Anda di halaman 1dari 17

TEORI PASAR MODAL

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan


Dosen Pengampu : Dr. Gerianta Wirawan Yasa, S.E., M.Si.

Kode Mata Kuliah : EKU 331M

Disusun Oleh :

I Putu Indra Samyoga E.M (1907521099)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2020

Profil Perusahaan

PT Astra International TBk

PT Astra International Tbk didirikan di Jakarta pada tahun 1957 sebagai sebuah
perusahaan perdagangan umum dengan nama Astra International Inc. Pada tahun 1990, telah
dilakukan perubahan nama menjadi PT Astra International Tbk, dalam rangka penawaran
umum perdana saham Perseroan kepada masyarakat, yang dilanjutkan dengan pencatatan
saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan ticker ASII. Nilai kapitalisasi
pasar Astra pada akhir tahun 2019 adalah sebesar Rp280,3 triliun.
Sesuai anggaran dasar Perseroan, kegiatan usaha yang dapat dijalankan oleh Perusahaan
mencakup perdagangan umum, perindustrian, pertambangan, pengangkutan, pertanian,
pembangunan, jasa dan konsultasi. Hingga tahun 2019, Astra telah mengembangkan bisnisnya
dengan menerapkan model bisnis yang berbasis sinergi dan terdiversifikasi pada tujuh segmen
usaha, terdiri dari:

 Otomotif.
 Jasa Keuangan.
 Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi & Energi.
 Agribisnis.
 Infrastruktur dan Logistik.
 Teknologi Informasi.
 Properti.

Dengan bisnis yang beragam, Astra telah menyentuh berbagai aspek kehidupan bangsa
melalui produk dan layanan yang dihasilkan. Dalam keseharian hidup, masyarakat Indonesia
menggunakan sepeda motor dan mobil, jalan tol, printer, hingga layanan pembiayaan,
perbankan dan asuransi milik Astra. Pelaku bisnis bermitra dengan Astra memanfaatkan
berbagai kendaraan komersial, alat berat, layanan logistik, sistem teknologi informasi dan jasa
pertambangan dari Astra. Berbagai produk yang dihasilkan, antara lain minyak kelapa sawit,
batu bara dan kendaraan bermotor, senantiasa diekspor sehingga Astra dapat berkontribusi
dalam menyumbangkan devisa bagi negara.

Laporan Keuangan Perusahaan

ANALISIS HORIZONTAL

PERBANDINGAN RASIO KEUANGAN PT Astra International TBk Tahun 2018 dan 2019
1. Likuiditas
Tabel Perbandingan Tingkat Likuiditas PT Astra International TBk Tahun 2018 dan 2019
THN 2019 THN 2018 Naik
URAIAN (milliar) (milliar) (Turun)
Aktiva Lancar 129.058 131.180 (2.122)
Hutang Jangka Pendek 99.962 116.467 (16.505)
Tingkat Likuiditas (%) 129,1% 112,6% 251%dr
Sumber : PT Astra International TBk (Data Diolah)

Likuiditas tahun 2019 sebesar 129,1% dibandingkan dengan tahun 2010 yang sebesar
112,6%, berarti mengalami peningkatan sebesar 16,5%. Hal ini disebabkan karena
penurunan Aktiva Lancar sebesar Rp 2.122 dan menurunnya Hutang Jangka Pendek sebesar
Rp 16.505 Miliar. Yang menyebabkan Likuiditas PT Astra International TBk meningkat.

2. Solvabilitas. Solvabilitas tahun 2019 sebesar 42,1 % dibandingkan dengan tahun 2018
sebesar 38 % mengalami peningkatan sebesar 4,1%, akibat dari penurunan Total Hutang
sebesar Rp 5.153 Miliar.
Tabel Perbandingan Tingkat Solvabilitas PT Astra International TBk Tahun 2018 dan 2019
THN 2019 THN 2018 Naik
URAIAN (milliar) (milliar) (Turun)
Total Aset 351.958 344.711 7.247
Total Hutang 165.195 170.348 (5.153)
Tingkat Solvabilitas (%) 42,1 % 38 % 4,1%
Sumber : PT Astra International TBk (Data Diolah)

3. Struktur dan Kebijakan Pengelolaan Modal.


Pada akhir tahun 2019, rasio Total Hutang (Solvabilities Ratio) PT Astra International TBk
terhadap Likuiditas sebesar 42,1 %. PT Astra International TBk memiliki likuiditas yang
baik dengan nilai Aktiva Lancar sebesar 129.058 ; Nilai Kas dan Setara Kas sebesar 24.330
dan Rasio Lancar (Quick Ratio) sebesar 104,8%. Perusahaan mengelola struktur permodalan
dan melakukan penyesuaian berdasarkan:
a) perubahan kondisi ekonomi untuk memelihara atau menyesuaikan struktur
permodalan;
b) perusahaan dapat menyesuaikan jumlah besaran deviden kepada pemegang
saham ;
c) menerbitkan saham baru atau mengusahakan pendanaan melalui pinjaman.
Tabel Analisis Perbandingan NERACA PT Astra International TBk Tahun 2018 - 2019
URAIAN THN 2019 THN 2018
(milliar) (milliar)
Aktiva Lancar 129.058 131.180
Aktiva Tetap 222.900 213.531
Total Aktiva 351.958 344.711
Ht. Jk Pendek 99.962 116.467
Ht. Jk. Panjang 65.233 53.881
Ekuitas 186.763 174.363
Total Hutang & Ekuitas 351.958 344.711
Sumber; PT Astra International TBk (Data Diolah)

4. Aktiva Lancar. Aktiva Lancar pada Tahun 2019 mengalami penurunan sebesar Rp 2.122
Miliar dibandingkan Aktiva Lancar Tahun 2018. Hal ini terutama disebabkan :
a) Penurunan pada Kas dan Setara Kas sebesar Rp 863 Milliar.
b) Penurunan Persediaan sebesar Rp 230 Milliar.
c) Peningkatan Pajak yang dibayar dimuka sebesar Rp 839 Milliar.

5. Aktiva Tetap. Aktiva Tetap Tahun 2019 meningkat sebesar Rp 9.369 Miliar dibandingkan
Tahun 2018. Peningkatan Aktiva Tetap ini terutama disebabkan:
a. Investasi lain-lain menghasilkan mengalami kenaikan sebesar Rp 1.969
Miliar
b. Aktiva Tetap mengalami peningkatan sebesar Rp 9.369 Miliar

6. Hutang Jangka Pendek. Hutang Jangka Pendek Tahun 2019 mengalami penurunan
dibanding Tahun 2018 sebesar Rp 16.505 Miliar. Hal ini disebabkan karena:
a) menurunnya Hutang Usaha pihak berelasi dan pihak ketiga sebesar Rp 11.794
Miliar.

7. Hutang Jangka Panjang. Peningkatan Hutang Jangka Panjang Tahun 2019 dibanding
Tahun 2018 sebesar Rp 11.352 Miliar disebabkan karena:
a. meningkatnya Liabilitas lain-lain pihak ketiga sebesar Rp 4.818 Miliar
b. meningkatnya Hutang Imbalan Kerja sebesar Rp 5.850 Miliar
c. meningkatnya Pinjaman bank dan pinjaman lain-lain sebesar Rp 36.743 Miliar.

ANALISIS VERTIKAL

Tabel Rasio Kinerja PT Astra International TBk (dalam % tase)


URAIAN TAHUN 2019 TAHUN 2018
Rasio Lancar (Current Ratio) 129,1% 112,6%
Rasio Kewajiban Thd Ekuitas (DER) 42,1 % 38 %
Rasio Kewajiban Thd Aset (DAR) 29,6 % 27 %
Marjin Laba Kotor (Gross Profit 16 % 23 %
Margin)
Marjin Laba Bersih (Net Profit 0,90 % 5,66 %
Margin)
Tgkt Pengembalian Ekuitas (ROE) 1,28 % 7,8 %

Sumber: PT Astra International TBk (Data Diolah)


1. Likuiditas. Kemampuan perusahaan dalam memenuhi Kewajiban Jangka Pendek pada
Tahun 2019 relatif lebih baik dibandingkan Tahun 2018 yakni sebesar 255,5%.
2. Solvabilitas. Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh
hutangnya, yang diukur dengan membandingkan Total Hutang (Liabilitas) dengan Total
Ekuitas (Modal) dan Aset. Pada Tahun 2019, rasio Kewajiban Terhadap Ekuitas (DER)
sebesar 42,1%, mengalami peningkatan dibanding Tahun 2018. Disamping itu, rasio
Kewajiban Terhadap Aset (DAR) Tahun 2019 juga mengalami peningkatan dibanding
Tahun 2018 yakni sebesar 29,6 %.
3. Rentabilitas. Rasio rentabilitas dapat memberikan gambaran tentang tingkat elektivitas
pengelolaan perusahaan. Rentabilitas PT Astra International TBk pada Tahun 2019
mengalami penurunan dibandingkan Tahun 2018. Rentabilitas perusahaan yang
ditunjukkan pada tingkat pengembalian ekuitas (ROE) pada Tahun 2019 sebesar 1,28
%.
4. Profitabilitas. Profitabilitas PT Astra International TBk pada Tahun 2019 lebih rendah
dibanding Tahun 2018. Hal ini ditunjukkan dengan semakin rendahnya Rasio Marjin
Laba Kotor, dan Marjin Laba Bersih perusahaan pada Tahun 2019 dibandingkan tahun
sebelumnya.

ANALISIS RASIO

A.      Rasio Likuiditas


Likuiditas adalah  masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finansialnya yang segera harus dipenuhi.

Current Ratio
Current Ratio = (Aktiva Lancar/Kewajiban Lancar) x 100%

Tahun 2019 Tahun 2018 Analisa


Current Ratio = Current Ratio = Current ratio yang rendah
(Rp. 129.058 /Rp. 99.962) x (Rp. 131.180/Rp. 116.467) x biasanya dianggap
100% = 129,1% 100% = 112,6% menunjukkan terjadinya
masalah dalam likuidasi,
sebaliknya current ratio yang
terlalu tinggi juga kurang
bagus, karena menunjukkan
banyaknya dana menganggur
yang pada akhirnya dapat
mengurangi kemampuan laba
perusahaan. Pada laporan
keuangan diatas terjadi
peningkatan current ratio dari
tahun 2018 ke tahun 2019
sebesar 16,5%.
Quick Ratio/Acid Test Ratio
Quick Ratio = (Aktiva Lancar – Persediaan)/Kewajiban Lancar)) x 100%

Tahun 2019 Tahun 2018 Analisa


Quick Ratio = Quick Ratio = Semakin besar quick ratio
((Rp. 129.058 -Rp. 24.287)/ Rp. ((Rp. 131.180-Rp. 26.505)/ maka semakin baik pula
99.962)) x 100% = 104,8% Rp. 116.467)) x 100% = kondisi perusahaan. Namun
89,87% apabila quick ratio memiliki
perbandingan 1:1 atau 100% 
perusahaan tersebut dianggap
kurang baik. Dalam laporan
keuangan ini diketahui adanya
peningkaatan quick ratio dari
89,87% menjadi -104,8% Yang
berarti perusahaan tidak dalam
keadaan stabil.

Cash Ratio
Cash Ratio = (Kas/Kewajiban Lancar) x 100%

Tahun 2019 Tahun 2018 Analisa


Cash Ratio = Cash Ratio = Rasio ini menunjukan
(Rp. 383,366/ Rp. 99.962) x (Rp. 49,082/ Rp. 116.467) kemampuan kas untuk menutupi
100% = 383,5% x 100% = 42,1% hutang lancar. Dapat dilihat
meningkat presentasi cash ratio,
yaitu dari 42,1% menjadi
383,5%

Working Capital to Total Assets Ratio


WCTAR = Aktiva Lancar – Kewajiban Lancar / Jumlah Aktiva

Tahun 2019 Tahun 2018 Analisa


Working Capital to Total Assets Working Capital to Total Likuiditas dari total  aktiva
Ratio = Assets Ratio = dan posisi modal kerja netto.
Setiap Rp 1 assets perusahaan
(Rp. 129.058 - Rp. 99.962 )/ (Rp . 131.180 - Rp 116.467)/ 4,26% untuk tahun 2018 dan
351.958 = 8,26% Rp 344.711 = 4,26 8,26% untuk tahun 2019
terdiri dari  modal kerja
(aktiva lancar)

B.      Rasio Solvabilitas


Solvabilitas, berguna untuk menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
segala kewajiban finansialnya jika perusahaan tersebut dilikuidasi. Suatu perusahaan dikatakan
Solvabel jika perusahaan itu mempunyai aktiva yang cukup untuk membayar semua hutang-
hutangnya , baik yang jangka panjang maupun jangka pendek. Jika perusahaan tidak
mempunyai cukup aktiva untuk membayar segala hutangnya, maka perusahaan tersebut
dikatakan insolvabel.
Dalam  hubungan antara  likuiditas  dan solvabilitas  ada empat   kemungkinan  yang
dapat   dialami  oleh perusahaan yaitu :
a. Perusahaan yang likuid  tetapi insolvable
b. Perusahaan  yang likuid  dan solvable
c. Perusahaan yang solvabel  tetapi ilikuid
d. Perusahaan  yang insolvabel  dan ilikuid
Tingkat   solvabilitas  diukur  dengan beberapa   rasio,  yaitu :
Total Debt to Equity Ratio
Total Debt Equty Ratio = (Total Utang/Ekuitas) x 100%

Tahun 2019 Tahun 2018 Analisa


Perputaran Piutang = Perputaran Piutang = Bagian setiap rupiah modal
(Rp. 7,995,597/ Rp. 18,978,527) (Rp. 7,382,445/ Rp. sendiri yang dijadikan jaminan
x 100% = 42,1% 19,474,522) x 100% = 38% untuk keseluruhan hutang. dari
setiap rupiah modal sendiri
menjadi jaminan hutang.
Rasio di samping sebesar 38%
dan 42,1 % untuk tahun 2018
dan 2019. Maka kurang dari
100% maka dari itu perusahaan
tidak perlu takut tidak bisa
membayar hutangnya.
Total Debt to Assets Ratio
Total Debt Assets Rasio = (Total Utang/Total Aktiva) x 100%

Tahun 2019 Tahun 2018 Analisa


Total Debt to Asset Ratio = Total Debt to Asset Ratio = Beberapa bagian dari
(Rp. 7,995,597/ Rp. 26,974,124) (Rp. 7,382,445/ Rp. keseluruhan dana yang 
x 100% = 29,6% 26,856,967) x 100% = 27% dibelanjai dengan utang. Atau
Berapa bagian dari aktiva yang
digunakan untuk menjamin
hutang. 27% untuk 2018 dan
29,6% untuk 2019, dari setiap
aktiva digunakan untuk
menjamin utang.

Times Interest Earn


Laba Operasi
Biaya Bunga

2019 2018 Analisa


Rp.243,629/ Rp.350,337= Rp.1,520,723 / Rp.225,057 = rasio yang mengukur
0,69 6,757 kemampuan perusahaan
dalam membayar atau
menutupi beban bunga di
masa depan. Di tahun 2019
terlihat perusahaan
mengalami penurunan

Fixed Charge Coverage


Pendapatan sebelum beban tetap (EBIT)
Beban Tetap
2019 2018 Analisa
Rp.17,452,736/Rp.219,781=79,40 Rp.19,084,387/ mengindikasikan apakah
9 Rp.169,912= 112,3 suatu perusahaan mampu
memenuhi komitmen
tetapnya (misalkan bunga,
sewa) dari laba dan
penerimaan kas. Pada tahun
2019 mengalami penurunan

C. Rasio Aktivitas
Rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber
daya yang ada padanya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat
penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva.

Average Collection Period


Piutang
x 360
Penjualan
2019 2018 Analisa
Rp. 356,095/ Rp.17,452,736 x Rp. 15.691/ Rp.19,084,387x Rasio ini di gunakan untuk
360 360 mengukur kemampuan
= 7,345 = 0,295 perusahaan dalam
mengumpulkan jumlah
piutang dalam setiap jangka
waktu tertentu. Pada tahun
2019 perusahaan mengalami
peningkatan.

Fixed Assets Turnover


Penjualan
Aktiva Tetap
2019 2018 Analisa
17,452,736 /79,138 15,356,381/88,394 perbandingan antara
= 171,2 = 173,7 penjualan dengan aktiva tetap
yang dimiliki suatu
perusahaan. Perusahaan
mengalami peningkatan
sebesar 2,5

Receivable Turnover
Penjualan
x 360
Piutang
2019 2018 Analisa
13,549,857/14.887 x 360 15,356,381/15.691 x 360 angka yang menunjukkan
= 327.664,977 = 352.322,807 berapa kali suatu
perusahaan melakukan
tagihan atas piutangnya
pada suatu periode tertentu.
Pada tahun 2018 mengalami
peningkatan.

Total Assets Turnover


Penjualan
Total Aktiva
2019 2018 Analisa
Rp.13,549,857/Rp.26,974,124= 15,356,381/Rp.26,856,967= asio aktivitas (rasio
0,50 0,57 efisiensi) yang mengukur
kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan
penjualan dari total asetnya
dengan membandingkan
penjualan bersih.
Perusahaan mengalami
Penurunan

D.       Rasio Profitabilitas


Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva
atau modal yang menghasilkan laba tersebut. :
Gross Profit Margin ( Margain Laba Kotor)
GPM = (Laba Kotor/Penjualan Bersih) x 100%

Tahun 2019 Tahun 2018 Analisa


GPM = GPM = Laba Bruto per rupiah
(Rp. 2,144,506/ Rp. (Rp. 3,539,506/ Rp. penjualan. Setiap Penjualan
13,549,857) x 100% = 16% 15,356,381) x 100% = 23% menghasilkan laba bruto 23%
tahun 2018 dan 16% tahun
2019.
Semakin besar rasio ini semakin
baik karena dianggap
kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba cukup
tinggi/menguntungkan.
Net Profit Margin ( Margain Laba Bersih)
(Laba Setelah Pajak/Total Aktiva) x 100%

Tahun 2019 Tahun 2018 Analisa


NPM = NPM = Keuntungan netto per rupiah
(Rp. 243,629/ Rp. (Rp. 1,520,723/ Rp. penjualan. setiap rupiah
26,974,124) x 100% = 0,90% 26,856,967) x 100% = penjualan menghsilkan
5,66% keuntungan netto sebesar Rp
0,90% dan 5,66%
Earning Power of Total Invesment
EPTI = (Laba Sebelum Pajak/Ekuitas) x 100%

Tahun 2019 Tahun 2018 Analisa


EPTI = EPTI = Kemampuan modal yang di
(Rp. 660,860/ Rp. (Rp. 2,207,080/ Rp. investasikan dalam
18,978,527) x 100% = 3,48% 19,474,522) x 100% = % keseluruhan Aktiva  untuk
menghasilkan keuntungan
bagi semua investor. Setiap
satu rupiah modal yang
diinvestasikan menghasilkan
keuntungan  Rp 3,48%dan Rp
0,01% untuk semua investor.
Return On Equity (Pengembalian Atas Equitas)
ROE = (Laba Setelah Pajak/Ekuitas) x 100%

Tahun 2019 Tahun 2018 Analisa


ROE = ROE = Kemampuan modal sendiri
(Rp. 243,629/ Rp. 18,978,527) x (Rp. 1,520,723/Rp. dalam menghasilkan
100% = 1,28% 19,474,522) x 100% = 7,8% keuntungan bagi pemegang
saham preferen dan
biasa.Setiap rupiah modal
sendiri menghasilkan
keuntungan netto Rp 1,28%
dan 7,8% yang tersedia bagi
pemegang saham preferen  dan
biasa

E. Penilaian Pasar
EARNING PER SHARE
Earning After Tax/Jumlah Lembar Saham

Tahun 2019 Tahun 2018 Analisa


610.985.000 /4.819.733 = 551.406.000 /4.819.733 rasio keuangan yang
126,767 =114,405 mengukur jumlah laba bersih
yang diperoleh per lembar
saham yang beredar.
Mengalami peningkatan pada
tahun 2019

PRICE EARNING RATIO


Harga Saham/Earning Per Share
2019 2018 Analisa
1065/126,767 1065/114,405 salah satu ukuran paling dasar
=8.401 =9.309 dalam analisis saham secara
fundamental. Secara
mudahnya, PER adalah
'perbandingan antara harga
saham dengan laba bersih
perusahaan', dimana harga
saham sebuah emiten
dibandingkan dengan laba
bersih yang dihasilkan oleh
emiten tersebut dalam
setahun. Perusahaan sedikit
mengalami penurunan pada
tahun 2019

Market to Book Value


Harga Saham
Nilai Buku per Saham
2019 2018 Analisa
1065/88,853 1065/94,043 perbandingan atau rasio
=11,986 = 11,324 antara nilai pasar dengan nilai
buku. Nilai pasar berarti nilai
yang tertera di pasar. Nilai
pasar mengalami sedikit
peningkatan pada tahun 2019

Price to Cash Flow Ratio


Harga Saham
Cash Flow Perusahaan
2019 2018 Analisa
1065/15,407,460 1065/13,394,331 merupakan indikator valuasi
= 0,069 = 0,079 yang mencerminkan
perbandingan antara harga
saham saat ini dengan Cash
Flow per Share yang bisa
dihasilkan oleh sebuah
perusahaan.

Dividend Payout Ratio


Cash Devidend
Earning After Tax
2019 2018 Analisa
278,239/680,801 476,542/547,781  jumlah dividen yang
= 0,40 = 0,86 dibayarkan kepada pemegang
saham dibandingkan dengan
jumlah total laba bersih
perusahaan. Jumlah yang
tidak dibayarkan
dalam dividen kepada
pemegang saham dipegang
oleh perusahaan untuk
mengembangkan perusahaan.
Mengalami penurunan drastis
di tahun 2019
ANALISIS DU PONT

Analisis Model Du Pont LaporanKeuangan PT Astra International Tbk

Penjualan Rp 237.166

Laba Setelah dikurangi


Pajak
Rp 26.621 Harga Biaya Beban Bu- Pajak
Pokok Ope- +nga+ Peng-
Penju- + rasi- hasil-
% Laba dibagi alan onal an
Bersih11,2% Rp Rp Rp Rp
188.769 9.961 4.382 7.433
Penjualan
Rp 237.166

Return on dikali
Investmen
Penjualan Kas Surat Piutang Persedi
t Berhar- Dagang aan
Rp 237.166
7,56 Rp + ga + +
%% 24.330 Rp Rp
Total Asset
Rp 32.475 3.887
Turnover0,6 dibagi 162.208
7kali
Total Asset
Rp 351.958
Total Aset Terhadap Modal ditambah
Pemilik
2,38 kali Nilai Buku Aktiva Tetap Rp 129.058

Dari bagan anailisis laporan keuangan model Du Pont tersebut dapat dijelaskan perhitungannya sebagai
berikut:

Laba Setelah Pajak (EAT) 26.621


Return On Investment = = x 100%

Total Aset 351.958

= 7,56%

Laba Setelah Pajak (EAT) 26.621


Net Profit Margin = = x 100%

Penjualan 237.166

= 11,2%

Laba Setelah Pajak = Penjualan – (HPP + Biaya Operasi + Beban Bunga +


Pajak Pengahsilan)

= 237.166– ( 188.769+ 9.961+ 4.382 + 7.433)

= 237.166 – 210.545
= 26.621

Penjualan 237.166
Total Asset Turnover = = = 0,67 kali
Total Aset 351.958

Total Aset = Kas + Surat Berharga + Piutang Dagang + Persediaan +


Aktiva Tetap (Neto)

= 24.330 + 162.208 + 32.475 + 3.887 + 129.058

= 351.958
i

Anda mungkin juga menyukai