Anda di halaman 1dari 19

Shipping management

Shipping atau pelayaran adalah proses secara fisik dari pengiriman barang atau muatan via
darat, laut atau udara. Tapi bisa juga berarti pergerakan suatu objek dengan sebuah kapal.

Dalam kegiatan bisnis, transportasi memegang peranan penting dalam bisnisinternasional


terutama dalam perdagangan ekspor impor. Transportasi akan menjaminkelancaran lalu
lintas barang dan menjamin hak kepemilikan atas barang dengan pengeluaran dokumen

pengapalan yang sangat vital seperti bill of lading, airways billdan lain-lain. hal yang harus
diperhatikan dalam menunjang kelancaraan pendistribusianarus barang dan jasa yang
dihasilkan oleh suatu badan usaha adalah perusahaan yangbergerak di dalam jasa
pelayanan pengiriman. Kita menyadari bersama bahwaperusahaan yang bergerak di bidang
ini sangat diperlukan dalam proses percepatan arusinformasi dan penyampaian barang dari
produsen kepada konsumen.Proses pengiriman barang dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan aspek geografis dari kedua negara yang melakukan kesepakatan.
Pengiriman dapat dilakukandengan pengangkutan laut, darat dan udara dan sangat
berperanannya sangat pentingsekali, karena selain sebagai alat fisik yang membawa barang-
barang dari produsen kekonsumen,Jika di tinjau dari beberapa segi pengangkutan

banyak mempunyai manfaat antara lain sebagai berikut :

a. Dari kepentingan pengirim barang, pengirim memperoleh manfaat untuk konsumsi


pribadi maupun keuntungan komersial.

b. Dari segi pengangkut barang, pengangkut mendapat keuntungan materialsejumlah uang


atau keuntuangan immaterial, berupa peningkatan kepercayaanmasyarakat atau jasa angkutan
yang di usahakan oleh pengangkut.

c. Dari kepentingan penerima barang, penerima barang mendapat manfaat


untuk kepentiangan konsumsi pribadi maupun keuntungan komersial.

Dari beberapa uraian di atas ,penting untuk menjelaskan peranan penting alattransportasi
laut, darat dan udara. Hal ini demi kelancaran kegiatan ekonomi maupunkegiatan sosial
masyarkat, baik itu dalam negeri maupun luar negeri (kegiataninternasional).
Transportasi Laut

Persaingan bebas di tingkat internasional berarti efisiensi dan keharusan adanyakepastian


hukum. Perdagangan dalam partai besar yang ditujukan untuk ekspor sangatdominan
dilakukan melalui laut. Untuk keamanan, keselamatan dan kelancaranpengangkutan barang,
baik eksportir maupun importir banyak menggunakan container.

Tugas Eksportir Dalam Urusan Pengapalan Barang

Salah satu tugas eksportir adalah membenahi barang-barang yang akan dikapalkan sehingga
pada saatnya tiba untuk pengapalan barang siap untuk di ekspor. Berikut ini adalah
pembenahan yang harus dilakukan eksportir :
1. Pembenahan Administratif

Yaitu melengkapi barang tersebut dengan dokumen-dokumen yang diharuskan,


seperti :

1. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang disahkan oleh bank devisa dan bea
cukai.
2. Surat Keterangan Negara Asal (SKA) yang disahkan oleh Kantor Wilayah
Departemen Perindustrian dan Perdagangan.
3. Inspection Cerificate yang dikeluarkan oleh surveyor yang telah ditunjuk.
4. Dan dokumen lain yang diminta oleh pembeli.
2. Pembenahan Fisik

Yaitu kelengkapan barang-barang dengan :

1. Pengepakan (packing) yang termasuk layak laut (seaworthy packing).


2. Logo yang jelas (trademark).
3. Petunjuk pemasangan atau penggunaan barang (Instruction manual).

Setelah barang-barang siap ekspor, maka tugas selanjutnya adalah menyerahkan barang-
barang itu kepada pengangkut. Pengangkut selanjutnya bertanggung jawab mengangkut
dan menyerahkan barang kepada pembeli sesuai dengan kontrak angkutan yang telah
dibuat antara eksportir atau shipper dengan perusahaan pelayaran.

Proses Pengapalan Barang Muatan (Cargo)

Pada umunya proses pengapalan barang muatan dilakukan dengan cara :

1. Pembukuan muatan.
2. Penyerahan muatan dari shipper kepada perusahaan pelayaran (shipping company).
3. Penyerahan muatan melalui gudang.
4. Dan penyerahan barang disamping kapal.
Pembukuan Muatan Dalam Proses Pengapalan Barang

Shipper adalah eksportir atau pemilik barang (cargo owner) yang memerlukan ruangan kapal
untuk mengirimkan barang-barangnya kepada pembeli menghubungi salah satu perusahan
pelayaran via telepon. Atau bisa juga dengan lisan maupun tertulis atau dengan perantara
petugas canvasser dari perusahaan pelayaran yang selalu berkunjung mencari muatan
pada shipper dan calon-calon shipper.

Biasanya urusan pembukuan ruangan (booking space) ini diurus oleh bagian operasi muatan
keluar dari perusahaan pelayaran. Data muatan yang nantinya diberitahukan
oleh shipper adalah :
1. Jenis dan jumlah muatan.
2. Pelabuhan tujuan yang diinginkan lengkap dengan pelabuhan alternatif (option).
3. Tanggal pengapalan barang yang diharapkan (estimated time of departure).
4. Keterangan lain yang diperlukan oleh perusahaan pelayaran, seperti berat dan
volume muatan.

Dengan informasi dari shipper, maka perusahaan pelayaran biasanya


memberitahukan sailing schedule atau jadwal perjalanan kapal kepada shipper atau pemilik
barang. Biasanya bisa dilihat melalui iklan di surat kabar mengenai kedatangan kapal.

Selanjutnya pihak pelayaran memberikan konfirmasi mengenai pembukuan muatan dengan


cara :

1. Memberitahukan nama kapal.


2. Tanggal terakhir menerima muatan (closing date).
3. Memastikan tanggal perkiraan pemberangkatan (ETD).
4. Menyerahkan blanko formulir resi mualim (mate’s receipt) atau resi gudang (dock’s
receipt) untuk di isi oleh shipper.
5. Menyerahkan blanko formulir bill of landing untuk di isi oleh shipper.
Penyerahan Muatan dari Shipper kepada Perusahaan Pelayaran

Pada umumnya dalam urusan transportasi, barang-barang dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu :

1. Barang-barang niaga umum (general cargo).


2. Barang-barang berbahaya dan pecah belah (dangerous and dusty cargo, fragile).

Sesuai dengan pengelompokan barang di atas, maka penyerahan barang dari shipper
(eksportir) kepada pengangkut (carrier) di pelabuhan muat pada dasarnya dapat dilakukan
melalui dua cara, yaitu :

1. Langsung di dermaga samping kapal (alongside).


2. Melalui gudang yang ditunjuk perusahaan pelayaran (shed/godown).
Barang-barang yang termasuk kelompok general cargo, seperti tekstil, terigu, karet, teh dan
hasil industri lainnya harus diserahkan melalui gudang. Sedangkan barang-barang yang
termasuk kelompok dangerous and dusty cargo & fragile, seperti amunisi, bahan kimia yang
mudah terbakar (flammable), semen dapat diserahkan langsung di dermaga di samping
kapal.

Penyerahan Muatan Melalui Gudang

Penyerahan muatan melalui gudang dalam proses pengapalan barang adalah :

1. Shipper yang telah memperoleh konfirmasi mengenai penyediaan ruangan di kapal


memberitahukan bagian operasi perusahaan pelayaran mengenai tanggal
penyerahan barang yang akan di angkut.
2. Bagian operasi dari perusahaan pelayaran akan memberikan satu set blanko formulir
resi gudang dan satu set blanko formulir bill of landing kepada shipper.
3. Shipper mengisi kedua formulir tersebut dengan lengkap yang pada umumnya berisi
data :
1. Nama dan alamat lengkap shipper.
2. Nama dan alamat lengkap penerima barang dan pelabuhan tujuan.
3. Jumlah barang, merk dan nomor colli.
4. Uraian barang tiap colli yang disesuaikan dengan uraian yang tercantum
dalam L/C dan sales contract.
5. Ukuran kubikasi dan berat tiap colli.
6. Nilai barang (jika dianggap perlu).
7. Nama kapal dan nahk0da serta jadwal keberangkatan.
8. Nama pelabuhan tujuan dan pelabuhan pengganti yang disinggahi termasuk
pelabuhan transit.
9. Keterangan lain yang dianggap perlu.
4. Formulir yang sudah diisi oleh shipper ini kemudian dikembalikan ke bagian operasi
muatan keluar untuk memperoleh konfirmasi waktu dan tempat penimbunan barang
di gudang.
5. Bagian operasi yang berwenang memberikan konfirmasi ini memberi cap resi gudang
yang telah diisi.
6. Shipper membawa barang-barangnya ke gudang yang ditunjuk sebelum berakhirnya
tanggal penyerahan terakhir yang disebutkan.
7. Barang yang diterima oleh shipper akan diterima oleh petugas gudang.
8. Setelah barang diterima lalu disusun dan ditumpuk di dalam gudang sampai tiba
waktunya untuk pengapalan barang.
9. Shipper dengan membawa resi gudang yang telah ditanda tangani kepala gudang
mengembalikan resi gudang itu ke bagian operasi perusahaan pelayaran untuk
ditukarkan dengan received for shipment bill of landing.
10. Bila barang sudah dimuat ke atas kapal, maka resi gudang atau R.S bill of landing
dikembalikan oleh shipper kepada perusahaan pelayaran untuk ditukarkan
dengan original shipped on board bill of landing.
Penyerahan Barang Di Samping Kapal

Penyerhana barang di sapming kapal dalam proses pengapalan barang adalah :

1. Shipper yang telah memperoleh konfirmasi mengenai penyediaan ruangan di kapal


dari perusahaan pelayaran memberitahukan tanggal penyerahan barang yang akan
diangkut pada bagian operasi dari perusahaan pelayaran.
2. Bagian operasi perusahaan pelayaran akan memberikan satu set blanko formulir resi
mualim dan satu set blanko formulir shipped on board bill of landing.
3. Shipper mengisi kedua formulir tersebut selengkapnya yang berisikan data.
4. Formulir yang sudah diisi oleh shipper dikembalikan ke bagian operasi muatan keluar
untuk mmeperoleh konfirmasi waktu dan penetapan dermaga untuk melakukan
penyerahan barang di samping kapal.
5. Bagian operasi memberikan konfirmasi dengan memberi cap resi mualim yang telah
diisi.
6. Jika sampai pada tanggal yang disebut untuk penyerahan barang, shipper membawa
barang ke sisi lambung kapal disertai dengan resi mualim yang sudah dicap
konfirmasi waktu penyerahan barang ke bagian operasi.
7. Kerani penerima barang dari bagian terminal memeriksa barang yang diserahkan
dengan cara mencocokannya dengan data yang tercantum dalam formulir resi
mualim.
8. Jika keterangan barang yang diserahkantidak sesuai sepenuhnya dengan uraian yang
terdapat dalam resi mualim, maka mualim memberikan catatan mengenai keadaaan
itu pada resi mualim. Resi mualim yang diberi catatan ini disebut resi mualim kotor.
9. Setelah barang selesai dimuat ke atas kapal, maka mualim I menandatangani resi
mualim itu berikut catatan dan mengembalikannya kepada shipper.
10. Shipper membawa resi mualim yang sudah ditanda tangani ke bagian operasi
perusahaan pelayaran untuk ditukarkan dengan original shipped in board bill of
landing.
11. Bill of landing ditanda tangani oleh perusahaan pelayaran yang dibuat berdasarkan
resi mualim dan diberi catatan-catatan.

Secara umum ada beberapa tipe kapal laut :

1.Conventional Liner Vesell

adalah jenis kapal pengangkut yang belummenggunakan container

2.Semi Container Vesell

adalah jenis kapal pengangkut yang sebagianmenyediakan tempat untuk container

3.Full Container Vesell

, adalah jenis kapal yang khusus mengangkut barang-barang yang dikemas dalam container dan berlabuh
di dermaga atau pelabuhan petikemas.
Sedangkan bila dilihat dari Jenis Layanan dari Kapal Pengangkut tersebut, dapat terbagi
menjadi:

1.Conference Line

yaitu jenis pelayanan kapal yang memiliki jadual tetapberdasarkan persetujuan di antara
anggota-anggota perusahaan pelayaran dan adanyakesamaan dalam penentuan tarif B/L .

2. Non Conference Line

perusahaan pelayaran yang tidak bergabung dalamkelompok perusahaan pelayaran dan tarif
ditentukan berdasarkan harga pasar

3. NVOCC ( Non Vessell Operating Common Carrier )

yaitu perusahaan yang tidak memiliki armada pelayaran namun menyediakan jasa pengurusan
transportasi.Kapal yang digunakan bisa kelompok 1 maupun 2.

Dengan cara ini tarif yang dibayarkan oleh eksportir dapat lebih rendah, karena perusahaan ini
biasanya mendapat potongan harga dari perusahaan pelayaran asalkan dapat menjamin
banyaknya barang yang dapatdiangkut oleh perusahaan pelayaran tersebut dalam 1
tahun.

4.Tramper Service

jenis pelayanan kapal carter untuk melayani pengirimanbarang dalam jumlah besar dan
homogen.Untuk mengatur kewajiban dan tanggung jawab dari perusahaan
pelayarandibuatlah perjanjian internasional.

Dokumen – dokumen yang dibutuhkan untuk Angkutan Laut

1. Shipping Instuction , yaitu dokumen yang berisi instruksi dari shipper kepadaagen
pengangkut/carrier untuk mengangkut barang yang telah ditentukan

2. Shipping Order, yaitu dokumen order pengapalan dari agen pengangkutan kearmada
pelayaran dalam hal ini diwakili oleh kapten kapal

3. Mate’s Receipt, yaitu tanda terima yang diberikan oleh mualim kapal sebagai
tanda bahwa barang telah diterima di kapal
4. Bill of Lading, surat pengangkutan. Untuk bagian ini akan dijelaskan tersendiri
5. Manifest, yaitu rekapitulasi muatan dari pelabuhan muat ke pelabuhan bongkar
6. Delivery Order, yaitu dokumen yang diberikan agen pengangkutan kepadapenerima
barang sebagai tanda bahwa barang telah dapat diambil di pelabuhan
FUNGSI BILL OF LADING ( KONOSEMEN)

Bill of Lading atau Konosemen merupakan dokumen muatan yang disediakan oleh
pengangkut yang dibuat dan diselesaikan di pelabuhan muat. B/L untuk pengangkutan
melalui laut disebut Marine B/L atau Ocean B/L dan mempunyai fungsi :

1. Surat Perjanjian Pengangkutan (Contract of afreightment)

Yaitu kontrak antara shipper (eksportir) dengan carrier (pengusaha kapal) untuk
mengangkut barang dan diserahkan kepada Consignee (importir) dipelabuhan tujuan dalam
keadaan seperti pada waktu diterima dari eksportir.

2. Tanda Bukti Penerimaan Barang (a receipt for the goods)

Yaitu sebagai tanda menerima barang dari shipper (eksportir) untuk diangkut dan
diserahkan kepada consignee dipelabuhan tujuan.

3. Tanda Bukti Hak Milik (a Document of title).

Yaitu sebagai tanda bukti hak milik atas barang-barang yang tercantum didalamnya.

4. Kwitansi Pembayaran Uang Tambang (freight)

Didalam B/L dicantumkan pula besarnya freight yang harus dibayar oleh para shipper.
Disamping itu dapat pula dicantumkan perjanjian pembayaran dilakukan di pelabuhan
tujuan.

MACAM-MACAM BILL OF LADING

1. Original Bill of Lading.

Adalah lembaran asli dari B/L yang merupakan hak milik atas barang-barang yang telah
dikapalkan. Biasanya banyaknya lembar B/L asli dicantumkan didalam B/L.

2. Negotiable Bill of Lading.


Adalah B/L yang dapat diperdagangkan dengan cara endorsemen, yaitu memindah
tangankan hak atas barang-barang yang tercantum dalam B/L tersebut.

3. Straight Bill of Lading.

Adalah B/L atas nama yang tercantum didalamnya sebagai penerima barang (consignee).
B/L ini tidak dapat diperdagangkan atau diendosir kepada orang lain.

4. Order Bill of Lading.

Adalah B/L atas perintah (order) yang menyatakan bahwa barang-barang yang telah
dikapalkan akan diterima dipelabuhan tujuan atas perintah dari seseorang (shipper) yang
namanya tercantum didalam B/L tersebvut.

Penerima barang (consignee) dipelabuhan tujuan dapat mengendosir B/L tersebut kepada
orang lain, yaitu memindah tangankan hak atas barang-barang yang tercantum didalam B/L
tersebut dengan cara mengendosir.

5. Trough Bill of Lading.

Adalah B/L yang dipergunakan untuk pengangkutan barang-barang yang diangkut oleh
pengangkut pertama (first carrier) dari pelabuhan pertama (first port) yang kemudian
diteruskan pengangkutanya (transipped) oleh kapal lain (second carrier) dipelabuhan kedua
langsung kepelabuhan tujuan.

6. Clean Bill of Lading.

Adalah B/L bersih, yaitu B/L atas barang-barang yang telah dimuat keatas kapal dalam
keadaan baik sesuai yang tercantum di dalam B/L tersebut. Ini berarti tidak terdapat catatan
atau remarks pada resi Mualim (Mate’s Receipt).

7. Foul Bill of Lading.

Adalah B/L kotor, yaitu B/L atas barang-barang yang dimuat keatas kapal tidak sesuai
dengan yang tercantum didalam B/L tersebut. Dengan demikian didalam B/L itu terdapat
catatan-catatan mengenai perbedaanya, yaitu mengenai kerusakan, colli, merek tidak
cocok, kekurangan dll.

JENIS-JENIS MUATAN KAPAL BERDASARKAN SIFATNYA

Jenis-jenis muatan kapal berdarkan sifatnya sangat banyak dan sulit untuk
dibayangkan jenis nya dan beraneka ragam mulai A-Z semuanya bisa diangkut baik manusia
maupun barang berat, Demi tercapainya suatu kondisi kwalitas yang baik dan menjaga
kwalitas muatan sehingga sama dan seimbag dengan keadaannya pada waktu muatan itu
diterima di kapal maka harus lah kita mengenal betul sebelumnya akan sifat-sifat dari
muatan tersebut. Muatan apa saja yang diangkut di kapal dapat dibagi dalam beberapa
golongan besar dan menurut sifatnya (kwalitasmya) yaitu Muatan Basah ( Wet Cargo),
Muatan Kering ( Dry Cargo ), Muatan Kotor / Berdebu ( Dirty / Dusty Cargo ), Muatan Bersih
( Clean Cargo ), Muatan Berbau ( Odorous Cargo ), Muatan Bagus / Enak ( Delicate Cargo),
dan Muatan Berbahaya.
A. Muatan Basah Kapal ( Wet Cargo )
Muatan basah itu Ialah muatan cair atau segala macam bentuk benda yang cair yang
disimpan di botol-botol, drum-drum, sehingga apabila tempatnya pecah/bocor akan
membasahi muatan-muatan lainnya. Contoh : susu, bier, buah-buahan dalam kaleng, cat-
cat, minyak lumas, minyak kelapa dan lain sebagainya.
B. Muatan Kering Kapal( Dry Cargo )
Muatan kering kapal adalah muatan-muatan kering dan akan rusak bila basah akibat
kena air hujan atau sebagainya yang bias membasihi muatan kering , misalnya :

 Muatan-muatan ini tidak merusak jenis muatan lain


 Mudah dirusak oleh muatan lain
 Muatan kering ini harus dipisahkan terhadap muatan basah dalam palka tersendiri
 Dalam satu palka, pemuatan muatan kering haruslah diatas dan muatan basah
dibawah.

Contoh jenis muatan tepung, beras, biji-bijian, bahan-bahan pangan kering, kertas rokok
dalam bungkusan, kopi, teh, tembakau dan lain sebagainya.
C. Muatan Kotor Kapal/ Berdebu ( Dirty / Dusty Cargo )
Muatan kotor / berdebu antara lain semen, biji timah, arang, dan lain sebagainya.
Muatan ini menimbulkan debu yang dapat merusak jenis barang lain terutama muatan
bersih. Setelah dibongkar muatan ini selalu meninggalkan debu atau sisa yang perlu
dibersihkan. Dalam pemuatan perlu dipisahkan terhadap muatan lainnya bahkan harus
dipisahkan terhadap sesama golongannya sendiri agar tidak merusak barang yang lainnya.
D. Muatan Bersih Kapal ( Clean Cargo )
Muatan bersih kapal ini tidak merusak muatan lain dan tidak meninggalkan debu atau
sisa yang perlu dibersihkan setelah di bongkar. Tidak merusak jenis barang lain. Contoh :
sandang, benang tenun, perkakas rumah tangga (piring, mangkok, gelas), barang-barang
kelontong.

E. Muatan Berbau Kapal ( Odorous Cargo )


Jenis muatan ini dapat merusak / membuat bau jenis barang lainnya, terutama terhadap
muatan seperti teh, kopi, tembakau dll., maupun dapat pula merusak sesama golongannya
sendiri. Contoh : kerosin, terpentin, amoniak, greasy wool, crade rubber, lumber (kayu), ikan
asin dll.
F. Muatan Bagus / Enak ( Delicate Cargo)
Yang termasuk dalam golongan ini ialah golongan muatan yang pada umumnya terdiri
dari bahan-bahan pangan. Jenis barang ini dapat dengan mudah dapat dirusak dan rusak
oleh barang-barang yang mengandung bau, muatan basah dan muatan kotor / berdebu.
Contoh : beras, tepung, teh, tepung terigu, susu bubuk dalam plastik, tembakau, kopi.
G. Muatan Berbahaya
Jenis barang ini adalah golongan muatan yang mudah menimbulkan bahaya yang bias
menghasilkan percikan api atau ledakan ( explosif ) maupun kebakaran. Pemuatan /
pemadatan muatan ini haruslah ditempatkan jauh dari benda yang mudah terbakar atau
meledak maka benda ini harus di asing kan dan pemuatannya harus sesuai dengan
petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh kapten kapal atau dalam buku petunjuk yaitu blue
book.
Contoh : dinamit, mesin, kepala peluru, black powder, fire works, gasoline, carbon
disulfide, korek api, film dll.
Terdapat jenis barang-barang yang digolongkan sebagai muatan yang bersifat netral
artinya muatan ini yang tidak minimbulkan bahay atau rusak / dapat dirusak oleh muatan-
muatan lainnya, seperti : rotan, bambu, kayu balok, timah, muatan dalam container dll
Dalam pengaturan muatan kapal kita harus berpegang pada rules yang sudah ada dan
berlaku, Salah satu contoh kejadian yang pernah saya baca terjadi kecelakaan kapal di
akibatkan jenis muatan kapal yang berbahaya, dan tidak tanggung-tanggung kecelakaan
kapal ini menyebabkan 2.000 orang meninggal dunia. dan banyak juga terjadi kecelakaan
kapal yang di akibatkan oleh kelebihan muatan kapal.

Angkutan Laut dengan Container / Peti Kemas


Container atau suatu peti empat persegi panjang, tahan cuaca, digunakan untuk mengangkut
dan menyimpan sejumlah muatan kemasan dan barang- barang curah yangmelindungi
isinya dari kehilangan dan kerusakan, dapat dipisahkan dari alat transport,diperlakukan
sebgai satuan muat dan jika pindah kapal tanpa harus dibongkar isinya.

Dilihat dari jenisnya, ada beberapa tipe container, yaitu :


1. General Cargo Container ( Dry / General Purpose Container )
Container jenis ini umum digunakan untuk memuat barang-barang padat dan kering, baik
yang telahdikemas dalam kotak sebelum dimuat di container maupun yang menggunakan
alat bantulain seperti hanger untuk garment.

2. Thermal Container
Container yang dilengkapi dengan alat pendingin sehingga suhunya dapat diatur, contohnya
adalah perishable dan refrigator cargo ,yaitu container yang digunakan untuk memuat udang,
ikan, daging atau buah-buahan.
3. Bulk Container
Container yang digunakan untuk memuat barang curah, sepertikopi, dan Kacang-kacangan.
Container ini dilengkapi dengan alata hidrolik yang dapatmengangkat satu sisinya pada saat
barang yang dimuat akan dicurahkan.
4. Tank Container
Disebut juga liquid cargo, yang digunakan untuk mengangkutbarang cair /likuid.

Pengangkutan LautKapal mempunyai peranan,antara lain:

 sebagai Forwarder atau sebagai konsolidari muatan, tugasnya adalahbertanggung


jawab dalam muatan di agen pelayaran.
 sebagai wakil eksportir yang dimana dapat bertindak sebagai pemilik barang ekspor dan
bertanggung jawab penuh terhadap ekspedisi pengiriman barang ekspor, termasuk
mengurusi dokumen ekspor.

Hambatan-hambatan yang dihadapi transportasi Kapal Laut antara lain:


1.Peraturan : lambatnya pelayaran yang terjadi di perusahan pelayaran dalampengambilan D/O, sehingga
sering terjadi penundaan yang akan menyebabkanpenyerahan kepada penerima akan terlambat.
2.Pengurusan Dokumen : adanya dokumen yang tidak jelas menerangkan kondisibarangnya
akibatnya petugas bea dan cukai tidak yakin atau curiga akankebenaran kondisi barang
sehingga akan dilakukan pemeriksaan terhadap barang.
3.Tranportasi : tarif angkutan lokal yang cukup mahal.
4. Keterbatasan peralatan bongkar muat di Container Yard (CY) sehingga bilaterjadi
pengambilan Container oleh Trailer secara bersamaan mengakibatkanantrian yang cukup
panjang.

TRANSPORTASI DARAT

Jasa angkutan perdagangan lintas negara yang melalui jalur darat hanya dimiliki oleh negara
negara yang berbatasan darat dengan negara-negara lainnya. Contoh wilayah yang memiliki
batas darat dan sering melakukan pertukaran perdagangan lewat jalur darat adalah negara-
negara di wilayah Asia Tengah dan Eropa. Sarana transportasi yang tersedia dan umum
dipakai dalam angkutan darat adalah jasa kereta api (railway company) dan jasa perusahaan
truk (trucking company).

Atas penyerahan muatan cargo kepada perusahaan angkutan kereta api,

maka dokumen yang diterbitkan adalah

 consignment note (surat angkutan kereta api).


 Railway Consignment Note Pengangkutan barang melaui sarana kereta api lazim
dilakukan di negara-negara yang telah memiliki akses langsung railway (contoh : di
Eropa). Atas penyerahan barang untuk diangkut melalui kereta api, eksportir akan
menerima surat angkutan kereta api yang lazim disebut sebagai consignment note.
Struktur dokumen ini minimal harus menyebutkan nama stasiun pemberangkatan,
tujuan, nama pengirim barang, nama penerima barang dan deskripsi singkat barang
yang diangkut serta harus dicap oleh perusahaan pengangkutan kereta api yang
bersangkutan.

TRANSPORTASI PENGANGKUTAN BARANG MELALUI UDARA

Aturan internasional yang mengaur mengenai pengangkutan melalui udara adalah


1. Warsaw convetion (original) 1929

Dalam Warsaw convention, dokumen angkutannya disebut air consignment note (ACN)yang
bukan merupakan document of title . ACN ditandatangani carrier setelah barangditerima.

ACN tediri dari tiga bagian yaitu:

a. first part, untuk carrier.

b. Seccond part, untuk consignee (penerima barang)

c. Third part, untuk consignor (pengirim)

2. Warsaw convention yang diamandemen tahun 1955

Dalam Warsaw convention yang diamandemen, dokumen angkutannya disebut air waybill
(AWB). Air way bill ini cukup memuat point keberangkatan dan destinasi. Kontrak angkutan
udara dapat dilakukan meelalui Warsaw convention yang pertama atau yangtelah
diamandemen.

Secara umum angkutan udara dapat dikategorikan sebagai berikut :

1. Passenger Aircraft

2. All Cargo Aircraft

3. Mixed / Combined Airfreight

Dokumen-dokumen angkutan udara :

- Airway Bill (AWB)

- Master AWB) / House AWB

- Shipping Instruction

- Commercial Invoice

-Shipper’s Declaration of Dangerous Cargo

Fungsi AWB :

- Kontrak angkutan- Bukti penerimaan barang- Sertifikat asuransi- Petunjuk bagi staff
penerbanganUang tambang untuk angkutan udara (air freight) didasarkan pada
perhitunganberat dalam kilogram atau berat volume (voleme weight) tergantung mana
yanglebih besar.

Struktur rate air line

· General Cargo Rate (GCR)

· Special Commodity Rate (SCR)

· ULD Rate (Unit Load Device)

Barang yang dapat diangkut dengan pesawat udara antara lain :

1. Barang-barang umum (general cargo), yaitu barang-barang yang tidak memerlukan


penanganan khusus.
2. Barang-barang khusus (special cargo), yaitu barang-barang yang
memerlukanpenanganan khusus.

Ada beberapa alasan kenapa eksportir atau importir menggunakanAIR CARGO, antara lain :

 Waktu pengiriman yang relatif lebih cepat, biasanya untuk barang yang urgent.
 Schedule lebih pasti (lebih tepat waktu)
 Keamanan lebih terjamin

Anda mungkin juga menyukai