Anda di halaman 1dari 21

Sanksi Pajak Dan

Penagihan Pajak dengan Surat


Paksa

IRSYAD RAYHAN E2A021507


M ILYAS JAZA’ E2A021527
IBNU CHOIR M E2A021034
Sanksi pajak adalah konsekuensi atau penalti yang dikenakan
oleh otoritas pajak (biasanya pemerintah) terhadap individu
atau entitas bisnis yang melanggar peraturan atau ketentuan
perpajakan. Sanksi ini diterapkan sebagai upaya untuk
mendorong kepatuhan wajib pajak, mengurangi pelarian
pajak, dan memastikan bahwa pendapatan yang seharusnya
dikenakan pajak dilaporkan dan dibayar dengan benar.
Jenis-jenis sanksi pajak dapat bervariasi, dan beberapa yang umum
meliputi:
1. Denda: Wajib pajak dapat dikenakan denda jika mereka terlambat atau tidak
melaporkan pajak dengan benar. Denda ini dapat berupa persentase tertentu dari
jumlah pajak yang belum dibayar.
2. Bunga Keterlambatan: Bunga keterlambatan dikenakan atas pajak yang belum
dibayar jika wajib pajak melewati tanggal jatuh tempo pembayaran.
3. Penalti Peradilan: Ini adalah penalti yang dikenakan oleh pengadilan dalam kasus
pelanggaran pajak yang serius. Ini mungkin melibatkan tindakan hukum, termasuk
denda besar atau bahkan penjara dalam beberapa kasus.
4. Penyitaan Aset: Dalam beberapa kasus, otoritas pajak dapat menyita atau menjual
aset-aset wajib pajak untuk membayar pajak yang belum dibayar.
5. Penalti Pidana: Dalam kasus penipuan pajak atau pelanggaran pajak yang disengaja,
individu atau perusahaan dapat menghadapi penalti pidana, yang dapat berujung pada
hukuman penjara.
Sanksi pajak biasanya diterapkan sebagai upaya pencegahan dan
penindakan. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa wajib pajak
mematuhi peraturan perpajakan, melaporkan pendapatan mereka
dengan benar, dan membayar pajak yang seharusnya dibayarkan. Selain
itu, sanksi pajak juga dapat digunakan untuk mengimbangi kerugian
yang ditimbulkan oleh pelanggaran pajak terhadap penerimaan negara.
i an
e rt
ng
Pe

Penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak


melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau
memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus,
memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan
penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita.
Dasar
Hukum

Dasar hukum melakukan tindakan penagihan pajak adalah


Undang-undang no. 19 tahun 1997 tentang Penagihan Pajak
Dengan Surat Paksa. Undang-undang ini mulai berlaku tanggal
23 Mei 1997. Undang-undang ini kemudian diubah dengan
Undang-undang no. 19 tahun 2000 yang mulai berlaku pada
tanggal 1 Januari 2001
Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang
bertanggungjawab atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang
menjalankan hak dan memenuhi kewajiban Wajib Pajakmenurut
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Biaya Penagihan Pajak adalah biaya pelaksanaan Surat Paksa,


Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, Pengumuman
Lelang, Pembatakan Lelang, Jasa Penilai, dan biaya lainnya
sehubungan dengan penagihan pajak
Jurusita adalah pelaksana
tindakan penagihan pajak
Pejabat dan yang meliputi penagihan
Jurusita Pajak seketika dan sekaligus,
pemberitahuan Surat Paksa,
penyitaan dan
penyanderaan.

Pejabat adalah orang yang berwenang mengangkat dan memberhentikan


Jurusita Pajak, menerbitkan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus,
Surat Paksa, Surat Perintah Melakukan Penyitaan, Surat Pencabutan Sita,
Pengumuman Lelang, dan surat lain yang diperlukan untuk penagihan pajak
sehubungan dengan Penanggung Pajak.
Tugas Jurusita Pajak Surat Teguran
Penyampaian surat teguran merupakan awal
• Melaksanakan Surat Perintah Penagihan pelaksanaan tindakan penagihan oleh fiskus untuk
Seketika dan Sekaligus memperingatkan Wajib Pajak yang tidak melunasi utang
• Memberitahukan Surat Paksa pajaknya sesuai dengan keputusan penetapan (STP, SKPKB,
SKPKBT) sampai dengan saat jatuh tempo. Surat teguran
• Melaksanakan penyitaan atas barang adalah surat yang diterbitkan oleh pejabat untuk menegur atau
Penanggung Pajak berdasarkan Surat memperingatkan Wajib Pajak untuk melunasi utang pajaknya.
Perintah Melaksanakan Penyitaan Surat teguran dikeluarkan apabila utang pajak yang tercantum
• Melaksanakan penyanderaan berdasarkan dalam SPT, SKPKB atau SKPKBT tidak dilunasi sampai
Surat Perintah Penyanderaan. melewati waktu hari dari batas waktu jatuh tempo 1 bulan
sejak tanggal diterbitkannya.
Menurut keputusan Menteri Keuangan no.
561/KMK.04/2000 Pasal 5 ayat 2 menyatakan bahwa surat
teguran tidak diterbitkan terhadap penanggungpajak yang
disetujui untuk mengangsur atau menunda pembayaran
pajaknya.
Surat Paksa
Surat Paksa adalah surat perintah Surat paksa terhadap orang pribadi diberitahukan
membayar utang pajak dan biaya penagihan oleh jurusita pajak kepada:
pajak. 1. Penanggung pajak
Surat Paksa diterbitkan apabila : 2. Orang dewasa yang bertempat tinggal bersama atau
1. Penanggung pajak tidak melunasi utang pajak bekerja di tempat usaha penanggung pajak, apabila
dan kepadanya diterbitkan surat teguran atau penanggung pajak yang bersangkutan tidak dapat
surat peringatan atau surat lain yang sejenis dijumpai
2. Terhadap penanggung pajak telah dilaksanakan
Surat paksa terhadap badan diberitahukan oleh
penagihan seketika jurusita kepada:
3. Penanggung pajak tidak memenuhi ketentuan 3. Pengurus, kepala perwakilan, kepala cabang,
sebagaimana tercantum dalam keputusan penanggung jawab, pemilik modal.
persetujuan angsuran atau penundaan 4. Pegawai tetap ditempat kedudukan atau tempat
pembayaran pajak. usaha badan, apabila jurusita pajak tidak dapat
menjumpai salah seorang sebagaimana dimaksud
dalam point (a).
Penyitaan
Penyitaan adalah tindakan jurusita pajak untuk mnguasai barang
penanggung pajak, guna dijadikan jaminan untuk melunasi utang pajak menurut
peraturan perundang-undangan

Barang yang dapat disita dapat berupa:


1. Barang bergerak termasuk mobil, perhiasan, uang tunai, dan deposito
berjangka, tabungan, saldo rekening koran, giro, atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu, obligasi, saham, atau surat berharga lainnya, piutang
dan penyertaan modal pada perusahaan lain, dan atau
2. Barang tidak bergerak termasuk tanah, bangunan, dan kapal dengan isi kotor
tertentu.
Lelang
Lelang adalah setiap penjualan barang di muka umum dengan
cara penawaran harga secara lisan dan atau tertulis melalui usaha
pengumpulan peminat atau calon pembeli.
Syarat-syarat Lelang yaitu :
1. Lelang dilakukan dimuka umum
2. Lelang dilakukan berdasarkan hukum
3. Lelang dilakukan dihadapan pejabat
4. Lelang dilakukan dengan penawaran harga
5. Lelang dilakukan dengan usaha pengumpulan peminat
6. Lelang ditutup dengan berita acara
Persiapan Lelang

Sebelum dilaksanakan lelang, pejabat terlebih dahulu melakukan


pengumuman mass media.Pengumuman lelang ini diumumkan sekurang-kurangnya
14 hari setelah penyitaan.
1. Permintaan jadwal waktu dan tempat lelang
Jika setelah 14 hari sejak tanggal surat perintah pelaksanaan penyitaan wajib
pajak atau penanggung pajak belum juga melunasi hutang pajaknya maka pejabat
mengajukan permintaan penetapantanggal dan tempat pelelangan kepada Kantor
Lelang Negarasetempat.
2. Pengeluaran Surat Pemberitahuan
Pengeluaran Surat Pemberitahuan akan dilakukan pelelangansetelah
mendapat kepastian tentang tanggal dan tempat akandiselenggarakan pelelangan,
maka juru sita pajak segeramemberitahuan hal tersebut kepada wajib pajak atau
penanggungpajak secara tertulis dengan menyampaikan Surat Pemberitahuankapan
dilaksanakan pelelangan atau kesempatan terakhir kepadawajib pajak.
Pembatalan Lelang
Apabila wajib pajak melunasi utang pajak serta biaya penagihannya sesudah pengumuman
lelang dimuat dimedia masa, media cetak atau media elektronik tetapi sebelum pembatalan wajib
pajak yang bersangkutan harus menunjukan bukti pembayaran utang pajak dan penagihannya.
Pelaksanaan Lelang
Juru sita pajak datang ketempat dimana barang-barang sitaan ituakan dilelang untuk mendampingi
juru lelang. Sesaat sebelumpelelangan dimulai sebaiknya juru sita pajak menanyakan kepada wajibpajak
apakah utang pajaknya telah dilunasi, maka pelelangan dibatalkandan apabila tidak maka pelelangan segera
dilakukan. Juru lelangmengumumkan kepada para calon pembeli tentang syarat-syarat apayang harus dipenuhi
serta cara-cara penawarannya. Wajib pajak berhakmenentukan urutan nama barang-barang yang disita akan
dilelang. Jikahasil penjualan barang telah mencapai jumlah utang pajak ditambahdengan biaya penagihannya
maka penjualan tersebut dihentikan dan sisa
barang dikembalikan dengan segera dengan wajib pajak.Setelah selesai pelelangan, maka kantor
lelang, juru sita atau orang yang diserahi untuk menjual barang-barang sitaan melaporkan kepada atasannya
dengan membuat laporan hasil pelaksanaan lelang maka pengumuman lelang dibatalkan dengan memuat iklan
pembatalan lelang dalam media masa, media cetak, atau media elektronik yang bersangkutan.
Tata Cara dan Waktu Penagihan Pajak
Menurut keputusan Menteri Keuangan No. 561/KMK.04/2000 menguraikan hal-hal yang
berkaitan dengan tata cara dan waktu penagihan pajak sebagai berikut:
• Tindakan pelaksanaan penagihan pajak diawali dengan penerbitan suratteguran setelah 7 hari jatuh tempo
pembayaran. Surat Teguran tidak diterbitkan terhadap penanggung pajak yang telah disetujui untuk mengangsur
atau menunda pembayaran pajaknya.
• Apabila jumlah utang pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi olehpenanggung pajak setelah 21 hari sejak
diterbitkannya surat teguran, makaakan diterbitkan Surat paksa
• Apabila jumlah utang pajak yang masih harus dibayar dilunasi olehpenanggung pajak seteelah lewat waktu 2×24
jam sejak Surat Paksadiberitahukan, maka segera akan diterbitkan Surat Perintah MelaksanakanPenyitaan
(SPMP)
Pencegahan dan Penyanderaan
• Pencegahan adalah larangan yang bersifat sementara terhadap Penanggung Pajak
tertentu untuk keluar dari wilayah Republik Indonesia berdasarkan alasan tertentu
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pencegahan hanya dapat
dilakukan terhadap Penanggung Pajak yang mempunyai jumlah utang pajak
sekurang-kurangnya sebesar Rp 100.000.000,00 dan diragukan itikad baiknya
dalam melunasi utang pajak. Pencegahan dapat dilakukan berdasarkan keputusan
pencegahan yang diterbitkan oleh Menteri Keuangan atas permintaan Pejabat atau
atasan Pejabat yang bersangkutan. Jangka waktu pencegahan paling lama 6 bulan
dan dapat diperpanjang selama-lamanya 6bulan.
• Penyanderaan adalah pengekangan sementara waktu kebebasan Penanggung Pajak
dengan menempatkannya di tempat tertentu. Penyanderaan hanya dapat dilakukan
terhadap Penanggung Pajak yang mempunyai jumlah utang pajak sekurang-
kurangnya sebesar Rp 100.000.000,00 dan diragukan itikad baiknya dalam
melunasi utang pajak. Penyanderaan hanya dapat dilakukan berdasarkan Surat
Perintah Penyanderaan yang diterbitkan oleh Pejabat setelah mendapat ijin tertulis
dari Menteri Keuangan atau Gubernur Kepala Daerah Propinsi. Masa
Gugatan Permohonan Pembetulan Atau Penggantian

• Gugatan Penanggung Pajak terhadap • Penanggung Pajak dapat mengajukan permohonan


pelaksanaan Surat Paksa, Surat pembetulan atau penggantian kepada Pejabat terhadap
Perintah Melaksanakan Penyitaan, atau Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain
Pengumuman Lelang hanya dapat yang sejenis, Surat Perintah Penagihan Seketika dan
diajukan kepada Pengadilan Pajak. Sekaligus, Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan
Dalam hal gugatan Penanggung Pajak Penyitaan, Surat Perintah Penyanderaan,
dikabulkan, Penanggung Pajak dapat Pengumuman Lelang dan Surat Penentuan Harga
memohon pemulihan nama baik dang Limit yang dalam penerbitannya terdapat kesalahan
anti rugi kepada Pejabat paling banyak atau kekeliruan. Dalam jangka waktu 7 hari sejak
Rp 5.000.000,00. Perubahan besarnya tanggal diterima permohonan tersebut, Pejabat harus
ganti rugi ditetapkan dengan memberi keputusan atas permohonan yang diajukan.
Keputusan Menteri Keuangan atau Apabila dalam jangka waktu tersebut Pejabat tidak
Keputusan Kepala Daerah. Gugatan memberikan keputusan, maka permohonan
diajukan dalam jangka waktu 14 hari. Penanggung Pajak dianggap dikabulkan dan
penagihan ditunda untuk sementara waktu.
Penagihan Seketika dan sekaligus
Penagihan seketika dan sekaligus adalah tindakan penagihan pajak yang dilakukan
oleh Jurusita Pajak kepada Penanggung Pajak tanpa menunggu tanggal jatuh tempo
pembayaran yang meliputi seluruh Utang Pajak dari semua jenis pajak, Masa Pajak dan
Tahun pajak.
Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus diterbitkan apabila:
1. Penanggung Pajak akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya atau berniat
untuk itu;
2. Penanggung Pajak memindahtangankan barang yang dimliki atau yang dikuasai dalam
rangka menghentikan atau mengecilkan kegiatan perusahaan, atau pekerjaan yang
dilakukannya di Indonesia;
3. Terdapat tanda-tanda bahwa Penanggung Pajak akan membubarkan badan usahanya,
atau menghubungkan usahanya, atau memekarkan usahanya, atau memindahtangankan
perusahaan yang dimiliki atau dikuasainya, atau melakukan perubahan bentuk lainnya.
4. Badan usaha akan dibubarkan oleh negara
5. Terjadinya penyitaan atas barang Penanggung Pajak oleh pihak ketiga atau terdapat
tanda-tanda kepailitan
Ketentuan Pidana
• Penanggung Pajak dilarang:
1. Memindahkan hak, memindah tangankan, menyewakan, meminjamkan, menyembunyikan,
menghilangkan, atau merusak barang yangtelah disita
2. Membebani barang tidak bergerak yang telah disita dengan hak tanggungan untuk pelunasan utang tertentu
3. Membebani barang bergerak yangtelah disita dengan fiducia atau diagunkan untuk pelunasan utang
tertentu
4. Merusak, mencabut, atau menghilakngkan segel sita atau salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita yang telah
ditempel pada barang sitaan.
• Penanggung pajak yang melanggar ketentuan ini dipidana dengan pidana penjara paling laam 4 tahun dan
denda paling banyak Rp 12.000.000,00. Setiap orang yang dengan sengaja tidak menuruti perintah atau
permintaan yang dilakukan menurut undang-undang, atau dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi,
atau menggagalkan tindakan maka akan dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 bulan 2 minggu, dan
denda paling banyak Rp 10.000.000,00.
KESIMPULAN

Sanksi pajak adalah bentuk hukuman atau denda yang diberikan oleh pemerintah atau otoritas pajak
kepada wajib pajak yang melanggar peraturan perpajakan. Sanksi pajak diberlakukan sebagai tindakan
disipliner untuk mendorong kepatuhan pajak. Pelanggaran perpajakan yang dapat mengakibatkan
sanksi meliputi keterlambatan pembayaran pajak, penghindaran pajak, atau pelaporan pajak yang
tidak akurat. Jenis sanksi dapat berupa denda, bunga keterlambatan, atau bahkan penuntutan pidana
dalam kasus-kasus serius.
Penagihan pajak dengan surat paksa adalah proses yang dilakukan oleh otoritas pajak untuk
mengingatkan wajib pajak tentang kewajiban pajak yang belum terpenuhi. Ini melibatkan pengiriman
surat resmi kepada wajib pajak yang berisi pemberitahuan tentang jumlah pajak yang harus
dibayarkan, tenggat waktu pembayaran, serta informasi tentang sanksi yang mungkin diberlakukan
jika kewajiban pajak tidak dipenuhi. Surat paksa bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada
wajib pajak untuk mematuhi peraturan perpajakan sebelum tindakan penagihan lebih lanjut diambil.
Proses penagihan pajak dengan surat paksa adalah langkah awal dalam penagihan pajak dan
berfungsi sebagai cara resmi untuk berkomunikasi dengan wajib pajak. Jika wajib pajak tidak
merespons atau tidak mematuhi surat paksa tersebut, langkah-langkah penagihan lebih lanjut, seperti
pemotongan dari pengembalian pajak, penjualan aset, atau tuntutan hukum, dapat diambil oleh
otoritas pajak untuk memastikan pembayaran pajak yang seharusnya .
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai