Maksud pembentukan RUU Hukum Acara Perdata Kodifikasi semua Peraturan Perundang- Undangan mengenai Hukum Acara Perdata yang kini berlaku dan tersebar di: Berbagai Peraturan Perundang-Undangan yang berasal dari zaman Hindia Belanda maupun produk Negara Republik Indonesia bahkan di PERMA (Peraturan MA RI). Peraturan Perundang-Undangan produk zaman Hindia Belanda. • Reglement op de Burgerlijke Rechtsvordering (RV). • Het Rechts Reglement Buitengewesten (Reglement luar Jawa dan Madura). • Het Herziene Indonesische Reglement (HIR yang berlaku untuk Jawa dan Madura). • Buku keempat Kitab Undang-Undang Hukum Perdata/ Burgerlijk Wetboek yang mengatur mengenai pembuktian. Produk Nasional RI. • Undang-undang No.20 tahun 1947 tentang Peraturan Peradilan Ulangan di Jawa dan Madura. • Undang-undang No.14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah dirubah terakhir dengan Undang-undang No.3 tahun 2009. • Undang-undang No.2 tahun 1986 tentang Peradilan umum sebagaimana telah dirubah terakhir dengan Undang-undang No.49 tahun 2009. • Undang-undang No.48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman sepanjang yang berkaitan dengan ketententuan Hukum Acara Perdata yang telah diatur dalam RUU Hukum Acara Perdata ini. Perubahan-perubahan dalam RUU Hukum Acara Perdata terhadap Hukum Acara Perdata yang kini berlaku I. Dalam RUU Hukum Acara Perdata diatur : • Pemeriksaan perkara dengan acara biasa. • Pemeriksaan perkara dengan acara singkat. • Pemariksaan perkara dengan acara cepat.
Syarat - syarat untuk dapat diperiksa dengan acara singkat:
Bila diperiksa dan diputus dengan acara biasa akan menimbulkan kerugian bagi pihak Penggugat. Contoh: Pelaksanaan putusan Peradilan atau produk hukum lain yang mempunyai kekuatan eksekutorial. Syarat - syarat untuk dapat diperiksa dengan acara cepat : • Nilai gugatan tidak melebihi Rp. 50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah). • Terbatas pada perkara : a) Hutang piutang. b) Kerusakan barang . c) Cedera badan pribadi Yang tersebut a,b,c masing masing bersumber pada perjanjian. d) Pembatalan perjanjian. Pemeriksaan dengan acara singkat dan cepat dilaksanakan : Pada hari-hari tertentu yang telah ditentukan oleh Ketua Pengadilan Negeri. Sidang dilakukan dengan Hakim Tunggal, Ketua Pengadilan Negeri atau hakim yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Negeri. Putusan: a). Dengan acara singkat • Dengan acara singkat bersifat serta merta. • Tidak terbuka upaya hukum banding. • Terbuka upaya hukum Kasasi dan PK • Tidak mempunyai akibat hukum terhadap perkara pokok yang sedang disidangkan dengan acara biasa. (pokok perkara/bodem geschil). b). Dengan acara cepat • Harus diputus dalam jangka waktu 30 hari. • Tidak terbuka upaya hukum apapun. II. Perubahan mengenai sahnya panggilan terhadap para pihak Sahnya panggilan terhadap para pihak diperluas : Yang dipanggil tidak ada ditempat, panggilan disampaikan kepada suami/ istri atau anak yang telah dewasa. III. Perubahan mengenai pembuktian RUU Hukum Acara Perdata menganut sistem pembuktian terbuka. Para pihak boleh/ dapat mengajukan bukti apapun untuk membuktikan atau menguatkan dalil - dalil gugatan yang disangkal oleh pihak lawan ataupun sangkalan dari pihak yang menyangkal termasuk informasi atau dokumen elektronik. Kekuatan pembuktian diserahkan pada penilaian majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara tersebut kecuali Undang-undang menentukan lain. Misal: Undang-undang menentukan: Bukti surat otentik mempunyai kekuatan hukum yang sempurna,memaksa, maka Majelis Hakim harus mentaatinya VI. Baru (tidak dikenal dalam Hukum Acara Perdata yang kini berlaku). Dalam RUU Hukum Acara Perdata diatur : • Pendengaran Saksi Sementara Pasal 233 Atas permohonan orang yang berkepentingan (calon penggugat) Ketua Pengadilan yang berwenang memeriksa dan mengadili bila perkara diajukan dapat memerintahkan pendengaran saksi sementara sebelum perkara diajukan. Permohonan pendengaran saksi sementara harus memuat : a) Perihal gugatan. b) Peristiwa dan hal yang ingin dibuktikan c) Nama dan Alamat tempat tinggal orang yang akan didengar sebagai saksi. d) Nama dan Alamat tempat tinggal lawan. Peraturan tersebut dimaksud untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi calon penggugat dalam hal : • Saksi calon penggugat adalah orang asing yang akan segera pulang ke negerinya sehingga dipastikan akan tidak dapat dihadirkan pada persidangan perkara tersebut bila nanti perkara didaftarkan dan disidangkan. • Sita jaminan sebelum perkara didaftarkan RUU Hukum Acara Perdata memungkinkan calon penggugat untuk mengajukan permohonan sita jaminan sebelum calon penggugat mengajukan atau mendaftarkan gugatan nya ke Pengadilan Negeri dengan syarat dalam jangka waktu 8 hari setelah permohonan sita jaminan dilaksanakan perkara telah didaftarkan dengan ancaman pembatalan pelaksanaan sita jaminan tersebut. Peraturan tersebut dimaksudkan untuk mencegah calon tergugat yang telah merasa bahwa dirinya akan digugat, langsung memindahtangankan harta miliknya sehingga terhindar dari kemungkinann untuk dimohonkan sita jaminan. • Prorogasi Para pihak dalam gugatan dengan nilai tuntutan Rp.100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah) keatas dapat memohon kepada Ketua Pengadilan Tinggi untuk memeriksa dan memutus perkaranya dalam tingkat pertama dengan syarat pada waktu pendaftaran gugatan dilampirkan akta persetujuan para pihak untuk itu. Terhadap putusan Prorogasi tidak terbuka upaya hukum banding, terbuka hukum Kasasi dan PK. Maksud lembaga Prorogasi : Membuka kesempatan untuk mempercepat penyelesaian sengketa atau putusan gugatan di Pengadilan atas permohonan para fihak. V. Baru • Sita Saham • Sita Kapal • Sita Pesawat Terbang Sita Saham Yang terpenting : • Sita saham atas nama pada perseroan terbatas didahului: • Pemberitahuan 3 hari sebelumnya oleh juru sita kepada PT. • Dicatat didalam buku register atau buku pendaftaran pemegang saham, nomor dan jumlah saham yang disita. • Sita saham meliputi keuntungan saham. • Tidak masuk sita saham : Hak suara dan kewenangan yang melekat pada saham. Sita Kapal Yang terpenting : • Sita eksekusi atas kapal harus dilakukan berdasarkan putusan Pengadilan Negeri dalam daerah hukum mana kapat tersebut berada. • Pemberitahuan1 hari sebelumnya kepada pemilik. • Sita harus dilakukan diatas kapal. • Harus ditunjuk seorang penunggu yang harus tinggal di kapal yang disita tersebut. • Penyitaan atas kapal dapat dihalangi dengan pemberian jaminan untuk hutang tersebut. Sita Pesawat Terbang Yang terpenting untuk diketahui : • Sita tidak dapat dilakukan terhadap: a. Pesawat terbang yang khusus digunakan untuk keperluan Negara asing termasuk didalamnya angkutan pos. b. Pesawat terbang sebagai angkutan umum atau transportasi umum termasuk pesawat terbang cadangannya. • Sita tidak dapat dilakukan jika untuk menghindari sita tersebut telah diberikan jaminan yang cukup. • Dengan pemberian jaminan yang cukup, sita yang telah dilakukan harus segera diperintahkan untuk diangkat. Jaminan yang cukup: • Jaminan yang menutup jumlah dari tuntutan hutang dan biaya lainnya yg dituntut kreditor. • Jaminan yang menutupi nilai atau harga dari pesatwat terbang yang disita tersebut.