Penagihan seketika dan sekaligus adalah tindakan pengihan pajak yg dilakukan oleh
jurusita pajak kepada penanggung pajak tanpa menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran
yg meliputi seluruh urang pajak dari semua jenis pajak, masa pajak, dan tahun pajak.
Pengertian kepailitan menurut Pasal 1 angka 1 UU No 37 tahun 2004 adalah sita umum atas
semua kekayaan Debitor pailit yg pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh kurator di
bawah pengawasan Hakim Pengawas. Syarat yuridis kepailitan :
Adanya utang
Pengecualian :
Terdapat SKPKB atau SKPKBT yang Penerbitan surat ketetapan pajak tersebut
diterbitkan terhadap WP karena
melakukan tindak pidana dibidang
perpajakan dan tindak pidana lain
yang dapat merugikan pendapatan
negara berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap
Dalam hal gugatan terkait pelaksanaan penagihan pajak dikabulkan oleh Pengadilan
Pajak, Penanggung Pajak dapat memohon pemulihan nama baik dangan ganti rugi kepada
Pejabat. Besarnya ganti rugi tersebut ditentukan paling banyak Rp5.000.000,00 (lima juta
rupiah). Melalui Keputusan Menteri besarnya ganti rugi tersebut dapat ditetapkan
perubahan (pasal 37 ayat 2 UU PPSP).
6. Jangka waktu untuk mengajukan gugatan atas pelaksanaan penagihan
Dalam hal gugatan Penanggung Pajak tersebut dikabulkan oleh pengadilan dan
putusan pengadilan tersebut telah memperoleh kekuatan hukum tetap, diberikan hak untuk
mengajukan permohonan rehabilitasi nama baik dangan ganti rugi.
Rehabilitasi nama baik dilaksanakan oleh Pejabat dalam bentuk 1 kali pengumuman
pada media cetak harian yang berskala nasional/regional/lokal dengan ukuran yang
memadai, yang dilakukan paling lambat 30 hari sejak diterimanya permohonan
Penanggung Pajak.
Ganti rugi diberikan paling lambat 30 hari sejak diterimanya permohonan
Penanggung Pajak. Besarnya ganti rugi yang diberikan kepada Penanggung Pajak adalah
sebesar Rp100.000,00 setiap hari selama masa penyanderaan yang dijalaninya.
7. Gugatan penanggung pajak yang diajukan keselain pengadilan pajak
Gugatan terhadap pelaksanaan penyanderaan penanggung pajak yg disandera
dilaksanakan ke Pengadilan Negeri.
E. Sanksi Pidana dan Aspek Hukum dalam Penagihan Pajak
1. Sanksi pidana terhadap larangan dimaksud dalam pasal 23 ayat 1 UU No 19/97 jo UU No
19/2000
Pasal 23
b. membebani barang yang telah disita dengan hak jaminan untuk pelunasan
utang tertentu;
Apabila wajib pajak melanggar ketentuan di atas, maka akan dikenakan sanksi
sesuai dengan ketentuan yang terkandung dalam pasal-pasal berikut :
1. Pasal 231 ayat (1) KUHP, menegaskan bahwa barang siapa dengan
sengaja menarik suatu barang yang disita menurut ketentuan undang-undang
atau yang dititipkan (sequestratie) atas perintah hakim atau dengan mengetahui,
bahwa barang ditarik dari situ, menyembunyikan, diancam dengan pidana
penjara paling lama empat tahun.
2.memindahkan
Pasal 372 KUHP hak,
menegaskanmemindah-
bahwa barangsiapa dengan
SANKSI sengaja dan
PIDANA
tangankan,
melawan menyewakan,
hukum mengakumeminjamkan,
sebagai milik sendiri (aich toeeigenen) barang
menyembunyikan,
sesuatu menghilangkan,
yang seluruhnya Pasal 41A ayat
atau adalah kepunyaan
atau sebagian orang(1)lain,
UU tetapi
PPSP
merusak
yang barang yang
ada dalam telah disita;
kekuasaanya bukan karena kejahatan, diancam, karena
membebani barang tidak bergerak
penggelapan dengan pidana penjara yang
paling lama empat tahun atau denda paling
telah disita
banyak enam dengan
puluhhak
jutatanggungan
rupiah. untuk
pelunasan utang tertentu; pidana penjara paling lama 4 tahun
3. membebani
Pasal 375barang
KUHPbergerak
menegaskan yang telah
bahwa penggelapan yang dilakukan oleh
disita dengan fidusia atau diagunkan
orang yang terpaksa diberi barang untuk disimpan atau yang dilakukan oleh wali,
untuk pelunasan utang tertentu; dan/
atau
merusak, mencabut, atau menghilangkan denda paling banyak Rp12.000.000,00
segel sita atau salinan Berita Acara
Pelaksanaan Sita yang telah ditempel
pada barang sitaan.
pengampu, pengurus atau pelaksana surat wasiat, pengurus lembaga social
atau yayasan, terhadap barang sesuatu yang dikuasainya selaku demikian,
diancam dengan pidana penjara paling lama enam tahun.
Sanksi
b. Deposito Pidanatabungan,
berjangka, Terhadapsaldo
Pihak-Pihak
rekeningYang Tidak
koran, GiroMelaksanakan Kewajiban dalam Ps
Bank termasuk
25 Ayat
atau (3) huruf
bentuk b, c, yang
lainnya d, e dan f UU PPSP dengan itu,
dipersamakan Lembaga Keuangan
dipindahbukukan ke Kas Negara/Daerah atas permintaan
Pejabat kepada Bank yang bersangkutan
c. Obligasi, saham, atau surat berharga lainnya yang Bursa Efek
diperdagangkan di bursa efek atas permintaan Pejabat
d. Obligasi, saham atau surat berharga lainnya yang tidak Kepala KPP
diperdagangkan di bursa efek segera dijual oleh Pejabat
e. Piutang dibuatkan BA Persetujuan tentang pengalihan Notaris &
Debitur
hak menagih dari Penanggung Pajak kepada Pejabat
f. Penyertaan modal pada perusahaan lain dibuatkan akta Notaris
Persetujuan pengalihan hak menjual dari Penanggung
Pajak Kepada Pejabat
Dikenai sanksi pasal 41 A ayat 2 UU PPSP dengan hukuman pidana penjara paling
lama 4 bulan 2 minggu dan denda paling banyak Rp 10.000.000,00.
3. Sanksi terhadap orang yg sengaja tidak menuruti perintah/permintaan yg dilakukan
menurut UU/dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi/menggagalkan tindakan
dalam melaksanakan UU yg dilakukan oleh jurusita
Orang yang sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang dilakukan menurut
Undang-undang, atau dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan
tindakan dalam melaksanakan Undang-Undang yang dilakukan oleh Jurusita Pajak Dikenai
sanksi pasal 41 A ayat 3 UU PPSP dengan hukuman pidana penjara paling lama 4 bulan 2
minggu dan denda paling banyak Rp 10.000.000,00.
F. Sengketa Pajak
Persyaratan hakim :
WNI
Berumur paling rendah 45 tahun
Setia kepada Pancasila & UUD 45
Tidak pernah terlibat dalam kegiatan yg mengkhianati NKRI
Mempunyai keahlian di bidang perpajakan & berijazah SH atau sarjana lain
Berwibawa, jujur, adil, dan berkelakuan tidak tercela
Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan; dan
Sehat jasmani & rohani
Pelaksana putusan PP
Wali, pengampu, atau pejabat yang berkaitan dengan suatu sengketa pajak
yang akan atau sedang diperiksa olehnya
Penasehat hukum
Konsultan pajak
Akuntan publik; dan/ atau
Pengusaha
Alasan pemberhentian ketua, wakil ketua, dan hakim dengan tidak hormat :
Berdasarkan Pasal 1 angka 7 UU PP. gugatan adalah upaya hukum yang dapat
dilakukan oleh WP atau penanggung Pajak terhadap pelaksanaan penagihan Pajak atau
terhadap keputusan yang dapat diajukan Gugatan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Objek gugatan
3. Pengertian banding
Berdasarkan Pasal 1 angka 6 UUPP, Gugatan adalah upaya hukum yang dapat
dilakukan oleh WP atau penanggung Pajak terhadap suatu keputusan yang dapat diajukan
Banding, berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku
4. Objek banding
5. Syarat pengajuan banding
Diajukan dalam bahasa Indonesia ke Pengadilan Pajak
Diajukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal diterima Keputusan yg diajukan
banding
1 keputusan diajukan 1 surat banding
Diajukan dengan disertai alasan yg jelas dan dicantumkan tanggal terima SK yang
dibanding
Diajukan oleh Wajib Pajak, ahli waris, pengurus atau kuasa hukumnya
Pada surat banding dilampirkan salinan SK yang dibanding
Jumlah pajak yang terutang telah dibayar sebesar 50%
H. Hukum Acara
1. Kuasa hukum
Kuasa Hukum: orang perseorangan yang telah mendapat izin menjadi Kuasa Hukum
dari Ketua Pengadilan Pajak dan memperoleh surat kuasa khusus dari pihak-pihak yang
bersengketa untuk dapat mendampingi dan/atau mewakili mereka dalam beperkara pada
Pengadilan Pajak.
(1) Para pihak yang bersengketa masing-masing dapat didampingi atau diwakili oleh
satu atau lebih kuasa hukum dengan Surat Kuasa Khusus.
(2) Untuk menjadi kuasa hukum harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Warga Negara Indonesia (WNI);
Memilki izin Kuasa Hukum;
Memiliki Surat Kuasa Khusus yang asli dari pihak yang bersengketa;
Memiliki pandangan luas dan keahlian tentang peraturan perundang-undangan di
bidang perpajakan;
Berijazah Sarjana atau Diploma IV dari perguruan tinggi yang terakreditasi;
Berkelakuan baik, yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Berkelakuan Baik
(SKKB) dari POLRI atau instansi yang berwenang;
Mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
(3) Dalam hal kuasa hukum yang mendampingi atau mewakili pemohon Banding
atau penggugat adalah keluarga sedarah atau semenda sampai dengan derajat
kedua, pegawai, atau pengampu, persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) tidak diperlukan.
2. Persiapan persidangan
Persiapan persidangan banding dan gugatan :
1) Ketua menunjuk Majelis yang terdiri dari 3 orang Hakim atau Hakim Tunggal
2) Dalam hal pemeriksaan dilakukan Majelis, Ketua menunjuk salah seorang Hakim sebagai
Hakim Ketua
3) Majelis/Hakim Tunggal bersidang pada hari yang telah ditentukan & memberitahukan
hari sidang dimaksud kepada pihak yang bersengketa
4) Majelis/Hakim Tunggal sudah mulai bersidang:
a) dalam jangka waktu 6 bulan sejak tanggal
diterimanya Surat Banding
b) dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal
diterimanya Surat Gugatan
3. Pemeriksaan acara biasa
Dilakukan oleh Majelis Hakim yang terdiri dari Hakim Ketua, Hakim Anggota,
Panitera, Terbanding dan Pemohon Banding (bila diperlukan). Hanya dilakukan bila surat
permohonan telah memenuhi persyaratan formal. Tata cara pemeriksaan :
Untuk keperluan pemeriksaan Hakim Ketua membuka sidang dan menyatakan terbuka
untuk umum (Pasal 50 ayat 1)
Apabila Majelis memandang perlu dan dalam hal pemohon banding atau penggugat hadir
dalam persidangan, Hakim Ketua dapat meminta pemohon banding atau penggugat untuk
memberikan keterangan yg diperlukan dalam penyelesaian sengketa pajak (Ps 54 ayat 3)
Atas permintaan salah satu pihak yg bersengketa, atau karena jabatan, Hakim Ketua dapat
memerintahkan saksi untuk hadir dan didengar keterangannya dalam persidangan (Ps 55
ayat 1)
Saksi yang diperintahkan oleh Hakim Ketua sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib
datang di persidangan dan tidak diwakilkan (Ps 55 ayat 2)
5. Pembuktian
Alat bukti:
1) Akta autentik: surat yang dibuat oleh atau di hadapan seorang pejabat umum, yang
menurut peraturan perUUan berwenang membuat surat itu dengan maksud untuk
dipergunakan sebagai alat bukti tentang peristiwa hukum yang tercantum di dalamnya
2) Akta di bawah tangan: surat yang dibuat & ditandatangani oleh pihak-pihak yang
bersangkutan dengan mauksud untuk dipergunakan sebagai alat bukti tentang
peristiwa hukum yang tercantum di dalamnya
3) Surat keputusan atau surat ketetapan yang diterbitkan oleh Pejabat yang berwenang
4) Surat lain atau tulisan yang tidak termasuk di atas, yang ada kaitannya dengan
banding atau Gugatan
Keterangan ahli yaitu Pendapat orang yang diberikan di bawah sumpah dalam
persidangan tentang hal yang ia ketahui menurut pengalaman & pengetahuannya. Seorang
yang tidak boleh didengar sebagai saksi, tidak boleh memberikan keterangan ahli. Seorang
ahli harus memberikan keterangan baik lisan maupun tertulis.
Keterangan saksi. Dianggap sebagai alat bukti apabila keterangan itu merupakan
hal yang dialami, dilihat, atau didengar sendiri oleh saksi. Yang tidak boleh didengar
keterangannya sebagai saksi:
1) Keluarga sedarah/ semenda menurut garis keturunan lurus ke atas/ bawah sampai
derajat ke-3 dari salah satu pihak yang bersengketa
2) Istri/ suami dari Pemohon Banding/ Penggugat meskipun sudah bercerai
3) Anak yang belum berusia 17 tahun
4) Orang sakit ingatan
5) Untuk menambah pengetahuan & keyakinan Hakim, pihak tersebut diatas dapat
diminta untuk didengar keterangannya & tidak perlu diambil sumpah atau janji
Untuk menambah pengetahuan & keyakinan Hakim, pihak tersebut diatas dapat
diminta untuk didengar keterangannya & tidak perlu diambil sumpah atau janji.
6. Putusan
Putusan akhir & mempunyai kekuatan hukum tetap
dapat diajukan Peninjauan Kembali ke MA
diambil berdasarkan hasil penilaian pembuktian, dan peraturan perUUan
perpajakan serta keyakinan hakim (didasarkan pada penilaian pembuktian &
sesuai dengan peraturan perUUan perpajakan)
Pemeriksaan dilakukan oleh Majelis:
Putusan diambil berdasarkan musyawarah yang dipimpin oleh Hakim Ketua
Dalam musyawarah tidak tercapai kesepakatan, putusan diambil dengan suara
terbanyak
Jika diambil dgn suara terbanyak, pendapat Hakim Anggota yang tidak sepakat
dengan putusan dinyatakan dalam putusan
Pemeriksaan harus diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum. Jika tidak, putusan
tidak sah & tidak mempunyai kekuatan hukum. Putusan harus diucapkan kembali dalam
sidang terbuka untuk umum.
1. Pemeriksaan dgn acara biasa atas Banding 12 bulan sejak Surat Banding diterima
2. Pemeriksaan dgn acara biasa atas Gugatan 6 bulan sejak Surat Gugatan diterima
4. Gugatan, yang diajukan selain atas keputusan1 bulan sejak jangka waktu 6 bulan
pelaksanaan penagihan pajak, tidak diputus dlmdilampaui melalui pemeriksaan acara
jangka waktu yg ditentukan cepat
5. Pemeriksaan dgn acara cepat terhadap Sengketa30 hari sejak batas waktu pengajuan
Pajak tertentu, dinyatakan tidak dapat diterima
Banding/Gugatan dilampaui
pengajuan dilampaui
7. Putusan dengan acara cepat terhadap sengketa30 hari sejak Surat Banding atau Surat
yang bukan wewenang Pengadilan Pajak,Gugatan diterima
berupa tidak dapat diterima