Anda di halaman 1dari 6

NAMA : M.

NUGRAHA SETIAWAN
NRP : 2041006
JURUSAN/ SMST : S1 ALIH PROGRAM
MATA KULIAH : SKPI FREIGHT FORWARDER / FF
NAMA DOSEN
::::DF : Vivid Dekanawati, SE., MM

1. Lingkup Kegiatan Freight Forwarder :


A/n Pengirim Barang :
a. Memilih route serta mode transport yang dikehendaki
b. Melakukan booking space ke perusahaan Shipping Line
c. Melakukan serah terima barang dengan cargo owner (Eksportir). Pada saat
serah terima barang dilakukan, maka freight forwarder menyerahkan dokumen
Forwarders Cerificate of Receipt (CFR) dan Forwarder Certificate of Transport (FCT)
kepada eksportir.
d. Mempelajari bentuk Letter of Credit (L/C) serta aturan pemerintah yang
relevan dengan rencana pengiriman barang, baik di Negara eksportir (Country of
Origin) dan Negara yang memungkinkan barang tersebut akan transit (Country
of Transito) serta Negara tujuan dimana barang tersebut akan dibongkar (Country
of Destination).
e. Melaksanakanpengepakan (packing) barang dengan mempertimbangkan kondisi alam
dan regulasi yang berlaku pada negara yang akan dilalui atau negara transit serta
Negara tujuan barang sehingga keamanan dan keselamatan barang akan tetap terjaga.
f. Melaksanakan pergudangan barang (jika memungkinkan)
g. Penimbangan serta pengukuran barang
h. Mengasuransikan barang, bilamana pihak eksportir menghendaki agar barangnya untuk
diasuransikan.
i. Melakukanpengangkutan barang ke pelabuhan muat (Port of Loading)
dengan terlebih dahulu mengurus dokumen ekspor Barang (PEB) serta
dokumen pelengkap lainnya yang dibutuhkan oleh (carrier).
j. Membayar semua biaya yang timbul terkait dengan pengangkutan dan
pengurusan dokumen, termasuk pembayaran freight.
k. Menerima full set Bill of Lading (B/L) dari carrier
l. Memonitor pergerakan barang selama dalam perjalanan serta melakukan
komunikasi dengan forwarding agent yang ada di luar negeri (Port of
Destination) dengan terlebih dahulu mengirim Telex Release dalam rangka persiapan
clearance dokumen dan Cargo delivery saat barang tiba.
m. Dalam hal terjadi kerusakan barang, maka forwarder, melalui agentnya di
pelabuhan tujuan, melaksanakan pencatatan kerusakan serta kehilangan barang dalam
proses claim.

A/n Penerima Barang :

a. Menerima dan mengecek dokumen impor serta dokumen pelengkap lainnya


yang dibutuhkan dalam rangka impor
b. Memonitor pergerakan barang impor untuk mengetahui kapan barang tersebut
akan tiba.
c. Mengurus pengambilan Delivery Order (D/O) atas barang pada perusahaan
pelayaran serta membayar biaya yang timbul terkait kegiatan impor
d. Membuatdan mengajukan surat Pemberitahuan Impor Barang (PIB) ke kantor
bea cukai dengan terlebih dahulu membayar Bea Masuk, pajak dan Pajak
lainnya dalam rangka impor ke bank devisa yang ditunjuk atau mengajukan surat
permohonan penimbunan sementara di luar kawasan pabean ( Gudang Lini II ) dalam
hal PIB belum memenuhi syarat pengajuan.
e. Mempersiapkan gudangsementara (jika memungkinkan)
f. Melakukan pengurusan Job Slip ke pihak operator pelabuhan (Pelindo)
divisi Usaha Terminal Peti Kemas (UTPK) dengan melampirkan dokumen dari
customs sebagai legalitas bahwa barang impor tersebut telah memenuhi syarat untuk
dikeluarkan.
g. Melakukan pengangkutan serta penyerahan barang kepada consignee.

2. Jelaskan Perkembangan FF dari masa ke masa :

Dalam kegiatan ekspor impor atau perdagangan luar negeri, ada satu hal penting yang tidak
pernah ditinggalkan. Hal tersebut adalah jasa transportasi barang. Dalam perdagangan luar
negeri ini akan terjadi perpindahan produk dari satu negara ke negara lain. Dalam hal inilah,
jasa dari freight forwarder menjadi hal penting.

sebagai perantara muatan antara shipper (pengirim barang) dan consignee (penerima barang)
disatu pihak dan carrier (pengangkut) dipihak lain. Belum ada definisi yang tepat mengenai
istilah freight forwarder. Di beberapa negara dipakai istilah istilah seperti “custom house
agent, shipping and forwarding agent”.

Sejarah perjalanan freight forwarder telah dimulai sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Pada
masa mudanya di abad ke-5 kira – kira tahun 595 Masehi, telah bertindak sebagai forwarder,
yaitu mengangkut dan mengirimkan barang milik para saudagar Arab, dari Mekah ke negeri
Syam dan Syria.

Kemudian Marcopolo mengangkut barang dagangan milik para saudagar di Eropa dan
mengirimkan ke Negara timur seperti China. Mereka adalah pelopor forwarder di masa lalu
(Ronosentono, 1997).

Usaha freight forwarder berawal dari Eropa, khususnya Jerman pada pertengahan abad XIX
secara bertahap dan berkembang ke Negara lain sampai ke luar benua Eropa antara lain
Amerika dan Australia. Pada tanggal 17 September 1925 berdirilah Assosiasi International
Freight Forwarder yang dihadiri oleh 15 organisasi dari 12 negara Eropa dengan nama
FIATA (Federation Internationale des Associations de Transitaires et Assimiles) yang
sekarang sudah mempunyai anggota lebih dari 35.000 organisasi freight forwarder dari 130
negara. Kegiatan internasional freight forwarder menjadi sangat dominan dalam rangkaian
perdagangan internasional dan di Indonesia secara tidak resmi mulai ditangani beberapa
perusahaan sejak tahun 1977.

Baru pada tanggal 16 Juli 1980 dengan mendapat bimbingan dan pengarahan dari Direktorat
Jenderal Perdagangan Luar Negeri – Departemen Perdagangan (Dirjen, Deplu, Deperdag)
maka diberikan ijin operasi kepada 15 perusahaan Indonesia.

Sejak itulah maka freight forwarder berkembang pesat di Indonesia dengan berdirinya
Indonesian Freight Forwarder Association disingkat INFFA yang resmi diakui oleh
Pemerintah RI yang beranggotakan 60 perusahaan Indonesia dan pada tahun 1981 diakui sah
sebagai anggota FIATA Dalam perkembangannya terjadilah fusi antara beberapa asosiasi
yang bergerak dalam bidang pengurusan pengiriman barang ekspor – impor.

Fusi tersebut terdiri dari INFFA (Indonesian Freight Forwarder Association) – GAVEKSI
(Gabungan Veem dan Ekspedisi Seluruh Indonesia = EMKL) – EMPU (Ekspedisi Muatan
Pesawat Udara=EMKU), menjadi INFA (Indonesian Forwarder Association) atau GAFEKSI
(Gabungan Forwarder dan Ekspedisi Seluruh Indonesia) yang diresmikan oleh Menteri
Perhubungan pada tanggal 25 Juli 1989 dengan jumlah anggota pada saat itu 288 anggota dan
saat ini telah mencapai 1642 perusahaan yang tersebar diberbagai daerah di Indonesia dengan
pembinaan dari Departemen Perhubungan RI.

3. Penjelasan dari beberapa hal dibawah :

a. Custom House Agent :


Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan merupakan Perusahaan yang bertindak
menyediakan jasa pengurusan tentang formalitas kepabeanan dan hal-hal yang terkait di
dalamnya. Mengurus segala jenis transaksi yang berkaitan dengan eksim, keluar dan
masuk barang.

b. Custom Broker :
Broker adalah Perantara. Custom adalah, hal yang mengenai kepabeanan dan pajak.
Broker bisa sebagai individu atau perusahaan.. Custom Broker sebuah jasa individua tau
perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengurusan kepabeanan.
c. Shipping & Forwarder Agent :
Pengapalan memiliki beragam arti. Salah satunya adalah proses fisik pengangkutan
barang dan kargo melalui darat, udara, dan laut. Selain itu juga artinya adalah
pemindahan barang menggunakan kapal. Pengapalan darat dapat dilakukan dengan
kereta api atau truk
Freight Forwarder Agent adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang
keagenan yang mengurusi pengiriman dan penerimaan barang Export dan Import.
Freight Forwarder ini bisa dikatakan sebagai agent Shipping Agent / Carrier.

d. Perusahaan Jasa Cargo :

Perusahaan jasa pengiriman barang / cargo

adalah perusahaan yang bergerak dibidang layanan pengiriman barang. Seperti yang kita
ketahui bersama, pengiriman barang terjadi karena adanya kebutuhan untuk
mengirimkan barang dari satu tempat ke tempat lainnya. Biasanya pengiriman barang
terjadi karena beberapa hal berikut ini:

 Adanya transaksi jual beli barang.


 Untuk mengisi kebutuhan barang di lokasi lain.

4. Dokumen yang diterima dari pelanggan :

a. FIATA Forwarding Instruction (FFI) Jawab : Disebut sebagai Shipping Instructions,


yang merupakan instruksi dari customer kepada forwarder untuk melaksanakan
pengangkutan barang miliknya. Bentuk Shipping Instructions tersebut sangat beragam,
dimana masing-masing customer memiliki kebebasan untuk membuatnya. FIATA
Forwarding Instructions ini dibuat oleh FIATA untuk menyeragamkan bentuk bagi
semua anggota asosiasi Freight Forwarding diseluruh dunia.

b. FIATA SDT (Shippers Declaration for the Transport of Dangerous Goods) Jawab :
Dokumen ini berisi informasi yang mendetail, termasuk didalamnya informasi mengenai
klasifikasi barang berbahaya sesuai dengan peraturan pengangkutan barang. Customer
wajib mengisi, menandatangani dan mengembalikan dokumen pengiriman ini kepada
freight forwarder yang ditunjuknya untuk melaksanakan pengiriman barang, apabila
barang yang akan dikirimnya termasuk dalam kategori barang berbahaya.

5. Dokumen yang diterbitkan FF untuk Pelanggan :

a) FIATA FCR: Forwarder Certificate of Receipt)


Jawab : Dokumen ini merupakan penyataan secara resmi dari pihak freight forwarder
bahwa ia sudah mengambil alih penguasaan atas barang-barang. Tanggung jawab
forwarder : Freight Forwarder dianggap bertanggung jawab untuk menerima dan
mengirimkan barang-barang kepada pihak yang dikehendaki oleh consignee. FIATA
FCR bukan surat berharga, berbeda denga B/L,

b) FIATA FCT: Forwarder Certificate of Transport


Jawab : Adalah Surat berharga dan penyerahan barang- barang hanya dapat berlaku
apabila ditunjukkan dokumen FCT asli. Dibagian belakang dokumen ini mencantumkan
Standart Training Conditions dari negara dimana dokumen ini diterbitkan. Freight
fowarding biasanya mengenakan biaya atas penerbitan dokumen FIATA FCT kepada
customer.

c) FBL: FIATA Combined Transport Bill of Lading


Jawab : Merupakan dokumen lanjutan Through Document yang dipergunakan oleh
Internasional Freight Forwarding yang bertindak sebagai Multimodal Transport
Operator MTO. commit to user Tanggung Jawab Forawarder : Dengan menerbitkan
FBL, maka forwarder bertanggung jawab tidak hanya terhadap pelaksanaan kontrak
angkutan barang saja, dan penyerahan barang ditempat tujuan tetapi juga terhadap
tindakan dan kesalahan dari carrier dan pihak ketiga lainnya yang terkait.

d) FWR: FIATA Warehouse Receipt


Jawab : Seperti tanda terima, dipergunakan oleh freight forwarder yang
mengoperasikan pergudangan. Ini berhubungan dengan perincian pembagian hak dan
pemegangnya, dengan endorsement pada dokumen, pemindahan hak, dan perjanjian
bahwa penyerahan barang dengan menyerahkan dokumen FWR senilai barang yang
diserahkan oleh pedagang. Tanggung Jawab Forwarder : Di Negara-negara dimana STC
mencantumkan tentang aktivitas pengoperasian pergudangan, maka peraturan itu akan
berlaku pada FWR yang diterbitkan dinegara itu. Catatan Khusus : Dokumen ini tidak
negotiable kecuali dinyatakan sebaliknya. Apabila disuatu negara diberlakukan secara
legal adanya warehouse receipt sesuai dengan hukum nasional yang berlaku, maka
FIATA FWR tidak perlu dipergunakan lagi di negara tersebut. Isi dan informasi yang
terdapat dalam FIATA FWR

e) HBL: House Bill of Lading or House Airway Bill


Jawab : Dokumen yang Apabila freight forwarder bertidak sebagai carrier dengan
melakukan cargo consolidation atau groupage dengan angkutan laut atau angkutan
udara, maka freight forwarder tersebut menerbitkan Bill of Ladingnya sendiri kepada
masing- masing shipper . Tanda terima barang atau muatan, yang menyatakan
barang telah dimuat di atas kapal.
Dokumen kepemilikan yang dapat digunakan untuk pengambilan barang di
pelabuhan pembongkaran.
Kontrak pengangkutan, yaitu kontrak perjanjian bahwa barang atau muatan akan
dimuat di atas kapal hingga sampai tujuan.

Anda mungkin juga menyukai