Latar Belakang Penelitian : (Dilihat dari Isi Jurnal pada bagian Pendahuluan/Latar
Belakang)
Terdapat permasalahan di lapangan terkait pemahaman eksportir dan
importir dalam memahami isi Bill of Lading. Persoalan ini membawa
para pihak pada ketimpangan dalam menerapkan perjanjian yang
terdapat dalam B / L, terutama dalam hal pemenuhan hak dan
kewajiban masing-masing pihak untuk melaksanakan aturan yang
tertuang dalam Kontrak Pengangkutan dalam Bill of Lading dan
Seberapa efisien transaksi ekspor dan impor yang tercakup dalam
Bill of Lading.
Hasil Penelitian : (Dilihat dari Isi Jurnal pada bagian Hasil Penelitian dan Hasil
Pembahasan).
1. Perusahaan Jasa Pengiriman Barang kepada Importir cukup
efisiensi dalam melakukan kegiatan pengangkutan. Dari sisi B / L
telah tercapai namun masih ditemukan berbagai kekurangan. Oleh
karena itu, eksportir sebagai pengirim barang wajib menyebutkan
nama barang, berat barang, ukuran barang, dan spesifikasinya pada
Bill of lading sesuai dengan kontrak Purchase Order tersebut.
2. Kewajiban Eksportir saat membuat Bill Of Lading menurut Hague
Rules 1924
Pada saat Barang diambil alih oleh Pengangkut, Eksportir akan
dianggap telah menjamin kepada Pengangkut, keakuratan,
semua keterangan yang berkaitan dengan sifat umum Muatan,
merek, nomor, berat, volume dan kuantitas dan, jika ada sifat
berbahaya dari barang, seperti yang diberikan olehnya atau atas
namanya untuk dimasukkan ke dalam B / L.
Eksportir akan mengganti kerugian Pengangkut dari kerugian
yang diakibatkan oleh ketidakakuratan atau kekurangan
informasi.
3. Salah satu ketentuan ICC yang paling menonjol ditentukan
berdasarkan Pasal 470, yang melarang pengangkut untuk mengontrak
atau membatasi tanggung jawabnya sehubungan dengan kerusakan
kargo sebagai akibat dari hal berikut:
Gagal dalam mengurus atau menyediakan fasilitas atau staf
yang sesuai untuk memastikan kelayakan sarana transportasi
yang digunakan untuk pengiriman
Kegagalan untuk menentukan alat transportasi yang tepat
untuk pengiriman
4. Sebaik nya Pengeluaran B / L bagi Eksportir dan Importir untuk
memproses pengiriman barang ke Pelabuhan tujuan tanpa adanya
penundaan waktu. Hal ini memiliki konsekuensi setiap dokumen
pengangkutan termasuk B / L yang dikeluarkan terakhir memberikan
sinyal tepatnya saat barang sampai di tangan pembeli.
5.B / L digunakan untuk memenuhi persyaratan Bank menarik dana
ke Eksportir. Pencairan dana tersebut harus disampaikan dengan
dokumen penting seperti B / L, cek pembayaran, dan Faktur
Komersial
6.Kendala yang dihadapi Perusahaan Asuransi juga terjadi seperti
dalam melakukan penyelesaian klaim asuransi angkutan barang
melalui laut, yaitu; kurangnya dokumen / kurangnya dokumen klaim;
serta dokumen pendukung dan kehilangan barang pada saat kejadian
sehingga sulit untuk menghitung kerugian tersebut.
Kesimpulan : (Dilihat dari Isi Jurnal pada bagian Kesimpulan)
Efisiensi Transaksi Ekspor dan Impor pada Kontrak B / L dicapai
dengan mencegah kesalahan massa barang, para pihak mematuhi
peraturan perundang-undangan yang berlaku, mencegah kesalahan
penandatanganan, menyimpan B / L di tempat yang aman, eksportir
meneliti standar berat barang yang akan dikirim, eksportir
mempelajari perusahaan freight forwarding dalam rangka pengurusan
bea cukai, pemilihan admiralty yang tepat, memperhatikan biaya
penyimpangan, menggunakan metode pembayaran yang aman,
menggunakan Surrender B / L, memeriksa pendukung dokumen
pengapalan, pemeriksaan peti kemas, dan penugasan tenaga kerja
yang kompeten.