Anda di halaman 1dari 34

Penagihan Pajak dengan

Surat Paksa
UU nomor 19/ 2000

Pertemuan Minggu Ke 11

1
Definisi :
Prof.Rochmat Soemitro

Penagihan adalah :
Perbuatan yang dilakukan oleh DJP
karena WP tidak mematuhi ketentuan
UU Perpajakan, khususnya mengenai
pembayaran pajak.

2
Definisi
Moeljo Hadi

Penagihan adalah
serangkaian tindakan dari aparatur
DJP berhubung WP tidak melunasi,
baik sebagian maupun seluruh
kewajiban perpajakan yang terhutang
menurut UU Perpajakan yang berlaku.

3
PENAGIHAN PAJAK

1. Penagihan Pasif
Dilakukan melalui STP/SKP (jatuh tempo
lewat 7 hari, diterbitkan Surat Teguran...baru...)
2. Penagihan Aktif
a. Surat Paksa (21 hari setelah Surat Teguran
belum dilunasi....jangka waktu 2 x 24 jam...)
b. Surat Sita (lewat 14 hari...belum bayar...)
c. Lelang (Kantor Lelang Negara)
4
4 unsur Penagihan, yaitu :

1. Serangkaian tindakan  penagihan


mempunyai tahapan-tahapan :

1. WP diberi Surat TegUran,


2. Diberitahukan Surat Paksa,
3. Diterbitkan surat perintah melaksanakan
Penyitaan,
4. Jadwal eksekusi
5. Eksekusi
5
2. Oleh aparatur DJP  dilakukan oleh juru
sita pajak negara,
3. Wajib pajak tidak melunasi sebagian
maupun seluruh utang pajak
 hutang pajak wajib dilunasi.

4.Menurut undang-undang perpajakan yg


berlaku  diatur dalam UU no.19/2000 dan
UU no. 28/2007

6
Pasal 2 UU No.19/2000 :

Menteri Keuangan dan Kepala Daerah berwenang


menunjuk pejabat untuk menagih Pajak Pusat dan
Pajak Daerah :

Pejabat untuk menarik Pajak Pusat :


1.Kepala Kantor Pelayanan Pajak
2.Kepala Kantor Pajak bumi dan Bangunan

7
Pejabat untuk menagih Pajak Daerah :
 Kepala Kantor Dinas Pendapatan tingkat

propinsi dan tingkat kabupaten/kota.

PEJABAT
Wewenang pejabat tersebut adalah :
1. Mengangkat dan memberhentikan juru sita,
2. Menerbitkan :
8
a. Surat Teguran, Surat Peringatan/surat lain sejenis
b. Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus
c. Surat Paksa
d. Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan
e. Surat Perintah Penyanderaan
f. Surat Pencabutan Sita
g. Pengumuman lelang
h. Surat Penentuan Harga Limit
i. Pembatalan lelang
j. Surat lain yang diperlukan untuk pelaksanaan
penagihan pajak ;

9
Juru sita adalah (Pasal 5) :

Pelaksana tindakan penagihan pajak yg


meliputi penagihan seketika dan sekaligus,
pemberitahuan Surat Paksa, Penyitaan
dan Penyanderaan

10
Macam juru sita :
1. Juru Sita Pengadilan Negeri
2. Juru Sita Pajak Pusat
3. Juru Sita Pajak Daerah
4. Juru Sita Pengadilan Agama

Van Der Dries, mengatakan :


“ Berdasarkan penelitian penyitaan dilaksanakan
karena keengganan dan kelalaian Wajib Pajak
untuk membayar pajak. “
11
Surat Paksa (psl.10) :

“ Adalah surat perintah membayar utang


pajak dan biaya penagihan pajak “.

12
Surat Paksa diterbitkan apabila :

1. Penanggung pajak tidak melunasi utang pajak


dan kepadanya telah diterbitkan Surat Teguran
atau Surat Peringatan atau surat lain sejenis
2. Terhadap penanggung pajak telah dilaksanakan
Penagihan Seketika dan Sekaligus
3. Penanggung pajak tidak memenuhi sbgmn
tercantum dlm keputusan persetujuan angsuran
atau penundaan pembayaran pajak

13
Ciri-ciri Surat paksa :
1. Surat Paksa berkepala “ Demi Keadilan
Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa “,
2. Mempunyai kekuatan hukum yg sama dengan
putusan hakim dalam pengadilan perdata (Parate
Eksekusi),
3. Yang dapat ditagih dengan surat paksa adalah
semua jenis pajak baik pajak pusat maupun pajak
daerah,
4. Penagihan pajak dengan surat paksa
dilaksanakan oleh juru sita pajak pusat dan juru
sita pajak daerah.
14
Sifat Surat Paksa :

1. mempunyai kekuatan hukum yg


sama dgn Grosse atau salinan
putusan hakim dalam perkara
perdata yg tidak dapat dimintakan
banding kepada hakim atasan.

2. Mempunyai kekuatan hukum yg


pasti,
15
3. Mempunyai fungsi ganda :
Menagih utang pajak  termasuk
pokok pajak, bunga, denda dan
kenaikan,
Menagih bukan pajak  biaya2
penagihan,

4. Surat paksa dapat dilanjutkan


dengan penyitaan dan penyanderaan
16
Perbedaan antara Wajib pajak dan
penanggung Pajak :
Wajib Pajak :
Adalah orang atau badan yang
namanya tercantum dalam Surat
Ketetapan Pajak.

Penanggung Pajak :
Adalah orang atau badan yang
bertanggungjawab atas pembayaran
utang pajak
17
Penagihan Pajak seketika dan sekaligus ,

Dapat dilakukan apabila :


1. Terjadi suatu peristiwa / keadaan yg mendesak;
2. Untuk menjaga kemungkinan terjadinya sesuatu
yg akan mengakibatkan pajak yg terutang tidak
dapat ditagih;
3. Agar penerimaan negara disektor perpajakan
dapat diamankan dalam waktu yg singkat.

.....ada 5 unsur...
18
Ada 5 unsur yg harus dipenuhi, yaitu :

1. Penanggung pajak akan meninggalkan


Indonesia untuk selama-lamanya atau berniat
untuk itu.

2. Penanggung pajak menghentikan atau secara


nyata mengecilkan kegiatan perusahaan atau
memindahtangankan barang yg dimiliki atau
dikuasai,

19
3. Terdapat tanda-tanda penanggung pajak
akan membubarkan badan usahanya,

4. Badan usaha akan dibubarkan oleh


negara,

5. Terjadi penyitaan atas barang2


penanggung pajak oleh pihak ke tiga
atau terdapat tanda-tanda pailit.
20
Penyitaan (Pasal 12)
Penyitaan adalah tindak lanjut dari pelaksanaan
penagihan dgn surat paksa, apabila pajak yg
masih harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka
waktu 2 x 24 jam sesudah tanggal pemberitahuan
dgn pernyataan dan penyerahan surat paksa
kepada wajib pajak.

Penyitaan dilakukan oleh juru sita dan didampingi


oleh 2 orang saksi yg dikenal oleh juru sita dan
dapat dipercaya.

21
Tujuan penyitaan :
Untuk memperoleh jaminan
pelunasan utang pajak dari
penanggung pajak.
Oleh karena itu penyitaan dapat
dilaksanakan terhadap semua barang
penanggung pajak, baik yg berada
ditempat tinggal, tempat usaha,
tempat kedudukan penanggung pajak
atau tempat lain.
22
Penyitaan (Moeljo Hadi) :

“serangkaian tindakan dari juru sita


pajak yg dibantu oleh 2 orang saksi
untuk menguasai barang-barang dari
wajib pajak guna dijadikan jaminan
untuk melunasi utang pajak sesuai
dgn perundang-undangan pajak yg
berlaku.”

23
Barang-barang yg dapat disita :

Barang bergerak :
1. semua barang bergerak yg ada di
rumah penanggung pajak,
2. semua barang bergerak yg ada
ditoko penanggung pajak
3. semua barang bergerak yang ada di
tempat usaha penanggung pajak,
4. semua barang bergerak yg ada
dikantor penanggung pajak 24
Barang tak gerak :

Rumah tinggal, bangunan kantor,


bangunan perusahaan, gudang dan
sebagainya.

Kebun, sawah, bungalow dan


sebagainya,

Kapal dgn isi kotor tertentu.


25
Barang-barang yg dikecualikan dari
penyitaan :

1. Pakaian dan tempat tidur,

2. Persediaan makanan dan minuman untuk satu


bulan,

3. Perlengkapan WP / penanggung pajak yg


bersifat dinas,
,
26
4. Buku2 yg berkaitan dgn jabatan atau
pekerjaan,

5. Peralatan dalam keadaan jalan dgn


jumlah tidak lebih dari Rp.2.000.000,-

6. Peralatan penyandang cacat

27
HAK MENDAHULU
Hak mendahulu utk tagihan pajak melebihi
segala hak mendahulu lainnya, kecuali
terhadap :
1.Biaya Perkara utk melelang dan
penyelesaian suatu warisan terkait barang yg
akan dilelang,

2.Biaya yg telah dikeluarkan utk


menyelamatan barang dimaksud,
28
Lelang :

Adalah penjualan yg dilakukan dgn


cara penawaran “naik-naik” atau
“turun-turun” dan atau tertulis melalui
usaha mengumpulkan orang dan
harus dilakukan di depan juru
lelang/pejabat lelang dari Kantor
Lelang Negara.

29
Lelang - Pasal 25 UU No.19/2000

Yaitu apabila utang pajak dan atau biaya


penagihan pajak tidak dilunasi setelah
dilaksanakan penyitaan, pejabat berwenang
melaksanakan penjualan lelang terhadap
barang yang disita melalui Kantor Lelang
Negara.

30
Syarat lelang :
1. Lelang dilakukan dimuka umum
2. Berdasarkan hukum
3. Dilakukan dihadapan Pejabat lelang negara,
4. Dilakukan dengan penawaran,
5. Dilakukan dengan usaha pengumpulan peminat,
6. Ditutup dengan Berita Acara Lelang  Risalah
Lelang.

31
Pencegahan :
1. Hanya dpt dilakukan thd penanggung pajak yg
mempunyai jml utang pajak paling sedikit 100 juta dan
telah diragukan itikad baiknya utk melunasi,
2. Berdasarkan keputusan pencegahan yg dikeluakan o/
menteri atas permintaan pejabat / atasan pejabat ybs.
3. Sekurang-kurangnya memuat :
a. Identitas Penanggung Pajak
b. Alasan
c. Jangka waktu 6 bulan dan dapat diperpanjang 6
bulan lagi

32
Pencegahan :
4. Disampaikan kpd penanggung pajak yg dikenakan
pencegahan, Menteri Kehakiman, pejabat yg
memohonkan, atas pejabat ybs dan kepala daerah
setempat.
5. Dapat dilakukan terhapad bbrp orang penanggung
pajak WP Badan / Ahli Waris
6. Pencegahan tidak menghapuskan utang pajak dan
berhentinya pelaksanaan penagihan pajak

33
Penyanderaan :
1. Lewat 14 hari sejak Surat Paksa diberitahukan,
penanggung pajak tidak melunasi utang pajaknya
2. Hanya dapat dilakukan atas utang pajak paling sedikit
100 juta dan ragukan etikad baiknya
3. Berdasarkan Surat Perintah Penyanderaan
4. Diajukan oleh pejabat / atasan pejabat terkait
5. Paling lama 6 bulan dan dapat diperpanjang selama 6
bulan lagi
6. Penyanderaan tidak boleh dilakukan jika penaggung
pajak sedang beribadah, sidang resmi atau sedang
mengikuti Pemilihan Umum
34

Anda mungkin juga menyukai