HUKUM KEPAILITAN
Oleh :
HUKUM KEPAILITAN
• Apakah Pailit itu?
• Ketidakmampuan debitur untuk membayar utangnya
yang sudah jatuh tempo dan dapat ditagih. Seseorang
debitur baru dapat dikatakan berada dalam keadaan
pailit, jika ia telah diputus oleh Pengadilan.
• Hari : hari kalender. Jika jatuh hari Minggu atau libur,
berlaku hari berikutnya.
• Tenggang waktu : dihitung tanpa memasukkan hari
mulainya.
HUKUM KEPAILITIAN
• Kepailitan : sita umum atas semua kekayaan
debitur pailit yang pengurusan dan
pemberesannya dilakukan oleh kurator di
bawah pengawasan Hakim Pengawas.
• Kurator : BHP atau orang perorangan yang
diangkat oleh Pniaga untuk mengurus dan
membereskan harta debitur pailit di bawah
pengawasan Hakim Pengawas.
TUJUAN KEPAILITAN
• Kepailitan : Lembaga Hukum Perdata Eropa,
realisasi dua asas pokok Ps 1131 dan 1132
KUHPerdata.
HUKUM KEPAILITAN (lanjutan)
• Yang berhak mengajukan pailit?
1. Debitur sendiri;
2. Seorang kreditur atau lebih;
3. Kejaksaan untuk kepentingan umum;
4. Bank Indonesia, jika debiturnya bank;
5. Bapepam, jika debiturnya PE, Bursa Efek, LKP, LPP;
6. Menkeu, jika debiturnya Pers Asuransi, Pers
Reasuransi, Dana Pensiun, BUMN bidang
kepentingan publik.
TUJUAN KEPAILITAN (lanjutan)
• Asas yang terkandung dalam kedua Ps tersebut:
1. Apabila debitur tidak membayar utangnya dengan sukarela
walaupun telah ada putusan pengadilan yang menghukumnya
supaya melunasi utangnya atau karena tidak mampu untuk
membayar seluruh hutangnya, maka seluruh harta bendanya
disita untuk dijual dan hasil penjualan itu dibagi-bagikan kepada
semua krediturnya menurut besar kecilnya piutang masing-
masing, kecuali ada alasan-alasan yang sah untuk didahulukan;
2. Semua kreditur mempunyai hak yang sama;
3. Tidak ada nomor urut dari para kreditur yang didasarkan atas
timbulnya piutang mereka.
TUJUAN KEPAILITAN (lanjutan)
• Pernyataan pailit bertujuan : (1) untuk
mendapatkan penyitaan umum atas kekayaan
si berutang, yaitu segala harta benda si
debitur disita atau dibekukan untuk
kepentingan semua krediturnya; (2) Menjamin
agar budel dibagi sesuai asas pari pasu
(proporsional sesuai 1132 KUHPdt); (3)
Melindungi debitur yang beritikad baik.
TUJUAN KEPAILITAN (lanjutan)
• (4) untuk menghindarkan kreditur pada waktu bersamaan
meminta pembayaran kembali piutangnya dari si debitur;
(5) Menghindari kreditur dengan hak istimewa menuntut
hak-haknya dengan cara menjual sendiri barang milik
debitur, tanpa memperhatikan kepentingan kreditur
lainnya; (6) Menghindarkan kecurangan-kecurangan yang
dilakukan oleh si debitur sendiri, misalnya debitur
melarikan atau menghilangkan semua harta kekayaannya
dengan maksud melepaskan tanggung jawabnya terhada
para kreditur, sehingga para kreditur tidak akan
mendapatkan apa-apa.
Kepailitan di Amerika Serikat
• Di Amerika Serikat, Bankruptcy Law dirancang untuk
memaksa agar debitur tidak dapat menggelapkan harta
kekayaannya.
• Historically the bankruptcy law was not concerned with
benefiting the debtor as much as it was its benefiting
the debtor’s creditor. In its origin, the law was designed
to compel fraudulent debtors to bring theiur property
into court and to pay it to their creditor, thus preventing
them from concealing their property on from paying it
to only some of their creditor.
Kepailitan di AS
• The Bankruptcy Act has several major purpose. One is to assure that
the debtor’s property is fairly distributed to the creditors and that
some of the creditors do not obtain unfair advantage over theothers.
At the same time, the act is designed to protect all of the creditors
against action by the debtor that would unreasinably diminish the
debtor’s assets to which they are entitled. The Act also provides the
honest debtor with a measure of protection against the demands for
payment by creditor. Under some circumstances the debtor is given
additional time to pay the creditors free of pressure that the creditors
might – otherwise exers if a debtor makes a full and honest
accounting of his or her assets and liabilities and deals fairly with the
creditors the debtor may have most. If not all, of the debts discharge
and thus have a fresh start.
SYARAT-SYARAT KEPAILITAN
• Pailit (failliet = Belanda; to fail = Inggris; bankrupt,
bankruptcy = Inggris) berarti pemogokan pembayaran atau
kemacetan pembayaran.
• Debitur akan dinyatakan pailit jika ia mempunyai dua atau
lebih kreditur dan tidak membayar lunas sedikitnya satu
utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, atas
permohonan sendiri atau satu atau lebih kreditur.
• Putusan pailit akan diucapkan hakim, bila secara sumir
terbukti adanya peristiwa atau keadaan yang
menunjukkan adanya keadaan berhenti membayar dari
debitur.
• Sumir terbukti berarti untuk pembuktian tidak berlaku
peraturan pembuktian yang biasa (Buku IV KUHPerdata)
Kriteria Keadaan Berhenti Membayar
• Apa yang menjadi ukuran atau norma bagi “keadaan berhenti
membayar” itu?
• Pedoman yang disepakati : Untuk pernyataan kepailitan tidak perlu
ditunjukkan bahwa debitur tidak mampu untuk membayar itu sebagai
akibat dari tidak mampu atau tidak mau membayar.
• Dalam yurisprudensi : membayar tidak selalu berarti menyerahkan
sejumlah uang. Membayar berarti memenuhi suatu perikatan artinya
dapat berujud menyerahkan barang.
• Berhenti membayar tidak harus diartikan “near de letter”. Yakni
debitur berhenti sama sekali untuk membayar hutang-hutangnya,
melainkan bahwa debitur pada waktu diajukan permohonan pailit
berada dalam keadaan tidak membayar utang-utangnya (Putusan
Pengadilan Tinggi Bandung No. 171/1973/Perd/PTB, Tgl : 31 Juli 1973).
Kriteria Keadaan Berhenti
Membayar
• Ada yang berpendapat perlu diatur batas minimum
hutang yang dapat dimintakan pailit, dengan argumen
untuk melindungi kepentingan kreditur yang lebih besar.
• Ada yang berpendapat putusan pailit seyogyanya
berdasarkan persetujuan kreditur mayoritas, dengan
argumen untuk melindungi kreditur besar atau mayoritas.
• Ada yang berpendapat seyogyanya yang dapat dipailitkan
adalah debitur yang benar-benar dalam keadaan
insolvensi (seperti AS), untuk melindungi kepentingan
kreditur lain.
Asas yang dianut Indonesia
• Asas yang dianut UUK Indonesia sama seperti yang
dianut FV, yi : keadaan berhenti membayar berarti pada
saat dimohonkan pailit, debitur berada dalam keadaan
tidak membayar hutang.
• Tidak membayar hutang itu tidak peduli karena tidak
mampu atau tidak mau.
• Jika debitur keberatan dengan permohonan pailit
terhadap dirinya karena nilai hutangnya kecil, ia dapat
langsung menyelesaikan pada saat perkara diperiksa
hakim dan dapat mengakibatkan pailit tidak dijatuhkan.
Yurisprudensi Keadaan Berhenti Membayar