Anda di halaman 1dari 8

No: 285/Pdt.G/2015/PN.JKT.

BAR Jakarta, 2 Juni 2015


Pengadilan Negeri Jakarta Barat

REPLIK
PENGGUGAT

Dalam perkara antara:

CITRA GUDELA SEPTALENA ....................................................................................... sebagai PENGGUGAT

Melawan:

ANTONIUS PRISAPTA …………………………………………………………….................. sebagai TERGUGAT

Kepada Yth:
KETUA PENGADILAN NEGERI JAKARTA BARAT
C.Q. MAJELIS HAKIM PERKARA No: 285/Pdt.G/2015/PN.JKT.BAR
Di Pengadilan Negeri Jakarta Barat
Jln. Let. Jend. S. Parman Kav. 71, Slipi,
Jakarta.

Dengan hormat,

Untuk dan atas nama PENGGUGAT, dengan ini Kami sampaikan Replik atas Jawaban TERGUGAT tanggal 25 Juni
2015 sebagai berikut:

DALAM EKSEPSI
1. …..
2. ……

DALAM POKOK PERKARA


3. Bahwa PENGGUGAT pada prinsipnya tetap pada Gugatan PENGGUGAT tertanggal 7 Mei 2015 dalam
perkara No. 285/PDT.G/2015/PN.JKT.BKT dan menolak seluruh dalil Jawaban TERGUGAT kecuali yang
diakui kebenarannya dan secara tegas dinyatakan oleh TERGUGAT;

4. Bahwa pada prinsipnya TERGUGAT telah mengakui dalil-dalil gugatan PENGGUGAT, khusunya tentang
adanya perkawinan antara PENGGUGAT dan TERGUGAT di hadapan Pemuka Agama Katholik di Gereja
Sta. Perawan Maria Diangkat ke Surga (KATEDRAL) Jakarta pada tanggal 16 Agustus 2003, sesuai dengan

Halaman 1 dari 8
Kutipan Akta Perkawinan No. 173/U/JB/2003 dari daftar perkawinan StBld.1933 No. 75 Jo.1936 No. 607 dan
UU No. 1 Tahun 1974 yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kotamadya Jakarta
Barat;
5. Bahwa TERGUGAT juga telah mengakui dari Perkawinan antara PENGGUGAT dengan TERGUGAT telah
dikaruniai 1 (satu) orang anak, yang bernama BENEDICTO DIPTASUTA, jenis kelamin Laki-laki, lahir di
Jakarta, pada tanggal 19 Desember 2006 sesuai dengan Kutipan Akta Kelahiran No. 72/U/JB/2007 yang
dikeluarkan oleh Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kotamadya Jakarta Barat;

6. Bahwa dalil TERGUGAT pada angka 9 sampai dengan 17 Jawaban adalah dalil yang tidak didasari oleh
fakta-fakta yang benar, dengan alasan sebagai berikut:
MENGENAI PINJAMAN/HUTANG-HUTANG PRIBADI TERGUGAT
a. Bahwa sejak awal menikah PENGGUGAT sudah tidak setuju dengan dengan adanya pinjaman/hutang-hutang
pribadi TERGUGAT, karena hal tersebut hanya akan menjadi beban bagi keluarga PENGGUGAT dan
TERGUGAT;
b. Bahwa sejak awal menikah TERGUGAT tidak pernah terbuka mengenai tujuan dari pinjaman/hutang-hutang
pribadi TERGUGAT dan juga TERGUGAT tidak pernah terbuka dan berterus terang mengenai jumlah
penghasilan TERGUGAT kepada PENGGUGAT;
c. Bahwa PENGGUGAT selalu diam karena PENGGUGAT merasa bingung terhadap masalah
pinjaman/hutang-hutang pribadi TERGUGAT yang selalu timbul dan tanpa ada itikad baik TERGUGAT
untuk menyelesaikannya, TERGUGAT hanya berjanji untuk menyelesaikan hutangnya namun tidak pernah
direalisasikan terbukti meskipun TERGUGAT sudah janji terhadap PENGGUGAT untuk menutup semua
hutang kartu kredit tetapi kenyataanya PENGGUGAT mendapatkan telepon dari Costumer Service (CS) Bank
BII yang menyebutkan TERGUGAT memiliki hutang kartu kredit di Bank BII dan TERGUGAT tidak
mengakuinya kepada PENGGUGAT;
d. Bahwa PENGGUGAT pernah bilang dan selalu mengingatkan TERGUGAT sejak tahun 2006 pada waktu
PENGGUGAT sedang hamil untuk tidak menggunakan kartu kredit namun kenyataannya PENGGUGAT
mengetahui telah terjadi pemotongan/pengguntingan kartu kredit yang jumlahnya puluhan juta,
PENGGUGAT sampai menangis karena TERGUGAT tidak pernah berubah sejak awal menikah untuk tidak
menggunakan kartu kredit;
e. Bahwa benar PENGGUGAT memang tidak pernah setuju TERGUGAT menggunakan kartu kredit karena
PENGGUGAT khawatir akan terjadi penumpukan hutang yang terlalu besar dan menambah beban keluarga ,
ditambah PENGGUGAT juga telah mengetahui alasan mengapa TERGUGAT dikeluarkan dari pekerjaan
sebelumnya di PT. Media Interaksi Utama juga karena TERGUGAT tidak bisa mengatur keuangan
perusahaan dan beberapa bulan lalu TERGUGAT mengakui ternyata uang tersebut digunakan untuk
membayar hutang kartu kredit;

Halaman 2 dari 8
MENGENAI TERGUGAT TIDAK MEMBERI NAFKAH KEPADA PENGGUGAT DAN ANAKNYA
f. Bahwa PENGGUGAT tidak pernah dberitahu secara pasti penghasilan TERGUGAT sampai dengan tempat
kerja yang baru di PPM TERGUGAT tidak pernah memberitahu informasi gaji dan PENGGUGAT tidak
pernah diperlihatkan atau diberikan gaji yang diperoleh dari hasil kerja TERGUGAT, dan sampai saat ini
PENGGUGAT yang menanggung kebutuhan hidup sehari-hari termasuk biaya pendidikan anak dan biaya-
biaya lain karena apabila PENGGUGAT meminta uang sebagai bentuk tanggung jawab TERGUGAT,
PENGGUGAT harus meminta-minta terlebih dahulu atau mendesak TERGUGAT, barulah TERGUGAT
memberikan uang sekedarnya untuk kebutuhan sehari-hari;
g. Bahwa benar pada tanggal 18 Januari 2005 PENGGUGAT dan TERGUGAT mengambil KPR untuk Rumah
di Legenda Park blok C2/2, Kota Legenda, Bekasi Timur namun uang muka dari rumah tersebut adalah uang
dari PENGGUGAT, dan benar TERGUGAT membantu untuk membayar cicilan rumah tersebut namun atas
dasar karena PENGGUGAT mendesak dan memaksa TERGUGAT karena TERGUGAT tidak memberikan
nafkah kepada PENGGUGAT;
h. Bahwa benar pada bulan Oktober 2011 TERGUGAT membeli mobil XENIA No.Pol. B-1479-BOT, namun
uang muka yang digunakan berasal dari tabungan PENGGUGAT dan ada sedikit tambahan uang dari hasil
penjualan rumah dan perlu diketahui mobil tersebut atas nama TERGUGAT, serta mobil tersebut sehari-hari
digunakan oleh TERGUGAT, hanya pagi hari untuk antar anak ke sekolah;
i. Bahwa pada angka 11 Jawaban TERGUGAT menguraikan TABEL REKAPITULASI GAJI DAN
PENGELUARAN ANTONIUS dan DIAGRAM PROPORSI PENGELUARAN ANTONIUS PRISAPTA
MAR 2015 S.D MEI 2015 sebagai berikut:
1) 49% pengeluaran terbesar dari gaji TERGUGAT adalah untuk keperluan keluarga, meliputi:
- Cicilan rumah 19%;
- Cicilan mobil 18%;
- Tabungan Anak (BENEDICTO/BEITO) 6%;
- Asuransi Anak (BENEDICTO/BEITO) 3%;
- Transfer untuk Asuransi dan Perjalanan 3%;
2) 71% gaji TERGUGAT dari pinjaman Kartu Kredit Mandiri TERGUGAT selama Juni 2011 sampai
dengan Februari 2015 adalah untuk keluarga:
- Asuransi Kesehatan Benedicto/Beito 42%;
- Perjalanan Keluarga 29%;
3) Dari Pinjaman kartu kredit BII TERGUGAT selama Desember 2011 sampai dengan Januari 2015 adalah
untuk keluarga:
- Bahan Bakar untuk kendaraan keluarga 70%;
- Rekreasi Keluarga 8%;

Halaman 3 dari 8
Terkait hal yang diuraikan pada angka 1 sampai dengan 3 diatas dapat PENGGUGAT sampaikan fakta-fakta
sebagai berikut:
1) Bahwa tidak benar 49% pengeluaran terbesar dari gaji TERGUGAT adalah untuk keperluan keluarga,
faktanya adalah:
- Cicilan rumah 19%, adalah benar, namun rumah tersebut sudah dijual;
- Cicilan mobil 18%, mobil baru dibeli tahun 2011;
- Tabungan Anak 6%, adalah hasil dari gaji PENGGUGAT dan bahkan TERGUGAT tidak pernah
mengetahui mengenai hal tersebut;
- Asuransi Anak 3%, adalah hasil dari gaji PENGGUGAT dan bahkan TERGUGAT tidak pernah
mengetahui mengenai hal tersebut;
2) Bahwa tidak benar 71% gaji TERGUGAT dari pinjaman Kartu Kredit Mandiri TERGUGAT selama Juni
2011 sampai dengan Februari 2015 adalah untuk keluarga, faktanya adalah selama ini apabila ada
pengeluaran selalu berasal dari uang milik PENGGUGAT;
3) Bahwa tidak benar Pinjaman kartu kredit BII TERGUGAT selama Desember 2011 sampai dengan
Januari 2015 adalah untuk keluarga, faktanya adalah apabila pengeluaran tersebut digunakan untuk bahan
bakar maka itu termasuk untuk kepentingan pribadi TERGUGAT karena mobil keluarga hanya digunakan
untuk kepentingan TERGUGAT. Mengenai rekreasi keluarga, PENGGUGAT merasa tidak pernah ada
rekreasi keluarga, kalaupun ada acara seperti makan bersama keluarga di luar rumah selalu
PENGGUGAT yang membayar.
j. Bahwa perlu PENGGUGAT sampaikan, sejak menikah sampai dengan Gugatan a quo diajukan, TERGUGAT
tidak pernah menafkahi PENGGUGAT dan anaknya, namun dalam angka 11 Jawabannya TERGUGAT
menguraikan mengenai TABEL REKAPITULASI GAJI DAN PENGELUARAN ANTONIUS dan
DIAGRAM PROPORSI PENGELUARAN ANTONIUS PRISAPTA MAR 2015 S.D MEI 2015, dikarenakan
PENGGUGAT sebelumnya belum pernah mengetahui hal tersebut maka dengan ini PENGGUGAT
mensomeer TERGUGAT untuk membuktikan hal tersebut;
k. Bahwa perlu PENGGUGAT tegaskan nafkah yang PENGGUGAT maksud adalah Sandang, Pangan, Papan,
TERGUGAT tidak pernah memberikan uang makan, uang sekolah anak, uang sandang (pakaian) anak-istri,
justru PENGGUGAT yang sering membelikan pakaian untuk TERGUGAT, dan selama ini PENGGUGAT
dan TERGUGAT tinggal dirumah orang tua PENGGUGAT, TERGUGAT juga tidak pernah membantu untuk
membayar listrik, PAM, pembantu dan kebutuhan rumah lainnya;
l. Bahwa PENGGUGAT pernah meminta tolong TERGUGAT untuk membantu membayar uang sekolah, tetapi
jawaban TERGUGAT “kamu ada”, sebagai suami yang baik seharusnya bertanggung jawab bukan malah
melempar tanggung jawab untuk membayar biaya sekolah kepada PENGGUGAT;
m. Bahwa sebagai fakta hingga saat ini TERGUGAT masih memiliki pinjaman/hutang-hutang pribadi dan
baru akan selesai pada bulan November tahun 2018 sebagaimana TERGUGAT uraikan pada angka 11

Halaman 4 dari 8
Jawaban, hal mana mengenai pinjaman/hutang-hutang pribadi adalah salah satu penyebab percekcokan antara
PENGGUGAT dengan TERGUGAT;
n. Bahwa terhadap sikap TERGUGAT yang tidak pernah jujur dan berterus terang mengenai pinjaman/hutang-
hutang pribadi TERGUGAT, tujuan dari pinjaman/hutang-hutang pribadi TERGUGAT, jumlah penghasilan
TERGUGAT dan janji-janji TERGUGAT untuk tidak lagi berhutang namun tidak pernah ditepati adalah
penyebab percekcokan, hal mana diperparah lagi dengan fakta bahwa TERGUGAT tidak pernah
memberi nafkah kepada PENGGUGAT dan anaknya hingga akhirnya PENGGUGAT yang terpaksa harus
memenuhi seluruh biaya kebutuhan hidup sehari-hari termasuk biaya pendidikan anak dan biaya-biaya lain,
sehingga merupakan alasan yang logis, rasional serta berdasar hukum bagi TERGUGAT untuk mengajukan
gugatan perceraian a quo.
Berdasarkan uraian di atas membuktikan bahwa telah cukup alasan bagi PENGGUGAT untuk
mengajukan gugatan a quo karena telah memenuhi ketentuan Pasal 39 ayat (2) huruf f dan Penjelasannya
Jo. Pasal 34 ayat (1) dan (3) UU No. 1 Tahun 1970 tentang Perkawinan (“UU Perkawinan”).

7. Bahwa dalil TERGUGAT pada angka 18 sampai dengan 25 Jawaban merupakan dalil yang keliru dan tidak
benar, dengan alasan sebagai berikut:
a. Bahwa seperti telah diuraikan sebelumnya, PENGGUGAT sudah sangat kecewa dengan sikap TERGUGAT
yang tidak pernah berubah dan memperbaiki diri selama bertahun-tahun sehingga puncak dari kekecewaan
PENGGUGAT dan guna menghindari terjadinya percekcokan PENGGUGAT memilih untuk berdiam diri dan
mebatasi komunikasi dengan TERGUGAT;
b. Bahwa sikap dan perbuatan TERGUGAT yang membenturkan kepala sendiri ke dinding dan memohon
dengan perkataan keras agar dimaafkan sebagaimana yang TERGUGAT uraikan pada angka 18 Jawaban,
nyata-nyata adalah hal yang membuat tekanan psikis bagi diri PENGGUGAT dan anaknya;
c. Bahwa selain itu ketika terjadi percekcokan antara PENGGUGAT dan TERGUGAT dalam perjalanan di
dalam mobil TERGUGAT menginjak kopling dan menaikan kecepatan dengan keadaan marah dan emosi
kepada PENGGUGAT sebagaimana TERGUGAT uraikan pada angka 18 Jawaban, telah mengakibatkan
rasa takut dan trauma karena dapat mengakibatkan kecelakaan bagi diri PENGGUGAT dan anaknya,
akibat hal tersebut PENGGUGAT meminta untuk diturunkan dari mobil;
d. Bahwa pada waktu TERGUGAT ulang tahun melalui telepon TERGUGAT mengancam akan melakukan
“bunuh diri” jika PENGGUGAT tidak mejemput TERGUGAT dan berulang kali TERGUGAT mengancam
akan melakukan bunuh diri jika PENGGUGAT tidak memafkan TERGUGAT hal tersebut nyata-nyata
merupakan tekan/kekerasan secara psikis yang dilakukan terhadap diri PENGGUGAT dan anaknya;
e. Bahwa perbuatan TERGUGAT yang sering melakukan kekerasan psikis terhadap PENGGUGAT, adalah
perbuatan yang tidak mencerminkan sebagai kepala rumah tangga yang baik dan apabila hal ini dibiarkan
terus-menerus berlangsung maka akan berdampak negatif bagi kelangsungan hidup PENGGUGAT dan

Halaman 5 dari 8
perkembangan jiwa anaknya sebagaimana yang diamanatkan dalam UU Perkawinan dan Peraturan-peraturan
hukum yang lain serta norma adat dan kesusilaan yang berlaku di Indonesia;
f. Bahwa perbuatan yang dilakukan oleh TERGUGAT mengakibatkan ketakutan, trauma dan rasa tidak
nyaman bagi PENGGUGAT dan anaknya, yang mana apabila hal ini dibiarkan terus-menerus berlangsung
maka akan berdampak negatif bagi kelangsungan hidup PENGGUGAT dan perkembangan jiwa anak nya, dan
hal tersebut juga yang menjadi pertimbangan dan alasan bagi PENGGUGAT untuk mengajukan gugatan a
quo;
Berdasarkan uraian di atas membuktikan bahwa telah cukup alasan bagi PENGGUGAT untuk
mengajukan gugatan a quo karena telah memenuhi ketentuan Pasal 5 dan Pasal 7 Undang-Undang No. 23
Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, selain perbuatan tersebut juga
bertentangan dengan UU Perkawinan dan Peraturan-peraturan hukum yang lain serta norma agama, adat
dan kesusilaan yang berlaku di Indonesia.

8. Bahwa anak PENGGUGAT dan TERGUGAT merasa tidak nyaman ketika PENGGUGAT dan TERGUGAT
berada berdekatan, khawatir akan terjadi pertengkaran kembali sehingga anak tersebut merasa lebih nyaman
dengan kondisi yang sekarang berada dalam asuhan PENGGUGAT, dan merasa tenang tanpa ayah terbukti
sampai sekarang anak tersebut tidak pernah menanyakan keberadaan TERGUGAT;

9. Bahwa berdasarkan hal-hal yang PENGGUGAT uraikan di atas, PENGGUGAT tegaskan bahwa
PENGGUGAT merasa sudah tidak lagi mencintai TERGUGAT, dimana keduanya juga sudah pisah ranjang
dan pisah rumah, sehingga PENGGUGAT merasa bahwa perkawinannya dengan TERGUGAT sudah tidak
dapat dipertahankan lagi, dimana hal tersebut juga bertentangan dengan ketentuan undang-undang mengenai
sebuah perkawinan yang ideal dan baik yaitu:
UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (“UU Perkawinan”) yang berlaku di Indonesia, yang diantaranya pada
Pasal 1 UU Perkawinan menyebutkan sebagai berikut:
“Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri
dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Sedangkan Pasal 33 UU Perkawinan menyebutkan sebagai berikut:


“Suami isteri wajib saling cinta-mencintai, hormat menghormati, setia dan memberi bantuan lahir
bathin yang satu kepada yang lain”.

Dan pada Pasal 34 ayat (3) UU Perkawinan menyebutkan sebagai berikut:

Halaman 6 dari 8
“Jika suami atau isteri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat mengajukan gugatan kepada
Pengadilan”.

10. Bahwa yang terjadi dengan PENGGUGAT dan TERGUGAT telah sangat bertentangan dengan ketentuan-
ketentuan tersebut di atas, sehingga PENGGUGAT merasa tidak ada alasan lagi untuk mempertahankan
perkawinannya dan mohon agar perkawinan tersebut putus karena perceraian dengan segala akibat hukumnya;

11. Bahwa oleh karena dalil-dalil Jawaban TERGUGAT atas Gugatan PENGGUGAT tidak didasari oleh fakta-
fakta yang benar dan dasar-dasar hukum yang jelas dimana Jawaban TERGUGAT tidak dapat membantah
dalil-dalil Gugatan yang telah PENGGUGAT sampaikan, maka kami mohon kepada Majelis Hakim Yang
Mulia yang memeriksa serta mengadili perkara a quo untuk menolak dan/atau setidak-tidaknya
mengenyampingkan dalil-dalil Jawaban TERGUGAT untuk seluruhnya, kecuali yang telah secara tegas
diakui kebenarannya dan dinyatakan oleh PENGGUGAT.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PENGGUGAT dengan ini memohon kepada majelis hakim yang memeriksa dan
mengadili perkara a quo untuk memutus dengan amar sebagai berikut:

PRIMAIR
1. Mengabulkan gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya;

2. Menyatakan secara hukum perkawinan antara PENGGUGAT dan TERGUGAT yang dilangsungkan pada tanggal
16 Agustus 2003 di Gereja Sta. Perawan Maria Diangkat ke Surga (KATEDRAL) Jakarta, sesuai dengan Kutipan
Akta Perkawinan No. 173/U/JB/2003 dari daftar perkawinan StBld.1933 No.75 Jo.1936 No. 607 dan UU No. 1 th
1974 yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kotamadya Jakarta Barat, putus karena
perceraian dengan segala akibat hukumnya;

3. Menyatakan hak asuh anak yang bernama BENEDICTO DIPTASUTA, Umur 8 (delapan) tahun, jenis kelamin
Laki-laki, lahir di Jakarta, pada tanggal 19 Desember 2006 sesuai dengan Kutipan Akta Kelahiran No.
72/U/JB/2007 yang dikeluarkan oleh Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kotamadya Jakarta Barat,
Menjadi hak dan dibawah pengasuhan PENGGUGAT;

4. Menghukum TERGUGAT untuk membayar uang nafkah dan uang pendidikan kepada anak yang bernama
BENEDICTO DIPTASUTA, Umur 8 (delapan) tahun, untuk setiap bulannya dengan total sebesar Rp.
10.953.333,- (sepuluh juta sembilan ratus lima puluh tiga ribu tiga ratus tiga puluh tiga rupiah) perbulan nya per
bulan yang dibayarkan kepada PENGGUGAT paling lambat pada tanggal 2 (dua) setiap bulannya;

Halaman 7 dari 8
5. Memerintahkan Kantor Catatan Sipil Jakarta Barat untuk mencatatkan perceraian ini dalam suatu daftar perceraian
yang dibuat untuk itu;

6. Menghukum TERGUGAT untuk membayar seluruh biaya yang timbul dari perkara ini.

SUBSIDAIR
A T A U, apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Hormat kami,
BIMANTARA, IKHWAN & PARTNERS
ATTORNEYS & COUNSELLORS AT LAW
KUASA HUKUM PENGGUGAT

MUHAMMAD IKHWAN, S.H., M.Hum. ARIEF RACHMAN HAKIM, S.H.

YUDHI BIMANTARA, S.H., M.H.

Halaman 8 dari 8

Anda mungkin juga menyukai