINGGI
PRODUKTIVITAS TARIF :
KPL MEMENUHI  PEMILIK BRG INGIN TARIF ANGLA
JASA ANGLA RENDAH AGAR BRG BISA LEBIH BERSAING
DEMAND ANGLA,
BAGI PERUSH AKAN MAKIN BAIK
PELAYARAN PERKEMBANGAN  CARRIER INGIN TARIF TINGGI AGAR
USAHA PELAYARAN BISA MENUTUPI BIAYA OPS

HARUS ADA
HAL-HAL YG DPT MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KAPAL : KESEPAKATAN TARIF
UTK SALING
1. MANAGEMEN MENGUNTUNGKAN
2. KECEPATAN KPL, KONDISI KPL
3. FASILITAS PELABUHAN
4. IDLE TIME
5. DOCK
6. KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN ORGANISASI PELAYARAN
7. PERSAINGAN DG KPL ASING DLM SISTEM PELAYARAN L.N
8. MUATAN YANG TERSEDIA

71
1. PELAYARAN ADALAH SATU KESATUAN SISTEM TERDIRI ATAS ANGKT
PERAIRAN, KEPELAB, KESPEL, KEAMANAN & PERLIND MARITIM

2. PERAIRAN INDON ADALAH LAUT TERITORIAL INDON & PERAIRAN


KEPULAUAN DAN PERAIRAN PEDALAMAN

3. ANGKT DI PERAIRAN ADALAH KEGIATAN MENGANGANGKUT DAN/ATAU


MEMINDAHKAN PENUMPANG DAN/ATAU BARANG DG MENGGUNAKAN
KPL.

4. ANGLA KHUSUS ADALAH KEGIATAN ANGKUTAN UTK


UU KEPENTINGAN USAHA SENDIRI DLM MENUNJANG USAHA POKOK.

PELAYARAN 5. ANGLA PELRA ADALAH USAHA RAKYAT YG BERSIFAT TRADISIONAL


NO.17 / 2008 DAN MEMPUNYA KARAKTERISTIK TERSENDIRI UTK MELAKS ANGKT
DIPERAIRAN DG MENGGUNAKAN KPL LAYAR, KPL LAYAR MOTOR,
PASAL-1 DAN/ATAU KPL MOTOR SEDERHANA BEND IND DG UKURAN TERTENTU.

6. TRAYEK ADALAH RUTE ATAU LINTASAN PELAYANAN ANGKT


DARI SATU PELAB KE PELAB LAINNYA.

7. AGEN UMUM ADALAH PERUS ANGLA NAS YG KHUSUS DIDIRIKAN UTK


MELAK USAHA KE AGENAN KPL, YG DITUNJUK OLEH PERUSH ANGLA
ASING UTK MENGURUS KEPENTINGAN KPLNYA SELAMA BERADA DI
IND.

8. PELY PERINTIS ADALAH PELY ANGKT DI PERAIRAN PD TRAYEK2


DITETAP PEMERINTAH UTK MELAY DAERAH/ATAU WIL YG BLM / TDK
TERLAY ANGKT PERAIRAN KRN MEMBERIKAN MANFAAT KOMERSIL
72
A. ANGLA DN
JENIS ANGLA B. ANGLA LN
(UU PELY NO 17/2008) C. ANGLA KHUSUS
D. ANGLA PELRA

ANGLA DN
1. DILAKUKAN OLEH PERSH ANGLA NAS DG KPL BEND IND & ABK INDON
2. KPL ASING DILARANG ANGKUT PENUMP & BRG A.P. DI WIL PERAIRAN INDON
3. ANGLA DN DISUSUN DAN DILAKS TERPADU, BAIK INTRA-MAUPUN ANTAR
MODA YG MERUPAKAN SATU KESATUAN SISTRANAS
4. TRAYEK DITETAPKAN : TERATUR (LINER), TRAYEK TDK TETAP/TDK TERATUR (TRAMP

ANGLA LN.
1. DILAKUKAN OLEH PERUSH ANGLA NAS ATAU PERUSH ASING DG KPL INDON / KPL AS
2. PERSH ANGLA NAS HRS MEMPEROLEH PANGSA PASAR YG WAJAR SESUAI UU.
3. ANGLA LINTAS BATAS DPT DILAKUKAN DG TRAYEK TETAP / TDK TETAP.
4. PERSH ANGLA ASING HANYA DPT MELAKUKAN KEGIATAN ANGLA DARI PELAB INDON
TERBUKA BG PERDAG LN & WAJIB MENUNJUK PERHS NAS SBG AGEN.
5. PERSH ANGLA ASING MELAKS KEGIATAN ANGLA KE/DARI PELAB INDON YG TERBUKA
UTK PERDAG LN SECARA BERKESENAMBUNGAN DAN MENUNJUK PERWAKL DI INDON

73
PELABUHAN
DAN
KEPELABUHANAN.

1)PELABUHAN.
MENURUT UU PELAYARAN NO. 17 TAHUN 2008, PELABUHAN ADALAH TEMPAT
YANG TERDIRI ATAS DARATAN DAN/ATAU PERAIRAN DENGAN BATAS-
BATAS TERTENTU SEBAGAI TEMPAT KEGIATAN PEMERINTAH DAN KEGIATAN
PENGUSAHAAN YANG DIUPERGUNAKAN SEBAGAI TEMPAT KAPAL SANDAR, NAIK
TURUN PENUMPANG, DAN/ATAU BONGKAR MUAT BARANG, BERUPA TERMINAL
DAN TEMPAT BERLABUH KAPAL YANG DILENGKAPI DENGAN FASILITAS
KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN DAN KEGIATAN PENUNJANG
PELABUHAN SERTA SEBAGAI TEMPAT PERPINDAHAN INTRA DAN ANTARMODA
TRANSPORTASI (PSL-1 AYAT 16)

2) KEPELABUHANAN.

KEPELABUHANAN ADALAH SESUATU YANG BERKAITAN DENGAN


PELAKSANAAN FUNGSI PELABUHAN UNTUK MENUNJANG KELANCARAN,
KEAMANAN DAN KETERTIBAN ARUS LALU LINTAS KAPAL, PENUMPANG,
BARANG, KESELAMATAN DAN KEAMANAN BERLAYAR, TEMPAT
PERPINDAHAN I INTRA ATAU ANTARMODA UNTUK MENDORONG
PERTUMBUHAN
PEREKONOMIAN NASIONAL DAN DAERAH DENGAN TETAP TATA RUANG
WILAYAH (PSL-1,AYAT 14)
74
3. OTORITAS DAN BADAN USAHA PELABUHAN.

Otoritas pelabuhan (port authorty) adalah lembaga di pelabuhan sebagai otoritas


yang melaksanakan fungsi pengaturan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan
kepelabuhanan yang diusahakan secara komersial.

Syahbandar, adalah pejabat pemerintah di pelabuhan yang diangkat oleh


menteri dan memiliki kewenangan yang tinggi untuk menjalankan dan melakukan
pengawasan terhadap dipenuhinya ketentuan peraturan perundang-undangan
untuk menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran. (Psl-1,ayat 56).

Perlindungan lingkungan maritim adalah setiap upaya untuk mencegah dan


menanggunglangi pencemaran lingkungan perairan yang bersumber dari
kegiatan dengan pelayaran. (Psl-1, ayat 57)

Unit penyelenggara pelabuhan adalah lembaga pemerintah di pelabuhan sebagai


yang melaksanakan fungsi pengaturan, pengendalian, pengawasan kegiatan
kepelabuhanan, pemberian jasa kepelabuhanan untuk pelabuhan yang belum
diusahakan secara komekomersial. (Psl-1,ayat 27)

Badan usaha pelabuhan adalah badan usaha yang kegiatan usahanya khusus di
bidang pengusahaan terminal dan Fasilitas pelabuhan lainnya. (Psl-21, ayat 28)
75
Fungsi pelabuhan
Pelabuhan berfungsi sebagai : 1. Gateway port yaitu pelabuhan berfungsi
sebagai pintu gerbang keluar masuk barang
import atau eksport
2. Collector port adalah pelabuhan sebagai
pengumpul barang yang akan diangkut
3. Trunk port adalah pelabuhan berfungsi
sebagai penghasil komoditas yang
menunjang angkutan laut ke pelabuhan
pengumpul
Pengoperasian Pelabuhan :
Pengoperasian pelabuhan oleh penyelenggara pelabuhan dilakukan setelah
memperoleh izin. Izin dimaksud diajukan oleh penyelenggara pelabuhan
kepada :
1. Menteri untuk pelabuhan Utama dan pengumpul
2. Gubernur untu pelabuhan penumpan rejional
3. Bupati/Walikota untuk pelabuhan pengumpanlokal serta pelabuhan sungai
dan danau.

76
Pengajuan izin pengoperasian harus memenuhi persaratan :
a. Pembangunan pelabuhan dan terminal sesuai izin pemabungan
pelabuhan
b. Keselamatan dan keamanan pelayaran
c. Tersedia fasilitas untuk menjamin kelancaran arue penumpang
dan barang
d. Memiliki sistem pengelolaan lingkungan
e. Tersedia pelaksana kegiatan pelabuhan
f. Memilik sistem dan prosedur pelayanan
g. Tersedia sumber daya manusia dibidang teknis pengoperasian
pelabuhan yang memiliki kualifikasi dan kompetensi yang
dibuktikan dengan sertifikat

77
Peningkatan status pelabuhan dari general cargo ke pelayanan peti
kemas dan atau angkutan curah cair curah kering dapat dingan
persaratan :
1. Memiliki sistem dan prosedur pelayanan
2. Memiliki sumber daya manusia dengan jumlah dan kwalitas yang
memadai
3. Kesiapan fasilitas tambat
4. Tersedia peralatan pelayanan bongkar/muat peti kemas
5. Lapangan penumpumkan ( container yard ) dan gudang Container
freigth station sesuai kebutuhan
6. Keandalan sistem informasi menggunakan jaringan informasi on line
7. Volume cargo yang memadai

78
Terminal khusus dan terminal untuk kepentingan sendiri
Dalam rangka menunjang kegiatan tertentu di luar daerah lingkungan kerja dan
daerah lingkungan kepentingan pelabuhan laut serta pelabuhan sungai dan
danau dapat dinagun terminal khusus untuk kepentingan sendiri guna
menunjang kegiatan usaha pokok
Terminal khusus
a. Ditetapkan menjadi bagian dari pelabuhan terdekat
b. Wajib memiliki daerah lingkungan kerja dan daerah lingkungan kepentingan
tertentu
c. Ditempatkan instansi Pemerintah yang melaksanakan fungsi keselamatan
dan kemanan pelayaran serta instansi yang melaksanakan fungsi
pemerintahan sesuai dengan kebutuhan

Terminal khusus dapat dibagun apabila


- Pelabuhan terdekat tidak dapat menampung kegiatan pokok Intansi
Pemerintah atau badan usaha
- Berdasarkan pertimbangan ekonomis dan teknis operasional akan lebih
efektif dan efesien serta lebih menjamin keselamatan dan kemanan pelayaran

79
Pengelola terminal khusus wajib memiliki : - Lapangan penumpukan
- Tempat kegiatan bongkar/muat
- Alur pelayaran dan pelintasan
kapal
- Olah gerak kapal
- Keperluan darurat
- Tempat labuh kapal
Pengelola terminal khusus wajib menyediakan sarana bantu navigasi
pelayaran, kolam pelabuhan, alur pelayaran, fasilitas tambat dan fasilitas
pelabuhan lainnya serta fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan pemerintahan
di terminal khusus.
Pelabuhan dan terminal khusus terbuka bagi perdagangan luar negeri atas
pertimbangan
a. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi nasional
b. Kepentingan perdagangan internasional
c. Pengembangan kepentingan angkutan laut nasional
d. Posisi geografis yang terletak pada lintasan pelayaran internasional

80
e. Tatanan kepelabuhanan Nasional yang diujudkan dalam rencana induk
pelabuhan nasional
f. Fasilitasn pelabuhan
g. Keamanan dan kedaulatan negara
h. Kepentingan nasional lainnya

Faktor yang mempengaruhi pengelolaan pelabuhan


1. Globalisasi :
Aktivitas perekonomian meningkat berdampak pada peningkatan perdagangan
internasional
2. Konsolidasi industri semakin pesat :
Sektor pelabuhan dan perkapalan semakin terkonsentrasi opada merger dan
akuisi.
3. Skala kapal dan arus lalu lintas pelayaran akan meningkat :
Peningkatan kunjunangan kapal maka mengharuskan pengelola pelabuhan
untuk memperhatikan tingkat kedalaman perairan pelabuhan
4. Meningkatnya regulasi internasional : semakin banyak aturan IMO
( international maritime organization ) berdampak kurangnya aturan suatu
negara dalam pengelolaan pelabuhan
81
5. Meningkatnya tuntutan keaman
Tuntutan keamanan terhadap ancaman teroris dan penyakit menular
Keamanan pelabuhan menjadi faktor utama dalam penentuan lokasi bisnis
dalam kegiatan investasi
6. Semakin terbatasnya lahan
dengan meningkatnya arus perdagangan dunia akan meningkatkan
permintaan akan lokasi industri. Pertumbuhan lalu lintas pelayaran beserta
infrastruktur pendukunya juga akan meningkat permintaan akan lahan
7. Kualitas ekonomi dan tenaga kerja regional
daya saing suatu pelabuhan ditentukan oleh perkembangan ekonom
reginonal. Semakin tinggi perkembangan ekonomi maka akan semakin
pesat perkembangan perdagangan. Kesediaan tenaga kerja dan fasilitas
pelatihan menjadi faktorm utama dalam menentukan perkembangan suatu
bisnis

82
UNSUR TERKAIT

Regulator:
1. Kantor ksop / kakanpel (kesyahbandaran, kelaiklautan kapal,
lalu lintas angkutan laut & kepelabuhanan dan kplp)
2. Kantor bea & cukai.
3. Kantor kesehatan pelabuhan
4. Kantor imigrasi
5. Balai karantina tumbuhan
6. Balai karantina hewan
7. Balai karantina ikan
8. Dinas kehutanan
9. Kesatuan polisi pengamanan pelab. (Kppp)
10.Operator.
1. Pt. (Persero) pelabuhan indonesia.
2. Perusahaan bongkar muat (pbm)
3. Tenaga kerja bongkar muat (tkbm)
Port user
Pengguna jasa pelabuhan, perusahaan-perusahaan
Dan perorangan

83
KESELAMATAN DASAR HUKUM :
PELAYARAN 1.UU PELAYARAN NO. 17 TGL.7 MEI 2008
2.REDEN REGLEMEN 1925

1. Setiap kpl masuk pelab dan berada di pelab wajib patuh peraturan2
utk jaga tertib lancar lalin kpl di pelab diawasi oleh syahb.

2. Setiap kpl isi warta kpl dan serahkan ke syahb.

3. Setiap kpl masuk pelab menyerahkan dokumen ke syahb.

4. Setiap kpl yg berlayar hrs ada spb dari syahb


.
5. Nakhoda pemimpin di kpl wajib memastikan kplnya tlh memenuhi
kelaiklautan

6. Nakhoda berhak menolak berlayar jika mengetahui kplnya tdk


Memenuhi syarat utk berlayar.

7. Pemilik, operator, agen angla yg angkut brg berbahaya wajib


beritahu inst berwenang sebelum kplnya tiba di pelab. 84
PROFIL KESELAMATAN
NASIONAL

Terdapat perbedaan antara laporan


media dan laporan resmi pemerintah,
data manifest yang diragukan, dan
klasifikasi kecelakaan yang tidak jelas

85
KEBUTUHAN INTERVENSI PEMERINTAH
• Tujuan kebijakan transportasi:
– SEE (Safety, Efficiency dan Equity)
• Makna keselamatan dari perspektif
kebijakan publik:
– Produktifitas nasional
– Kecelakaan atau tabrakan (Accident or
Crash)
• Aspek kegawat-daruratan dalam
penanganan kecelakaan
– First golden hour
– Emerging concern: HIV/AIDS dan
penanganan kegawatdaruratan kecelakaan
lalulintas (kasus: Thailand)
• Peran negara:
– Passive safety
– Active safety

86
PEERTEMUAN KE 10
PERANAN LOGISTIK SERVICE DAN MULTIMODA TRANSPORT

Logistik yang semula diartikan sebagai penyaluran barang atau peralatan


perang dalam mendukung operasi kemiliteran mengalami perkembangan, sehingga
dibidang non militerpun istilah dan aktivitas logistik digunakan sebagai pemindahan
bahan ( material ) dan atau barang jadi dari produsen ke konsumen. Dalam
perkembangannya saat ini logistik terjadi perubahan pengertian dari pemahaman
logistik sebagai penyalur barang kebutuhan militer menjadi logistik yang meliputi
aktivitas dari hulu sampai ke hilir.
bahkan pemahaman logistik berlanjut menjadi supply chain yaitu jaringan kerja (
network ) yang terdiri dari serangkaian fasilitas dan distribusi, pengadaan material,
proses pengolahan matrial menjadi barang setengah jadi dan produk akhir serta
Pengalokasian kepada konsumen . Logistik diartikan juga sebagai aliran produk dari
produsen ke konsumen melalui berbagai mata rantai diantaranya :
- Angkutan ( transportation )
- Pergudangan ( warehausing )
- Pengendalian stok
- Pasokan
Logistik merupakan proses pertambahan nilai dengan sistem penyediaan stok
barang /bahan, angkutan, pergudangan dan pengemasan terpadu dalam jaringan.
Menurut Frazelle
Logistik adalah rantai pasokan sebagai network fasilitas alat transpotasi dan
sistem informasi logistik terhubung antara pemasok dengan konsumen.
Berdasarkan definisi tersebut maka untuk lebih mudah memahami dapat
dijelaskan fasilitas jaringan logistik terdiri dari
Gudang ( werehause ) – pabrik ( factory ) – terminal – pelabuhan ( port )
-toko ( store ) – dan terakhir pelanggan ( costumer ). Seluruh aktivitas
pemindahan dan pengalokasian produk berlangsung dalam jaringan yang
tersedia.
Angkutan Terpadu ( Combined transport )
Sistem angkutan kombinasi atau sistem pengangkutan terpadu dalam dunia
transpotasi internasional dinamakan combined transport , through transport,
intermodal transport atau multimoda transport yang didefinikan dengan
setidak-tidaknya menggunakan 2 jenis alat alat angkut dari suatu tempat di
suatu negara ke tempat lain disuatu negara.
Sistem multimoda transport yang menggunakan minimal 2 alat angkut atau
lebih dengan penanggung jawab 1 operator dalam pengangkutan barang melintasi
suatu negara.
Angkutan Multimoda Transport
Dasar Hukum
KM. 15 tahun 2010 menyebutkan
1. Transportasi antar moda adalah

: Sebagai transportasi
penumpang dan atau barang
yang menggunakan lebih dari
satu moda transportasi dalam
satu perjalanan yang
berkesinambungan.
Transportasi antar moda lebih
menekankan pada upaya
pemaduan jaringan pelayanan
dan prasarana.
2. Transportasi Multimoda adalah Transportasi barang dengan dengan
menggunakan paling sedikit dua moda transportasi yang berbeda atas dasar
satu kontrak yang menggunakan dokumen transportasi multimoda dari satu
tempat barang diterima oleh operator transportasi multimoda kesuatu tempat
yang ditentukan untuk barang tersebut. Transportasi multimoda lebih
menekankan aspek pelayanan pengangkutan barang dan penumpang

89
Alat angkut yang terlibat dalam

Multimoda transport Multimoda

transpor menggunakan 2 moda

transpor yang berbeda :

1. yaitu gabungan angkutan darat

dan kapal laut

90
• .

2. Kegiatan mulimoda transpor


melibatkan angkutan jalan raya
dengan kereta api

3. Kegiatan multimoda transport


kereta api dengan kapal laut
Container ditumpuk pada CY
menunggu kapal

91
4. Penumpukan barang di gudang
cargo bandara multimoda transpor

angkutan jalan raya dengan


pesawat

Pemuatan cargo ke pesawat dalam alih sarana angkut


melalui bandara

92
Alat angkut yang terlibat dalam mulitimoda transport seperti :
- Angkutan jalan raya – pesawat udara
- Angkutan jalan raya – angkutan kereta api ( piggy back )
- Angkutan jalan raya – kapal laut ( fishy back )
- Angkutan kereta api – kapal laut ( sea train )
Angkutan multi moda tersebut mempunyai 4 unsur :
1. Menggunakan 2 jenis atau lebih alat angkut
2. Tanggung jawab berada pada satu operator
3. Menggunakan satu dokumen angkutan
4. Peralihan barang dari satu negara ke negara lain
Tujuan dari multimoda transport adalah untuk menciptakan suatu sitem
transportasi yang disebut dengan sistranas ( sistem tranpsportasi
nasional
Adapun tujuan sistranas adalah untuk :
a. Menciptakan keterpaduan antara moda angkutan darat yaitu
tracking dan kereta api dengan kapal laut
b. Menempatkan pelayaran dan terminal sesuai dengan kriteria dan
praktek yang berlaku didunia pelayaran global dalam
pengoperasian sisetm pengangkutan multimoda

94
Incoterm : International commercial term adalah kumpulan istilah yang
dibuat antara penjual dan pembeli dalam perdagangan internasional,
incoterm menjelaskan hak dan kewajiban pembeli dan penjual yang
berhubungan dengan pengiriman barang. jadi tujuan dari incoterm
adalah agar tidak terjadi misunderstanding atau kesalahpahaman
dalam proses perdagangan yang dilakukan oleh penjual dan pembeli.
Dalam perdagangan internasional terdapat berbagai bahasa dari
negara peserta maka perlu disatukan dalam pamakaian istilah
Konvensi internasional pertama kali membentuk incoterm 2000
memuat aturan tentang tanggung jawab pengangkut terkait biaya,
formalitas kepabeanan antara penjual dan pembeli.
Beberapa sarat pengangkutan dalam perdagangan luar negeri :
- Free alongside ship (FAS ) adalah penjual melakukan
penyerahan barang dengan menempatkan barang disisi
kapal dipelabuhan muat. Dalam hal ini pembeli wajib
menanggung semua biaya dan resiko kehilangan dan
kerusakan atas barang mulai dari pelabuhan muat

- Free on board ( FOB ) adalah penjual melakukan penyerahan

barang ketika barang melewati pagar kapal di pelabuhan


muat. Hal ini berarti bahwa pembeli wajib memikul semua
biaya dan resiko atas kehilangan kerusakan saat barang
mulai di dalam palka kapal

96
- Cost and freight ( CFR ) adalah penjual melakukan
penyerahan barangnya setelah barang melewati pagar kapal
di pelabuhan muat, penjual wajib membayar biaya pemuatan
dan uang tambang sampai kepelabuhan tujuan. Tetapi resiko
hilang atau kerusakan termasuk tambahan biaya sehubungan
resiko terjadi setelah waktu penyerahan menjadi tanggung
jawab pembeli

- Cost insurance Freight ( CIF ) adalah penjual melakukan


penyerahan barang ketika barang melewati pagar kapal
dipelabuhan muat. Penjual membayar semua biaya dan
ongkos angkut sampai kepelabuhan tujuan termasuk asuransi
-
- Delivered ex ship ( DES ) adalah penjual menyerahkan
barang ketika barang ditempatkan kepada kewenagan
pembeli diatas kapal, belum diurus formalitas importnya
dipelabuhan tujuan penjual wajib memikul semua biaya dan
resiko terkait dengan pengangkutan barang sampai ke
pelabuhan tujuan

- Delevery ex quay ( DEQ ) adalah penjual menyerahkan


barang ketika barang ditempatkan pada kewenagan pembeli
didermaga, belum diurus formalitas importnya dipelabuhan
tujuan, penjual memikul semua biaya dan resiko yang terkait
dengan pengangkutan sampai di dermaga pelabuhan tujuan

98
- Ex Work ( EXW ) adalah penjual melakukan penyerahan barang
ditempat yang ditentukan seperti di pabrik, gudang dan lain-lain.
Formalitas eksport belum diurus dan juga belum dimuat ke alat
angkut dimanapun. Pembeli memikul semua biaya dan resiko

- Free Carrier ( FCA ) adalah penjual melakukan penyerahan yang


sudah mendapat izin ekspor kepada pembeli ditempat yang
ditentukan. Jika penyerahan ditempat penjual maka penjual
bertanggung untuk memuat, jika penyerahan ditempat lain maka
penjual tidak bertanggung untuk membongkar
- Carried Paid To (CPT ) adalah penjual menyerahkan barang
kepada pengangkut yang ditunjuknya sendiri , penjual wajib
membayar ongkos angkut untuk mengangkut barang ketempat
tujuan yang ditentukan. Dalam hal ini pembeli memilkul semua
resiko dan ongkos yang timbul

- Carriage and insurance paid to ( CIP ) adalah penjual


menyerahkan barang kepada pengangkut yang ditunjuk
sendiri dan penjual wajib membayar ongkos angkut sampai
ketempat tujuan yang ditentukan. Penjual wajib membayar
asuransi sedangkan pembeli menanggung semua resiko yang
timbul setelah barang diserahkan

100

Anda mungkin juga menyukai