Anda di halaman 1dari 28

JENIS TARIF ANGKUTAN

JENIS TARIF ANGKUTAN


 Tarif Pengiriman (Line Haul Rate)
 Biaya Tambahan

2
TARIF ANGKUTAN LAUT
 Advance Freight
 Lump Sum Freight
 Dead Freight
 Back Freight
 Pro Rata Freight

3
ADVANCE FREIGHT
 Yaitu tarif yang dibayar melalui pengiriman barang barang

4
LUMP SUM FREIGHT
 Yaitu tarif yang dibayarkan untuk seluruh atau sebagian ruang
kapal yang sesungguhnya dipakai, yang dinaytakan dalam
volume barang

5
DEAD FREIGHT
 Yaitu ganti rugi atas kurangnya jumlah barang yang
dikirimkan, dari yang tercantum dalam kontrak, sehingga
perusahaan pelayaran menuntut pembayaran atas ruang kapal
yang tidak jadi terpakai

6
BACK FREIGHT
 Terjadi bila barang yang diangkut tidak jadi diturunkan di
pelabuhan tujuan, sehingga muatan tersebut terpaksa diangkat
kembali ke pelabuhan asal

7
PRO RATA FREIGHT
 Terjadi kalau disebabkan sesuatu hal muatan tidak dapat
diangkut ke tempat tujuan, sehingga harus diturunkan di
salah satu tempat diantara pelabuhan asal dan pelabuhan
tujuan.

8
TARIF ANGKUTAN DI INDONESIA
 Diatur dan ditetapkan oleh pemerintah
 Terdiri dari tarif angkutan barang dan penumpang untuk
angkutan laut, jalan raya, kereta api, sungai, danau dan
penyeberangan serta angkutan udara.
 Bagi angkutan penumpang berlaku tarif tetap (fixed rate)
dengan jalur atau trayek yang dilayani oleh bis, kereta api,
kapal laut dan pesawat udara

9
TARIF ANGKUTAN DI INDONESIA
 Tarif angkutan laut dan angkutan luar negeri mengikuti
ketentuan tarif internasional
 Angkutan laut berlaku tarif conference
 Angkutan udara berlaku tarif penerbangan internasional IATA
(International Air Transport Association)

10
JENIS TARIF ANGKUTAN LAUT
 Tarif Uang Tambang Nasional
 Tarif OPP/OPT (Ongkos Pelabuhan Pemuatan/ Ongkos
PelabuhanTujuan)
 Tarif pemakaian fasilitas pelabuhan
 Tarif Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL)

11
TARIF UANG TAMBANG NASIONAL
 Yaitu tarif uang tambang yang dibayar oleh pemilik barang
kepada perusahaan pelayaran untuk melakukan
pengangkutan barang melalui laut.
 Terdiri dari :
 Biaya pelayaran yang dinyatakan dalam biaya rupiah per ton mile
pelayaran kapal
 Biaya kapal di pelabuhan yang dihitung menurut besarnya biaya
pengeluaran kapal di pelabuhan muat /di pelabuhan bongkar
 Golongan kapal

12
TARIF OPP/OPT
 Yaitu biaya bongkar muat yang terdiri dari tarif yang
dikenakan untuk jasa-jasa pekerjaan stevedoring, cargodoring dan
receiving/delivery.

13
TARIF OPP/OPT
Stevedoring
 Dikenakan atas jasa pekerjaan membongkar muatan dari
dek/palka ke dermaga, tongkang, truk atau memuat dari
dermaga, tongkang, truk ke atas dek/kapal dengan
menggunakan derek kapal.
 Jika alat derek kapal tidak dapat digunakan dan diganti
dengan alat mekanis milik pelabuhan, maka ada biaya
tertentu di atas tarif stevedoring

14
TARIF OPP/OPT
Cargodoring
 Dikenakan atas jasa pekerjaan mengelurkan muatan dari
jaringan (sling/ex tackle) di atas dermaga, mengangkut dari
dermaga, mengangkut ke gudang dan menyusun di dalam
gudang atau sebaliknya.

15
TARIF OPP/OPT
Receiving/delivery
 Dikenakan atas pekerjaan mengambil muatan dari gudang dan
menyerahkannya sampai di atas kendaraan yang merapat di
gudang atau sebaliknya samapi melakukan penyusunannya di
dalam gudang.
 Jenis muatan akan memberikan tarif yang berbeda
(Karungan, buah, hasil hutan, dll)

16
TARIF OPP/OPT
 Tarif OPP/OPT berbeda menurut pelabuhan atau kelompok
pelabuhan yang lokasinya terpisah

17
TARIF PEMAKAIAN FASILITAS
PELABUHAN
 Terdiri dari sewa gudang dan sewa tempat penumpukan dan
fasilitas pelabuhan

18
TARIF EKSPEDISI MUATAN KAPAL
LAUT (EMKL)
 Dihitung berdasarkan berat/ton barang, dimana pengurusan
dokumennya dilakukan oleh perusahaan EMKL dab jumlah
satuan (colli) barang.
 Teridi dari biaya inklaring (biaya atas imbalan jasa) dan
uitklaring (pengurusan dokumen barang serta pelayanan
verifikasi dan pengawasan atas barang)

19
TARIF ANGKUTAN DARAT
 Tarif angkutan dalam kota (sama untuk jarak angkutan yang
berbeda, seperti metro mini,bis kota PATAS-AC dan Non
AC, Bis Reguler dan Taxi)
 Tarif angkutan antarkota (berubah mengikuti jarak angkutan
tersebut)

20
TARIF ANGKUTAN KERETA API
 Terdiri dari kereta api dalam kota dan kereta api antarkota.
 Tingkat tarif disesuaikan dengan jenis kereta api dan trayek.
 Tingkat tarif kereta api yang berlaku sekarang didasarkan atas
perhitungan biaya variabel jangka panjang (Long Run Variable
Cost (LRVC) oleh Perum Kereta Api.

21
TARIF ANGKUTAN KERETA API
 Walaupun tingkat tarif angkutan yang ditetapkan umumnya
berada di atas LRVC, tetapi tarif beberapa jenis barang lebih
rendah dari LRVC khususnya untuk barang kebutuhan pokok.

22
TARIF ANGKUTAN UDARA
 Tarif angkutan udara komersial berjadwal
 Tarif angkutan udara perintis
 Tarif angkutan udara (penerbangan) lainnya.

23
Tarif Angkutan Udara Komersial
Berjadwal
 Berlaku untuk seluruh penerbangan domestik.
 Dibedakan atas tarif PT Garuda Indonesia dan tarif
perusahaan penerbangan lainnya (diizinkan 15% di bawah
tarif GI).
 Tarif angkutan udara dibedakan atas wilayah yang didasarkan
atas perbedaan kepadatan penumpang dan jumlah frekuensi
penerbangan pada jalur tsb.

24
Tarif Angkutan Udara Perintis
 Tarif angkutan udara perintis lebih tinggi dari tarif angkutan
udara komersial berjadwal.
 Penerbangan perintis dioperasikan pesawat udara kecil yang
biaya operasinya lebih tinggi daripada pesawat udara yang
beroperasi pada jalur komresial.

25
PENENTUAN HARGA JASA
PELABUHAN
Harga jasa pelabuhan terdiri dari :
 Pembayaran untuk penggunaan fasilitas pelabuhan yang telah
dibangun di daerah pelabuhan dan
 Pembayaran untuk pelayanan yang diberikan di pelabuhan

26
ELEMEN BIAYA PELABUHAN
 Biaya dan pengeluaran langsung yaitu biaya dan
pengeluaran yang langsung dibebankan pada setiap jasa
yang diberikan
 Biaya penyusutan setiap instalasi
 Biaya atas nilai sisa investasi permulaan untuk
pembangunan setiap instalasi
 Biaya atas nilai tanah dimana instalasi didirikan
 Biaya reparasi dan perawatan fasilitas
 Premi asuransi untuk setiap instalasi

27
ELEMEN BIAYA PELABUHAN
 Biaya dan pengeluaran tidak langsung yaitu biaya dan
pengeluaran yang tidak dapat secara langsung dibebankan
pada setiap jasa yang diberikan
 Biaya penyusutan setiap instalasi
 Biaya atas nilai sisa investasi permulaan untuk
pembangunan setiap instalasi
 Biaya atas nilai tanah dimana instalasi didirikan
 Biaya reparasi dan perawatan fasilitas
 Premi asuransi untuk setiap instalasi

28

Anda mungkin juga menyukai