NIM : 2161201151 Mata Kuliah : Perpajakan Tugas : Ke-4 (Resume Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa) Dosen Pengajar : Mahmud Ismail, S.Ak. M.Ak
Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
A. Dasar hukum Dasar hukum melakukan Tindakan penagihan pajak adalah undang-undnag no. 19 tahun 1997 tentang penagihan pajak dengan surat paksa. Undang- undang ini mulai berlaku tanggal 23 mei 1997. Undang-undang ini kemudian di ubah dengan undang-undnag no.19 tahun 2000 yang berlaku pada tanggal 1 Januari 2001 1. Pengertian Kegiatan penagihan pajak di lakukan oleh bagian penagihan (seksi penagihan) di kantor pelayanan pajak tempat wajib pajak terdaftar penagihan pajak adalah Tindakan penagihan yang di lakukan oleh fiskus atau juru sita pajak kepada penanggung pajak tanpa menunggu jatuh tempo pembayaran yang meliputi seluruh utang pajak dari semua jenis pajak, masa pajak dan tahun pajak. Definisi penagihan pajak menurut soemitro (1996.17), yaitu penagihan pajak adalah perbuatan yang di lakukan di rektorat jendral pajak karena wajib pajak tidak mematuhi ketentuan undang- undang pajak, khususnyya mengenai pembayaran pajak yang terutang. Sedangkan penanggung pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggungjawab atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan kewajiban pajak menurut ketentuan peraturan perundnag-undangan perpajakan. Biaya penagihan pajak adalah biaya pelaksanan surat paksa, surat perintah melaksanakan penyitaan, pengumuman lelang, pembatan lelang, jasa penilai, dan biaya lainnya sehubunggan dengan penagihan pajak. 2. Pejabat dan juru sita pajak Pejabat adalah orang yang berwenang mengangkat dan memberhentikan jurusita pajak, menerbitkan surat perintah penagihan seketika dan sekaligus, surat paksa, surat perintah melakukan penyitaan surat pencabutan sita, pengumuman lelang, dan surat lain yang di perlukan untuk penagihan pajak sehubungan dengan penanggung pajak. Jurusita adalah pelaksana Tindakan penagihan pajak yang meliputi penagihan seketika dan sekaligus, pemberitahuan surat paksa, penyitaan dan penyanderaan. jurusita pajak: a. Melaksanakan surat perintah penagihan seketika dan sekaligus b. Memberitahukan surat paksa c. Melakukan penyitaan atas berang penanggung pajak berdasarkan surat perintah melaksanakan penyitaan d. Melaksanakan penyanderaan berdasarkan surat perintah penyanderaan. 3. Proses penagihan dengan surat paksa Ini merupakan cara penagihan yang terakhir di mana fiskus melalui juru sita pajak negara menyampaikanatay memberitahukan surat paksa. Namun Langkah terakhir yang di lakukan oleh fiskus apabila tidak ada jalan lain yang dapat di lakukan. Dalam pelaksanaan penagihan aktif tersebut dapat di lakukan dengan 4 tahap yaitu; a. Surat teguran Penyampain surat teguran awal pelaksaan Tindakan penagihan oleh fiskus untuk memperingatkan wajib pajak yang tidk melunasi utang pajaknya sesuai dengan keputusan penetapan (STP, SKPKB, SKPKBT) sampai dengan saat jatuh tempo. Surat teguran di keluarkan apabila utang pajak yang tercantum dalam SPT, SKPKB, ATAU SKPKBT tidak mdi lunasi sampai melewati waktu hari dari batas waktu jatuh tempo 1 bulan sejak tanggal di terbitkannya. b. Surat paksa Pengertian surat paksa telah di atur dalam pasal 1 angka 12 undnah-undnag no. 19 tahun 2000 tentang penagihan pajak dengan surat yang berbunyi: surat paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak. c. Surat penyitaan Penyitaan merupakan Tindakan pengihan lebih lanjut setelah surat paksa. Surat penyitaan di terbitkan apabila utang pajak belum dilunasi dalam jangka waktu 2x24 jamsetelah surat paksa di beritahukan, untuk itu maka dapat di lakukan Tindakan penyitaan atas barang-barang wajib pajak. d. Lelang Pengertian lelang menurut keputusan Menteri keuangan no. 13/KMK.01/2002, yaitu lelang adalah penjualanbarang yang terbuka untuk umum baik langsung maupun media elektronik dengan cara penawaran harga secara lisan dan tertulis melalui usaha pengumpulan peminat atau calon pembeli. Syarat-Syarat Lelang; Syarat yang tergantung dalam pengertian lelang adalah: 1) Lelang di lakukan di muka umum 2) Lelang dilakukan berdasarkan hukum 3) Lelang dilakukan dihadapan pejabat 4) Lelang di lakukan dengan penawaran harga 5) Lelang di lakukan dengan usaha pengumpulan peminat 6) Lelang di tutup dengan berita acara