Pailit
2
Akibat Kepailitan
43
AKIBAT HUKUM KEPAILITAN
PUTUSAN PAILIT
UPAYA
HUKUM
Pelaksanaan Eksekusi
Wewenang Melaksanakan Pengurusan Harta Pailit
1. Panitia Kreditor
Panitia Kreditor adalah pihak yanmewakili
pihak Kreditor
Pasal 79 s.d 112 UUKPKPU
Tata Cara Eksekusi
2. Pencocokan Utang/Verifikasi
Piutang-piutang Kreditor atau utang-utang Debitor yang
dinyatakan pailit didata oleh Kurator untuk dicocokkan
mengenai benar tidaknya pengakuan sebagai Kreditor,
besarnya piutang Kreditor maupun kedudukannya sebagai
Kreditor.
Hal ini berguna untuk melindungi Debitor pailit terhadap
tagihan-tagihan yang tidak ada dasarnya dan bagi pihak
Kreditor sebagai perlindungan terhadap kemungkinan
utang-utang fiktif yang dibuat oleh Debitor
Pasal 113 s.d 143 UUKPKPU
Tata Cara Eksekusi
46
• Pasal 42 UU Kepailitan
• Apabila perbuatan hukum yang merugikan Kreditor dilakukan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sebelum putusan pernyataan
pailit diucapkan, sedangkan perbuatan tersebut tidak wajib dilakukan Debitor, kecuali dapat dibuktikan sebaliknya, Debitor dan
pihak dengan siapa perbuatan tersebut dilakukan dianggap mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa perbuatan tersebut
akan mengakibatkan kerugian bagi Kreditor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (2), dalam hal perbuatan tersebut:
• a. merupakan perjanjian dimana kewajiban Debitor jauh melebihi kewajiban pihak dengan siapa perjanjian tersebut dibuat;
• b. merupakan pembayaran atas, atau pemberian jaminan untuk utang yang belum jatuh tempo dan/atau belum atau tidak dapat
ditagih;
• d. dilakukan oleh Debitor yang merupakan badan hukum, dengan atau untuk kepentingan:
• 1) anggota direksi atau pengurus dari Debitor, suami atau istri, anak angkat, atau keluarga sampai
• derajat ketiga dari anggota direksi atau pengurus tersebut;
• pertama.
• 2) perorangan, baik sendiri atau bersama-sama dengan suami atau istri, anak angkat, atau keluarga sampai derajat ketiga, yang ikut serta
secara langsung atau tidak langsung dalam kepemilikan pada Debitor lebih dari 50% (lima puluh persen) dari modal disetor atau dalam
pengendalian badan hukum tersebut;
• 3) perorangan yang suami atau istri, anak angkat, atau keluarganya sampai derajat ketiga, ikut serta secara langsung atau tidak langsung
dalam kepemilikan pada Debitor lebih dari 50% (lima puluh persen) dari modal disetor atau dalam pengendalian badan hukum tersebut.
• e. dilakukan oleh Debitor yang merupakan badan hukum dengan atau untuk kepentingan badan hukum lainnya, apabila:
• 1) perorangan anggota direksi atau pengurus pada kedua badan usaha tersebut adalah orang yang sama;
• 2) suami atau istri, anak angkat, atau keluarga sampai derajat ketiga dari perorangan anggota direksi atau pengurus Debitor yang juga
merupakan anggota direksi atau pengurus pada badan hukum lainnya, atau sebaliknya;
• 4) Debitor adalah anggota direksi atau pengurus pada badan hukum lainnya, atau sebaliknya;
• 5) badan hukum yang sama, atau perorangan yang sama baik bersama, atau tidak dengan suami atau istrinya, dan atau para anak
angkatnya dan keluarganya sampai derajat ketiga ikut serta secara langsung atau tidak langsung dalam kedua badan hukum
tersebut paling kurang sebesar 50% (lima puluh persen) dari modal yang disetor.
• f. dilakukan oleh Debitor yang merupakan badan hukum dengan atau terhadap badan hukum lain dalam satu grup dimana Debitor
adalah anggotanya;
• g. ketentuan dalam huruf c, huruf d, huruf e, dan huruf f berlaku mutatis mutandis dalam hal dilakukan oleh Debitor dengan atau
untuk kepentingan:
• 1) anggota pengurus dari suatu badan hukum, suami atau istri, anak angkat atau keluarga sampai derajat ketiga dari anggota
pengurus tersebut;
• 2) perorangan, baik sendiri maupun bersama-sama dengan suami atau istri, anak angkat, atau keluarga sampai derajat ketiga yang
ikut serta secara langsung atau tidak langsung dalam pengendalian badan hukum tersebut.
Actio Pauliana
Pasal 1341 BW
…, tiap orang berpiutang boleh mengajukan batalnya segala perbuatan yang tidak diwajibkan
yang dilakukan oleh si berutang dengan nama apapun juga, yang merugikan orang orang
berpiutang, asal dibuktikan, ketika perbuatan dilakukan, baik siberutang maupun orang dengan
atau untuk siapa si berutang itu berbuat,mengetahui bahwa perbuatan itu membawa akibat yang
merugikan orang yang berpiutang
Syarat
Kepentingan harta pailit
Perbuatan hukum debitur yang merugikan kreditur
Dimintakan pembatalan atas Perbuatan yang dilakukan sebelum penetapan
pailit
Harus dapat dibuktikan bahwa perbutan hukum tersebut mangakibatkan
kerugian bagi kreditur
Pengecualian terhadap perbuatan hukum yang wajib dilakukanya berdasarkan
perjanjian atau karena undang-undang
Jangka waktu perbuatan yang dilakukan dalam 1
tahun sebelum putusan
– Dalam Faillissementsverordering jangka waktu 40 hari
– Dalam UU No.37 Tahun 2004 jangka waktu 1 tahun sejak
putusan pengadilan.
44
KEWENANGAN KURATOR MENGAKHIRI
KONTRAK
Landasan Pertimbangan:
Semata-mata Harus untuk mempertahankan
dan atau
meningkatkan nilai budel pailit
KEWENANGAN MENGAKHIRI KONTRAK
(CONT’ED)
● Menghentikan Sewa Menyewa, dengan
memperhatikan kelaziman yang berlaku
ditempat tersebut. (Pasal 38 ayat 1 UU
Kepailitan)
● Menghentikan Perjanjian Kerja (Pasal 39 dan
252 UU Kepailitan)
● Menggugurkan perkara yang sedang berjalan
(pasal 28 UU Kepailitan)
PERJUMPAAN UTANG (SET OFF) MENURUT
KUH PERDATA.(PS 1425 DAN 1427)
• Kedua belah pihak harus saling menjadi kreditor dan debitor
( si A mempunyai tagihan kepada B dan B mempunyai tagihan
kepada A).
• Kedua tagihan harus merupakan tagihan keuangan atau
tagihan barang yang dapat diganti (terdapat kesesuaian kedua
tagihan)
• Kedua Tagihan harus sudah jatuh tempo dan harus dibayar.
• Besarnya kedua tagihan harus dapat ditentukan.
Menurut pasal 1426 KUH Perd., Set Off terjadi demi hukum
(tidak perlu suatu tindakan tertentu).
PERJUMPAAN UTANG (SET OFF) MENURUT UU
KEPAILITAN
Dapat dilakukan (pasal 52, 53, 54 dan
248 UUKepailitan) dengan ketentuan:
✔ Piutang dan Utang telah ada sebelum putusan pailit
diucapkan.
✔ Merupakan akibat dari transaksi yang dilakukan dengan
Debitor pailit
✔ Bukan piutang atau utang yang diambil alih setelah
terjadinya Kepailitan atau Penundaan Pembayaran Utang.
PERJUMPAAN UTANG (SET OFF)
MENURUT UU KEPAILITAN (cont’ed)
Konsekuensi
Atas semua sita jaminan, sita eksekusi maupun sita
hukum atas revindikasi harus diangkat / dihapus
Kepailitan
Pengaturan mengenai hal tersebut diatur dalam Pasal 212 sampai dengan
Pasal 214 UU K-PKPU. Pasal 212 menyebutkan kreditor yg setelah putusan
pernyataan pailit debitornya diucapkan, mengambil pelunasan seluruh atau
sebagian piutangnya dan benda yang termasuk harta pailit yg berada di luar
wilayah NKRI. Yang tidak diperikatkan kepadanya dengan hak untuk
didahulukan, harus mengganti kepada budel pailit segala yg telah
diperolehnya tersebut.
43
Pengaturan Hukum Kepailitan Internasional dalam UU K-PKPU..lanjutan
Tampak dari ketentuan di atas bahwa debitornya di Indonesia diputus pailit oleh
pengadilan yang berwenang di Indonesia yaitu pengadilan niaga. Kreditornya
sendiri tidak dipersoalkan apakah di Indonesia atau di luar Indonesia, tetapi
harta atau barang yg termasuk budel pailit berada di luar Indonesia.
44
TIMBULNYA JAMINAN KARENA TERDAPAT
PERJANJIAN UTAMA YAITU UTANG-PIUTANG
JENIS JAMINAN:
1. JAMINAN UMUM
• PASAL 1131 KUHP: SEMUA BARANG DEBITUR MENJADI
JAMINAN ATAS UTANGNYA
• PASAL 1132 KUHP: SEMUA BENDA TERSEBUT MENJADI
JAMINAN BERSAMA-SAMA BAGI SEMUA KREDITUR, KECUALI
ADA ALASAN YANG SAH UNTUK DIDAHULUKAN
2. JAMINAN KHUSUS
• JAMINAN PERORANGAN: BORGTOCH
• JAMINAN KEBENDAAN
a) GADAI
b) HIPOTIK
c) FIDUCIA
d) HAK TANGGUNGAN
e) CREDITVERBAND
Jaminan Perorangan
48
Jaminan Harta Debitur
49
Harta Kekayaan Debitur Sebagai Agunan
50
Penangguhan
• Penangguhan hak eksekusi kreditor separatis (pemegang hak agunan)
[p. 56.1]
• Permohonan kreditor separatis atau pihak ketiga untuk mengangkat
atau merubah syarat penangguhan hak eksekusi [p.57.2, p.57.3]
• Pemanggilan para kreditor atau pihak ketiga pada sidang
pemeriksaan permohonan pengangkatan atau perubahan syarat
penangguhan [p.57.4]
• Keputusan Hakim Pengawas atas permohonan pengangkatan atau
perubahan syarat penangguhan [p. 57.5-6]
• Pemberian perlindungan kepentingan pemohon pengangkatan atau
perubahan syarat penangguhan [p.58.2]
• Pengajuan perlawanan ke Pengadilan Niaga atas putusan Hakim
Pengawas atas permohonan pengangkatan atau perubahan syarat
penangguhan [p.58.3]
• Putusan Pengadilan Niaga atas Pengajuan perlawanan tersebut
[p.58.3]
51
8. Eksekusi Hak Agunan
• Penjualan harta pailit yang diagunkan oleh Kurator [p.59.2]
• Penjualan harta pailit yang diagunkan oleh kreditor separatis
[p.59.1]
• Penjualan barang agunan yang diserahkan oleh kreditor separatis
karena lewatnya jangka waktu eksekusi [p.59.2]
• Pembebasan barang yang menjadi agunan oleh Kurator [p.59.3]
• Pertanggungjawaban hasil penjualan barang agunan oleh Kreditor
Separatis [p.60.1]
• Penuntutan penyerahan bagian hasil penjualan barang agunan
[p.60.2]
52