Anda di halaman 1dari 20

KEPAILITAN DAN

PENUNDAAN KEWAJIBAN
PEMBAYARAN UTANG
• Dasar hukum kepailitan yaitu UU No.37 tahun 2004 tentang
kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang sebagai
pengganti UU No. 4 tahun 1998
• Pailit adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan peristiwa
keadaan berhenti membayar utang-utang debitur yang telah jatuh
tempo
• Pihak yang tergolong debitur atau seseorang yang dapat dinyatakan
pailit adalah:
a. Setiap orang yang menjalankan perusahaan atau tidak
menjalankan perusahaan
b.Badan hukum, baik yang berbentuk PT, firma, koperasi,
perusahaan negara dan badan-badan hukum lainnya
c. Harta warisan dari seseorang yang meninggal dunia dapat
dinyatakan pailit apabila orang yang meninggal dunia itu semasa
hidupnya berada dalam keadaan berhenti membayar utangnya,
atau harta warisannya pada saat meninggal dunia si pewaris tidak
mencukupi untuk membayar utangnya
Seorang debitur dikatakan pailit apabila telah
diputuskan oleh pengadilan niaga.
Pihak yang dapat mengajukan permohonan agar
seorang debitur dikatakan pailit adalah:
A. Debitur itu sendiri, debitur yang merupakan:
a) Bank, oleh Bank Indonesia
b) Perusahaan efek, bursa efek, lembaga penjamin
efek, oleh badan pengawas pasar modal
(Bapepam)
c) Perusahaan asuransi, dana pensiun, atau badan
usaha milik negara yang bergerak dibidang
kepentingan publik, oleh menteri keuangan
B. Para Kreditur
C. Kejaksaan, dapat sebagai pemohon karena khawatir debitur
akan:
• Melarikan diri
• Menggelapkan bagian dari harta kekayaan
• Mempunyai utang pada badan usaha milik negara atau
badan usaha lain yang menghimpun dana dari masyarakat
• Mempunyai utang yang berasal dari penghimpunan dana
masyarakat luas
• Tidak beritikad baik atau tidak kooperatif dalam
menyelesaikan masalah utang piutang yang telah jatuh
tempo
• Dalam hal lainnya menurut kejaksaan merupakan
kepentingan umum
Permohonan dapat diajukan ke panitera pengadilan niaga
pada pengadilan negeri, pengadilan niaga yang dimaksud
adl:
• Pengadilan dalam daerah tempat kedudukan hukum
debitur
• Jika debitur meninggalkan wilayah RI, pengadilan wilayah
hukum tempat tinggal atau kedudukan terakhir debitur
• Dalam hal debitur tidak berkedudukan didalam wilayah RI,
tetapi menjalankan profesi atau usahanya dalam wilayah
RI, pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat
kedudukan kantor debitur menjalankan profesi atau usaha
• Dalam hal debitur adalah suatu badan hukum, pengadilan
yang meliputi tempat kedudukan hukumnya sebagaimana
tertuang dalam anggaran dasar badan hukum tersebut
Tata Cara Permohonan Kepailitan
• Selama permohonan pailit belum ditetapkan oleh
pengadilan, setiap kreditur atau jaksa, bank
Indonesia, badan pengawas pasar modal atau
menteri keuangan yang mengajukan permohonan
dapat juga memohon kepada pengadilan untuk:
• Meletakkan sita jaminan terhadap sebagian atau
seluruh harta kekayaan debitur
• Menunjuk kurator sementara yang bertugas:
• Mengawasi pengelolaan usaha debitur
• Mengawasi pembayaran kepada para kreditor
• Mengawasi pengalihan atau penggunaan harta
kekayaan debitur
• Apabila dalam pemeriksaan terbukti bahwa debitur dalam
keadaan berhenti membayar, hakim akan menjatuhkan putusan
kepailitan kepada debitur. Putusan atau penetapan kepailitan
harus sudah dikeluarkan atau diucapkan paling lambat 30 hari
sejak tanggal pendaftaran permohonan kepailitan dan putusan ini
harus diucapkan dlm sidang terbuka untuk umum
• Kurator dalam jangka waktu lima hari mengumumkan dalam
berita negara RI dan sekurangnya dua surat kabar harian yang
ditetapkan hakim pengawas
• Panitera pengadilan menyelenggarakan suatu daftar umum untuk
mencatat setiap perkara kepailitan yang urut memuat:
• Ikhtisar putusan pailit atau pembatalan pailit
• Isi singkat perdamaian dan pengesahan
• Pembatalan perdamaian
• Jumlah pembagian dalam pemberesan
• Pencabutan kepailitan, Rehabilitasi, dan tanggalnya
• Selain dapat menetapkan debitur dalam keadaan pailit, hakim juga
dapat menetapkan kurator tetap dan hakim pengawas sepanjang
diminta oleh debitur, jika tidak meminta, balai harta peninggalan
(BHP) bertindak selaku kurator
• Kurator tetap yaitu perseorangan atau persekutuan perdata yang
berdomisili di Indonesia, yang memiliki keahlian khusus yang
dibutuhkan dalam rangka mengurus dan atau membereskan harta
pailit dan telah terdaftar pada kementerian yang lingkup dan
tanggung jawabnya dibidang hukum dan peraturan peundang-
undangan
• Tugas kurator adalah:
• Melakukan pengurusan atau pemberesan harta pailit (boedel
pailit)
• Melakukan perhitungan utang debitur dan jika dirasakan mampu
melakukan pembayaran terhadap utang debitur pailit
• Melakukan penyegelan terhadap harta pailit dengan seizin hakim
pengawas
Hakim Pengawas yaitu seorang hakim pengadilan yang dianggap
mampu menjalankan tugasnya. Tugas hakim pengawas:
• Memimpin rapat verifikasi
• Mengawasi pelaksanaan tugas dan memberi nasihat dan peringatan
kepada kurator/balai harta peninggalan atas pelaksanaan tugas
tersebut
• Menyetujui atau menolak daftar tagihan-tagihan yang diajukan oleh
para kreditur
• Meneruskan tagihan-taggihan yang tidak dapat diselesaikan dalam
rapat verifikasi kepada hakim pengadilan niaga yang telah memutus
perkara tersebut
• Mendengar saksi-saksi dan para ahli atas segala hal yang berkaitan
dengan kepailitan
• Memberikan izin atau menolak permohonan si pailit untuk bepergian
meninggalkan tempat kediamannya
• Menentkan hari perundingan pertama atau rapat verifikasi dengan
para kreditur
Hal-hal yang harus dibicarakan dalam rapat pertama adalah:
• Pencocokan utang, yaitu mencocokkan catatan jumlah
utang debitur pailit dengan catatan para kreditur
• menentukan kreditur konkuren, yaitu kreditur yang utama
dibayar, seperti:
• Para pekerja debitur pailit yang upahnya belum dibayar
• Para kreditur pemegang hak pertanggungan atas tanah
(HPAT)
• Mengadakan perdamaian. Hal yang perlu diusahakan agar
tercapai perdamaian atau persetujan para kreditur adalah:
pembayaran gaji, uang pesangon, dan uang penghargaan
masa kerja pekerja/buruh yang diberhentikan karena pailit
dan penundaan pembayaran utang debitur
• Upaya hukum terhadap keputusan kepailitan adalah kasasi atau
peninjauan kembali yaitu satu atau kedua belah pihak merasa
belum puas dengan isi putusan pengadilan
• Akibat hukum dari putusan kepailitan ialah hak debitur untuk
melakukan pengurusan dan penguasaan atas harta bendanya,
beralih ke tangan kurator atau BHP,
• Suatu kepailitan dapat dikatakan berakhir apabila terjadi
perdamaian dan insolvency.
• Debitur pailit berhak menawarkan suatu perdamaian kepada
semua kreditur. Rencana perdamaian tersebut dibicarakan dan
diambil keputusan segera setelah selesainya pencocokan
piutang
• Apabila lebih dari seperdua jumlah kreditur hadir dalam rapat
dan mewakili paling sedikit seperdua dari jumlah piutang
kreditur yang mempunyai hak suara, menyetujui untuk
menerima rencana perdamaian,
• Dalam jangka waktu paling sedikit 8 hari setelah pemungutan
suara pertama, diselenggarakan pemungutan suara kedua, dan
kreditur tidak terikat pada suara yang dikeluarkan pada
pemungutan suara pertama.
• Isi perdamaian yang termuat dalam berita acara perdamaian
harus dimohonkan pengesahan kepada pengadilan yang
mengeluarkan putusan kepailitan. Pengadilan harus
mengeluarkan penetapan pengesahan paling lambat tujuh hari
sejak dimulai sidang pengesahan
• Pengadilan menolak pengesahan apabila perdamaian itu tidak
cukup terjamin dan terjadi karena penipuan atau persekongkolan
dengan satu atau lebih kreditur atau karena upaya lain yang tidak
jujur dan tanpa menghiraukan apakah debitur dan pihak lain
bekerja sama untuk mencapai perdamaian
• Kreditur dapat menolak perdamaian ketika mengetahui ada
tujuan tertentu dan dapat mengajukan kasasi
• Insolvensi merupakan fase terakhir kepailitan. Insolvensi
adalah suatu kejadian dimana harta kekayaan (boedel)
pailit harus dijual lelang dimuka umum, yang hasil
penjualannya akan dibagikan kepada para kreditur sesuai
dengan jumlah piutang yang disahkan dalam akor
(perdamaian)
• Dengan adanya insovensi, kurator atau BHP mulai
mengambil tindakan menyangkut pemberesan harta pailit:
• Melakukan pelelangan atas seluruh harta pailit dan
melakukan penagihan terhadap piutang-piutang si pailit,
• Penjualan harta pailit dapat dilakukan dibawah tangan
sepanjang mendapat persetujuan dari hakim komisaris
• Melanjutkan pengelolaan perusahaan si pailit apabila
dipandang menguntungkan, pengelolaan itu harus
mendapat persetujuan hakim komisaris
• Membuat daftar pembagian berisi: jumlah uang
yang diterima dan dikeluarkan selama kepailitan,
nama-nama kreditur dan jumlah tagihan yang
disahkan, pembayaran yang akan dilakukan
terhadap tagihan tersebut
• Melakukan pembagian atas seluruh harta pailit yang
telah dilelang atau diuangkan itu
• Apabila insolvensi sudah selesai dan para kreditur
sudah menerima piutang sesuai dengan yang
disetujui, kepailitan itu dinyatakan berakhir. Debitur
kemudian akan kembali dalam keadaan semula dan
tidak lagi berada dibawah pengawasan kurator/BHP
Penundaan Kewajiban Pembayaran utang
• Debitur yang tidak dapat memperkirakan bahwa ia tidak dapat
melanjutkan membayar utang-utangnya yang sudah jatuh
tempo, dapat memohon penundaaan kewajiban pembayaran
utang dengan maksud untuk mengajukan rencana perdamaian
• Rencana perdamaian meliputi tawaran pembayaran seluruh
atau sebagian utang kepada para kreditor
• Permohonan penundaan pembayaran itu diajukan oleh
debitur dan kreditur kepada pengadilan oleh penasehat
hukumnya disertai dengan daftar yang memuat sifat, jumlah
piutang dan utang debitur beserta surat bukti secukupnya
• Surat permohonan dan lampiran tersebut diletakkan di
kepaniteraan pengadilan agar dapat dilihat oleh semua pihak
yang berkepentingan
Prosedur permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang:
• Setelah pengadilan menerima permohonan penundaan kewajiban
pembayaran utang, jangka waktu tiga hari pengadilan mengabulkan
permohonan sementara dengan memberikan izin penundaan
pembayaran. Pengadilan akan mengangkat hakim pengawas dan
pengurus yang bersama debitur akan mengurus kepentingan debitur
dan kreditur
• Pengurus mengumumkan putusan penundaan kewajiban
pembayaran utang sementara dalam berita negara RI, dan dua surat
kabar harian yang ditunjuk oleh hakim pengawas,
• Pengumuman tersebut memuat undangan untuk hadir dalam
persidangan yang merupakan rapat permusyawaratan hakim berikut
tanggal, nama hakim pengawas dan nama serta alamat pengurus.
• Hakim pengadilan paling lambat 45 hari melalui panitera harus
memanggil para kreditur, debitur dan pengurus untuk diadakan
sidang
• Dalam sidang tersebut akan diadakan pemungutan suara,
• Permohonan penundaan pembayaran utang akan dikabulkan apabila
disetujui lebih dari seperdua kreditur konkuren yang hadir, mewakili
paling sedikit dua pertiga bagian dari seluruh tagihan yang diakui atau
yang sementara diakui dari kreditur konkuren atau kuasanya yang hadir
dalam sidang tersebut,
• Persetujuan lebih dari seperdua jumlah kreditur yang piutangnya
dijamin dengan gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotik atau
agunan atas kebendaan lainnya yang hadir sedikitnya dua pertiga bagian
dari seluruh tagihan kreditur atau kuasanya yang hadir dalam sidang
tersebut
• Permohonan penundaan pembayaran utang tidak akan dikabulkan
apabila:
• Adanya alasan yang mengkhawatirkan bahwa debitur selama
penundaan pembayaran akan mencoba merugikan kreditur-
krediturnya
• Tidak ada harapan bagi debitur selama penundaan kewajiban
pembayaran utang dan setelah itu semua kreditur
Setelah pengadilan mengabulkan penundaan kewajiban
pembayaran utang, panitera pengadilan mengadakan daftar
umum perkara penundaan kewajiban pembayaran utang dengan
mencantumkan setiap penundaan kewajiban pembayaran utang
diantaranya
• Tanggal putusan penundaan dan kutipan putusan pengadilan
yang menetapkan penundaan kewajiban pembayaran utang
sementara maupun tetap dan perpanjangannya
• Nama hakim pengawas dan pengurus yang diangkat
• Ringkasan isi perdamaian dan pengesahan perdamaian
tersebut oleh pengadilan dan pengakhiran perdamaian
Dalam putusan hakim yang mengabulkan penundaan kewajiban
pembayaran utang tetap, ditetapkan pula lamanya waktu
penundaan kewajiban pembayaran utang paling lama 270 hari
terhitung sejak penundaan kewajiban pembayaran utang
sementara ditetapkan
Sepanjang waktu penundaan pembayaran, atas permintaan pengurus,
kreditur, hakim pengawas atau prakarsa pengadilan, penundaan kewajiban
pembayaran utang dapat diakhiri dengan alasan-alasan:
• Debitur selama waktu penundaan kewajiban pembayaran utang
beritikad tidak baik melakukan pengurusan terhadap hartanya
• Debitur mencoba merugikan para kreditur
• Debitur tidak dapat melakukan tindakan kepengurusan atau
memindahkan hak atas sesuatu bagian dari hartanya
• Debitur lalai melakukan kewajiban yang ditentukan oleh pengadilan dan
yang disyaratkan oleh pengurus
• Keadaan harta debitur selama penundaan pembayaran tidak
memungkinkan lagi untuk melakukan kewajiban pada waktunya
Dengan dicabutnya penundaan kewajiban pembayaran utang, hakim dapat
menetapkan si debitur dalam keadaan pailit sehingga ketentuan kepailitan
berlaku bagi debitur
Namun apabila akor diterima harus dimintakan pengesahan kepada hakim,
dengan tercapainya penyelesaian melalui perdamaian (akor) yang telah
disahkan, berakhirlah penundaan kewajiban pembayaran utang
Akor Penundaan Pembayaran Kepailitan Akor Kepailitan
Diajukan pada saat atau setelah Diajukan setelah adanya
permohonan penundaan pembayaran putusan hakim
Dilakukan pada sidang pengadilan Dibicarakan pada saat rapat
memeriksa permohonan penundaan verifikasi, yaitu setelah
pembayaran adanya putusan pengadilan

Harus disetujui setengah dari jumlah Harus disetujui oleh dua


kreditur konkuren yang diakui atau pertiga dari kreditur
sementara diakui yang hadir pada rapat konkuren yang mewakili tiga
permusyawaratan hakim, yang bersama- perempat jumlah semua
sama mewakili dua pertiga bagian dari tagihan yang tidak
seluruh tagihan yang diakui atau sementara mempunyai tagihan
diakui dari kreditur konkuren atau kuasanya istimewa
yang hadir dalam rapat dan mewakili tiga
perempat dari jumlah piutang yang diakui

Kekuatan mengikatnya berlaku pada semua Hanya berlaku bagi kreditur


kreditur (baik konkuren maupun prepent) konkuren

Anda mungkin juga menyukai