PENDAHULUAN
Kerja sama dalam bentuk hubungan dagang antarnegara sangat dibutuhkan oleh
setiap negara. Hal ini disebabkan setiap negara tidak dapat menghasilkan semua
barang dan jasa yang dibutuhkan oleh rakyatnya. Selain itu, juga disebabkan adanya
perbedaan sumber daya yang dimiliki, iklim, letak geografis, jumlah penduduk,
perdagangan internasional.
dengan negara lain atas dasar saling percaya dan saling menguntungkan. Perdagangan
internasional tidak hanya dilakukan oleh negara maju saja, namun juga negara
Ekspor adalah kegiatan menjual barang dan jasa dari dalam negeri ke luar negeri.
Adapun impor adalah kegiatan membeli barang dan jasa dari luar negeri ke dalam
investasi dan modal yang dapat diperoleh dari negara-negara maju. Devisa dan
1
pinjaman dalam bentuk investasi dan modal ini dapat digunakan negara berkembang
perdagangan luar negeri, yaitu perbedaan sumber daya alam yang dimiliki, teknologi,
Tidak ada satu negara di dunia ini yang tidak melakukan perdagangan internasional.
kerja.
2
BAB II
PEMBAHASAN
MNC menggunakan struktur modal (yaitu proporsi antara hutang dan modal)
minimal yang harus diperoleh oleh suatu investasi agar nilai perusahaan tidak
turun. Istilah biaya modal sering digunakan yang dapat dipertukarkan dengan
tingkat diskonto untuk mengevaluasi suatu perusahaan baru, dan biaya peluang
Biaya modal merupakan tingkat yang harus didapat pada sebuah proyek
investasi pemegang saham biasa. Biaya modal juga merupakan dasar yang
3
modal keseluruhan ini sebagai biaya modal rata-rata tertimbang (weighted
average cost of capital) merupakan rata-rata biaya setelah pajak dari masing-
masing sumber modal yang digunakan oleh perusahaan untuk mendanai suatu
Modal dari suatu perusahaan terdiri atas ekuitas dan hutang. Biaya dari
laba ditahan merupakan biaya oportunitas. Biaya dari saham biasa baru juga
menggambarkan suatu biaya oportunitas. Biaya ini melebihi biaya dari laba ditahan
Biaya dari hutang perusahaan adalah bunga yang harus ditanggung perusahaan.
biaya modal mereka. Biaya modal rata-rata tertimbang dapat diukur dengan
persamaan:
( D) (E)
kc = (D+ E) kd (1 ± t) + (D+ E) ke
Dimana :
4
kd = biaya hutang sebelum pajak
t = tarif pajak korporasi
E = jumlah ekuitas perusahaan
ke = biaya dari ekuitas
1. Ukuran perusahaan. MNC yang sering kali meminjam dalam jumlah yang
Harus diingat bahwa hal ini semata-mata diakibatkan oleh ukuran MNC, bukan oleh
5
pendanaan bervariasi antar pasar, akses MNC ke dalam pasar-pasar modal
itu, perusahaan anak bisa mendapatkan dana lokal dengan biaya lebih
murah dari pada perusahaan induknya sendiri, jika suku bunga yang berlaku
terhadap risiko nilai tukar, karena pendapatan yang dihasilkan oleh anak
valuta dari pinjaman. Dalam hal ini, anak perusahaan tidak perlu mengandalkan
perusahaan berasal dari berbagai sumber diseluruh dunia, arus kas masuk tersebut
mungkin lebih stabil. Penalaran ini didasarkan pada anggapan bahwa penjualan
kas neto dari suatu portofolio yang terdiri dari perusahaan anak akan
6
4. Exposure terhadap risiko nilai tukar. Arus kas sebuah perusahaan multi nasional
mungkin lebih bergejolak dari pada arus kas perusahaan domestik yang ada
dalam industri yang sama, jika arus kas tersebut sangat terekspos terhadap
risiko nilai tukar. Perusahaan yang lebih terekspos terhadap fluktuasi nilai
tukar biasanya akan memiliki distribusi arus kas yang lebih bergejolak di
tinggi jika arus kas masa depan lebih tidak pasti, exposure terhadap nilai
disitanya aset-aset anak perusahaan oleh pemerintah tamu. Jika aset disita
7
pajak di suatu negara, Exxon akan menambah premium ke dalam required rate
untuk tiga alasan. Pertama, hal ini dapat menjelaskan mengapa perusahaan
atas MNC yang lain. Seperti halnya perbedaan dalam teknologi atau sumber
daya, biaya modal antar negara juga berbeda. Hal inimemungkinkan sejumlah
8
antar negara akan dijelaskan terlebih dahulu, yang diikuti dengan penjelasan
Biaya dari hutang (cost of debt) bagi sebuah perusahaan sangat ditentukan
oleh suku bunga bebas-risiko dari valuta yang dipinjam dan premium risiko
yang diminta oleh kreditor. Biaya hutang mungkin lebih tinggi di sejumlah negara
dibanding negara-negara lain karena tingginya suku bunga bebas risiko, atau karena
premium risiko yang diminta lebih tinggi. Berikut adalah penjelasan mengenai
dirancang untuk mendorong orang agar lebih banyak menabung, yang bisa
peraturan pajak sebuah negara yang berhubungan dengan penyusutan dan kredit
pajak investasi (investment tax credit) dapat juga mempengaruhi suku bunga
9
Kondisi demografis (jumlah populasi dan sebagainya) dari sebuah negara
memiliki suku bunga yang tinggi karena rumah tangga berusia muda biasanya
mempengaruhi penawaran dana, dan tentu saja, suku bunga. Negara-negara yang
beredar menjadi tinggi) bisa meraih suku bunga nominal yang rendah jika mereka
menaikkan ekspektasi inflasi dan permintaan dana. Poin yang relevan di sini
berbeda, dan hasilnya adalah suku bunga yang berbeda di tiap negara.
Karena kondisi ekonomi mempengaruhi suku bunga, suku bunga juga akan berbeda
antar negara. Biaya dari hutang di banyak negara berkembang jauh lebih tinggi
dari pada biaya hutang di negara industri, terutama disebabkan oleh kondisi
para kreditor meminta suku bunga bebas risiko yang tinggi pula.
10
Perbedaan dalam Premium Risiko
Premium risiko dari hutang harus cukup besar demi menyediakan kompensasi
Jika kondisi ekonomi dalam suatu negara lebih stabil, risiko munculnya
dari pada di negara-negara yang lain. Di Jepang, para kreditor selalu siap
keuangan tidak ditanggung sepenuhnya oleh kreditor, semua pihak yang terlibat
pailit, sehingga kreditor di sana juga meminta premium risiko yang lebih
rendah.
11
Pemerintah di sejumlah negara sering melakukan intervensi untuk
langsung atau kredit kepada perusahaan yang pailit. Di AS, bantuan dari
pemerintah tidak sering terjadi, karena pembayar pajak tidak mau menanggung
demikian, premium risiko (untuk jumlah hutang tertentu) yang diminta para
keuangan yang lebih tinggi. Sebagai contoh, perusahaan di Jepang dan Jerrnan
memiliki tingkat ungkitan keuangan yang lebih tinggi dari pada perusahaan AS.
Jika semua faktor lain diasumsikan sama, perusahaan yang memiliki ungkitan
keuangan tinggi harus membayar premium risiko yang lebih tinggi. Tetapi,
faktor-faktor lain yang dimaksud tentu saja tidak sama. Bahkan, perusahaan ini
12
Perbandingan Biaya Hutang di Berbagai Negara
dariwaktu ke waktu. Biaya hutang nominal bagi perusahaan dalam masing-masing negara
mencapai puncaknya pada tahun 1980, menurun tajam selama awal tahun 1980-
an, mendatar selama akhir tahun 1980-an, dan kembali menurun selama awal
memiliki biaya modal tinggi barangkali akan dipaksa untuk menolak proyek
bakal menjual proyek berjalan mereka jika biaya pendanaan dianggap mulai
meninggi. Sebagai contoh, Lloyd Bank dari Inggris memutuskan untuk menjual operasi-
operasi perbankan mereka yang ada di AS pada tahun 1989. Alasan Lloyd
pengembalian yang setara jika mengalihkan investasi ke dalam pasar uang Inggris.
Bank mungkin tidak akan menjual operasi mereka yang ada di AS.
13
memiliki risiko yang setara seandainya ekuitas didistribusikan kepada mereka.
Pengembalian dari ekuitas ini dapat disetarakan dengan suku bunga bebas-
risiko bervariasi antar negara, biaya dari ekuitas dengan demikian juga
Biaya dari ekuitas juga didasarkan pada peluang investasi di negara yang
juga tinggi, dan selanjutnya, biaya modal juga akan tinggi. Menurut McCauley
dan Zimmer, biaya ekuitas dalam sebuah negara dapat diestimasikan memakai
rasio harga/laba.
menerima harga yang tinggi dari penjualan saham baru untuk tingkat laba
Biaya dari hutang dan biaya dari ekuitas dapat digabungkan untuk
menghitung biaya modal. Proporsi hutang dan ekuitas yang digunakan oleh
14
perusahaan dalam tiap negara menentukan besarnya biaya modal ini. Karena
biaya hutang dan biaya ekuitas berbeda antar negara, dapat dimengerti mengapa
rendah. Jepang sering disebutkan sebagai negara yang memiliki biaya modal
rendah. Jepang biasanya memiliki suku bunga bebas-risiko rendah, yang tidak
multinasional dapat berupaya mengakses modal dari negara-negara yang biaya modalnya
rendah. Tetapi jika modal tersebut kemudian digunakan untuk mendukung operasi-operasi
menanggung risiko nilai tukar. Jadi, biaya dari modal mungkin pada akhirnya
oleh perusahaan domestik murni, capital asset pricing model (CAPM) dapat
15
ke = Rf + B (km - Rf )
Di mana:
Rf = Tingkat pengembalian bebas-risiko
km = Tingkat pengembalian pasar
B = Beta dari saham
CAPM menyiratkan bahwa tingkat pengembalian yang diinginkan dari
saham sebuah perusahaan merupakan fungsi positif dari (1) suku bunga bebas-
risiko, (2) tingkat pengembalian pasar, dan (3) beta dari saham. Beta mewakili
dapat digunakan untuk menentukan required rate of return dari proyek. Beta
dari proyek mewakili sensitivitas dari aliran kas (yang dihasilkan proyek)
terhadap kondisi pasar . Sebuah proyek yang aliran kasnya terisolasi dari kondisi
16
Bagi sebuah perusahaan multinasional yang sangat terdiversifikasi, yang
menerima arus kas yang dihasilkan oleh beberapa proyek, tiap proyek
mengandung dua tipe risiko: (1) gejolak arus kas non-sistematis yang unik bagi
perusahaan, dan (2) risiko sistematis. Teori CAPM menyatakan bahwa risiko
semua proyek dengan cara yang sama. Semakin rendah beta dari proyek,
semakin rendah risiko sistematis dari proyek, dan semakin rendah tingkat
bahwa biaya modal dari perusahaan multinasional secara umum lebih rendah
dari pada biaya modal perusahaan domestik, karena alasan-alasan yang telah
disajikan. Meskipun begitu, harus ditekankan disini bahwa risiko non sistematis
Dan jika risiko ini juga diperhitungkan dalam menilai risiko dari proyek,
tingkat pengembalian yang diinginkan dari proyek MNC belum tentu lebih
17
berkembang yang kondisi politiknya sangat labil dan memiliki country risk
multinasional, sekalipun arus kas yang akan dihasilkan oleh proyek ini tidak
merniliki korelasi dengan pasar AS. Hal ini menyiratkan bahwa perusahaan
dibenarkan untuk menggunakan pasar AS saat mengukur beta dari proyek milik MNC
mampu menurunkan beta mereka sendiri (yaitu, sensitivitas dari harga saham
manfaat diversifikasi.
saham dari banyak negara, nilai investasi mereka akan sangat dipengaruhi oleh
kondisi pasar global, tidak hanya kondisi pasar AS. Konsekuensinya, mereka lebih suka
18
kondisi pasar global untuk mendapatkan lebih banyak manfaat diversifikasi.
agak terisolasi dari kondisi pasar global akan dianggap sebagai wahana
sistematis oleh kondisi pasar AS; hal inimenyebabkan mereka sangat memperhatikan
perusahaan multinasional akan memiliki biaya modal yang lebih rendah dari
modalnya.
19
Struktur keuangan – Passive lancar = Struktur modal
perusahaan atau sasaran ini bisa dipandang sebagai usaha mencari campuran
menyebut campuran sumber dana yang tepat sebagai struktur modal yang
optimal.
Dalam struktur modal MNC jelas akan beda dengan struktur modal
antara kedua tipe pendanaan itu terletak pada keragaman hak suatu relatif dalam
manajemen, klaim pada income dan aset, maturitas, dan perlakuan pajak.
resiko lebih besar dari pada hutang, sehingga ekuitas mendapat kompensasi
Tabel 1
20
Karakteristik Hutang Ekuitas
Hak suara dalam Tidak ada Ada
manajemen
Klaim pada income dan Senior dari ekuitas Subordinat pada hutang
aset
Maturitas Tetap Tidak ada
Perlakuan pajak Pengurang atas bunga Tidak ada
hutang (debt ratio) serta rasio hutang dengan ekuitas (debt equity ratio).
Tingginya debt ratio dan debt equity ratio disebabkan oleh tingginya leverage
keuangan yang khas dibandingkan dengan industri atau bussiness line yang
komputer adalah 58,3% dan untuk perusahaan penjual mobil adalah 77,9%.
1. Pada industri yang sama mempunyai pola struktur modal yang sama.
21
sehingga perbedaan struktur modal antara perusahaan di Amerika dengan
adalah timbulnya keringanan pajak (tax shield) dari pembayaran bunga. biaya
dari struktur modal timbul dari tiga faktor yaitu (1) kemungkinan naiknya
resiko kebangkrutan akjibat kewajiban atas hutang, (2) agency cost yang timbul
dari monitoring dan pengendalian oleh tindakan lender perusahaan, dan (3)
biaya yang timbul akibat manager mempunyai lebih banyak informasi tentang
aktiva dan operasi perusahaan, yang komponennya terdiri dari hutang jangka
panjang, saham preferen, saham biasa, dan laba ditahan. Alasan mengapa biaya
modal) diminimumkan.
22
Biaya modal adalah rata-rata tertimbang setelah pajak dari seluruh
sumber dana jangka panjang yang digunakan (harus setelah pajak, karena arus
kas yang paling relevan dalam keputusan investasi hanyalah arus kas setelah
diperlukan sebagai arus kas modal kerja bersih dalam proses penganggaran
modal.
b. Hutang wesel dan hutang jangka pendek yang berbunga, karena hanya
- Tarif pajak
- Kebijakan dividen
- Kebijakan investasi
23
2.7. Komponen Struktur Modal
Komponen modal merupakan salah satu tipe dari modal yang digunakan
keuangan perusahaan (berbagai jenis hutang, saham preferen, dan saham biasa)
diperhitungkan dengan kenaikan dari satu atau lebih komponen modal tersebut.
seperti faktor-faktor lainnya. biaya dari tiap-tiap komponen dari modal yang
istimewa.
pengembalian investasi > cost of capital, maka kekayaan pemegang saham akan
meningkat.
24
dapat berupa hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang, tetapi
permanen, untuk melunasi hutang lain, atau membeli mesin dan peralatan)
surat obligasi, dalam surat obligasi ditentukan nilai nominal, bunga per
ratio) dilakukan dengan cara membagi total hutang jangka panjang dengan
total asset. Semakin tinggi debt ratio, semakin besar jumlah modal
perusahaan.
sebagai berikut:
25
b. Hasil yang diharapkan lebih rendah daripada saham biasa
memakai hutang.
pajak
c. Dilindungi oleh isi perjanjian hutang jangka panjang (dari segi resiko).
obligasi).
2) Modal Sendiri
26
Sundjaja at al. (2003, p.324), “modal sendiri/ equity capital adalah dana
(pemegang saham), yang terdiri dari berbagai jenis saham (saham preferen
tidak pasti dan pemegang saham adalah pihak pertama yang menanggung
27
2. Fleksibel karena saham preferen memperbolehkan penerbit untuk
yaitu :
28
2. Saham biasa tidak memiliki tanggal jatuh tempo.
29
a. Memiliki hak suara (hak kendali) dalam perusahaan.
saham. Asumsi dasar yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah teori
pasar sempurna atau pasar modal sempurna. Pasar modal sempurna adalah
pemegang saham)
30
5) Individu dapat meminjam dan meminjamkan pada tingkat bunga bebas
resiko
Proporsi I : VL = VU
B
Proporsi II : rs = r0 + (r – r )
L 0 b
31
merubah nilai perusahaan dengan merubah komposisi hutang dan
ekuitasnya.
pajak pendapatan dari saham, dan tidak ada biaya yang berhubungan
dengan leverage.
nyata tidak ada pasar modal yang sempurna. Mereka menambahkan unsur
shield yang timbul karena penggunaan hutang sebagai salah satu cara
saham kembali, perubahan hutang atau saham preferen dari saham biasa,
32
telah menghasilkan peningkatan nilai perusahaan dalam hal ini harga saham
secara signifikan.
pembayaran bunga. Namun ada satu hal yang penting untuk diingat, yaitu
pada pasar modal yang tidak sempurna, pemegang saham akan keberatan
seperti legal fee, dan price (kekayaan perusahaan dijual murah sewaktu
dan perusahaan meminjam pada tingkat bunga yang sama. Berikut ini
B
Proporsi II : rs = r0 + (1-TC) (r0 – rb)
S
33
Intuisinya adalah pertama, perusahaan dapat menagih kembali
1) Teori Trade-Off
secara bertahap akan menuju target tersebut. Termasuk dalam teori ini
34
dalam perhitungan laba kena pajak. Dengan demikian, perusahaan yang
ada.
cost), dan struktur modal optimal berada pada posisi dimana keuntungan
35
memasukkan kemungkinan kebangkrutan sehubungan dengan hutang
pendanaan yang memiliki resiko lebih kecil yaitu pertama laba ditahan,
diikuti dengan hutang, dan yang terakhir ekuitas baru Myers (1984).
saham baru pada tingkat harga saham yang rendah. Penjualan saham
36
pinjaman untuk digunakan membeli kembali saham perusahaan tersebut.
perusahaan.
c. Balance Theory
Teori lain mengenai struktur modal adalah Balance theory. Teori ini
hutang pada resiko bisnis yang tinggi. Jadi pada kondisi yang rendah
positif, dan pada kondisi yang tidak pasti dampak keputusan pendanaan
37
d. Teori Signaling
investor telah melahirkan argumen signaling (Leland dan Pyle, 1977) dan
teori pecking order (Myers, 1984). Struktur modal dengan tingkat leverage
baik dari yang buruk. Hanya perusahaan yang sehat dan kuat yang dapat
berdasarkan persepsi fairness dari penilaian pasar saat ini terhadap saham.
saat ini.
38
disebabkan oleh pelepasan saham begitu besar sehingga mendominasi
earning) dari pada dana eksternal, dan jika dana eksternal tersedia,
perusahaan lebih memilih hutang dari pada ekuitas, sebab biaya informasi
digunakan.
apabila rasio hutangnya jatuh mendekati nol. Hasil penelitian Farma dan
39
French (2002) mendukung teori Pecking Order dengan kesimpulan bahwa
perusahaan tidak memiliki target leverage, dan leverage tidak berarti nilai
Dalam theory balancing dapat dijelaskan bahwa hutang atau pinjaman memiliki
manfaat dan biaya. Perimbangan antara manfaat dan biaya inilah yang
40
Manfaat pinjaman terjadi karena ada perbedaan perlakuan pajak terhadap
pembayaran pajak perusahaan. Jika dilihat dari sisi pajak, akan lebih
besar maka peluang arus kas tidak mencukupi pembayaran bunga dan cicilan
hutang juga semakin besar, yang pada akhirnya akan mengarah pada pailit.
Dengan demikian ada perimbangan antara manfaat pajak dan biaya bahaya
perusahaan.
atau ekuitas untuk seluruh anak perusahaan oleh karena itu struktur modal
41
perusahaan. MNC memahami adanya kompensasi antara menggunakan utang
menjadi :
valuta asing
resiko politik.
42
3. Memotivasi manajemen perusahaan anak untuk memasuki strategi
kerseluruhan).
MNC.
kondisi global yang dihadapi MNC. Myers (1984) mengajukan suatu model
yang disebut peaking order model. Model tersebut menyatakan bahwa dalam
financing).
yaitu :
43
1. Terdapat dunia yang hanya terdiri dari dua negara (two-country world),
3. Tidak terdapat perubahan kurs antara mata uang home country dan host
country.
4. Aliran kas yang diharapkan dari perusahaan induk dengan perusahaan anak.
8. Tingkat bunga di home country sama dengan di host country, karena tidak
modal lokal.
adalah :
44
2. Terdapat perbedaan tingkat bunga (differential interest rates).
45
BAB III
PENUTUP
Besarnya biaya modal perusahaan akan ditentukan oleh biaya modal setiap jenis
dan yang digunakan dan proporsinya dalam struktur modal. Secara umum, terdapat
dua jenis dana, yaitu ekuiti dan utang. Biaya ekuiti dapat dicari dengan menggunakan
model kapitalisasi deviden, CAPM, dan PER. Sementara biaya utang akan ditentukan
oleh persepsi kreditur terhadap kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan
apakah sebaiknya target struktur modal ditetapkan dalam lingkup globalatau lokal.
MNC dapat menetapkan bahwa struktur modal lokal suatu perusahaan anak
struktur modal lokal perusahaan anak yang lain, untuk mendapatkan struktur modal
setelah konsolidasi yang sesuai dengan target struktur modal global MNC dapat
anak. Pecking order model menyatakan bahwa pemilihan sumber pembiayaan MNC
46
akan mengikuti suatu urutan prioritas tertentu, yang akan ditentukan oleh kondisi
47
DAFTAR PUSTAKA
http://yakucisa.blogspot.com/2012/02/biaya-modal-dan-struktur-modal-mnc.html
http://id.scribd.com/doc/38205193/Biaya-Modal-Dan-Struktur-Modal-an-
Multinasional
http://blog.pasca.gunadarma.ac.id/2012/07/29/keuntungan-pasar-modal-go-
international/feed/
48