Anda di halaman 1dari 18

KEPAILITAN

Dr. H. Cheristiyanto, SE. M,Pd


Nama kelompok :
1.Rina Diyah Saputri ( 3.3.20.011)
2.Putri Anggie Pratiwi (3.3.20.017)
3.Nurul Faoziyatunnisa (1.4.20.063)
4.Tiara Nurul Aisyah (1.5.20.004)
5.Laela Tyassyafitri (1.5.20.015)
6.Uzlifat Rizki Afiana (1.5.20.011)
PENGERTIAN KEPAILITAN
Kepailitan merupakan suatu proses dimana seorang
debitur yang mempunyai kesulitan keuangan untuk
membayar hutangnya dinyatakan pailit oleh Pengadilan
Niaga, dikarenakan debitur tersebut tidak dapat
membayar hutangnya.
Pengertian kepailitan adalah suatu sitaan umum yang
dijatuhkan oleh pengadilan khusus, dengan permohonan
khusus, atas seluruh asset debitur yang mempunyai lebih
dari satu hutang, dimana debitur dalam keadaan berhenti
membayar hutang-hutangnya sehingga debitur segera
membayar hutang tersebut.
DASAR HUKUM KEPAILITAN
1. UU No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Hutang Asas-asas Kepailitan :
a. Asas Keseimbangan
b. Asas Kelangsungan Usaha
c. Asas Keadilan
d. Asas Integrasi
2. UU No. 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan
3. UU No. 42 Tahun 1992 Tentang Jaminan Fiducia
4. Pasal 1 131 – 1134 KUHPerdata
5. UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
6. UU No. 19 Tahun 2003 Tentang Mengatur Mengenai BUMN, UU No. 8
Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, UU No. 6 Tahun 2001 Tentang Yayasan,
dan UU No. 25 Tahun 1992 Tentang Koperasi.
Syarat-Syarat Kepailitan
1. Debitur yang mempunyai dua atau lebih kreditor
dan tidak membayar lunas sedikitnya satu utang
yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih,
dinyatakan pailit dengan putusan Pengadilan, baik
atas permohonannya sendiri maupun atas
permohonan satu atau lebih kreditornya.
2. Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat 1
dapat dijadikan oleh kejaksaan untuk kepentingan
umum.
3. Debitor adalah bank, permohonan pernyataan pailit
hanya dapat diajukan oleh Bank Indonesia.
Syarat-Syarat Kepailitan
4. Debitor adalah Perusahaan Efek, Bursa Efek,
Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian, permohonan
dinyatakan pailit dan hanya diajukan oleh Badan
Pasar Modal.

5. Debitor adalah Perusahaan Asuransi, Perusahaan


Reasuransi, Dana Pensiun atau BUMN yang
bergerak dibidang kepentingan public, permohonan
pernyataan pailit hanya dapat diajukan oleh
Menteri Keuangan.
Pihak Yang Dapat Dinyatakan
Pailit
Orang atau badan Badan-badan
01 pribadi (UU No. 37 02 hukum seperti PT,
Tahun 2004 Pasal 1 Perusahaan
dan Pasal 2 Ayat 10) Negara, Koperasi,
Yayasan dll

Debitur yang
03 telah menikah 04 Harta Warisan
(UU No. 37
Tahun 2004 Pasal
4)
Pihak Yang Berhak
Mengajukan Pailit

Debitur Kreditur Kejaksaan untuk


kepentingan
umum

Bank Badan Menteri


Indonesia Pengawas Keuangan
Pasar Modal
Perikatan setelah debitur
pailit tidak dapat Pelelangan yang sedang
dibayarkan berjalan dilanjutlkan

Pelaksanaan
Hak retensi tidak putusan hakim
hilang dihentikan

AKIBAT
KEPAILITAN
Karyawan Semua penyitaan
debitur dapat di dibatalkan
PHK

Sewa menyewa Transaksi


dihentikan forward
dihentikan
KURATOR
Kurator adalah pihak yang memiliki peran sentral
dalam suatu proses kepailitan. Setelah ditunjuk oleh
pengadilan, kurator lah yang mengurus dan
membereskan proses kepailitan sampai akhir.

Tugas utama kurator yaitu untuk membereskan


harta pailit sampai tuntas, mulai dari menghitung
kewajiban debitur pailit, membuat pengumuman dan
pemberitahuan-pemberitahuan, menjual asset, dan
membagikannya kepada kreditur yang berhak.
Kewenangan Kurator dalam
Membereskan Harta Pailit
1. Mengalihkan harta pailit sebelum
pemberesan
2. Menjual harta pailit dalam pemberesan
3. Meminjam uang dari pihak ketiga
4. Menghadap dimuka pengadilan
5. Melanjutkan usaha debitur sebelum
insolvensi
Kewenangan Kurator dalam
Menjual Aset Debitur
1. Menjual asset debitur yang hasilnya akan
diserahkan kepada pihak berwenang
2. Menjual asset untuk menutupi ongkos
kepailitan
3. Menjual asset karena menahan asset
tersebut dapat mengakibatkan kerugian
4. Menjual barang jaminan hutang dalam masa
penangguhan eksekusi jaminan hutang
5. Menjual asset yang tidak diperlukan
Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang (PKPU)
PKPU adalah suatu periode waktu tertentu yang diperlukan oleh
undang-undang melalui putusan pengadilan niaga dimana dalam
periode waktu tersebut kepada kreditur dan debitur diberikan
kesempatan untuk memusyawarahkan cara-cara pembayaran
hutangnya dengan memberikan rencana pembayaran (composition
plan) terhadap seluruh atau sebagian utangnya termasuk apabila perlu
merestrukturisasi hutangnya tersebut. Tugas pengurus PKPU mirip
dengan tugas Kurator (Receiver) dalam proses kepailitan.
Syarat Pengajuan PKPU
1. Surat permohonan bermaterai yang diajukan kepada Ketua
Pengadilan Niaga Jakarta Pusat;
2. Identitas debitur;
3. Permohonan yang harus ditandatangani oleh pemohon dan
advokatnya;
4. Surat kuasa khusus dan kuasa kepada orangnya bukan kepada law
firm nya;
5. Izin pengacara/kartu pengacara;
6. Nama, tempat tinggal, atau kedudukan para kreditur konkuren
disertai jumlah tagihan kepada kreditur;
7. Rencana pembukuan terakhir dari debitur;
8. Rencana perdamaian yang meliputi tawaran pembayaran seluruh
atau sebagian utang kepada kreditur konkuren;
TUJUAN PKPU
1. Ingin agar hutangnya di restrukturisasi
Ada dua manfaat dari restrukturisasi hutang lewat PKPU:
a. Bermanfaat bagi kreditur karena pelaksanaannya diawasi oleh Pengadilan.
b. Bermanfaat bagi debitur karena persetujuan kepada restrukturisasi hutang tidak
memerlukan persetujuan kreditur, tetapi cukup persetujuan sebgaian besar dari
kreditur yang hadir dalam rapat kreditur.
2. Sebagai upaya melawan kepailitan
Ada kalanya permohonan PKPU dilakukan oleh debitur dengan tujuan untuk
melawan permohonan pailit yang telah diajukan oleh krediturnya. Jika diajukan
PKPU padaha lpermohonan pailit telah dilakukan maka hakim harus mengabulkan
PKPU. Dalam hal ini PKPU sementara untuk jangka waktu paling lama 45 hari,
sementara gugatan pailit gugur demi hukum.
Perbedaan Pailit dengan
PKPU

Kewenangan Jangka waktu Fungsi


debitur penyelesaian perdamaian

Antara PKPU Perbedaan pihak yang


dengan mengajukan
Kurator permohonan pailit
Jangka Waktu Penangguhan
Eksekusi Jaminan Hutang

Dalam proses kepailitan, jangka waktu


penangguhan eksekusi jaminan hutang adalah
maksimum 90 hari, sedangkan dalam
penundaan kewajiban pembayaran hutang
(PKPU) yaitu maksimum 270 hari.
Maaciiw

Anda mungkin juga menyukai