Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL

PERAMALAN NILAI TUKAR


Dosen Pengampu: Ibu Emma Suryani, S.E., M.M.

Disusun Oleh:

Aristi Wardani
5551170040

KELAS 6A MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peramalan atau prediksi adalah suatu pernyataan atau suatu perkiraan dalam bentuk
kuantitas di masa yang akan datang tentang sesuatu, berdasarkan asumsi yang jelas,
walaupun hal ini belum tentu dilaksanakan. Tujuan prediksi adalah untuk mengurangi
ketidakpastian, sehingga informasi tersebut dapat digunakan untuk menjalankan proses
perencanaan. Dengan kata lain metode prediksi dapat meminimumkan tingkat kesalahan
dalam forecasting.
Salah satu indikator terpenting dalam suatu perekonomian suatu negara adalah nilai
tukar mata uang. Nilai tukar memiliki implikasi yang luas, baik dalam konteks ekonomi
domestik maupun international, mengingat hampir semua negara di dunia melakukan
transaksi international. Persoalan yang sangat penting diperhatikan dalam masalah valuta
asing adalah Kurs (exchange rate). Sebenarnya seluruh aktivitas operasi perusahaan dapat
dipengaruhi oleh perubahan kurs. Untuk itu, meramal valas merupakan strategi yang
sangat penting bagi suksesnya perusahaan multinasional. Ketidaktepatan peramalan atau
prediksi valas dapat menghilangkan peluang memperoleh keuntungan dari transaksi
Internasional.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Peramalan Nilai Tukar


Beberapa keputusan MNC dipengaruhi oleh proyeksi nilai tukar. Manajer
keuangan harus memahami bagaimana meramalkan nilai tukar sehingga mereka
membuat keputusan yang memaksimalkan nilai MNC mereka. Sebenarnya seluruh
aktivitas operasi MNC dapat dipengaruhi oleh perubahan kurs. Berikut adalah
mengapa perusahaan meramalkan kurs:
1. Keputusan untuk lindung nilai (hedging decision)
Hedging merupakan tindakan yang dilakukan untuk melindungi sebuah
perusahaan dari exposure terhadap fluktuasi nilai tukar. MNC selalu harus
mengambil keputusan apakah akan melakukan lindung nilai atas uang atau
piutang dalam satuan mata uang asing. Apakah perusahaan akan melakukan
lindung nilai dapat ditentukan dari prediksinya mengenai nilai mata uang
asing.
2. Keputusan pendanaan jangka pendek
Ketika perusahaan besar meminjam uang perusahaan, perusahaan memiliki
akses untuk meminjam pada beberapa mata uang berbeda. Ketika sebuah
perusahaan multinasional AS ingin mengambil pinjaman (untuk pembiayaan)
franc Swiss, dan franc Swiss mengalami depresiasi terhadap dollar AS, maka
perusahaan dapat melunasi pinjaman dengan jumlah dollar yang lebih sedikit.
Keputusan pembiayaan ini dengan demikian dipengaruhi oleh peramalan nilai
tukar.
3. Keputusan investasi jangka pendek
Perusahaan seringkali memiliki sejumlah besar kelebihan kas selama periode
jangka pendek. Kas dalam jumlah besar dapat dideposito pada beberapa mata
uang. Mata uang untuk deposito sebaiknya: (1) memiliki suku bunga tinggi
dan (2) mengalami apresiasi (menguatnya mata uang domestik terhadap mata
uang asing) sepanjang periode investasi.
4. Keputusan anggaran modal
Ketika induk perusahaan MNC sedang mempertimbangkan untuk melakukan
investasi pada proyek asing, perusahaan mempertimbangkan mengenai apakah
proyek tersebut membutuhkan penukaran mata uang secara berkala. Analisis
anggaran modal dapat dilakukan hanya jika seluruh taksiran arus kas diukur
dalam mata uang lokal induk perusahaan. Dalam melakukan perencanaan guna
mendirikan cabang di negara lain, MNC perlu melakukan analisis
penganggaran modal dengan memperkirakan aliran kas (cash flow) dari hasil
pendirian cabang tersebut. Perkiraan aliran kas ini sangat bergantung pada
nilai mata uang negara tujuan di masa yang akan datang. Ketergantungan
tersebut dapat terjadi apabila :
1) Dilakukan konversi dari hasil inflow atau outflow mata uang negara
tujuan ke negara asal MNC, dan
2) Pengaruh peramalan kurs terhadap permintaan produk MNC di negara
tujuan. Peramalan kurs mata uang yang akurat akan semakin
mempertajam perkiraan aliran kas dan pengambilan keputusan MNC.
5. Penilaian laba
Keputusan induk perusahaan mengenai apakah anak perusahaan akan
menginvestasikan kembali labanya di negara asing atau mengirim laba pada
induk perusahaan dapat dipengaruhi oleh ramalan kurs. Melalui peramalan
nilai tukar, perusahaan dapat mengatur waktu yang tetap bagi perusahaan
untuk mentransfer labanya berdasarkan kurs mata uang yang diharapkan,
sehingga nantinya pengambilan keputusan ini dapat memaksimalkan nilai
yang akan dikonversi ke dalam kurs domestik.
6. Keputusan pendanaan jangka panjang
Perusahaan yang menjual obligasi untuk memperoleh dana jangka panjang
dapat mempertimbangkan untuk menjual obligasi di negara asing, dengan
harapan mata uang yang dipinjam akan terdepresiasi sepanjang waktu
terhadap mata uang yang diperoleh dari penjualan.

2.2 Teknik Peramalan


Terdapat berbagai metode peramalan kurs yang dapat dikelompokkan menjadi
empat kelompok besar :
1. Peramalan Teknis
Peramalan teknis ( technical forecasting ) mencakup penggunaan data kurs
hitoris untuk memprediksi nilai di masa depan. Perusahaan cenderung
menggunakan ramalan teknis secara terbatas karena peramalan ini hanya
berlaku dalam jangka waktu dekat, yang tidak terlalu membantu dalam
pembuatan kebijakan perusahaan.

Contoh :
Kansas Co harus membayar 10 juta peso Meksiko untuk perlengkapan yang
dibelinya dari Meksiko besok. Hari ini, peso terapresiasi 3 persen terhadap
dolar. Kansas co dapat mengirim pembayaran hari ini sehingga terhindar dari
dampak apresiasi tambahan esok hari. Berdasarkan analisis runtun waktu
hitoris, Kansas telah menentukan bahwa jika terjadi apresiasi peso tehadap
dolar sebesar lebih dari 1 persen, maka peso akan terdepresiasi sekitar 60 %
persen pada hari berikutnya. Atau
                        et+1 = et x ( - 60 % ) ketika et > 1 %
Dengan menerapkan kecenderungan ini pada situasi sekarang di mana peso
terapresiasi sebesar 3 persen hari ini, Kansas Co meramalkan bahwa
perubahan kurs esok hari adalah sebesar
                         et+1 = et x ( - 60 % )
                                 =  ( 3 % ) x ( - 60 % )
                                 = - 1,8 %
Dengan mempertimbangkan ramalan bahwa peso akan terdepresiasi keesekoan
harinya., Kansas memutuskan untuk mengirim pembayaran pada esok hari
bukan hari ini.
2. Peramalan Fundamental
Peramalan fundamental ( fundamental forecasting ) dilakukan
berdasarkan hubungan fundamental antara variabel – variable ekonomi dengan
kurs. Dengan pemberian nilai tertentu pada variabel-variabel tadi maka
perusahaan dapat mengembangkan proyeksi tingkat kurs di masa yang akan
datang. Peramalan dilakukan dengan cara memberikan penilaian subyektif
pada tingkat di mana pergerakan variabel ekonomi secara umum akan
mempengaruhi tingkat kurs. Dari perspektif statistikal, peramalan dilakukan
berdasar pada ukuran kuantitatif pengaruh variabel ekonomi pada tingkat kurs.
Selain itu metode fundamental menggunakan data-data historis untuk
memprediksikan nilai tukar mata uang.
Contoh:
Untuk memperikarakan persentase perubahan ( tingkat apresiasi atau
depreasiasi ) atas poundsterling inggris terhadap dolar AS pada kuartal
berikutnya. Maka factor yang digunakan adalah:
 Inflasi di Amerika relative terhadap inflasi di Inggris,
 Pertumbuhan pendapatan di Amerika Serikat relative terhadap
pertumbuhan pendapatan di Inggris.
Persentase perubahan atas pound sterling terhadap dolar dapat diketahui
dengan menggunakan analisis regresi. Data kuartalan inflasi dan tingkat
pertumbuhan pendapatan baik di Inggris dan Amerika digabungkan. Variabel
terikat ( dependen ) adalah presentase perubahan nilai poundsterling Inggris
per kuartal ( BP ). Variabel bebas ( independen ) dibentuk sebagai berikut :
1) Perubahan persentase perbedaan inflasi di masa lampau (tingkat inflasi
Amerika Serikat dikurangi tingkat inflasi Inggris), disingkat menjadi
INF.
2) Perubahan persentase perbedaan pertumbuhan pendapatan di masa
lampau (pertumbuhan pendapatan di Amerika Serikat dikurangi
pertumbuhan pendapatan di Inggris), disingkat PDT. Sehingga dapat
diperoleh persamaan regresinya sebagai berikut
BP = bO + b1 INF + b2 PDT + E
Di mana:
bO merupakan konstanta, b1 mengukur sensitivitas pengaruh perubahan INF
pada BP, b2 mengukur sensitivitas pengaruh perubahan PDT terhadap BP, dan
E mewakili error. Data historis sangat diperlukan untuk mendapatkan nilai
variabel.
Sebagai ilustrasi, asumsikan nilai bertikut :
b0 = 0, 02
b1 = 0,8
b2 = 1,0
INF t-1 = 4 %
PDT t-1 = 2 %
BP = b1 INF + b2 PDT
= 0,002 + 0,8 ( 4 % ) + 1 ( 2 % )
=0,2 % + 3,2 % + 2 %
= 5,4 %
Jadi dengan mempertimbangkan angka tingkat inflasi dan pertumbuhan
pendapatan terakhir, pounsterling seharusnya terapresiasi sebesar 5,4 persen
pada kuartal berikutnya.

Ada 4 keterbatasan dari peramalan fundamental yaitu :


1) Ketidakpastian pengaruh suatu faktor pada waktu tertentu. Hal ini
dapat dipahami bahwa sebenarnya suatu faktor memiliki pengaruh
yang tidak terbatas hanya pada satu periode namun bisa lebih.
Sehingga untuk mendapatkan hasil yang pasti dari penggunaan model
regresi, diperlukan penyesuaian secara terus menerus.
2) Diperlukannya peramalan untuk faktor-faktor yang memiliki pengaruh
langsung pada nilai kurs. Walaupun seandainya peramal tahu
bagaimana pergerakan faktor-faktor yang memiliki pengaruh langsung
tersebut, namun bila peramal tidak mengetahui nilai dari faktor-faktor
tersebut malah akan membuat hasil peramalan menjadi tidak akurat.
3) Tidak semua faktor yang relevan dimasukkan dalam model. Hal ini
dapat terjadi karena kadang kala faktor tersebut tidak dapat diukur
dengan mudah. Contoh, seandainya terjadi pemogokan pada sebuah
perusahaan eksportir yang besar di Jepang, hal ini akan menyebabkan
menurunnya ekspor Jepang ke Amerika, misalnya yang akan berakibat
pada menurunnya permintaan Amerika Serikat akan yen Jepang. Hal
ini pada akhirnya akan menimbulkan tekanan penurunan yen. Faktor
semacam inilah yang kadang kala sulit untuk diukur.
4) Adanya perubahan sensitivitas pergerakan mata uang sepanjang waktu
hal ini disebabkan karena tidak ada satupun yang konstan di pasar
sepanjang waktu selain perubahan itu sendiri. Sehingga nilai-nilai
koefisien di dalam model regresi akan selalu berubah.
3. Peramalan Berbasis Pasar
Metode ini menggunakan indikator-indikator pasar yang biasanya didasarkan
pada kurs spot atau kurs forward. Jadi spot rate digunakan untuk memprediksi
kurs dengan jarak waktu yang sangat dekat, sedangkan forward rate digunakan
untuk jangka waktu 2 sampai 365 hari.
1) Kegunaan Kurs Spot.
Kurs spot saat ini dapat digunakan sebagai taksiran atas kurs spot di
masa depan. Untuk melihat mengapa kurs spot dapat digunakan dalam
peramalan berbasis pasar, asumsikan bahwa poundsterling Inggris
diperkirakan akan mengalami apresiasi terhadap dolar dalam jangka
waktu dekat. Perkiraan ini akan mendorong spekulan untuk membeli
poundstreling dengan menggunakan dolar AS saat ini untuk
mengantisipasi apresiasi poundsterling dan pembelian ini dapat
mendorong naik nilai poundsterling. Sebaliknya jika poundsterling
diperkirakan akan mengalami depresiasi terhadap dolar, spekulan akan
menjual poundsterling sekarang, dengan harapan dapat membeli
poundsterling kembali dengan harga yang lebih murah setelah nilainya
turun. Tindakan tersebut dapat membuat depresiasi poundsterling
langsung terjadi. Karenanya nilai poundsterling saat ini seharusnya
mencerminkan perkiraan nilai poudsterling dalam jangka waktu dekat.
Perusahaan dapat menggunakan kurs spot dalam peramalan, karena
kurs ini mencerminkan perkiraan pasar atas kurs spot dalam jangka
waktu dekat.
2) Kegunaan Kurs Forward
Kurs Forward untuk tanggal tertentu di masa depan biasanya
digunakan sebagai perkiraan kurs spot di masa depan. Atau kurs
forward berjangka 30 hari merupakan perkiraan kurs spot 30 hari
mendatang, kurs forward berjangka 90 hari merupakan perkiraan kurs
spot 90 hari mendatang, dan seterusnya. Kurs forward dihitung sebagai
berikut :
F=S(1+p)
Di mana p mencerminkan premi forward. Karena p mencerminkan
selisih kurs forward terhadap kurs spot, maka p dapat digunakan
sebagai perkiraan persentase perubahan kurs Di mana p mencerminkan
premi forward. Karena p mencerminkan selisih kurs forward terhadap
kurs spot, maka p dapat digunakan sebagai perkiraan persentase
perubahan kurs.

E(e)=p
= ( F/S ) –1
Contoh:
Jika kurs forward dolar Australia berjangka satu tahun adalah $ 0,63,
sementara kurs spot adalah $ 0,60, maka perkiraan persentase
perubahan dolar australia adalah :
E(e) =p
= ( F/S ) –1
= ( 0,63 / 0,60 ) -1
= 0,05 atau 5 %
4. Peramalan Campuran
Peramalan Campuran merupakan teknik peramalan yang paling banyak
digunakan oleh perusahaan MNC karena teknik ini merupakan teknik yang
lebih baik daripada teknik lainnya. Peramalan campuran merupakan gabungan
antara 3 teknik peramalan sebelumnya. Karena tidak ada satupun teknik
peramalan yang terbukti unggul secara konsisten dibandingkan teknik lain,
beberapa MNC lebih suka menggunakan kombinasi teknik peramalan. Cara
melakukan peramalan campuran adalah dengan menimbang hasil proyeksi
masing-masing teknik yang digunakan, teknik yang dianggap lebih andal
diberikan bobot yang lebih besar, dan jumlah bobot totalnya adalah 100%.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Meramal valas merupakan strategi yang sangat penting bagi suksesnya usaha
bisnis Internasional. Ketidaktepatan peramalan atau prediksi valas dapat
menghilangkan peluang memperoleh keuntungan dari transaksi Internasional.
Perusahaan multinasional memerlukan peramalan kurs untuk mengambil keputusan
mengenai lindung nilai utang piutang, pendanaan dan investasi jangka pendek,
pengnggaran modal, dan pendanaan jangka panjang. Teknik peramalan yang paling
umum digunakan dikelompokkan sebagai berikut ( 1 ) peramalan teknis, ( 2 )
fundamental, ( 3 ) berbasis pasar, dan ( 4 ) campuran. Masing – masing metode
memiliki keterbatasan, dan kualitas hasil ramalan beragam. Namun karena perbedaan
kurs yang bervariasi tinggi, maka tidak mengherankan jika peramalan tidak selalu
akurat.

DAFTAR PUSTAKA
Madura, Jeff, 2004, Manajemen Keuangan Internasional, Jilid 1, Edisi Keempat, Erlangga,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai