Anda di halaman 1dari 10

Makalah Makassar, 17 Desember 2020

“PERANAN SOSIOLOGI HUKUM


DALAM PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA”

DISUSUN OLEH:

A. MUH. NUR YUSRIL YUSRAN SIRATH


04020180071

Kelas : C8
Matkul : SOSIOLOGI HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2020

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu. Sholawat teriring salam semoga
selalu senantiasa Allah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat dan
keluarganya.

Makalah yang berjudul “PERANAN SOSIOLOGI HUKUM DALAM


PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA” adalah salah satu syarat dari proses
pembelajaran mata kuliah Sosiologi Hukum di Fakultas Hukum Universitas Muslim
Indonesia.

Makalah ini di susun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
saya selaku penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran
dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik.

Akhirnya, saya menyadari bahwa makalah yang di susun ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan sumbangsih kritik dan saran yang
membangun. Akhir kata, semoga Allah SWT, memberikan pertolongan kepada semua
orang menjalani kehidupan ini, terutama bagi kita semua. Aaamiin..

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Makassar, 17 Desember 2020

Penyusun

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara hukum, setiap aparat negara dalam bertindak harus berdasar hukum
serta setiap warga harus taat terhadap hukum yang berlaku. Negara Indonesia saat ini sedang
dilanda krisis hukum, artinya hukum yang berlaku belum menunjukkan keefektifan. Hukum
tumpul ke atas dan tajam ke bawah, terdapat strategi penanganan hukum yang berbeda.
Penegakan hukum dirasa kurang adil dan jauh dari harapan masyarakat. Problematika
penegakan hukum tentunya menimbulkan dampak bagi masyarakat. Hukum yang berjalan
sudah tidak sesuai dengan tujuan hukum yang ingin dicapai yaitu menciptakan ketertiban dan
kedamaian dalam masyarakat.

Dalam kacamata sosiologi hukum yang dilihat dari problematika penegakan hukum di
Indonesia bukan dari substansi atau materi hukum tetapi lebih mengarah daripada apa yang
ditimbulkan dari dampak diberlakukannya sebuah hukum. Hubungan sosial dalam kelompok
atau masyarakat sangat berpengaruh dengan penerapan hukum yang dijalankan. Sosiologi
hukum menitikberatkan kepada hubungan sosial yang terjadi dalam proses penegakan hukum
dan hasil putusan hukum sehingga akan menimbulkan dampak secara sosial. Dampak yang
terjadi dari proses hukum adalah dari individu yang bersangkutan dalam hukum, keluarga,
kelompok/organisasi, masyarakat, dan media massa juga berperan andil dalam kabar berita
terhadap hukum yang ada.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud sosiologi hukum.
2. Bagaimana peranan sosiologi hukum bagi para penegak hukum.

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu sosiologi hukum.
2. Untuk mengetahui bagaimana peranan sosiologi hukum bagi para penegak hukum.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sosiologi Hukum

Sosiologi Hukum berisi mengenai implementasi dari kehidupan dan peristiwa sehari-hari
yang dihubungkan dengan sosiologi hukum dan filsafat hukum. Hukum secara sosiolog
adalah penting dan merupakan suatu lembaga kemasyarakatan (social institution) yang
merupakan himpunan nilai-nilai, kaidah kaidah dan pola-pola perikelakuan yang berkisar
pada kebutuhan-kebutuhan pokok manusia. Jadi sosiologi hukum berkembang atas dasar
suatu anggapan dasar bahwa proses hukum berlangsung didalam suatu jaringan atau sistem
sosial yang dinamakan masyarakat. Artinya adalah bahwa hukum hanya dapat dimengerti
dengan jalan memahami sistem sosial terlebih dahulu dan bahwa hukum merupakan suatu
proses. Seorang ahli sosiologi menaruh perhatian yang besar kepada hukum yang bertujuan
untuk mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas warga-warga masyarakat serta memlihara
integrasinya karena warga-warga masyarakat menggunakan, menerapkan, dan menafsirkan
hukum dan dengan memahami proses tersebut barulah akan dapat dimengerti bagaimana
hukum berfungsi dan bagaimana suatu organisasi sosial memeberi bentuk atau bahkan
menghalang-halangi proses hukum.

Suatu sistem hukum pada hakekatnya merupakan kesauan atau himpunan berbagaicita-cita
dan cara-cara dengan mana manusia berusaha mengatasi masalah-masalah yang nyata
maupun potensilyang timbul dari pergaulan hidup sehari-hari yang menyangkut kedamaian.
Penelitian-penelitian sosiologis telah menghasilkan data untuk membuktikan bahwa
ketertiban dan ketentraman pada hakekatya merupakan suatu refleksi daripada nilai-nilai
sosial dan pertentangan kepentingan-kepentingan didalam suatu sistem sosial. Walaupun
hukum mengatur semua aspek sosial tetapi hukum mempunyai batasan-batasan untuk dapat
dipergunakan sebagai alat pencipta maupun pemelihara tata tertib pergaulan hidup manusia.
Agar tidak terjadi penyelewengan hukum maka ilmu-ilmu sosial pada umumnya dan
sosiologi pada khususnya dapat memberikan petunjuk dan manfaat yang banyak demi
terciptanya iklim sosial yang mnguntungkan pelaksanaan hukum secara efektif.

Apabila Cicero mengatakan bahwa ada masyarakat ada hukum, maka yang sebenarnya dia
bicarakan adalah hukum hidup ditenga-tengah masyarakat (manusia).2 Hukum dan manusia
memiliki kedekatan yang khas dan tidak dapat dipisahkan, artinya tanpa manusia hukum

4
tidak dapat disebut sebagai hukum. Dalam hukum manusia adalah sebagai actor kreatif,
manusia membangun hukum, menjadi taat hukum namun tidak terbelenggu oleh hukum.

Hukum sebagai sosial control : kepastian hukum, dalam artian UU yang dilakukan benar-
benar terlaksana oleh penguasa, penegak hukum. Fungsinya masalah penginterasian tampak
menonjol, dengan terjadinya perubahan perubahan pada faktor tersebut diatas, hukum harus
menjalankan usahanya sedemikian rupa sehingga konflik konflik serta kepincangan
kepincangan yang mungkin timbul tidak mengganggu ketertiban serta produktivitas
masyarakat.

Pengendalian sosial adalah upaya untuk mewujudkan kondisi seimbang di dalam masyarakat,
yang bertujuan terciptanya suatu keadaan yang serasi antara stabilitas dan perubahan di dalam
masyarakat.Maksudnya adalah hukum sebagai alat memelihara ketertiban dan pencapaian
keadilan. Pengendalian sosial mencakup semua kekuatan-kekuatan yang menciptakan serta
memelihara ikatan sosial. Hukum merupakan sarana pemaksa yang melindungi warga
masyarakat dari perbuatan dan ancaman yang membahayakan dirinya dan harta bendanya.

Hukum dapat bersifat sosial engineering : merupakan fungsi hukum dalam pengertian
konservatif, fungsi tersebut diperlukan dalam setiap masyarakat, termasuk dalam masyarakat
yang sedang mengalami pergolakan dan pembangunan. Mencakup semua kekuatan yang
menciptakan serta memelihara ikatan sosial yang menganut teori imperative tentang fungsi
hukum.Hal ini dimaksudkan dalam rangka memperkenalkan lembaga-lembaga hukum
modern untuk mengubah alam pikiran masyarakat yang selama ini tidak mengenalnya,
sebagai konsekuensi Negara sedang membangun, yang kaitannya menuju modernisasi dalam
meningkatkan taraf hidup masyarakat.Maksudnya adalah hukum sebagai sarana pembaharuan
dalam masyarakat. Hukum dapat berperan dalam mengubah pola pemikiran masyarakat dari
pola pemikiran yang tradisional ke dalam pola pemikiran yang rasional/modern.

B. Peranan Sosiologi Hukum Bagi Penegak Hukum

Di Indonesia dikenal beberapa penegak hukum atau pelaksana hukum seperti; hakim , jaksa
polisi, advokat yang masing-masing mempunayi fungsi-fungsi sendiri – sendiri. Yang
menjadi persoalan bagaimana peranan sosiologi hukum terhadap para Penegak Hukum atau
pelaksana hukum yang ada dalam negara kita.

5
1. HAKIM

Di Indonesia putusan atau vonis diserahkan sepenuhnya oleh hakim dan hakim memutus
berdasarka keyakinannya, Apapun yang ditunutu oleh jaksa dan pembelaan terdakwa dan
advokat dalam suatu persidangan ,semuanya semua tergantung dari putusan dari hakim..
Apabila berhubungan dengan keyakinan hakim maka hal ini menyentuh wilayah psikologis
bukan lagi hukum. Kondisi psikologis hakim sangat mempengaruhi dan menentukan kualitas
hasil putusan hakim. Sebelum mengambil putusan , akan timbul pertanyaan-pertanyaan
seperti; siapa hakimnya, berapa usianya, bagaimana latar belakang pendidikannya,bagaimana
kondisi ekonominya , kulturalnya dan lain-lain menjadi acuan penting. Hakim juga sangat
berperan dalam mengentaskan bangsa Indonesia yang banyak terjadi Korupsi disegala lini
kekuasaan baik ditingakat pusat sampai daerah yang seolah-olah tidak pernah habis dan
banyak koruptor-koruptor kelas kakap yang lolos karena hukum positif tidak bisa
menjangkau. Maka dengan jalan memilih pengadilan progresif dengan hakim-hakim partisan.

Di Indonesia dapat dikelompokkan dua tipe hakim :

1. hakim yang apabila memeriksa, dan memutus terlebih dahulu menanyakan hati nuraninya
atau mendengarkan keputusan hati nuraninya dengan kemudian mencari pasal-pasal dalam
peraturan perundang-undangan untuk mendukung keputusan tersebut. Yang termasuk dalam
kelompok ini dapat dimasukkan hakim- hakim seperti bismar Siregar, Adi Andoyo Soetjipto
dan masih banyak lagi. Kedua contoh hakim tersebut sekedar contoh karena sering
keputusannya dianggap kontroversional.

2. Hakim yang apabila memutus terlebih dahulu berkonsultasi dengan kepentingan perutnya
dan kemudian mencari pasal-pasal dalam peraturan perundang-undangan untuk memberikan
legitimasi terhadap putusannya yang berdasar putusan perutnya tanpa menanyakan terlebih
dahulu pada hati nuraninya. Hakim yang seperti ini merupakan hakim yang menjual
keputusannya untuk kepentingannya sendiri dalam rangka untuk memperkaya diri sendiri.

2. JAKSA

Dalam sistem peradilan peranan jaksa kejaksaan sangat sentral karena kejaksaan merupakan
lembaga yang menentukan apakah sesorang harus diperiksa oleh pengadilan atau tidak. Jaksa
pula yang menentukan apakah seorang tersangka akan dijatuhi hukuman atau tidak melalui
surat dakwaan dan tuntutan yang dibuat. Sedemikian penting posisi jaksa bagi proses

6
penegakan hukum di Indonesia sehingga lembaga ini harus diisi oleh orang-orang yang
profesional dan memilki integritas yang tinggi. Keberdaan lembaga kejaksaan ini di
Indonesia diatur oleh Undang-undang No 16 tahun 2004.

Dalam lembaga peradilan kita sudah menjadi rahasia umum, perilaku jaksa yang
menyalahgunakan kewenangannya untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya seperti
permainan dalam hal penuntutan, jual beli perkara, dan sebagainya. Jaksa yang seperti ini
tidak memperdulikan suara hati nuraninya tetapi melakukan nego dengan terdakwa atau
pengacara terdakwa bagaimana agar tuntutannya lebih ringan dengan yang seharusnya yang
ujung-ujungnya adalah masalah perut.

Dalam Proses Peradilan pidana ada beberapa hal yang berkaitan dengan kinerja kejaksaan
yang selama ini rawan terjadi penyimpangan bahkan menjadi abuse of power diantaranya :

1. Proses Penyidikan
Pada tahap ini jaksa sebagi penuntut umum sering melakukan negosiasi atau tawar
menawar dengan pihak tersangka , keluarha, pengacaranya dengan tawaran kasus
tersebut bisa di SP3. bisa juga menggantung status seseorang mau diperlanjut atau
distop.
2. Surat Dakwaan
Dalam dakwaan pasal-pasal yang seharusnya memasang pasal berlapis namun
dikenakan pasal yang ringan atau membuat dakwaanya kabur sehingga sulit untuk
dibuktikan.
3. Penuntutan
Pada Tahap ini jaksa menggunakan lembaga rentut.berat ringannya tuntutan yang
dikeluarkan Kajari ditentukan oleh besar kecilnya uang atau pemberian lainnya dari
terdakwa.

4. Penahanan
Tersangka yang ditahan biasanya memanfaatkan jaksa atau sebaliknya, lewat keluarga
atau pengacaranya terdakwa meminta jaksa untuk difasilitasi. Kolusi dibidang
penahanan menyangkut penagguhan penahanan dan perubahan status tahanan.

7
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Jadi, Sosiologi hukum berkembang atas dasar suatu anggapan dasar bahwa proses hukum
berlangsung didalam suatu jaringan atau sistem sosial yang dinamakan masyarakat. Artinya
adalah bahwa hukum hanya dapat dimengerti dengan jalan memahami sistem sosial terlebih
dahulu dan bahwa hukum merupakan suatu proses. Seorang ahli sosiologi menaruh perhatian
yang besar kepada hukum yang bertujuan untuk mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas
warga-warga masyarakat serta memlihara integrasinya karena warga-warga masyarakat
menggunakan, menerapkan, dan menafsirkan hukum dan dengan memahami proses tersebut
barulah akan dapat dimengerti bagaimana hukum berfungsi dan bagaimana suatu organisasi
sosial memeberi bentuk atau bahkan menghalang-halangi proses hukum.

Di Indonesia putusan atau vonis diserahkan sepenuhnya oleh hakim dan hakim memutus
berdasarka keyakinannya, Apapun yang ditunutu oleh jaksa dan pembelaan terdakwa dan
advokat dalam suatu persidangan ,semuanya semua tergantung dari putusan dari hakim..
Apabila berhubungan dengan keyakinan hakim maka hal ini menyentuh wilayah psikologis
bukan lagi hukum. Kondisi psikologis hakim sangat mempengaruhi dan menentukan kualitas
hasil putusan hakim. Sebelum mengambil putusan , akan timbul pertanyaan-pertanyaan
seperti; siapa hakimnya, berapa usianya, bagaimana latar belakang pendidikannya,bagaimana
kondisi ekonominya , kulturalnya dan lain-lain menjadi acuan penting.

Selain itu, Dalam sistem peradilan peranan jaksa kejaksaan juga sangat sentral karena
kejaksaan merupakan lembaga yang menentukan apakah sesorang harus diperiksa oleh
pengadilan atau tidak. Jaksa pula yang menentukan apakah seorang tersangka akan dijatuhi
hukuman atau tidak melalui surat dakwaan dan tuntutan yang dibuat. Sedemikian penting
posisi jaksa bagi proses penegakan hukum di Indonesia sehingga lembaga ini harus diisi oleh
orang-orang yang profesional dan memilki integritas yang tinggi.

8
SARAN
Demikianlah makalah ini kami buat, tentunya masih banyak kekurangan dan
kesalahan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
bagi para pembacanya sebagai kesempurnaan makalah ini. Dan semoga makalah ini
bisa menjadi acuan untuk meningkatkan makalah-makalah selanjutnya dan bermanfaat
bagi para pembaca dan terkhusus buat kami. Amin.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://journal.trunojoyo.ac.id/dimensi/article/view/3728#:~:text=Sosiologi%20hukum
%20menitikberatkan%20kepada%20hubungan,akan%20menimbulkan%20dampak%20secara
%20sosial.

https://publikasiilmiah.unwahas.ac.id/index.php/QISTIE/article/download/599/716

https://media.neliti.com/media/publications/281787-peranan-aspek-sosiologi-dalam-tahap-
peny-509dd23b.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai