Anda di halaman 1dari 11

3A Akuntansi

Adilla Dhira Anggraini

Kepailitan dan
Penundaan
Pembayaran
Tinjauan t en tang
Kep ailit an
Menurut Pasal 1 angka 1 UUK 2004, Kepailitan
adalah sita umum atas semua kekayaan Debitur
Pailit yang pengurusan dan pemberesannya
dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan
Hakim Pengawas sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang. Kepailitan juga dapat disebut
suatu proses penyelesaian sengketa bisnis melalui
jalur litigasi yaitu melalui pengadilan niaga.
Asas –Asas Hukum Kepailitan
1. Asas Keseimbangan : Mengatur ketentuan satu
pihak untuk mencegah penyalahgunaan pranata
dan lembaga kepailitan oleh Debitor yang tidak
jujur dan tidak beritikad baik.
2. Asas Kelangsungan Usaha : Ketentuan yang
memungkinkan perusahaan Debitor yang
prospektif dapat tetap dilangsungkan.
3. Asa Keadilan : Ketentuan mengenai kepailitan
dapat memenuhi rasa keadilan bagi para pihak
yang berkepentingan.
Asas –Asas Hukum Kepailitan
4. Asas Intregasi : Ketentuan sistem hukum formil dan
hukum materiilnya merupakan satu kesatuan yag
utuh dari sistem hukum perdata acar perdata
nasional.
Prinsip-prinsip Hukum Kepailitan

1. Prinsip Paritas Creditorium dan Pari Passu


Prorata Parte
2. Prinsip Structured Prorata
3. Prinsip Debt Collection
4. Prinsip Debt Pooling
Dasar Hukum Kepailitan

Peraturan Pemerintah Pengganti UU (PerPu)


No 1 Tahun 1998

UU No 4 Tahun 1998
UU No 47 tahun 2004
Akibat Hukum kepailitan terhadap Kewenangan Debitur utuk
dapat melakukan Perbuatan Hukum terhadap hartanya
Kepailitan dapat mengakibatkan kewenangan berbuat debitur pailit menjadi
lebih terbatas, khususnya pada bidang harta kekayaan. Kewenangan untuk
mengurus dan membereskan hartanya berpindah ke kurator dan debitur pailit
hanya dapat melakukan perbuatan hukum dalam bidang harta kekayaan,
apabila perbuatannya tersebut memberikan suatu keuntungan yang dapat
menambah harta pailit.

Pada perbuatan hukum yang dianggap dapat merugikan kreditur atau


mengurangi harta pailit, kurator dapat meminta pembatalan perbuatan hukum
yang telah dilakukan oleh debitur pailit. Selain itu, untuk mencegah terjadinya
perbuatan yang dapat merugikan harta pailit, debitur pailit wajib
mengkonsultasikan perbuatan hukum yang dilakukannya kepada kurator
sebelum melakukan perbuatan hukum khususnya dalam perbuatan hukum
dalam bidang harta kekayaan.
Peradilan pada Perkara
kepailitan
1. Upaya hukum perkara kepailitan :
2. Perlawanan : Perlawanan dalam kepailitan diajukan kepada
pengadilan yang menetapkan putusan pernyataan pailit
3. Kasasi : keputusan pengadilan ditingkat pertama tidak dapat
diajukan upaya hukum banding tetapi langsung dapat dilakukan
upaya kasasi.
4. Peninjauan Kembali : peninjauan kembali oleh Mahkamah Agung
terghadap putusan atas permohonan kepailitan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap.
Pengurusan Harta Pailit
Proses pengurusan kepailitan kemudian
diserahkan kepada kurator. Selain itu,
Bagi debitur yang telah beberapa komponen yang terlibat dalam
dinyatakan pailit sejak pengurusan pailit ini meliputi hakim
dibacakannya putusan, maka pengawas, kurator, dan advokat/pengacara.
debitur tersebut telah Kepailitan ini diawali dengan cara mengajukan
kehilangan hak untuk permohonan pernyataan pailit terlebih
mengurus dan menguasai dahulu. Setelah itu, akan dikeluarkan putusan
harta pailit. pailit. Di dalam putusan ini, pihak debitur
pailit akan kehilangan kewenangan berbuat di
bidang harta dan kekayaan
Hal-hal yang Berkaitan dengan Pengurusan
Harta Pailit
Pada Pasal 22 Undang-undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Piutang, disebutkan beberapa harta kekayaan yang tidak dapat
dimasukkan dalam harta pailit. Harta kekayaan tersebut meliputi :
Benda, termasuk hewan yang dibutuhkan debitur sehubungan dengan
pekerjaannya, perlengkapan, alat medis (yang digunakan untuk kesehatan),
tempat tidur, perlengkapan yang digunakan debitur dan keluarganya, serta
bahan makanan (selama 30 hari) bagi debitur beserta keluarganya.
Segala sesuatu yang diperoleh melalui pekerjaan debitur sebagai wujud
penggajian dari sebuah jabatan. Dalam hal ini termasuk jasa sebagai upah,
uang tunggu/tunjangan, pensiun, sebagaimana yang ditetapkan Hakim
Pengawas.
Uang yang diberikan kepada pihak debitur yang berguna untuk memenuhi
kewajiban berupa pemberian nafkah berdasarkan Undang-Undang.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai