Anda di halaman 1dari 23

ASAS HUKUM KEPAILITAN

DR. MARIHOT J. HUTAJULU


FAKULTAS HUKUM UKSW
PENGERTIAN

Asas hukum mrpk pikiran2 dasar, yang terdapat di dalam dan di


belakang sistem hukum masing2 dirumuskan dalam aturan
perundang2an dan putusan hakim, yang berkenaan dengan ketentuan2
dan keputusan2 individual (Paul Scholten sbgmn dikutip Bruggink)
Asas hukum bukanlah peraturan hukum konkrit, tetapi mrpk pikiran
dasar yang bersifat umum atau mrpk latar belakang dari peraturan
yang konkrit, yang terddapat dalam dan di belakang setiap sistem
hukum yang terjelma dalam peraturan perundang2an dan putusan
hakim yang merupakan hukum positif dan dapat ditemukan dengan
mencari sifat2 umum dalam peraturan konkret tsb (Sudikno
Mertokusumo)
ASAS HUKUM KEPAILITAN

Asas hukum kepailitan di berbagai sistem hukum :


1. Paritas creditorium
2. Pari passu prorata parte
3. Structured creditors
4. Utang
5. Debt collection
6. Debt polling
7. Debt forgiveness
8. Universal dan teritorial
9. Commercial exit from financial distress
ASAS PARITAS CREDITORIUM

Paritas Creditorium : para kreditor mempunyai


hak yang sama terhdap semua harta benda
debitor. Filosofi asas ini : merupakan ketidakadilan
jika debitor memiliki harta benda sementara
utang debitor terhadap para kreditornya tidak
terbayarkan. Asas ini tidak membedakan antara
kreditor besar atau kecil, kreditor yang
memegang jaminan atau tidak memegang jaminan.
ASAS PARI PASU PRORATA PARTE

Pari Pasu Prorata Parte : harta kekayaan si debitor


merupakan jaminan bersama untuk para kreditor dan
hasilnya harus dibagi secara proporsional antara mereka,
kecuali jika antara para kreditor itu ada yang menurut UU
harus didahulukan dalam menerima pembayaran tagihannya.
ASAS STRUCTURED CREDITORS

Structured Creditors : asas yang mengklasifikasikan dan mengelompokkan


kreditor menjadi 3 macam, yaitu kreditor separatis, kreditor preferen, dan
kreditor konkuren. Berbeda dgn rezim hukum perdata umum yg hanya
membagi ke dalam kreditor preferen dan kreditor konkuren. Dalam rezim
hukum kepailitan, kreditor preferen / preferred creditors hanya terdiri dari
kreditor yang menurut UU harus didahulukan pembayaran piutangnya,
seperti pemegang hak privelege, pemegang hak retensi, dll. Adapun kreditor
yang memiliki jaminan kebendaan diklasifikasikan sbg kreditor separatis /
secured creditors (yang dapat mengeksekusi jaminan kebendaan yang
dipegangnya seolah-olah tidak terjadi kepailitan). Kreditor konkuren
adalah kreditor yang tidak memiliki hak didahulukan / preferensi, kreditor
berdasarkan piutang tanpa ikatan tertentu, disebut juga kreditor bersaing
(unsecured creditors)
ASAS UTANG

Utang (claim) merupakan raison detre dari suatu kepailitan.


Tanpa utang tidak ada esensi kepailitan, karena kepailitan
merupakan pranata hukum utk melikuidasi aset debitor
untuk membayar utang2nya kepada kreditor
ASAS DEBT COLLECTION

Debt collection :konsep pembalasan dari kreditor terhadap


debitor pailit dengan menagih klaimnya terhadap debitor
atau harta debitor
ASAS DEBT POOLING

Debt pooling : asas yang mengatur bagaimana harta


kekayaan pailit harus dibagi di antara para kreditornya.
Kurator harus berpegang pada asas paritas creditorium dan
asas pari passu prorata parte serta asas structured
creditors
ASAS DEBT FORGIVENESS

Debt forgiveness : asas bahwa kepailitan tidak identik sbg


pranata untuk menekan debitor saja, tetapi juga dapat
digunakan untuk meringankan beban debitor akibat
kesulitan keuangan sehingga tidak mampu membayar
utang2nya sesuai perjanjian dan bahkan sampai kepada
pengampunan atas utang2nya. Implementasinya dalam
bentuk moratorium terhadap debitor yang disebut PKPU.
ASAS UNIVERSAL-TERITORIAL

Universal : asas bahwa putusan pailit dari pengadilan di suatu


pengadilan dari suatu negara berlaku terhadap semua harta
debitor di dalam dan di luar negeri (cross border
insolvency).
Teritorial : asas menyangkut eksekusi putusan pailit dari
pengadilan asing dibatasi teritorial / kedaulatan wilayah
SYARAT KEPAILITAN

Syarat permohonan pailit :


1. syarat administratif, meyangkut kelengkapan berkas
permohonan pailit sebelum berkas diterima dan diberi
nomor oleh kepaniteraan pengadilan niaga
2. syarat substantif : ada utang ; utang telah jatuh tempo dan
dapat ditagih; ada dua atau lebih kreditor; dan debitor tidak
membayar lunas sedikitnya satu utang
PEMBUKTIAN

Sistem pembuktian perkara pailit : tidak sulit dan


complicated
Permohonan pernyataan pailit harus dikabulkan apabila
terdapat fakta atau keadaan yang terbukti secara sederhana
bahwa persyaratan untuk dinyatakan pailit sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) telah terpenuhi (Pasal 8
Ayat (4) UU 37/2004)
PEMOHON PAILIT

Siapa yang dapat mengajukan permohonan pailit :


1. debitor
2. kreditor, baik kreditor konkuren, kreditor separatis, maupun kreditor preferen
3. Kejaksaan untuk kepentingan umum
4. bank Indonesia, dalam hal debitor adalah bank
5. bapepam, dalam hal debitor adalah Perusahaan Efek, Bursa Efek, Lembaga Kliring
dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.
6. menteri keuangan, dalam hal debitor adalah Perusahaan Asuransi, Perusahaan
Reasuransi, Dana Pensiun, atau BUMN yang bergerak di bidang kepentingan publik
TERMOHON PAILIT

Yang dapat dinyatakan pailit :


1. orang perseorangan
2. badan hukum
3. persero firma termasuk CV
4. harta kekayaan orang yang meninggal
JENIS PAILIT

Jenis permohonan pailit :


1. murni, diajukan oleh debitor atas dirinya sendiri
2. tidak murni, diajukan oleh kreditor sebagai pemohon
melawan debitor sebagai termohon
Putusan pailit :
1. sifatnya, berlaku serta merta, segera dapat dilaksanakan /
dieksekusi oleh kurator walau ada kasasi
2. daya lakunya, dihitung atau berlaku sejak pukul 00.00
waktu setempat
3. pengumuman putusan, wajib oleh kurator di berita negara
RI dan sedikitnya 2 surat kabar berskala nasional dan lokal,
yang ditetapkan oleh hakim pengawas
Upaya hukum terhadap putusan pailit :
1. kasasi, 8 hari sejak putusan diucapkan, putusan kasasi
diucapkan 60 hari sejak permohonan kasasi diterima MA
2. peninjauan kembali, putusan kasasi yg telah inkracht dapat
diajukan PK ke MA. Jangka waktu paling lambat 180 hari
terhitung setelah tanggal putusan yg dimohonkan PK
berkekuatab hukum tetap.
3. banding terhadap penetapan hakim pengawas, diajukan kpd
majelis hakim yg mengangkat hakim pengawas ketika
memutuskan perkara pailit
Akibat putusan pailit :
1. segala produk pengadilan thd setiap bagian dari harta debitor yg telah dimulai
sebelum kepailitan, harus dihentikan seketika.
2. semua penyitaan yg telah dilakukan menjadi hapus.
3. debitor pailit yg sedang ditahan krn melanggar UU 37/2004, harus dilepaskan
seketika.
4. semua perjanjian pengalihan hak atas tanah, balik nama kapal, pembebanan hak
tanggungan, hipotik, atau jaminan fidusia yg telah diperjanjikan terlebih dahulu, tdk dpt
dilaksanakan.
5. tidak ada daluarsa thd tagihan yg akan diajukan untuk dicocokkan
6. apabila ada perjanjian penyerahan benda dagangan dgn suatu jangka waktu tertentu,
dan pihak yg menyerahkan dinyatakan pailit, maka perjanjian penyerahannya hapus
7. perjanjian sewa yg dilakukan oleh debitor dapat dihentikan Kurator maupun yg
menyewakan benda
8. pekerja pada debitor pailit dapat memutuskan hubungan kerja.
9. hak eksekusi kreditor separatis ditangguhkan paling lama 90 hari.
10. Segala tuntutan nhukum yg menyangkut harta debitor pailit, diajukan oleh atau
kepada Kurator
11. segala perbuatan hukum debitor pailit yg merugikan kepentingan kreditor yang
dilakukan sebelum putusan pailit diucapkan dapat dibatalkan dengan lembaga actio
pauliana.
Untuk memberi jaminan hidup sehari-hari dan utk melindungi hak asasi debitor,
kepailitan tdk berakibat terhadap :
1. benda, termasuk hewan yg benar2 dibutuhkan debitor pailit sehubungan dgn
pekerjaannya berikut perlengkapannya
2. alat2 medis yg dipergunakan untuk kesehatan debitor pailit.
3. tempat tidur dan perlengkapannya serta bahan makanan utk 30 hari bagi
debitor pailit dan keluarganya.
4. segala sesuatu yg diperoleh dibitor pailit dari pekerjaannya, seperti upah, uang
pensiun dan uang tunjangan.
5. uang yg diberikan kepada debitor pailit untuk memenuhi nafkah menurut
undang-undang
Verifikasi utang piutang, atau pencocokan utang piutang adl
kegiatan dalam rapat kreditor pasca putusan pailit yg
dihadiri oleh Kurator, debitor, dan kreditor yg dipimpin
hakim pengawas serta dibantu panitera pengganti
Tujuannya, menagih, mencocokkan, dan mengesahkan
tagihan2 yg sudah masuk kepada Kurator
Perjumpaan utang (set-off) adl peristiwa hukum yg tjd demi
hukum di antara orang yg mempunyai utang maupun piutang
dgn debitor pailit sebelum putusan pailit diucapkan . Terjadi
demi hukum sesuai asas Ipso Iure Compensatur

Anda mungkin juga menyukai