DU PONT
Linda Ayu Oktoriza, SE, MM
Apa itu DuPont Analysis?
Analisis DuPont adalah sebuah kerangka kerja untuk menganalisa
kinerja fundamental perusahaan yang diperkenalkan oleh DuPont
Corporation. DuPont analysis merupakan teknik yang bermanfaat
untuk menguraikan komponen dalam perhitungan
Net Profit Margin = Laba bersih / Pendapatan = Rp. 1.000 / Rp. 10.000 = 10%
Marjin laba dapat meningkat jika biaya berkurang atau harga dinaikkan, yang dapat
memberi pengaruh besar terhadap ROE. Hal ini merupakan salah satu penyebab
kenapa harga saham perusahaan mengalami fluktuasi yang sangat kuat saat
manajemen membuat perubahan terhadap proyeksi marjin laba, biaya, dan harga.
Komponen DuPont Analysis ROE
• Total Asset Turn Over Ratio (TATO)
Asset turnover ratio adalah rasio yang mengukur seberapa efisiennya perusahaan
menggunakan aset yang dimiliki untuk menghasilkan pendapatan. Bayangkan jika
perusahaan memiliki rata-rata aset senilai Rp. 50 juta, dan menghasilkan total pendapatan
sebesar Rp. 100 juta tahun lalu. Ini berarti aset perusahaan berhasil mencetak pendapatan 2
kali lipat dari nilainya sendiri, dan dihitung dengan rumus berikut ini:
Asset Turnover Ratio = Pendapatan / Rata-rata Aset = Rp. 100 juta / Rp. 50 juta = 2
• Pada umumnya asset turnover ratio berbeda-beda antara sektor industri yang satu dengan
yang lain. Contohnya, sebuah perusahaan ritel menghasilkan pendapatan yang besar dari
asetnya tapi dengan marjin yang kecil, sehingga membuat asset turnover rationya sangat
besar. Sebaliknya, sebuah perusahaan utilitas mempunyai aset tetap (fixed assets) yang
sangat tinggi nilainya jika dibandingkan dengan pendapatan, sehingga akan menurunkan
nilai rasio asset turnover sangat jauh dibandingkan perusahaan ritel.
• Rasio ini dapat membantu saat membandingkan dua perusahaan yang sangat mirip.
Karena aset mencakup komponen lain seperti persediaan barang dagangan, maka
perubahan pada rasio ini dapat menandakan penjualan yang sedang turun atau naik yang
kemudian akan terpampang nilainya dalam laporan keuangan. Jika asset turnover ratio
sebuah perusahaan meningkat, maka ROE juga akan ikut naik.
Komponen DuPont Analysis ROE
• Equity Multiplier
Equity multiplier atau yang dikenal sebagai financial leverage, secara tidak langsung
menganalisis penggunaan utang perusahaan untuk membeli aset. Anggaplah sebuah
perusahaan mempunyai aset senilai Rp. 100juta dan modal dari pemegang sahamnya
sebesar Rp. 25 juta. Dari neraca keuangan ( balance sheet) akan terlihat bahwa
perusahaan memiliki utang sebesar Rp. 75 juta (aset – modal = utang). Jika
perusahaan terus meminjam uang untuk membeli aset, maka rasio ini akan naik.
Seluruh akun-akun yang digunakan untuk menghitung financial leverage terdapat
dalam neraca keuangan, sehingga Anda menggunakan rumus berikut ini untuk
menghitung financial leverage:
Financial Leverage = Aset / Ekuitas = Rp. 100 juta / Rp. 25 juta = 4
Kebanyakan perusahaan harus menggunakan utang dan modal bersamaan
demi membiayai operasional dan ekspansi. Jika tidak menggunakan utang
juga tidak baik, karena dapat menghabiskan dana kas internal perusahaan
terlalu besar, sehingga tidak terdapat cadangan jika perusahaan sedang
mengalami masa terburuk. Akan tetapi, terlalu banyak berutang untuk
meningkatkan financial leverage dan ROE, juga menciptakan risiko besar
karena porsi utang yang tidak proporsional terhadap ekuitas.
Contoh perhitungan Analisis DuPont dari
Laporan Keuangan Emiten IHSG
INDF MYOR
Equity Multiplier 1.8 1.9 1.8 2.0