BAB VIII
LIKUIDASI PERSEROAN
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002211
179
apabila kepailitan tersebut disetujui oleh pengadilan niaga. Oleh karena itu sesuai dengan
ketentuan pasal dalam pasal 1132 KUHP Perdata yang menyatakan bahwa pembagian
kekayaan debitur antara para krediturnya harus dilakukan secara pari passu rata parte
yang berarti bahwa proses pembagiannya dilakukan tanpa menentukan prioritas atau
dengan kata lain para kreditur mendapatkan kesempatan yang sama sesuai dengan
besarnya tagihan mereka masing-masing (proporsional).
Bagi debitur, kepailitan meliputi seluruh kekayaan milik debitur pada saat putusan
pernyataan pailit ditetapkan dan juga mencakup seluruh kekayaan yang diperoleh debitur
selama masa berlangsungnya kepailitan, semisal karena hibah atau warisan. Sejak putusan
pernyataan pailit dinyatakan oleh Pengadilan Niaga, pengurusan dan pemberesan atas
kekayaan debitur ditugaskan kepada kurator dengan didampingi oleh Hakim Pengawas
yang ditunjuk dari Hakim Pengadilan yang bertugas mengawasi pengurusan dan
pemberesan oleh kurator. Apabila debitur maupun kreditur tidak mengajukan usul
pengangkatan kurator, maka Balai Harta Peninggalan bertindak selaku kurator. Sedangkan
bagi kreditur, mereka memiliki hak yang sama atas hasil eksekusi kekayaan debitur.
Bila ada putusan pernyataan pailit dibatalkan sebagai akibat kasasi atau peninjauan
kembali, maka kepailitan debitur berakhir. Pembatalan putusan pernyataan pailit tersebut
tidak mempengaruhi keabsahan perbuatan yang telah dilakukan oleh kurator sebelum atau
pada tanggal kurator menerima pemberitahuan tentang putusan pembatalan tersebut.
Dengan berakhirnya kepailitan, debitur sepenuhnya berhak untuk melakukan perbuatan
pengurusan dan pengalihan hak atas kekayaanya. Berakhirnya kepailitan tidak berarti
membebaskan debitur dari hutang-hutang yang belum dilunasi. Setiap kreditur yang
piutangnya belum sepenuhnya dilunasi berhak untuk menuntut pembayaran kepada
debitur yang kepailitannya telah berakhir.
LIKUIDASI
Likuidasi merupakan akyivitas lanjutan apabila debitur pailit tidak dapat menunjukkan
pada pengadilan niaga yang memiliki otoritas untuk menghentikan kepailitan. Tujuan
utama dari likuidasi adalah melakukan pengurusan dan pemberesan atas harta pailit.
Proses likuidasi juga mengacu pada Perpu No. 1 tahun 1998 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang tentang Kepailitan.
Dalam pernyataan pailit yang ditentukan oleh pengadilan niaga sudah harus
ditentukan adanya Hakim Pengawas dan Kurator. Sebelum melakukan pengurusan dan
pemberesan, pengadilan wajib untuk mendengar nasihat dari Hakim Pengawas karena
Hakim Pengawas adalah pihak yang memiliki tugas untuk mengawasi proses pengurusan
dan pemberesan harta pailit. Hakim Pengawas perlu melakukan penahanan terhadap
debitur pailit. Penahanan tersebut dapat ditangguhkan apabila ada jaminan bahwa debitur
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002211
180
akan selalu hadir apabila ada panggilan dari pengadilan. Kemudian Balai Harta
Peninggalan melakukan uraian mengenai harta pailit dan melakukan penilaian terhadap
harta tersebut. Operasional pengurusan dan pemberesan harta pailit dilakukan oleh
kurator. Kurator adalah perorangan atau persekutuan perdata yang berdomisili di wilayah
Indonesia yang memiliki keahlian khusus untuk melakukan pengurusan dan pemberesan
harta pailit dan telah terdaftar di Departemen Kehakiman. Setiap 3 bulan kurator
berkewajiban untuk menyampaikan laporan kepada hakim pengawas yang berisi keadaan
harta pailit dan kemajuan dari pelaksanaan pengurusan dan pemberesan harta pailit.
Para kreditur yang memiliki piutang pada debitur pailit dapat membentuk suatu oanitia
sementara. Panitia para kreditur ini memberikan nasihat kepada Balai Harta Peninggalan
(kurator) dan membantu proses pengawasan. Meskipun panitia para kreditur tersebut
dapat memberikan nasihat kepada kurator, tetapi kurator tidak terikat dengan nasihat
tersebut.
Debitur pailit berhak untuk menawarkan perdamaian kepada semua kreditur secara
bersamaan. Perdamaian ini dapat diterima apabila disetujui dalam rapat kreditur oleh lebih
dari 50% jumlah kreditur yang hadir dalam rapat yang mewakili 2/3 dari jumlah seluruh
piutang yang diakui atau yang untuk sementara diakui dari kreditur. Apabila perdamain
yang ditawarkan oleh debitur ditolak maka debitur tidak boleh menawarkan lagi
perdamaian baru.
Bila dalam rapat pencocokan hutang-piutang tidak ditawarkan perdamaian, atau bila
perdamaian yang ditawarkan telah ditolak atau pengesahan perdamaian tersebut pasti
ditolak, maka harta pailit berada dalam keadaan tidak mampu membayar. Kondisi ini
menuntut dilanjutkannya proses pailit dengan proses likuidasi. Sebelum melakukan
likuidasi, kurator melakukan inventarisasi terhadap kekayaan dan kewajiban debitur pailit.
Kurator melakukan inventarisasi terhadap kekayaan dan kewajiban berdasarkan neraca
penutupan per tanggal izin usaha dicabut dan diaudit oleh akuntan publik. Setelah proses
inventarisasi selesai maka tim likuidasi yang dibentuk akan menyusun rencana likuidasi
dan tata cara pencairan harta.
Dalam melakukan penjualan assets hal-hal berikut ini harus diperhatikan:
1. Aset tidak memiliki cacat hukum dan marketable
2. Harga patokan adalah penilaian dari independen appraisal
3. Diupayakan lebih dari satu penawar
4. Penawaran secara tertulis
5. Keputusan penjualan di pusat dan diputuskan setelah mendapatkan
persetujuan dari seluruh anggota tim likuidasi.
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memproses kepailitan tersebut dibebankan pada
tiap bagian harta pailit.
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002211
181
Ekuitas
Modal Saham 200.000.000
Laba Ditahan -187.000.000
Total Ekuitas 13.000.000
Total Kewajiban dan Ekuitas 180.000.000
Peraga 18-1 Neraca pada saat Mengajukan Pernyataan Pailit kepada Pengadilan Kepailitan
Diharapkan aktiva PT Serba Salah dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu tiga bulan
dan nilai yang dapat direalisasikan akan sebagai berikut :
Kas Rp 3.000.000
Surat berharga 7.000.000
Piutang dagang 22.000.000
Persediaan (setelah dikurang
biaya penjualan) 55.000.000
Biaya dibayar dimuka -
Tanah dan bangunan 60.000.000
Peralatan -
Aktiva tak berwujud 12.000.000
159.000.000
Aktiva yang dijaminkan untuk klaim kreditur di-offset terhadap klaim kreditur yang
dijamin pada kelompok aktiva dalam laporan keuangan likuidasi. Selisih lebih nilai aktiva
yang dijaminkan dapat direalisasi atas klaim yang berhubungan dicatat pada kolom kanan
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002211
183
dari laporan untuk menunjukkan jumlah yang tersedia untuk kreditur yang tidak dijamin.
Selisih lebih klaim kreditur yang dijamin atas nilai realisasi aktiva yang dijaminkan sebagai
jaminan menunjukkan bahwa klaim tersebut hanya dijamin sebagian. Bagian yang tidak
dijamin ditunjukkan pada bagian hutang dari laporan sebagai klaim yang tidak dijamin
dan tidak diprioritaskan. (Perhatikan bahwa offset untuk kreditur yang dijamin sebagian
ditunjukkan baik pada bagian aktiva maupun kewajiban dari laporan tersebut).
Jumlah defisiensi yang diperkirakan Rp 8.000.000 ditunjukan dalam laporan keuangan
sebagai angka penyeimbagan yang mencerminkan selisih lebih klaim yang tidak dijamin
atas jumlah yang diharapkan tersedia bagi pemilik klaim tersebut. Alternatif lain, defisiensi
yang diperkirakan Rp 8.000.000 dapat dihitung dengan mengurangkan nilai aktiva yang
dapat direalisasi dari total kewajiban Rp 21.000.000 (yakni Rp 167.000.000–Rp
159.000.000) atau dengan mengurangkan kerugian aktiva yang diperkirakan Rp
21.000.000 (yakni nilai buku Rp 159.000.000 nilai yang dapat direalisasikan Rp
180.000.000) dari modal saham Rp. 13.000.000, seperti ditunjukan dalam neraca historis.
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002211
184
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002211
185
Kas 3.000.000
Surat-surat berharga 7.000.000
Piutang dagang 25.000.000
Persediaan 50.000.000
Biaya dibayar dimuka 4.000.000
Tanah 15.000.000
Bangunan 40.000.000
Peralatan 30.000.000
Aktiva tak berwujud 6.000.000
Hutang dagang 65.000.000
Hutang Gaji 13.000.000
Hutang pajak properti 2.000.000
Hutang wesel-bank 25.000.000
Hutang wesel-pemasok 7.000.000
Hutang hipotik 50.000.000
Modal harta pailit 13.000.000
Untuk mencatat kustodi PT Serba Salah dalam proses likuidasi
Setelah membukukan kustodi harta pailit, tim likuidasi mencatat keuntungan dan
kerugian dan biaya likuidasi langsung pada perkiraan modal harta pailit. Aktiva dan
kewajiban yang tidak tercatat ditemukan oleh tim likuidasi juga masuk dalam perkiraan
modal harta pailit. Untuk membedakan aktiva dan kewajiban yang termasuk dalam harta
pailit awal dengan yang dibeli karena likuidasi, aktiva, dan kewajiban dicatat setelah harta
pailit dibebankan pada tim likuidasi diidentifikasi sebagai ‗‘baru‘‘.
Transaksi dan peristiwa selama bulan pertama likuidasi PT Serba Salah dijelaskan dan
jurnal umum untuk mencatatnya dalam buku tim likuidasi diberikan sebagai berikut :
1 Diterima tagihan untuk biaya utilitas yang sebelumnya tidak tercatat sebesar Rp500.000.
Modal harga pailit 500.000
Hutang biaya utilitas— 500.000
baru
2 Aktiva tak berwujud dihilai tidak berharga dan dihapuskan
Modal harta pailit 6.000.000
Aktiva tak berwujud 6.000.000
3 Semua item persediaan terjual seharga Rp48.000.000, dimana Rp18.000.000 secara kredit
dan Rp30.000.000 secara tunai
Kas 30.000.000
Piutang dagang—baru 18.000.000
Modal harta pailit 2.000.000
Persediaan 50.000.000
4 Peralatan dijual tunai sebesar Rp.14.200.000
Kas 14.200.000
Modal harta pailit 15.800.000
Peralatan 30.000.000
5 Gaji dan pajak bumi bangunan yang terhutang pada tanggal 1 Agustus dibayar
Hutang gaji 13.000.000
Hutang PBB 2.000.000
Kas 15.000.000
6 Tanah dan bangunan terjual seharga Rp64.000.000 tunai, dan hutang hipotik serta hutang
bunga yang berhubungan yang dibayar.
Kas 64.000.000
Tanah 15.000.000
Bangunan 40.000.000
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002211
186
Setelah transaksi dan peritiwa sampai tanggal 31 Agustus dimasukkan dalam buku tim
likuidasi, laporan keuangan dapat dibuat jika dibutuhkan untuk menunjukkan kemajuan
likuidasi dan posisi keuangan tanggal 31 Agustus 19X2.
Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Kas. Laporan ini dibuat langsung dari jurnal
perkiraan kas yang muncul dalam bentuk sebagai berikut :
KAS
Saldo, 1 Agustus 19X2 3.000.000 Gaji dan pajak bumi
Persediaan terjual 30.000.000 dan bangunan 15.000.000
Peralatan terjual 14.200.000 Pembayaran hipotik dan bunga 55.000.000
Tanah dan banguna terjual 64.000.000 Wesel bank dan bunga 21.000.000
Pengembalian asuransii 1.000.000 Biaya administratif 3.000.000
Piutang dagang 21.000.000 saldo 39.200.000
133.200.000 133.200.000
Saldo, 31 Agustus 19X2 39.200.000
Peraga 18-3 menggambarkan laporan interim penerimaan kas dan pengeluaran kas
tim likuidasi untuk periode 1 Agustus 19X2. Karena semua pengeluaran memerlukan
persetujuan pengadilan, laporan sebaiknya merupakan ikhtisar keuangan yang berguna.
Laporan Perubahan Modal Harta Pailit. Data yang termuat dari perkiraan moda harta pailit
menjadi dasr untuk pembuatan laporan perubahan modal hartapailit (atau defisit).
Perkiraan tersebut nampak dalam ikhtisar sebagai berikut :
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002211
187
Peraga 18-4 menggambarkan perubahan dalam modal harta pailit PT Serba Salah
untuk periode 1 Agustus sampai 31 Agustus 19X2. Perhatikan bahwa laporan itu
memisahkan keuntungan dan kerugian atas realisasi aktiva dari biaya yang berhubungan
dalam melikuidasi perusahaan.
Neraca. Neraca dibuat langsung dari buku saldo buku besar tim likuidasi dan disajikan
dalam Peraga 18-5. Dua jumlah penting yang muncul di neraca—kas dan defisit harta
pailit didukung oleh jumlah dari laporan penerimaan kas dan pengeluaran kas (peraga18-
3) dan perubahan dalam modal harta pailit (peraga 18-4). Laporan yang disajikan pada
Peraga 18-3, 18-4, 18-5 adalah dalam bentuk yang sangat dikenal oleh akuntan, tapi anda
akan ingin untuk membandingkan laporan keuangan ini dengan laporan tradisional
realisasi dan likuidasi yang disajikan dalam Peraga 18-6.
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002211
188
Laporan realisasi dan likuidasi Tujuan memperkenalkan laporan realisasi dan likuidasi
dalam bab ini adalah untuk membuat para pembaca sadar akan laporan dan pengunaan
serta keterbatasannya. Laporan ini tidak wajib dibuat, tapi akan berguna untuk
memberikan informasi kepada pengadilan.
Laporan realisasi dan likuidasi adalah sebuah laporan aktivitas yang ditujukan untuk
menggambarkan kemajuan proses likuidasi. Tujuan sebenarnya adalah memberikan
keterangan kepada pengadilan perkara pailit dan kreditur yang berkepentingan. Laporan
realisasi dan likuidasi untuk PT Serba Salah disajikan pada perga 18-6. Laporan tersebut
ditampilkan dalam bentuk tradisional, kecuali penjelasan dalam kurung pada beberapa
kategori.
PT SERBA SALAH
NERACA PER 31 AGUSTUS 19X2
Kas 39.200.000
Surat berharga 7.000.000
Piutang dagang-baru 18.000.000
Biaya dibayar dimuka 3.000.000
Total aktiva 67.200.000
Kewajiban dan Defisit
Hutang dagang 65.000.000
Hutang utilitas - ditemukan 500.000
Hutang biaya tim likuidasi - baru 2.000.000
Hutang wesel-bank (porsi tak terjamin) 6.000.000
Hutang wesel-pemasok 5.000.000
Total Kewajiban 78.500.000
Dikurang: defisit harta pailit 11.300.000
Total kewajiban dikurangi defisit 67.200.000
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002211
189
Pemeriksaan pada Laporan Likuidasi dan Realisasi PT Serba Salah menunjukkan bahwa
laporan tersebut rumit dan bentuknya tidak umum. Tambahan lagi, logika penyusunan
laporan tersebut tidak langsung terlihat. Dengan pertimbangan ini bersama dengan fakta
bahwa laporan menghasilkan kerja yang buruk dalam memperlihatkan kemajuan likuidasi,
mengakibatkan kemunduran laporan. Meskipun sebagai bentuk alternatif laporan telah
diajukan, banyak yang merasa bahwa laporan keuangan dasar dengan skedul pendukung
menghasilkan lebih banyak informasi yang berhubungan dengan aktivitas likuidasi.
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002211
190
Penyelesaian Masalah
Selama bulan September 19X2, Tim Likuidasi PT Serba Salah berhasil menagih piutang
dagang RRp 18.000.000, menjual syrat berharga sebesar Rp 7.300.000, menjual
perlengkapan (termasuk dalam biaya dibayar dimuka) untuk tahun 19X5, menghapus
biaya dibayar dimuka yang tersisa, dan mendistribusikan kas sebagai akhir likuidasi harta
pailit tersebut. Jurnal dalam buku tim likuidasi untuk mencatat transaksi dan peristiwa
tersebut adalah sebagai berikut :
Kas 18.000.000
Piutang dagang-baru 18.000.000
Penagihan seluruh piutang
Kas 7.300.000
Surat-surat berharga 7.000.000
Modal harta pailit 300.000
Penjualan surat berharga secara tunai
Kas 995.000
Modal harta pailit 2.005.000
Biaya dibayar dimuka 3.000.000
Penjualan perlengkapan dan penghapusan biaya dibayar dimuka
Setelah jurnal tersebut dimasukan ke dalam pembukuan tim likuidasi, saldo, perkiraan
adalah sebagai berikut :
Debit Kredit
Kas 65.495.000 -
Hutang dagang - 65.000.000
Hutang utilitas - 500.000
Hutang biaya tim likuidasi-baru - 2.000.000
Hutang wesel-bank - 6.000.000
Hutang wesel-pemasok - 5.000.000
Modal harta pailit 13.005.000 -
78.500.000 78.500.000
Karena biaya tim lokuidasi merupakan tagihan prioritas maka dibayar penuh dan klaim
yang tersisa sebesar Rp 76.500.000 (semua kreditur rangking pertama yang tidak
terjamin) menerima Rp 0,83 (Rp 63.495.000 : Rp 76.500.000) dalam penyelesaian akhir
klaim mereka. Jurnal untuk mencatat distribusi kas adalah :
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002211
191
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002211