Anda di halaman 1dari 5

BAB 9.

PENAGIHAN PAJAK
A. Penagihan Pajak
Penagihan Pajak adalah serangkaian tindakan agar penanggung pajak
melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau
memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus,
memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan,
melaksanakan penyanderaan, menjual baran-barang yang telah disita. Penagihan
Pajak dapat dibagi menjadi Penagihan Pasif dan Penagihan Aktif. Di mana
Penagihan Pasif dilakukan melalui Surat Tagihan Pajak (STP) atau Surat Ketetapan
Pajak (SKPKB dan SKPKBT). Penagihan Pajak aktif atau penagihan pajak dengan
Surat Paksa diatur dalam undang-undang nomor 19 Tahun 1997 sebagaimana yang
telah diubah dengan undang-undang nomor 19 tahun 2000.
B. Tahapan Penagihan Pajak
Surat Teguran. Apabila utang pajak tercantum dalam STP, SKPKB, SKPKBT,
tidak dilunasi sampai melewati tujuh hari dari batas waktu jatuh tempo (satu bulan
sejak tanggal diterbitkan)
Surat Paksa. Apabila tidak dilunasi setelah 21 hari dari tanggal surat teguran. SP
ini disampaikan oleh Juru Sita Pajak Negara dengan dibebani biaya penagihan
paksa sebesar 25ribu dan harus dilunasi dalam waktu 2kali 24 jam.
Surat Sita. Merupakan tahap selanjutnya jika belum juga dilunasi dalam 2 kali 24
jam, dapat dilakukan tindakan penyitaan atas barang-barang WP dengan dibebani
biaya pelaksanaan sita sebesar 75ribu.
Lelang. Dalam waktu empat belas hari setelah tindakan penyitaan, utang pajak
belum dilunasi maka akan dilanjutkan dengan tindakan pelelangan melalui Kantor
Lelang Negara.
C. Pejabat dan Juru Sita Pajak
Pejabat. Memiliki wewenang dalam penagihan pajak yaitu mengangkat dan
memberhentikan Juru Sita Pajak dan menerbitkan surat Teguran, Surat Perintah
Penagihan seketika dan sekaligus, surat paksa, Surat Perintah melaksanakan
penyitaan, Surat perintah Penyanderaan, Surat Pencabutan Sita, Pengumuman
Lelang, Surat Penentuan Harga Limit, Pembatalan Lelang, Surat Lain yang
diperlukan untuk pelaksanaan penagihan pajak.
Juru Sita Pajak. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi adalah
melaksanakan tugas dalam melaksanakan perintah atas surat yang diterima baik
berupa penagihan, teguran dan penyitaan, dalam melaksanakan tugasnya harus
disertai kartu tanda pengenal Juru Sita Pajak, memiliki wewenang memeriksa
keseluruhan kediaman WP yang bersangkutan, dalam melaksanakan tugasnya, Juru
Sita Pajak dapat meminta bantuan dari Kepolisian, Kejaksaan, Departemen bidang
hukum, dan badan lainnya yang bersangkutan. Juru Sita Pajak dapat diberhentikan
jika meninggal dunia, pensiun, alih tugas dan kepentingan dinas, lalai dan tidak
cekatan, melakukan perbuatan tercela, melanggar sumpah dan janji, sakit jasmani
atau rohani berkepanjangan.
D. Dasar Penagihan Pajak
Pajak Pusat :Pajak Penghasilan (PPh), PPN dan PPnBM, Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), Bea
Masuk, Cukai.
Pajak Daerah: Pajak Daerah Tingkat I meliputi: Pajak Kendaraan Bermotor dan
Kendaraan atas air, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di atas
air, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di atas air, Pajak
pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan. Pajak Darah
Tingkat II meliputi: Pajak Hotel, Pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame,
pajak penerangan jalan, Pajak pengambilan bahan galian golongan C, dan pajak
parkir.
E. Penagihan Seketika dan Sekaligus
Dalam Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus memuat Nama WP
dan Penanggung Pajak, Besarnya Hutang Pajak, Perintah untuk membayar, dan
surat pelunasan pajak. Surat ini diterbitkan oleh pejabat sebelum tanggal jatuh
tempo pembayaran, tanpa didahului surat teguran, sebelum jangka waktu 21 hari
sejak Surat Teguran diterbitkan dan sebelum penerbitan surat Paksa.
F. Surat Paksa
Dalam Surat Paksa memuat Nama Wajib Pajak dan Penanggung Pajak,
Dasar Penagihan, besarnya utang pajak, dan Perintah untuk membayar. Surat Paksa
diterbitkan apabila penanggung pajak tidak melunasi utang pajak dan sudah
diterbitkan surat teguran atau surat peringatan, terhadap Penanggung Pajak telah
dilaksanakan Penagihan seketika dan sekaligus, serta Penanggung Pajak tidak
memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum dalam keputusan persetujuan
angsuran atau penundaan pembayaran pajak.
Pemberitahuan Surat Paksa. Proses penagihan pajak dapat dibagi menjadi
penagihan aktif dan penagihan pasif. Dalam hal ini proses penagihan pajak yang
melibatkan Juru sita Pajak adalah penagihan aktif. Peran Juru sita Pajak dimulai
dengan memberitahukan Surat Teguran, Surat Paksa, pelaksanaan Surat Perintah
Melaksanakan Penyitaan, pengumuman lelang sampai pelaksanaan lelang.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 561/KMK.04/2000
tentang Penagihan Seketika dan Sekaligus dan Pelaksanaan Surat Paksa telah
ditentukan jadwal waktu tindakan penagihan pajak.
Dalam hal WP atau Penanggung Pajak tidak diketahui tempat tinggalnya,
tempat usaha atau tempat kedudukannya, penyampaian surat paksa dilaksanakan
dengan cara menempelkan Surat Paksa pada papan pengumuman kantor pejabat
yang menerbitkannya, mengumumkan melalui media massa, atau cara lain yang
ditetapkan dengan Keputusan Menteri atau Keputusan Kepala Daerah.
G. Penyitaan
Penyitaan dilakukan berdasarkan surat Perintah Melaksanakan Penyitaan yang
dilaksanakan oleh Juru Sita Pajak dengan disaksikan oleh sekurang-kurangnya 2
orang yang telah dewasa, Penduduk Indonesia, dikenal oleh Juru Sita Pajak, dan
dapat dipercaya. Penyitaan dapat dilakukan meskipun penanggung pajak tidak hadir
asalkan ada seorang saksi dari pemda.
H. Objek Sita
Objek Sita dapat berupa Barang Bergerak seperti mobil dan kendaraan lainnya,
perhiasan, uang tunai, deposito, berjangka, tabungan, saldo rekening, dll., serta
barang tidak bergerak termasuk tanah, bangunan, dll. dalam penyitaan barang-
barang tersebut memiliki tahapan dan cara yang berbeda menurut jenis objek
sitanya.
I. Pengecualian Objek Sita
Selain objek sita, adap pula pengecualian objek sita. Adapun barang bergerak yang
menjadi pengecualian yaitu seperti pakaian, tempat tidur serta perlengkapan
pribadi, persediaan makanan dan minuman dalam 1 bulan, buku-buku, peralatan
penyandang cacat, dan peralatan dalam keadaan jalan yang masih digunakan untuk
melaksanakan pekerjaan atau usaha sehari-hari dengan jumlah seluruhnya tidak
lebih dari 20juta.
Penyitaan tambahan. Dilaksanakan apabila nilai barang yang disita sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) nilainya tidak cukup untuk melunasi biaya
penagihan pajak dan utang pajak, atau hasil lelang barang yang telah disita tidak
cukup untuk melunasi biaya penagihan pajak dan utang pajak.
Pencabutan Sita. Pencabutan sita dilakukan apabila Penanggung Pajak telah
melunasi utang pajaknya atau berdasarkan putusan pengadilan atau putusan
pengadilan pajak atau ditetapkan lain dengan Keputusan Menteri atau Keputusan
Kepala Daerah.
J. Lelang
Apabila utang pajak atau biaya penagihan pajak tidak dilunasi setelah dilaksanakan
penyitaan, pejabat berwenang melaksanakan penjualan secara lelang terhadap
barang yang disita melalui kantor lelang.
Pelaksanaan Lelang, Tetap dapat dilaksanakan walaupun keberatan yang diajukan
oleh wajib pajak belum memperoleh keputusan keberatan. Lelang tetap dapat
dilaksanakan tanpa dihadiri oleh penanggung jawab. Lelang tidak akan
dilaksanakan jika penanggung pajak telah melunasi atau berdasarkan putusan
pengadilan dan pihak lainnya.
Hasil Lelang. Hasil lelang nantinya digunakan untuk melunasi tagihan dan utang
pajak dan biaya penagihan lainnya. Dalam penjualan secara langsung, biaya
penagihan pajak ditambah 1% dari pokok lelang. Jika hasil penjualan lelang sudah
cukup untuk melunasi utang pajak, lelang akan dihentikan walaupun barang lelang
masih ada. Sisa lebih barang lelang akan dikembalikan oleh Pejabat kepada
Penanggung Jawab Pajak segera.
Pencegahan hanya dapat dilakukan terhadap Penanggung Pajak yang mempunyai
jumlah utang sekurangnya 100 juta dan diragukan itikad baiknya dalam melunasi
utang pajak, pencegahan dilakukan berdasarkan keputusan menteri dan permintaan
pejabat yang bersangkutan.
Penyanderaan dilakukan jika penanggung pajak tidak melunasi utang pajak
setelah lewat 14 hari terhitung sejak tanggal surat paksa serta dilakukan kepada
Penanggung Pajak yang utang pajaknya senilai 100juta, penyanderaan
dilaksanakan atas surat perintah penyanderaan oleh pihak terkait, masa
penyanderaan paling lama 6 bulan dan masih bisa diperpanjang. Sebelum
Penanggung Pajak dilepas, pejabat segera memberitahukan secara tertulis kepada
kepala tempat penyanderaan sebagaimana tercantum dalam Surat Perintah
Penyanderaan.
Gugatan. Gugatan hanya dapat diajukan kepada pengadilan Pajak. Atas gugatan
yang dikabulkan, WP dapat memohon pemulihan nama baik dan ganti rugi kepada
pejabat. Besarnya ganti rugi paling banyak 5juta dan ditetapkan dengan keputusan
Menteri atau Keputusan Kepala Daerah.
K. Sanggahan
Sanggahan pihak ketiga terhadap kepemilikan barang yang disita hanya dapat
diajukan Kepada Pengadilan Negeri dan nantinya menerima Surat Sanggahan
memberitahukan secara tertulis kepada pejabat. Sanggahan pihak ketiga terhadap
kepemilikan barang yang disita tidak dapat diajukan setelah lelang dilaksanakan.
L. Pembetulan dan Penggantian
Penangguhan pajak dapat diajukan permohonan pembetulan atau penggantian
kepada Penjabat dengan Surat Peringatan atau Surat Teguran. Dengan jangka waktu
7 hari sejak tanggal diterima permohonan harus memberi keputusan atas
permohonan yang diajukan. Apabila tidak, setelah 7 hari dianggap dikabulkan dan
penagihan ditunda untuk sementara waktu. Dalam hal pemohon ditolak, tindakan
pelaksanaan penagihan pajak dilanjutkan sesuai jangka waktu semula.
M. Lain-Lain
Apabila setelah pelaksanaan lelang, wajib pajak memperoleh keputusan keberatan
atau putusan banding yang menyebabkan utang pajak berkurang atau nihil sehingga
menimbulkan kelebihan pembayaran pajak, WP tidak dapat meminta atau menuntut
pengembalian barang yang telah dilelang. Dan dikembalikan dalam bentuk uang
oleh pejabat. Penagihan tidak dilakukan jika sudah daluwarsa. Pengajuan keberatan
atau banding tidak menunda kewajiban membayar pajak dan pelaksanaan
penagihan pajak. Serta pengajuan gugatan tidak menunda penagihan pajak pula.
N. Ketentuan Pidana
Penanggung Pajak memindahkan hak, menghilangkan, menyembunyikan barang
yang telah disita pidana paling singkat 6 bulan hingga 4 tahun dengan denda sekitar
1,5 juta sampai 12 juta. Apabila pihak bertugas di pelelangan tidak menjalankan
tugas dan kewajiban dengan baik pidana singkat 1 munggu sampai 4 bulan 2
minggu dengan denda sebanyak 500rb hingga 10 juta. Setiap orang yang sengaja
tidak mengikuti perintah atau peraturan sesuai undang-undang pidana dengan
penjara 1 minggu hingga 4bulan 2 minggu, denda sekitar 500rb hingga 10 juta.
O. Daluwarsa Tindakan Penagihan Pajak
Berdasarkan Pasa 22 UU KUP, hak untuk melakukan Penagihan Pajak termasuk
Bunga, denda, kenaikan, dan biaya penagihan, daluwarsa setelah lampau waktu
10tahun terhitung sejak terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak bagian
tahun, atau tahun pajak yang bersangkutan.
Daftar Pustaka
Wungkar Desita Marlysa, I. E. (2016, maret). PENERBITAN SURAT PAKSA SEBAGAI UPAYA
PENAGIHAN AKTIF . KONTRIBUSI TERHADAP PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK
PADA, hal. 656-666.

Yasa, i. N. (2022). Teori dan Ketentuan Umum Perpajakan di Indonesia. singaraja.

Anda mungkin juga menyukai