Anda di halaman 1dari 17

METODOLOGI PENELITIAN BISNIS

“Penyusunan Instrument Penelitian”

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. I Ketut Rahyuda, M.S.I.E.

Disusun Oleh :

Kelompok 9

I Putu Indra Samyoga 1907521099

Ronaldo Saiolo Ni Togu 1907521160

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2021
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan rahmat-
Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dari mata
kuliah Metodologi Penelitian Bisnis yang membahas tentang “Penyusunan Instrument
Penelitian”.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
kesalahan serta kekurangan didalamnya. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan
saran agar nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Apabila terdapat kesalahan pada
makalah ini, kami ucapkan maaf yang sebesar-besarnya. Kami berharap semoga makalah ini bisa
menambah pengetahuan bagi teman-teman sekalian.

Om Shanti Shanti Shanti Om,

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, 11 November 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………… 4
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………….. 4
1.4 Manfaat Penulisan………………………………………………………… 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Penurunan Operasional Variabel Menjadi Kuesioner…………………….. 6
2.2 Kuesioner…………………………………………………………………... 8
2.3 Tipe dan Bentuk Pertanyaan………………………………………………. 12
2.4 Penggunaan Bahasa Secara Benar dan Baik………………………………. 14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……….………………………………………………………... 16
3.2 Saran……………………………………………………………………….. 16
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………. 17

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara sistematis yang
ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah. Sebagai suatu kegiatan
sistematis penelitian harus dilakukan dengan metode tertentu yang dikenal dengan istilah
metode penelitian, yakni suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Cara ilmiah ini harus didasari ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris,
dan sistematis. Dalam melaksanakan kegiatan penelitian, keberadaan instrumen penelitian
merupakan bagian yang sangat integral dan termasuk dalam komponen metodelogi penelitian
karena instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan,
memeriksa, menyelidiki suatu masalah yang sedang diteliti.
Suatu intrumen yang baik tentu harus memiliki validitas dan realibitas yang baik. Untuk
memperoleh instrument yang baik tentu selain harus diujicobakan, dihitung validitas dan
realibiltasnya juga harus dibuat sesuai kaidah-kaidah penyusunan instrumen.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan penjelasan dari latar belakang, maka rumusan masalah yang dapat diuraikan
dalam makalah ini, ialah sebagai berikut :
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan operasional variabel dan bagaimana contoh kuisioner
dengan menurunkannya dari definisi operasional?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan kuisioner dan bagaimana cara membuatnya?
1.2.3 Apa sajakah tipe dan bentuk pertanyaan?
1.2.4 Bagaimanakah penggunaan bahasa secara benar dan baik?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan penjelasan dari latar belakang, maka tujuan penulisan dari makalah ini adalah
sebagai berikut :
1.3.1 Untuk mengetahui operasional variabel dan contoh kuisioner dengan
menurunkannya dari definisi operasional.
1.3.2 Untuk mengetahui kuisioner dan cara membuatnya.

4
1.3.3 Untuk mengetahui dan memahami tipe dan bentuk pertanyaan.
1.3.4 Untuk mengetahui dan memahami penggunaan bahasa secara benar dan baik.

1.4 Manfaat Penulisan


Melalui penulisan makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai media informasi, referensi,
serta dapat menambah wawasan mengenai penyusunan instrument penelitian.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penurunan Operasional Variabel Menjadi Kuesioner


2.1.1 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel penelitian menurut Sugiyono (2015:38) adalah suatu atribut
atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Definisi variabel-variabel
penelitian harus dirumuskan untuk menghindari kesesatan dalam mengumpulkan data. Untuk
menyusun kuesioner yang dapat mencerminkan masalah dan model penelitian yang digunakan,
terlebih dahulu peneliti melakukan definisi operasional variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitiannya.

2.1.2 Membuat Kuesioner dari Operasional Variabel


Kami mengambil contoh penelitian dari Proposal Usulan Penelitian dengan judul
“Pengaruh Strategi Promosi melalui Social Media terhadap Keputusan Pembelian Garskin yang
Dimediasi Word of Mouth (Studi pada konsumen Garskin Merek SayHello di Kota
Yogyakarta)”, karya Singgih Nurgiyantoro. Untuk menyusun kuesioner yang dapat
mencerminkan masalah dan model penelitian yang digunakan, terlebih dahulu peneliti
melakukan definisi operasional variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Di bawah
ini adalah definisi operasional variabel-variabel penelitian:
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah strategi promosi melalui social media.
Social media merupakan konten yang berisi informasi, yang dibuat perusahaan yang
memanfaatkan teknologi internet, sehingga sangat mudah diakses melalui tablet,
notebook, PC, bahkan smartphones dan dimaksudkan untuk mempermudah
komunikasi antara perusahaan dengan komsumen atau khalayak umum. (Miller,
Fabian, dan Lin: 2009). Pengukuran social media ini menggunakan 4 indikator yaitu:
context (konteks), communications (komunikasi), collaboration (kolaborasi),
connections (koneksi) (Solis, 2010: 263).
2. Variabel Mediasi (Penghubung)

6
Variabel Mediasi (M) adalah variabel yang mempengaruhi fenomena yang
diobservasi (variabel dependen). Variabel mediasi sering juga disebut dengan variabel
intervasi (intervening variable), karena memediasi atau mengintervensi hubungan
kausal variabel independen ke variabel dependen, Jogiyanto (2004: 154). Variabel
mediasi dalam penelitian ini adalah word of mouth marketing. Menurut penelitian
Goyette (2010), komunikasi word of mouth dalam konten elektronik dapat diukur
dengan indikator sebagai berikut word of mouth content (konten komunikasi dari
mulut ke mulut), negative valence word of mouth (komunikasi dari mulut ke mulut
negatif), positive valence word of mouth (komunikasi dari mulut ke mulut positif),
word of mouth intensity (intensitas komunikasi dari mulut ke mulut).
3. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah keputusan pembelian konsumen pada
produk garskin merek SayHello. Keputusan pembelian merupakan sikap konsumen
atau kecenderungan konsumen untuk membeli produk garskin merek SayHello yang
diyakini akan memuaskan dirinya dan kesediaan menanggung resiko yang mungkin
ditimbulkan. Pengukuran variabel keputusan pembelian dalam penelitian ini
menggunakan 5 indikator yaitu; pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
berbagai alternatif, keputusan pembelian, perilaku pasca pembelian.

2.1.3 Lembar Kuesioner


Berikut ini adalah daftar pertanyaan dalam bentuk pertanyaan yang berkaitan dengan
“Pengaruh Strategi Promosi melalui Social Media terhadap Keputusan Pembelian Garskin yang
Dimediasi Word of Mouth (Studi pada konsumen Garskin Merek SayHello di Kota
Yogyakarta)”. Berikanlah jawaban yang menurut Anda sesuai dan mewakili Anda.
a.) Petunjuk Pengisian
 Kuesioner ini semata-mata untuk keperluan akademis, mohon dijawab dengan
jujur.
 Bacalah dan jawablah semua pertanyaan dengan teliti dan tidak ada yang
terlewatkan.
 Berilah tanda (X) pada jawaban yang menurut anda tepat
b.) Identitas Responden

7
Nama : ……………………… (Boleh tidak di isi)
Usia : 15-18 tahun/19-21 tahun/22-26 tahun/26 ke atas
Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan
Media Online yang digunakan : Handphone/Ipad/Tab/Computer
c.) Pertanyaan Penelitian
Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai menurut pendapat saudara dengan
mengisi pada kolom jawaban yang anda anggap paling sesuai. Keterangan kolom
jawaban:
1. STS (Sangat Tidak Setuju)
2. TS (Tidak Setuju)
3. N (Netral)
4. S (Setuju)
5. SS (Sangat Setuju)

2.2 Kuesioner
2.2.1 Pengertian Kuesioner
Menurut Johnson, Burke dan Christensen, Lary (2008), kuesioner adalah alat serbaguna
yang diperoleh untuk penilaian dalam penelitian. Sedangkan menurut Kuncoro Mudjarad (2009),
kuesioner adalah daftar pertanyaan yang disusun secara tertulis untuk memperoleh data berupa
jawaban para responden. Dengan demikian dapat disimpulkan kuesioner merupakan teknik
perngumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Adapun langkah-langkah yang perlu
diperhatikan dalam proses pembuatan kuesioner adalah sebagai berikut :
1.) Langkah 1. Tinjauan literature yang relevan pada perencanaan kuesioner.
2.) Langkah 2. Mencanangkan item-item untuk kuesioner. Berpikir mengenai apakah
akan menggunakan kuesioner terkait lainnya?
3.) Langkah 3. Merencanakan tata ruang dan kuesioner secara integrasi.
4.) Langkah 4. Melakukan uji coba dari kuesioner.
5.) Langkah 5. Tahap cara finalisasi apakah kuesioner yang dipakai sudah teruki untuk
diterapkan dengan perbaikan bila diperlukan.

8
2.2.2 Dasar Membuat Kuesioner
Menurut Johnson, Burke dan Christensen, Lary (2008), ada lima belas dasar dalam
membuat kuesioner, yaitu :
1. Kuesioner harus sesuai dengan tujuan penelitian
2. Memahami peserta penelitian anda
3. Menggunakan bahasa yang mudah yang dimengerti
4. Membuat bahasa yang tepat dan relatif pendek
5. Jangan membuat pertanyaan yang menggiring/tendensius
6. Menghindari makna ganda
7. Menghindari makna ganda yang lain
8. Tentukan apakah pertanyaan terbuka atau tertutup
9. Gunakan pertanyaan yang tidak bertentangan dan lengkap
10. Berikan jawaban yang tersedia untuk item quesioner closed ended questions
11. Sajikan beberapa item untuk mengukur hal-hal abstrak
12. Sajikan beberapa metode ketika mengukur hal-hal abstrak
13. Agar menggunakan bahasa atau susunan kata yang tidak membuat rancu
14. Mengembangkan kuesioner yang mudah bagi responden
15. Lakukan uji coba test kuesioner sebelum diterapkan
Sementara itu, menurut Kuncoro Mudrajad (2009), pada penyusunan kuesioner harus
memperhatikan hal-hal berikut :
1. Apakah pertanyaan itu perlu?
Karena pertanyaan yang tidak perlu hanya akan membingungkan responden.
2. Bagaimanakah pertanyaan itu sebaiknya diajukan?
Hal itu penting sehingga tidak membingungkan dan memberikan acuan.
3. Apakah bentuk pertanyaannya terbuka atau tertutup?
Open-ended question atau closed-ended question.
4. Bagaimanakah seharusnya pertanyaan itu dirumuskan?
Sedapat mungkin dihindari menggunakan frase/istilah yang menimbulkan persepsi
ganda atau membingungkan serta hindari pertanyaan bermakna ganda.
5. Bagaimanakah format jawaban disusun?

9
Apakah alternatif jawaban yang akan digunakan dikotonomi atau pilihan berganda?
Bagaimanakah urutan alternatif jawaban disusun? Bagaimanakah cara mengatasi
jawaban tidak tahu, tidak ada jawaban dan jawaban netral?
6. Teknik skala yang bagaimanakah sebaiknya digunakan?
Rating scale atau Atitude scales

2.2.3 Cara Membuat Kuesioner


Menurut Sekaran, U (2000), adapun cara membuat kuesioner yaitu :
1. Isi dan Tujuan Pertanyaan
Harus teliti, skala pengukuran dan jumlah item setiap pertanyaan harus mencukupi
untuk mengukur variabel yang diteliti.
2. Bahasa yang digunakan
Bahasa harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden, sesuaikan
dengan jenjang pendidikan responden, keadaan sosial budaya dan frame of reference
responden.
3. Tipe dan Bentuk Pertanyaan
Tipe pertanyaan dalam angket/kuesioner dapat terbuka atau tertutup. Jika dalam
wawancara dapat terstruktur dan tidak terstruktur dan bentuknya dapat menggunakan
kalimat positif atau negatif.
4. Pertanyaan tidak mendua (double-barreled)
Setiap pertanyaan dalam angket jangan mendua (double-barreled) sehingga
menyulitkan responden untuk memberikan jawaban. Contoh: bagaimana pendapat
anda tentang kualitas dan kecepatan pelayanan KTP? Ini adalah pertanyaan yang
mendu, karena menanyakan dua hal sekaligus, yaitu kualitas dan harga. Sebaiknya
pertanyaan tersebut dijadikan menjadi dua yaitu: bagaimanakah kualitas pelayanan
KTP? Bagaiamanakah kecepatan pelayanan
5. Tidak Menanyakan yang sudah lupa
Dapat diartikan instrument angket/kuesioner sebaiknya tidak menanyakan hal-hal
yang sekiranya dilupakan oleh responden atau pertanyaan yang memerlukan jawaban
dengan berpikir berat. Contoh: bagaimanakah kinerja para pengusaha indonesia 30
tahun yang lalu? Menurut anda, bagaimanakah cara mengatasi krisis ekonomi saat

10
ini? (kecuali penelitian yang mengharapkan pendapat para ahli). Kalau misalnya
umur responde baru 25 tahun dan pendidikannya rendah, maka akan sulit untuk
memberikan jawaban.
6. Pertanyaan Tidak Menggiring
Pertanyaan tidak menggiring ke jawaban yang baik/buruk saja, misalkan
bagaimanakah jika bonus/jasa pelayanan ditingkatkan? Jawaban responden cenderung
akan setuju.
7. Panjang Pertanyaan
Pertanyaan dalam angket/kuesioner sebaiknya tidak terlalu panjang sehingga
responden tidak jenuh dalam mengisi. Dalam hal ini disarankan empiric jumlah 20 s.d
30 pertanyaan.
8. Urutan Pertanyaan
Sebaiknya pertanyaan dalam angket/kuesioner dari yang umum menuju ke hal yang
spesifik atau dari hal yang mudah menuju ke hal yang sulit atau diacak. Hal ini perlu
dipertimbangkan karena secara psikologis akan mempengaruhi semangat responden
untuk menjawab. Kalau pada awalnya sudah dipertanyaan yang sulit atau yang
spesifik maka responden akan patah semangat untuk mengisi angket yang telah
mereka terima. Urutan pertanyaan yang diacak perlu dibuat bila tingkat kematangan
responden terhadap masalah yang ditanyakan sudah tinggi.
9. Prinsip Pengukuran
Angket/kuesioner yang diberikan kepada responden merupakan instrument penelitian,
yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Oleh karena itu,
instrument angket harus dapat digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan
reliable tentang variabel yang diukur.
10. Penampilan Fisik Angket/Kuesioner
Penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul data akan mempengaruhi respons
atau keseriusan responden dalam mengisi angket. Misalnya, angket yang dibuat
dalam kertas buram akan mendapat respons yang kurang menarik bagi responden
dibandingkan dengan angket yang dicetak dalam kertas bagus dan berwarna.
Menurut Priadana, Moh.Sidik (2009), dasar pertanyaan dalam membuat kuesioner secara
besar meliputi tiga unsur, yaitu :

11
1. Terarah
Dalam kuesioner, daftar pertanyaan yang dibuat harus terarah atau tidak diacak.
Karena dengan daftar pertanyaan yang terarah, responden dapat memahami kuesioner
tersebut.
2. Singkat
Daftar pertanyaan dalam kuesioner harus singkat, hal ini dikarenakan agar pertanyaan
yang ada dalam kuesioner tersebut dapat dipahami oleh responden.
3. Kejelasan
Daftar pertanyaan kuesioner harus ada kejelasan, apabila daftar pertanyaan tersebut
tidak jelas bisa saja jawaban atau respon dari responden akan menyimpang dari apa
yang dimaksudkan oleh pertanyaan yang ada dalam kuesioner.

2.3 Tipe dan Bentuk Pertanyaan


Berdasarkan sifat jawaban yang diharapkan, tipe dan bentuk pertanyaan angket atau
kuesioner dapat dibagi menjadi :
1. Pertanyaan Tertutup
Pada kuesioner jenis ini, pertanyaan dan jawaban-jawabannya disusun oleh peneliti.
Responden tinggal memilih jawaban-jawaban yang disediakan yang sesuai dengan
pendiriannya. Jenis angket ini biasanya digunakan apabila peneliti telah dapat
mengantisipasi atau memprediksi jawaban-jawaban yang akan diberikan oleh
responden. Banyak jawabanjawaban yang dapat dapat dikatagorisasikan oleh peneliti,
misalnya jenis kelamin, usia, agama, silsilah keluarga, dan sebagainya. Jawaban
tersebut dapat dalam bentuk pilihan ganda tunggal, check list, atau skala bertingkat
(rating-scale), seperti: sangat setuju - setuju - kurang setuju - tidak setuju- sangat
tidak setuju.
Contoh :
a.) Kuesioner dengan dua alternatif jawaban
Apakah buku-buku yang ada di perpustakaan sudah cukup memenuhi
kebutuhan belajar anda? ya – tidak.
b.) Kuesioner dengan tiga atau lebih jawaban

12
Bagaimana pendapat anda apabila perpustakaan dilengkapi dengan koneksi
internet?
 Sangat Setuju
 Setuju
 Netral
 Tidak Setuju
 Sangat Tidak Setuju
Keuntungan dari pertanyaan tertutup di antaranya responden dimudahkan dalam
menjawab pertanyaan karena sudah disediakan pilihan jawabannya, lebih besar
kemungkinannya angket/kuesioner tersebut akan diisi oleh responden karena
hasilnya mudah diolah. Namun kelemahan dari angket tersebut adalah,tidak ada
kesempatan bagi responden untuk menjawab di luar dari jawaban yang tersedia,
sehingga ada kemungkinan responden mengisi asal-asalan apabila jawaban yang
diharapkannya tidak tercantum dalam pilihan.
2. Pertanyaan Terbuka
Pada kuesioner jenis ini, peneliti mengharapkan informasi yang cukup banyak dari
responden, bahkan jawaban yang diberikan responden mungkin saja belum diketahui
oleh peneliti. Selain itu jenis angket ini biasanya digunakan apabila jawaban
responden diperkirakan tidak akan dapat diantisipasi oleh peneliti karena sulit
dimasukkan kedalam katagori tertentu. Oleh karena itu pertanyaan yang disusun oleh
peneliti hendaknya betul-betul dapat menggali informasi dari responden sesuai
dengan keperluan peneliti. Sebagai contoh: “Berikan penjelasan mengapa Anda
menyukai pendekatan lingkungan dalam proses belajar mengajar”?
Keuntungan dari pertanyaan terbuka di antaranya besar kemungkinan terungkapnya
hal-hal yang sebelumnya tidak terantisipasi oleh peneliti sehingga dapat menambah
wawasan peneliti. Keuntungan angket terbuka bagi responden, mereka dapat mengisi
sesuai keinginan dengan keadaan yang dialaminya. Namun kelemahan utama dari
angket tersebut adalah, kesulitan dalam mengolah data yang dihasilkan karena
jawaban yang diperoleh sangat bervariasi. Selain waktu yang diperlukan lebih banyak
dibandingkan dengan pertanyaan tertutup, juga tidak semua responden mampu

13
mengemukakan pemikirannya dalam bentuk tulisan sehingga ada kemungkinan
jawaban yang disampaikan kurang sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya.
Contoh :
Adapun untuk contoh pertanyaan terbuka dengan judul penelitian;
Tingkat Kepuasan Peserta Didik terhadap Fasilitas di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana

Sebagai pertanyaan dalam kuesioner terbuka misalnya;


Apakah Anda sering memanfaatkan fasilitas perpustakaan yang ada di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana?
3. Kombinasi Antara Pertanyaan Terbuka dan Pertanyaan Tertutup
Apabila peneliti mengharapkan informasi tambahan dari responden tentang sesuatu
yang mungkin belum diketahuinya padahal hal tersebut mungkin saja terjadi di
lapangan, maka peniliti dapat menggunakan kombinasi antara angket tertutup dan
angket terbuka. Jenis angket ini memberikan kesempatan kepada responden untuk
memberikan alternatif jawaban di luar jawaban yang telah disediakan.
Contoh :
Apakah anda setuju apabila koneksi internet dapat diakses gratis oleh seluruh peserta
didik?
 Setuju, alasannya…..
 Tidak setuju, alasannya….

2.4 Penggunaan Bahasa Secara Benar dan Baik


Menurut Uma Sekaran (2000), dalam cara membuat kuesioner menjelaskan bahwa
bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden, sesuaikan
dengan jenjang pendidikan responden, keadaan sosial budaya dan frame of reference responden.
Menggunakan bahasa yang baik sangat menentukan validitas dan reliabilitas data, maka perlu
bahasa yang sesuai dengan kemampuan responden.
Berikut adalah hal yang harus diperhatikan saat memilih bahasa untuk kuesioner :

a. Sederhana

14
Kuesioner penelitian harus dibuat sederhana, to the point, tidak kompleks, dan mudah
dipahami responden agar lebih sesuai tujuannya. Sehingga, informasi yang diperoleh
dari kuesioner sesuai dengan kebutuhan penelitian.
b. Ukuran Jelas
Kuesioner penelitian yang bertujuan mengumpulkan data berupa angka harus
menggunakan satuan ukur yang jelas. Misalnya, gunakan satuan ukur yang jelas
seperti m2 ketika menanyakan luas lahan sehingga responden paham dan tidak
kebingungan.
c. Tidak Bertele-tele
Jika kuesioner berupa daftar pertanyaan atau pernyataan yang jawabannya sudah
berupa pilihan maupun tidak, maka pastikan pertanyaan dalam kuesioner penelitian
tidak bertele-tele. Memang perlu membuat pernyataan kuesioner lebih jelas, tapi juga
harus menghindari penjelaskan yang bertele-tele. Pertanyaan yang bertele-tele akan
bisa menimbulkan pemahaman yang berbeda atau membuat responden jenuh
menjawabnya.
d. Bahasa yang Familiar
Jangan memihak responden dengan berbicara kepada mereka dengan pilihan bahasa
tingkat bawah atau gunakan istilah yang familiar bagi responden.

15
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Definisi operasional variabel penelitian menurut Sugiyono (2015:38) adalah suatu atribut
atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Johnson, Burke dan
Christensen, Lary (2008), kuesioner adalah alat serbaguna yang diperoleh untuk penilaian dalam
penelitian. Sedangkan menurut Kuncoro Mudjarad (2009), kuesioner adalah daftar pertanyaan
yang disusun secara tertulis untuk memperoleh data berupa jawaban para responden. Dengan
demikian dapat disimpulkan kuesioner merupakan teknik perngumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab.
Tipe dan bentuk pertanyaan kuesioner terdiri dari tiga tipe, antara lain; pertanyaan
terbuka, pertanyaan tertutup, dan pertanyaan campuran dengan mengombinasikan pertanyaan
terbuka dengan pertanyaan tertutup. Petunjuk-petunjuk penggunaan bahasa yang baik dan benar
yang harus diikuti saat memilih bahasa untuk kuesioner adalah sebagai berikut; sederhana,
ukuran jelas, tidak bertele-tele, dan bahasa yang familiar.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini, penyusun menyarankan agar memerhatikan dasar-dasar
dalam pembuatan kuesioner, memilih bentuk pertanyaan yang tepat sesuai dengan tujuan
penelitian, dan menggunakan pilihan bahasa yang baik dan benar. Hasil pembuatan makalah ini
diharapkan dapat menambah referensi atau sumber pustaka yang berkaitan dengan penyusunan
instrumen penelitian.

16
DAFTAR PUSTAKA

Rahyuda, Ketut. 2020. Metode Penelitian Bisnis; Base of The Research Pyramid. Cv.Sastra
Utama: Bali.
https://dosensosiologi.com/pengertian-kuesioner-jenis-dan-contohnya-lengkap/
Aedi, Noer. 2010. BAHAN BELAJAR MANDIRI METODE PENELITIAN PENDIDIKAN:
INSTRUMEN PENELITIAN DAN PENGUMPULAN DATA. FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Muljono, Pudji. 2002. PENYUSUNAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENELITIAN.
FIS-Universitas Negeri Jakarta
Nurgiyantoro, S. 2014. Pengaruh strategi promosi melalui social media terhadap keputusan
pembelian garskin yang dimediasi word of mouth marketing (Studi pada Konsumen
produk garskin merek SayHello di Kota Yogyakarta). Skripsi, tidak diterbitkan, Program
Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, 9.

17

Anda mungkin juga menyukai