1. Penanggung Pajak, yaitu badan yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak yang
menjalankan hak dan memenuhi kewajiban wajib pajak menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
2. Penagihan Pajak, yaitu serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan
biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan.
3. Biaya Penagihan Pajak, yaitu biaya pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan
Penyitaan, dan biaya lainnya sehubungan dengan penagihan pajak.
Pejabat Dan Juru Sita Pajak
PEJABAT :
Pejabat adalah pejabat yang berwenang mengangkat dan memberhentikan Jurusita Pajak,
menerbitkan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus, Surat Paksa, dan surat lain yang
diperlukan untuk penagihan pajak sehubungan dengan Penanggung Pajak tidak melunasi utang
pajak menurut Undang-undang dan peraturan daerah.
MENTERI KEUANGAN :
Menteri Keuangan berwenang menunjak pejabat untuk penagihan pajak pusat. Kepala Daerah
berwenang menunjuk Pejabat untuk penagihan pajak daerah. Jurusita Pajak adalah pelaksana
tindakan penagihan pajak yang meliputi penagihan seketika dan sekaligus, pemberitahuan Surat
Paksa, penyitaan dan penyanderaan
TUGAS JURU SITA PAJAK
Mendatangkan Surat Perintah Penagihan
Memberitahukan Surat Paksa.
Seketika dan Sekaligus.
Hak mendahulu untuk tagihan pajak melebihi segala hak mendahulu lainnya, kecuali terhadap:
1. Biaya perkara yang semata-mata disebabkan suatu penghukuman untuk melelang suatu barang bergerak
dan atau barang tidak bergerak.
2. Biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan barang tersebut.
3. Biaya perkara yang semata-mata disebabkan oleh pelelangan dan penyelesaian suatu warisan.
Penyitaan tambahan dapat dilaksanakan apabila:
1. Nilai barang yang disita tidak cukup untuk melunasi biaya penagihan pajak dan utang pajak.
2. Hasil lelang barang yang telah disita tidak cukup untuk melunasi biaya penagihan pajak dan utang pajak.
Pengertian LELANG
“LELANG adalah penjualan secara umum dengan cara penawaran harga secara lisan dan atau
tertulis melalui usaha pengumpulan peminat atau calon pembeli .”
“Notes”
1. Lelang tetap dapat dilaksanakan walaupun yang diajukan oleh Wajib Pajak belum
memperoleh keputusan keberatan.
2. Lelang tetap dapat dilaksanakan tanpa dihadiri penanggung pajak
3. Lelang tidak dilaksanakan jika penanggung pajak telah melunasi utang pajak dan biaya
penagihan pajak atau berdasar putusan pengadilan atau putusan pengadilan pajak atau
objek lelang musnah
PENCEGAHAN DAN PENYANDERAAN
● PENCEGAHAN adalah larangan yang bersifat sementara terhadap
penanggung pajak tertentu untuk keluar dari wilayah Republik Indonesia
berdasarkan alasan tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dan dapat dilaksanakan berdasarkan keputusan pencegahan yang diterbitkan
oleh Menteri Keuangan atas permintaan Pejabat atau atasan pejabat yang
bersangkutan.
● PENYANDERAAN adalah pengekangan sementara waktu kebebasan
penanggung pajak dengan menempatkan di tempat tertentu dan dapat
dilaksanakan berdasarkan Surat Perintah Penyanderaan yang diterbitkan
oleh pejabat setelah mendapatkan izin tertulis dari Menteri Keuangan atau
Gubernur Kepala Daerah Provinsi.
PENCEGAHAN DAN PENYANDERAAN
Penanggung pajak yang disandera dilepas:
1. Apabila utang pajak dan biaya penagihan pajak telah dibayar lunas.
2. Apabila jangka waktu yang ditetapkan dalam surat perintah penyanderaan itu
telah terpenuhi.
3. Berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap.
4. Berdasarkan pertimbangan tertentu dari Menteri Keuangan atau Gubernur.
-GUGATAN-
GUGATAN PENANGGUNG PAJAK terhadap
pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan
Penyitaan atau Pengumuman Lelang hanya dapat diajukan
kepada Pengadilan Pajak.
Kekurangan bayar akan menimbulkan sanksi administrasi sebesar per bulan dari pajak yang kurang
dibayar. Misalnya Maret bulan 2018, maka sanksi administrasi yang dibayar adalah dari yang kurang
dibayar.
KETENTUAN PIDANA
Penanggung Pajak Dilarang:
- PT. BRI (Persero) Cabang Simpang Empat dengan barang jaminan terletak di
Pasaman Barat, untuk eksekusi pengosongan sampai sekarang belum dapat
dilaksanakan.
Dalam hal ini untuk eksekusi pengosongan menjadi terkendala disebabkan
debitur/penghuni/pemilik jaminan tidak mau mengosongkan tanah dan/atau bangunan
tersebut sehingga dilakukan eksekusi pengosongan terhadap tanah dan/atau
bangunan secara paksa.