UNIVERSITAS MATARAM
KETETAPAN
UNIVERSITAS MATARAM
NOMOR : 002/TAP/S.PARIPURNA/DPM/UM/i/III/2020
TENTANG :
NOMOR : 002/TAP/S.PARIPURNA/DPM/UM/i/III/2020
TENTANG
UNIVERSITAS MATARAM
Menimbang :
MEMUTUSKAN
TENTANG
TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA TAHUN 2020
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
(7) Anggota DPM Universitas Mataram adalah mahasiswa yang terdaftar dan aktif
yang dipilih melalui jalur delegasi dari tiap-tiap DPM fakultas dan jalur open
recruitment.
(8) Komisi adalah bagian kelembagaan yang dibentuk untuk mengefektifkan tugas
dan fungsi DPM Unram yang jumlah dan bidang tugasnya disesuaikan dengan
kebutuhan.
(9) Panitia khusus adalah panitia yang dibentuk dan diberi tugas oleh DPM Unram
melalui sidang pleno untuk melaksanakan tugas-tugas khusus.
(10) Pergantian Antar Waktu yang selanjutnya disingkat PAW adalah proses
pergantian anggota DPM yang sudah tidak aktif sebagai anggota DPM.
(11) Perekrutan anggota baru yang selanjutnya disingkat PAB adalah usaha
melengkapi kuota berdasarkan sistem delegasi masing-masing fakultas dan
prodi Unram untuk menjadi anggota DPM.
(12) Bilamana ketentuan berdasarkan poin 11 tidak dapat memenuhi kuota anggota
DPM maka dilakukan dengan cara perorangan.
(13) Pelaksanaan perorangan dilaksanakan 2x selama masa satu periode yaitu sama
dengan satu tahun kepengurusan dan dilaksanakan bilamana diperlukan.
(14) Produk legislasi adalah segala peraturan yang dibuat oleh DPM Unram.
(15) Garis-garis Besar Program Kerja Organisasi, yang selanjutnya disebut GBPKO
adalah peraturan yang dibuat DPM Unram sebagai acuan kerja BEM Unram.
BAB II
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
(1) Fungsi legislasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf (a)
dilaksanakan sebagai perwujudan DPM Unram selaku pemegang kekuasaan
membentuk peraturan mahasiswa.
(2) Fungsi pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b
dilaksanakan melalui pengawasan atas pelaksanaan peraturan mahasiswa yang
telah dibentuk dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan keagamaan,
penalaran, penelitian, kreatifitas, dan kesenian yang disepakati secara bersama
melalui sidang rasionalisasi program kerja dan evaluasi penggunaan anggaran
mahasiswa oleh BEM Unram yang dilaksanakan di awal kepengurusan, serta
kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh BEM Unram yang berkaitan
langsung dengan kepentingan mahasiswa.
(3) Fungsi komunikasi dan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)
huruf (c) dilaksanakan dengan mengkomunikasikan dan menginformasikan
peraturan mahasiswa yang dibentuk oleh DPM Unram dalam segala bentuk
perwujudannya kepada seluruh civitas akademika Unram.
(4) Fungsi Humas dan Kelembagaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)
huruf (d) dilaksanakan untuk membangun relasi antar pihak Pimpinan
BAB III
Bagian Kesatu
Tugas
Pasal 5
Bagian Kedua
Wewenang
Pasal 6
Bagian Ketiga
Pasal 7
1. Berkoordinasi dengan BEM Unram, UKM, dan DPMF dalam menjalankan tugas
dan fungsinya
2. Dewan Perwakilan Mahasiswa Unram memiliki hak :
a) Interpelasi.
b) Angket, dan
c) Menyatakan pendapat.
Pasal 8
Pasal 9
Hak interpelasi adalah hak untuk meminta keterangan secara resmi terhadap pengurus
BEM Unram yang berkaitan dengan program kerja dan kebijakannya.
Bagian Keempat
Pasal 10
1. Hak interpelasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) bagian (a)
diusulkan paling sedikit oleh 3 (tiga) orang anggota.
2. Pengusulan hak interpelasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 ayat (1) disertai
dengan dokumen yang memuat sekurang-kurangnya:
a. Materi kebijakan dan/atau pelaksanaan kebijakan BEM Unram yang akan
dimintakan keterangan; dan
b. Alasan permintaan keterangan.
Pasal 11
2. Usul hak interpelasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 ayat (1) diumumkan
oleh ketua DPM Unram dalam Sidang Paripurna dan dibagikan kepada seluruh
anggota.
3. Anggota DPM Unram membahas dan menyepakati jadwal Sidang Paripurna atas
usul hak interpelasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 ayat (2) dan dapat
memberikan kesempatan kepada pengusul untuk memberikan penjelasan atas
usul interpelasinya secara ringkas dan terbuka.
4. Selama usul hak interpelasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 ayat (3) belum
disetujui oleh Sidang Paripurna pengusul berhak mengadakan perubahan dan
menarik usulnya kembali.
Pasal 12
1. Apabila usul hak interpelasi tersebut disetujui sebagai interpelasi DPM Unram ,
ketua DPM Unram menyampaikan dan mengundang ketua BEM dan/atau
kementeriannya untuk memberikan keterangan.
2. Terhadap keterangan ketua BEM dan/atau kementeriannya, sebagaimana
dimaksud pada Pasal 12 ayat (1), diberikan kesempatan kepada pengusul dan
anggota yang lain untuk mengemukakan pendapatnya.
3. Atas pendapat pengusul dan/atau anggota yang lain, sebagaimana dimaksud
pada Pasal 12 ayat (2), ketua BEM dan/atau kementriannya memberikan
jawaban serta dapat memperkuat argumentasinya.
Pasal 13
1. Dalam hal DPM Universitas Mataram menolak keterangan dan jawaban ketua
BEM, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) dan (3) dapat
menggunakan hak menyatakan pendapat.
2. Dalam hal DPM Unram menerima keterangan dan jawaban sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) dan ayat (3) usul hak interpelasi dinyatakan
selesai.
3. Apabila sampai waktu penutupan masa sidang yang bersangkutan ternyata tidak
ada usul pernyataan pendapat yang diajukan, sebagaimana dimaksud pada Pasal
13 ayat (1), pembicaraan mengenai permintaan keterangan kepada ketua BEM
Unram tersebut dinyatakan selesai dalam Sidang Paripurna.
Bagian Kelima
Pasal 14
Hak angket adalah hak untuk menyelidiki atau memeriksa kebijakan BEM Unram yang
diadakan atas dasar kepentingan mahasiswa.
Pasal 15
1. Hak angket sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) bagian (b) diusulkan
oleh minimal 3 (tiga) orang anggota.
2. Pengusulan hak angket sebagaimana dimaksud pada Pasal 15 ayat (1) disertai
dengan dokumen yang memuat sekurang-kurangnya:
a. Materi kebijakan dan/atau pelaksanaan peraturan mahasiswa yang akan
diselidiki;
b. Alasan penyelidikan; dan
c. Waktu penyelidikan.
Pasal 16
3. Anggota DPM Unram membahas dan menyepakati jadwal sidang paripurna atas
usul hak angket sebagaimana dimaksud pada Pasal 16 ayat (2) dan dapat
memberikan kesempatan kepada pengusul untuk memberikan penjelasan atas
usul hak angket secara ringkas.
4. Selama usul hak angket sebagaimana dimaksud pada Pasal 16 ayat (3) belum
disetujui oleh Sidang Paripurna, pengusul berhak mengadakan perubahan dan
menarik usulnya kembali.
Pasal 17
1. Dalam hal sidang paripurna memutuskan untuk menyetujui usul pengadaan hak
angket, DPM Unram membentuk panitia khusus yang dinamakan panitia angket.
2. Keputusan DPM Unram sebagaimana dimaksud pada Pasal 17 ayat (1)
disampaikan kepada ketua BEM Unram dan diumumkan kepada seluruh
mahasiswa Unram.
Pasal 18
6. Dalam hal pihak terkait sebagaimana pada ayat (1) tidak memenuhi permintaan
kehadiran yang kedua tanpa alasan yang dapat diterima atau menolak hadir, bagi
yang bersangkutan dikenai sanksi moral yang akan disampaikan ke mahasiswa
secara terbuka.
Pasal 19
Bagian Keenam
Pasal 20
Hak menyatakan pendapat adalah hak DPM Unram untuk menyatakan pendapat
terhadap kebijakan BEM Unram atau tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak
angket atau terhadap dugaan bahwa ketua BEM Unram melakukan pelanggaran hukum
berupa korupsi, penyuapan, atau tindak pidana berat lainnya atau perbuatan tercela
maupun tidak lagi memenuhi syarat sebagai ketua BEM Unram.
Pasal 21
Pasal 22
Pasal 23
4. Dalam pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), panitia khusus dapat
mengadakan sidang kerja, dan/atau sidang dalam rangka mendengarkan
pendapat dengan pihak yang dipandang perlu, termasuk pengusul.
Pasal 24
Pasal 25
BAB IV
Bagian Kesatu
Susunan
Pasal 26
1. Organ kelembagaan DPM Unram disusun dalam rangka tugas dan wewenang
DPM Unram;
2. Organ kelembagaan DPM Unram terdiri dari:
a. Ketua;
b. Wakil;
c. Sekretaris;
d. Bendahara;
e. Komisi;
f. Panitia khusus;
g. Badan kelengkapan lainnya.
Bagian Kedua
Ketua
Pasal 27
Pasal 28
Pasal 29
Pasal 30
Pasal 31
Pasal 32
Pasal 33
1. Dalam hal ketua DPM Unram dinyatakan sebagai terdakwa karena melakukan
tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih,
ketua DPM Unram yang bersangkutan tidak boleh melaksanakan tugasnya;
2. Dalam hal ketua DPM Unram sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan
tidak terbukti melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap, ketua DPM Unram yang bersangkutan
melaksanakan tugasnya kembali sebagai ketua DPM Unram.
Bagian Ketiga
Komisi
Pasal 34
1. Komisi adalah organ kelembagaan yang dibentuk untuk memudahkan tugas dan
fungsi DPM Unram yang jumlah dan bidangnya disesuaikan dengan kebutuhan;
2. Komisi dapat berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mendapatkan
keterangan sehubungan dengan pelaksanaan tugas dan fungsinya;
3. Komisi berhak mengadakan penyelidikan sendiri guna memperoleh keterangan
sehubungan dengan pelaksanaan tugas dan fungsinya;
4. Segala sesuatu tentang pengaturan internal komisi menjadi urusan masing-
masing komisi;
5. Komisi berhak mengajukan anggaran belanja sesuai dengan kebutuhannya
kepada ketua DPM Unram melalui sidang pleno;
6. Komisi melaporkan segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas dan fungsinya
kepada sidang pleno yang wajib dihadiri Ketua DPM Unram minimal 3 bulan satu
kali;
7. Komisi wajib menjaring aspirasi yang sesuai dengan tugas dan fungsi masing-
masing komisi;
8. Seluruh komisi berkewajiban membuat program kerja dalam rangka memenuhi
fungsinya masing-masing dan disosialisasikan dalam sidang pleno.
Pasal 35
4. Setiap komisi wajib melaporkan keadaan anggotanya pada Sidang Pleno yang di
selenggrakan 3 bulan satu kali.
Pasal 36
Pasal 37
Bagian Keempat
Panitia Khusus
Pasal 38
1. Panitia khusus adalah panitia yang dibentuk dan diberi tugas oleh DPM Unram
melalui musyawarah untuk melaksanakan tugas-tugas khusus;
2. Panitia khusus terdiri dari anggota DPM Unram dengan atau tanpa elemen lain;
3. Panitia khusus bertanggung jawab kepada hasil musyawarah yang disepakati;
4. Hak dan kewajiban panitia khusus ditetapkan pada saat musyawarah.
Bagian Kelima
Badan Kelengkapan
Pasal 39
1. Badan kelengkapan lain adalah organ penunjang yang dibentuk oleh DPM Unram
untuk memudahkan tugas dan fungsi internal DPM Unram;
2. Semua alat kelengkapan lain tidak boleh bertentangan dengan peraturan
legislasi yang berlaku;
3. Tugas, hak dan kewajiban serta kewenangan alat kelengkapan lain ditetapkan
pada sidang pleno.
BAB V
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 40
a. Anggota independen.
b. Anggota delegasi dari DPMF, HMJ maupun ORMAWA di Unram.
Pasal 41
Masa keanggotaan DPM Unram adalah 1 (satu) periode kepengurusan yang berlangsung
dari bulan Januari sampai bulan Desember.
Pasal 42
Pasal 43
Pasal 44
Setiap anggota DPM Unram tidak diperkenankan untuk menjadi anggota dan
/atau pengurus BEM baik di tingkat universitas maupun di tingkat Fakultas.
Bagian Kedua
Pasal 45
Pasal 46
BAB VI
Pasal 47
BAB VII
Bagian Kesatu
Sanksi
Pasal 48
Sanksi berupa:
1. Lisan;
2. Tertulis;
3. Pencabutan hak suara;
4. Dicabut mandatnya dari keanggotaan DPM Unram.
Pasal 49
Pasal 51
Bagian Kedua
Pembelaan
Pasal 52
1. Pihak yang akan diberikan sanksi dapat melakukan pembelaan dalam Sidang
Paripurna dan/atau melalui musyawarah;
2. Mekanisme pembelaan;
a. DPM Unram melakukan rapat dengar pendapat dengan pihak yang akan
diberikan sanksi;
b. Setelah mendapatkan keterangan dari pihak yang akan diberikan sanksi
sebagaimana yang dimaksud dalam poin a, sidang dan/atau melalui
musyawarah dilanjutkan untuk pengambilan keputusan tanpa
menghadirkan pihak yang akan diberikan sanksi;
BAB VIII
Ketentuan Penutup
Pasal 53
1. Dengan diberlakukannya tata tertib ini, maka ketentuan yang mengatur tentang
tata tertib sebelumnya tidak berlaku lagi;
2. Hal-hal yang belum diatur dalam ketetapan ini akan diatur kemudian hari;
3. Peraturan Tata Tertib DPM Unram ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Universitas Mataram