& LOGISTICSERVICE
SEMESTER 5 KPNK
OLEH
YURSAL, SE. M.Si
1
UJIAN MID SEMESTER 5 KPNK WAKTU 08.10 – 09.00
TANGGAL 15 SEPTEMBER 2022
MATA KULIAH : FREIGHT FORWARDER
SOAL :
1. Freight forwarder merupakan perusahaan jasa transportasi yang bekerja
atas nama shipper, consignee dan pengangkut
Coba saudara jelaskan sumber penghasilan dari ketiga unsur tsb
2. Kita mengenal dokumen House BL dan Master BL
Apa perbedaan dari kedua dokumen tsb
3. Freight forwarder dapat bertindak sebagai konsolidator atas perintah
consignee . Coba saudara jelaskan pengertian dan tata cara kerja
konsolidator tersebut
2
UJIAN MID SEMESTER 5 KPNK waktu 10.10 – 11.00
TANGGAL 15 SEPTEMBER 2022
MATA KULIAH : FREIGHT FORWARDER
4
I. PENDAHULUAN
Di dunia, sebenarnya tidak ada definisi yang tepat mengenai Freight
Forwarding dan di masing-masing negara memiliki istilah yang bebeda. Ada
negara yang menyebutnya sebagai Customs House Agent, Custom Broker,
Shipping and Forwarding Agent.
5
PERTEMUAN I
FREIGHT
FORWADING
PERUSAHAAN JASA PENGURUSAN TRANSPORTASI DALAM PENGELUARAN DAN MEMASUKAN
BARANG KE KPL, BAIK PENGIRIM ANTAR PULAU, EXPORTIR DAN IMPORTIR SERING
MENGGUNAKAN JASA DARI EMKL ATAU FREIGHT FORWARDER. KETIGA PERUSAHAAN INI
BERGERAK DALAM EKSPEDISI BARANG, BAIK MELALUI DARAT, LAUT, UDARA.
6
Pengertian Freight Forwarding
1. Menurut Ronosentono ( 2006 : 45 ) Freight forwarding adalah pelaksanaan
pengiriman barang dengan melalui suatu penyelesaian dokumen
dipelabuhan bongkar/muat dengan menggunakan alat angkutan dari atau
beberapa tempat pengiriman menuju satu atau beberapa tempat tujuan
2. Wikipedia medefinikan freight forwarder adalah seorang atau perusahaan
yang memberangkatkan barang kiriman melalui aset yang dimiliki
pengangkut dan melakukan reservasi atau dengan kata lain mengatur
tempat barang kiriman tersebut
3. Menurut PP 8 tahun 2011 Multimoda tarnsport adalah angkutan dengan
menggunakan paling sedikit 2 (dua) moda angkut yang berbeda atas dasar
1(satu) kontrak sebagai dokumen angkutan multimoda dari satu tempat
dterimanya barang oleh badan usaha angkutan multimoda ke suatu tempat
yang ditentukan untuk penyerahan barang kepada penerima barang
angkutan multimoda.
7
Kegiatan Freight Forwarder di Indonesia secara tidak resmi mulai dilakukan
beberapa perusahaan sejak tahun 1977. Baru pada tahun 1980 dengan bimbingan
dari Dirjen Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan, maka diberikan
izin 15 perusahaan. Sejak itu berkembanglah kegiatan usaha jasa FF di Indonesia
sehingga berdirilah INFFA (Indonesia Freight Forwarder Association) yang
beranggotakan 60 perusahaan. Sejak 1981 menjadi anggota FIATA.
8
II. RUANG LINGKUP FORWARDER
Sebagai pihak yang mewakili pemilik barang, ruang lingkup Forwarder sangat
luas, antara lain sebagai berikut :
9
RUANG LINGKUP FORWARDER ( Lanjutan …. )
1. Atas nama Shipper,
- menghadiri transaksi valuta asing, bila perlu
- membayar biaya-biaya, termasuk freight (ongkos angkut)
- mengurus Bills of Lading (B/L)
- mengurus transhipment dan rute, bila perlu
- memonitor perjalanan barang
- mencatat kerusakan dan kehilangan barang, bila ada
- membantu shipper untuk menyelesaikan klaim kepada carrier
,
- membantu consignee menyelesaikan klaim kepada carrier bila ada
kerusakan atau kehilangan barang
- membantu consignee dalam penyimpanan dan distribusi, bila perlu
4. Muatan Khusus :
Pada umumnya FF menangani barang umum (general cargo) dalam jumlah
besar produk jadi, yang belum di proses, setengah di proses dan berbagai
muatan yang bergerak dalam pasaran internasional : menangani project
cargo, pekerjaan penggantungan garment, pameran di luar negeri.
11
Tanggung jawab Freight Forwarder terhadap kemasan dan marketing
Sebelum melakukan pemuatan/stuffing perlu persiapan sbb :
a. Bagian luar container :
- Periksa bagian luar tidak lobang pada dinding
- Pintu container dalam keadaan baik
- Untuk container Open top dan open side
pastikan terpal penutup dan custom seal
harus dalam keadaan baik
- Semua label yang ditempelkan dalam
pengiriman barang sebelumnya harus
dibuang dan untuk mencegah salah pengertian
sifat barang dalam container
- Pada pengangkutan reefer container harus dicek
apakah temperatur sesuai dengan persaratan
barang yang akan diangkut dalam container
12
B. Pemeriksaan bagian dalam container
13
Rangkaian kegiatan freight
forwarding
1. Penyortitan, pengepakan dan
labeling barang yang akan di
ekpsport pada gudang eksportir.
14
3. Stuffing diluar gudang ke
container pada trailer
15
1. Penguncian dan
penyegelan pintu cotainer
sebelum berangkat
menghindari pencuri dalam
perjalan
16
Pembongkaran container dengan
transtainer dan reachstacker
selanjutnya ditumpuk pada
container yard menunggu
pengapalan
17
Alat bongkar muat forklif
dengan cara angkat dari
depan
18
III. HUBUNGAN DENGAN PIHAK TERKAIT
19
PERTEMUAN KE 2
JASA-JASA FREIGHT FORWARDING
Jasa-jasa FF antara lain :
- Bagian Tarif
- Pengumpulan (Konsolidasi)
- Keagenan pelayaran
- Asuransi angkutan
- Pemeriksaan mutu
- Penjadwalan rencana ruangan
- Pergudangan
- Pelayanan dengan truk
- Penerbitan dokumen (data processing)
- Kemasan
- Pencarteran (slot charter)
- Informasi dan komunikasi
- Pembongkaran dan proses barang impor
- Kepabeanan
- Pergudangan dan distribusi
- Pemberian tanda (labelling)
- Penerbitan dokumen ekspor
- Pelayanan khusus (barang berbahaya, mudah rusak, dsk)
- Muatan proyek
- Bagian pemeriksa
20
SUMBER-SUMBER PENERIMAAN FORWARDING
Sumber penerimaan perusahaan FF dibagi menjadi dua, yaitu
Outbond dan Inbond :
21
2. Penerimaan Inbond ( logistik masuk mengacu pada jaringan
proses yang memindahkan barang ke dan dari pebisnis – pemasuk
bahan baku ke produsen )
- biaya angkutan (freight/ voyage cost)
- penyerahan (cortage)
- penimbunan (warehousing/ storage)
- pengepakan kembali (re-packing)
- break bulk
- customs clearence
- collection
- added value (fashion)
- transhipment
22
KUNCI KINERJA OPERASIONAL FORWARDING
Untuk menjalankan usaha FF agar bisa memenuhi permintaan pasar dan
kompetitif harus dijaga adalah :
SHIPPER – A
SHIPPER – B FF
FF
SHIPPER – C
2. SALE’S CONSOLIDATION
BAYER - P
FF FF
BAYER - Q
BAYER - R
24
3. BUYER’S CONSOLIDATION
SHIPPER – A
SHIPPER – B FF FF
SHIPPER – C
JAKARTA SINGAPORE
HONGKONG
FF FF
ROTERDAM
SYDNEY
25
FREIGHT FORWADER
PERTEMUAN 3
(MULTI MODA TRANSPORTASI)
Pasal-50, ayat 1 : Angkutan Perairan dapat merupakan bagian dari angkt multimoda.
Pasal-50, ayat 2 : Kegiatan angkutan perairan dalam angkutan multimoda dilaksanakan
berdasarkan perjanjian yg dilaksanakan antara penyedia jasa
angkutan perairan dan BU angkutan multimoda dan penyedia jasa
moda lainnya.
Pasal-51, ayat 1 : Angkt multimoda dilakukan oleh BU yg tlh dpt ijin khusus dari pemerintah.
Pasal 51 ayat 2 : BU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab
(liability) thdp brg sejak diterimanya sampai diserahkan kpd penerima brg.
Pasal 52 : Pelaksanaan angkutan multimoda dilaksanakan dalam satu dokumen
yang diterbitkan oleh pengusahan jasa angkt multimoda.
Pasal 53 ayat 1: Tanggung jawab penyedia jasa angkutan multimoda sebagaima dimaksud
dlm psl-51 ayat (2) meliputi kehilangan atau kerusakan yg terjadi pd brg
serta keterlambatan penyerahan brg.
Pasal 53 ayat 2: Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pd ayat (1) dpt dikecualikan dlm
hal penyedia jasa angkt multimoda dpt dibuktikan bahwa dirinya atau
agennya secara layak tlh melaksanakan segala tindakan utk mencegah
terjadinya kehilangan,kerusakan brg,serta keterlambatan penyerahan
brg.
Pasal 54 Penyedia jasa angkt moltimoda wajib asuransikan tanggung jawabnya.
Pasal 55 Ketentuan lebih lanjut mengenai angkt multimodal diatur dg P.Pemerintah 27
Konvensi Internasional
1. Perjanjian internasional pertama tahun 1924 dikenal dengan The Hague
Rules ( the international convention for thr utification of certain rules of low
relating to Bills of lading )
2. Naskah untuk merubah The Hague Rules pada tahun 1968 dan baru beralu
tahun 23 Juni 1977 dikenal sebagai HagueVisby Rules ( the protocol and
amend International convention for the utification of certain rule of low to
Bills of lading )
3. Naskah Hague Visby baru diterima 1979 untuk menegaskan batas
tanggung jawan carrier dalam istilah S.D.R amending the international
convention of utification of certain rules of laow to Bills of lading
4. Pada tahun 1978 pejanjian yang disponsori oleh PBB untuk mengganti
Hague Visby Rules dikenal dengan Hamburg Rules ( the united nation
convention for the carriage of goods by sea
28
Jenis dokumen dalam kegiatan forwarding
- House B/L dikenal sebagai Forwarding Bill of lading karena dokumen ini
dikeluarkan oleh freight forwarding yaitu pengiriman barang melalui
transportasi laut atau perusahaan yang tidak mengoperasikan kapal. House
Bill of lading ini berisi pengakuan bahwa barang sudah diterima dan
dikeluarkan kepada pemasok. H B/L yang diterbitkan oleh Freight
forwarding tersebut diserahkan kepada masing masing shipper.
- Through Bill of lading yaitu dokumen yang berfungsi untuk muatan pindah
kapal atau transhipment, dimana pihak pengangkut pertama bertanggung
jawab atas pengangkutan kedua melalui perwakilannya. Barang akan
dibongkar terlebih dahulu sebelum diangkut ke kapal pengangkut kedua
sampai barang tiba dipelabuhan tujuan
- Master Bill of lading ( M B/L ) adalah dokument tanda terima muatan di
kapal yang dikeluarkan oleh Master atau maskapai pelayaran kepada jasa
Freight forwarding ( NVOCC : non vessel operating cammon carrier )
Adapun isi dari Master B/L terdapat perbedaan pada :
- Pihak shipper berupa importir/jasa forwarder
- Pihak consignee harus penerima muatan dinegara tujuan
- Pihak notify party bisa seorang importir /forwarding agent dinegara tujuan
29
- Master Bill of lading ( M B/L ) adalah dokument tanda terima muatan
di kapal yang dikeluarkan oleh Master atau maskapai pelayaran
kepada jasa Freight forwarding ( NVOCC : non vessel operating
cammon carrier )
Adapun isi dari Master B/L terdapat perbedaan pada :
- Pihak shipper berupa importir/jasa forwarder
- Pihak consignee harus penerima muatan dinegara tujuan
- Pihak notify party bisa seorang importir /forwarding agent
dinegara tujuan
30
Latihan
1. Jelaskan kegiatan freigth forwarding sebagai marketing muatan kapal laut ?
2. Apa peranan forwarding terhadap shipper, consignee dan pengangkut
3. Sebutkan jenis jenis Bill of lading yang saudara ketahui
4. Apa perbedaan antara House Bill of lading dengan Master Bill of lading
5. Apa fungsi through Bill of lading dalam angkutan laut ?
6. Jika Bill of lading hilang dalam perjalanan apa yang harus saudara lakukan ?
7. Apabila saudara ditunjuk oleh pemilik barang/shipper untuk pengurusan
dokumen ( PEB ) dipelabuhan muat jika terjadi kehilangan PEB maka apa
yang harus saudara lakukan agar pengiriman muatan tetap dapat
dilaksanakan
31
NON PENGANGKUT.
Terminal pertikemas
Pergudangan
- Container Freight Station (CFS) / depot konsolidasi muatan.
- Pemilik Petikemas.
- Organisasi khusus pengepakan dan penyelesaian dokumen.
Pihak lain.
Bank
Assuransi
Pelabuhan Laut / Pelabuhan Udara / Pelabuhan Kering
33
1. SEBAGAI OPERATOR.
FREIGHT FORWARDER BERTINDAK SEBAGAI OPERATOR DAN
BERTANGGUNG JAWAB PENUH DALAM MELAKSANAKAN
PENGANGKUTAN BARANG :
»VESSEL OPERATOR,
MULTIMODA TRANSPORT OPERATOR SECARA PENUH YANG
MELAKSANAKAN BERBAGAI JENIS PENGAKUTAN DENGAN CARA DOOR TO
DOOR DALAM SATU PAKET DOKUMEN INTERMODA YANG BIASANYA
BERBENTUK FBL.
34
Freight forwaeder selaku operator berkewajiban
a. Untuk kelancaran pengriman barang maka freight forwarder
membatu eksportir agar penerimaan barang sesuai kontrak
b. Melakukan penyerahan barang tepat waktu
c. Agar pengangkutan dapat berjalan seuai kontrak maka
forwarder melakukan booking space lebih awal
d. Kerja sama yang baik antara freight forwarder dengan
pelayaran agar pembukuan muatan dapat dilakukan lebih
awal demikian juga untuk penyelesain dokumen
Kepabeanan, Karantina dan Perdagangan
e. Memelihara barang dalam keadaan utuh dan baik
35
f. Perhatikan sistem kemasan agar barang tidak rusak selama dalam
pengiriman
g. Biaya murah, forwarder membantu eksportir menekan komponen
biaya semurah mungkin
h. Untuk komoditi eksport partai kecil dapat menawarkan kepada
ekpsortir sistem LCL ( lass than container load )
i. Menyimpan barang yang ditolak oleh cosignee karena suatu
alasan tertentu
j. Freight forwarder mengasuransikan muatan untuk perlindungan
k. dari kehilangan dan kerusakan selama pengangkutan
l. Sebagai perwakilan dari pemilik barang sesuai perjanjian yang
disepakati
36
Skema lintasan petikemas impor
STEVEDORING
CFS
LCL
EMTY
CY CONTAINER
DEPOT
FCL
CONSIGNEE
37
2. Sebagai tanggung jawab.
Mencari kapal dan memesankan space sesuai jenis barang yang akan
diangkut dengan biaya disepakati.
Menentukan moda transportasi lain (darat, kereta api dan udara) yang bisa
mengangkut barang sampai ketempat (consignee / gudang) tujuan.
Memilih barang yang sejenis untuk di packing, bulk in bag, curah cair, curah
kering.
Meneliti barang yang diserahkan pemilik untuk dikirim benar-benar dalam
keadaan baik dan utuh serta menghindari kekurangan / kerusakan barang yang
diakibatkan kelalaian manusia atau faktor alam.
Mempersiapkan peralatan pendukung lainnya untuk kelancaran pemuatan
barang ke moda transpor
38
MEMBAYAR ASURANSI PERLINDUNGAN BARANG SELAMA DALAM
PERJALANAN.
Mengurus izin masuk ke dalam negeri dari bea & cukai untuk barang
Import dan izin keluar negeri untuk barang export serta membayar
Pajak impor / expor.
Pengumpulan beberapa jenis barang (groupage) yang akan dikirim oleh shipper
kepada para consignee di pelabuhan tujuan. Barang tersebut telah dikemas dalam
satu paket muatan untuk dikapalkan dan akan diterima oleh konsolidator di
pelabuhan tujuan. Di pelabuhan tujuan konsolidator menyerahkan barang kepada
consignee masing-masing.
Muatan dari beberapa shipper dikonsolidasikan oleh freight forwader yang dimuat
dalam petikemas lcl dikapalkan ke negara tujuan sebagai cargo petikemas fcl.
Freight forwader sebagai konsolidator muatan menerbitkan suatu dokumen
muatan house bill of lading. Untuk memudahkan perpindahan muatan dari masing-
masing jenis alat angkut, organisasi internasional fiata menganjurkan agar freight
forwader mengeluarkan multimoda transportasi bill of lading.
40
• Konsolidasi muatan yang dilaksanakan oleh freight forwader juga
mampu memberi keuntungan kepada pihak terkait dengan barang
tersebut karena dengan penanganan muatan dalam satu paket
akan menghasilkan kerja yang efektif dan efesien yaitu mata rantai
muatan dapat dipersingkat dan freight rate lebih murah dari pada
pengiriman sendiri-sendiri. Konsolidasi muatan sepereti ini
khususnya expor cargo juga akan mempengaruhi pertumbuhan
perekonomian nasional dengan cost angkutan lebih rendah
kompetitif barang dipasaran internasional dapat dipertahankan
dengan baik yang akhirnya meningkatkan divisa negara.
41
Pelaksanaan kondolidasi pembeli/buyer
Konsolidasi dapat dilakukan oleh freight forwarder bagi importir
diluar negeri yang melakukan pembelian barang dalam jumlah
sedikit dari beberapa suplier
Para suplier ini diperinthakan oleh pembeli diluar negeri agar
Menyerahkan barangnya ke freight forwarder yang ditunjuk atas
namanya untuk melaksanakan konsolidation yang akan
mengirimkan kepada buyer diluar negeri.
Freight forwarder menerbitkan H B/L dan menyerahkan FCR
( forwarder certificate receipt ) kepada masing masing suplier.
42
Dalam hal ini freight forwarder mendapatkan dari consilidation sbb :
Umpama freight Belawan – Amsterdam kita tawarkan kepada 4 shipper A, B, C
dan D. jumlah muatan keseluruhan 27 M3 yang cukup kita stuf pada container
20 feet FCL dari shipping line market price USD 1.800. CY to CY, setelah kita
hitung maka ditawarkan pada shipper USD 100,00/M3
- Shipper A 6 M3 X USD 100,00 = USD 600,00
- Shipper B 4 M3 X USD 100,00 = USD 400,00
- Shipper C 12 M3 X USD 100,00 = USD 1.200,00
- Shipper D 5 M3 X USD 100,00 = USD 500,00
- Total diterima FF = USD 2.900,00
- Dibayar freight kepada shipping lie = USD 1.800,00
- Laba freight diterima FF = USD 900,00/container
43
Tanggung jawab freight forwarder sebagai consolidator
Dengan menerbitkan House B/L maka FF seolah olah sebagai carrier
bertanggung jawab terhadap angkutan semenjak muatan itu diserahkan
tanggung jawabnya ditempat asal sampai dengan penyerahan dipelabuhan
tujuan, dengan kata lain bertanggung terhadap kerusakan dan kehilangan yang
mungkin timbul selama barang dibawah pengawasan carrier.
44
FF yang melaksanakan groupage atau sebagai consilidator menerbitkan
House B/L kepada masing masing shipper dan disatukan menjadi FCL
untuk memperoleh freight FCL. Kemudian dokumen MTO ( multi transport
operation ) diterbitkan atas nama FF dan masing-masing muatan direalesed
oleh agent FF diluar negeri diserahkan kepada consginee sesuai masing
masing dengan menunjukkan House BL
2. Booking ruang kapal/Space
setelah menerima muatan dari shipper ,MTO akan menyediakan ruang
kapal sesuai dengan jenis angkutan yang berbeda /sesuai ,melalui sub
contractor untuk diangkut sampai tujuan akhir
3. Setelah barang diserahkan ke CY maka MTO bertanggung mengenai
keamanan sampai diserahkan ke cosignee, operator agen yang mengawasi
pemuatan atau pembongkaran barang dari setiap jenis moda transportn
45
Keuntungan Consolidator
1. Eksportir dan importir
Eksportir dan shipper memperoleh rate yang rendah dibandingkan biasanya
menggunakan shipping line
2. Shipper cukup menghubungi freight forwarder yang melaksanakan
consolidasi ke daerah tujuan dan tidak perlu menghubungi beberapa
shipping line
3. Consolidator melaksanakan angkutan door to door yang umumnya tidak
dapat dilakukan oleh shipping line
B. Keuntungan bagi Carrier
1. Tidak perlu melayani party kecil sehingga penghematan administrasi
2. Kapasitas angkut kapal lebih intensif karena consolidator menawarkan
FCL
3. Penghematan biaya dari seharusnya LCL menjadi FCL
4. Terbebas dari pembayaran freight masing-masing shipper karena sudah
ditanggung oleh freight forwarder
46
Stuffing container pada Container
47
Peranan freight forwarding di pelabuhan muat
Pada pelabuhan muat sebelum kedatangan kapal freight forwarding bertindak
atas nama shipper atau eksportir melakukan persiapan administrasi maupun
operasional sbb : 1. . Mencari muatan ( marketing ) dengan menghubungi
eksportir / shipper
2. Penerbitan Shipping instruction oleh eksportir / shipper
sesuai muatan yang akan di angkut, sebagai dasar
pembuatan dokumen muatan
3. Booking space kapal ke perusahaan pelayaran sesuai
tujuan muatan dan ketersiaan rute kapal
4. Penerbitan delivery order ( DO ) empty container oleh
pelayaran sebagai dasar pelaksaan stuffing di gudang
eksportir
5. Freight forwarding menerbitkan HBL ( House Bill of
Lading ) diserahkan kepada eksportir sebagai tanda
terima barang
6. Setelah pemuatan master menerbitkan Master Bill of
Lading sebagai tanda terima mautan di kapal
48
Freight forwarding sebagai perwakilan eksportir/shipper dipelabuhan muat
berkewajiban melakukan pelayanan pengurusan muatan dan dokumen mulai
dari gudang sampai muatan termuat di kapal. Adapun persiapan dan
pengurusan tersebut meliputi : a. Pengurusan pemuatan ke kapal dengan
menunjuk PBM sebagai perusahaan
pelaksana bongkar/muat di pelabuhan
b. Pengurusan PEB ke Kantor Bea dan Cukai
c. Pengurusan pengiriman barang/container dari
gudang eksportir ke penumpukan pelabuhan
d. Pengurusan COO ( Certificate of Origin )
sertificate asal barang yang diterbitkan oleh
Kementerian Perdagangan atau Kadin
( kamar dagang Indonesia )
e. Dokumen lainnya sesuai kewenangan
Instansi terakit
49
PERTEMUAN KE 5
UJIAN TENGAN SEMESTER
50
Pertemuan ke 6
Logistik adalah suatu proses yang strategis
didalam mengendalikan pengadaan, pergerakan
dan penyimpanan bahan baku, suku cadang
dan inventori barang jadi, termasuk arus
informasi, melalui organisasi dan komponen
pemasaran, sedemikian rupa agar keuntungan
sekarang dan akan datang dapat dimaksimalkan
secara efisien dan efektif sesuai permintaan
pelanggan
52
TUJUAN LOGISTIK
54
Kondisi Logistik di Indonesia saat ini
1. Belum ada keterpaduan antara produsen, penyedia jasa logistik
dan pengguna, sehingga harga jual yang dibayar konsumen dan
industri tidak dapat dikendali.
2. Ditambah lagi dengan banyaknya birokrasi yang harus dilalui,
dengan pungutan biaya yang berbeda-beda.
3. Sebagian besar dari perusahaan nasional hanya sebagai agen
MNC, itupun kegiatannya segmental, seperti PBM, PPJK, JPT, dll
4. Konsep Logistik Terpadu Nasional baru merupakan wacana
5. Perusahaan Nasional hanya siap kurang lebih 10%, sisanya
sarana, prasarana, modal dan SDM tidak siap.
6. Perusahaan Multinasional siap dari semua sisi : sarana, prasarana,
modal, jaringan, IT dan SDM
7. Indeks kinerja Logistik Indonesia belum kompetitif, berada pada
urutan 53 dari 1 sd 150 negara di dunia.
55
LANGKAH JANGKA PANJANG
1. Menyiapkan payung hukum untuk pedoman dan aturan main tentang
Logistik dan jasa Logistik yang dinotiofikasi ke Lembaga Internasional di
tingkat ASEAN, APEC dan WTO.
2. Melengkapi sarana, prasarana dan jasa logistik, seperti
pelayaran,penerbangan, jalan, pelabuhan, bandara, dll.
3. Menyiapkan Master Plan Logistik Nasional Terpadu.
4. Pemerintah menjadi fasilitator, integrator sekaligus regulator dari para
pemangku kepentingan logistik dan jasa logistik.
5. Menciptakan lembaga khusus (National Logistics Incorperated) yang diberi
kewenangan untuk perijinan, pembinaan, investasi dan pengendalian
logistik dan jasa logistik.
6. Asosiasi pelaku LSP membentuk Federasi Logistik Nasional, dan
membangun konsorsium bisnis logistik yang berdaya saing global.
7. Pengembangan SDM berupa pelatihan bersertifikasi kompetensi
berstandar Internasional sesuai dengan program AEC, APEC dan WTO
8. Membentuk lembaga Research and Development untuk antisipasi
karakteristik pergerakan bisnis logistik nasional dan global.
56
LCL & FCL EXPORT
Shipper
57
LCL & FCL
IMPORT
Forwarding
Shipping Line
58
DISTRIBUTION CENTER / FREE ZONE
Factory
Buyer
Freight Forwarding / Logistic Co
59
EMPLOYEE :
CY HANDLING 1. AO : - TAUFIK AFANDI
- FERDINAND
- LEIDEN NALOBY HAKIM
2. Checker : - JULIADI
TRUCKER CO PORT
FACTORY TRUCKER CO TPS MKT
AUTHORITY
60
KESIMPULAN
• Barang, pengadaan barang, penyimpanan barang, adalah penting untuk
memenuhi hajat hidup masyarakat banyak. Proses Logistik dan Distribusi dalam
mata rantai pasokan juga penting untuk meningkatkan daya saing industri dan
daya saing nasional, sekaligus efisiensi biaya dan waktu.
• Praktek logistik, sistem logistik dan bisnis logistik berkembang sangat pesat
mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan selera konsumen, oleh
karena itu perlu diantisiapasi secara cermat, terencana dan terpadu.
• Perlu disusun suatu Roadmap atau Master Plan National Logistics yang
mencakup Visi, Misi, Strategi dan Program Jangka panjang, agar tidak ketinggalan
dari negara-negara ASEAN lainnya.
• Untuk itu perlu dipersiapkan payung hukum yang solid sebagai pedoman
peraturan perundangan, berikut institusi tertentu sebagai motor penggerak.
PERTEMUAN KE 7
HUBUNGAN FREIGHT FORWARDERS DENGAN PIHAK KE TIGA.
63
• Dalam mengeluarkan maupun memuat barang ke kapal. Baik pengirim.
Eksportir dan importir sering mengunakan jasa dari emkl atau freight
forwarding. Kedua badan ini khusus bergerak dalam ekspedisi barang. Baik
melalui laut atau udara. Cabang perusahaan pelayaran dalam lalu lintas
barang sering berhubungan dengan mereka.
• Emkl mendapat kuasa secara tertulis dari pemilik barang dari pemilik untuk
mengurus barangnya. Di pelabuhan muat dan pelabuhan bongkar, emkl
membantu pemilik barang membukukan muatan pada agen pelayaran,
mengurus dokumen di bea & cukai dan instansi terkait lainnya dan
membawa barang dari gudang pemilik ke gudang pelabuhan di pelabuhan
muat dan di pelabuhan bongkar ke gudang pemilik / penerima barang.
64
2. DOKUMEN ANGKUTAN GABUNGAN.
65
KETENTUAN PABEAN
TENTANG PENGANGKUTAN BARANG EKSPOR
Barang yg tlh didaftarkan dalam P.E.B jika dibatalkan hrs dilaporkan ke kantor
bc paling lambat 3 hari kerja sejak keberangkatan alat pengangkut,
66
3 Manfaat Peti Kemas
a. Mafaat bagi Pemilik barang :
1.Perlindungan muatan dari kerusakan, pencurian, dan kontaminasi.
2.Menghemat biaya pengepakan/pembungkusan.
3.Biaya rendah karena transit-timenya lebih kecil.
4.Pengurangan dalam inland transpor dan biaya handling.
5.Fasilitas door to door service dengan waktu yang lebih cepat.
• Carrier bertanggung jawab atas kerusakan dan kehilangan barang yang diangkut
dalam peti kemas. 68
PERTEMUAN KE 8 & 9
A. SISTEM 1. SISTEM
SISTEM ANGKUTAN LAUT KEPELABUHANAN
TRANSPORTASI LAUT 2. SISTEM KESPEL
B. SISTEM PENUNJANG 3. SISTEM DOK /
ANGKUTAN LAUT PERBAIKAN
4. SISTEM TENAGA KERJA
- PELY LN.
POLA
DIATUR DLM CONFRENS :
ANGKUTAN LAUT 1. INDON – EROPAH
2. INDON – JEPANG
3. INDON – USA / CANADA (RATE AGREMEN)
4. INDON – AUSTRALIA
5. INDON - TIMTENG
1. KAPAL
* JENIS, KECEPATAN, BESAR SARANA OPERASI
* POLUSI B/M BARANG &
* CREW
* SHIPS OPERATION
T/N PENUMPANG
* DOKUMEN & KESPEL
2. PELABUHAN.
LINGKUP * PEMECAH GELOMBANG TITIK TERMINAL
TRANSPORT & GERBANGNYA TRANSPORTASI
AWAL & AKHIR
LAUT * KANAL & RAMBU NAVIGASI LAUT AMAN,
* YARD / MARSHALING YARD PELAYARAN KPL MURAH
* DERMAGA & FAS B/M EFFEKTIV
* MANAGEMEN &
EFISIEN
RAMBU2 NAVIGASI
3. KENAVIGASIAN
& TELKOMPEL
T / N ARUS PERDAG
4. DAMPAK PERDAGANGAN AKAN T / N
DEMAND JASA ANGLA
70
JIKA MAKIN TINGGI
PRODUKTIVITAS TARIF :
KPL MEMENUHI PEMILIK BRG INGIN TARIF ANGLA
JASA ANGLA RENDAH AGAR BRG BISA LEBIH BERSAING
DEMAND ANGLA,
BAGI PERUSH AKAN MAKIN BAIK
PELAYARAN PERKEMBANGAN CARRIER INGIN TARIF TINGGI AGAR
USAHA PELAYARAN BISA MENUTUPI BIAYA OPS
HARUS ADA
HAL-HAL YG DPT MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KAPAL : KESEPAKATAN TARIF
UTK SALING
1. MANAGEMEN MENGUNTUNGKAN
2. KECEPATAN KPL, KONDISI KPL
3. FASILITAS PELABUHAN
4. IDLE TIME
5. DOCK
6. KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN ORGANISASI PELAYARAN
7. PERSAINGAN DG KPL ASING DLM SISTEM PELAYARAN L.N
8. MUATAN YANG TERSEDIA
71
1. PELAYARAN ADALAH SATU KESATUAN SISTEM TERDIRI ATAS ANGKT
PERAIRAN, KEPELAB, KESPEL, KEAMANAN & PERLIND MARITIM
ANGLA DN
1. DILAKUKAN OLEH PERSH ANGLA NAS DG KPL BEND IND & ABK INDON
2. KPL ASING DILARANG ANGKUT PENUMP & BRG A.P. DI WIL PERAIRAN INDON
3. ANGLA DN DISUSUN DAN DILAKS TERPADU, BAIK INTRA-MAUPUN ANTAR
MODA YG MERUPAKAN SATU KESATUAN SISTRANAS
4. TRAYEK DITETAPKAN : TERATUR (LINER), TRAYEK TDK TETAP/TDK TERATUR (TRAMP
ANGLA LN.
1. DILAKUKAN OLEH PERUSH ANGLA NAS ATAU PERUSH ASING DG KPL INDON / KPL AS
2. PERSH ANGLA NAS HRS MEMPEROLEH PANGSA PASAR YG WAJAR SESUAI UU.
3. ANGLA LINTAS BATAS DPT DILAKUKAN DG TRAYEK TETAP / TDK TETAP.
4. PERSH ANGLA ASING HANYA DPT MELAKUKAN KEGIATAN ANGLA DARI PELAB INDON
TERBUKA BG PERDAG LN & WAJIB MENUNJUK PERHS NAS SBG AGEN.
5. PERSH ANGLA ASING MELAKS KEGIATAN ANGLA KE/DARI PELAB INDON YG TERBUKA
UTK PERDAG LN SECARA BERKESENAMBUNGAN DAN MENUNJUK PERWAKL DI INDON
73
PELABUHAN
DAN
KEPELABUHANAN.
1)PELABUHAN.
MENURUT UU PELAYARAN NO. 17 TAHUN 2008, PELABUHAN ADALAH TEMPAT
YANG TERDIRI ATAS DARATAN DAN/ATAU PERAIRAN DENGAN BATAS-
BATAS TERTENTU SEBAGAI TEMPAT KEGIATAN PEMERINTAH DAN KEGIATAN
PENGUSAHAAN YANG DIUPERGUNAKAN SEBAGAI TEMPAT KAPAL SANDAR, NAIK
TURUN PENUMPANG, DAN/ATAU BONGKAR MUAT BARANG, BERUPA TERMINAL
DAN TEMPAT BERLABUH KAPAL YANG DILENGKAPI DENGAN FASILITAS
KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN DAN KEGIATAN PENUNJANG
PELABUHAN SERTA SEBAGAI TEMPAT PERPINDAHAN INTRA DAN ANTARMODA
TRANSPORTASI (PSL-1 AYAT 16)
2) KEPELABUHANAN.
Badan usaha pelabuhan adalah badan usaha yang kegiatan usahanya khusus di
bidang pengusahaan terminal dan Fasilitas pelabuhan lainnya. (Psl-21, ayat 28)
75
Fungsi pelabuhan
Pelabuhan berfungsi sebagai : 1. Gateway port yaitu pelabuhan berfungsi
sebagai pintu gerbang keluar masuk barang
import atau eksport
2. Collector port adalah pelabuhan sebagai
pengumpul barang yang akan diangkut
3. Trunk port adalah pelabuhan berfungsi
sebagai penghasil komoditas yang
menunjang angkutan laut ke pelabuhan
pengumpul
Pengoperasian Pelabuhan :
Pengoperasian pelabuhan oleh penyelenggara pelabuhan dilakukan setelah
memperoleh izin. Izin dimaksud diajukan oleh penyelenggara pelabuhan
kepada :
1. Menteri untuk pelabuhan Utama dan pengumpul
2. Gubernur untu pelabuhan penumpan rejional
3. Bupati/Walikota untuk pelabuhan pengumpanlokal serta pelabuhan sungai
dan danau.
76
Pengajuan izin pengoperasian harus memenuhi persaratan :
a. Pembangunan pelabuhan dan terminal sesuai izin pemabungan
pelabuhan
b. Keselamatan dan keamanan pelayaran
c. Tersedia fasilitas untuk menjamin kelancaran arue penumpang
dan barang
d. Memiliki sistem pengelolaan lingkungan
e. Tersedia pelaksana kegiatan pelabuhan
f. Memilik sistem dan prosedur pelayanan
g. Tersedia sumber daya manusia dibidang teknis pengoperasian
pelabuhan yang memiliki kualifikasi dan kompetensi yang
dibuktikan dengan sertifikat
77
Peningkatan status pelabuhan dari general cargo ke pelayanan peti
kemas dan atau angkutan curah cair curah kering dapat dingan
persaratan :
1. Memiliki sistem dan prosedur pelayanan
2. Memiliki sumber daya manusia dengan jumlah dan kwalitas yang
memadai
3. Kesiapan fasilitas tambat
4. Tersedia peralatan pelayanan bongkar/muat peti kemas
5. Lapangan penumpumkan ( container yard ) dan gudang Container
freigth station sesuai kebutuhan
6. Keandalan sistem informasi menggunakan jaringan informasi on line
7. Volume cargo yang memadai
78
Terminal khusus dan terminal untuk kepentingan sendiri
Dalam rangka menunjang kegiatan tertentu di luar daerah lingkungan kerja dan
daerah lingkungan kepentingan pelabuhan laut serta pelabuhan sungai dan
danau dapat dinagun terminal khusus untuk kepentingan sendiri guna
menunjang kegiatan usaha pokok
Terminal khusus
a. Ditetapkan menjadi bagian dari pelabuhan terdekat
b. Wajib memiliki daerah lingkungan kerja dan daerah lingkungan kepentingan
tertentu
c. Ditempatkan instansi Pemerintah yang melaksanakan fungsi keselamatan
dan kemanan pelayaran serta instansi yang melaksanakan fungsi
pemerintahan sesuai dengan kebutuhan
79
Pengelola terminal khusus wajib memiliki : - Lapangan penumpukan
- Tempat kegiatan bongkar/muat
- Alur pelayaran dan pelintasan
kapal
- Olah gerak kapal
- Keperluan darurat
- Tempat labuh kapal
Pengelola terminal khusus wajib menyediakan sarana bantu navigasi
pelayaran, kolam pelabuhan, alur pelayaran, fasilitas tambat dan fasilitas
pelabuhan lainnya serta fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan pemerintahan
di terminal khusus.
Pelabuhan dan terminal khusus terbuka bagi perdagangan luar negeri atas
pertimbangan
a. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi nasional
b. Kepentingan perdagangan internasional
c. Pengembangan kepentingan angkutan laut nasional
d. Posisi geografis yang terletak pada lintasan pelayaran internasional
80
e. Tatanan kepelabuhanan Nasional yang diujudkan dalam rencana induk
pelabuhan nasional
f. Fasilitasn pelabuhan
g. Keamanan dan kedaulatan negara
h. Kepentingan nasional lainnya
82
UNSUR TERKAIT
Regulator:
1. Kantor ksop / kakanpel (kesyahbandaran, kelaiklautan kapal,
lalu lintas angkutan laut & kepelabuhanan dan kplp)
2. Kantor bea & cukai.
3. Kantor kesehatan pelabuhan
4. Kantor imigrasi
5. Balai karantina tumbuhan
6. Balai karantina hewan
7. Balai karantina ikan
8. Dinas kehutanan
9. Kesatuan polisi pengamanan pelab. (Kppp)
10.Operator.
1. Pt. (Persero) pelabuhan indonesia.
2. Perusahaan bongkar muat (pbm)
3. Tenaga kerja bongkar muat (tkbm)
Port user
Pengguna jasa pelabuhan, perusahaan-perusahaan
Dan perorangan
83
KESELAMATAN DASAR HUKUM :
PELAYARAN 1.UU PELAYARAN NO. 17 TGL.7 MEI 2008
2.REDEN REGLEMEN 1925
1. Setiap kpl masuk pelab dan berada di pelab wajib patuh peraturan2
utk jaga tertib lancar lalin kpl di pelab diawasi oleh syahb.
85
KEBUTUHAN INTERVENSI PEMERINTAH
• Tujuan kebijakan transportasi:
– SEE (Safety, Efficiency dan Equity)
• Makna keselamatan dari perspektif
kebijakan publik:
– Produktifitas nasional
– Kecelakaan atau tabrakan (Accident or
Crash)
• Aspek kegawat-daruratan dalam
penanganan kecelakaan
– First golden hour
– Emerging concern: HIV/AIDS dan
penanganan kegawatdaruratan kecelakaan
lalulintas (kasus: Thailand)
• Peran negara:
– Passive safety
– Active safety
86
PEERTEMUAN KE 10
PERANAN LOGISTIK SERVICE DAN MULTIMODA TRANSPORT
: Sebagai transportasi
penumpang dan atau barang
yang menggunakan lebih dari
satu moda transportasi dalam
satu perjalanan yang
berkesinambungan.
Transportasi antar moda lebih
menekankan pada upaya
pemaduan jaringan pelayanan
dan prasarana.
2. Transportasi Multimoda adalah Transportasi barang dengan dengan
menggunakan paling sedikit dua moda transportasi yang berbeda atas dasar
satu kontrak yang menggunakan dokumen transportasi multimoda dari satu
tempat barang diterima oleh operator transportasi multimoda kesuatu tempat
yang ditentukan untuk barang tersebut. Transportasi multimoda lebih
menekankan aspek pelayanan pengangkutan barang dan penumpang
89
Alat angkut yang terlibat dalam
90
• .
91
4. Penumpukan barang di gudang
cargo bandara multimoda transpor
92
Alat angkut yang terlibat dalam mulitimoda transport seperti :
- Angkutan jalan raya – pesawat udara
- Angkutan jalan raya – angkutan kereta api ( piggy back )
- Angkutan jalan raya – kapal laut ( fishy back )
- Angkutan kereta api – kapal laut ( sea train )
Angkutan multi moda tersebut mempunyai 4 unsur :
1. Menggunakan 2 jenis atau lebih alat angkut
2. Tanggung jawab berada pada satu operator
3. Menggunakan satu dokumen angkutan
4. Peralihan barang dari satu negara ke negara lain
Tujuan dari multimoda transport adalah untuk menciptakan suatu sitem
transportasi yang disebut dengan sistranas ( sistem tranpsportasi
nasional
Adapun tujuan sistranas adalah untuk :
a. Menciptakan keterpaduan antara moda angkutan darat yaitu
tracking dan kereta api dengan kapal laut
b. Menempatkan pelayaran dan terminal sesuai dengan kriteria dan
praktek yang berlaku didunia pelayaran global dalam
pengoperasian sisetm pengangkutan multimoda
94
Incoterm : International commercial term adalah kumpulan istilah yang
dibuat antara penjual dan pembeli dalam perdagangan internasional,
incoterm menjelaskan hak dan kewajiban pembeli dan penjual yang
berhubungan dengan pengiriman barang. jadi tujuan dari incoterm
adalah agar tidak terjadi misunderstanding atau kesalahpahaman
dalam proses perdagangan yang dilakukan oleh penjual dan pembeli.
Dalam perdagangan internasional terdapat berbagai bahasa dari
negara peserta maka perlu disatukan dalam pamakaian istilah
Konvensi internasional pertama kali membentuk incoterm 2000
memuat aturan tentang tanggung jawab pengangkut terkait biaya,
formalitas kepabeanan antara penjual dan pembeli.
Beberapa sarat pengangkutan dalam perdagangan luar negeri :
- Free alongside ship (FAS ) adalah penjual melakukan
penyerahan barang dengan menempatkan barang disisi
kapal dipelabuhan muat. Dalam hal ini pembeli wajib
menanggung semua biaya dan resiko kehilangan dan
kerusakan atas barang mulai dari pelabuhan muat
96
- Cost and freight ( CFR ) adalah penjual melakukan
penyerahan barangnya setelah barang melewati pagar kapal
di pelabuhan muat, penjual wajib membayar biaya pemuatan
dan uang tambang sampai kepelabuhan tujuan. Tetapi resiko
hilang atau kerusakan termasuk tambahan biaya sehubungan
resiko terjadi setelah waktu penyerahan menjadi tanggung
jawab pembeli
98
- Ex Work ( EXW ) adalah penjual melakukan penyerahan barang
ditempat yang ditentukan seperti di pabrik, gudang dan lain-lain.
Formalitas eksport belum diurus dan juga belum dimuat ke alat
angkut dimanapun. Pembeli memikul semua biaya dan resiko
100