Anda di halaman 1dari 51

KEJAKSAAN NEGERI JAKARTA SELATAN

Jl. Tanjung No.15, RT.1/RW.2,

Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12530

“UNTUK KEADILAN’

SURAT TUNTUTAN

ATAS NAMA TERDAKWA

ARDO PRADANA

JAKSA PENUNTUT UMUM

DIMAS AQSHAL INDRATTA, S.H., M.H.

SHAHIRA NURANIA, S.H., M.H.

HILWA AZ ZAHRA ADWANI, S.H., M.H.

ATHAYA ANINDITA TRISAKSONO, S.H., M.H.

M. AKILA WARGADALEM, S.H.

FATHIA SAPUTRI WULANDEWI, S.H., M.H.


KEJAKSAAN NEGERI JAKARTA SELATAN
Jl. Tanjung No.1, RW.2, Tj. Bar., Kec. Jagakarsa, Kota Jakarta
Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12530
No Telp. (021) 7891 4564 / (021) 7891 4565

“UNTUK KEADILAN” P-42

SURAT TUNTUTAN

No.Reg. Perkara. : Nomor. 430/Pen.Pid.B/2020/PN JKT.SEL

I. PENDAHULUAN

Majelis Hakim yang terhormat,


Penasehat Hukum yang kami hormati,
Hadirin yang terhormat.

Perkenankan lah kami mengajak para hadirin untuk memanjatkan rasa Pujian
Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semua sehingga pada hari ini dapat mengikuti persidangan
TERDAKWA ARDO PRADANA dalam keadaan sehat.
Pada sidang yang lalu, Ketua Majelis Hakim telah menyatakan bahwa proses
pembuktian atas perkara ini dianggap selesai, maka kini tiba saatnya bagi kami selaku
Penuntut Umum untuk membacakan tuntutan pidana (requisitoir) Sebagaimana diatur
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana Pasal 182 ayat (1) huruf a yang
berbunyi:

“Setelah pemeriksaan dinyatakan selesai, penuntut umum mengajukan tuntutan


pidana”.

Persidangan perkara atas nama TERDAKWA ARDO PRADANA yang dilaksanakan di


Pengadilan Negeri Jakarta Selatan setelah melalui proses sebanyak 6 (enam) kali
persidangan dimulai dari pembacaan surat Dakwaan sampai dengan pemeriksaan
Terdakwa. Suatu proses persidangan yang panjang ini tidaklah berarti apa-apa
dibanding dengan ditemukannya kebenaran materiil dari proses persidangan ini.
Selama proses persidangan berlangsung telah muncul berbagai perbedaan pendapat,
khususnya terjadi antara Jaksa Penuntut Umum dengan Tim Penasihat Hukum, namun
demikian karena perbedaan pendapat itu mempunyai tujuan yang sama yakni mencari
dan menemukan kebenaran materiil maka perbedaan pendapat itu merupakan
tambahan perbendaharaan pengetahuan dan pengalaman kita semua dalam mencari
dan menemukan suatu kebenaran.
Sebelum membacakan Requisitoir atau Surat Tuntutan Pidana terlebih dahulu
kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Majelis Hakim yang telah
memimpin persidangan dengan tegas, adil dan bijaksana, sehingga persidangan
berlangsung dengan tertib dan lancar, penghargaan yang sama kami sampaikan
kepada rekan Penasihat Hukum, pihak Kepolisian, dan hadirin pengunjung sidang yang
telah memelihara ketertiban dan ketenangan persidangan, sehingga persidangan
berjalan aman, lancar dan terbuka disertai harapan agar persidangan selanjutnya akan
tetap berjalan dengan lancar dan tertib.

II. IDENTITAS DAN DAKWAAN :

Majelis Hakim Yang Terhormat,


Penasihat Hukum yang Kami Hormati,
Hadirin Yang Kami Muliakan.

Kami Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan dengan
memperhatikan hasil persidangan perkara atas nama TERDAKWA:
Nama Lengkap : Ardo Pradana
Tempat Lahir : Jakarta
Umur/ Tanggal Lahir : 30 Tahun / 19 Februari 1991
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat Tinggal : Jl. RS Fatmawati, No. 76, Cipete Utara, Kebayoran
Baru, RT.5 / RW.3, Cipete Utara, Kec. Kby. Baru,
Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 12150
Agama : Islam
Pekerjaan : Direktur Utama PT Audi Pradana
Pendidikan : S2

1. PENAHANAN
Penyidik : Penahanan oleh Penyidik Kepolisian Daerah Metro
Jaya pada tanggal 6 Mei 2020 sampai dengan 14 Mei 2020 di Polda Metro Jaya,
berdasarkan Surat Perintah Penahanan Nomor:
SP.Han/453/XI/2020/Dit.Reskrim.Mum;
Jaksa Penuntut Umum : Penahanan oleh Penyidik Kepolisian Daerah Metro
Jaya pada tanggal 14 Mei 2020 sampai dengan 1 Juni 2020 di Polda Metro Jaya,
berdasarkan Surat Perintah Penahanan Nomor:
SPP.Han/102/32.c/XII/2020/Dit.Reskrim.Mum.

2. DAKWAAN

KESATU
-------- Bahwa ia Terdakwa ARDO PRADANA, selaku Direktur Utama PT Audi Pradana
periode tahun 2015 sampai dengan tahun 2020 berdasarkan Akta Berita Acara RUPS
Tahunan Nomor 1, tanggal 31 Mei 2016, dibuat dihadapan Christina Putri Dewanti,
S.H., Notaris di Kota Jakarta (selanjutnya disebut dengan “Akta No, 1/2016), pada 20
Februari 2020 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan FEBRUARI tahun
2020 bertempat di Jl. R.A.Kartini No.Kav 203, RT.11/RW.4, Cilandak Barat, Kec.
Cilandak, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12430, Atau
setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk daerah hukum Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan, dengan sengaja dan melawan hukum, memiliki barang sesuatu
yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam
kekuasaannya bukan karena kejahatan, perbuatan tersebut dilakukan Terdakwa
dengan cara antara lain sebagai berikut: ------------------------------------------------------------

● Bahwa pada hari Rabu 14 Februari 2020 pukul 12.25 WIB, Saksi TUTI TUTITA
yang merupakan karyawan front teller Bank ABC diminta untuk mentransfer uang
sejumlah Rp200.000.000,00 oleh Saksi ATHAYA SHIHAB yang akan ditujukan
kepada Saksi AMIRAH, nasabah Bank ABC dengan nomor rekening
5055120704 ;
● Namun ketika hendak melakukan pentransferan dana kepada Saksi AMIRAH,
terjadi kesalahan transfer, dimana Saksi Tuti Tutita salah memasukan nomor
rekening. Diketahui uang tersebut sudah di konfirmasi oleh Saksi GERALDO
yang merupakan petugas Back Office Bank ABC
● Bahwa diketahui nomor rekening yang dimasukkan dalam transfer uang
sejumlah Rp200.000.000,00 tersebut diketahui milik PT Audi Pradana yang
merupakan nasabah Bank ABC dengan nomor rekening 5055120705;
● Bahwa PT Audi Pradana merupakan perusahaan dibidang usaha otomotif
mobil-mobil Eropa yang berdiri dan tunduk berdasarkan hukum negara Republik
Indonesia yang dipimpin oleh TERDAKWA.
● Bahwa setelah terjadi salah transfer oleh Saksi Tuti Tutita, kemudian
TERDAKWA mendapatkan informasi mengenai uang yang masuk ke dalam
rekening PT Audi Pradana melalui manager keuangan PT Audi Pradana;
● Bahwa pada hari Kamis 20 Februari 2020 pukul 08.00 WIB, TERDAKWA
menerima notifikasi penerimaan uang dan memeriksa mutasi rekening di
Handphone Pribadi miliknya. TERDAKWA mengatakan “wah, dapet duit kaget
neh” yang didengar oleh Ajudan Pribadinya yaitu Saksi MUHAMMAD AKBAR
yang saat itu tengah mengantarkan terdakwa menuju ke kantornya;
● Bahwa 6 hari setelah saksi Tuti Tutita mentransfer uang ke rekening PT Audi
Pradana, yaitu pada hari Kamis tanggal 20 Februari 2020 pukul 10.00 WIB,
TERDAKWA meminta manager keuangan untuk mengambil uang
Rp200.000.000,00 tersebut dari rekening PT Audi Pradana yang kemudian uang
tersebut dimasukan ke dalam rekening pribadi TERDAKWA dengan cara
mentransfer uang tersebut ke nomor rekening pribadinya.
● Bahwa setelah itu pada pukul 12.00 WIB, TERDAKWA mengunjungi showroom
mobil Klasik Motors yang beralamat di Jl. R.A.Kartini No.Kav 203, RT.11/RW.4,
Cilandak Bar., Kec. Cilandak, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 12430 yang dimiliki oleh Saksi IWAN GUNAWAN.
● Bahwa pada hari Kamis tanggal 20 Februari 2020, TERDAKWA membeli satu
buah unit Mobil Vintage BMW seri 318i M40 Tahun 1991 yang telah dimodif
seharga Rp200.000.000,00. di Klasik Motors. Setelah itu, Terdakwa langsung
melakukan proses balik nama ke Kantor Samsat Polda Metro Jaya Jakarta.
● Bahwa pada hari Selasa tanggal 25 Februari 2020 pukul 11.00 WIB, Saksi
AMIRAH menanyakan kepada Saksi ATHAYA SHIHAB mengenai uang sejumlah
Rp200.000.000.000 yang belum diterimanya. Setelah itu, Saksi ATHAYA
SHIHAB pergi ke Bank ABC dan menanyakan Saksi TUTI TUTITA perihal
tersebut.
● Bahwa selanjutnya Saksi TUTI TUTITA bersama Saksi ATHAYA SHIHAB
melakukan pencocokan data nasabah tujuan. Pada akhirnya diketahui bahwa
Saksi TUTI TUTITA melakukan kesalah dalam memasukan nomor rekening.
● Bahwa atas hal tersebut, Saksi TUTI TUTITA melaporkan kesalahan transfer
kepada Head Teller Bank ABC yang bernama Saksi DIMAS RIZQULLAH yang
kemudian Saksi TUTI TUTITA dan Saksi DIMAS RIZQULLAH melakukan
penelusuran dan pelacakan.
● Bahwa setelah dilakukan penelusuran dan pelacakan, akhirnya diketahui bahwa
uang tersebut masuk kedalam rekening nasabah Bank ABC, PT Audi Pradana;
● Bahwa pada hari Selasa tanggal 25 Februari 2020 pukul 13.00 WIB Saksi TUTI
TUTITA menghubungi TERDAKWA selaku Direktur Utama PT Audi Pradana
untuk mengkonfirmasi hal yang terjadi dan meminta pengembalian uang
Rp200.000.000,00 tersebut;
● Bahwa pada hari Selasa tanggal 25 Februari 2020 pukul 17.00 WIB, Saksi TUTI
TUTITA mengirimkan permintaan maaf dan pemberitahuan resmi kepada
TERDAKWA melalui e-mail kepada PT Audi Pradana;
● Bahwa pada hari Jumat tanggal 28 Februari 2020, TERDAKWA menerima BPKB
asli atas nama pribadi Terdakwa, dari Kantor Samsat Polda Metro Jaya Jakarta,
setelah proses 7 hari kerja Balik Nama;
● Bahwa pada hari Jumat tanggal 28 Februari 2020 pukul 09.10, Saksi TUTI
TUTITA menghubungi PT Audi Pradana melalui Telepon dan mengirimkan Hard
Copy surat ke kantor PT Audi Pradana. Surat tersebut diterima oleh Sekretaris
TERDAKWA, Saksi INEZ JENNIFER.
● Bahwa setelah beberapa kali dihubungi PT Audi Pradana menyatakan tidak
dapat langsung mengembalikkan Rp. 200.000.000,00 tersebut secara penuh
dengan alasan saat menerima uang sejumlah Rp. 200.000.000,00 tersebut,
TERDAKWA mengira bahwa uang tersebut merupakan Bonus yang diberikan
pelanggan dikarenakan rekening PT Audi Pradana di Bank ABC tersebut
merupakan rekening yang dilakukan untuk kegiatan usaha PT ABC;
● Bahwa Saksi TUTI TUTITA dan BANK ABC juga sudah mengirimkan surat
somasi sebanyak 3 surat somasi kepada TERDAKWA, namun nyatanya tidak
ada itikad baik dari TERDAKWA untuk mengembalikan uang tersebut;
● Bahwa setelah dihubungi beberapa kali, dan dikirimkannya surat somasi, dengan
itikad baik, akhirnya pada tanggal 4 Mei 2020 Saksi TUTI TUTITA mendatangi
kediaman TERDAKWA. Namun, nyatanya Terdakwa menyatakan bahwa ia tidak
dapat secara langsung mengembalikan uang tersebut dikarenakan uang tersebut
telah dipakai untuk membeli Mobil Vintage BMW dengan BPKB No. A 0867384 ;
● Bahwa pada Selasa tanggal 4 Mei 2020, setelah mendengar alasan Terdakwa
saat diminta pengembalian uang tersebut, Saksi TUTI TUTITA melaporkan
TERDAKWA ke Unit Kriminal Khusus pada Polres Jakarta Selatan;

-------- Bahwa perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 372 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tentang penggelapan. ----------------
ATAU

KEDUA
-------- Bahwa ia Terdakwa ARDO PRADANA, selaku Direktur Utama PT Audi Pradana
periode tahun 2015 sampai dengan tahun 2020 berdasarkan Akta Berita Acara RUPS
Tahunan Nomor 1, tanggal 31 Mei 2016, dibuat dihadapan Christina Putri Dewanti,
S.H., Notaris di Kota Jakarta (selanjutnya disebut dengan “Akta No, 1/2016), pada 20
Februari 2020 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan FEBRUARI tahun
2020 bertempat di Jl. R.A.Kartini No.Kav 203, RT.11/RW.4, Cilandak Barat, Kec.
Cilandak, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12430, Atau
setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk daerah hukum Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan, dengan sengaja menguasai dan mengakui sebagai miliknya
dana hasil transfer yang diketahui atau patut diketahui bukan haknya, perbuatan
tersebut dilakukan Terdakwa dengan cara antara lain sebagai berikut:------------------------

● Bahwa pada hari Rabu 14 Februari 2020 pukul 12.25 WIB, Saksi TUTI TUTITA
yang merupakan karyawan front teller Bank ABC diminta untuk mentransfer uang
sejumlah Rp200.000.000,00 oleh Saksi ATHAYA SHIHAB yang akan ditujukan
kepada Saksi AMIRAH, nasabah Bank ABC dengan nomor rekening
5055120704;
● Namun ketika hendak melakukan pentransferan dana kepada Saksi AMIRAH,
terjadi kesalahan transfer, dimana Saksi Tuti Tutita salah memasukan nomor
rekening. Diketahui uang tersebut sudah di konfirmasi oleh Saksi GERALDO
yang merupakan petugas Back Office Bank ABC;
● Bahwa diketahui nomor rekening yang dimasukkan dalam transfer uang
sejumlah Rp200.000.000,00 tersebut diketahui milik PT Audi Pradana yang
merupakan nasabah Bank ABC dengan nomor rekening 5055120705;
● Bahwa PT Audi Pradana merupakan perusahaan dibidang usaha otomotif
mobil-mobil Eropa yang berdiri dan tunduk berdasarkan hukum negara Republik
Indonesia yang dipimpin oleh Terdakwa ARDO PRADANA;
● Bahwa setelah terjadi salah transfer oleh Saksi Tuti Tutita, kemudian
TERDAKWA mendapatkan informasi mengenai uang yang masuk ke dalam
rekening PT Audi Pradana melalui manager keuangan PT Audi Pradana;
● Bahwa pada hari Kamis 20 Februari 2020 pukul 08.00 WIB, TERDAKWA
menerima notifikasi penerimaan uang dan memeriksa mutasi rekening di
Handphone Pribadi miliknya. TERDAKWA mengatakan “wah, dapet duit kaget
neh” yang didengar oleh Ajudan Pribadinya yaitu Saksi MUHAMMAD AKBAR
yang saat itu tengah mengantarkan terdakwa menuju ke kantornya;
● Bahwa 6 hari setelah saksi Tuti Tutita mentransfer uang ke rekening PT Audi
Pradana, yaitu pada hari Kamis tanggal 20 Februari 2020 pukul 10.00 WIB,
TERDAKWA meminta manager keuangan untuk mengambil uang
Rp200.000.000,00 tersebut dari rekening PT Audi Pradana yang kemudian uang
tersebut dimasukan ke dalam rekening pribadi TERDAKWA dengan cara
mentransfer uang tersebut ke nomor rekening pribadinya.
● Bahwa setelah itu pada pukul 12.00 WIB, TERDAKWA mengunjungi showroom
mobil Klasik Motors yang beralamat di Jl. R.A.Kartini No.Kav 203, RT.11/RW.4,
Cilandak Bar., Kec. Cilandak, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 12430 yang dimiliki oleh Saksi IWAN GUNAWAN.
● Bahwa pada hari Kamis tanggal 20 Februari 2020, TERDAKWA membeli satu
buah unit Mobil Vintage BMW seri 318i M40 Tahun 1991 yang telah dimodif
seharga Rp200.000.000,00. di Klasik Motors. Setelah itu, Terdakwa langsung
melakukan proses balik nama ke Kantor Samsat Polda Metro Jaya Jakarta.
● Bahwa pada hari Selasa tanggal 25 Februari 2020 pukul 11.00 WIB, Saksi
AMIRAH menanyakan kepada Saksi ATHAYA SHIHAB mengenai uang sejumlah
Rp200.000.000.000 yang belum diterimanya. Setelah itu, Saksi ATHAYA
SHIHAB pergi ke Bank ABC dan menanyakan Saksi TUTI TUTITA perihal
tersebut;
● Bahwa selanjutnya Saksi TUTI TUTITA bersama Saksi ATHAYA SHIHAB
melakukan pencocokan data nasabah tujuan. Pada akhirnya diketahui bahwa
Saksi TUTI TUTITA melakukan kesalah dalam memasukan nomor rekening;
● Bahwa atas hal tersebut, Saksi TUTI TUTITA melaporkan kesalahan transfer
kepada Head Teller Bank ABC yang bernama Saksi DIMAS RIZQULLAH yang
kemudian Saksi TUTI TUTITA dan Saksi DIMAS RIZQULLAH melakukan
penelusuran dan pelacakan;
● Bahwa setelah dilakukan penelusuran dan pelacakan, akhirnya diketahui bahwa
uang tersebut masuk kedalam rekening nasabah Bank ABC, PT Audi Pradana;
● Bahwa pada hari Selasa tanggal 25 Februari 2020 pukul 13.00 WIB Saksi TUTI
TUTITA menghubungi TERDAKWA selaku Direktur Utama PT Audi Pradana
untuk mengkonfirmasi hal yang terjadi dan meminta pengembalian uang
Rp200.000.000,00 tersebut;
● Bahwa pada hari Selasa tanggal 25 Februari 2020 pukul 17.00 WIB, Saksi TUTI
TUTITA mengirimkan permintaan maaf dan pemberitahuan resmi kepada
TERDAKWA melalui e-mail kepada PT Audi Pradana;
● Bahwa pada hari Jumat tanggal 28 Februari 2020, TERDAKWA menerima BPKB
asli atas nama pribadi Terdakwa, dari Kantor Samsat Polda Metro Jaya Jakarta,
setelah proses 7 hari kerja Balik Nama;
● Bahwa pada hari Jumat tanggal 28 Februari 2020 pukul 09.10, Saksi TUTI
TUTITA menghubungi PT Audi Pradana melalui Telepon dan mengirimkan Hard
Copy surat ke kantor PT Audi Pradana. Surat tersebut diterima oleh Sekretaris
TERDAKWA, Saksi INEZ JENNIFER;
● Bahwa setelah beberapa kali dihubungi PT Audi Pradana menyatakan tidak
dapat langsung mengembalikkan Rp. 200.000.000,00 tersebut secara penuh
dengan alasan saat menerima uang sejumlah Rp. 200.000.000,00 tersebut,
TERDAKWA mengira bahwa uang tersebut merupakan Bonus yang diberikan
pelanggan dikarenakan rekening PT Audi Pradana di Bank ABC tersebut
merupakan rekening yang dilakukan untuk kegiatan usaha PT ABC;
● Bahwa Saksi TUTI TUTITA dan BANK ABC juga sudah mengirimkan surat
somasi sebanyak 3 surat somasi kepada TERDAKWA, namun nyatanya tidak
ada itikad baik dari TERDAKWA untuk mengembalikan uang tersebut;
● Bahwa setelah dihubungi beberapa kali, dan dikirimkannya surat somasi, dengan
itikad baik, akhirnya pada tanggal 4 Mei 2020 Saksi TUTI TUTITA mendatangi
kediaman TERDAKWA. Namun, nyatanya Terdakwa menyatakan bahwa ia tidak
dapat secara langsung mengembalikan uang tersebut dikarenakan uang tersebut
telah dipakai untuk membeli Mobil Vintage BMW dengan BPKB No. A 0867384;
● Bahwa pada Selasa tanggal 4 Mei 2020, setelah mendengar alasan Terdakwa
saat diminta pengembalian uang tersebut, Saksi TUTI TUTITA melaporkan
TERDAKWA ke Unit Kriminal Khusus pada Polres Jakarta Selatan;

-------- Bahwa perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 85 Undang-Undang No. 3 Tahun 2010 Tentang Transfer Dana. --------------------

5. Uraian Pelimpahan Perkara :

a. Surat Pelimpahan Perkara Nomor 140/JKT.SLT/2020


b. Surat Penetapan Ketua Pengadilan tentang Penunjukan Majelis Hakim pada
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor 340/Pen.Pid.B/2020/PN. Jkt. Sel.
c. Sidang berjalan sebanyak 6 (enam) kali dimulai dari pembacaan Surat Dakwaan
sampai dengan Pemeriksaan TERDAKWA

III. FAKTA PERSIDANGAN


Fakta-fakta yang terungkap dalam pemeriksaan persidangan secara
berturut-turut berupa Keterangan Saksi-Saksi, Keterangan Ahli, Pemeriksaan
Surat-Surat, Keterangan Terdakwa,
Petunjuk serta Barang Bukti secara berturut-turut sebagai berikut:

A. KETERANGAN SAKSI DAN AHLI

Penuntut Umum mengajukan saksi a charge, antara lain:

1. SAKSI TUTI TUTITA, pada pokoknya memberikan keterangan sebagai


berikut :
● Bahwa TUTI TUTITA telah disumpah berdasarkan
agamanya;--------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa TUTI TUTITA dalam keadaan sehat jasmani dan rohani siap untuk
mengikuti persidangan;----------------------------------------------------------------------------
● Bahwa TUTI TUTITA adalah Front Teller di Bank
ABC;----------------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa TUTI TUTITA tidak mengenal TERDAKWA sebelum melakukan
perbuatan yang menjadi dasar
dakwaan;----------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa TUTI TUTITA secara tidak sengaja melakukan kesalahan transfer pada
tanggal 14 Februari 2020 ke rekening nasabah yang dimiliki PT. Audi
Pradana;-----------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa uang yang ada di dalam kesalahan transfer berjumlah Rp. 200.000.000,-
(dua ratus juta
rupiah);-------------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa TUTI TUTITA dalam melakukan transfer sudah melakukan konfirmasi
uang sesuai dengan rekening yang dituju secara langsung kepada petugas back
office yakni GERALDO;----------------------------------------------------------------------------
● Bahwa TUTI TUTITA menyadari ia melakukan salah transfer pada tanggal 25
Februari 2020, yakni 14 hari setelah kesalahan
transfer;------------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa setelah mengetahui kesalahanya, TUTI TUTITA mencari kemana ia salah
transfer bersama Head-Teller, Dimas Rizqullah dan mendapat informasi bahwa
uang tersebut ditransfer ke rekening PT. Audi
Pradana;-----------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa TUTI TUTITA telah mengirim email ke PT. Audi Pradana untuk
menjelaskan kesalahan dan meminta kembali uang hasil salah tranfser
tersebut;-----------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa TUTI TUTITA tidak mendapat balasan dari PT. Audi
Pradana;-----------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa TUTI TUTITA mencari kontak pribadi TERDAKWA selaku Direktur PT.
Audi Pradana, dan TUTI TUTITA menelponnya tetapi tidak diangkat, lalu TUTI
mengontak TERDAKWA melalui
Whatsapp;---------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa TUTI TUTITA baru mendapat jawaban dari Whatsapp oleh
TERDAKWA;-----------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa TERDAKWA mengetahui tentang uang sejumlah Rp. 200.000.000,- (dua
ratus juta rupiah), yang merupakan salah
transfer;------------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa TERDAKWA tidak mau mengembalikan uang tersebut dan mengira uang
tersebut adalah bonus yang diberikan oleh pelanggan PT. Audi
Pradana;-----------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa uang tersebut telah digunakan oleh TERDAKWA untuk membeli mobil
BMW Vintage seri 318i M40 Tahun
1991;---------------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa TERDAKWA sempat menyatakan akan membayar dengan cara dicicil
namun tidak ada kepastian mengenai rencana mencicil tersebut dikarenakan
TERDAKWA selalu menghindar dari pihak Bank ABC;------------------------------------
● Bahwa setelah mengetahui hal tersebut TUTI TUTITA langsung melaporkan
TERDAKWA ke Pihak Kepolisian Jakarta
Selatan;------------------------------------------------------------------------------------------------

2. SAKSI MUHAMMAD AKBAR, pada pokoknya memberikan keterangan


sebagai berikut :
● Bahwa MUHAMMAD AKBAR telah disumpah berdasarkan
agamanya;--------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa MUHAMMAD AKBAR dalam keadaan sehat jasmani dan rohani siap
untuk mengikuti persidangan;--------------------------------------------------------------------
● Bahwa MUHAMMAD AKBAR mengenal TERDAKWA sebelum melakukan
perbuatan yang menjadi dasar dakwaan belum melakukan perbuatan yang
menjadi dasar dakwaan;---------------------------------------------------------------------------
● Bahwa hubungan MUHAMMAD AKBAR adalah sopir dan ajudan dari
TERDAKWA;------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa MUHAMMAD AKBAR sudah bekerja sebagai sopir dan ajudan
TERDAKWA selama 2 tahun;--------------------------------------------------------------------
● Bahwa MUHAMMAD AKBAR memiliki hubungan yang dekat dengan
TERDAKWA;-----------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa MUHAMMAD AKBAR sering mengantar TERDAKWA ke
kantor;--------------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa MUHAMMAD AKBAR sering mendengar TERDAKWA mendapatkan
bonus uang besar dari kliennya;-----------------------------------------------------------------
● Bahwa MUHAMMAD AKBAR mendengar jelas reaksi TERDAKWA yang berkata
“wah, dapet duit kaget neh” saat ia mengantar TERDAKWA ke kantor;--------------
● Bahwa MUHAMMAD AKBAR merasa yakin dengan perkataan dan reaksi
TERDAKWA yang ia dengar pada saat mengantarnya ke
kantor;--------------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa pada tanggal 14 Februari 2020, MUHAMMAD AKBAR mengantar
TERDAKWA pulang dari kantor ke rumahnya;-----------------------------------------------
● Bahwa setelah mengantar pulang TERDAKWA, MUHAMMAD AKBAR tidak
mengetahui aktivitas TERDAKWA
setelahnya;--------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa MUHAMMAD AKBAR pernah mendengar TERDAKWA memiliki saham
di beberapa perusahaan lainnya;---------------------------------------------------------------

3. SAKSI ATHAYA SHIHAB, pada pokoknya memberikan keterangan sebagai


berikut :
● Bahwa ATHAYA SHIHAB telah disumpah berdasarkan
agamanya;--------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa ATHAYA SHIHAB dalam keadaan sehat jasmani dan rohani siap untuk
mengikuti persidangan;---------------------------------------------------------------------------
● Bahwa ATHAYA SHIHAB tidak mengenal TERDAKWA sebelum TERDAKWA
melakukan perbuatan yang menjadi dasar
dakwaan;----------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa ATHAYA SHIHAB menginstruksikan Bank ABC untuk melakukan transfer
dana ke rekening milik AMIRAH;---------------------------------------------------------------
● Bahwa AMIRAH adalah kakak dari ATHAYA
SHIHAB;-----------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa uang yang diinstruksikan untuk di transfer adalah uang untuk melunasi
hutang ATHAYA SHIHAB ke AMIRAH;---------------------------------------------------------
● Bahwa dikarenakan kesalahan transfer tersebut ATHAYA SHIHAB digugat oleh
AMIRAH karena dianggap tidak membayar
hutangnya;--------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa ATHAYA SHIHAB mendapat penjelasan dari pihak Bank ABC bahwa
terjadi kesalahan pada saat memasukan nomor rekening yang berakibat
terjadinya salah transfer;---------------------------------------------------------------------------
● Bahwa ATHAYA SHIHAB telah melakukan verifikasi nama, nomor rekening dan
jumlah uang sebanyak tiga kali sebelum mendapat persetujuan dari Bank
ABC;-----------------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa ATHAYA SHIHAB telah melakukan konfirmasi kepada AMIRAH dan Bank
ABC, yang dimana dijelaskan bahwa AMIRAH berkata kepada ATHAYA SHIHAB
bahwa ia belum menerima uangnya dan Bank ABC menjelaskan kesalahan
transfernya;--------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa hal yang diketahui ATHAYA SHIHAB setelah konfirmasi adalah uang
tersebut salah tujuan dalam transfer, dan ATHAYA SHIHAB tidak mengetahui
kesalahan transfer tersebut ke rekening milik
siapa;----------------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa ATHAYA SHIHAB mengetahui bahwa Bank ABC baru menyadari
kesalahan transfer tersebut setelah 11 (sebelas) hari dari hari
transfer;-------------------------------------------------------------------------------------------------

4. SAKSI IWAN GUNAWAN, pada pokoknya memberikan keterangan sebagai


berikut:
● Bahwa IWAN GUNAWAN telah disumpah berdasarkan
agamanya;---------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa IWAN GUNAWAN dalam keadaan sehat jasmani dan rohani siap untuk
mengikuti persidangan;-----------------------------------------------------------------------------
● Bahwa IWAN GUNAWAN mengenal TERDAKWA sebelum melakukan perbuatan
yang menjadi dasar dakwaan;-------------------------------------------------------------------
● Bahwa IWAN GUNAWAN adalah pemilik Klasik Motors, tempat dimana
TERDAKWA membeli mobil;----------------------------------------------------------------------
● Bahwa IWAN GUNAWAN menjual Mobil BMW seri 318i M40 Tahun 1991
seharga Rp. 200.000.000-, (dua ratus juta rupiah) dengan Nomor BPKB A
0867384 kepada TERDAKWA;------------------------------------------------------------------
● Bahwa di dalam invoice atau bukti pembayaran, terlampir pembelian Mobil BMW
seri 318i Tahun 1991 tersebut atas nama
TERDAKWA;------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa IWAN GUNAWAN menyatakan seringkali suatu invoice penjualan mobil
dijual ke suatu perusahaan atas nama
perusahaan;-------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa IWAN GUNAWAN tidak mengetahui tujuan dari TERDAKWA dalam
membeli mobil tersebut;----------------------------------------------------------------------------
● Bahwa IWAN GUNAWAN, tidak diberitahu oleh TERDAKWA alasan dibalik
pembelian Mobil BMW seri 318i M40 Tahun 1991 seharga Rp.200.000.000-, (dua
ratus juta rupiah) dengan Nomor BPKB A 0867384;---------------------------------------
● Bahwa IWAN GUNAWAN mengetahui TERDAKWA adalah seorang Direktur di
suatu perusahaan dealership mobil;------------------------------------------------------------

5. SAKSI INDRA MUFIDI, pada pokoknya memberikan keterangan sebagai


berikut:
● Bahwa INDRA MUFIDI telah disumpah berdasarkan agamanya;-----------------------
● Bahwa INDRA MUFIDI dalam keadaan sehat jasmani dan rohani siap untuk
mengikuti persidangan;----------------------------------------------------------------------------
● Bahwa INDRA MUFIDI mengenal TERDAKWA sebelum melakukan perbuatan
yang menjadi dasar dakwaan;-------------------------------------------------------------------
● Bahwa INDRA MUFIDI memiliki hubungan kerja dengan TERDAKWA, yakni
INDRA MUFIDI merupakan Direktur Personalia dari PT. Audi Pradana yang
dimiliki oleh TERDAKWA;--------------------------------------------------------------------------
● Bahwa INDRA MUFIDI mengetahui TERDAKWA mendapatkan Mobil BMW seri
318i M40 Tahun 1991 melalui Car Ownership Program (COP) dari
perusahaan;-------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa INDRA MUFIDI mengetahui hal tersebut sesudah TERDAKWA membeli
Mobil Mobil BMW seri 318i M40 Tahun 1991-------------------------------------------------
● Bahwa INDRA MUFIDI tidak mengetahui saat TERDAKWA mengajukan Car
Ownership Program (COP);----------------------------------------------------------------------
● Bahwa INDRA MUFIDI mendengar dari temannya bahwa ada Car Ownership
Program (COP) yang diajukan oleh TERDAKWA;------------------------------------------
● Bahwa INDRA MUFIDI menyatakan bahwa Car Ownership Program (COP)
TERDAKWA adalah yang pertama diajukan di
perusahaan;-------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa sebelum Car Ownership Program (COP) yang diajukan TERDAKWA,
belum pernah ada karyawan yang diberikan mobil melalui program
tersebut;------------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa adanya peraturan yang mengatur Car Ownership Program (COP) dari PT.
Audi Pradana;-----------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa INDRA MUFIDI menyatakan TERDAKWA hobi mengoleksi mobil dan
memiliki banyak kendaraan di rumahnya, dan TERDAKWA tidak ada kebutuhan
mendesak untuk mengajukan Car Ownership Program
(COP);--------------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa INDRA MUFIDI tidak pernah melihat Mobil BMW seri 318i M40 Tahun
1991 tersebut digunakan TERDAKWA untuk keperluan
kantor;--------------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa INDRA MUFIDI hanya melihat TERDAKWA mengunggah foto Mobil
BMW seri 318i M40 Tahun 1991 tersebut di story Whatsapp pada saat
TERDAKWA pergi ke Bandung bersama keluarganya;-----------------------------------
● Bahwa INDRA MUFIDI selalu melihat TERDAKWA menggunakan mobil lain di
parkiran kantor;---------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa sepengetahuan INDRA MUFIDI, TERDAKWA menggunakan mobil BMW
seri 318i M40 Tahun 1991 tersebut untuk keperluan pribadi dan bukan untuk
keperluan pekerjaan;--------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa INDRA MUFIDI menjelaskan peraturan mengenai COP yang pada intinya
dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan fasilitas COP tidak memerlukan
keperluan mendesak;-------------------------------------------------------------------------------

6. AHLI ARIEF AHMAD, S.H., M.H., M.B.A. pada pokoknya memberikan


keterangan sebagai berikut:
● Bahwa ARIEF AHMAD dalam keadaan sehat jasmani dan rohani siap untuk
menjadi SAKSI AHLI dalam persidangan;----------------------------------------------------
● Bahwa ARIEF AHMAD telah disumpah berdasarkan
agamanya;---------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa ARIEF AHMAD tidak mengenal TERDAKWA sebelum TERDAKWA
melakukan tindakan yang menjadi dasar dakwaan;---------------------------------------
● Bahwa ARIEF AHMAD tidak memiliki hubungan darah dengan
TERDAKWA;------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa ARIEF AHMAD tidak memiliki hubungan kerja dengan
TERDAKWA;-----------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa latar belakang pendidikan ARIEF AHMAD adalah lulusan Sarjana Hukum
UIN Malang, dan lulus Magister Ilmu Tafsir berpredikat cum laude di Universitas
Al-Azhar Kairo;---------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa ARIEF AHMAD pernah menjadi asli sekira-kiranya sepuluh sampai lima
belas kali dalam persidangan;-------------------------------------------------------------------
● Bahwa ARIEF AHMAD mengetahui asal mula permasalahan yang disidangkan
berawal pada saat uang sebanyak Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)
masuk ke rekening perusahaan TERDAKWA, namun TERDAKWA mengira
bahwa uang tersebut adalah sebuah bonus, yang pada kenyataanya uang
tersebut adalah uang salah transfer dikarenakan teller bank ABC salah
memasukan nomor rekening, dari pihak Bank ABC pun sudah menghubungi
TERDAKWA berkali-kali meminta kembali uang tersebut, namun TERDAKWA
menyatakan tidak bisa mengembalikan uang tersebut karena sudah digunakan
untuk membeli mobil BMW, karena itu TUTI TUTITA menuntut TERDAKWA;-------
● Bahwa benar TERDAKWA mendapatkan mobil BMW tersebut dari program COP
dari perusahaan;-------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa sepengetahuan ARIEF AHMAD, COP ini adalah COP yang pertama
diajukan dalam perusahaan PT. Audi
Pradana;-----------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa PT. Audi Pradana memiliki peraturan mengenai
COP;----------------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa berdasarkan dua istilah yang ada di ruang lingkup pidana perbankan,
yaitu tindak pidana perbankan dan tindak pidana di perbankan, kasus tersebut
tidak bisa dikategorikan sebagai kedalam tindak pidana perbankan ataupun
tindak pidana di bidang perbankan;-------------------------------------------------------------
● Bahwa ARIEF AHMAD menyatakan kasus tersebut bisa diklasifikasikan sebagai
tindak pidana penggelapan yang diatur didalam pasal 372 KUHP karena telah
memenuhi unsur-unsur pasal tersebut, yang dimana berdasarkan fakta kasus ini,
TERDAKWA dengan sengaja memiliki dan memakai uang yang ada di rekening
perusahaan nya padahal TERDAKWA mengetahui uang tersebut bukan hak
nya;------------------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa ARIEF AHMAD menjelaskan alasan mengapa kasus tersebut tidak bisa
dikategorikan sebagai tindak pidana perbankan, yaitu dikarenakan kejadian
tersebut merupakan kelalaian oleh TUTI TUTITA yang termasuk culpa, dan
kelalaian yang bisa menyebabkan pidana adalah culpa lata, dan juga kejadian
tersebut harus memenuhi unsur-unsur pasal 46-50 Undang-undang Perbankan;--
● Bahwa ARIEF AHMAD menjelaskan Transfer Dana di Indonesia diatur dalam
Undang-Undang No.3 tahun 2011 tentang Transfer Dana, Transfer dana dapat
diartikan sebagai suatu perpindahan dana yang terjadi di antara pengirim dan
penerima dalam bentuk transfer kredit atau transfer debit yang dilakukan secara
elektronik maupun nonelektronik;----------------------------------------------------------------
● Bahwa ARIEF AHMAD menjelaskan ada 5 pihak dalam transfer dana yaitu;
Pihak Pengirim; Pihak Bank Pengirim; Pihak Penerima; Pihak Bank Pembayar;
Pihak Bank Pembayar
Kembali;------------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa ARIEF AHMAD menjelaskan hak dan kewajiban Pengirim Asal adalah
menuliskan seluruh informasi perihal transfer dana, seperti pihak penerima,
nomor rekening, nama bank, dan juga jumlah yang akan ditransfer;------------------
● Bahwa ARIEF AHMAD menjelaskan hak dan kewajiban Bank adalah
bertanggung jawab atas dana yang akan di transfer dalam arti bank memastikan
bahwa data-data yang diisi sesuai dengan perintah dari pihak pengirim;-------------
● Bahwa ARIEF AHMAD menjelaskan penerima untuk prosennya sendiri dia tidak
ada kewajiban apapun, dia hanya mempunyai hak untuk menerima transferan
dana tersebut.;----------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa UU Transfer dana menjelaskan bahwa Pihak Bank wajib melaporkan atau
memberitahu kepada pengirim mengenai status transfernya tersebut;----------------
● Bahwa ARIEF AHMAD menjelaskan dalam hal ini kalau si penerima salah
transfer tersebut tidak mengembalikan uangnya maka ia dianggap menguasai
uang tersebut, hal ini diatur dalam Pasal 85 UU Transfer Dana, tidak
mengembalikkan uang salah tranfer termasuk dalam kategori pidana, dapat
dijelaskan juga salah transfer bisa berakibat terjadinya penggelapan;----------------
● Bahwa apabila penerima salah transfer tidak mengembalikan uangnya, ini akan
memenuhi unsur-unsur Pasal 372 KUHP yang cukup jelas bahwa jika seseorang
dengan sengaja secara melawan hukum memiliki barang kepunyaan orang lain,
dan bukan karena kejahatan, akan memenuhi kejahatan penggelapan. Jadi jika
pegawai bank sudah menyatakan bahwa ada kesalahan transfer, orang yang
menerima salah transfer itu tidak boleh menggunakannya;------------------------------
● Bahwa pembuktian salah transfer tersebut dijelaskan didalam UU Transfer Dana
bahwa dalam hal terjadi kesalahan Transfer Dana yang menimbulkan kerugian
pada Pengirim Asal atau Penerima, Bank dan/atau pihak lain yang
mengendalikan Sistem Transfer Dana dibebani kewajiban untuk membuktikan
ada atau tidaknya keterlambatan atau kesalahan Transfer Dana tersebut;----------
● Bahwa UU 3/2011 tidak mengatur lebih lanjut namun pada prakteknya pihak
Bank wajib untuk memberitahukan sejak diketahui salah transfer, dalam hal ini
seharusnya dilakukan dengan cepat, karena semua sistem Bank sudah online;---
Penasihat Hukum mengajukan saksi a de charge sebagai berikut:

1. SAKSI SADAM NUGRAHA, pada pokoknya memberikan keterangan


sebagai berikut:
● Bahwa SADAM NUGRAHA telah disumpah berdasarkan
agamanya;--------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa SADAM NUGRAHA dalam keadaan sehat jasmani dan rohani siap untuk
mengikuti persidangan;-----------------------------------------------------------------------------
● Bahwa SADAM NUGRAHA mengenal TERDAKWA sebelum melakukan
perbuatan yang menjadi dasar
dakwaan;----------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa SADAM NUGRAHA tidak memiliki hubungan darah dengan
TERDAKWA;------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa SADAM NUGRAHA adalah Manajer Keuangan di PT. Audi Pradana dan
sudah berjalan 5
tahun;---------------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa SADAM NUGRAHA memiliki tanggung jawab untuk menyusun laporan
keuangan PT. Audi Pradana dan bertanggung jawab atas semua kepentingan
keuangan yang ada di PT. Audi
Pradana;-----------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa SADAM NUGRAHA mengetahui adanya Car Ownership Program yang
dijalankan dalam PT. Audi
Pradana;-----------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa SADAM NUGRAHA menjelaskan Car Ownership Program ini adalah
suatu program kepemilikan kendaraan mobil bagi karyawan dengan level
Manager ke atas dan berstatus Karyawan Tetap. Di PT Audi Pradana, anggaran
Car Ownership Program yang diberikan kepada karyawan sebesar 200juta.
Karyawan boleh membeli mobil dengan harga melebihi anggaran namun harus
membayar selisihnya secara
pribadi;-------------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa Car Ownership Program termasuk kebutuhan operasional perusahaan
sebagai program jasa yang disediakan kepada karyawan di PT Audi Pradana
yang bergerak di bidang otomotif untuk membantu jalannya bisnis
perusahaan;-------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa SADAM NUGRAHA mengetahui pembelian mobil BMW Kuno sebagai
salah satu Car Ownership Program dari PT Audi Pradana yang tercatat dalam
laporan keuangan
perusahaan;-------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa SADAM NUGRAHA mengetahui pembelian mobil BMW kuno untuk COP
TERDAKWA yang belum pernah memakai haknya sebagai karyawan di PT Audi
Pradana;-----------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa berdasarkan laporan keuangan per tanggal 31 Maret 2020 bisa
dibuktikan bahwa pembelian Mobil BMW Vintage tersebut termasuk dalam
program
COP;-----------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa SADAM NUGRAHA mengetahui asal uang Rp. 200 juta yang ditransfer
ke rekening PT Audi Pradana yang bersumber dari bonus penjualan
mobil;-----------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa SADAM NUGRAHA tidak melakukan verifikasi atau crosscheck dengan
pembukuan
perusahaan;-------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa SADAM NUGRAHA diberikan perintah untuk segera mentransferkan
uang dari rekening PT Audi Pradana ke rekening pribadi TERDAKWA untuk
mengambil Car Ownership
Program;-----------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa SADAM NUGRAHA tidak pernah mempertanyakan alasan dibalik uang
yang ditransfer ke rekening PT Audi
Pradana;-----------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa SADAM NUGRAHA sebelumnya pernah mengecek uang yang
ditransferkan ke rekening PT Audi Pradana dalam mutasi rekeningnya sebelum
uang tersebut dikirimkan ke rekening pribadi
TERDAKWA;------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa Manajer Personalia tidak mengetahui adanya transfer dana untuk
keperluan COP
TERDAKWA;------------------------------------------------------------------------------------------

2. AHLI MANO WALALANG, S.H., LL.M., pada pokoknya memberikan


keterangan sebagai berikut:
● Bahwa MANO WALALANG telah disumpah berdasarkan
agamanya;--------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa MANO WALALANG dalam keadaan sehat jasmani dan rohani siap untuk
mengikuti persidangan;-----------------------------------------------------------------------------
● Bahwa MANO WALALANG mengenal Terdakwa dan memiliki hubungan
pekerjaan dengan Terdakwa;---------------------------------------------------------------------
● Bahwa MANO WALALANG tidak memiliki hubungan darah dengan
TERDAKWA;------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa MANO WALALANG merupakan seorang saksi ahli pidana;-------------------
● Bahwa menurut penjelasan MANO WALALANG, lazimnya terdapat 3 pasal yang,
yang dapat dikenakan jika ada kesalahan transfer yang dilakukan oleh suatu
bank kepada nasabanya, yaitu Pasal 85 UU Transfer Dana, Pasal 372 KUHP
mengenai penggelapan, dan Pasal 1360 KUHPerdata yang juga mengenai
penggelapan;--------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa menurut pengetahuan saksi MANO WALALANG, yang membedakan
antara pengenaan Pasal 372 KUHP dan Pasal 1360 KUHPer jatuh kepada
adanya unsur kesengajaan yang diatur dalam Pasal 372 KUHP;----------------------
● Bahwa MANO WALALANG berpendapat yang membedakan antara pengenaan
kedua pasal tersebut jatuh kepada adanya unsur kesengajaan yang tertera
dalam Pasal 372 KUHP. Karena dalam Pasal 1360 KUHPer tuh tidak disebutkan
sama sekali adanya unsur kesengajaan;------------------------------------------------------
● Bahwa menurut pengetahuan saksi MANO WALALANG dalam teori pidana,
terdapat doktrin ultimum remedium, yang mengatakan bahwa hukum pidana
hendaklah dijadikan upaya terakhir dalam hal penegakan hukum. Hal ini memiliki
makna apabila suatu perkara dapat diselesaikan melalui jalur lain seperti
kekeluargaan, negosiasi, mediasi, perdata, maupun hukum administrasi,
hendaklah jalur tersebut terlebih dahulu yang ditempuh dan tidak langsung jalur
pidana;------------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa menurut saksi MANO WALALANG jika terbukti bahwa seseorang secara
sadar dan mengetahui hasil dari perbuatannya adalah kesalahan maka dapat
dikatakan tindakan tersebut kesengajaan yang bersifat tujuan (opzet als
oogmerk), dimana si pelaku benar-benar menghendaki mencapai akibat yang
menjadi pokok alasan diadakan ancaman pidana;-----------------------------------------

3. AHLI POLTAK BARBARIAN S.H., M.Si., pada pokoknya memberikan


keterangan sebagai berikut:

● Bahwa POLTAK BARBARIAN sehat jasmani dan rohani siap untuk mengikuti
persidangan;----------------------------------------------------------------------------
● Bahwa POLTAK BARBARIAN tidak mengenal TERDAKWA sebelum
TERDAKWA melakukan tindakan yang menjadi dasar
dakwaan;---------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa POLTAK BARBARIAN telah disumpah berdasarkan
agamanya;---------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa POLTAK BARBARIAN merupakan pengurus di Lembaga Bantuan
Arbitrase & Sengketa Indonesia, juga menerbitkan buku berjudulkan “Tindak
Pidana Korporasi: Pertanggungjawaban Direksi sebagai Organ Korporasi” dan
belakangan ini diamanahkan untuk menjadi Guru Besar Universitas Blekhol
dengan spesialis utama yakni, Hukum Bisnis;-----------------------------------------------
● Bahwa POLTAK BARBARIAN menjelaskan hubungan Direksi dan Perseroan
Terbatas dengan menjelaskan bahwa Organ-organ PT terdiri dari Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS), Direksi, dan Dewan Komisaris. Direksi yang
mewakili PT dalam menjalankan pengurusan untuk kepentingan PT harus sesuai
dengan maksud dan tujuan PT yang tercantum didalam Anggaran Dasar (AD)
PT dan UUPT. UU PT mengatur bahwa direksi mempunyai dua tugas utama
dalam menjalankan tugasnya mengurus PT yaitu tugas pengurusan dan tugas
perwakilan. Tugas pengurusan artinya direksi melakukan tugas memimpin dan
mengurus PT, sedangkan tugas perwakilan adalah direksi mewakili PT didalam
dan di luar persidangan. Undang-undang PT juga mengatur kewajiban direksi
untuk melakukan pengurusan PT, yaitu direksi bertanggung jawab atas
pengurusan PT, untuk kepentingan PT dan sesuai dengan maksud dan tujuan
PT, serta wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas
untuk kepentingan dan usaha
PT;-------------------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa POLTAK BARBARIAN juga menjelaskan terkait kapan seorang Direksi
dapat dipertanggungjawabkan secara pribadi atas perbuatanya, kemudian ahli
menjelaskan; walaupun direksi diberikan kewenangan untuk melakukan
pengurusan dan mewakili PT. Namun Direksi dilarang untuk melakukan tindakan
diluar kewenangannya. Perbuatan pelampauan wewenang tersebut meliputi
tindakan yang menurut ketentuan perundang-undangan dan AD merupakan
tindakan yang berada di luar maksud dan tujuan PT, serta tindakan di luar
kewenangan yang telah diberikan oleh ketentuan yang berlaku termasuk
ketentuan dalam AD. Adapun direksi dapat dikatakan telah melakukan
perbuatan pelampauan wewenang apabila perbuatan tersebut dilarang oleh AD,
perbuatan tersebut bukanlah kegiatan usaha pokok PT, dan perbuatan tersebut
bukan untuk kepentingan PT. Pelampauan wewenang yang dilakukan oleh
direksi dapat menyebabkan hapusnya tanggung jawab terbatas, yang kemudian
menimbulkan dua akibat hukum, antara lain perbuatan yang dilakukan tersebut
menjadi batal dan tidak mengikat PT, dan apabila menimbulkan kerugian baik
bagi PT maupun pihak ketiga maka kerugian tersebut menjadi tanggung jawab
pribadi direksi;----------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa POLTAK BARBARIAN dipaparkan konstruksi kasus, yang dipaparkan
sebagai berikut: Bapak X merupakan seorang direktur utama dalam PT A. Suatu
hari ia ingin menggunakan jatah Car Ownership Program (COP) yang ia miliki
berdasarkan peraturan perusahaan. Setelah ia menggunakan jatah COP-nya,
diketahui bahwa uang yang digunakan tersebut merupakan dana hasil salah
transfer dari Bank B. Singkat cerita, Bapak X didakwa melakukan tindak pidana
penggelapan dikarenakan ia tidak kunjung membayar balik dana hasil transfer
tersebut;------------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa setelah POLTAK BARBARIAN dipaparkan konstruksi kasus tersebut,
saksi dipertanyakan dapatkah Bapak X dapat dipertanggungjawabkan secara
pribadi atas kelalaian perusahaan yang menggunakan dana hasil transfer untuk
jatah COP Bapak X, yang kemudian dijawab oleh ahli dengan apabila memang
jatah COP tersebut merupakan hak Bapak X yang telah ditentukan secara tegas
oleh perusahaan, maka tindakan tersebut sepenuhnya merupakan tindakan
perusahaan. Maka disaat dana yang digunakan untuk COP tersebut merupakan
dana hasil salah transfer, perusahaan-lah yang seharusnya menanggung resiko.
Jadi dalam hal ini, Bapak X tidak dapat dipertanggungjawabkan secara pribadi.
Namun, dalam hal ini, Bapak X selaku Direktur Utama perusahaan wajib
mewakili perusahaan di muka
persidangan;-----------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa POLTAK BARBARIAN diberikan pertanyaan berdasarkan konstruksi
kasus, yaitu apabila Bapak X mengetahui uang yang ia gunakan adalah bukan
dana milik perusahaan, dan Bapak X telah mengetahui bahwa uang tersebut ada
di rekening perusahaan karena salah transfer, namun ia tetap untuk melanjutkan
untuk menggunakan uang tersebut untuk COP, dan pada saat uang tersebut
diminta kembali Bapak X selalu menghindar dan tidak kurun mengembalikan
uang tersebut apakah Bapak X dapat dipertanggungjawabkan secara pribadi
atas tindakanya;--------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa POLTAK BARBARIAN menjawab pertanyaan diatas dengan jika seperti
itu keadaannya, maka Bapak X dapat dipertanggungjawabkan secara pribadi
karena telah melakukan tindakan yang melanggar peraturan
perundang-undangan demi kepentingan pribadinya;---------------------------------------
B. KETERANGAN TERDAKWA
TERDAKWA ARDO PRADANA, pada pokoknya memberikan keterangan
sebagai berikut:
● Bahwa TERDAKWA dalam keadaan sehat dan siap untuk mengikuti
persidangan;--------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa benar TERDAKWA pernah diperiksa oleh Penyidik Kepolisian dan
dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan, membenarkan bahwa tanda tangan
dalam Berita Acara Pemeriksaan tersebut adalah tanda tangan
TERDAKWA dan tidak ada tekanan atau ancaman selama
pemeriksaan;--------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa TERDAKWA mengetahui dan memahami maksud dirinya
didatangkan ke persidangan;-----------------------------------------------------------
● Bahwa TERDAKWA bertugas dan tanggung jawab dalam menentukan
dan membuat kebijakan terkait dengan Perusahaan. TERDAKWA juga
mengawasi kegiatan impor mobil di Perusahaan dan juga penjualan mobil
tersebut, serta melakukan pembukuan dan mengawasi transaksi
keuangan lainnya.--------------------------------------------------------------------------
● Bahwa benar TERDAKWA mengetahui adanya uang berjumlah Rp.
200.000.000,- yang masuk ke rekening bank atas nama PT. Audi
Pradana;--------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa TERDAKWA mengira bahwa uang tersebut adalah sebuah bonus
dari Bank ABC kepada PT. Audi Pradana sebagai
pelanggan;-----------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa TERDAKWA tidak mengetahui bahwa uang tersebut tidak
bermaksud untuk masuk ke rekening PT. Audi Pradana karena
TERDAKWA sudah sering mendapatkan uang bonus dari klien-klien
perusahaan yang masuk ke Bank TERDAKWA.-----------------------------------
● Bahwa benar uang yang masuk ke rekening PT. Audi Pradana berjumlah
Rp. 200.000.000,- dipindahkan ke rekening pribadi
TERDAKWA;--------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa TERDAKWA langsung mentransfer uang dari PT Audi Pradana ke
rekening miliknya dan kemudian melakukan pembelian Mobil Vintage
BMW seri 318i M40 Tahun 1991 dari PT Klasik Motor sebagai bentuk
Corporate Ownership Program atau COP yang merupakan hak
TERDAKWA sebagai Direktur Utama PT Audi Pradana.-------------------------
● Bahwa TERDAKWA menyatakan COP sudah diatur sebelumnya namun
baru dapat dilaksanakan sekarang.----------------------------------------------------
● Bahwa TERDAKWA membeli mobil tersebut karena tidak diatur secara
rinci dapat membeli mobil jenis apa, sehingga pembelian mobil tersebut
karena TERDAKWA menginginkannya. Kemudian, mobil tersebut
memang benar terdaftar atas nama TERDAKWA sebagai pemiliknya,
namun itu merupakan hak COP dari TERDAKWA.--------------------------------
● Bahwa benar pada pada 25 Februari 2020 TERDAKWA dihubungi pihak
Bank ABC untuk mengembalikan uang tersebut, dan pada 28 Februari
2020 TERDAKWA dikirimi surat tertulis dari Pihak Bank yang berisikan
perintah untuk mengembalikan uang tersebut. Karena uangnya telah
terpakai TERDAKWA tidak mempunyai kemampuan untuk
mengembalikannya.------------------------------------------------------------------------
● Bahwa benar TERDAKWA mendapatkan kabar melalui Whatsapp. Namun
kabar tersebut sampai ke TERDAKWA 11 hari setelah uang masuk dan 5
hari setelah TERDAKWA menggunakan uang tersebut untuk membeli
mobil.------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa TERDAKWA berusaha untuk mencicil kepada Bank ABC, namun
belum sempat membayarkannya.------------------------------------------------------
● Bahwa dikarenakan TERDAKWA saat itu tidak dapat mengembalikan
uangnya secara langsung akibat besar jumlah uangnya, TERDAKWA
menawarkan untuk mencicil kembali uangnya sementara waktu. Tapi
ditolak dengan pihak bank.---------------------------------------------------------------

C. PETUNJUK
● Berdasarkan keterangan saksi-saksi, bukti surat dan keterangan terdakwa di
dapat petunjuk tentang adanya fakta hukum, bahwa pada tanggal 14 Februari
2020, Saksi Tuti Tutita diminta oleh Saksi Athaya Shihab untuk melakukan
transfer dana sejumlah Rp. 200.000.000,- kepada AMIRAH, yang juga
merupakan nasabah Bank ABC dengan nomor rekening 5055120704;
● Berdasarkan keterangan saksi-saksi, bukti surat dan keterangan terdakwa di
dapat petunjuk tentang adanya fakta hukum, terjadi kesalahan transfer dimana
Saksi Tuti Tutita salah memasukan nomor rekening, dimana diketahui nomor
rekening yang dimasukkan dalam transfer uang sejumlah Rp. 200.000.000,-
tersebut adalah milik PT. Audi Pradana, selaku perusahaan yang bergerak
dibidang usaha otomotif, yang juga merupakan nasabah Bank ABC dengan
nomor rekening 5055120705, dengan Direktur Utama yang bernama ARDO
PRADANA selaku TERDAKWA;
● Berdasarkan keterangan saksi-saksi, bukti surat dan keterangan terdakwa, di
dapat petunjuk tentang adanya fakta hukum, bahwa setelah terjadi salah transfer
oleh Saksi Tuti Tutita, TERDAKWA baru mendapatkan informasi mengenai uang
yang masuk ke dalam rekening PT. Audi Pradana beberapa hari setelahnya
melalui manager keuangan PT Audi Pradana serta mutasi rekening di
Handphone miliknya pada 20 Februari 2020, yang selanjutnya TERDAKWA
meminta manajer keuangan untuk mentransfer uang tersebut ke rekening
pribadinya;
● Berdasarkan keterangan saksi-saksi, bukti surat dan keterangan terdakwa, di
dapat petunjuk tentang adanya fakta hukum, bahwa setelah pemindahan dana
ke rekening pribadinya, TERDAKWA membeli satu buah unit Mobil Vintage BMW
seri 318i M40 Tahun 1991 yang telah dimodif seharga Rp200.000.000,00. di
Klasik Motors, dengan BPKB No. A 0867384.
● Berdasarkan keterangan saksi-saksi, bukti surat dan keterangan terdakwa, di
dapat petunjuk tentang adanya fakta hukum, pada tanggal 25 Februari 2020
WIB, Saksi AMIRAH menanyakan kepada Saksi Athaya Shihab mengenai uang
sejumlah Rp200.000.000.000 yang belum diterimanya. Setelah itu, Saksi Athaya
Shihab pergi ke Bank ABC dan menanyakan Saksi Tuti Tutita perihal tersebut;
● Berdasarkan keterangan saksi-saksi, bukti surat dan keterangan terdakwa, di
dapat petunjuk tentang adanya fakta hukum, bahwa pada akhirnya diketahui
Saksi Tuti Tutita melakukan kesalahan dalam memasukan nomor rekening dan
baru diketahui bahwa uang tersebut masuk kedalam rekening PT Audi Pradana
selaku nasabah dari Bank ABC;
● Berdasarkan keterangan saksi-saksi, bukti surat dan keterangan terdakwa, di
dapat petunjuk tentang adanya fakta hukum, bahwa pada hari yang sama, Saksi
Tuti Tutita menghubungi TERDAKWA selaku Direktur Utama PT Audi Pradana
untuk mengkonfirmasi hal tersebut serta meminta pengembalian uang
Rp200.000.000,00 tersebut;
● Berdasarkan keterangan saksi-saksi, bukti surat dan keterangan terdakwa, di
dapat petunjuk tentang adanya fakta hukum, bahwa setelah dihubung beberapa
kali, yakni pada tanggal 25 Februari 2020 dan 28 Februari 2020, baik melalui
Telepon, E-mail, maupun mengirimkan Hard Copy surat pemberitahuan ke kantor
PT Audi Pradana, tidak ada jawaban dari pihak PT. Audi Pradana pada awalnya;
● Berdasarkan keterangan saksi-saksi, bukti surat dan keterangan terdakwa, di
dapat petunjuk tentang adanya fakta hukum, bahwa setelah dihubungi beberapa
kali namun tidak ada tanggapan dari PT. Audi Pradana, ditambah dengan
dikirimkannya surat somasi sebanyak 3 kali oleh Bank ABC dikarenakan tidak
adanya itikad baik dari PT Audi Pradana, PT Audi Pradana menyatakan tidak
dapat langsung mengembalikkan Rp. 200.000.000,00 tersebut secara penuh
dengan alasan bahwa pada saat menerima uang tersebut, TERDAKWA mengira
bahwa uang tersebut merupakan Bonus yang diberikan pelanggan dikarenakan
rekening PT Audi Pradana di Bank ABC tersebut merupakan rekening yang
dilakukan untuk kegiatan usaha PT. Audi Pradana;
● Berdasarkan keterangan saksi-saksi, bukti surat dan keterangan terdakwa, di
dapat petunjuk tentang adanya fakta hukum, bahwa TERDAKWA tidak bisa
mengembalikan uang hasil salah transfer tersebut secara langsung dikarenakan
uangnya telah digunakan untuk telah membeli mobil BMW seri 318i M40 Tahun
1991 dari Klasik Motors seharga Rp. 200.000.000,- dengan BPKB No. A
0867384.
● Berdasarkan keterangan saksi-saksi, bukti surat dan keterangan terdakwa, di
dapat petunjuk tentang adanya fakta hukum yaitu Mobil yang dimiliki oleh
TERDAKWA ARDO PRADANA merupakan mobil pemberian dari perusahaan
melalui Car Ownership Program yang juga diajukan secara pribadi oleh
TERDAKWA ARDO PRADANA, dikarenakan dalam program ini hanya ARDO
PRADANA yang diberikan mobil melalui COP, sebagaimana karyawan atau
pihak lain dalam perusahaan tidak pernah diberikan fasilitas serupa melalui Car
Ownership Program meskipun mereka juga berhak atas hal tersebut.

D. ALAT BUKTI DAN BARANG BUKTI


- Bukti transfer Ardo Pradana dari Athaya Shihab tertanggal 14 Februari
2020
- Bukti transfer Ardo Pradana dari PT Audi Pradana tertanggal 20 Februari
2020
- Bukti pembayaran Mobil Vintage BMW seri 318i M40 Tahun 1991 yang
telah dimodif seharga Rp200.000.000,00 dari Klasik Motors
- BPKB Mobil Vintage BMW seri 318i M40 Tahun 1991 bernomor A0867384
- Surat peringatan dari Bank ABC untuk mengembalikan uang salah
transfer
- E-mail dari Bank ABC ke PT. Audi Pradana tertanggal 25 Februari 2021
- Transkrip Whatsapp Chat WA Tuti Tutita dengan TERDAKWA Ardo
Pradana
- Transkrip percakapan telfon antara Tuti Tutita dan Audi Pradana
- Anggaran Dasar PT. Audi Pradana

IV. ANALISIS FAKTA PERSIDANGAN

Majelis Hakim yang terhormat,


Saudara Penasihat Hukum yang kami hormati,
Serta Sidang yang kami muliakan.

Analisis fakta yang dimaksud ialah bahasan atau kajian atas fakta yang diperoleh di
persidangan dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lainnya
sehingga fakta tersebut memiliki nilai sebagai alat bukti yang mendukung pembuktian
dakwaan. Atas keseluruhan fakta yang terungkap di persidangan yang berupa
keterangan saksi, keterangan ahli, surat, alat bukti, dan keterangan terdakwa dalam
perkara ini, kami terlebih dahulu melakukan penilaian mengenai apakah alat bukti
tersebut telah memenuhi syarat sebagai alat bukti yang sah sebagaimana ditentukan
dalam Pasal 184 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana agar dapat
diperoleh alat bukti yang memenuhi syarat yang benar sehingga dapat digunakan untuk
membuktikan unsur-unsur yang kami didakwakan kepada TERDAKWA sebagai berikut:

1. Terhadap Keterangan Saksi

- Di persidangan telah didengar keterangan saksi dari Jaksa Penuntut Umum


yaitu; TUTI TUTITA, MUHAMMAD AKBAR, INDRA MUFIDI, dan saksi dari
Penasihat Hukum yaitu SADAM NUGRAHA. Saksi-saksi tersebut telah
memberikan keterangannya setelah mengucapkan sumpah menurut agamanya
masing-masing dan keterangannya dalam sidang diberikan secara bebas tanpa
paksaan ataupun menjerat, dan merupakan keterangan yang masing-masing
saksi dengar, lihat dan alami sendiri, keterangan saksi-saksi tersebut
berkesesuaian antara satu sama lain disertai dengan alat bukti yang sah lainnya
sehingga telah memenuhi ketentuan Pasal 1 butir 27, Pasal 153 ayat (2) huruf b,
Pasal 160 ayat (2) dan (3), Pasal 164 ayat (1), Pasal 166 dan Pasal 185 ayat (1),
(3), dan (6) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Dengan demikian
keterangan para saksi merupakan alat bukti yang sah sebagaimana ditentukan
dalam Pasal 184 ayat (1) huruf a Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana;
- Di persidangan telah didengar keterangan setiap saksi yang berkesesuaian dan
berkesinambungan dengan keterangan saksi lainnya.

2. Terhadap Keterangan Ahli

- Di persidangan telah didengar keterangan ahli dari Jaksa Penuntut Umum yaitu
ahli ARIEF AHMAD S.H., M.H., M.B.A., serta ahli dari Penasihat Hukum yaitu
POLTAK BARBARIAN, S.H., M.H., dan MANO WALALANG, S.H., M.Si.,. Ahli
tersebut sebelum memberikan pendapat telah mengucapkan sumpah menurut
agamanya dan keterangannya dalam sidang diberikan secara bebas tanpa
paksaan ataupun menjerat dan merupakan pendapat yang diberikan sesuai
dengan kompetensi keahliannya, keterangan ahli dan para saksi tersebut
berkesesuaian antara yang satu dengan yang lain, sehingga telah memenuhi
Pasal 1 butir 27, Pasal 153 ayat (2) huruf b, Pasal 160 ayat (2) dan (3), Pasal
164 ayat (1), Pasal 166, dan Pasal 186 Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana.

3. Terhadap Keterangan Terdakwa

- Di persidangan telah didengar keterangan TERDAKWA ARDO PRADANA yang


diberikan secara bebas tanpa paksaan sesuai dengan apa yang masing-masing
TERDAKWA ketahui atau alami sendiri, sehingga telah memenuhi ketentuan
Pasal 153 ayat (2) huruf b, Pasal 189 ayat (1) dan (3) Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana. Dengan demikian keterangan terdakwa tersebut sebagai alat
bukti yang sah sebagaimana ditentukan dalam Pasal 184 ayat (1) Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana.

4. Terhadap Petunjuk

Bahwa dari hasil pemeriksaan sidang Pengadilan telah diperiksa alat bukti,
SAKSI-SAKSI, keterangan TERDAKWA serta barang bukti yang mana dari
pemeriksaan tersebut terdapat petunjuk. Barang bukti tersebut bernilai sebagai alat
bukti sah yang lain yaitu berupa petunjuk sebagaimana ketentuan Pasal 185 ayat (1)
dan ayat (6) Jo. Pasal 188 ayat (1) dan (2) KUHAP. Dengan demikian keterangan
tersebut mempunyai kekuatan pembuktian sebagai alat bukti petunjuk sebagaimana
ditentukan dalam Pasal 184 ayat (1) huruf d KUHAP. Bahwa dari hasil pemeriksaan
sidang Pengadilan telah diperiksa alat bukti SAKSI-SAKSI, keterangan TERDAKWA
serta barang bukti yang mana dari pemeriksaan tersebut diperoleh petunjuk antara lain:

● Berdasarkan keterangan saksi-saksi, alat bukti, barang bukti, dan keterangan


terdakwa di dapat petunjuk tentang adanya fakta hukum, bahwa pada tanggal 14
Februari 2020, Saksi Tuti Tutita diminta oleh Saksi Athaya Shihab untuk
melakukan transfer dana sejumlah Rp. 200.000.000,- kepada AMIRAH, yang
juga merupakan nasabah Bank ABC dengan nomor rekening 5055120704;
● Berdasarkan keterangan saksi-saksi, alat bukti, barang bukti, dan keterangan
terdakwa di dapat petunjuk tentang adanya fakta hukum, terjadi kesalahan
transfer dimana Saksi Tuti Tutita salah memasukan nomor rekening, dimana
diketahui nomor rekening yang dimasukkan dalam transfer uang sejumlah Rp.
200.000.000,- tersebut adalah milik PT. Audi Pradana, selaku perusahaan yang
bergerak dibidang usaha otomotif, yang juga merupakan nasabah Bank ABC
dengan nomor rekening 5055120705, dengan Direktur Utama yang bernama
ARDO PRADANA selaku TERDAKWA;
● Berdasarkan keterangan saksi-saksi, alat bukti, barang bukti, dan keterangan
terdakwa, di dapat petunjuk tentang adanya fakta hukum, bahwa setelah terjadi
salah transfer oleh Saksi Tuti Tutita, TERDAKWA baru mendapatkan informasi
mengenai uang yang masuk ke dalam rekening PT. Audi Pradana beberapa hari
setelahnya melalui manager keuangan PT Audi Pradana serta mutasi rekening di
Handphone miliknya pada 20 Februari 2020, yang selanjutnya TERDAKWA
meminta manajer keuangan untuk mentransfer uang tersebut ke rekening
pribadinya;
● Berdasarkan keterangan saksi-saksi, alat bukti, barang bukti, dan keterangan
terdakwa, di dapat petunjuk tentang adanya fakta hukum, bahwa setelah
pemindahan dana ke rekening pribadinya, TERDAKWA membeli satu buah unit
Mobil Vintage BMW seri 318i M40 Tahun 1991 yang telah dimodif seharga
Rp200.000.000,00. di Klasik Motors, dengan BPKB No. A 0867384.
● Berdasarkan keterangan saksi-saksi, alat bukti, barang bukti, dan keterangan
terdakwa, di dapat petunjuk tentang adanya fakta hukum, pada tanggal 25
Februari 2020 WIB, Saksi AMIRAH menanyakan kepada Saksi Athaya Shihab
mengenai uang sejumlah Rp200.000.000.000 yang belum diterimanya. Setelah
itu, Saksi Athaya Shihab pergi ke Bank ABC dan menanyakan Saksi Tuti Tutita
perihal tersebut;
● Berdasarkan keterangan saksi-saksi, alat bukti, barang bukti, dan keterangan
terdakwa, di dapat petunjuk tentang adanya fakta hukum, bahwa pada akhirnya
diketahui Saksi Tuti Tutita melakukan kesalahan dalam memasukan nomor
rekening dan baru diketahui bahwa uang tersebut masuk kedalam rekening PT
Audi Pradana selaku nasabah dari Bank ABC;
● Berdasarkan keterangan saksi-saksi, aalat bukti, barang bukti, dan keterangan
terdakwa, di dapat petunjuk tentang adanya fakta hukum, bahwa pada hari yang
sama, Saksi Tuti Tutita menghubungi TERDAKWA selaku Direktur Utama PT
Audi Pradana untuk mengkonfirmasi hal tersebut serta meminta pengembalian
uang Rp200.000.000,00 tersebut;
● Berdasarkan keterangan saksi-saksi, alat bukti, barang bukti, dan keterangan
terdakwa, di dapat petunjuk tentang adanya fakta hukum, bahwa setelah
dihubung beberapa kali, yakni pada tanggal 25 Februari 2020 dan 28 Februari
2020, baik melalui Telepon, E-mail, maupun mengirimkan Hard Copy surat
pemberitahuan ke kantor PT Audi Pradana, tidak ada jawaban dari pihak PT.
Audi Pradana pada awalnya;
● Berdasarkan keterangan saksi-saksi, alat bukti, barang bukti, dan keterangan
terdakwa, di dapat petunjuk tentang adanya fakta hukum, bahwa setelah
dihubungi beberapa kali namun tidak ada tanggapan dari PT. Audi Pradana,
ditambah dengan dikirimkannya surat somasi sebanyak 3 kali oleh Bank ABC
dikarenakan tidak adanya itikad baik dari PT Audi Pradana, PT Audi Pradana
menyatakan tidak dapat langsung mengembalikkan Rp. 200.000.000,00 tersebut
secara penuh dengan alasan bahwa pada saat menerima uang tersebut,
TERDAKWA mengira bahwa uang tersebut merupakan Bonus yang diberikan
pelanggan dikarenakan rekening PT Audi Pradana di Bank ABC tersebut
merupakan rekening yang dilakukan untuk kegiatan usaha PT. Audi Pradana;
● Berdasarkan keterangan saksi-saksi, alat bukti, barang bukti, dan keterangan
terdakwa, di dapat petunjuk tentang adanya fakta hukum, bahwa TERDAKWA
tidak bisa mengembalikan uang hasil salah transfer tersebut secara langsung
dikarenakan uangnya telah digunakan untuk telah membeli mobil BMW seri 318i
M40 Tahun 1991 dari Klasik Motors seharga Rp. 200.000.000,- dengan BPKB
No. A 0867384.
● Berdasarkan keterangan saksi-saksi, alat bukti, barang bukti, dan keterangan
terdakwa, di dapat petunjuk tentang adanya fakta hukum yaitu Mobil yang dimiliki
oleh TERDAKWA ARDO PRADANA merupakan mobil pemberian dari
perusahaan melalui Car Ownership Program yang juga diajukan secara pribadi
oleh TERDAKWA ARDO PRADANA, dikarenakan dalam program ini hanya
ARDO PRADANA yang diberikan mobil melalui COP, sebagaimana karyawan
atau pihak lain dalam perusahaan tidak pernah diberikan fasilitas serupa melalui
Car Ownership Program meskipun mereka juga berhak atas hal tersebut.

5. Alat Bukti dan Barang Bukti yang dihadirkan di Persidangan

- Bukti transfer Ardo Pradana dari Athaya Shihab tertanggal 14 Februari


2020
- Bukti transfer Ardo Pradana dari PT Audi Pradana tertanggal 20 Februari
2020
- Bukti pembayaran Mobil Vintage BMW seri 318i M40 Tahun 1991 yang
telah dimodif seharga Rp200.000.000,00 dari Klasik Motors
- BPKB Mobil Vintage BMW seri 318i M40 Tahun 1991 bernomor A0867384
- Surat peringatan dari Bank ABC untuk mengembalikan uang salah
transfer
- E-mail dari Bank ABC ke PT. Audi Pradana tertanggal 25 Februari 2021
- Transkrip Whatsapp Chat Tuti Tutita dengan TERDAKWA Ardo Pradana
- Transkrip percakapan telfon antara Tuti Tutita dan Audi Pradana
- Anggaran Dasar PT. Audi Pradana

Dari alat bukti dan barang bukti yang sah dan benar bersesuaian antara yang satu
dengan yang lain dan telah dilakukan analisis mengenai alat bukti yang terungkap di
persidangan sebagaimana tersebut diatas, maka diperoleh fakta hukum dengan uraian
sebagai berikut:
- Bahwa berdasarkan keterangan Saksi TUTI TUTITA, ATHAYA
SHIHAB dan keterangan TERDAKWA bersama Bukti Transfer
ARDO PRADANA DARI ATHAYA SHIHAB, adanya kesalahan
transfer dari Pihak Bank ABC ke rekening PT Audi Pradana dengan
nomor rekening 5055120705, sejumlah Rp.200.000.000,00 pada
tanggal 14 Februari 2020 karena Saksi TUTI TUTITA masukan
nomor rekening yang salah dimana yang seharusnya berhak
menerima uang tersebut adalah AMIRAH, nasabah Bank ABC
dengan nomor rekening 5055120704
- Bahwa benar berdasarkan keterangan TERDAKWA uang sejumlah
Rp. 200.000.000,00; tersebut ditransfer ke rekening TERDAKWA
dari rekening PT Audi Pradana sesuai dengan perintahnya kepada
manajer keuangan PT Audi Pradana dan Bukti Transfer Ardo
Pradana dari PT Audi Pradana tertanggal 20 Februari 2020.
- Bahwa benar berdasarkan keterangan saksi IWAN GUNAWAN dan
keterangan TERDAKWA, uang sejumlah Rp. 200.000.000,00,-
tersebut digunakan untuk membeli mobil BMW Vintage 318i M40
Tahun 1991 yang telah dimodifikasi sesuai dengan Bukti
Pembayaran mobil tersebut
- Bahwa benar berdasarkan keterangan saksi IWAN GUNAWAN,,
INDRA MUFIDI dan keterangan TERDAKWA, uang sejumlah Rp.
200.000.000,- tersebut digunakan untuk membeli mobil BMW
Vintage 318i M40 Tahun 1991 yang telah dimodifikasi di Klasik
Motors yang bernomor BPKB A 0867384;

V. ANALISIS YURIDIS

Majelis Hakim yang terhormat,


Penasihat Hukum yang Kami Hormat,
Sidang pengadilan yang kami hormati,
Setelah kami uraikan fakta-fakta serta analisis fakta yang terungkap di
persidangan, maka tibalah saatnya kami untuk membuktikan secara yuridis
unsur-unsur pasal yang didakwakan kepada TERDAKWA yang merupakan
materi pokok dari seluruh tuntutan pidana kami, yaitu tindak pidana apakah yang
telah dilakukan oleh TERDAKWA ini, dan apakah TERDAKWA bersalah dan
dapat dimintai pertanggungjawaban pidana.

Sebagaimana telah kami bacakan dengan selengkapnya surat dakwaan


pada TERDAKWA ini pada awal sidang, dakwaan yang kami ajukan adalah
disusun secara alternatif, di mana terdapat dua dakwaan yang saling
mengecualikan dan hanya satu dakwaan yang harus dibuktikan dalam
persidangan, dan jika memang tidak terbukti maka harus dituntut bebas.

Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan, analisis fakta


serta analisis yuridis terhadap fakta-fakta dan unsur-unsur tindak pidana yang
didakwakan, Jaksa Penuntut Umum berpendapat bahwa unsur-unsur tindak
pidana dalam dakwaan pertama sebagaimana diatur dalam Pasal 372 Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana telah terbukti dan dapat dijadikan sebagai dasar
Penuntutan.

Berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut, maka pembuktian unsur-unsur


pasal yang didakwakan, yaitu:

DAKWAAN PERTAMA:

Dalam dakwaan PERTAMA, TERDAKWA didakwa dengan Pasal 372


Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tentang Penggelapan dengan unsur-unsur
sebagai berikut:

a. Barang siapa;
b. Dengan sengaja dan melawan hukum;
c. Memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian
adalah kepunyaan orang lain;
d. Yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan.
Berdasarkan fakta-fakta yang sudah dikemukakan pada bagian analisis
fakta, maka Penuntut Umum akan mengaitkan dengan teori-teori hukum, dasar
hukum, serta yurisprudensi untuk membuktikan apakah benar TERDAKWA
bersalah dan dapat dipidana, dengan membahas satu persatu unsur:

ad. a. Unsur “Barang Siapa”


“Barang siapa” adalah orang atau subyek hukum yang mempunyai
tanggung jawab dan dapat dipertanggungjawabkan menurut hukum atas
perbuatan yang dilakukannya, bahwa terbukti di persidangan telah dihadapkan
seorang laki-laki yang bernama ARDO PRADANA adalah subyek hukum yang
dimaksud yang identitasnya telah sesuai dengan yang disebutkan dalam surat
dakwaan.

Bahwa yang merupakan unsur dari pertanggungjawaban pidana adalah


subjek pelakunya yang mampu bertanggung jawab, serta adanya kesalahan
yang melekat pada diri si pelaku. Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung RI
Nomor: 1398 K/Pid/1994 tanggal 30 Juni 1995, setiap orang sebagai subyek
hukum dapat diminta pertanggungjawaban dalam segala tindakannya. Dikatakan
pada bagian pertimbangannya bahwa setiap orang dapat bertanggung jawab
apabila tidak terdapat dasar penghapus pidana berupa dasar pembenar yang
melekat pada tindakannya dan dasar pemaaf yang melekat pada diri pelakunya.
Dengan demikian, setiap orang sebagai subjek hukum, selama tidak diatur lain
oleh undang-undang, dianggap mempunyai kemampuan bertanggung jawab.

Bahwa dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Indonesia ditentukan


mengenai kualifikasi dari ketidakmampuan bertanggung jawab, yakni dalam
Pasal 44 dan 45 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Dalam Pasal 44 Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana diatur mengenai keadaan dimana seorang
petindak jiwanya cacat dalam pertumbuhannya atau terganggu karena penyakit,
sedangkan pada Pasal 45 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana diatur
mengenai ketidakmampuan bertanggung jawab karena usia belum dewasa.
Pelaku juga dapat bertanggung jawab atas tindak pidana yang
dilakukannya jika tidak terdapat dasar penghapus pidana. Dasar penghapus
pidana menurut Memorie van Toelichting (MvT) merupakan alasan-alasan tidak
dapat dipertanggungjawabkannya seseorang atau alasan-alasan tidak dapat
dipidananya seseorang. Dalam MvT terdapat 2 (dua) alasan tidak dapat
dipertanggungjawabkannya seseorang, yaitu:

1. Alasan tidak dapat dipertanggungjawabkannya seseorang yang


terletak pada diri orang itu (inwedig). Yang termasuk dalam kategori ini
adalah:
a. Pertumbuhan jiwa yang tidak sempurna atau terganggu karena
penyakit yang terdapat pada Pasal 44 KUHP.
b. Umur yang masih muda (di Indonesia sudah bukan merupakan
alasan penghapus pidana lagi).

2. Alasan tidak dapat dipertanggungjawabkannya seseorang yang


terletak di luar orang itu (uitwendig). Yang termasuk di sini adalah
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Pasal 48 sampai dengan Pasal
51 KUHP, yaitu:
a. Daya memaksa (overmacht) yang terdapat pada Pasal 48 KUHP;
b. Pembelaan terpaksa (noodweer) yang terdapat pada Pasal 49
KUHP;
c. Melaksanakan undang-undang yang terdapat pada Pasal 50
KUHP;
d. Melaksanakan perintah jabatan yang terdapat pada Pasal 51
KUHP.

Bahwa berdasarkan fakta-fakta di persidangan, TERDAKWA dalam


keadaan sehat, baik jasmani maupun rohani serta secara usia telah dianggap
dewasa berdasarkan undang-undang, dan tidak terdapat alasan yang menjadi
dasar penghapus pidana, baik itu alasan pembenar, maupun pemaaf. Dengan
demikian, TERDAKWA sebagai subjek hukum memiliki kemampuan
bertanggung jawab dan dapat dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya.

Bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan, telah


terbukti adanya kehendak dari TERDAKWA untuk melakukan tindakan atau
perbuatan sebagaimana yang didakwakan kepada TERDAKWA, yaitu dengan
melakukan penggelapan.

Bahwa berdasarkan fakta-fakta di persidangan, TERDAKWA merupakan


direktur utama PT Audi Pradana, yang dimana TERDAKWA memindahkan dana
dari rekening PT Audi Pradana ke rekening pribadi TERDAKWA, yang dimana
dana itu digunakan untuk membeli mobil BMW seri 318i M40 Tahun 1991 dari
Klasik Motors seharga Rp. 200.000.000,- dengan BPKB No. A 0867384 atas
nama TERDAKWA.

Bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan, telah


terbukti TERDAKWA bertindak untuk kepentingannya sendiri, berdasarkan
keterangan bahwa TERDAKWA mengeluarkan program bernama Car
Ownership Program dalam perusahaan milik TERDAKWA yaitu PT Audi
Pradana, yang dimana program tersebut dibuat untuk melancarkan kepentingan
TERDAKWA guna menguasai mobil yang dibeli menggunakan dana hasil
penggelapan.
Dengan demikian unsur “Barang siapa” dalam Pasal 372 Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana yang didakwakan kepada TERDAKWA
ARDO PRADANA telah terbukti dan terpenuhi secara sah dan meyakinkan.

ad. b. Unsur “Dengan sengaja dan melawan hukum”

“Dengan sengaja dan melawan hukum” adalah unsur subjektif dalam tindak pidana
penggelapan, yakni unsur yang melekat pada subjek tindak pidana, ataupun yang
melekat pada pribadi pelakunya. Hal ini dikarenakan unsur “opzettelijk” atau unsur
“dengan sengaja” merupakan unsur dalam tindak pidana penggelapan, dengan
sendirinya unsur tersebut harus dibuktikan. Terdapat dua teori berkaitan “dengan
sengaja” atau opzettelijke. Pertama, teori kehendak atau wilstheorie yang dianut oleh
Simons, dan kedua teori pengetahuan atau voorstelling theorie yang antara lain dianut
oleh Hamel. Bahwa, maksud unsur kesengajaan dalam pasal ini, adalah seorang
pelaku atau dader sengaja melakukan perbuatan-perbuatan dalam pasal 372 KUHP.

Menurut PAF. Lamintang :

“Dalam tindak pidana (strafmaatregel) penggelapan (verduistering), agar seseorang


dapat dikualifikasikan telah dengan sengaja melakukan tindakan penggelapan, maka
dalam diri pelaku harus terdapat keadaan-keadaan sebagai berikut:

a. Pelaku telah “menghendaki” atau “bermaksud” untuk menguasai suatu benda


secara melawan hukum;
b. Pelaku “mengetahui” bahwa ia yang kuasai itu adalah sebuah benda;
c. Pelaku“mengetahui” bahwa benda tersebut sebagian atau seluruhnya adalah
kepunyaan orang lain;
d. “mengetahui” bahwa benda tersebut berada padanya bukan karena kejahatan.”

Jika “kehendak” dan “pengetahuan-pengetahuan” tersebut telah dapat dibuktikan maka


baru dapat dikatakan bahwa pelaku (dader) telah memenuhi unsur “dengan sengaja
(opzettelijk)” yang terdapat dalam unsur tindak pidana penggelapan sebagaimana
diatur dalam Pasal 372 KUHP (Wetboek van Strafrecht).

Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung RI No. 166 K/Kr/1963, tanggal 7 Juli


1964, menjelaskan :

“pemilikan dilakukan dengan sengaja dan bahwa pemilikan itu dengan tanpa hak
merupakan unsur-unsur daripada tindak pidana tersebut dalam pasal 372 KUHP”
Sedangkan, “melawan hukum” atau “wederrechtelijk” adalah apabila
perbuatan yang dilakukan oleh seorang pelaku atau dader yang bertentangan dengan
norma hukum tertulis (peraturan perundang-undangan) atau norma hukum tidak tertulis
(kepatutan atau kelayakan) atau bertentangan dengan hak orang lain sehingga dapat
dikenai sanksi hukum. Menurut pendapat ahli hukum pidana Satochid Kartanegara,
“melawan hukum” (Wederrechtelijk) dalam hukum pidana dibedakan menjadi:

1. Melawan hukum formil, yaitu apabila sesuatu perbuatan dilarang dan diancam
dengan hukuman oleh undang-undang;
2. Melawan hukum materiil, yaitu sesuatu perbuatan “mungkin” melawan
hukum, walaupun tidak dengan tegas dilarang dan diancam dengan hukuman
oleh undang-undang. Melainkan juga asas-asas umum yang terdapat di dalam
lapangan hukum.

Dalam hal ini, TERDAKWA ARDO PRADANA menolak untuk mengembalikan


uang yang telah ditransfer ke rekeningnya walaupun undang-undang secara terang
menentukan demikian. Oleh karena itu, perbuatan TERDAKWA ARDO PRADANA
selain melawan hukum materiil karena telah melakukan tindakan yang tercela, juga
melawan hukum formil karena undang-undang sudah secara tegas menentukan
kewajiban TERDAKWA ARDO PRADANA untuk mengembalikan uang yang ia diterima
secara tidak sengaja. Lebih lanjut, TERDAKWA ARDO PRADANA juga menggunakan
uang tersebut untuk membeli mobil BMW Vintage seri 318i M40 Tahun 1991 di Klasik
Motors. Hal ini menunjukkan terdakwa secara nyata dan terang-terang telah memiliki
suatu barang yaitu dalam hal ini uang yang harusnya menjadi milik orang lain.

Fakta-Fakta yang menerangkan tentang adanya niat untuk melakukan tindakan


penggelapan yang dilakukan secara terencana dapat dibuktikan sebagai berikut:

- Berdasarkan keterangan saksi Tuti Tutita, Bahwa Tuti Tutita telah


mengirim email ke PT. Audi Pradana untuk menjelaskan kesalahan dan
meminta kembali uangnya, namun tidak mendapatkan balasan dari
TERDAKWA ARDO PRADANA,
- Berdasarkan keterangan sanksi Tuti Tutita, Bahwa TUTI TUTITA
menelpon TERDAKWA ARDO PRADANA tetapi tidak diangkat, lalu TUTI
mengontak TERDAKWA melalui Whatsapp, dan baru mendapatkan
jawaban dari whatsapp oleh TERDAKWA
- Berdasarkan keterangan sanksi Tuti Tutita, bahwa TERDAKWA ARDO
PRADANA mengetahui tentang uang sejumlah Rp. 200.000.000,- (dua
ratus juta rupiah), yang merupakan salah transfer;
- Berdasarkan keterangan sanksi Tuti Tutita, bahwa TERDAKWA ARDO
PRADANA tidak mau mengembalikan uang tersebut, dan uang tersebut
telah digunakan oleh TERDAKWA untuk membeli mobil BMW Vintage seri
318i M40 Tahun 1991 di Klasik Motors.

Dengan demikian unsur “Dengan sengaja dan melawan hukum” dalam Pasal 372
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang didakwakan kepada TERDAKWA
ARDO PRADANA telah terbukti dan terpenuhi secara sah dan meyakinkan.

ad. c. Unsur “Memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah
kepunyaan orang lain”

“Memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain”
harus diartikan sebagai: menguasai suatu benda bertentangan dengan sifat dari hak
yang dimiliki atas benda itu atau juga menguasai sesuatu barang bertentangan dengan
sifat dari hak yang dijalankan seseorang atas barang-barang tersebut. Artinya,
pengertian memiliki pada seseorang dalam penggelapan ia (seakan) sebagai
pemiliknya. Unsur “memiliki” dalam tindak pidana penggelapan merupakan unsur yang
penting, dan penggelapan tersebut dipandang sudah sempurna jika tindakan
kepemilikan itu sudah terjadi.

R. Soesilo menyatakan: “memiliki” = menurut Arrest Hoge Raad ialah pemegang barang
yang menguasai atau bertindak sebagai pemilik barang itu berlawanan dengan hukum
yang mengikat padanya, sebagai pemegang barang itu. Dipandang sebagai “memiliki”
misalnya: menjual, memakan, membuang, menggadaikan, membelanjakan uang dsb.,
sehingga dapat diartikan bahwa dalam penggelapan harus telah terjadi adanya
kepemilikan atas barang yang digelapkan tersebut, jika belum terjadi kepemilikan atas
barang tersebut maka penggelapan belum terjadi, karena unsur memiliki tidak
terpenuhi.

Fakta-Fakta yang menerangkan tentang adanya niat untuk melakukan tindakan


penggelapan yang dilakukan secara terencana dapat dibuktikan sebagai berikut:

- Berdasarkan keterangan saksi Athaya Shihab, yang seharusnya menerima uang


sejumlah Rp.200.000.000,- tersebut adalah kakak dari Athaya Shihab, yaitu
AMIRAH, namun terjadinya kesalahan transfer membuat uang tersebut berada di
kepemilikan PT. Audi Pradana, yang juga dipindahkan ke rekening pribadi
TERDAKWA ARDO PRADANA, menjadikan uang (barang) yang dimiliki
seluruhnya adalah bukan milik TERDAKWA ARDO PRADANA, melainkan milik
AMIRAH;
- Berdasarkan keterangan saksi Tuti Tutita, saksi berniat untuk melakukan transfer
dana ke rekening AMIRAH, namun terjadinya kesalahan transfer membuat
kepemilikan uang tersebut menjadi ke rekening PT. Audi Pradana, dan kemudian
dipindahkan ke rekening pribadi TERDAKWA ARDO PRADANA, menjadikan
TERDAKWA ARDO PRADANA memiliki barang yang bukan miliknya; yang
dikonfirmasi dengan tindakan TERDAKWA ARDO PRADANA dengan cara
menggunakan dana/barang tersebut untuk membeli mobil seakan-akan barang
itu adalah miliknya.

Dengan demikian unsur “Memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian
adalah kepunyaan orang lain” dalam Pasal 372 Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana yang didakwakan kepada TERDAKWA ARDO PRADANA telah terbukti dan
terpenuhi secara sah dan meyakinkan.
ad.d. Unsur “Yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan”

“Yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan” merupakan salah satu unsur
dalam tindak pidana penggelapan, untuk menentukan terpenuhinya unsur ini, maka
pelaku (dader) yang diduga telah melakukan tindak pidana (strafmaatregel)
penggelapan (verduistering) harus menguasai barang tersebut bukan dengan jalan
kejahatan.

Menurut Adami Chazawi mengatakan: “Sesuatu benda berada dalam kekuasaan


seseorang adalah apabila antara orang itu dengan bendanya terdapat hubungan yang
sedemikian eratnya, sehingga apabila ia akan melakukan segala perbuatan terhadap
benda itu ia dapat segera melakukannya secara langsung dan nyata, tanpa terlebih
dulu harus melakukan perbuatan lain. Benda milik orang lain berada dalam kekuasaan
seseorang bukan karena kejahatanlah yang
merupakan unsur dari delik penggelapan ini.”

Menurut Brigjen Drs. H.A.K. Moch. Anwar, SH,: “barang harus seluruhnya atau
sebahagian kepunyaan orang lain. Barang tidak perlu kepunyaan orang lain pada
keseluruhannya”

Fakta-Fakta yang menerangkan tentang adanya niat untuk melakukan tindakan


penggelapan yang dilakukan secara terencana dapat dibuktikan sebagai berikut:

- Berdasarkan keterangan saksi Tuti Tutita, uang yang ditransfer kepada PT. Audi
Pradana yang kemudian dimiliki oleh TERDAKWA ARDO PRADANA adalah
karena kesalahan transfer dengan tidak sengaja yang saksi Tuti Tutita lakukan;
- Berdasarkan keterangan saksi Tuti Tutita saat meminta TERDAKWA ARDO
PRADANA untuk mengembalikan uang yang diberikan saksi Tuti Tutita dalam
kesalahan transfer, dinyatakan bahwa TERDAKWA ARDO PRADANA tidak mau
mengembalikan uang tersebut karena TERDAKWA ARDO PRADANA mengira
bahwa uang berjumlah Rp. 200.000.000,- yang ia terima adalah sebuah bonus
dari pelanggan PT. Audi Pradana.
- Berdasarkan keterangan saksi Tuti Tutita, kesalahan transfer yang tidak sengaja
ia lakukan berakibat kepemilikan uang tersebut berada di rekening PT. Audi
Pradana, yang kemudian dipindahkan ke rekening pribadi TERDAKWA ARDO
PRADANA, yang menjadikan uang yang ada di kepemilikan TERDAKWA ARDO
PRADANA ada bukan karena TERDAKWA melakukan kejahatan untuk
mendapatkan uang tersebut;

Dengan demikian unsur “Yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan”
dalam Pasal 372 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang didakwakan kepada
TERDAKWA ARDO PRADANA telah terbukti dan terpenuhi secara sah dan
meyakinkan.

Berdasarkan uraian pembuktian tersebut, maka kami berkeyakinan bahwa semua unsur
dalam dakwaan kesatu telah terpenuhi dan TERDAKWA telah terbukti bersalah secara
sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana penggelapan atas uang sejumlah Rp
200.000.000,- yang telah diuraikan dalam dakwaan kami.

Bahwa dikarenakan dakwaan disusun secara alternatif, dan kami yakin bahwa
unsur-unsur dalam rumusan Pasal pada dakwaan kesatu telah terbukti dan terpenuhi
secara sah dan meyakinkan, maka kami tidak perlu lagi menguraikan dakwaan
alternatif kedua yang telah kami susun.

VI. AMAR TUNTUTAN

Majelis Hakim yang Mulia,


Penasihat Hukum yang kami hormati,
Hadirin yang kami muliakan,

Bahwa dari pengamatan Penuntut umum selama pemeriksaan di persidangan


TERDAKWA terlihat normal baik secara jasmani maupun rohani sehingga TERDAKWA
dapat dipertanggungjawabkan atas perbuatan yang dilakukannya.
Bahwa dari hasil pemeriksaan di persidangan dengan memperhatikan ketentuan
dari Pasal 372 KUHP serta fakta-fakta yang terungkap dalam maupun selama terdakwa
mengikuti persidangan ini, membuktikan keadaan dirinya atau pada dirinya tidak
didapat hal-hal yang dapat melepaskannya dari pertanggungjawaban pidana. Karena
itu kepada diri TERDAKWA harus dijatuhi pidana atas perbuatannya sesuai dengan
kesalahannya.
Oleh karenanya kami selaku Penuntut Umum dalam perkara ini merasa yakin
atas kesalahan terdakwa, sedangkan selama persidangan berlangsung kami tidak
melihat adanya alasan pemaaf dan alasan pembenar yang dapat menghapuskan
pidana dari perbuatan terdakwa. Oleh karena itu terhadap terdakwa haruslah dijatuhi
pidana yang setimpal dengan perbuatannya.
Sebelum kami sampai pada tuntutan pidana atas diri terdakwa perkenankanlah
kami mengemukakan hal-hal yang kami jadikan pertimbangan untuk mengajukan
tuntutan pidana
yaitu:

Hal-hal yang memberatkan:


- TERDAKWA kurang kooperatif dan banyak berkelit ketika memberikan
keterangan
Hal-hal yang meringankan:
- TERDAKWA bersikap sopan selama persidangan berlangsung;
- TERDAKWA belum pernah dipidana sebelumnya.

Berdasarkan uraian dimaksud, kami selaku Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini
dengan memperhatikan ketentuan Undang-undang yang bersangkutan:

M E N U N T U T:

Supaya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang memeriksa dan
mengadili perkara ini memutuskan :

1. Menyatakan TERDAKWA ARDO PRADANA terbukti secara sah dan


meyakinkan menurut hukum bersalah melakukan tindak pidana yang diatur dan
diancam dalam Pasal 372 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tentang
Penggelapan “dengan sengaja memiliki dengan melawan hak sesuatu barang
yang sama sekali atau sebagiannya termasuk kepunyaan orang lain dan
barang itu ada dalam tangan nya bukan karena kejahatan” sesuai dengan
dakwaan Kesatu Penuntut Umum;
2. Menjatuhkan pidana terhadap TERDAKWA ARDO PRADANA dengan pidana
penjara selama 4 tahun;
3. Memerintahkan TERDAKWA untuk tetap ditahan;
4. Menghukum TERDAKWA membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000,00 (lima
ribu rupiah).

Atau jika Majelis Hakim berpendapat lain, kami mohon putusan yang seadil-adilnya.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan kekuatan batin dan keteguhan iman
kepada Majelis Hakim dalam memutus perkara ini.

Demikian tuntutan pidana ini kami bacakan dan diserahkan kepada Hakim Ketua
Majelis di muka persidangan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dalam sidang pada
hari Senin, 22 Juni 2020.

Senin, 22 Juni 2020

TIM JAKSA PENUNTUT UMUM


DIMAS AQSHAL INDRATTA , S.H., M.H.
JAKSA MADYA
NIP. 1977055122004131005

SHAHIRA NURANIA, S.H., M.H.


JAKSA MADYA
NIP. 1977055123200531004

HILWA AZ ZAHRA ADWANI , S.H., M.H.


JAKSA MADYA
NIP. 1977054627217622007
ATHAYA ANINDITA, S.H., M.H.
JAKSA MUDA
NIP. 1977054126207522003

AKILA WARGADALEM, S.H.


JAKSA MUDA
NIP. 1977052737415422008

FATHIA SAPUTRI WULANDEWI, S.H., M.H.


JAKSA MUDA
NIP. 1977055124200541006

Anda mungkin juga menyukai