Anda di halaman 1dari 21

Desain Pelabuhan III (18DPL1103)

Minggu-4, 14 Oktober 2020


Dosen: Maria A. N
Silabus Kuliah
• Minggu-1 : Jenis dan type kargo
• Minggu-2 : Jenis dan type peralatan bongkar muat di pelabuhan
• Minggu-3 : Standar operasional gudang dan lapangan penumpukan di pelabuhan
• Minggu-4, 5 : Konsep perhitungan struktur fasilitas penumpukan dan gudang di pelabuhan
• Minggu-6, 7 : Konsep perhitungan pondasi struktur fasilitas penumpukan dan gudang di pelabuhan
• Minggu-8 : UTS
• Minggu-9, 10 : Perhitungan struktur dan pondasi fasilitas penumpukan material curah kering
• Minggu-11, 12 : Perhitungan struktur dan pondasi fasilitas penumpukan kontainer
• Minggu-13, 14 : Perhitungan struktur dan pondasi fasilitas penumpukan material curah cair
• Minggu-15 : Pengenalan Kembali perangkat lunak SAP2000
• Minggu-16 : UAS
Berthing Occupancy Ratio
(BOR)
Berth Occupancy Ratio (BOR)
Kinerja pelabuhan ditunjukkan oleh Berth Occupancy Ratio (BOR) atau tingkat
pemakaian dermaga, yaitu perbandingan antara jumlah waktu pemakaian tiap dermaga
yang tersedia dengan jumlah waktu yang tersedia selama satu periode (bulan/tahun)
yang dinyatakan dalam persentase.
Kinerja dermaga dapat diketahui dari nilai BOR yang dihasilkan. Berdasarkan UNCTAD
1978, utilitas maksimum dermaga ditentukan oleh jumlah tambatan. Jika nilai BOR suatu
pelabuhan lebih besar dari standar UNCTAD, maka pelabuhan dapat menambah jumlah
tambatan untuk memperbaiki kinerjanya.

Standar nilai BOR yang diijinkan UNCTAD, 1978


Berth Occupancy Ratio (BOR)
Nilai BOR dipengaruhi parameter berikut ini (1/4):
• Jenis barang yang ditangani di dermaga
Pelabuhan melayani berbagai jenis muatan/barang yang diangkut melalui laut, yang
bisa berupa muatan barang potongan (general cargo), muatan peti kemas, muatan
curah dan muatan cair. Dermaga yang melayani satu jenis muatan mempunyai tingkat
pelayanan yang lebih baik karena fasilitas peralatan bongkar muat dan tenaga kerja
memang khusus menangani jenis muatan tersebut.
• Ukuran kapal
Ukuran kapal (kapasitas angkut dan panjang kapal) sangat berpengaruh terhadap nilai
BOR suatu dermaga. Suatu dermaga dengan panjang tertentu dapat digunakan
bertambat satu kapal besar atau lebih dari satu kapal dengan ukuran yang lebih kecil.
Berth Occupancy Ratio (BOR)
Nilai BOR dipengaruhi parameter berikut ini (2/4):
• Produktivitas kerja untuk bongkar/muat
Produktivitas kerja untuk bongkar/muat tergantung pada sistem penanganan barang
yang dilakukan terhadap masing-masing jenis muatan. Produktivitas kerja di suatu
pelabuhan berbeda dengan pelabuhan lainnya, yang tergantung pada peralatan
bongkar muat dan ketrampilan tenaga kerja.
• Jumlah gang yang bekerja
Kegiatan bongkar muat barang dilakukan oleh tenaga kerja dalam suatu kelompok
yang disebut dengan gang. Jumlah gang yang melakukan kegiatan bongkar muat
tergantung pada ukuran kapal (volume barang) yang dilayani.
Berth Occupancy Ratio (BOR)
Nilai BOR dipengaruhi parameter berikut ini (3/4):
• Jam kerja dan jumlah shift kerja
Pada pelabuhan besar yang sangat padat, jam kerja biasa selama 24 jam sehari
dengan 3 shift pekerja; sementara untuk pelabuhan kecil bisa hanya 8 jam kerja per
hari.
• Panjang tambatan
Dermaga yang cukup panjang dapat digunakan merapat lebih dari satu buah kapal
sehingga antrian kapal bisa berkurang. Berbeda dengan tambatan tunggal yang hanya
bisa digunakan secara bergantian.
Berth Occupancy Ratio (BOR)
Nilai BOR dipengaruhi parameter berikut ini (4/4):
• Hari kerja efektif per tahun
Nilai BOR dihitung berdasarkan hari kerja efektif dengan mempertimbangkan waktu
pemeliharaan.
• Cadangan waktu untuk tidak bekerja selama kapal bersandar
Setelah kapal bersandar di dermaga kegiatan bongkar muat barang tidak langsung
dilakukan. Demikian juga setelah selesai melakukan bongkar muat barang, kapal tidak
langsung meninggalkan dermaga. Waktu dimana tidak dilakukan kegiatan tersebut
dinamakan Not Operating Time, yang digunakan untuk kegiatan survey, inspeksi,
pengurusan dokumen, persiapan muatan, menunggu pandu untuk lepas sandar, dan
lain-lain.
Berth Occupancy Ratio (BOR)
Formula untuk menghitung BOR tergantung dari kondisi atau layout Pelabuhan. Secara
umum, perhitungan BOR menggunakan persamaan berikut:
𝑉𝑠 𝑥 𝑆𝑡
𝐵𝑂𝑅 = x 100%
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑥 𝑛
Σℎ𝑎𝑟𝑖 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡
𝑆𝑡 = x 100%
Σ𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡

Dimana:
Vs = jumlah kapal yang dilayani (unit/tahun)
St = service time (jam/hari)
n = jumlah tambatan
Waktu efektif = waktu efektif pelayanan pelabuhan per tahun (jam/tahun)
Berth Occupancy Ratio (BOR)
Formula BOR untuk Dermaga dengan Tambatan Tunggal (Single Berth)
Untuk kondisi dermaga dengan satu tambatan dan penggunaan dermaga tidak dipengaruhi panjang
kapal, maka nilai BOR dapat dihitung dengan persamaan berikut:

Σ 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑇𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡
𝐵𝑂𝑅 = x 100%
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓

Dimana:
Waktu efektif = waktu efektif pelayanan pelabuhan per tahun (jam/tahun)
Waktu tambat = waktu sejak kapal tertambat sempurna di dermaga sampai lepas
sandar (jam)
Berth Occupancy Ratio (BOR)
Formula BOR untuk Dermaga dengan beberapa tambatan (Continuous Berth)
Untuk layout dermaga ini, perhitungan BOR didasarkan pada panjang kapal (Length Over All = LOA)
di tambah jarak jagaan sebagai faktor pengamanan muka-belakang dan durasi kapal bertambat di
dermaga (berth time). Formula BOR yang dipergunakan adalah sebagai berikut:
Σ(𝐿𝑂𝐴 + 𝑗𝑎𝑔𝑎𝑎𝑛) 𝑥 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑇𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡
𝐵𝑂𝑅 = x 100%
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑥 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎
Dimana:
LOA = Length Overall Kapal (m)
Jagaan = jarak aman antar kapal di dermaga, 10 m untuk kapal kecil dan 20 m
untuk kapal besar
Panjang Tambatan = panjang dermaga yang dapat dipergunakan untuk sandar (m)
Waktu efektif = waktu efektif pelayanan pelabuhan per tahun (jam/tahun)
Waktu tambat = waktu sejak kapal tertambat sempurna di dermaga sampai lepas
sandar (jam)
Berth Occupancy Ratio (BOR)
BOR untuk Dermaga Susun Sirih
Pada dermaga ini, kapal tertambat tidak pada lambung kapal sehingga panjang tambatan
yang diperhitungkan tidak mengikuti panjang kapal, melainkan panjang tambatan yang
nyata dipakai. Formula BOR yang dipergunakan adalah sebagai berikut:
Σ(𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 𝑥 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑇𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡)
𝐵𝑂𝑅 = x 100%
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑥 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎
Berth Throughput &
Berthing Number
Berth Throughput
Berth throughput (BTP) adalah jumlah barang yang dibongkar-muat di dermaga dalam
kurun waktu tertentu (tahun) untuk satu tambatan (berth). Secara umum, BTP dapat
dihitung dengan menggunakan formula:
Catatan:
𝐵𝑇𝑃 = 𝐻 𝑥 𝐵𝑂𝑅 𝑥 𝐽 𝑥 𝐺 𝑥 𝑃 Untuk beberapa kasus, nilai berth troughput
sudah didefinisikan terlebih dahulu seperti
pada pelabuhan khusus yang merupakan suatu
Dimana: fasilitas pada PLTU atau PLTGU.

BTP = berth throughput (m3, ton, box atau TEUs/tahun)


H = jumlah hari kerja dalam satu tahun (hari)
J = jam kerja per hari
G = jumlah gang dalam waktu satu waktu
P = produktifitas bongkar-muat peralatan (m3, ton, box atau TEUs/jam)
Berthing Number
Berthing Number (n) atau jumlah tambatan adalah jumlah kapal yang dapat bersandar
di dermaga dalam satu waktu dan dapat dihitung dengan menggunakan formula:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝𝑢𝑡 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑛=
𝐵𝑇𝑃

Nilai n akan mempengaruhi panjang dermaga (L) yang akan didesain. Panjang dermaga
dapat dihitung dengan formula berikut:
L = n x (LOA + 10%LOA) + 10%LOA
Exercises
Berth Occupancy Ratio
(BOR)
Soal No. 1 Perhitungan BOR
Diketahui data kapal yang berlabuh di suatu pelabuhan
yang melayani pemuatan tanker metanol. Dermaga
dapat digunakan kapal sampai dengan bobot 30.000
DWT. Peralatan yang dipergunakan untuk memuat
metanol adalah loading arm dan dua unit pompa dengan
kapasitas masing-masing pompa 1000 ton/jam. Hitung
BOR dari pelabuhan tersebut.
Berth Occupancy Ratio (BOR)
Soal No. 2 Perhitungan BOR
Diketahui data suatu pelabuhan sebagai berikut:
• Panjang rata – rata kapal yang sandar dalam 1 bulan = 96,17 m
• Jumlah kedatangan kapal dalam 1 bulan = 29 Kapal
• Rata – rata waktu tambat kapal di Pelabuhan = 89,7 Jam.
• Total Panjang Dermaga Pelabuhan = 413 meter.
• Waktu operasi pelabuhan = 30 hari x 24 Jam
Tugas Anda:
a. Hitung nilai BOR Pelabuhan tersebut
b. Dari nilai BOR pada soal no. 1 dan 2, apa yang dapat anda simpulkan terhadap kondisi operasional
dermaga pada masing-masing soal?
Berth Throughput (BTP)
Soal No. 3 Perhitungan Berth throughput (BTP)
Diketahui pelabuhan khusus dengan layout dermaga berbentuk U dan memiliki tiga tambatan dengan
dimensi Panjang masing-masing dermaga adalah sebagai berikut:

Data kunjungan kapal selama satu tahun dapat dilihat pada table 1 (lihat slide berikutnya). Dengan
asumsi bahwa waktu operasi pelabuhan adalah 350 hari/tahun, maka:

Tugas Anda:
a. Hitung BOR dermaga tersebut
b. Hitung BTP per dermaga
c. Dari nilai BOR yang Anda peroleh, jelaskan kondisi operasional dermaga tersebut
Berth Throughput (BTP)
Tabel 1 Data kunjungan kapal
selama satu tahun
Berthing Number (n)
Soal No. 4 Berthing Number (n)
Diketahui suatu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di pesisir pantai Selatan Jawa memerlukan
konsumsi batubara selama satu tahun sebesar 3.240.000 ton. PLTU tersebut akan membangun Pelabuhan
khusus batubara dengan peralatan bongkar batubara di dermaga menggunakan grab gantry crane
dengan kapasitas bongkar rata-rata 1200 ton/jam. Dermaga direncanakan untuk dapat disandari kapal
dry bulk vessel dengan ukuran max. 30.000 DWT (LOA kapal 180 m). Jika nilai BOR diasumsikan 60% dan
total hari operasi pelabuhan dengan pertimbangan kondisi gelombang pada bulan tertentu adalah 270
hari dan waktu kerja dalam 1 hari adalah 20 jam, maka:

Tugas Anda:
a. Hitung berthing number atau jumlah sandar (n) yang dibutuhkan untuk dapat memenuhi kebutuhan
konsumsi batubara dari PLTU tersebut.
b. Hitung panjang total dermaga yang diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai