Anda di halaman 1dari 3

PROSEDUR PENAGIHAN PAJAK

1. Pejabat menerbitkan Surat Teguran setelah lewat waktu 7 hari sejak saat jatuh tempo
pembayaran Utang Pajak, dalam hal Wajib Pajak tidak melunasi Utang Pajak.
2. Apabila setelah lewat waktu 21 hari terhitung sejak tanggal Surat Teguran disampaikan,
Penanggung Pajak belum melunasi Utang Pajak, Surat Paksa diterbitkan oleh Pejabat dan
diberitahukan secara langsung oleh Jurusita Pajak kepada Penanggung Pajak.
3. Apabila setelah lewat waktu 2 kali 24 jam sejak tanggal Surat Paksa diberitahukan,
Penanggung Pajak belum melunasi Utang Pajak, Pejabat menerbitkan surat perintah
melaksanakan Penyitaan dan Jurusita Pajak melaksanakan Penyitaan terhadap Barang
milik Penanggung Pajak.
4. Dalam hal Penyitaan dilakukan terhadap harta kekayaan Penanggung Pajak yang
tersimpan pada LJK, LJK Lainnya, dan/atau Entitas Lain, Pejabat melakukan permintaan
Pemblokiran terlebih dahulu.
5. Apabila setelah lewat waktu 14 hari sejak tanggal pelaksanaan Penyitaan, Penanggung
Pajak belum melunasi Utang Pajak dan Biaya Penagihan Pajak, Pejabat melakukan
pengumuman lelang atas Barang sitaan yang akan dilelang.
6. Apabila setelah lewat waktu 14 hari sejak tanggal pengumuman lelang, Penanggung
Pajak belum melunasi Utang Pajak dan Biaya Penagihan Pajak, Pejabat melakukan
penjualan Barang sitaan Penanggung Pajak melalui kantor lelang negara.
7. Apabila setelah lewat waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal pelaksanaan Penyitaan
terhadap Barang sitaan yang penjualannya dikecualikan dari penjualan secara lelang,
Penanggung Pajak belum melunasi Utang Pajak dan Biaya Penagihan Pajak, Pejabat
segera menggunakan, menjual, dan/atau memindahbukukan Barang sitaan.
8. Dalam hal telah dilakukan upaya penjualan Barang sitaan secara lelang dan/atau
penggunaan, penjualan, dan/atau pemindahbukuan Barang sitaan yang dikecualikan dari
penjualan secara lelang Pejabat dapat mengusulkan Pencegahan.
9. Pengusulan Pencegahan dapat dilakukan setelah tanggal Surat Paksa diberitahukan tanpa
didahului penerbitan surat perintah melaksanakan Penyitaan, pelaksanaan Penyitaan, atau
penjualan Barang sitaan, dalam hal:
a. Objek Sita tidak dapat ditemukan;
b. Utang Pajak sebagai dasar penagihan Pajak mendekati daluwarsa penagihan;
c. berdasarkan data dan informasi terdapat indikasi Penanggung Pajak akan
meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya atau berniat untuk itu;
d. terdapat tanda-tanda bahwa Badan akan dibubarkan atau dilakukan perubahan
bentuk lainnya;atau
e. terdapat tanda-tanda kepailitan dan/atau dalam keadaan pailit.
10. Dalam hal terhadap Penanggung Pajak telah dilakukan Pencegahan, Penyanderaan dapat
dilakukan terhadap Penanggung Pajak dalam jangka waktu paling cepat 30 (tiga puluh)
hari sebelum berakhirnya masa Pencegahan atau berakhirnya masa perpanjangan
Pencegahan.
11. Penyanderaan dapat dilakukan setelah lewat waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal
Surat Paksa diberitahukan, dalam hal:
a. Utang Pajak sebagai dasar penagihan Pajak mendekati daluwarsa penagihan;
b. terdapat tanda-tanda bahwa Badan akan dibubarkan atau dilakukan perubahan
bentuk lainnya; atau
c. terdapat tanda-tanda kepailitan dan/atau dalam keadaan pailit

Istilah-Istilah Dalam Pajak Daerah

Berikut adalah penjelasan beberapa istilah penting yang ada dalam pajak daerah berdasarkan
Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011, yaitu:

1. Subyek Pajak adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan pajak.
2. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak
dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban membayar pajak
3. Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD) adalah nomor yang diberikan kepada
wajib pajak daerah sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan
sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak daerah
4. Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan kalender atau jangka
waktu lain yang diatur dengan Peraturan Walikota paling lama 3 (tiga) bulan kalender,
yang menjadi dasar bagi wajib pajak untuk menghitung, menyetor dan melaporkan pajak
yang terutang
5. Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) tahun kalender
6. Pajak Terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam masa pajak,
dalam tahun pajak
7. SPTPD (Surat Pemberitahuan Pajak Daerah) surat yang oleh wajib pajak digunakan
untuk melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan
objek pajak
8. SSPD (Surat Setoran Pajak Daerah) bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah
dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke Kas
Daerah
9. SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah) surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya
jumlah pokok pajak yang terutang
10. SKPDKB (Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar) surat ketetapan pajak yang
menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan
pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administratif dan jumlah pajak yang masih
harus dibayar
11. SKPDN Surat Ketetapan Pajak Daerah) Nihil surat ketetapan pajak yang menentukan
jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang
dan tidak ada kredit pajak
12. SKPDLB (Surat Ketetapan Pajak Daerah) Lebih Bayar surat ketetapan pajak yang
menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar
daripada pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang.
13. STPD (Surat Tagihan Pajak Daerah) surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau
sanksi administratif berupa bunga
14. SPPT (Surat Pemberitahuan Pajak Terutang) surat yang digunakan untuk
memberitahukan besarnya Pajak Bumi dan Bangunan yang terutang dan bukan
merupakan bukti kepemilikan hak atas tanah dan bangunan.

TATA CARA PENAGIHAN PAJAK DAERAH

Pasal 3

1) Kepala Badan melaksanakan penagihan pajak dalam hal utang pajak sebagaimana tercantum
dalam :
a. SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan,
Putusan Banding, Putusan Peninjauan Kembali yang menyebabkan jumlah pajak yang harus
dibayar bertambah;
b. b. SPPTPBB dan SPTPBB;
c. c. Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar, Surat
Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar Tambahan, serta
Surat Tagihan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dan Surat Keputusan
Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, Putusan Peninjauan
Kemkalimantan tengah menyebabbkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah.
2) Penagihan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan apabila tidak dilunasi
sampai dengan tanggal jatuh tempo.
3) Penagihan Pajak merupakan serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak
dan biaya penagihan pajak dengan cara :
a. menegur atau memperingatkan;
b. melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus;
c. memberitahukan Surat Paksa; d. mengusulkan pencegahan;
e. melaksanakan penyitaan;
f. melaksanakan pencegahan; dan
g. menjual barang yang telah disita.

Anda mungkin juga menyukai