Anda di halaman 1dari 9

Analisis DuPont bagi Manajemen

Keuangan Perusahaan

Sebagai seorang pebisnis tentu Anda harus mempunyai keterampilan dalam


menganalisis kinerja perusahaan. Tujuannya yaitu agar Anda bisa menilai seberapa
besar kekuatan dan seberapa jauh bisnis dapat mengalami peningkatan. Salah satu jenis
analisis yang bisa diterapkan adalah analisis DuPont.

DuPont analysis adalah alat analisis yang digunakan untuk menganalisis laba dari
perusahaan atau bisnis. Pada artikel ini, kami akan membahas mengenai apa itu
analisis DuPont, rumus perhitungannya, perbedaannya dengan analisis ROE, hingga
contoh analisis DuPont.

Pengertian Analisis DuPont


Metode ini dicetuskan Pada tahun 1920 oleh DuPont Corporation sehingga dikenal
dengan DuPont Analysis. Model analisis ini dinilai berguna untuk menghindari
terjadinya kesimpulan yang menyesatkan dalam hal analisis keuntungan perusahaan.
Analisis DuPont adalah suatu kerangka kerja persamaan keuangan multi-langkah yang
memberikan wawasan tentang kinerja fundamental bisnis.

Model DuPont menjabarkan secara menyeluruh tentang matrik utama yang


mempengaruhi dalam perhitungan laba atas ekuitas atau return on equity (ROE)
perusahaan. Melalui hal tersebut, investor akan fokus pada poin inti performa
perusahaan. Perhitungan Dupont Analysis hanya mempunyai satu dasar indikator yang
fundamental, yaitu return on equity (ROE).
Rumus Perhitungan Analisis DuPont

Rumus analisis DuPont merupakan pengembangan dari rumus return on equity (ROE),
dihitung dengan mengalikan margin laba bersih dengan total perputaran aset dan
penggandaan equitas. Berdasarkan komponen tersebut, model ini menyimpulkan
bahwa perusahaan dapat meningkatkan laba atas ekuitas dengan mempertahankan
margin laba yang tinggi, meningkatkan perputaran aset, dan memanfaatkan asetnya
secara lebih efektif. Untuk mencapai hal tersebut, Perusahaan perlu
menggunakan Sistem Manajemen Aset yang juga dapat mendepresiasi aset, ROI, serta
biaya yang dikeluarkan untuk maintenance aset agar terkalkulasi secara otomatis.
Persamaan untuk menghitung DuPont analysis adalah:

ANALISIS DUPONT =
MARGIN LABA BERSIH X PERPUTARAN ASET X
PENGGANDA EKUITAS
Total perputaran aset
Total perputaran aset merupakan rasio yang menunjukkan seberapa efisien bisnis
dalam menggunakan asetnya untuk melakukan penjualan dan menghasilkan
pendapatan. Untuk menghitungnya gunakan rumus berikut:

TOTAL PERPUTARAN ASET


= PENDAPATAN PENJUALAN
RATA-RATA ASET

Apabila rasio perputaran aset total bisnis mengalami peningkatan, maka pengembalian
ekuitasnya juga meningkat. Namun, rasio ini biasanya berbanding terbalik dengan
margin laba bersih, artinya semakin tinggi margin laba bersih perusahaan, semakin
rendah tingkat perputaran asetnya dan sebaliknya. Dengan begitu investor dan
pembuat keputusan keuangan dapat melakukan perbandingan untuk menentukan
perusahaan mana yang lebih baik dalam mendorong pengembalian ekuitas bagi para
pemegang saham.
Margin keuntungan bersih

Margin laba bersih merupakan rasio yang mewakili persentase keuntungan yang tersisa
dari bisnis untuk setiap dolar pendapatannya setelah dikurangi dengan pengeluaran.
Berikut rumus perhitungannya:

MARGIN LABA BERSIH


= LABA BERSIH
PENDAPATAN
Ketika rasio margin laba bersih bisnis mengalami peningkatan, pengembalian
ekuitasnya juga meningkat. Hal ini karena konsep utama dari net profit margin yaitu
suatu bisnis dapat meningkatkan margin keuntungannya dengan mengurangi biaya,
menaikkan harga, atau mengkombinasikan keduanya.

Penggandaan ekuitas
Pengganda ekuitas mengukur leverage keuangan perusahaan serta mewakili bagian
dari rasio pengembalian atas ekuitas perusahaan yang meupakan hasil dari hutang.
Rumus untuk menghitung sebagai berikut:

PENGGANDA EKUITAS
= ASET RATA-RATA
EKUITAS RATA-RATA
Ketika pengganda ekuitas perusahaan mengalami peningkatan maka rasio
pengembalian atas ekuitasnya juga akan meningkat. Sebuah bisnis terkadang mencoba
untuk meningkatkan rasio pengembalian atas ekuitas dengan cara mengambil
kelebihan hutang. Dengan memasukkan pengganda ekuitas dalam formulanya, maka
model analisis DuPont akan menunjukkan investor suatu ukuran yang akurat
dari leverage keuangan perusahaan yang nantinya akan digunakan dalam membuat
keputusan investasi.
Perbedaan Analisis DuPont dengan Analisis ROE
Sederhana
Pada rumus analisis DuPont lebih komprehensif daripada pengembalian sederhana
yang ada pada formula ekuitas, sebab rumus tersebut memberikan wawasan mengenai
penanda kinerja individu yang mendorong ROE dalam perusahaan. Sementara itu rumus
ROE sederhana menunjukkan apa rasio ROE perusahaan. Berbeda dengan rumus
analisis DuPont yang menunjukkan seberapa besar dampak setiap komponen individu
terhadap rasio ROE yang ada di perusahaan.

Dengan hal tersebut maka para pembuat keputusan keuangan dapat mengidentifikasi
kekuatan dan bidang peluang perusahaan serta memutuskan mengenai bagian mana
yang harus melakukan penyesuaian untuk meningkatkan ROE bisnis.

Penggunaan model DuPont bagi investor yaitu untuk membantu mereka dalam
membuat keputusan investasi yang lebih baik berdasarkan perbandingan rinci
mengenai kekuatan dan bidang peluang untuk rasio ROE perusahaan yang serupa.
Penting untuk melakukan perbandingan perusahaan dengan pesaingnya dalam industri
yang sama, karena setiap industri memiliki rata-rata yang bervariasi untuk masing-
masing komponen.

Contoh Analisis DuPont di Perusahaan


Berikut kami berikan contoh analisisnya:

Seorang investor merasa tertarik pada dua perusahaan serupa dalam industri yang
sama. Investor menggunakan metode analisis DuPont untuk dapat membandingkan
kekuatan dan bidang peluang dari masing-masing perusahaan, sehingga akan
membantu mereka dalam memutuskan perusahaan mana yang merupakan pilihan
investasi yang lebih baik. Mereka mulai mengumpulkan informasi keuangan masing-
masing perusahaan:

total perputaran aset


Untuk menghitung total omset aset merek, investor menggunakan pendapatan dan aset
rata-rata masing-masing perusahaan dengan perhitungan sebagai berikut:

• Total omset aset perusahaan pertama =


10.000.000 : 6.000.000 = 1,6

• Total omset aset perusahaan kedua =


25.000 .000 : 8.000.000 = 3,1
margin keuntungan bersih
Untuk menghitung margin laba bersih mereka, investor menggunakan laba bersih dan
pendapatan masing-masing perusahaan dengan perhitungan sebagai berikut:

• Margin laba bersih perusahaan pertama =


4.000.000 : 10.000.000 = 0,4

• Margin laba bersih perusahaan kedua =


2.000.000 : 25.000.000 = 0,08

penggandaan ekuitas
Untuk menghitung penggandaan ekuitas mereka, investor menggunakan aset rata-rata
dan ekuitas rata masing-masing perusahaan dengan perhitungan sebagai berikut:

• Pengganda ekuitas perusahaan pertama =


6.000.000 : 2.000.000 = 3

• Pengganda ekuitas perusahaan kedua =


8.000.000 : 1.500.000 = 5,3

ROE analisis DuPont


Untuk menghitung laba atas ekuitas masing-masing perusahaan, investor
menggunakan angka dari perhitungan yang sudah mereka hitung sebelumnya
menggunakan rumus analisis DuPont:

• Analisis ROE DuPont perusahaan pertama =


0,4 x 1,6 x 3 = 1,92
• Analisis ROE DuPont perusahaan kedua =
0,08 x 3,1 x 5,3 = 1,31

Dengan model DuPont membuat investor dapat melihat bahwa meskipun perusahaan
dua memiliki rasio laba atas ekuitas yang lebih tinggi daripada perusahaan satu, namun
sebagian besar hasil ROE perusahaan dua dari pengganda ekuitasnya. Berdasarkan
adanya informasi yang ada bahwa sebagian besar rasio ROE perusahaan seseorang
dihasilkan dari margin laba bersih 25%, sehingga investor berinvestasi dengan
perusahaan satu.
Kesimpulan

Analisis DuPont adalah model analisis yang berisikan suatu kerangka kerja persamaan
keuangan multi-langkah yang memberikan wawasan tentang kinerja fundamental
bisnis. Model analisis ini dapat diterapkan dalam menghitung keuntungan dari
pengembalian ekuitas perusahaan atau jika ingin melakukan investasi pada perusahaan
tertentu.

Seperti yang Anda ketahui bahwa analisis keuangan merupakan hal yang penting dalam
suatu bisnis, karena untuk hal ini untuk memastikan bahwa bisnis yang berjalan dengan
baik dan mendapatkan keuntungan yang sesuai harapan. Namun, dalam melakukan
analisis keuangan pastikan untuk memiliki data keuangan yang baik. Dengan data yang
baik maka akan memudahkan dalam membuat kesimpulan bisnis.
ANALISIS COMMON SIZE DAN INDEKS
ANALSISIS COMMON SIZE

Analisis ini merubah angka-angka yang ada dalam neraca dan laporan laba rugi
menjadi persentase berdasarkan dasar tertentu. Untuk angka-angka yang ada di
neraca, common base-nya adalah total aktiva. Dengan kata lain total aktiva
dipergunakan sebagai 100%. Untuk angka-angka dalam laba rugi, penjualan netto
sebagai 100%.
Contoh:

perusahaan ABC
neraca
periode 31 desember 19x1 dan 19x2 (jutaan) rupiah
aktiva 19x1 19x2 pasiva 19x1 19x2
kas 22 25 hutang dagang 91 89
sekuritas 10 15 hutang wesel 40 20
piutang 170 176 hutang pajak 30 32
persediaan 117 112 hutang bank 120 120
total aktiva lancar 319 328 kewajiban lancar 281 261

aktiva tetap (bruto) 700 700 hutang jk panjang 200 100


akum.penyusutan -100 -150 total hutang 481 361
aktiva tetap (neto) 600 550 modal sendiri
saham 300 300
laba yang ditahan 138 217
total modal 438 517
total aktiva 919 878 total pasiva 919 878

Setelah neraca tabel 1 diolah dengan analisis common size maka hasilnya seperti
di tabel2 berikut:
Tabel.2
perusahaan ABC
neraca COMMON SIZE
periode 31 desember 19x1 dan 19x2 (jutaan) rupiah
aktiva 19x1 19x2 pasiva 19x1 19x2
kas 2,4% 2,8% hutang dagang 9,9% 10,1%
sekuritas 1,1% 1,7% hutang wesel 4,4% 2,3%
piutang 18,5% 20,0% hutang pajak 3,3% 3,6%
persediaan 12,7% 12,8% hutang bank 13,1% 13,7%
total aktiva lancar 34,7% 37,4% kewajiban lancar 30,6% 29,7%

aktiva tetap (bruto) 76,2% 79,7% hutang jk panjang 21,8% 11,4%


akum.penyusutan 10,9% 17,1% total hutang 52,3% 41,1%
aktiva tetap (neto) 65,3% 62,6% modal sendiri
saham 32,6% 34,2%

laba yang ditahan 15,0% 24,7%


total modal 47,7% 58,9%
total aktiva 100% 100% total pasiva 100% 100%
Penjelasan singkat.
Penyajian dalam bentuk common size akan mempermudah pembaca
laporan keuangan.
Untuk laporan neraca common base-nya/tahun dasar adalah total aktiva
sedangkan laba rugi adalah penjualan netto.
Kas dengan Angka 2,4% diperoleh dari kas sebesar 22 dibagi 919
dikalikan 100%. Begitu juga untuk data yang lain.
Pada sisi aktiva nampaknya tidak banyak terjadi perubahan kompisisi
(hanya aktiva lancar sedikit meningkat dari tahun x2 dengan tahun x1),
sementara pada sisi pasiva nampak bahwa komponen modal sendiri
meningkat cukup berarti. Yaitu dari 47,7% menjadi 58,9% (terjadi
peningkatan 11,2% sedangkan laba ditahan juga meningkat 9,7%).

Begitu juga dengan laporan laba rugi = common base /tahun dasar= penjualan
netto
X1 X2
Penjualan = 1000 cs 1000/1000 = 100% = 1200, cs 1200/1200 = 100%
Hpp = 900, cs 900/1000 = 90% = 950 = cs 950/1200 = 79%
Laba = 100 = cs = 100/1000 = 10% = 250 = cs = 250/1200 = 21%

Ket.
Terjadi penurunan hpp dari 90%-79% berarti terjadi peningkatan laba
baik nominal/persentase.
X1 laba = 10%, x2 laba = 21% lebih baik.

Analisis common size = laporan neraca dan laba rugi.

ANALISIS INDEKS

Analisis Indeks adalah salah satu metode analisis laporan keuangan untuk mengetahui kecenderungan atau tendensi
keadaan keuangan suatu perusahaan apakah naik, turun atau tetap. Kecenderungan posisi keuangan tersebut dapat
diketahui dari laporan keuangan yang disusun untuk tiga periode atau lebih.
Analisis ini merubah semua angka dalam suatu laporan keuangan pada tahun
dasar menjadi 100. Analisis ini bertujuan membandingkan perkembangan dari
waktu ke waktu. Laporan yang diperbandingkan adalah neraca tahun x1 dan
x2...umumnya laba rugi tidak diperbandingkan karena hanya satu tahun
pelaporan. Ini menjelaskan bahwa hasil laporan laba rugi tahun x1 sudah include
di tahun x2.

perusahaan ABC
neraca---
periode 31 desember 19x1 dan 19x2 (jutaan) rupiah
aktiva 19x1 19x2 pasiva 19x1 19x2
kas 22 25 hutang dagang 91 89
sekuritas 10 15 hutang wesel 40 20
piutang 170 176 hutang pajak 30 32
persediaan 117 112 hutang bank 120 120
total aktiva lancar 319 328 kewajiban lancar 281 261

aktiva tetap (bruto) 700 700 hutang jk panjang 200 100


akum.penyusutan -100 -150 total hutang 481 361
aktiva tetap (neto) 600 550 modal sendiri
saham 300 300
laba yang ditahan 138 217
total modal 438 517
total aktiva 919 878 total pasiva 919 878
perusahaan ABC
neraca---indeks x1 = 100
periode 31 desember 19x1 dan 19x2 (jutaan) rupiah
aktiva 19x1 19x2 pasiva 19x1 19x2
kas 100 113,6% hutang dagang 100 97,8%
sekuritas 100 150,0% hutang wesel 100 50,0%
piutang 100 103,5% hutang pajak 100 106,7%
persediaan 100 95,7% hutang bank 100 100,0%
total aktiva lancar 100 102,8% kewajiban lancar 100 92,9%

aktiva tetap (bruto) 100 100,0% hutang jk panjang 100 50,0%


akum.penyusutan 100 150,0% total hutang 100 75,1%
aktiva tetap (neto) 100 91,7% modal sendiri 100
saham 100 100,0%
laba yang ditahan 100 157,2%
total modal
total aktiva 100 95,5% total pasiva 100 95,5%
Keterangan:
Tahun x1 sebagai tahun dasar.
Angka 113,6% diperoleh dari perbandingan kas x2 dengan x1.
Penyajian dengan cara indeks menunjukkan bahwa hampir semua
komponen aktiva lancar meningkat sedangkan untuk aktiva tetap
menurun. Hal ini bukan berarti perusahaan telah menjual aktiva tetap
akan tetapi penurunan disebabkan karena adanya
depresiasi/penyusutan.
Pada sisi pasiva peningkatan mencolok terjadi pada laba ditahan, dan
terjadi penurunan pada hutang bank dan hutang jangka panjang,
Kesimpulan yaitu permodalan perusahaan semakin baik dan menguat.

Anda mungkin juga menyukai