Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL

(Manajemen Pembelanjaan Jangka Pendek Dari Sudut Padang Global)

Dosen pengampu : Intan Zoraya S.E., MM

Dibuat Oleh: Al Razzaq Rofi Afiansyah

NPM: C1B017044

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BENGKULU
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Struktur keuangan mempengaruhi tingkat resiko dan besarnya arus pendapatan. Pengetahuan
tentang biaya modal dan bagaimana biaya ini diperngaruhi oleh leverage keuangan, akan berguna
dalam pengambilan keputusan dibidang struktur modal. Selain itu biaya modal merupakan konsep
penting dalam analisis investasi karena dapat menunjukkan tingkat minimum laba investasi yang
harus diperoleh dari investasi tersebut. Biaya modal (cost of capital) mempunyai dampak yang besar
terhadap nilai suatu perusahaan multinasional (MNC). Untuk mendanai kegiatannya, MNC
menggunakan struktur modal (yaitu proporsi antara hutang dan modal) yang dapat meminimalkan
biaya modalnya, dan dengan demikian memaksimalkan nilai MNC.

Perdagangan internasional dengan pembiayaan perdagangan mempunyai hubungan yang sangat


erat, karena pada umumnya setiap transaksi perdagangan akan diakhiri dengan pembiayaan atau
pembayaran. Perdagangan internasional merupakan  sebuah sistem perdagangan yang dilakukan
dengan adanya transaksi penduduk suatu negara dengan negara lain baik itu menyangkut kepentingan
pribadi atau pun kepentingan atas nama negara. Di negara-negara maju banyak yang sudah
menerapkan sistem perdagangan internasional, karena mampu meningkatkan pendapat pendapatan
domestik suatu negara. Perdagangan internasional dengan pembiayaan perdagangan ini mampu
mendorong kemajuan di bidang industrilisasi seperti kemajuan dalam bidang transportasi, globalisasi,
dan kehadiran perusahaan-perusahaan multinasional.

Perdagangan internasional dengan pembiayaan perdagangan nya juga berhubungan dengan


kegiatan ekspor dan impor dalam hal pengiriman barang yang telah disepakati dalam sebuah transaksi
perdagangan internasional tersebut. Dalam perdagangan internasional mempunyai metode atau sistem
pembiayaan perdagangan untuk menyelesaikan sebuah transaksi perdagangan internasional.

1.2Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik perusahaan dan negara mempengaruhi biaya modal MNC?
2. Mengapa terdapat perbedaan dalam biaya modal antara berbagai negara?
3. Bagaimana karakteristik perusahaan dan negara dipertimbangkan oleh MNC pada saat
menemukan struktur modalnya?
4. Apa yang dimaksud dengan sumber pembeiayaan internasional ?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini, antara lain:

1. Untuk dapat menjelaskan bagaimana karakteristik perusahaan dan negara mempengaruhi


biaya modal MNC.
2. Untuk dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan dalam biaya modal antara berbagai
negara
3. Untuk dapat menjelaskan bagaimana karakteristik perusahaan dan negara dipertimbangkan
oleh MNC pada saat menemukan struktur modalnya
4. Mengetahui sistem pembayaran internasional.
BAB 2

PEMBAHASAN

A. BIAYA MODAL DAN STRUKTUR MODAL MNC

BIAYA MODAL

Hanafi (2003:338) Biaya Modal ialah tingkat keuntungan minimal yang harus diperoleh oleh
suatu investasi agar nilai perusahaan tidak turun. Istilah biaya modal sering digunakan yang dapat
dipertukarkan dengan tingkat pengembalian yang diiginkan perusahaan, tingkat batas investasi baru,
Tingkat diskonto untuk mengevaluasi suatu perusahaan baru, dan biaya peluang pendanaan
perusahaan. Istilah apapun yang digunakan, konsep dasarnya sama. biaya modal merupakan tingkat
yang harus didapat pada sebuah proyek investasi baru jika proyek tersebut dimaksudkan untuk
meningkatkan nilai investasi pemegang saham biasa. Biaya modal juga merupakan dasar yang sesuai
untuk mengevaluasi kinerja periodic sebuah divisi bahkan seluruh perusahaan.

Keown (2010:4) mengatakan:Biaya modal keseluruhan perusahaan mencerminkan kombinasi


biaya dari seluruh sumber pendanaan yang digunakan perusahaan. Maka disebut biaya modal
keseluruhan ini sebagai biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital)
merupakan rata-rata biaya setelah pajak dari masing-masing sumber modal yang digunakan oleh
perusahaan untuk mendanai suatu proyek. Bobot mereka mencerminkan proporsi dari total pendanaan
yang digalang bagi masing-masing sumber.

Akibatnya, biaya modal rata-rata tertimbang merupakan tingkat pengembalian yang harus
didapatkan perusahaan atas investasinya supaya dapat mengkompensasi kreditor maupun pemegang
sahamnya menurut tingkat pengembalian yang mereka harapkan.

Rumusnya:

Kw=ws.ks + wd.kd + wp.kp

Menghitung Biaya Modal Individual

Biaya modal individual terdiri dari biaya modal hutang, biaya modal preferen, biaya modal atas
ekuitas saham biasa.

1. Biaya modal hutang

Tingkat pengembalian yang diharapkan investor atas hutang merupakan pengembalian yang
dituntut oleh kreditor ketika mereka meminjamkan uang kepada perusahaan.

2. Biaya modal saham preferen

Menentukan biaya saham preferen adalah sangat sederhana karena kesederhanaan arus kas
yang dibayarkan kepada pemegang saham preferen. Selain itu untuk menghitung biaya saham
preferen kita harus menyesuaikan tingkat pengembalian yang diinginkan agar mencerminkan biaya-
biaya pengambangan ini.

3. Biaya atas ekuitas saham biasa


Ekuitas saham biasa merupakan hal yang unik karena relative lebih sulit dihitung atau diestimasi
dimana melibatkan opportunity cost investor yang tidak mudah diobservasi. Ada 2 pendekatan yang
dapat dipakai untuk menaksir biaya modal saham biasa, yaitu:

1. Pendekatan pertumbuhan

Pendekatan ini berangkat dari analisa present value aliran kas perusahaan sebagai penentu nilai
suatu saham. Jika aliran kas konstan setiap periode maka penilaian saham akan sama dengan penilaian
saham preferen. Jika perusahaan menghasilkan kas yang semakin besar maka pemegang saham
mempunyai hak untuk berpartisipasi menikmati kenaikan aliran kas tersebut

2. Pendekatan CAPM

Dimana dalam pendekatan ini mengansumsikan hubungan positif antara resiko sistematis dengan
tingkat keuntungan yang disyaratkan. Model ini secara intuitif lebih menarik dari pada model
sebelumnya karena secara eksplisit menghubungkan resiko dengan tingkat keuntungan yang
disyaratkan.

Model CAPM juga bisa di interpretasikan sebagai tingkat keuntungan yang disyaratkan sebagai
suatu asset adalah tingkat keuntungan bebas resiko plus premi resiko.

Tingkat Keuntungan Yang Disyaratkan Untuk Proyek Luar Negeri

1. CAPM untuk investasi luar negeri

CAPM mengatakan resiko sistematis adalah resiko yang relevan, yang perlu dihargai dalam
penentuan tingkat keuntungan yang disyaratkan. Dari sudut pandang investasi total, investasi luar
negeri cenderung mempunyai resiko yang lebih besar dibandingkan dengna investasi domestic,
dimana investasi luar negeri melibatkan resiko politik dan resiko perubahan kurs yang tidak dijumpai
dalam investasi domestik.

Tingkat ketergantungan investasi luar negeri dan dalam negeri terhadap factor bersama dunia
akan menentukan diversivikasi bisa efektif mengurangi resiko tidak sistematis dimana derajat
diversivikasi ditentukan oleh karakteristik permintaan produk. Dari hal diatas dapat diasumsikan
bahwa diversifikasi oleh perusahaan multi nasional dalam melakukan investasi luar negeri,
memberikan manfaat yang tidak bisa diperoleh oleh investor yang melakukan diversifikasi pada
tingkat personal.

2. Menghitung beta

Beta atau resiko sistematis perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan antara lain dengan market
modal seperti berikut:

Jika mempunyai data historis, analisis regresi dapat digunakan dan kita akan dapat memperoleh
koefisien regrewsi Bi yang kemudian menjadi indicator beta (resiko sistematis) perusahaan.

STRUKTUR MODAL

Struktur modal adalah campuran sumber-sunber jangka panjang yang digunakan perusahaan.
Hubungan antara struktur keuangan dan modal dapat dinyatakan dalam persamaan:

struktur keuangan – passive lancer = struktur modal


Sasaran manajemen struktur modal adalah mencampur sumber dana permanen sedemikian
rupa sehingga memaksimalkan harga saham biasa perusahaan atau sasaran ini bisa dipandang sebagai
usaha mencari campuran dana yang meminimalkan biaya modal composite perusahaan. Kita bisa
menyebut campuran sumber dana yang tepat sebagai struktur modal yang optimal.

Dalam stryuktur modal MNC jelas akan beda dengan struktur modal perusahaan domestic.
Dimana keuntungannya perusahaan multinasional bisa memamnfaatkan utang yang lebih banyak
sehingga bisa menurunkan biaya modal. Dalam perusahaan domestic kenaikan utang akan
mempercepat kebangkrutan, sedangkan pada perusahaan multinasional kenaikan utang tidak akan
secepat perusahaan domestic dalam menaikkan biaya kebangkrutan.

FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT UTANG YANG TINGGI

Faktor pendukung utang yang tinggi

 Ketersediaan Modal : perusahaan multinasional mempunyai kases keuangan yang lebih besar
ke pasar keuangan dunia. oleh karena itu, kesempatan mendapatkan dana akan lebih murah
serta biaya modal akan lebih rendah dan nilai perusahaan akan meningkat.
 Pengurangan Resiko melalui Difersifikasi : dimana perusahaan multinasional beroperasi di
beberapa Negara sekaligus. Kondisi perekonomian Negara yang dicakup oleh perusahaan
tersebut cenderung mempunyai korelasai yang rendah, karena masing- masing mempunyai
karakteristik yang unik. Dengan korelasi yang rendah tersebut wdapat memanfaatkan aliran
kas untuk meningkatkan resiko dan return perusahaan. Selain itu, diversifikasi operasi dapat
menurunkan fluktuasi di aliran kas
 Ukuran : dimana perusahaan multinasional cenderung mempunyai ukuran yang lebih besar
dibandingkan dengan perusahaan domestic. Tanpa memperhitungkan internalisasi perusahaan
hal tersebut merupakan keuntungan komparatif perusahaan multinasional. Dalam skala
ekonomi operasi yang lebih efisien dapat diperoleh dengan mudah oleh perusahaan
multinasional.
 Asimetri Pajak : dimana perusahaan multinasional dapat memanfaatkan kebijakan pejak yang
tidak seragam dimana tempat perusahaan beroperasi.

Faktor Pengahambat Utang

 Resiko perubahan Kurs : yakni kondisi kurs yang selalu berfluktuasi dapat mempengaruhi
perusahaan multinasional dalam melakukan aktivitasnya
 Politik: perusahaan yang mempunyai cabang diluar negeri akan menghadapi resiko politik
dinegara yang ditempati. Semakin besar asset yang ditanamkan dinegara tersebut maka
semakin besar pula eksposur yang dihadapi oleh perusahaan tersebut. Resiko politik yang
semakin tinggi akan tercermin dalam kenaikan biaya modal perusahaan multinasional
tersebut.
 Kompleksitas operasi: perusahaan multinasional mempunyai operasi yang kompleks.
Kompleksitas operasi tersebut cenderung meningkatkan biaya dan juga meningkatkan biaya
modal.

BIAYA MODAL ANTAR NEGARA

Biaya modal mungkin bervariasi antar negara, seperti:


 MNC di beberapa negara mungkin memiliki keunggulan kompetitif dibanding lainnya;
 MNC mungkin mampu menyesuaikan operasi internasionalnya dan sumber dana untuk
memperbesar perbedaan; dan
 MNC di beberapa negara mungkin memiliki struktur modal dengan lebih banyak hutang.

Biaya modal perusahaan utamanya ditentukan oleh:

 Tingkat bunga bebas risiko sebelumnya dari mata uang yang dipinjam, dan
 Risiko premium yang disyaratkan oleh kreditur.

Tingkat bunga bebas risiko ditentukan oleh interaksi penawaran dan permintaan dana. Mungkin
bervariasi karena perbedaan hukum pajak, demografi, kebijakan moneter, dan kondisi ekonomi.

Risiko premium memberi kompensasi pada kreditur untuk risiko dimana peminjam tidak mampu
membayar kewajibannya. Risiko premium mungkin bervariasi tergantung kondisi ekonomi yang
berbeda, hubungan antara perusahaan dan kreditur, intervensi pemerintah, dan derajat financial
leverage.

Walaupun biaya hutang mungkin bervariasi antar negara, terdapat korelasi positif antara tingkat
biaya hutang negara dari waktu ke waktu. Biaya ekuitas negara mewakili biaya kesempatan apa yang
pemegang saham dapat hasilkan melalui investasi dengan tingkat risiko sama jika dana modal sendiri
didistribusikan ke tempat tersebut.

Return ekuitas dapat diukur dengan tingkat bunga bebas risiko ditambah dengan premium yang
merefleksikan risiko perusahaan. Biaya ekuitas negara dapat juga diestimasi dengan menggunakan
price/earning multiple pada aliran laba. Price/earnings multiple yang tinggi mengimplikasikan bahwa
perusahaan menerima harga yang tinggi saat menjual saham baru untuk tingkat laba tertentu. Jadi,
biaya pendanaan ekuitas, rendah. Biaya hutang dan ekuitas (modal sendiri) dapat dikombinasikan,
menggunakan bobot yaitu proporsi relatif hutang dan ekuitas, untuk menurunkan biaya modal
keseluruhan.

KEPUTUSAN STRUKTUR MODAL MNC

Seluruh struktur modal MNC secara esensial merupakan kombinasi struktur modal dari tubuh induk
dan anak perusahaan. Keputusan struktur modal melibatkan pilihan pendaan hutang vs ekuitas, dan
dipengaruhi oleh karaktristik perusahaan dan karakteristik negara.

Karakteristik Perusahaan:

 Stabilitas aliran kas. MNC dengan aliran kas yang lebih stabil dapat menangani lebih banyak
hutang.
 Risiko Kredit. MNC yang memiliki risiko kredit kecil memiliki lebih banyak akses kredit.
 Akses ke laba ditahan. MNC yang profitabel, dan MNC dengan pertumbuhan lambat
mungkin dapat mendani sebagian besar investasinya dengan laba ditahan.
 Jaminan hutang. Jika induk menjamin hutang anak perusahaan, anak perusahaan mungkin
dapat meminjam lebih.
 Masalah keagenan. Pemegang saham negara setempat mungkin memantau anak perusahaan,
yang mungkin tidak berdasarkan perspektif induk perusahaan.

Karakteristik Negara
 Pembatasan Saham. MNC di negara dimana investor memiliki lebih sedikit kesempatan
investasi mungkin dapat meningkatkan ekuitas dengan biaya yang lebih rendah.
 Tingkat Bunga. MNC mungkin dapat memperoleh dana pinjaman (hutang) dengan biaya
rendah di beberapa negara.
 Kekuatan Mata Uang. MNC cenderung meminjam dengan mata uang negara setempat jika
mereka mengharapkan mata uang tersebut melemah, sehingga mengurangi keterbukaan
mereka terhadap risiko nilai tukar.
 Risiko Negara. Jika pemerintah negara setempat cenderung melakukan pemblokiran dana atau
penyitaan aset, anak perusahaan mungkin lebih memilih pendanaan dengan hutang.
 Hukum Pajak. MNC mungkin mengunakan lebih banyak pendanaan hutang lokal jika tingkat
pajak lokal (tingkat pajak korporat) lebih tinggi.

Interaksi antara Keputusan Pendanaan Anak dan Induk Perusahaan

Peningkatan pendanaan hutang oleh anak perusahaan

 Dana internal yang lebih besar mungkin tersedia bagi induk perusahaan
 Kebutuhan pendanaan hutang oleh induk perusahaan mungkin dikurangi.
 Komposisi pendanaan hutang yang telah disesuaikan mungkin mempengaruhi biaya bunga
pada hutang seperti keterbukaan MNC pada risiko nilai tukar.

Pengurangan pendanaan hutang oleh anak perusahaan.

 Dana internal yang lebih kecil mungkin tersedia bagi induk perusahaan.
 Kebutuhan pendanaan hutang oleh induk perusahaan mungkin ditingkatkan.

Interaksi antara Keputusan Pendanaan Anak dan Induk Perusahaan

Komposisi pendanaan hutang yang direvisi mungkin mempengaruhi biaya bunga pada hutang
seperti halnya seluruh keterbukaan MNC terhadap risiko nilai tukar.

B. SUMBER PEMBIAYAAN INTERNASIONAL

A.    Sumber dan metode Pembiayaan internasional

Pembiayaan internasional yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain
untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga.
Dengan kata lain,pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang
telah direncanakan masing-masing pasar yang saling berhubungan satu dengan lain yang dapat
mempengaruhi pendapatan ataupun kesempatan kerja.Selain itu, permintaan akan sesuatu barang
ditentukan oleh pendapatan kita dapat menduga bahwa ada hubungan antara pendapatan satunegara
dengan pembelian barang luar negeri (impor). Pada umumnya sumber-sumber pembiayaan dalam
transaksi ekonomi internasional terdiri atas :

1.    Sumber dana sendiri dari pembeli/ importir

2.    Sumber dana berupa kredit dari penjual/ eksportir

3.    Sumber dana dari pihak ketiga, terutama dari lembaga keuangan bank dan non bank

Sumber dana tersebut, umumnya disalurkan melalui metode pembiayaan berikut:


1.    Account Receivable financing (pembiayaan piutang dagang)

Adalah suatu metode pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada eksportir berdasarkan credit
worthiness yang diberikan oleh eksportir kepada pembeli/ importirnya. Dalam hal importir gagal
membayar dengan alasan apapun juga, maka eksportir tetap bertanggungjawab untuk mengembalikan
kreditnya kepada bank. Jangka waktu : satu hingga enam bulan

2.    Banker’s acceptances (penerimaan bankir)

Adalah suatu metode pembiayaan yang dilakukan dengan bill of exchange atau time draft yang wajib
dibayar oleh bank setelah jatuh tempo (maturity)

3.    Short term bank loan (pinjaman bank jangka pendek)

Metode ini diberikan oleh bank atas dasar banker’s acceptances yang diterbitkannya untuk modal
kerja dan pembelian inventory dalam bentuk pinjaman jangka pendek

4.    Counter trade (imbal dagang)

Metode pembiayaan ini dilakukan dengan cara pertukaran barang dengan barang baik secara langsung
maupun tidak langsung. Metode ini banyak dilakukan oleh NSB dan sosialis yang mengalami
kesulitan devisa dan pemasaran produknya di pasar internasional. Variasi metode counter trade:

 Barter

Suatu metode pembiayaan dengan cara pertukaran barang dengan barang secara langsung antara dua
negara atau perusahaan dengan kemungkinan harga salah satu barang tidak normal karena posisi
tawar menawar salah satu pihak kurang baik contohnya : Barter pesawat Mirage 2000 buatan Perancis
dengan minyak Irak sewaktu Perang Irak-Iran tahun 1980

 Counter purchase (imbal beli)

Metode pembiayaan dengan cara pertukaran barang dengan barang secara langsung dengan harga
yang normal karena bergaining position kedua belah pihak seimbang contohnya: Counter purchase
pesawat CN 235 IPTN dengan beras dari Thailand

 Buy Back

Suatu metode pembiayaan dengan cara membiayai pembelian suatu barang dengan produk yang
dihasilkan dari barang yang dibeli tersebut contohnya: Pembangunan pabrik aluminium (PT. Inalum)
di Tanjung Balai Asahan dengan pembiayaan dari Jepang yang dibayar dengan aluminium yang
dihasilkan oleh pabrik tersebut

 Switch Trading

Suatu metode pembiayaan dalam perdagangan internasional yang dilakukan dengan cara pertukaran
barang dengan barang antara pembeli dan penjual melalui pihak ketiga contohnya: Perusahaan
Indonesia membeli bus Ikarus dari Hongaria yang dibiayai dengan cara mengirim tekstil ke Hongaria.
Tetapi karena Hongaria tidak bersedia menerima tekstil Indonesia, maka dicari pihak ketiga yang
bersedia menerima tekstil tersebut.

 Off set
Suatu metode pembiayaan yang mengaitkan pertukaran barang antara dua pihak dengan transfer
teknologi contohnya: Pembelian peswat F-16 dari AS oleh Indonesia yang pembiayaannya dikaitka
dengan transfer teknologi dari bagian ekor pesawat tersebut yang dibuat IPTN Bandung

5.    Factoring (anjak piutang)

Merupakan suatu sistem pembiayaan yang diperoleh eksportir dengan menjual account receiveable-
nya dengan diskon tetentu kepada suatu lembaga keuangan yang disebut factor banker di tempat
eksportir berada

6.    Forfaiting

Metode ini umumnya digunakan untuk pembiayaan pembelian barang modal yang cukup mahal yang
dilakukan eksportir. Kemudian promissory notes ini dijual lagi kepada forfaiting bank atau lembaga
keuangan lainnya. Biasanya digunakan dengan suatu jaminan (Bank guatantee) atau L/C yang
diterbitkan oleh Bank importir

7.    Leasing (sewa guna usaha)

Merupakan suatu kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna
usaha dengan hak opsi maupun tanpa hak opsi untuk digunakan lessee selama jangka waktu tertentu
dengan pembayaran secara berkala. Manfaat utama adalah bahwa lessee dapat memiliki modal kerja
yang memadai karena tidak harus menggunakan dana yang besar untuk penyediaan barang modal

B.     Sistem pembayaran internasional

Pembayaran internasional adalah pembayaran atas transaksi yang dilakukan oleh negara-negara yang
terlibat dalam perdagangan internasional berdasarkan kesepaatan yang telah dirundingkan
sebelumnya. Pembayaran dalam perdagangan internasional pada umumnya dilaksanakan melalui
bank. Bagi pebisnis, terutama export import, pengetahuan mengenai cara pembayaran adalah sangat
penting. Adapun metode atau sistem dasar pembayaran internasional sebagai berikut :

1.     Cash in advance / prepayment

Pembayaran internasional yang dilakukan dengan sistem transfer dengan melalui kawat internasional
ke rekening bank eksportir atau bank draft. Namun sekarang setiap bank umum yang ada di Indonesia
bisa melakukan transfer ke bank luar negeri dengan mudah, akan tetapi uang yang akan ditransfer
harus mengikuti mata uang dari penerima transfer tersebut. Pembayaran ini dilakukan secara tunai
baik secara keseluruhan (full payment) atau sebagian (partial payment) karena beberapa alasan
tertentu :

a)      Permintaan atas produk melebihi penawaran produk.

b)      Penjual dan pembeli belum saling mengenal dan kurang saling percaya.

c)      Dalam situasi darurat, misalnya peperangan.

d)     Mata uang negara importir termasuk mata uang lemah (soft currency) yang berisiko tinggi.

2.     Open account

Kebalikan dari sistem cash in advance, pembayaran dengan sistem ini justru dilakukan kemudian
setelah produk dikirim dan laku terjual atau setelah jangka waktu tertentu karena pembeli dan penjual
sudah saling kenal dan percaya sepenuhnya atau dilakukan antara suatu perusahaan dengan afiliasinya
atau intra perusahaan multinasional (MNC).

Dengan sistem pembayaran ini, penjual hanya mengirimkan faktur kepada pembeli untuk dibayar
setelah jangka waktu tertentu atau sesuai kesepakatan. Dengan sistem ini penjual mempunyai risiko
yg tinggi atas kegagalan pembayaran (default) dari pembeli.

3.     Private compensation

Cara pembiayaan perdagangan dengan sistem pembayaran yang berhubungan dengan masalah hutang
piutang. Metode pembiayaan perdagangan ini dengan  mengalihkan dalam mendapat penyelesaian
utang piutang pada seseorang penduduk dalam suatu negara di mana penduduk itu tinggal.  

Dengan metode private compensation ini maka: Importir B di   Singapura tidak   perlu melakukan  
transfer   internasional untuk   melakukan   pembayaran kepada   eksportir A di   Jakarta dan cukup  
dengan melakukan   transfer domestik   kepada importir D di  Singapura

4.       Letter of credit

Adalah suatu surat pernyataan yang dikeluarkan oleh issuing bank atas permintaan pembeli/importir
yang ditujukan kepada penjual/eksportir/beneficiary melalui advising/confirming bank dengan
menyatakan bahwa issuing bank akan membayar sejumlah uang tertentu apabila syarat-syarat yang
ditetapkan dalam L/C tsb dipenuhi.

Pada saat ini lebih dari 50% pembayaran internasional menggunakan L/C karena metode ini
mempunyai beberapa kelebihan, antara lain sebagai berikut :

1.      Adanya jaminan pembayaran bagi   eksportir/penjual

2.      Adanya jaminan penerimaan barang bagi   importir melalui perbankan yang akan   menyerahkan
pembayaran sesuai dengan syarat-  syarat yang ditetapkan dalam L/C.

3.      Adanya fasilitas kredit eksportir atau importir   melalui perbankan.

4.      Adanya fasilitas hedging.

Beberapa hal penting yg harus diperhatikan dalam L/C adalah :

1.      Sifat L/C, apakah revocable atau   irrevocable.

2.      Tanggal expired L/C.

3.      Tanggal pengapalan.

4.      Syarat-syarat dlm L/C, misalnya apakah dapat   dilakukan transhipment atau partial   shipment.

5.       Draft / commercial bill of exchange

Metode pembiayaan perdagangan ini bisa disamakan fungsinya dengan wesel. Metode pembiayaan
perdagangan ini merupakan salah satu cara yang merupakan sebuah janji yang tidak bersyarat apa pun
yang ditarik oleh satu pihak dalam transaksi perdagangan internasional. Pihak yang membuat
perjanjian yang tidak bersyarat ini biasanya para eksportir yang langsung meminta para pembeli untuk
melakukan pembayaran dengan cara mengirimkan wesel atau face amount. Berikut beberapa Jenis
draft / comercial bill of exchange :

a.    Jenis draft menurut kelengkapannya

1)    Clean Draft

   Draft yang dapat dibayar tanpa dilengkapi dengan dokumen lampirannya.

2)    Documentary Draft

   Draft yang harus dilengkapi dengan dokumen-dokumen lampiran.

b.    Jenis draft menurut saat pembayarannya

1)   Sight Draft

     Draft yang dibayar saat diperlihatkan.

2)   Date Draft

     Draft yang dibayar pada tanggal atau setelah jangka waktu tertentu.

6.       Consignment/ konsinyasi

Cara pembiayaan perdagangan internasional yang mengharuskan para eksportir tersebut mengirimkan
barang kepada importir setelah melakukan transaksi perdagangan internasional. Akan tetapi, para
eksportir tersebut tetap memegang hak kepemilikan atas barang yang dikirimkan tersebut jika pembeli
tidak melakukan pembayaran, maka barang tersebut akan dikembalikan.

C. RISIKO SUKU BUNGA

Definisi risiko suku bunga

Risiko suku bunga adalah risiko yang dialami akibat dari perubahan suku bunga yang terjadi
di pasaran yang mampu memberi pengaruh bagi pendapatan perusahaan. Adapun pengertian risiko
suku bunga menurut Mashud Ali adalah terjadi sebagai akibat dari terdapatnya mismatched atas
maturities pada interest rate related products di sisi aktiva dan passiva neraca bank.

Risiko pada situasi suku bunga dan saham

Pada saat seorang memutuskan untuk menempatkan dananya di bank dalam bentuk time
deposit (deposito) maka artinya ia sudah melihat sisi keuntungan dan kenyamanan, terutama jika ia
membandingkan berinvestasi di tempat lain seperti membeli saham. Kondisi pasar saham yang
berfluktuasi menyebabkan tingkat risiko memiliki posisi tersendiri, tingkat return yang diharapkan
juga penuh dengan kondisi yang berfluktuasi, dengan kata lain jika estimasi keuntungan yang
diharapkan tidak tercapai atau actual returnnya adalah tidak diperoleh bahkan terlalu jauh maka
kerugian finansialah yang akan diperoleh. Maka kita dapat memberikan suatu garis penegasan dalam
konteks manajemen risiko, yaitu :

 Pada saat suku bunga mengalami kenaikan dan harga saham di pasar (market price)
mengalami penurunan, maka investor akan cenderung memindahkan dananya dari saham ke
deposito (time deposit).
 Pada saat kondisi pasar saham mengalami kenaikan atau bergairah maka investor cenderung
akan memindahkan dananya yang tersimpan di deposito (time deposit) ke saham. Dengan
alasan berinvestasi di saham adalah memiliki tingkat keuntungan yang lebih tinggi.
 Investor adalah mereka yang memiliki karakteristik “penghindar risiko”, dan menyukai
keuntungan yang suistainable (berkelanjutan).

Suku bunga dan jangka waktu obligasi

Suku bunga dan jangka waktu obligasi memiliki keterkaitan dalam memberikan ketetapan.
Untuk ini ada dua bentuk keputusan yang biasa berlaku atau diterapkan oleh pemerintah dan
perusahaan, yaitu :

o obligasi dengan jangka waktu pendek (short term)


o obligasi dengan jangka waktu panjang (long term).

Dimana obligasi jangka waktu pendek memiliki suku bunga yang lebih rendah dari pada
obligasi yang jangka panjang. Konsep manajemen risiko pada suku bunga obligasiAda beberapa
alasan yang bisa kita pahami mengapa suku bunga obligasi memiliki angka suku bunga yang berbeda
pada masa kurun waktu 5 hingga 10 tahun, jika ini kita lihat dari segi perspektif manajemen risiko,
yaitu :

1.     Kondisi suku bunga obligasi yang cenderung stabil maka masyarakat akan merasa lebih nyaman
serta lebih menguntungkan dari pada menempatkan uang tersebut dipasar atau dengan asumsi
menginvestasikan uang tersebut ke pasar akan jauh memiliki tingkat risiko yang tinggi.

2.     Jika seorang membeli obligasi dengan masa tenor 10 (sepuluh) tahun dan suku bunga fixed yang
di tetapkan adalah 11,75% maka artinya pemegang obligasi tersebut adalah akan selalu menerima
keuntungan secara stabil selama sepuluh tahun sebesar angka tersebut. Disamping penerimaan dari
keuntungan bunga obligasi tersebut ia juga memiliki kesempatan untuk mengalokasikan dananya ke
tempat lain yang juga memiliki sisi profitable dan risiko yang rendah.

3.     Penjual obligasi dengan masa waktu 5 hingga 10 tahun dan jarak suku bunga yang juga tidak
begitu tinggi ini akan memberi kenyamanan dari segi mengelola dana dari hasil penjualan obligasi
sesuai dengan master plan yang dikonsepkan sejak awal tanpa harus terburu-buru dan bekerja
secara under pressure (dibawah tekanan). Karena jika bekerja terlalu dibawah tekanan kadang kala
dikhawatirkan pekerjaan tersebut tidak akan terselesaikan secara maksimal, teliti, dan akurat.
Contohnya perusahaan pengeboran migas melakukan penjualan obligasi sebesar Rp. 1 triliun dengan
tenor 10 tahun dan suku bunga yang ditetapkan adalah 11% (sebelas persen)

4.     Pemegang serta pembeli obligasi umumnya adalah mereka yang memiliki kelebihan dana dan
menginginkan dana tersebut diamankan ke tempat yang memiliki risiko yang seminimal mungkin,
yang salah satunya adalah membeli obligasi khususnya obligasi yang dijual oleh pemerintah.

Risiko pada Hubungan Obligasi dan Saham

Obligasi adalah suatu surat berharga yang dijual kepada publik, dimana disana dicantumkan beberapa
ketentuan yang menjelaskan berbagai hal seperti nilai nominal, tingkat suku bunga, jangka waktu,
nama penerbit dan beberapa ketentuan lainnya yang menjelaskan dalam undang-undang yang
disahkan oleh lembaga terkait.
Obligasi yang memiliki tingkat suku bunga tetap dan obligasi yang memiliki tingkat suku bunga
berubah berdasarkan keadaan pasar mampu memberi pengaruh khusus pada keputusan yang dibuat
oleh seorang investor. Adapun tindakan investor dalam kondisi seperti itu adalah :

Pada saat seorang investor memegang obligasi dengan suku bunga tetap dan pasar saham mengalami
kenaikan atau tingkat kegairahan pasar saham mengalami peningkatan maka investor cenderung akan
mengalihkan sejumlah dananya dari obligasi ke saham.

Pada saat obligasi mengikuti kondisi harga pasar, naik dan turunnya suku bunga yang berlaku di
pasaran mampu member arti bagi perolehan keuntungan yang didapat. Ini sebagaimana dikatakan oleh
Eduardus Tandelilin bahwa “…, jika suku bunga yang berlaku meningkat maka harga obligasi juga
akan turun, dan sebaliknya. Logikanya adalah bahwa jika suku bunga meningkat, maka
tingkat return yang disyaratkan investor atas suatu obligasi juga akan meningkat”. Pemikiran yang
dikemukakan oleh Eduardus Tandelilin memiliki keterkaitan kuat dengan apa yang dikemukakan oleh
Masyhud Ali bahwa “… turunnya nilai pasar obligasi yang berbunga mengambang (floating interest
rate bonds) dan naiknya nilai pasar obligasi yang berbunga tetap (fixed interest rate bonds). Hal ini
berlaku jika terjadi penurunan tren tingkat suku bunga bank”.

Dampak perubahan suku bunga bagi perusahaan

Menurut Mamduh M. Hanafi perubahan tingkat bunga bisa menyebabkan perusahaan menghadapi
dua tipe risiko, yaitu :

1.      Risiko perubahan pendapatan : pendapatan bersih (hasil investasi dikurangi biaya) berubah yaitu
berkurang dari yang diharapkan).

2.       Risiko perubahan nilai pasar berubah karena perubahan tingkat bunga, yaitu berubah karena
lebih kecil (turun nilainya).

Risiko Carry Trade

           Risiko carry trade adalah bentuk perilaku investor dalam melakukan investasi dengan cara
meminjam dana dari suatu Negara dan yang memiliki tingkat suku bunga yang rendah dan selanjutnya
membawa dana tersebut untuk diinvestasikan atau ditanamkan pada Negara yang memiliki tingkat
suku bunga tinggi, dengan harapan akan memperoleh selisih keuntungan di sana.

           Persoalannya adalah jika suku bunga kembali ke posisi normal atau rendah maka dana yang
berasal dari carry trade tersebut akan ditarik kembali untukdi bawah ke tempat asalnya. Kasus carry
trade ini hamper memiliki kesamaan dengan hot money (arus dana asing jangka pendek).

           Pengaruh yang terjadi pada moneter suatu Negara yang masih menerapkan suku bunga tinggi
adalah dimana bank sentral Negara tersebut mencoba terus mempertahankan kondisi suku bunga
tinggi, dengan maksud agar surplus transaksi terus terjaga. Ini sebagaimana dikatakan oleh M. Fajar
Marta bahwa “Salah satu cara yang dilakukan BI dalam menjaga surplus transaksi portofolio adalah
mempertahankan rezim suku bunga. Buktinya, suku bunga acuan (BI rate) yang kini 6,5 persen
merupakan yang tertinggi dikawasan asia di bandingkan dengan Thailand yang 1,75 persen dan
Malaysia yang 2 persen. Tingginya BI rate pada akhirnya mengerek suku bunga berbagai instrument
di pasar keuangan domestik. Imbal hasil surat utang Negara (SUN) tenor 10 tahun, misalnya,
mencapai sekitar 13 persen. BI enggan menurunkan BI rate lebih jauh meskipun inflasi 2009 hanya
2,78 persen. Kebijakan ini akhirnya menjadi boomerang bagi BI sendiri. Likuiditas di pasar keuangan
yang melimpah tanpa disertai aktivitas sector riil yang seimbang akhirnya memaksa BI untuk
menyerap kembali likuiditas tersebut dengan menerbitkan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Alhasil,
SBI menumpuk mencapai Rp. 270 triliun dengan porsi asing terus membesar. Ongkos yang harus
dikeluarkan pun membengkak mencapai lebih dari Rp. 18 triliun dengan porsi asing terus membesar.
Ongkos yang harus dikeluarkan pun membengkak mencapai lebih dari Rp. 18 triliun pada 2009.

Faktor yang menyebabkan perubahan pada suku bunga domestic

Ada 3 faktor yang mampu memberi pengaruh pada suku bunga domestik suatu Negara, yaitu :

a.      Kondisi ekonomi global

b.      Stabilitas ekonomi dalam negeri

c.      Stabilitas sosial dan politik dalam dan luar negeri.

Bila ketiga hal ini terjadi terus dan tidak mendapat penanganan yang serius terutama dari lembaga
yang berwenang khususnya Bank Sentral yaitu Bank Indonesia maka diperkirakan secara jangka
panjang akan memberi efek pada stabilitas suku bunga. Kondisi stabilitas suku bunga yang bersifat
tidak stabil yaitu berubah dari yang diharapkan oleh banyak pihak khususnya para pelaku ekonomi
seperti pebisnis (baik kelas atas, menengah, dan bawah) akan berujung kepada penurunan pendapatan
yang akan diperoleh.
BAB 3

KESIMPULAN

Keputusan struktur modal memberikan dampak yang besar terhadap nilai perusahaan. Teori
struktur modal berusaha mengetahui pengaruh keputusan struktur modal terhadap biaya modal.
Keputusan struktur modal relevan untuk dipertimbangkan, apabila mempengaruhi biaya modal
perusahaan.

Besarnya biaya modal perusahaan akan ditentukan oleh biaya modal setiap jenis dana yang
digunakan dan proporsinya dalam struktur modal. Secara umum, terdapat dua jenis dana yaitu ekuiti
dan hutang. Biaya ekuiti dapat dicari dengan menggunakan modal kapitalisasi dividen, CAPM dan
PER. Sementara biaya hutang akan ditentukan oleh persepsi kreditur terhadap kemampuan
perusahaan untuk membayar bunga dan pokok hutang tepat pada saatnya.

Keputusan struktur modal harus disesuaikan dengan karakteristik usaha. MNC perlu
mempertimbangkan faktor-faktor dalam host countries sebelum memutuskan, apakah sebaiknya target
struktur modal ditetapkan dalam lingkup global atau lokal. MNC dapat menetapkan bahwa struktur
modal global dan mengkompensasikannya dengan struktur modal lokal perusahaan anak yang lain,
untuk mendapatkan struktur modal setelah konsolidasi yang sesuai dengan target struktur modal
global.

MNC dapat menggunakan berbagai sumber pendanaan untuk membiayai operasi perusahaan
anak. Pecking order model menyatakan bahwa pemilihan sumber pembiayaan MNC akan mengikuti
suatu urutan prioritas tertentu, yang akan ditentukan oleh kondisi global yang dihadapinya. Pemilihan
sumber pembiayaan seharusnya memperhatikan berbagai tujuan yang ingin dicapai secara simultan.
Dalam praktek, manajer umumnya lebih memusatkan perhatiannya pada salah satu tujuan.

Pembiayaan internasional yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain
untuk mendukung investasi yang telah direncanakan,baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan
kata lain,pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan masing-masing pasar yang saling berhubungan satu dengan lain yang dapat
mempengaruhi pendapatan ataupun kesempatan kerja.Selain itu, permintaan akan sesuatu barang
ditentukan oleh pendapatan kita dapat menduga bahwa ada hubungan antara pendapatan satu negara
dengan pembelian barang luar negeri (impor).

Pembayaran internasional adalah pembayaran atas transaksi yang dilakukan oleh negara-
negara yang terlibat dalam perdagangan internasional berdasarkan kesepaatan yang telah
dirundingkan sebelumnya. Pembayaran dalam perdagangan internasional pada umumnya
dilaksanakan melalui bank. Bagi pebisnis, terutama export import, pengetahuan mengenai cara
pembayaran adalah sangat penting.
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, Dr. 2012.  Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Hasibuan, Malayu S.P. 2009. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT Bumi Aksara

http://sukubungadan.blogspot.com/2014/03/makalah-suku-bunga.html

http://www.kajianpustaka.com/2012/10/teori-suku-bunga.html

https://adifirman.wordpress.com/2011/09/05/sistem-pembayaran-internasional/#more-607
http://mutiarailmudrajat.blogspot.co.id/2011/11/sistem-pembayaran-internasional.html

https://d4logistikbisnis.files.wordpress.com/2016/04/3_sistem-pembayaran-perdaganan-
internasional.pdf

http://shinobiapuy.blogspot.co.id/2013/05/sistem-dasar-pembiayaan-perdagangan.html

Anda mungkin juga menyukai