“UNTUK KEADILAN’
SURAT TUNTUTAN
ARDO PRADANA
SURAT TUNTUTAN
I. PENDAHULUAN
Perkenankan lah kami mengajak para hadirin untuk memanjatkan rasa Pujian
Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semua sehingga pada hari ini dapat mengikuti persidangan
TERDAKWA ARDO PRADANA dalam keadaan sehat.
Pada sidang yang lalu, Ketua Majelis Hakim telah menyatakan bahwa proses
pembuktian atas perkara ini dianggap selesai, maka kini tiba saatnya bagi kami selaku
Penuntut Umum untuk membacakan tuntutan pidana (requisitoir) Sebagaimana diatur
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana Pasal 182 ayat (1) huruf a yang
berbunyi:
Kami Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan dengan
memperhatikan hasil persidangan perkara atas nama TERDAKWA:
Nama Lengkap : Ardo Pradana
Tempat Lahir : Jakarta
Umur/ Tanggal Lahir : 30 Tahun / 19 Februari 1991
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat Tinggal : Jl. RS Fatmawati, No. 76, Cipete Utara, Kebayoran
Baru, RT.5 / RW.3, Cipete Utara, Kec. Kby. Baru,
Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 12150
Agama : Islam
Pekerjaan : Direktur Utama PT Audi Pradana
Pendidikan : S2
1. PENAHANAN
Penyidik : Penahanan oleh Penyidik Kepolisian Daerah Metro
Jaya pada tanggal 6 Mei 2020 sampai dengan 14 Mei 2020 di Polda Metro Jaya,
berdasarkan Surat Perintah Penahanan Nomor:
SP.Han/453/XI/2020/Dit.Reskrim.Mum;
Jaksa Penuntut Umum : Penahanan oleh Penyidik Kepolisian Daerah Metro
Jaya pada tanggal 14 Mei 2020 sampai dengan 1 Juni 2020 di Polda Metro Jaya,
berdasarkan Surat Perintah Penahanan Nomor:
SPP.Han/102/32.c/XII/2020/Dit.Reskrim.Mum.
2. DAKWAAN
KESATU
-------- Bahwa ia Terdakwa ARDO PRADANA, selaku Direktur Utama PT Audi Pradana
periode tahun 2015 sampai dengan tahun 2020 berdasarkan Akta Berita Acara RUPS
Tahunan Nomor 1, tanggal 31 Mei 2016, dibuat dihadapan Christina Putri Dewanti,
S.H., Notaris di Kota Jakarta (selanjutnya disebut dengan “Akta No, 1/2016), pada 20
Februari 2020 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan FEBRUARI tahun
2020 bertempat di Jl. R.A.Kartini No.Kav 203, RT.11/RW.4, Cilandak Barat, Kec.
Cilandak, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12430, Atau
setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk daerah hukum Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan, dengan sengaja dan melawan hukum, memiliki barang sesuatu
yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam
kekuasaannya bukan karena kejahatan, perbuatan tersebut dilakukan Terdakwa
dengan cara antara lain sebagai berikut: ------------------------------------------------------------
● Bahwa pada hari Rabu 14 Februari 2020 pukul 12.25 WIB, Saksi TUTI TUTITA
yang merupakan karyawan front teller Bank ABC diminta untuk mentransfer uang
sejumlah Rp200.000.000,00 oleh Saksi ATHAYA SHIHAB yang akan ditujukan
kepada Saksi AMIRAH, nasabah Bank ABC dengan nomor rekening
5055120704 ;
● Namun ketika hendak melakukan pentransferan dana kepada Saksi AMIRAH,
terjadi kesalahan transfer, dimana Saksi Tuti Tutita salah memasukan nomor
rekening. Diketahui uang tersebut sudah di konfirmasi oleh Saksi GERALDO
yang merupakan petugas Back Office Bank ABC
● Bahwa diketahui nomor rekening yang dimasukkan dalam transfer uang
sejumlah Rp200.000.000,00 tersebut diketahui milik PT Audi Pradana yang
merupakan nasabah Bank ABC dengan nomor rekening 5055120705;
● Bahwa PT Audi Pradana merupakan perusahaan dibidang usaha otomotif
mobil-mobil Eropa yang berdiri dan tunduk berdasarkan hukum negara Republik
Indonesia yang dipimpin oleh TERDAKWA.
● Bahwa setelah terjadi salah transfer oleh Saksi Tuti Tutita, kemudian
TERDAKWA mendapatkan informasi mengenai uang yang masuk ke dalam
rekening PT Audi Pradana melalui manager keuangan PT Audi Pradana;
● Bahwa pada hari Kamis 20 Februari 2020 pukul 08.00 WIB, TERDAKWA
menerima notifikasi penerimaan uang dan memeriksa mutasi rekening di
Handphone Pribadi miliknya. TERDAKWA mengatakan “wah, dapet duit kaget
neh” yang didengar oleh Ajudan Pribadinya yaitu Saksi MUHAMMAD AKBAR
yang saat itu tengah mengantarkan terdakwa menuju ke kantornya;
● Bahwa 6 hari setelah saksi Tuti Tutita mentransfer uang ke rekening PT Audi
Pradana, yaitu pada hari Kamis tanggal 20 Februari 2020 pukul 10.00 WIB,
TERDAKWA meminta manager keuangan untuk mengambil uang
Rp200.000.000,00 tersebut dari rekening PT Audi Pradana yang kemudian uang
tersebut dimasukan ke dalam rekening pribadi TERDAKWA dengan cara
mentransfer uang tersebut ke nomor rekening pribadinya.
● Bahwa setelah itu pada pukul 12.00 WIB, TERDAKWA mengunjungi showroom
mobil Klasik Motors yang beralamat di Jl. R.A.Kartini No.Kav 203, RT.11/RW.4,
Cilandak Bar., Kec. Cilandak, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 12430 yang dimiliki oleh Saksi IWAN GUNAWAN.
● Bahwa pada hari Kamis tanggal 20 Februari 2020, TERDAKWA membeli satu
buah unit Mobil Vintage BMW seri 318i M40 Tahun 1991 yang telah dimodif
seharga Rp200.000.000,00. di Klasik Motors. Setelah itu, Terdakwa langsung
melakukan proses balik nama ke Kantor Samsat Polda Metro Jaya Jakarta.
● Bahwa pada hari Selasa tanggal 25 Februari 2020 pukul 11.00 WIB, Saksi
AMIRAH menanyakan kepada Saksi ATHAYA SHIHAB mengenai uang sejumlah
Rp200.000.000.000 yang belum diterimanya. Setelah itu, Saksi ATHAYA
SHIHAB pergi ke Bank ABC dan menanyakan Saksi TUTI TUTITA perihal
tersebut.
● Bahwa selanjutnya Saksi TUTI TUTITA bersama Saksi ATHAYA SHIHAB
melakukan pencocokan data nasabah tujuan. Pada akhirnya diketahui bahwa
Saksi TUTI TUTITA melakukan kesalah dalam memasukan nomor rekening.
● Bahwa atas hal tersebut, Saksi TUTI TUTITA melaporkan kesalahan transfer
kepada Head Teller Bank ABC yang bernama Saksi DIMAS RIZQULLAH yang
kemudian Saksi TUTI TUTITA dan Saksi DIMAS RIZQULLAH melakukan
penelusuran dan pelacakan.
● Bahwa setelah dilakukan penelusuran dan pelacakan, akhirnya diketahui bahwa
uang tersebut masuk kedalam rekening nasabah Bank ABC, PT Audi Pradana;
● Bahwa pada hari Selasa tanggal 25 Februari 2020 pukul 13.00 WIB Saksi TUTI
TUTITA menghubungi TERDAKWA selaku Direktur Utama PT Audi Pradana
untuk mengkonfirmasi hal yang terjadi dan meminta pengembalian uang
Rp200.000.000,00 tersebut;
● Bahwa pada hari Selasa tanggal 25 Februari 2020 pukul 17.00 WIB, Saksi TUTI
TUTITA mengirimkan permintaan maaf dan pemberitahuan resmi kepada
TERDAKWA melalui e-mail kepada PT Audi Pradana;
● Bahwa pada hari Jumat tanggal 28 Februari 2020, TERDAKWA menerima BPKB
asli atas nama pribadi Terdakwa, dari Kantor Samsat Polda Metro Jaya Jakarta,
setelah proses 7 hari kerja Balik Nama;
● Bahwa pada hari Jumat tanggal 28 Februari 2020 pukul 09.10, Saksi TUTI
TUTITA menghubungi PT Audi Pradana melalui Telepon dan mengirimkan Hard
Copy surat ke kantor PT Audi Pradana. Surat tersebut diterima oleh Sekretaris
TERDAKWA, Saksi INEZ JENNIFER.
● Bahwa setelah beberapa kali dihubungi PT Audi Pradana menyatakan tidak
dapat langsung mengembalikkan Rp. 200.000.000,00 tersebut secara penuh
dengan alasan saat menerima uang sejumlah Rp. 200.000.000,00 tersebut,
TERDAKWA mengira bahwa uang tersebut merupakan Bonus yang diberikan
pelanggan dikarenakan rekening PT Audi Pradana di Bank ABC tersebut
merupakan rekening yang dilakukan untuk kegiatan usaha PT ABC;
● Bahwa Saksi TUTI TUTITA dan BANK ABC juga sudah mengirimkan surat
somasi sebanyak 3 surat somasi kepada TERDAKWA, namun nyatanya tidak
ada itikad baik dari TERDAKWA untuk mengembalikan uang tersebut;
● Bahwa setelah dihubungi beberapa kali, dan dikirimkannya surat somasi, dengan
itikad baik, akhirnya pada tanggal 4 Mei 2020 Saksi TUTI TUTITA mendatangi
kediaman TERDAKWA. Namun, nyatanya Terdakwa menyatakan bahwa ia tidak
dapat secara langsung mengembalikan uang tersebut dikarenakan uang tersebut
telah dipakai untuk membeli Mobil Vintage BMW dengan BPKB No. A 0867384 ;
● Bahwa pada Selasa tanggal 4 Mei 2020, setelah mendengar alasan Terdakwa
saat diminta pengembalian uang tersebut, Saksi TUTI TUTITA melaporkan
TERDAKWA ke Unit Kriminal Khusus pada Polres Jakarta Selatan;
-------- Bahwa perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 372 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tentang penggelapan. ----------------
ATAU
KEDUA
-------- Bahwa ia Terdakwa ARDO PRADANA, selaku Direktur Utama PT Audi Pradana
periode tahun 2015 sampai dengan tahun 2020 berdasarkan Akta Berita Acara RUPS
Tahunan Nomor 1, tanggal 31 Mei 2016, dibuat dihadapan Christina Putri Dewanti,
S.H., Notaris di Kota Jakarta (selanjutnya disebut dengan “Akta No, 1/2016), pada 20
Februari 2020 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan FEBRUARI tahun
2020 bertempat di Jl. R.A.Kartini No.Kav 203, RT.11/RW.4, Cilandak Barat, Kec.
Cilandak, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12430, Atau
setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk daerah hukum Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan, dengan sengaja menguasai dan mengakui sebagai miliknya
dana hasil transfer yang diketahui atau patut diketahui bukan haknya, perbuatan
tersebut dilakukan Terdakwa dengan cara antara lain sebagai berikut:------------------------
● Bahwa pada hari Rabu 14 Februari 2020 pukul 12.25 WIB, Saksi TUTI TUTITA
yang merupakan karyawan front teller Bank ABC diminta untuk mentransfer uang
sejumlah Rp200.000.000,00 oleh Saksi ATHAYA SHIHAB yang akan ditujukan
kepada Saksi AMIRAH, nasabah Bank ABC dengan nomor rekening
5055120704;
● Namun ketika hendak melakukan pentransferan dana kepada Saksi AMIRAH,
terjadi kesalahan transfer, dimana Saksi Tuti Tutita salah memasukan nomor
rekening. Diketahui uang tersebut sudah di konfirmasi oleh Saksi GERALDO
yang merupakan petugas Back Office Bank ABC;
● Bahwa diketahui nomor rekening yang dimasukkan dalam transfer uang
sejumlah Rp200.000.000,00 tersebut diketahui milik PT Audi Pradana yang
merupakan nasabah Bank ABC dengan nomor rekening 5055120705;
● Bahwa PT Audi Pradana merupakan perusahaan dibidang usaha otomotif
mobil-mobil Eropa yang berdiri dan tunduk berdasarkan hukum negara Republik
Indonesia yang dipimpin oleh Terdakwa ARDO PRADANA;
● Bahwa setelah terjadi salah transfer oleh Saksi Tuti Tutita, kemudian
TERDAKWA mendapatkan informasi mengenai uang yang masuk ke dalam
rekening PT Audi Pradana melalui manager keuangan PT Audi Pradana;
● Bahwa pada hari Kamis 20 Februari 2020 pukul 08.00 WIB, TERDAKWA
menerima notifikasi penerimaan uang dan memeriksa mutasi rekening di
Handphone Pribadi miliknya. TERDAKWA mengatakan “wah, dapet duit kaget
neh” yang didengar oleh Ajudan Pribadinya yaitu Saksi MUHAMMAD AKBAR
yang saat itu tengah mengantarkan terdakwa menuju ke kantornya;
● Bahwa 6 hari setelah saksi Tuti Tutita mentransfer uang ke rekening PT Audi
Pradana, yaitu pada hari Kamis tanggal 20 Februari 2020 pukul 10.00 WIB,
TERDAKWA meminta manager keuangan untuk mengambil uang
Rp200.000.000,00 tersebut dari rekening PT Audi Pradana yang kemudian uang
tersebut dimasukan ke dalam rekening pribadi TERDAKWA dengan cara
mentransfer uang tersebut ke nomor rekening pribadinya.
● Bahwa setelah itu pada pukul 12.00 WIB, TERDAKWA mengunjungi showroom
mobil Klasik Motors yang beralamat di Jl. R.A.Kartini No.Kav 203, RT.11/RW.4,
Cilandak Bar., Kec. Cilandak, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 12430 yang dimiliki oleh Saksi IWAN GUNAWAN.
● Bahwa pada hari Kamis tanggal 20 Februari 2020, TERDAKWA membeli satu
buah unit Mobil Vintage BMW seri 318i M40 Tahun 1991 yang telah dimodif
seharga Rp200.000.000,00. di Klasik Motors. Setelah itu, Terdakwa langsung
melakukan proses balik nama ke Kantor Samsat Polda Metro Jaya Jakarta.
● Bahwa pada hari Selasa tanggal 25 Februari 2020 pukul 11.00 WIB, Saksi
AMIRAH menanyakan kepada Saksi ATHAYA SHIHAB mengenai uang sejumlah
Rp200.000.000.000 yang belum diterimanya. Setelah itu, Saksi ATHAYA
SHIHAB pergi ke Bank ABC dan menanyakan Saksi TUTI TUTITA perihal
tersebut;
● Bahwa selanjutnya Saksi TUTI TUTITA bersama Saksi ATHAYA SHIHAB
melakukan pencocokan data nasabah tujuan. Pada akhirnya diketahui bahwa
Saksi TUTI TUTITA melakukan kesalah dalam memasukan nomor rekening;
● Bahwa atas hal tersebut, Saksi TUTI TUTITA melaporkan kesalahan transfer
kepada Head Teller Bank ABC yang bernama Saksi DIMAS RIZQULLAH yang
kemudian Saksi TUTI TUTITA dan Saksi DIMAS RIZQULLAH melakukan
penelusuran dan pelacakan;
● Bahwa setelah dilakukan penelusuran dan pelacakan, akhirnya diketahui bahwa
uang tersebut masuk kedalam rekening nasabah Bank ABC, PT Audi Pradana;
● Bahwa pada hari Selasa tanggal 25 Februari 2020 pukul 13.00 WIB Saksi TUTI
TUTITA menghubungi TERDAKWA selaku Direktur Utama PT Audi Pradana
untuk mengkonfirmasi hal yang terjadi dan meminta pengembalian uang
Rp200.000.000,00 tersebut;
● Bahwa pada hari Selasa tanggal 25 Februari 2020 pukul 17.00 WIB, Saksi TUTI
TUTITA mengirimkan permintaan maaf dan pemberitahuan resmi kepada
TERDAKWA melalui e-mail kepada PT Audi Pradana;
● Bahwa pada hari Jumat tanggal 28 Februari 2020, TERDAKWA menerima BPKB
asli atas nama pribadi Terdakwa, dari Kantor Samsat Polda Metro Jaya Jakarta,
setelah proses 7 hari kerja Balik Nama;
● Bahwa pada hari Jumat tanggal 28 Februari 2020 pukul 09.10, Saksi TUTI
TUTITA menghubungi PT Audi Pradana melalui Telepon dan mengirimkan Hard
Copy surat ke kantor PT Audi Pradana. Surat tersebut diterima oleh Sekretaris
TERDAKWA, Saksi INEZ JENNIFER;
● Bahwa setelah beberapa kali dihubungi PT Audi Pradana menyatakan tidak
dapat langsung mengembalikkan Rp. 200.000.000,00 tersebut secara penuh
dengan alasan saat menerima uang sejumlah Rp. 200.000.000,00 tersebut,
TERDAKWA mengira bahwa uang tersebut merupakan Bonus yang diberikan
pelanggan dikarenakan rekening PT Audi Pradana di Bank ABC tersebut
merupakan rekening yang dilakukan untuk kegiatan usaha PT ABC;
● Bahwa Saksi TUTI TUTITA dan BANK ABC juga sudah mengirimkan surat
somasi sebanyak 3 surat somasi kepada TERDAKWA, namun nyatanya tidak
ada itikad baik dari TERDAKWA untuk mengembalikan uang tersebut;
● Bahwa setelah dihubungi beberapa kali, dan dikirimkannya surat somasi, dengan
itikad baik, akhirnya pada tanggal 4 Mei 2020 Saksi TUTI TUTITA mendatangi
kediaman TERDAKWA. Namun, nyatanya Terdakwa menyatakan bahwa ia tidak
dapat secara langsung mengembalikan uang tersebut dikarenakan uang tersebut
telah dipakai untuk membeli Mobil Vintage BMW dengan BPKB No. A 0867384;
● Bahwa pada Selasa tanggal 4 Mei 2020, setelah mendengar alasan Terdakwa
saat diminta pengembalian uang tersebut, Saksi TUTI TUTITA melaporkan
TERDAKWA ke Unit Kriminal Khusus pada Polres Jakarta Selatan;
-------- Bahwa perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 85 Undang-Undang No. 3 Tahun 2010 Tentang Transfer Dana. --------------------
● Bahwa POLTAK BARBARIAN sehat jasmani dan rohani siap untuk mengikuti
persidangan;----------------------------------------------------------------------------
● Bahwa POLTAK BARBARIAN tidak mengenal TERDAKWA sebelum
TERDAKWA melakukan tindakan yang menjadi dasar
dakwaan;---------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa POLTAK BARBARIAN telah disumpah berdasarkan
agamanya;---------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa POLTAK BARBARIAN merupakan pengurus di Lembaga Bantuan
Arbitrase & Sengketa Indonesia, juga menerbitkan buku berjudulkan “Tindak
Pidana Korporasi: Pertanggungjawaban Direksi sebagai Organ Korporasi” dan
belakangan ini diamanahkan untuk menjadi Guru Besar Universitas Blekhol
dengan spesialis utama yakni, Hukum Bisnis;-----------------------------------------------
● Bahwa POLTAK BARBARIAN menjelaskan hubungan Direksi dan Perseroan
Terbatas dengan menjelaskan bahwa Organ-organ PT terdiri dari Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS), Direksi, dan Dewan Komisaris. Direksi yang
mewakili PT dalam menjalankan pengurusan untuk kepentingan PT harus sesuai
dengan maksud dan tujuan PT yang tercantum didalam Anggaran Dasar (AD)
PT dan UUPT. UU PT mengatur bahwa direksi mempunyai dua tugas utama
dalam menjalankan tugasnya mengurus PT yaitu tugas pengurusan dan tugas
perwakilan. Tugas pengurusan artinya direksi melakukan tugas memimpin dan
mengurus PT, sedangkan tugas perwakilan adalah direksi mewakili PT didalam
dan di luar persidangan. Undang-undang PT juga mengatur kewajiban direksi
untuk melakukan pengurusan PT, yaitu direksi bertanggung jawab atas
pengurusan PT, untuk kepentingan PT dan sesuai dengan maksud dan tujuan
PT, serta wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas
untuk kepentingan dan usaha
PT;-------------------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa POLTAK BARBARIAN juga menjelaskan terkait kapan seorang Direksi
dapat dipertanggungjawabkan secara pribadi atas perbuatanya, kemudian ahli
menjelaskan; walaupun direksi diberikan kewenangan untuk melakukan
pengurusan dan mewakili PT. Namun Direksi dilarang untuk melakukan tindakan
diluar kewenangannya. Perbuatan pelampauan wewenang tersebut meliputi
tindakan yang menurut ketentuan perundang-undangan dan AD merupakan
tindakan yang berada di luar maksud dan tujuan PT, serta tindakan di luar
kewenangan yang telah diberikan oleh ketentuan yang berlaku termasuk
ketentuan dalam AD. Adapun direksi dapat dikatakan telah melakukan
perbuatan pelampauan wewenang apabila perbuatan tersebut dilarang oleh AD,
perbuatan tersebut bukanlah kegiatan usaha pokok PT, dan perbuatan tersebut
bukan untuk kepentingan PT. Pelampauan wewenang yang dilakukan oleh
direksi dapat menyebabkan hapusnya tanggung jawab terbatas, yang kemudian
menimbulkan dua akibat hukum, antara lain perbuatan yang dilakukan tersebut
menjadi batal dan tidak mengikat PT, dan apabila menimbulkan kerugian baik
bagi PT maupun pihak ketiga maka kerugian tersebut menjadi tanggung jawab
pribadi direksi;----------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa POLTAK BARBARIAN dipaparkan konstruksi kasus, yang dipaparkan
sebagai berikut: Bapak X merupakan seorang direktur utama dalam PT A. Suatu
hari ia ingin menggunakan jatah Car Ownership Program (COP) yang ia miliki
berdasarkan peraturan perusahaan. Setelah ia menggunakan jatah COP-nya,
diketahui bahwa uang yang digunakan tersebut merupakan dana hasil salah
transfer dari Bank B. Singkat cerita, Bapak X didakwa melakukan tindak pidana
penggelapan dikarenakan ia tidak kunjung membayar balik dana hasil transfer
tersebut;------------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa setelah POLTAK BARBARIAN dipaparkan konstruksi kasus tersebut,
saksi dipertanyakan dapatkah Bapak X dapat dipertanggungjawabkan secara
pribadi atas kelalaian perusahaan yang menggunakan dana hasil transfer untuk
jatah COP Bapak X, yang kemudian dijawab oleh ahli dengan apabila memang
jatah COP tersebut merupakan hak Bapak X yang telah ditentukan secara tegas
oleh perusahaan, maka tindakan tersebut sepenuhnya merupakan tindakan
perusahaan. Maka disaat dana yang digunakan untuk COP tersebut merupakan
dana hasil salah transfer, perusahaan-lah yang seharusnya menanggung resiko.
Jadi dalam hal ini, Bapak X tidak dapat dipertanggungjawabkan secara pribadi.
Namun, dalam hal ini, Bapak X selaku Direktur Utama perusahaan wajib
mewakili perusahaan di muka
persidangan;-----------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa POLTAK BARBARIAN diberikan pertanyaan berdasarkan konstruksi
kasus, yaitu apabila Bapak X mengetahui uang yang ia gunakan adalah bukan
dana milik perusahaan, dan Bapak X telah mengetahui bahwa uang tersebut ada
di rekening perusahaan karena salah transfer, namun ia tetap untuk melanjutkan
untuk menggunakan uang tersebut untuk COP, dan pada saat uang tersebut
diminta kembali Bapak X selalu menghindar dan tidak kurun mengembalikan
uang tersebut apakah Bapak X dapat dipertanggungjawabkan secara pribadi
atas tindakanya;--------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa POLTAK BARBARIAN menjawab pertanyaan diatas dengan jika seperti
itu keadaannya, maka Bapak X dapat dipertanggungjawabkan secara pribadi
karena telah melakukan tindakan yang melanggar peraturan
perundang-undangan demi kepentingan pribadinya;---------------------------------------
B. KETERANGAN TERDAKWA
TERDAKWA ARDO PRADANA, pada pokoknya memberikan keterangan
sebagai berikut:
● Bahwa TERDAKWA dalam keadaan sehat dan siap untuk mengikuti
persidangan;--------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa benar TERDAKWA pernah diperiksa oleh Penyidik Kepolisian dan
dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan, membenarkan bahwa tanda tangan
dalam Berita Acara Pemeriksaan tersebut adalah tanda tangan
TERDAKWA dan tidak ada tekanan atau ancaman selama
pemeriksaan;--------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa TERDAKWA mengetahui dan memahami maksud dirinya
didatangkan ke persidangan;-----------------------------------------------------------
● Bahwa TERDAKWA bertugas dan tanggung jawab dalam menentukan
dan membuat kebijakan terkait dengan Perusahaan. TERDAKWA juga
mengawasi kegiatan impor mobil di Perusahaan dan juga penjualan mobil
tersebut, serta melakukan pembukuan dan mengawasi transaksi
keuangan lainnya.--------------------------------------------------------------------------
● Bahwa benar TERDAKWA mengetahui adanya uang berjumlah Rp.
200.000.000,- yang masuk ke rekening bank atas nama PT. Audi
Pradana;--------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa TERDAKWA mengira bahwa uang tersebut adalah sebuah bonus
dari Bank ABC kepada PT. Audi Pradana sebagai
pelanggan;-----------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa TERDAKWA tidak mengetahui bahwa uang tersebut tidak
bermaksud untuk masuk ke rekening PT. Audi Pradana karena
TERDAKWA sudah sering mendapatkan uang bonus dari klien-klien
perusahaan yang masuk ke Bank TERDAKWA.-----------------------------------
● Bahwa benar uang yang masuk ke rekening PT. Audi Pradana berjumlah
Rp. 200.000.000,- dipindahkan ke rekening pribadi
TERDAKWA;--------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa TERDAKWA langsung mentransfer uang dari PT Audi Pradana ke
rekening miliknya dan kemudian melakukan pembelian Mobil Vintage
BMW seri 318i M40 Tahun 1991 dari PT Klasik Motor sebagai bentuk
Corporate Ownership Program atau COP yang merupakan hak
TERDAKWA sebagai Direktur Utama PT Audi Pradana.-------------------------
● Bahwa TERDAKWA menyatakan COP sudah diatur sebelumnya namun
baru dapat dilaksanakan sekarang.----------------------------------------------------
● Bahwa TERDAKWA membeli mobil tersebut karena tidak diatur secara
rinci dapat membeli mobil jenis apa, sehingga pembelian mobil tersebut
karena TERDAKWA menginginkannya. Kemudian, mobil tersebut
memang benar terdaftar atas nama TERDAKWA sebagai pemiliknya,
namun itu merupakan hak COP dari TERDAKWA.--------------------------------
● Bahwa benar pada pada 25 Februari 2020 TERDAKWA dihubungi pihak
Bank ABC untuk mengembalikan uang tersebut, dan pada 28 Februari
2020 TERDAKWA dikirimi surat tertulis dari Pihak Bank yang berisikan
perintah untuk mengembalikan uang tersebut. Karena uangnya telah
terpakai TERDAKWA tidak mempunyai kemampuan untuk
mengembalikannya.------------------------------------------------------------------------
● Bahwa benar TERDAKWA mendapatkan kabar melalui Whatsapp. Namun
kabar tersebut sampai ke TERDAKWA 11 hari setelah uang masuk dan 5
hari setelah TERDAKWA menggunakan uang tersebut untuk membeli
mobil.------------------------------------------------------------------------------------------
● Bahwa TERDAKWA berusaha untuk mencicil kepada Bank ABC, namun
belum sempat membayarkannya.------------------------------------------------------
● Bahwa dikarenakan TERDAKWA saat itu tidak dapat mengembalikan
uangnya secara langsung akibat besar jumlah uangnya, TERDAKWA
menawarkan untuk mencicil kembali uangnya sementara waktu. Tapi
ditolak dengan pihak bank.---------------------------------------------------------------
C. PETUNJUK
● Berdasarkan keterangan saksi-saksi, bukti surat dan keterangan terdakwa di
dapat petunjuk tentang adanya fakta hukum, bahwa pada tanggal 14 Februari
2020, Saksi Tuti Tutita diminta oleh Saksi Athaya Shihab untuk melakukan
transfer dana sejumlah Rp. 200.000.000,- kepada AMIRAH, yang juga
merupakan nasabah Bank ABC dengan nomor rekening 5055120704;
● Berdasarkan keterangan saksi-saksi, bukti surat dan keterangan terdakwa di
dapat petunjuk tentang adanya fakta hukum, terjadi kesalahan transfer dimana
Saksi Tuti Tutita salah memasukan nomor rekening, dimana diketahui nomor
rekening yang dimasukkan dalam transfer uang sejumlah Rp. 200.000.000,-
tersebut adalah milik PT. Audi Pradana, selaku perusahaan yang bergerak
dibidang usaha otomotif, yang juga merupakan nasabah Bank ABC dengan
nomor rekening 5055120705, dengan Direktur Utama yang bernama ARDO
PRADANA selaku TERDAKWA;
● Berdasarkan keterangan saksi-saksi, bukti surat dan keterangan terdakwa, di
dapat petunjuk tentang adanya fakta hukum, bahwa setelah terjadi salah transfer
oleh Saksi Tuti Tutita, TERDAKWA baru mendapatkan informasi mengenai uang
yang masuk ke dalam rekening PT. Audi Pradana beberapa hari setelahnya
melalui manager keuangan PT Audi Pradana serta mutasi rekening di
Handphone miliknya pada 20 Februari 2020, yang selanjutnya TERDAKWA
meminta manajer keuangan untuk mentransfer uang tersebut ke rekening
pribadinya;
● Berdasarkan keterangan saksi-saksi, bukti surat dan keterangan terdakwa, di
dapat petunjuk tentang adanya fakta hukum, bahwa setelah pemindahan dana
ke rekening pribadinya, TERDAKWA membeli satu buah unit Mobil Vintage BMW
seri 318i M40 Tahun 1991 yang telah dimodif seharga Rp200.000.000,00. di
Klasik Motors, dengan BPKB No. A 0867384.
● Berdasarkan keterangan saksi-saksi, bukti surat dan keterangan terdakwa, di
dapat petunjuk tentang adanya fakta hukum, pada tanggal 25 Februari 2020
WIB, Saksi AMIRAH menanyakan kepada Saksi Athaya Shihab mengenai uang
sejumlah Rp200.000.000.000 yang belum diterimanya. Setelah itu, Saksi Athaya
Shihab pergi ke Bank ABC dan menanyakan Saksi Tuti Tutita perihal tersebut;
● Berdasarkan keterangan saksi-saksi, bukti surat dan keterangan terdakwa, di
dapat petunjuk tentang adanya fakta hukum, bahwa pada akhirnya diketahui
Saksi Tuti Tutita melakukan kesalahan dalam memasukan nomor rekening dan
baru diketahui bahwa uang tersebut masuk kedalam rekening PT Audi Pradana
selaku nasabah dari Bank ABC;
● Berdasarkan keterangan saksi-saksi, bukti surat dan keterangan terdakwa, di
dapat petunjuk tentang adanya fakta hukum, bahwa pada hari yang sama, Saksi
Tuti Tutita menghubungi TERDAKWA selaku Direktur Utama PT Audi Pradana
untuk mengkonfirmasi hal tersebut serta meminta pengembalian uang
Rp200.000.000,00 tersebut;
● Berdasarkan keterangan saksi-saksi, bukti surat dan keterangan terdakwa, di
dapat petunjuk tentang adanya fakta hukum, bahwa setelah dihubung beberapa
kali, yakni pada tanggal 25 Februari 2020 dan 28 Februari 2020, baik melalui
Telepon, E-mail, maupun mengirimkan Hard Copy surat pemberitahuan ke kantor
PT Audi Pradana, tidak ada jawaban dari pihak PT. Audi Pradana pada awalnya;
● Berdasarkan keterangan saksi-saksi, bukti surat dan keterangan terdakwa, di
dapat petunjuk tentang adanya fakta hukum, bahwa setelah dihubungi beberapa
kali namun tidak ada tanggapan dari PT. Audi Pradana, ditambah dengan
dikirimkannya surat somasi sebanyak 3 kali oleh Bank ABC dikarenakan tidak
adanya itikad baik dari PT Audi Pradana, PT Audi Pradana menyatakan tidak
dapat langsung mengembalikkan Rp. 200.000.000,00 tersebut secara penuh
dengan alasan bahwa pada saat menerima uang tersebut, TERDAKWA mengira
bahwa uang tersebut merupakan Bonus yang diberikan pelanggan dikarenakan
rekening PT Audi Pradana di Bank ABC tersebut merupakan rekening yang
dilakukan untuk kegiatan usaha PT. Audi Pradana;
● Berdasarkan keterangan saksi-saksi, bukti surat dan keterangan terdakwa, di
dapat petunjuk tentang adanya fakta hukum, bahwa TERDAKWA tidak bisa
mengembalikan uang hasil salah transfer tersebut secara langsung dikarenakan
uangnya telah digunakan untuk telah membeli mobil BMW seri 318i M40 Tahun
1991 dari Klasik Motors seharga Rp. 200.000.000,- dengan BPKB No. A
0867384.
● Berdasarkan keterangan saksi-saksi, bukti surat dan keterangan terdakwa, di
dapat petunjuk tentang adanya fakta hukum yaitu Mobil yang dimiliki oleh
TERDAKWA ARDO PRADANA merupakan mobil pemberian dari perusahaan
melalui Car Ownership Program yang juga diajukan secara pribadi oleh
TERDAKWA ARDO PRADANA, dikarenakan dalam program ini hanya ARDO
PRADANA yang diberikan mobil melalui COP, sebagaimana karyawan atau
pihak lain dalam perusahaan tidak pernah diberikan fasilitas serupa melalui Car
Ownership Program meskipun mereka juga berhak atas hal tersebut.
Analisis fakta yang dimaksud ialah bahasan atau kajian atas fakta yang diperoleh di
persidangan dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lainnya
sehingga fakta tersebut memiliki nilai sebagai alat bukti yang mendukung pembuktian
dakwaan. Atas keseluruhan fakta yang terungkap di persidangan yang berupa
keterangan saksi, keterangan ahli, surat, alat bukti, dan keterangan terdakwa dalam
perkara ini, kami terlebih dahulu melakukan penilaian mengenai apakah alat bukti
tersebut telah memenuhi syarat sebagai alat bukti yang sah sebagaimana ditentukan
dalam Pasal 184 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana agar dapat
diperoleh alat bukti yang memenuhi syarat yang benar sehingga dapat digunakan untuk
membuktikan unsur-unsur yang kami didakwakan kepada TERDAKWA sebagai berikut:
- Di persidangan telah didengar keterangan ahli dari Jaksa Penuntut Umum yaitu
ahli ARIEF AHMAD S.H., M.H., M.B.A., serta ahli dari Penasihat Hukum yaitu
POLTAK BARBARIAN, S.H., M.H., dan MANO WALALANG, S.H., M.Si.,. Ahli
tersebut sebelum memberikan pendapat telah mengucapkan sumpah menurut
agamanya dan keterangannya dalam sidang diberikan secara bebas tanpa
paksaan ataupun menjerat dan merupakan pendapat yang diberikan sesuai
dengan kompetensi keahliannya, keterangan ahli dan para saksi tersebut
berkesesuaian antara yang satu dengan yang lain, sehingga telah memenuhi
Pasal 1 butir 27, Pasal 153 ayat (2) huruf b, Pasal 160 ayat (2) dan (3), Pasal
164 ayat (1), Pasal 166, dan Pasal 186 Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana.
4. Terhadap Petunjuk
Bahwa dari hasil pemeriksaan sidang Pengadilan telah diperiksa alat bukti,
SAKSI-SAKSI, keterangan TERDAKWA serta barang bukti yang mana dari
pemeriksaan tersebut terdapat petunjuk. Barang bukti tersebut bernilai sebagai alat
bukti sah yang lain yaitu berupa petunjuk sebagaimana ketentuan Pasal 185 ayat (1)
dan ayat (6) Jo. Pasal 188 ayat (1) dan (2) KUHAP. Dengan demikian keterangan
tersebut mempunyai kekuatan pembuktian sebagai alat bukti petunjuk sebagaimana
ditentukan dalam Pasal 184 ayat (1) huruf d KUHAP. Bahwa dari hasil pemeriksaan
sidang Pengadilan telah diperiksa alat bukti SAKSI-SAKSI, keterangan TERDAKWA
serta barang bukti yang mana dari pemeriksaan tersebut diperoleh petunjuk antara lain:
Dari alat bukti dan barang bukti yang sah dan benar bersesuaian antara yang satu
dengan yang lain dan telah dilakukan analisis mengenai alat bukti yang terungkap di
persidangan sebagaimana tersebut diatas, maka diperoleh fakta hukum dengan uraian
sebagai berikut:
- Bahwa berdasarkan keterangan Saksi TUTI TUTITA, ATHAYA
SHIHAB dan keterangan TERDAKWA bersama Bukti Transfer
ARDO PRADANA DARI ATHAYA SHIHAB, adanya kesalahan
transfer dari Pihak Bank ABC ke rekening PT Audi Pradana dengan
nomor rekening 5055120705, sejumlah Rp.200.000.000,00 pada
tanggal 14 Februari 2020 karena Saksi TUTI TUTITA masukan
nomor rekening yang salah dimana yang seharusnya berhak
menerima uang tersebut adalah AMIRAH, nasabah Bank ABC
dengan nomor rekening 5055120704
- Bahwa benar berdasarkan keterangan TERDAKWA uang sejumlah
Rp. 200.000.000,00; tersebut ditransfer ke rekening TERDAKWA
dari rekening PT Audi Pradana sesuai dengan perintahnya kepada
manajer keuangan PT Audi Pradana dan Bukti Transfer Ardo
Pradana dari PT Audi Pradana tertanggal 20 Februari 2020.
- Bahwa benar berdasarkan keterangan saksi IWAN GUNAWAN dan
keterangan TERDAKWA, uang sejumlah Rp. 200.000.000,00,-
tersebut digunakan untuk membeli mobil BMW Vintage 318i M40
Tahun 1991 yang telah dimodifikasi sesuai dengan Bukti
Pembayaran mobil tersebut
- Bahwa benar berdasarkan keterangan saksi IWAN GUNAWAN,,
INDRA MUFIDI dan keterangan TERDAKWA, uang sejumlah Rp.
200.000.000,- tersebut digunakan untuk membeli mobil BMW
Vintage 318i M40 Tahun 1991 yang telah dimodifikasi di Klasik
Motors yang bernomor BPKB A 0867384;
V. ANALISIS YURIDIS
DAKWAAN PERTAMA:
a. Barang siapa;
b. Dengan sengaja dan melawan hukum;
c. Memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian
adalah kepunyaan orang lain;
d. Yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan.
Berdasarkan fakta-fakta yang sudah dikemukakan pada bagian analisis
fakta, maka Penuntut Umum akan mengaitkan dengan teori-teori hukum, dasar
hukum, serta yurisprudensi untuk membuktikan apakah benar TERDAKWA
bersalah dan dapat dipidana, dengan membahas satu persatu unsur:
“Dengan sengaja dan melawan hukum” adalah unsur subjektif dalam tindak pidana
penggelapan, yakni unsur yang melekat pada subjek tindak pidana, ataupun yang
melekat pada pribadi pelakunya. Hal ini dikarenakan unsur “opzettelijk” atau unsur
“dengan sengaja” merupakan unsur dalam tindak pidana penggelapan, dengan
sendirinya unsur tersebut harus dibuktikan. Terdapat dua teori berkaitan “dengan
sengaja” atau opzettelijke. Pertama, teori kehendak atau wilstheorie yang dianut oleh
Simons, dan kedua teori pengetahuan atau voorstelling theorie yang antara lain dianut
oleh Hamel. Bahwa, maksud unsur kesengajaan dalam pasal ini, adalah seorang
pelaku atau dader sengaja melakukan perbuatan-perbuatan dalam pasal 372 KUHP.
“pemilikan dilakukan dengan sengaja dan bahwa pemilikan itu dengan tanpa hak
merupakan unsur-unsur daripada tindak pidana tersebut dalam pasal 372 KUHP”
Sedangkan, “melawan hukum” atau “wederrechtelijk” adalah apabila
perbuatan yang dilakukan oleh seorang pelaku atau dader yang bertentangan dengan
norma hukum tertulis (peraturan perundang-undangan) atau norma hukum tidak tertulis
(kepatutan atau kelayakan) atau bertentangan dengan hak orang lain sehingga dapat
dikenai sanksi hukum. Menurut pendapat ahli hukum pidana Satochid Kartanegara,
“melawan hukum” (Wederrechtelijk) dalam hukum pidana dibedakan menjadi:
1. Melawan hukum formil, yaitu apabila sesuatu perbuatan dilarang dan diancam
dengan hukuman oleh undang-undang;
2. Melawan hukum materiil, yaitu sesuatu perbuatan “mungkin” melawan
hukum, walaupun tidak dengan tegas dilarang dan diancam dengan hukuman
oleh undang-undang. Melainkan juga asas-asas umum yang terdapat di dalam
lapangan hukum.
Dengan demikian unsur “Dengan sengaja dan melawan hukum” dalam Pasal 372
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang didakwakan kepada TERDAKWA
ARDO PRADANA telah terbukti dan terpenuhi secara sah dan meyakinkan.
ad. c. Unsur “Memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah
kepunyaan orang lain”
“Memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain”
harus diartikan sebagai: menguasai suatu benda bertentangan dengan sifat dari hak
yang dimiliki atas benda itu atau juga menguasai sesuatu barang bertentangan dengan
sifat dari hak yang dijalankan seseorang atas barang-barang tersebut. Artinya,
pengertian memiliki pada seseorang dalam penggelapan ia (seakan) sebagai
pemiliknya. Unsur “memiliki” dalam tindak pidana penggelapan merupakan unsur yang
penting, dan penggelapan tersebut dipandang sudah sempurna jika tindakan
kepemilikan itu sudah terjadi.
R. Soesilo menyatakan: “memiliki” = menurut Arrest Hoge Raad ialah pemegang barang
yang menguasai atau bertindak sebagai pemilik barang itu berlawanan dengan hukum
yang mengikat padanya, sebagai pemegang barang itu. Dipandang sebagai “memiliki”
misalnya: menjual, memakan, membuang, menggadaikan, membelanjakan uang dsb.,
sehingga dapat diartikan bahwa dalam penggelapan harus telah terjadi adanya
kepemilikan atas barang yang digelapkan tersebut, jika belum terjadi kepemilikan atas
barang tersebut maka penggelapan belum terjadi, karena unsur memiliki tidak
terpenuhi.
Dengan demikian unsur “Memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian
adalah kepunyaan orang lain” dalam Pasal 372 Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana yang didakwakan kepada TERDAKWA ARDO PRADANA telah terbukti dan
terpenuhi secara sah dan meyakinkan.
ad.d. Unsur “Yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan”
“Yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan” merupakan salah satu unsur
dalam tindak pidana penggelapan, untuk menentukan terpenuhinya unsur ini, maka
pelaku (dader) yang diduga telah melakukan tindak pidana (strafmaatregel)
penggelapan (verduistering) harus menguasai barang tersebut bukan dengan jalan
kejahatan.
Menurut Brigjen Drs. H.A.K. Moch. Anwar, SH,: “barang harus seluruhnya atau
sebahagian kepunyaan orang lain. Barang tidak perlu kepunyaan orang lain pada
keseluruhannya”
- Berdasarkan keterangan saksi Tuti Tutita, uang yang ditransfer kepada PT. Audi
Pradana yang kemudian dimiliki oleh TERDAKWA ARDO PRADANA adalah
karena kesalahan transfer dengan tidak sengaja yang saksi Tuti Tutita lakukan;
- Berdasarkan keterangan saksi Tuti Tutita saat meminta TERDAKWA ARDO
PRADANA untuk mengembalikan uang yang diberikan saksi Tuti Tutita dalam
kesalahan transfer, dinyatakan bahwa TERDAKWA ARDO PRADANA tidak mau
mengembalikan uang tersebut karena TERDAKWA ARDO PRADANA mengira
bahwa uang berjumlah Rp. 200.000.000,- yang ia terima adalah sebuah bonus
dari pelanggan PT. Audi Pradana.
- Berdasarkan keterangan saksi Tuti Tutita, kesalahan transfer yang tidak sengaja
ia lakukan berakibat kepemilikan uang tersebut berada di rekening PT. Audi
Pradana, yang kemudian dipindahkan ke rekening pribadi TERDAKWA ARDO
PRADANA, yang menjadikan uang yang ada di kepemilikan TERDAKWA ARDO
PRADANA ada bukan karena TERDAKWA melakukan kejahatan untuk
mendapatkan uang tersebut;
Dengan demikian unsur “Yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan”
dalam Pasal 372 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang didakwakan kepada
TERDAKWA ARDO PRADANA telah terbukti dan terpenuhi secara sah dan
meyakinkan.
Berdasarkan uraian pembuktian tersebut, maka kami berkeyakinan bahwa semua unsur
dalam dakwaan kesatu telah terpenuhi dan TERDAKWA telah terbukti bersalah secara
sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana penggelapan atas uang sejumlah Rp
200.000.000,- yang telah diuraikan dalam dakwaan kami.
Bahwa dikarenakan dakwaan disusun secara alternatif, dan kami yakin bahwa
unsur-unsur dalam rumusan Pasal pada dakwaan kesatu telah terbukti dan terpenuhi
secara sah dan meyakinkan, maka kami tidak perlu lagi menguraikan dakwaan
alternatif kedua yang telah kami susun.
Berdasarkan uraian dimaksud, kami selaku Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini
dengan memperhatikan ketentuan Undang-undang yang bersangkutan:
M E N U N T U T:
Supaya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang memeriksa dan
mengadili perkara ini memutuskan :
Atau jika Majelis Hakim berpendapat lain, kami mohon putusan yang seadil-adilnya.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan kekuatan batin dan keteguhan iman
kepada Majelis Hakim dalam memutus perkara ini.
Demikian tuntutan pidana ini kami bacakan dan diserahkan kepada Hakim Ketua
Majelis di muka persidangan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dalam sidang pada
hari Senin, 22 Juni 2020.