Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS PUTUSAN NOMOR 18/Pdt.Sus-Paten/2018/PN.Niaga.Jkt.

Pst
Penggugat dalam hal ini menanggapi dari Pemohon intervensi pertama, bahwa
gugatan perkara yang diajukan mengenai penghapusan paten karena penggugat selaku
pemegang paten terlambat membayar kewajiban biaya tahunan yang tercantum dalam Surat
Tergugat No. HKI.3.HI.05.03.03.28054/2017 tanggal 22 Mei 2017 bukan karena kepentingan
lainnya untuk membuat pelaporan dugaan pelanggaran hak seperti yang dituduhkan pemohon
intervensi. Kedua, Penggugat merasa keberatan mengenai Surat Pemberitahuan Penghapusan
yang diberikan Tergugat untuk Penggugat karenanya penggugat mengajukan gugatan agar
Tergugat membatalkan Surat Pemberitahuan Penghapusan. Ketiga, Penggugat menilai bahwa
sifat dari Permohonan Intervensi adalah Voeging yang merujuk kepada definisi milik Prof.
DR Sudikno Mertokusumo, S.H., yaitu pihak ketiga mencampuri sengketa yang sedang
berlangsung antara Penggugat dengan Tergugat dengan bersikap kepada salah satu pihak saja,
yang biasanya Tergugat.
Dalam hal ini juga mengenai penghapusan Paten menjadi seluruhnya kewenangan
dari Tergugat yang tidak bisa diintervensi oleh pihak manapun termasuk Pemohon Intervensi
sekalipun (Persona Standi In Judico) dan harus ditolak seluruhnya permohonan intervensi.
Keempat, Penggugat memang pernah bersengketa dengan Pemohon Intervensi dalam hal ini
pemohon intervensi pernah mengajukan gugatan kepada penggugat di Pengadilan Niaga pada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat perkara No.13/Pdt.Sus-Paten/2017/PN.Niaga.Jkt.Pst tetapi
ditolak seluruhnya dan berkekuatan hukum tetap. Kelima, saat gugatan perkara yang diajukan
Pemohon Intervensi status paten Penggugat sudah dihapus oleh Tergugat. Keenam, bahwa
Pemohon Intervensi menyatakan bahwa Paten milik Penggugat tidak mempunyai pembaruan
atau sudah menjadi milik umum harus ditolak karena sudah masuk ke dalam Pokok Perkara
dan bertentangan dengan gugatan perkara.
Ketujuh, jika Pemohon Intervensi merasa keberatan mengenai Paten Penggugat maka
seharusnya Pemohon Intervensi mengajukan gugatan penghapusan Paten. Serta, untuk
mengajukan Penghapusan Paten berdasarkan Pasal 142 Undang-Undang Paten bahwa kondisi
Paten Penggugat harus hidup. Jadi bisa dikatakan bahwa Permohonan Intervensi sangat
Prematur atau Van Beraad dan harus ditolak. Kedelapan, bahwa jika Paten Penggugat
merupakan Public Domain maka tidak akan mungkin Tergugat menerbitkan Paten dengan
IDP000028054. Kesembilan, bahwa selaku pemilik sah dari paten, penggugat dapat
melaporkan dugaan tindak pidana yang melakukan pelanggaran paten, hal itu tercantum
dalam Pasal 161 Undang-Undang Nomor 13 tahun 2016. Permohonan yang dilakukan
Pemohon Intervensi hanyalah karena ketakutan dan trauma atas pelanggaran hukum yang
pernah dilakukan Pemohon Intervensi.
Oleh karenanya penggugat mohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Niaga untuk
menjatuhkan putusan : (1) Menolak Permohonan Intervensi dari Pemohon Intervensi
seluruhnya; (2) Menolak Pemohon Intervensi sebagai pihak dalam perkara; (3) Menghukum
Pemohon Intervensi membayar seluruh biaya perkara. Selanjutnya tanggapan dari tergugat
bahwa benar penggugat dan Pemohon Intervensi pernah bersengketa dan sudah diputus dan
mempunyai kekuatan hukum tetap. Tergugat menilai bahwa Pemohon Intervensi menjadi
pihak yang memiliki kepentingan dalam perkara, dan Tergugat dalam perkara ini bersikap
netral serta memohon kepada Majelis Hakim Pengadilan untuk mengadili dan member
keputusan dengan seadil-adilnya.
Selanjutnya pertimbangan hukumnya pertama, bahwa dari dalil yang diajukan
Pemohon Intervensi, majelis tidak melihat korelasi dengan gugatan Penggugat. Penggugat
hanya keberatan karena dihapuskannya paten milik penggugat oleh tergugat karena terlambat
membayar biaya Paten tahunan. Karenanya Majelis berpendapat bahwa Permohonan
Intervensi tidak beralasan Hukum dan ditolak. Berdasarkan Pasal 181 HIR bahwa sebagai
pihak yang kalah maka dihukum dengan membayar biaya perkara yang timbul, maka dalam
hal ini menjadi kewajiban Pemohon Intervensi. Dalam hal ini amar putusan Majelis Hakim
adalah : (1) Menolak Permohonan Intervensi Pemohon, (2) Memerintahkan Penggugat dan
Tergugat tetap melanjutkan persidangan, (3) Membebankan biaya yang timbul dalam
Intervensi kepada pemohon Intervensi sebesar Nihil.

Anda mungkin juga menyukai