Anda di halaman 1dari 7

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) TA.

2020
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK (FISIP)
JURUSAN PUBLIK
UNIVERSITAS HANG TUAH (UHT) SURABAYA

Mata kuliah : Freight Forwading (FF)


Waktu :-
Jurusan : Fisip Publik
Semester :V
Hari/tgl : Nopember 2020.
Sifat : Take Home
Dosen : Drs. Hardjono, M.T

1. Sesuai Surat Keputusan Menteri Perhubungan no. 10 Tahun 1988


disampaikan bahwa Jasa Pengurusan Transportasi adalah Freight
Forwading, adapun kualifikasi dari Freight Forwading ada 3 sebutkan
dan jelaskan masing masing.
2. Freight Forwading dan Ekspidisi Muatan Kapal Laut juga disebut
sebagai PPJK (Perusahaan Pelayanan Jasa Kepabeanan jelaskan
alasannya mengapa demikian
3. Freight Forwading dan EMKL) masing masing bisa melakukan
Clearence Out atau clearance In (Door to Port / Port to Door)
sedangkan untuk Door to Door Service hanya bisa dilakukan oleh
Freight Forwading jelaskan.
4. Sebutkan ruang lingkup atau bidang usaha yang bisa ditangani oleh
Perusahaan Pelayanan Jasa Kepabeanan (PPJK) kususnya Freight
Forwading sebut 3 dan jelaskan
5. Freight Forwading sebagai Expidisi logistig nasional dan Internasional
juga bisa berfungsi sebagai Carrier / Perusahaan Pelayaran, oleh
karena itu Freight Forwading bisa mengeluarkan Bill of Loading
disebutkan Bill of Loading apa yang dikeluarkan oleh Freight
Forwading tersebut?
6. Jika kita selaku Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi (Freight
Forwading) di order oleh Exportir untuk menyelesaikan pengurusan
pengapalan komoditas export ada 2 (dua) pekerjaan yang harus
diselesaikan secara bersamaan yaitu: yaitu ke perusahaan Pelayaran
dan ke Bea & Cukai jelaskan masing masing
7. Berikutnya bila kita sebagai Perusahaan Jasa Pengurusan
Transportasi (Freight Forwading) di beri tugas oleh Importir untuk
menyelesaikan pengurusan pengeluaran barang dari Pelabuhan ada 2
(dua) pekerjaan yang harus diselesaikan secara bersamaan yaitu ke
Bea & Cukai dan keperusahaan Pelayaran jelaskan masing masing
8. Freight Forwading dan EMKL dalam menangani pengapalan barang2
Eport dan menangani pengeluaran barang import dari pelabuhan untuk
mewakili Ekporti dan atau importir untuk memenuhi kewajiban
terhadap pabean jelaskan masing masing
9. Dalam Pembayaran Export Import ada 4 macam cara yaitu: 1). Bayar
didepan, 2). Bayar di Belakang, 3). Konsinyasi, 4). Yang lazim
pembayarannya dengan LC jelaskan masing masing
10. Apa yang kamu ketahui dengan komodity muatan kapal general cargo
(GC) sebutkan 5 macam dan jelaskan

Catatan: Soalnya ditulis kembali baru jawaban dibawahnya, jangan lupa tugas kelompok dikumpulkan Bersama
UTS, selamat mengerjakan dan sucses
Jawaban

1. Dari ketiga tersebut antara lain :


− International Freight Forwarder (Klasifikasi A), IFF merupakan Forwarder yang
profesional dalam hal menjalankan kegiatan Freight Forwading dengan memberikan
jasa penanganan serta pengiriman barang kepada para customernya yang bertaraf
international, yaitu melakukan pengiriman barang ke atau dari salah satu atau berbagai
negara diluar negeri. Jenis Forwarder seperti inilah yang banyak diminati oleh para
pemilik barang terutama Eksportir atau Importir. International Freight Forwarder
disebut juga dengan forwarder yang professional dalam hal menjalankan kegiatan
Freight Forwarding dengan memberikan jasa pengiriman barang kepada para pemakai
jasanya ,yaitu telah melampaui batas Negara dengan tujuan barang di salah satu
Negara di luar negeri. Jenis Forwarder seperti inilah yang banyak diminati oleh para
pemilik barang terutama pada Exportir atau Importir. Jaringan pelabuhan hampir
seluruh dunia bisa berupa cabang/agen.
− Domestik/Regional Forwarder (Klasifikasi B), menangani pengiriman barang didalam
negara yang bersangkutan atau bisa antar pulau serta provinsi. Perbedaan yang
mendasar dengan Internasional Freight Forwarder adalah mereka berhak untuk
menggunakan FIATA/BL sedangkan dari Forwarder Domestik/Regional belum berhak
menggunakannya atau menerbitkan B/L sendiri (House B/L)
− Local Forwarder (Klasifikasi C), Jenis Forwarder ini merupakan forwarder dengan
klasifikasi yang minim,karena disini yang termasuk golongan Forwarder local adalah
mereka yang belum memiiki agen di luar negeri,dan mereka adalah para pengelola
EMKL,EMKU,dan EMKA. Bisa disebut juga antar kota

2. Freight Forwading dan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) atau jasa Transportasi
yangdisebut PPJK (Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabean) adalah yang menangani
pengurusan barang maupun dokumen dari atau ke pelabuhan sampai dari ke pabrik
( Door to Door Service ). Perusahaan EMKL berfungsi sebagai perantara yang mewakili
pemilik barang untuk mengurus barang-barang serta dokumen-dokumen yang diperlukan
dalam perdagangan antar negara melalui laut, udara maupun darat baik ekspor maupun
impor. Mereka disebut demikian karena merupakan Badan usaha yang melakukan
kegiatan pengurusan pemenuhan kewajiban pabean untuk dan atas nama Eksportir atau
Importir. Adapun bentuk perusahaannya bisa : (1) PT. Freight Forwading dan (2) PT.
Ekspedisi Muatan Kapal Laut.

3. Door to Door Service hanya bisa dilakukan oleh Freight Forwading karena, Freight
Forwarder adalah agen yang bertindak atas nama importir, eksportir atau perusahaan atau
orang lain untuk mengatur transportasi yang aman, efisien dan hemat. Dimana door to
door import services adalah jasa pengiriman barang ditempat pengiriman, kemudian
dikirimkan ke Consignee atau penerima barang dan Freight Forwarder mampu mengatasi
beberapa kendala pengiriman barang import, seperti masalah kuota yang melebihi batas,
karantina SNI, barang dikenai larangan pembatasan (larta), dan kemungkinan lainnya.

4. Freight Forwarding adalah layanan pengurusan pengiriman barang mulai dari per-izinan,
trasportasi, gudang warehouse, proses impor-expor yang semua dilakuan secara door-to-
door.
1) Airfreight
Jasa pengiriman barang melalui cargo pesawat secara airport to door, door to door dan
bandara to bandara. Serta lengkap dengan jasa Customs Clearance Service.
2) Cargo Laut / Container dan Cargo Darat/Trucking
Jasa pengiriman barang melalui cargo laut mulai dari port to port hingga door to door
dengan berbagai moda mulai dari FCL (Full Container Load) hingga LCL (Less
Container Load). Sedangkan Jasa pengiriman barang melalui darat door to door mulai
dari FTL (Full Truk Load) hingga LTL (Less Truk Load)
3) Pengurusan Impor dan Undername
Mulai dari proses dokumen barang masuk, pengecekan jalur merah dan hijau hingga
undername untuk customer clearance.

5. Bill of Lading adalah dokumen pengangkutan barang yang di dalamnya memuat


informasi lengkap mengenai nama pengirim, nama kapal, data muatan, pelabuhan muat
dan pelabuhan bongkar, rincian freight dan cara pembayarannya, nama consignee atau
pemesan, jumlah B/L original yang dikerluarkan dan tanggal dari penandatanganan.
Dengan fungsi sebagai tanda terima barang atau muatan, dokumen pemilikan, kontrak
pengangkutan. Ada beberapa jenis B/L diantaranya, yaitu :
1) House B/L: B/L yang dikeluarkan oleh pihak forwarding,
2) Through B/L: B/L yang dikeluarkan oleh pihak pelayaran dari POL (port of loading)
sampai ke POD (port of discharges) meskipun melalui beberapa pelabuhan transit.
3) Combined Transport B/L: B/L yang meliputi pengangkutan barang dengan
menggunakan lebih dari satu jenis alat transportasi. Dokumen ini menyebutkan
berbagai operator transportasi (pengangkut) yang akan mengambil barang di tepat
muat pengapalan dan membawanya ke tempat tujuan.

6. 2 Pekerjaan yang harus diselesaikan secara bersamaan sebagai Exportir yaitu :


1) Perusahaan Pelayaran : Pengguna jasa atau exportir melakukan booking space /
booking ruangan kapal kalau dikirim dengan transportasi laut dinamakan booking
shipping line, lalu melakukan serah terima barang cargo owner (Eksportir) saat serah
terima barang dilakukan maka Freight Forwarder menyerahkan dokumen Forwarders
Certificate of Receipt (CFR) dan Forwarder Certificate of Transport (FCT) kepada
eksportir, mempelajari bentuk Letter of Credit (L/C) serta aturan pemerintah yang
relevan dengan rencana pengiriman barang, baik dinegara eksportir (Country of
Origin) dengan negara yang memungkingkan barang tersebut akan transit (Country of
Destination), lalu melaksanakan pergudangan barang (jika memungkingkan), serta
penimbangan dan pengukuran barang, dan yang terakhir mengansuransikan barang
bilamana pihak eksportir menghendaki agar barangnya untuk diansuransikan.
2) Bea dan Cukai : membuat dan mengajukan surat pemberitahuan ekspor barang ke
kantor bea dan cukai terlebih dahulu dengan membayar bea keluar, pajak dan pajak
lainnya dalam rangka ekspor barang ke bank devisa yang dituju. Jika sudah
mendapatkan dokumen PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) lalu dilaporkan ke pihak
bea dan cukai maka pihak bea dan cukai akan mencocokan dengan kondisi fisik.

7. Pengurusan pengeluaran barang dari Pelabuhan ada 2 (dua) pekerjaan yang harus
diselesaikan secara bersamaan yaitu :
 Pengertian Bea
Bea berasal dari bahasa sansekerta yang artinya ongkos . Bea dipakai sebagai istilah
ongkos barang yang keluar atau masuk suatu negara, yakni Bea masuk dan Bea keluar.
Bea ada dua bagian yaitu Bea masuk dan Bea kaluar keduanya memiliki fungsi yang
berbeda dengan bea masuk untuk impor, maka negara biasa mengendalikan tingkat
impor yang ada sehingga komoditi impor yang masuk di Indonesia tidak berlebihan.
Dengan adanya bea keluar untuk ekpor maka pemerintah berupaya untuk melindungi
ketersediaan bahan baku yang ada agar angka pengiriman ke luar negri dapat
terkendali. Tujuan dari Bea sendiri adalah :
1. Mengurangi tingkat impor.
Otomatis kalau harga suatu barag itu mahal, maka orang akan mengurangi daya beli
barang, tetapi sayangnya banyak barang luar negri yang kita itu butuh kemudian
tidak ada lagi produksinya di dalam negri, seperti handphone, mobil dan dan alat
teknologi lainnya terpaksa kita harus impor barang-barang tersebut dengan kena bea
keluar untuk beberapa barang yang dipungut, yang termasuk barang-barang yang
menjadi kebutuhan dalam negri seperti CPO (sawit).
2. Sebagai pemasukan negara.
Bea termasuk pajak tidak langsung, maka sebagai pungutan wajib masuk ke dalam
khas negara dan pungutan bea ini nantinya juga akan menjadi bantuan dengan
adanya Bea otomatis dengan pungutan bea tersebut akan menjadi masukan bagi
negara Indonesia .
 Pengertian Cukai.
Cukai merupakan pungutan negara yang dikenakan pada barang-barang tertentu yang
sesuai dan mempunyai karektiristik yang ditetapkan dalam Undang-undang Cukai.
Barang yang kena cukai adalah barang-barang tertentu yang konsumsinya perlu
dikendalikan, peredarannya perlu diawasi, dan pemakaiannya dapat menimbulkan efek
negative bagi masyarakat atau lingkungan hidup. Tujuan dari Cukai yaitu :
1) Mengurangi konsumsi.
Pemberitaan mengenai pungutan cukai ini tiap tahun selalu berbeda, seperti rokok
dan minuman berakohol selalu pajaknya untuk mengurangi impor akan konsumsi
tersebut.
2) Sebagai pemasukan negara.
Karena Bea dan Cukai ini termasuk pajak secara tidak langsung, jadi sama nantinya
disetorkan ke negara dan akhirnya dijadikan dana pembangunan.
 Pengertian Perusahaan Pelayaran
Perusahaan Pelayaran merupakan usaha industri jasa transportasi laut yang
memberikan manfaat sangat besar bagi perpindahan suatu barang melalui perairan,
baik secara ’place utility’ maupun time utility. Berdasarkan kegiatannya pelayaran
terbagi atas pelayaran niaga (shipping business, commercial shipping, merchant
marine) dan pelayaran non-niaga. Usaha pelayaran merupakan usaha yang
membutuhkan modal yang cukup dengan pengembalian yang cukup lama, Pemerintah
juga perlu memberikan perhatian dan kemudahan kemudahan dalam pengembangan
armada usaha pelayaran dan hal hal lain yang memungkinkan pengembangannya
sesuai dengan kemampuan.

8. Freight Forwarding adalah perusahaan yang bergerak di jasa pengangkutan barang secara
keseluruhan, freight forwarding bisa berfungsi sebagai EMKL, Pelayaran, Jasa
kepabeanan, bahkan pengiriman door to door.Usaha Jasa Pengurusan Transportasi
(freight forwarding) adalah kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan pengiriman
dan penerimaan barang melalui transportasi darat, laut atau udara. Kegiatannya termasuk
penerimaan, penyimpanan, sortasi, pengepakan, pengukuran, penimbangan, pengurusan
penyelesaian dokumen, penerbitan dokumen angkutan, perhitungan biaya angkutan,
klaim asuransi atas pengiriman barang serta penyelesaian tagihan dan biaya-biaya lainnya
berkenaan dengan pengiriman barang- barang tersebut sampai dengan diterimanya oleh
yang berhak menerimanya. Sedangkan orang atau badan hukum yang melaksanakan
pekerjaan forwarding adalah Freight Forwarder maka dapat disimpulkan bahwa Freight
Forwarder yaitu : Seseorang atau suatu badan hukum yang melaksanakan perintah
pengiriman barang (muatan) dari satu atau beberapa orang pemilik barang yang di
kumpulkan dari satu atau beberapa tempat sampai ke tempat tujuan akhir melalui system
pengaturan lalu lintas barang dan dokumen dengan menggunakan satu atau beberapa jenis
angkutan dengan/tanpa harus memiliki sarana angkutan transportasi.
Impor dan ekspor adalah bagian penting dari perdagangan internasional. Untuk impor
barang berskala besar umumnya membutuhkan campur tangan bea cukai di negara
importir ataupun eksportir. PPJK (Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan) untuk
melakukan kegiatan pengurusan pemenuhan kewajiban kepabeanan dan administrasi
pemerintah (Document Clearance).
Dapat disimpulkan dari keseluruhan bahwa Freight Forwading dan EMKL dalam
menangani pengapalan barang-barang Export dan menangani pengeluaran barang import
dari pelabuhan untuk mewakili Eksportir dan atau importir merupakan untuk memenuhi
kewajiban terhadap pabean. Mereka saling berkesinambungan dan bekerjasama agar
proses eksport dan import dapat terlaksanakan dengan mudah, cepat serta aman sesuai
dengan keinginan dari pengguna jasa tersebut.

9. 4 Macam cara pembayaran export-import :


1) Bayar di depan/Secara Tunai (Cash Payment) atau Pembayaran dimuka (Advance
Payment)
Dalam sistem pembayaran ini pembeli (Importir) membayar dimuka (pay in advance)
kepada penjual (Eksportir) sebelum barang-barang dikirim oleh penjual tersebut. Ini
berarti importer memberikan kredit kepada eksportir untuk mempersiapkan barang-
barangnya.
Faktor pertimbangan dilakukannyan sistem ini antara lain :
− Kepercayaan Importir terhadap ekspor
− Keyakinan importir bahwa negara eksportir tidak akan melarang ekspor
− Keyakinan importir bahwa pemerintah importir mengijinkan pembayaran
− Dimuka
− Importir mempunyai likuiditas yang cukup
Pelaksanaan sistem ini lazim digunakan dalam kondisi pasar yang baik bagi penjual.
Besarnya pembayaran biasanya 100 % dari besarnya barang yang diekspor.
Dalam sistem pembayaran ini importir menanggung segala resiko, baik pembayaran
yang dilakukan atau kemungkinan tidak dikirimnya barang-barang yang dipesan.
2) Bayar dibelakang/Pembayaran Kemudian (Open Account)
Sistem pembayaran dimana belum dilakukan pembayaran apa-apa oleh importir
kepada eksportir sebelum barang dikapalkan atau tiba dan diterima importir atau
sebelum waktu tertentu yang telah disepakati. Eksportir setelah melakukan pengapalan
barang akan mengirimkan invoice kepada importir.Dalam invoice tersebut eksportir
akan mencantumkan tanggal dan waktu tertentu kapan importir harus melakukan
pembayaran.
Sistem pembayaran ini dapat terjadi apabila :
− Ada kepercayaan penuh antara eksportir dan importir
− Barang-barang dan dokumen akan langsung dkorim kepada pembeli
− Eksportir kelebihan dana
− Eksportir yakin tidak ada peraturan di negara importir yang melarang transfer
pembayaran.
Resiko-resiko yang dapat terjadi dalam sistem pembayaran ibi antara lain :

a) Eksportir tidak mendapat perlindungan apakah importir akan membayar.


b) Dalam hal importir tidak membayar, eksportir akan kesulitan dalam
membuktikannya di pengadilan karena tidak ada bukti-bukti
c) Penyelesaian perselisihan akan menimbulkan biaya bagi eksportir.
3) Konsinyasi (Cosignment)
Sistem pengiriman barang-barang ekspor pada importer di luar negri di mana barang-
barang tersebut dikirim oleh ekspotir sebagai titipan untuk dijualkan oleh importir
dengan harha yang telah ditetapkan oleh eksportir, arang-barang yang tidak terjual
akan dikembalikan kepada eksportir.
Dalam system ini eksportir memegang hak milik atas barang, sedangkan importir
hanya merupakan pihak yang dititipi barang untuk dijual. Resiko yang dapat timbul
dalam system ini antara lain :
− Modal terlalu lama tertimbun pada barang yang diperdagangkan.
− Tidak ada kepastian eksportir akan menerima pembayaran.
− Eksportir dapat menjadi korban kenakalan importir yang melaporkan barang yang
terjual tidak sesuai dengan yang sebenarnya.
− Bila impotir tidak membayar, tidak ada bukti untuk menuntutnya di pengadilan.
4) Letter Of Credit (L/C)
Suatu surat yang dikeluarkan oleh suatu bang atas permintaan importir yang ditujukan
kepada eksportir di luar negri yang menjadi relasi importir tersebut, yang memberikan
hak kepada eksportir itu untuk menarik wesel-wesel atas importir bersangkutan.
Sistem pembayaran dengan L/C merupakan cara yang paling aman bagi eksportir
untuk memperoleh hasil dari penjualan barangnya dari importir, sepanjang eksportir
dapat menyerahkan dokumen-dokumen sesuai dengan yang disyaratkan dalam L/C.
Kepastian akan amannya kepentingan kedua belah pihak (eksportir dan importir)
dengan menggunaan L/C antara lain:
− Kepada penjual dipastikan akan adanya pembayaran bilamana dokumen-dokumen
pengapalan lengkap sesuai dengan syarat L/C
− Kepada importir dipastikan bahwa pembayaran hanya dapat dilakukan oleh bank
bila sesuai dengan persyaratan L/C.
Pembayaran yang dipastikan itu pun tergantung dari jenis L/C yang dibuka yaitu
apakah L/C tersebut irrevocable atau irrevocable comfirmed. Demikian juga dari segi
tenor (jangka waktu) pembayaran wesel dapat diatur apakah wesel segera dibayar
yakni dengan sight L/C yang weselnya ditarik at sight, atau usance term L/C, dimana
eksportir akan menarik wesel berjangka yang disebut time draft yang harus di aksep
oleh bank dan dibayarkan setelah jatuh tempo.
Dalam transaksi L/C ini bank hanya melihat dan berkepentingan dalam dokumen-
dokumen saja dan tidak terlibat dalam barang-barang. Karena itu L/C tidak menjamin
importir bahwa isi pengapalan adalah sesuai dengan yang disebut dalam “sales
contract” antar kedua pihak eksportir dan importir.
Terdapat tiga kontrak terpisah yang dikaitkan dengan L/C yaitu :
1) Kontrak jual beli (sales contract) antara penjual (eksportir dan pembeli (importir).
2) Instrumen L/C yang merupakan kontrak antara eksportir (beneficiary) dan bank
pembuka L/C (issuing bank).
3) L/C atau “perjanjian jaminan” yang merupakan kontrak antara importir (applicant)
dan bank pembuka L/C (issuing bank)
Tata cara pembayaran dengan menggunakan L/C dapat dilihat pada gambar serta
penjelasan berikut :
a) Importir meminta kepada banknya (bank devisa) untuk membuka suatu L/C untuk
dan atas nama eksportir. Dalam hal ini, importir bertindak sebagai opener. Bila
importir sudah memenuhi ketentuan yang berlaku untuk impor seperti keharusan
adanya surat izin impor, maka bank melakukan kontrak valuta (KV) dengan
importir dan melaksanakan pembukaan L/C atas nama importir. Bank dalam hal ini
bertindak sebagai opening/issuing bank. Pembukaan L/C ini dilakukan melalui salah
satu koresponden bank di luar negri. Koresponden bank yang bertindak sebagai
perantara kedua ini disebut sebagai advising bank atau notifiying bank. Advising
bank memberitahukan kepada eksportir mengenai pembukaan L/C tersebut.
Eksportir yang menerima L/C disebut beneficiary.
b) Eksportir menyerahkan barang ke Carrier, sebagai gantinya Eksportir akan
mendapatkan bill of lading.
c) Eksportir menyerahkan bill of lading kepada bank untuk mendapatkan
pembayaran. Paying bank kemudian menyerahkan sejumlah uang setelah mereka
mendapatkan bill of lading tersebut dari eksportir. Bill of lading tersebut kemudian
diberikan kepada Importir.
d) Importir menyerahkan bill of lading kepada Carrier untuk ditukarkan dengan barang
yang dikirimkan oleh eksportir.

10. General Cargo adalah kargo atau barang yang termasuk pada kategori jenis kargo ini pada
umumnya memiliki sifat yang tidak membahayakan, tidak mudah rusak, busuk ataupun
mati. Jenis barang yang termasuk dalam kategori general kargo ini tidak memerlukan
penanganan khusus asalkan persyaratan yang ditentukan dan aspek keamanan tentang
pengangkutan telah memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku. Contoh barang yang
termasuk general cargo diantaranya adalah:
1) Barang-barang kebutuhan rumah tangga,
2) peralatan kantor,
3) peralatan olah raga,
4) pakaian garmen,
5) tekstil dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai