Anda di halaman 1dari 23

INTERNATIONAL CASH

MANAGEMENT
Ellen Deviana Arisadi
166020201111016
MULTINATIONAL WORKING CAPITAL MANAGEMENT

Subsidiary
Expenses

Subsidiary Subsidiary
Liquidity Revenue
Management

Subsidiary
Dividend
Payments
CENTRALIZED CASH MANAGEMENT

Sementara setiap anak perusahaan mengelola modal kerjanya sendiri,


kelompok manajemen kas terpusat diperlukan untuk memantau, dan
mungkin mengelola, arus kas induk perusahaan dan anak perusahaan.
Divisi manajemen kas terpusat dari MNC tidak dapat secara akurat
meramalkan kejadian yang mungkin mempengaruhi arus kas induk
perusahaan atau anak perusahaan.
Bagaimanapun, MNC harus siap menanggapi kejadian apapun dengan
mempertimbangkan:
Potensi dampak negatif terhadap arus kas

Bagaimana menghindari dampak negatif tersebut


CASH FLOW OF THE OVERALL MNC
OPTIMIZING CASH FLOWS

Accelerating Cash Semakin cepat arus masuk diterma, semakin cepat kas tersebut dapat
Inflows diinvestasikan atau digunakan untuk tujuan lainnya.

Minimizing Currency Netting dapat mengurangi biaya administrasi dan transaksi melalui
perhitungan semua transaksi selama suatu periode untuk menentukan
Conversion Costs pembayaran bersih.

Pemerintah mungkin mewajibkan dana tetap berada di dalam negara


anak perusahaan untuk menciptakan lapangan kerja dan mengurangi
Managing Blocked pengangguran.
Funds Strategi lainnya adalah menggunakan transfer pricing sedemikian rupa
sehingga dapat meningkatkan biaya yang dikeluarkan oleh anak
perusahaan.

Anak perusahaan dengan kelebihan dana dapat memberikan


Managing pembiayaan dengan membayar persediaan lebih awal dari yang
Intersubsidiary Cash diperlukan (leading).
Transfers Sebagai alternatif, anak perusahaan yang membutuhkan dana dapat
diizinkan untuk menunda pembayarannya (lagging).
COMPLICATIONS IN OPTIMIZING CASH FLOW

Company-related
characteristics

Government restrictions

Characteristics of banking
systems
INVESTING EXCESS CASH

Kelebihan dana MNC dapat diinvestasikan dalam sekuritas jangka pendek domestik
maupun asing.
Dalam beberapa periode, sekuritas jangka pendek asing akan memiliki tingkat suku bunga
yang lebih tinggi daripada suku bunga domestik, dan oleh karena itu biasanya dibeli oleh
MNC.
Namun, perusahaan juga harus memperhitungkan kemungkinan pergerakan nilai tukar.

1. Determining the Effective Yield


Perhitungan effective yield dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan berikut:

dimana
if = suku bunga berlaku
ef = persentase perubahan dalam nilai satuan mata uang deposito
Jika mata uang asing terdepresiasi selama periode investasi, imbal hasil efektif akan lebih
rendah dari tingkat suku bunga.
INVESTING EXCESS CASH

2. Implications of Interest Rate Parity (IRP)


Mata uang asing dengan tingkat bunga tinggi biasanya akan menunjukkan diskon forward
yang mencerminkan perbedaan antara tingkat suku bunga dan tingkat suku bunga negara
asal investor.
Meskipun jika paritas suku bunga terjadi, investasi asing jangka pendek mungkin masih
layak dilakukan namun harus dilakukan tanpa lindung nilai (tanpa menggunakan pasar
forward).
Atau dengan kata lain, investasi asing jangka pendek dapat menghasilkan effective yield
yang lebih tinggi dibandingkan investasi domestik.
3. Use of the Forward Rate as a Forecast
Jika terjadi IRP, forward rate dapat digunakan sebagai titik impas untuk menilai keputusan
investasi jangka pendek.
Hasil efektif akan lebih tinggi jika kurs spot pada saat jatuh tempo lebih tinggi dari pada
forward rate pada saat investasi dilakukan, dan sebaliknya.
CONSIDERATIONS WHEN INVESTING EXCESS CASH
INVESTING EXCESS CASH

4. Use of Exchange Rate Forecasts


Meskipun MNC tidak tahu bagaimana nilai suatu mata uang akan berubah selama
periode investasi, MNC dapat menggunakan rumus perhitungan yield efektif dan
memasukkan perkiraan mengenai persentase perubahan nilai tukar mata uang asing (ef).
Karena suku bunga deposito dalam mata uang asing (if) diketahui, perkiraan yield efektif
dapat dihitung atas suatu perkiraan ef.
Perkiraan yield efektif atas suatu deposito asing kemudian dapat dibandingkan dengan
yield ketika berinvestasi pada mata uang lokal perusahaan.
INVESTING EXCESS CASH

5. Diversifying Cash Across Currencies


Jika MNC tidak yakin bagaimana nilai tukar akan berubah dari waktu ke waktu, MNC
mungkin akan memilih untuk melakukan diversifikasi kas pada sekuritas dalam berbagai
macam mata uang.
Tingkat dimana investasi portofolio dinyatakan dalam berbagai mata uang akan
mengurangi risiko tergantung pada korelasi antar mata uang tersebut.

6. Use of Dynamic Hedging to Manage Cash


MNC dapat melakukan lindung nilai dinamis, yaitu strategi penerapan lindung nilai ketika
mata uang yang dimiliki diperkirakan akan terdepresiasi dan menghentikan lindung nilai
saat mata uang yang dimiliki diperkirakan terapresiasi.
Intinya, tujuan tindakan ini adalah untuk melindungi terhadap risiko penurunan dan secara
bersamaan mendapatkan keuntungan dari perubahan nilai tukar yang menguntungkan.
INTERNAL EQUITY FINANCING AND THE
PERFORMANCE OF MULTINATIONAL SUBSIDIARIES IN
EMERGING ECONOMIES

T. K. Nguyen dan Alan M. Rugman


Henley Business School, University of Reading, Berkshire, Reading, UK
ABSTRAK

Penelitian ini menguji pembiayaan ekuitas internal anak perusahaan multinasional


yang menahan dan menginvestasikan kembali pendapatannya sendiri. Pembiayaan
ekuitas internal adalah jenis firm-specific advantage (FSA) bersama dengan FSA
tradisional lainnya seperti inovasi, penelitian dan pengembangan, dan keterampilan
manajemen. Penelitian ini juga mencerminkan pengambilan keputusan manajemen
keuangan pada tingkat anak perusahaan.
Penelitian ini menguji kontribusi pembiayaan ekuitas internal dan keputusan
manajemen keuangan pada tingkat anak perusahaan terhadap kinerja anak
perusahaan, menggunakan data survei asli dari anak perusahaan multinasional Inggris
di enam negara berkembang di kawasan Asia Tenggara.
Temuan pertama dalam penelitian ini adalah bahwa pembiayaan ekuitas internal
bertindak sebagai FSA untuk meningkatkan kinerja anak perusahaan. Temuan kedua
adalah bahwa lebih dari 90% sumber pembiayaan (termasuk investasi modal oleh
induk perusahaan) di anak perusahaan Inggris berasal dari dana internal. Temuan
ketiga adalah bahwa pengambilan keputusan pengelolaan keuangan pada tingkat
anak perusahaan memiliki dampak positif yang signifikan secara statistik terhadap
kinerja anak perusahaan.
PENDAHULUAN

Dalam penelitian ini, peneliti menunjukkan bahwa pembiayaan ekuitas internal oleh manajer
anak perusahaan multinasional merupakan jenis firm-specific advantage (FSA) yang penting.
Pembiayaan ekuitas internal mengacu pada anak perusahaan yang menahan dan
menginvestasikan kembali pendapatan mereka sendiri untuk membiayai ekspansi dan
pertumbuhan yang berkelanjutan. Sederhananya, peneliti menguji penggunaan laba ditahan
oleh anak perusahaan asing.
Untuk menetapkan sifat FSA dalam pembiayaan ekuitas internal, perlu untuk menyadari
bahwa faktor kelembagaan negara tuan rumah kurang memberikan peluang dalam
pendanaan eksternal bagi anak perusahaan. Karena asimetri informasi, struktur peraturan
yang lemah, terdapat ketidaksempurnaan dalam pasar modal eksternal di negara
berkembang.
Peneliti menunjukkan bahwa keputusan dan kemampuan strategis dalam penggunaan laba
ditahan yang efisien dan kemampuan pelaksanaan disiplin yang tinggi dalam manajemen
keuangan manajer pada anak perusahaan di luar negeri meningkatkan kinerja anak
perusahaan.
TINJAUAN LITERATUR

Financing Foreign Subsidiaries of the MNE


Kunci pembiayaan adalah keputusan rasio debt-to-equity, yaitu jumlah pembiayaan hutang yang
digunakan perusahaan relatif terhadap ekuitas. Rasio yang lebih tinggi menyiratkan leverage yang
lebih besar dan berpotensi memiliki risiko lebih besar.
Bowe, Robert, dan Yamin (2013) menyatakan bahwa ketika perusahaan pada umumnya harus
membuat keputusan strategis dalam sumber keuangan, mereka dapat memilih menggunakan sumber
internal baik berupa laba ditahan atau sumber eksternal dalam bentuk hutang bank, obligasi, atau
ekuitas.

The Internal Capital Markets of the MNE


Karena pasar modal eksternal tidak sempurna, MNE menciptakan pasar modal internal dalam
struktur organisasinya sendiri, yang secara efektif mendistribusikan kembali sumber keuangan di
dalam perusahaan (Mudambi, 1999; Rugman, 1980).
Rugman (1980) berpendapat bahwa perusahaan induk MNE bisa mendapatkan keuntungan dari
perkembangan pasar modal internal dalam menanggapi kegagalan institusional di pasar modal
tingkat negara.
Desai (2008) berpendapat bahwa MNE mengeksploitasi pasar modal internal mereka untuk
mendapatkan keunggulan kompetitif ketika pembiayaan untuk perusahaan lokal menjadi sangat
mahal.
TINJAUAN LITERATUR

Institutional Voids in Emerging Economies and the Development of Financial Management


Capabilities by Foreign Subsidiaries
Institutional voids mengacu pada kesenjangan pada institusi pasar yang ditemukan tanpa
adanya perantara yang memfasilitasi pasar yang berfungsi dengan baik.
Perusahaan induk menggunakan sumber keuangan untuk melakukan investasi modal awal
di masing-masing anak perusahaan asing mereka. Hal ini menunjukkan bahwa induk
perusahaan MNE berkembang dalam struktur organisasinya sendiri menjadi pasar modal
internal yang efisien untuk mengatasi ketidaksempurnaan di pasar modal eksternal
(Rugman, 1980).
Pada dasarnya, memiliki pasar modal internal yang efisien yang dikelola dan
dikendalikan oleh perusahaan induk (Rugman, 1980) adalah FSA dan juga merupakan
keuntungan multinasional. Dengan demikian, anak perusahaan asing dapat mengatasi
hambatan pasar modal lokal, dan ini memberi sinyal keunggulan kompetitif faktor
pembiayaan untuk MNE (Oxelheim et al., 2001).
Di sisi lain, pemerintah negara tuan rumah sering menganggap pinjaman intra-perusahaan
sebagai salah satu mekanisme oleh perusahaan induk untuk memanipulasi keuntungan
pada anak perusahaan asing mereka selain dividen, yaitu dengan mentransfer keuntungan
di luar negara tuan rumah.
TINJAUAN LITERATUR

Assessing and Measuring Foreign Subsidiary Performance


Satu kekhawatiran yang sering terjadi dalam menilai kinerja anak perusahaan di luar negeri
adalah manipulasi keuntungan oleh perusahaan induk.
Argumen umum adalah bahwa perusahaan induk menghasilkan return melalui berbagai
mekanisme selain dividen, termasuk perdagangan intra-perusahaan dengan menggunakan
transfer pricing, pinjaman intra-perusahaan, biaya manajemen, biaya lisensi teknologi dan
royalti (Geringer & Herbert, 1991).
Transfer pricing lebih banyak terjadi di perusahaan manufaktur yang terintegrasi secara
vertikal. Anak perusahaan ini secara eksplisit berfokus pada penjualan ke pelanggan eksternal
dimana mereka menghasilkan 91% dari total penjualan mereka, sedangkan penjualan intra-
firm hanya 9% (Nguyen, 2014; Nguyen & Rugman, 2015).
PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Subsidiary retained earnings as internal equity financing sources


Manajer anak perusahaan menunjukkan bahwa mereka telah berusaha untuk meyakinkan
headquarters mereka bahwa mereka mampu memanfaatkan pendapatan mereka sendiri
secara efisien.
Manajer anak perusahaan harus menyeimbangkan persyaratan pembayaran dividen dari
anak perusahaan kepada perusahaan induk dengan kebutuhan sumber keuangan untuk
melanjutkan ekspansi dan pertumbuhan.
Perusahaan induk cenderung mengarahkan perhatian, alokasi sumber dan pembiayaan
mereka pada anak perusahaan di pasar yang lebih besar. Akibatnya, kemungkinan
tambahan modal dan pinjaman intra-perusahaan dari induk perusahaan ke anak
perusahaan di ASEAN mungkin terbatas. Dengan demikian, anak perusahaan ASEAN
mengandalkan penghasilan mereka sendiri.
Hipotesis 1: Terdapat hubungan positif antara pembiayaan ekuitas internal anak
perusahaan dan kinerja anak perusahaan.
PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Subsidiary-level financial management decision-making


Rugman (1980: 78) berpendapat bahwa eksposur ekonomi, yaitu fluktuasi nilai tukar mata
uang asing menciptakan risiko pengurangan NPV pada arus pendapatan perusahaan di
masa depan. Verbeke (2009) berpendapat bahwa risiko fluktuasi nilai tukar yang tidak
terduga yang mempengaruhi arus kas masa depan harus dipertimbangkan.
Fluktuasi nilai tukar tersebut memaksa MNE dan anak perusahaan untuk memperkenalkan
alat yang efektif untuk mengurangi risiko kerugian akibat perubahan nilai tukar. Bila
memungkinkan, mereka mengumpulkan bahan baku dari supplier lokal, untuk mengurangi
dampak negatif karena harus membayar dalam mata uang asing yang kuat (Verbeke,
2009).
Keputusan strategis untuk menggunakan pembiayaan ekuitas internal, kemampuan
manajerial untuk menggunakan sumber keuangan secara efisien untuk melanjutkan ekspansi
dan pertumbuhan, dan keterampilan dalam manajemen keuangan oleh anak perusahaan
asing adalah penting untuk keberhasilan operasi anak perusahaan asing di negara
berkembang.
Hipotesis 2: Terdapat hubungan positif antara pengambilan keputusan manajemen
keuangan pada tingkat anak perusahaan dan kinerja anak perusahaan.
METODOLOGI

Peneliti menggunakan kumpulan data primer dari anak perusahaan


multinasional Inggris di enam negara ASEAN (Malaysia, Indonesia, Filipina,
Singapura, Thailand dan Vietnam) untuk periode 2003-2007.
Dari 91 perusahaan induk, peneliti mengidentifikasi sebanyak 504 anak
perusahaan MNE Inggris.
Survei 40 pertanyaan melalui email dikembangkan untuk mengumpulkan
mengenai strategi dan kinerja anak perusahaan multinasional Inggris.
Dengan tingkat respon sebesar 20% sehingga terdapat total 101 balasan
dari anak perusahaan, yang terdiri dari 57 perusahaan induk MNE (44
perusahaan publik dan 13 perusahaan privat).
Peneliti menggunakan regresi ordinary least square (OLS) dan regresi two-
stage least square (2SLS).
HASIL PENELITIAN

Hipotesis 1 memprediksi dampak positif dari pembiayaan ekuitas internal terhadap kinerja
anak perusahaan. Koefisien dalam model secara statistik signifikan pada semua indikator
kinerja anak perusahaan, yang mengkonfirmasikan prediksi ini. Dengan demikian, Hipotesis 1
didukung sepenuhnya.
Hipotesis 2 meramalkan bahwa keputusan manajemen keuangan tingkat anak perusahaan
merupakan penentu penting kinerja anak perusahaan. Koefisien dalam model mengkonfirmasi
signifikan secara statistik dampak positif dari variabel ini terhadap kinerja anak perusahaan.
Dengan demikian, Hipotesis 2 didukung sepenuhnya.
HASIL PENELITIAN
KESIMPULAN

Pada penelitian ini, peneliti menemukan bahwa pembiayaan ekuitas internal


dalam bentuk laba ditahan, digunakan oleh anak perusahaan Inggris di Asia
Tenggara sebagai FSA.
Manajer anak perusahaan ini bertindak secara strategis untuk menggunakan
laba ditahan mereka sendiri (29%), investasi modal oleh perusahaan induk
(56%), dan pinjaman intra-perusahaan (8%) untuk mempertahankan ekspansi dan
pertumbuhan bisnis mereka dan untuk meningkatkan kinerja anak perusahaan.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pembiayaan internal dan pengambilan
keputusan manajemen keuangan tingkat anak perusahaan signifikan di empat
metrik kinerja anak perusahaan.
Intinya, pembiayaan ekuitas internal anak perusahaan berpengaruh positif
terhadap kinerja anak perusahaan. Selait itu, penelitian ini juga berkontribusi
terhadap teori MNE dengan menunjukkan pentingnya pasar modal internal dalam
membiayai anak perusahaan asing.

Anda mungkin juga menyukai