Asas hukum mrpk pikiran2 dasar, yang terdapat di dalam dan di
belakang sistem hukum masing2 dirumuskan dalam aturan perundang2an dan putusan hakim, yang berkenaan dengan ketentuan2 dan keputusan2 individual (Paul Scholten sbgmn dikutip Bruggink) Asas hukum bukanlah peraturan hukum konkrit, tetapi mrpk pikiran dasar yang bersifat umum atau mrpk latar belakang dari peraturan yang konkrit, yang terddapat dalam dan di belakang setiap sistem hukum yang terjelma dalam peraturan perundang2an dan putusan hakim yang merupakan hukum positif dan dapat ditemukan dengan mencari sifat2 umum dalam peraturan konkret tsb (Sudikno Mertokusumo) ASAS HUKUM KEPAILITAN
Asas hukum kepailitan di berbagai sistem hukum :
1. Paritas creditorium 2. Pari passu prorata parte 3. Structured creditors 4. Utang 5. Debt collection 6. Debt polling 7. Debt forgiveness 8. Universal dan teritorial 9. Commercial exit from financial distress ASAS PARITAS CREDITORIUM
Paritas Creditorium : para kreditor mempunyai
hak yang sama terhdap semua harta benda debitor. Filosofi asas ini : merupakan ketidakadilan jika debitor memiliki harta benda sementara utang debitor terhadap para kreditornya tidak terbayarkan. Asas ini tidak membedakan antara kreditor besar atau kecil, kreditor yang memegang jaminan atau tidak memegang jaminan. ASAS PARI PASU PRORATA PARTE
Pari Pasu Prorata Parte : harta kekayaan si debitor
merupakan jaminan bersama untuk para kreditor dan hasilnya harus dibagi secara proporsional antara mereka, kecuali jika antara para kreditor itu ada yang menurut UU harus didahulukan dalam menerima pembayaran tagihannya. ASAS STRUCTURED CREDITORS
Structured Creditors : asas yang mengklasifikasikan dan mengelompokkan
kreditor menjadi 3 macam, yaitu kreditor separatis, kreditor preferen, dan kreditor konkuren. Berbeda dgn rezim hukum perdata umum yg hanya membagi ke dalam kreditor preferen dan kreditor konkuren. Dalam rezim hukum kepailitan, kreditor preferen / preferred creditors hanya terdiri dari kreditor yang menurut UU harus didahulukan pembayaran piutangnya, seperti pemegang hak privelege, pemegang hak retensi, dll. Adapun kreditor yang memiliki jaminan kebendaan diklasifikasikan sbg kreditor separatis / secured creditors (yang dapat mengeksekusi jaminan kebendaan yang dipegangnya seolah-olah tidak terjadi kepailitan). Kreditor konkuren adalah kreditor yang tidak memiliki hak didahulukan / preferensi, kreditor berdasarkan piutang tanpa ikatan tertentu, disebut juga kreditor bersaing (unsecured creditors) ASAS UTANG
Utang (claim) merupakan raison detre dari suatu kepailitan.
Tanpa utang tidak ada esensi kepailitan, karena kepailitan merupakan pranata hukum utk melikuidasi aset debitor untuk membayar utang2nya kepada kreditor ASAS DEBT COLLECTION
Debt collection :konsep pembalasan dari kreditor terhadap
debitor pailit dengan menagih klaimnya terhadap debitor atau harta debitor ASAS DEBT POOLING
Debt pooling : asas yang mengatur bagaimana harta
kekayaan pailit harus dibagi di antara para kreditornya. Kurator harus berpegang pada asas paritas creditorium dan asas pari passu prorata parte serta asas structured creditors ASAS DEBT FORGIVENESS
Debt forgiveness : asas bahwa kepailitan tidak identik sbg
pranata untuk menekan debitor saja, tetapi juga dapat digunakan untuk meringankan beban debitor akibat kesulitan keuangan sehingga tidak mampu membayar utang2nya sesuai perjanjian dan bahkan sampai kepada pengampunan atas utang2nya. Implementasinya dalam bentuk moratorium terhadap debitor yang disebut PKPU. ASAS UNIVERSAL-TERITORIAL
Universal : asas bahwa putusan pailit dari pengadilan di suatu
pengadilan dari suatu negara berlaku terhadap semua harta debitor di dalam dan di luar negeri (cross border insolvency). Teritorial : asas menyangkut eksekusi putusan pailit dari pengadilan asing dibatasi teritorial / kedaulatan wilayah SYARAT KEPAILITAN
Syarat permohonan pailit :
1. syarat administratif, meyangkut kelengkapan berkas permohonan pailit sebelum berkas diterima dan diberi nomor oleh kepaniteraan pengadilan niaga 2. syarat substantif : ada utang ; utang telah jatuh tempo dan dapat ditagih; ada dua atau lebih kreditor; dan debitor tidak membayar lunas sedikitnya satu utang PEMBUKTIAN
Sistem pembuktian perkara pailit : tidak sulit dan
complicated Permohonan pernyataan pailit harus dikabulkan apabila terdapat fakta atau keadaan yang terbukti secara sederhana bahwa persyaratan untuk dinyatakan pailit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) telah terpenuhi (Pasal 8 Ayat (4) UU 37/2004) PEMOHON PAILIT
Siapa yang dapat mengajukan permohonan pailit :
1. debitor 2. kreditor, baik kreditor konkuren, kreditor separatis, maupun kreditor preferen 3. Kejaksaan untuk kepentingan umum 4. bank Indonesia, dalam hal debitor adalah bank 5. bapepam, dalam hal debitor adalah Perusahaan Efek, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. 6. menteri keuangan, dalam hal debitor adalah Perusahaan Asuransi, Perusahaan Reasuransi, Dana Pensiun, atau BUMN yang bergerak di bidang kepentingan publik TERMOHON PAILIT
Yang dapat dinyatakan pailit :
1. orang perseorangan 2. badan hukum 3. persero firma termasuk CV 4. harta kekayaan orang yang meninggal JENIS PAILIT
Jenis permohonan pailit :
1. murni, diajukan oleh debitor atas dirinya sendiri 2. tidak murni, diajukan oleh kreditor sebagai pemohon melawan debitor sebagai termohon Putusan pailit : 1. sifatnya, berlaku serta merta, segera dapat dilaksanakan / dieksekusi oleh kurator walau ada kasasi 2. daya lakunya, dihitung atau berlaku sejak pukul 00.00 waktu setempat 3. pengumuman putusan, wajib oleh kurator di berita negara RI dan sedikitnya 2 surat kabar berskala nasional dan lokal, yang ditetapkan oleh hakim pengawas Upaya hukum terhadap putusan pailit : 1. kasasi, 8 hari sejak putusan diucapkan, putusan kasasi diucapkan 60 hari sejak permohonan kasasi diterima MA 2. peninjauan kembali, putusan kasasi yg telah inkracht dapat diajukan PK ke MA. Jangka waktu paling lambat 180 hari terhitung setelah tanggal putusan yg dimohonkan PK berkekuatab hukum tetap. 3. banding terhadap penetapan hakim pengawas, diajukan kpd majelis hakim yg mengangkat hakim pengawas ketika memutuskan perkara pailit Akibat putusan pailit : 1. segala produk pengadilan thd setiap bagian dari harta debitor yg telah dimulai sebelum kepailitan, harus dihentikan seketika. 2. semua penyitaan yg telah dilakukan menjadi hapus. 3. debitor pailit yg sedang ditahan krn melanggar UU 37/2004, harus dilepaskan seketika. 4. semua perjanjian pengalihan hak atas tanah, balik nama kapal, pembebanan hak tanggungan, hipotik, atau jaminan fidusia yg telah diperjanjikan terlebih dahulu, tdk dpt dilaksanakan. 5. tidak ada daluarsa thd tagihan yg akan diajukan untuk dicocokkan 6. apabila ada perjanjian penyerahan benda dagangan dgn suatu jangka waktu tertentu, dan pihak yg menyerahkan dinyatakan pailit, maka perjanjian penyerahannya hapus 7. perjanjian sewa yg dilakukan oleh debitor dapat dihentikan Kurator maupun yg menyewakan benda 8. pekerja pada debitor pailit dapat memutuskan hubungan kerja. 9. hak eksekusi kreditor separatis ditangguhkan paling lama 90 hari. 10. Segala tuntutan nhukum yg menyangkut harta debitor pailit, diajukan oleh atau kepada Kurator 11. segala perbuatan hukum debitor pailit yg merugikan kepentingan kreditor yang dilakukan sebelum putusan pailit diucapkan dapat dibatalkan dengan lembaga actio pauliana. Untuk memberi jaminan hidup sehari-hari dan utk melindungi hak asasi debitor, kepailitan tdk berakibat terhadap : 1. benda, termasuk hewan yg benar2 dibutuhkan debitor pailit sehubungan dgn pekerjaannya berikut perlengkapannya 2. alat2 medis yg dipergunakan untuk kesehatan debitor pailit. 3. tempat tidur dan perlengkapannya serta bahan makanan utk 30 hari bagi debitor pailit dan keluarganya. 4. segala sesuatu yg diperoleh dibitor pailit dari pekerjaannya, seperti upah, uang pensiun dan uang tunjangan. 5. uang yg diberikan kepada debitor pailit untuk memenuhi nafkah menurut undang-undang Verifikasi utang piutang, atau pencocokan utang piutang adl kegiatan dalam rapat kreditor pasca putusan pailit yg dihadiri oleh Kurator, debitor, dan kreditor yg dipimpin hakim pengawas serta dibantu panitera pengganti Tujuannya, menagih, mencocokkan, dan mengesahkan tagihan2 yg sudah masuk kepada Kurator Perjumpaan utang (set-off) adl peristiwa hukum yg tjd demi hukum di antara orang yg mempunyai utang maupun piutang dgn debitor pailit sebelum putusan pailit diucapkan . Terjadi demi hukum sesuai asas Ipso Iure Compensatur
Review Atas Pemikiran Soetandjo Wignjosoebroto: "Penelitian Hukum Dan Hakikatnya Sebagai Penelitian Ilmiah" Dalam Metode Penelitian Hukum: Konstelasi Dan Refleksi