Ridwan Arifin
Department of Criminal Law, Faculty of Law, Universitas Negeri Semarang
(UNNES)
Legal Aid Center, Faculty of Law UNNES
Jalan Raya Sekaran, Gedung K Lantai 1, Gunungpati Semarang
Email: ridwan.arifin@mail.unnes.ac.id
ABSTRAK
Hak asasi manusia yaitu hak yang dimiliki oleh manusia sebagai makhluk
ciptaan tuhan. Hak asasi manusia telah menempuh perjalanan yang jauh untuk
berjuang demi mendapatkan keadilan bagi manusia di seluruh dunia. Secara
historis, usaha-usaha yang ditempuh untuk memecahkan persoalan
kemanusiaan telah dilaksanakan sejak lama di dunia, dan tidak ada seorangpun
yang mengetahui secara pasti sejak kapan hak asasi manusia mulai
diperjuangkan. Kronologis konseptualisasi penegakan HAM yang diakui secara
yuridis-formaldiawali dengan munculnya perjanjian Agung (Magna Charta) di
Inggris pada 15 juni 1215, selanjutnya Petition of Rights di Inggris tahun 1628
yang juga dikenal dengan the Great of the Liberties of England, Deklarasi
kemerdekaan Amerika Serikat pada 6 Juli 1776, Deklarasi hak-hak asasi
manusia dan negara (Declaration des Droits de I’Homme et du
Citoyen/Declaration of the Rights of Man and of the Citizen) di Prancis tahun
1789, Deklarasi Universal tentang hak asasi manusia (Universal Declaration of
Human Rights/UDHR). Penegakanan hak asasi manusia merupakan cerminan
atau perwujudan dari sila pancasila yang kedua yaitu kemanusiaan yang adil
dan beradap. Penegakan hak asasi manusia terjadi karena adanya pelanggaran
hukum yang dilakukan. Penegakan dan perlindungan hak asasi manusia di
Indonesia mengalami kemajuan pada tanggal 06 Nomber 2000, di mana Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) mengesahkan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2000
mengenai Pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM) yang diundangkan pada
tanggal 23 November 2000. Pembentukan Komnas Ham dan Pengadilan HAM
juga merupakan sebuah kemajuan dalam penegakan dan pengadilan tentang
hak asasi manusia di Indonesia. Pancasila pada hakikatnya merupakan sistem
nilai yang berasal dari nilai-nilai luhur kebudayaan bangsa Indonesia yang
berkembang sepanjang sejarah, dan berakar dari kebudayaan Indonesia.
Penegakan hak asasi manusia adalah tugas seluruh lapisan masyarakat, bukan
hanya tugas bagi lembaga negara saja. Semua lapisan masyarakat tersebut
diharapkan dapat berkerjasama dan saling membantu dalam menegakkan hak
asasi manusia demi tercpapainya perwujudan sila Kemanusiaan yang adil dan
beradab dan terciptanya masyarakat yang sejahtera.
ABSTRACT
Human rights are rights owned by humans as creatures of God. Human rights
have traveled a long way to fight for justice for humans throughout the world.
Historically, the efforts taken to solve humanitarian problems have been
implemented for a long time in the world, and no one knows for sure since
when human rights began to be fought for. Chronology of the conceptualization
of human rights enforcement that was recognized legally-formally beginning
with the emergence of the Great Agreement (Magna Charta) in England on 15
June 1215, then the Petition of Rights in England in 1628 which was also known
as the Great of the Liberties of England. July 6, 1776, Declaration of human
rights and state (Declaration des Droits de I'Homme et du Citoyen /
Declaration of Rights of Man and of the Citizen) in France in 1789, Universal
Declaration of human rights (Universal Declaration of Human Rights / UDHR).
Enforcement of human rights is a reflection or manifestation of the second
Pancasila precept, namely just and humanitarian humanity. Enforcement of
human rights occurs because of legal violations. Enforcement and protection of
human rights in Indonesia made progress on 6 November 2000, where the
House of Representatives (DPR) passed Law Number 26 of 2000 concerning the
Human Rights Court (HAM) promulgated on 23 November 2000.
Establishment of the National Commission Ham and the Human Rights Court
are also advances in the enforcement and trial of human rights in Indonesia.
Pancasila is essentially a system of values that originates from the noble values
of Indonesian culture that developed throughout history, and are rooted in
Indonesian culture. Enforcement of human rights is the duty of all levels of
society, not just the task of state institutions. All levels of society are expected to
be able to collaborate and help each other in upholding human rights in order
to achieve the realization of the principle of just and civilized Humanity and the
creation of a prosperous society.
telah ditangani sejak tahun 2013, dan hukum hak asasi manusia yang ada di
kembali dilakukan penyelidikan oleh Indonesia. Perlindungan HAM ini
Komnas HAM. Kasus pelanggaran ini mempunyai dua pijakan normatif
merupakan kasus pelanggaran hak asasi berupa Undang-undang dan konstitusi
manusia di Aceh. Kasus pelanggaran serta komnas HAM dan peradilan
hak asasi manusia lainnya adalah HAM. Meskipun telah adanya lembaga
meninggalnya wartawan di lapas kelas yang mengatur tentang penegakan
II Kotabaru, Kalimantan Selatan. Kasus HAM, namun peran serta masyarakat
ini ditangani oleh Komnas HAM sejak dalam penegakan HAM di Indonesia
27 sampai dengan 30 Juni 2018.3 sangatlah penting, karena merekalah
Pelanggaran HAM yang ada di yang menentukan bagaimana tegaknya
Indonesia yang baru-baru ini terjadi hukum hak asasi manusia serta adanya
yaitu pembunuhan pekerja di Papua. perilaku yang menghargai hak asasi
Kasus pelanggaran ini dianggap serius manusia atau justru menyimpang dan
oleh Kepala KomnasHAM provinsi merugikan banyak orang.
Papua. Pembunuhan pekerja yang
mengerjakan proyek Jalan Trans Papua Pembahasan
ini terjadi pada Minggu malam, 2 A. Perkembangan Penegakan Hak
Desember 2018, pekerja dibunuh oleh Asasi Manusia
sekelompok orang bersenjata. Kasus ini Menurut Undang-undang Nomor
merupakan kasus pelanggaran HAM 39 Tahun 1999 hak asasi manusia adalah
karena mengacu pada pasal 1ayat 6 seperangkat hak yang melekat pada
Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 hakikat yang melekat pada hakikat dan
tentang hak asasi manusia.4 keberadaan manusia sebagai makhluk
Hukum hak asasi manusia memang ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan yang
masih banyak terjadi pelanggaran dan merupakan anugera-Nya yang wajib
penyimpangan namun di Indonesia dihormati, dijunjung tinggi, dan
telah adanya beberapa lembaga yang dilindungi oleh negara, pemerintah,
bertugas menegakkan dan mengatur hukum, dan setiap orang demi
tentang hukum hak asasi manusia. kehormatan serta perlindungan harkat
Lembaga ini antara lain adalah Komisi dan martabat manusia. Seperti yang
Nasional HAM (Komnas HAM) dan dijelaskan dalam Undang-undang
peradilan HAM, dengan adanya Nomor 39 Tahun 1999 hak asasi
lembaga ini dapat dengan sendirinya manusia adalah hak yang melekat pada
terjadi peningkatan akan penegakan diri manusia sejak mereka lahir dan
harus dihormati oleh setiap orang tidak
terkecuali yang berkuasa. Berdasarkan
3
FHR, Watawan tewas di lapas ada pelanggaran hukumlah hak asasi manusia dapat
HAM diakses dari :
https://www.cnnindonesia.com/nasional/2018072 memberikan kekuatan moral untuk
7162850-12-317526/komnas-ham-soal-wartawan- melindungi dan juga menjamin
tewas-di-lapas-ada-pelanggaran-ham#, diakses martabat manusia, bukan atas dasar
pada kamis 6 desember 2018, pukul 15:33.
4
Ninis Chairunisa, Pembunuhan pekerja di Papua keadaan, kecenderungan politik
Komnas HAM “Pelanggaran Ham serius” tertentu, ataupun kehendak. 5
diakses dari :
https://nasional.tempo.co/read/1152380/pembunu
han-pekerja-di-papua-komnas-ham-pelanggaran-
5
ham-serius/full&view=ok diakses pada tanggal 7 Go Lisnawati, “Pendidikan tentang Pencegahan
desember 2018, pukul 13:30. Kekerasan terhadap Perempuan dalam Dimensi
mana tercantum dalam sila ke-dua. Hak bertujuan agar proses pengadilan dapat
asasi manusia di negara Indonesia berjalan dengan kompeten dan fair
sangat dijunjung tinggi, karena dalam menyelesaikan kasus-kasus
merupakan salah satu ciri dari negara pelanggaran hak asasi manusia berat.
Indonesia sebagai negara hukum yang Undang-undang Nomor 26 Tahun 2000
selalu menjaga harkat dan martabat dari tentang pengadilan hak asasi manusia
rakyat Indonesia. Oleh karena itu, dijalankan dengan dibentuknya
penegakan dan perlindungan HAM di pengadilan hak asasi manusia ad hoc
Indonesia sangat dijaga dan dijunjung untuk mengadili kasus pelanggaran hak
tinggi. Penegakan dan perlindungan asasi manusia berat yang terjadi di
hak asasi manusia di Indonesia Timor Timur. Pada era reformasi
mengalami kemajuan pada tanggal 06 dikeluarkan peraturan pemerintah
Nomber 2000, di mana Dewan penganti Undang-undang (Perpu)
Perwakilan Rakyat (DPR) mengesahkan Nomor 1 Tahun 1999 tentang
Undang-undang Nomor 26 Tahun 2000 pengadilan hak asasi manusia, namun
mengenai Pengadilan Hak Asasi peraturan perundang-undangan
Manusia (HAM) yang diundangkan tersebut tidak disetujui oleh DPR dan
pada tanggal 23 November 2000. dicabut. Penegakan hak asasi manusia
Undang-undang ini menjadi dasar diatur dalam Undang-undang Nomor
adanya pengadilan hak asasi manusia 39 Tahun 1999. Dalam Undang-undang
yang berwenang mengadili para pelaku Nomor 39 Tahun 1999 di dalamnya
pelanggaran hak asasi manusia berat. terdapat hak dasar manusia yang
Undang-undang ini mengatur tentang dijelaskan terperinci dalam BAB III
beberapa kekhususan atau pengaturan dengan judul HAM dan dasar
yang berbeda dengan pengaturan dalam kebebasan dasar manusia dalam pasal
hukum acara pidana, perbedaan ini di 9-66.13 Permasalahan hak asasi manusia
mulai dari tahap penyelidikan oleh sebagai pembangunan sosial juga telah
Komnas HAM, sampai pengaturan diatur oleh pemerintah yang mana
tentang majelis hakim yang diatur dalam Peraturan Pemerintah
komposisinya berbeda dengan Nomor 7 Tahun 2005.14
pengadilan pengadilan biasa. Komposisi Selain kelengkapan dari peraturan
hakim terdiri dari lima orang yang perundang-undangan penegak hukum
mewajibkan tiga orang diantaranya juga menjadi penentu dari penegakan
adalah hakim ad hoc.11 Untuk hukum hak asasi manusia di Indonesia,
menegakkan kebebasan manusia salah satunya adalah Mahkamah
fundamental, sama dan tidak dapat Konstitusi (MK). Putusan Mahkamah
dicabut hak yang dimiliki setiap Konstitusi dapat mempengaruhi
manusia terlahir adalah kondisi penting,
untuk mencapai yaitu dengan Commissioner for Human Rights”, Internationanl
mempromosikan dan melindungi Law: Case Western Reserve Journal. hlm. 242.
kepentingan sipil, ekonomi, politik, hak
13
Ibrahim Anis, “Telaah Yuridis Perkembangan
Hukum Positif tentang Hak Asasi Manusia
asasi manusia sosial dan budaya setiap (HAM) di Indonesia. Lumajang, Jurnal Hukum
manusia, pria dan anak.12 Hal tersebut Argumentum, Vol. 9, No. 2, 2010, hlm. 6.
14
Triwarti Rahayu, Suryadi, “Penerapan Hak Asasi
Manusia sebagai Pembentuk Karakter dalam
11
Bahder Johan Nasution, Op. Cit, hlm. 263. Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Sekolah
12
Prince Zeid Ra’ad, Al Hussein, “Klatsky Menengah Atas di Kota Yogyakarta” , Jurnal
Endowed Lecture Presented by the U.N. High Penelitian, Vol. 10, hlm. 14.
dan sikap serta perilaku yang sesuai telah menjadi haknya sesuai dengan
dengan nilai moral dalam hidup essensi adil dan beradab.
bersama berdasarkan atas tuntutan Hak asasi manusia merupakan
mutlak dari hati nurani dengan perwujudan dari sila Kemanusiaan
memperlakukan sesuatu hal yang adil dan beradab. Hak asasi sangat
sebagaimana mestinya. Perwujudan di hormati dan dijunjung tinggi oleh
nilai kemanusiaan yang adil dan nilai-nilai pancasila khususnya nilai sila
beradab adalah pengakuan hak asasi ke dua, yang mana rasa sikap toleransi
manusia, yang mana manusia harus dan saling menghormati merupakan
diakui dan diperlakukan sebagaimana kebiasaan bangsa Indonesia yang
manusia seutuhnya sesuai dengan tumbuh dan berkembang dalam
harkat dan martbatnya sebagai makhluk kehidupan bangsa Indonesia.hak asasi
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Nilai manusia sebagai perwujudan sila yang
persatuan Indonesia mengandung arti kedua menempatkan hak setiap warga
usaha untuk mempersatukan bangsa negara pada kedudukannya yang sama.
dalam berkedaulatan rakyat untuk Setiap manusia mempunyai kewajiban
membina Nasionalisme dalam negara. dan hak-hak yang sama untuk
Nilai ini merupakan suatu proses mendapatkan jaminan dan
dimana untuk menuju terwujudnya perlindungan undang-undang. Hak
Nasionalisme, dengan modal dasar nilai asasi manusia sebagai perwujudan sila
persatuan, semua warga negara yang kedua menempatkan manusia
Indonesia baik yang asli maupun pada mana ia harus mendapatkan
keturunan asing dan dari macam- kedudukan yang sama terutama di
macam suku bangsa dapat menjalin bidang hukum, karena negara Indonesia
adanya kerjasama yang erat dalam merupakan negara hukum. Seperti apa
wujud gotongroyong dan kebersamaan. yang dijelaskan, sebagai negara hukum
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hak asasi manusia sangat dihargai dan
hikmat dan kebijaksanaan dalam erlu ditegakkan di dalam pelaksanaan
permusyawaratan perwakilan kenegaraan. Penegakan hak asasi
mengandung arti suatu pemerintahan manusia apabila terealisasi akan
rakyat dengan melalui badan-badan mewujudkan nilai dari sila yang kedua.
tertentu dalam menetapkan sesuatu Apabila penegakan hak asasi manusia
peraturan ditempuh dengan adanya terealisasi maka kehidupan masyarakat
jalan musyawarah untuk mufakat atas Indonesia dapat dipastikan akan
dasar kebenaran dari Tuhan dan sejahtera dan tidak akan ada keresahan
putusan akal harus sesuai dengan rasa yang timbul karena adanya pelanggaran
kemanusiaan yang memperhatikan hak asasi manusia. Hal ini selaras
serta mempertimbangkan kehendak dengan apa yang telah di bahas dalam
rakyat untuk mencapai kesejahteraan. pasal 28 a-j, bahwa terdapat semua hak-
Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat hak dasar manusia sebagai manusia
Indonesia, makna yang terkandung seutuhnya.
dalam sila ini adalah suatu tata Penegakan hak asasi manusia
masyarakat adil dan makmur sejahtera merupakan perwujudan dari sila
lahirlah batiniah sehingga setiap warga kemanusiaan yang beradap yang
negara mendapat segala sesuatu yang memberikan kesamaan perlakuan dan
harkat martabat kepada semua
Sularto, RB. (2018). Pengadilan HAM (AD Convention on Human Rights and
HOC)Telaah Kelembagaan dan Kebijakan the EU Legal Order : Consequences
Hukum. Jakarta : Sinar Grafika. of a Deleyed Accession”, The
Suprayogi, dkk. (2018). Pendidikan International Journal of Human Rights,
Pancasila.Semarang : UNNES PRESS. Vol. 22, No. 9, hlm. 3.
Lisnawati, Go. (2014). “Pendidikan
Artikel Jurnal tentang Pencegahan Kekerasan
Abbas, Jaffar. et al. (2018). “The terhadap Perempuan dalam Dimensi
Moderating Role of Gender Kejahatan Siber”, Jurnal Ilmu Hukum
Inequality and Age Among Pandecta, Vol. 9, No. 1, hlm. 5.
Emotional Intelligence, Luthfan, Mukhamad Setiaji & Ibrahim,
Homesickness and Development of Aminullah. (2017). “Kajian Hak Asasi
Mood Swings in University Manusia dalam Negara the Rule of
Students”, Vol. 15, No. 5, hlm. 359. Law : Antara Hukum Progresif dan
Abdullah, M. Amin. (1993). “Etika dan Hukum Positif”, Jurnal Lex Scientia
Dialog Antara Agama : Perspektif Law Review, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm.
Islam”, Jurnal Ulumul Qur’an, Vol. IV, 76.
No. 4, hlm. 21. Mulya Lubis, Todung. “Putusan
Anis, Ibrahim. (2010). “Telaah Yuridis Mahkamah Konstitusi Perkara No 11-
Perkembangan Hukum Positif 17/PUU-I/2003 dari Perspektif
tentang Hak Asasi Manusia (HAM) Hukum Hak Asasi Manusia
di Indonesia. Lumajang, Jurnal Internasional”,Jurnal Konstitusi, vol 1
Hukum Argumentum, Vol. 9, No. 2, No. 12004, hlm. 19.
hlm. 6. Prince Zeid Ra’ad, Al Hussein. “Klatsky
Bruce, John W.,et.al, (2006). Land Law Endowed Lecture Presented by the
Reform : Achieving Development Policy U.N. High Commissioner for Human
Objec_ves, The World Bank, Rights”, Internationanl Law: Case
Washington DC. Western Reserve Journal. hlm. 242.
Daalen, Edwar Van & Mabillard, Rahayu, Triwati, Suryadi. “Penerapan
Nicolas. (2018). “Human Rights in Hak Asasi Manusia sebagai
Translation : Bolivia’s Law 548, Pembentuk Karakter dalam
Working Children’s Movements, and Pembelajaran Bahasa Indonesia pada
the Globals Child Labour Regime, Sekolah Menengah Atas di Kota
The International Journal of Human Yogyakarta”, Jurnal Penelitian, Vol.
Rights, Vol. 22, No. 9, hlm. 27. 10, hlm. 14.
Isra, Saldi. (2014). “Peran Mahkamah United Nations, Human Rights. (2002).
Konstitusi dalam Penguatan Hak “A Compilation of International”,
Asasi Manusia di Indonesia”, Jurnal United Nations, vol 1 (First Part) and
konstitusi, Vol. 11, No. 2014, hlm. 421. (Second Part).
Kamaruddin. (2013). “Dimensi sila Yuliarso, Kunto Kurniawan & Prajarto,
“Ketuhanan yang Maha Esa” dalam Nunung. (2005). “Hak Asasi Manusia
Perspektif HAM Islam”, Jurnal Agama (HAM) di Indonesia : Menuju
dan Hak Asasi Manusia, Vol. 3, No. 1, Democratic Governances”, Jurnal Ilmu
hlm.177. Sosial dan Ilmu Politik, Vol.8, No.3,
Kuijer, Martin. (2018). “The Challengin hlm. 293.
Relationship Between the European
Online :
https://nasional.kompas.com/read/20
18/09/10/12085951/pelanggaran-
ham-rumoh-geudong-tak-ada-alasan-
kejaksaan-agung-untuk-diam,
diakses pada kamis 6 desember 2018,
pukul 15:28.
https://nasional.tempo.co/read/115238
0/pembunuhan-pekerja-di-papua-
komnas-ham-pelanggaran-ham-
serius/full&view=ok
https://www.cnnindonesia.com/nasio
nal/20180727162850-12-
317526/komnas-ham-soal-wartawan-
tewas-di-lapas-ada-pelanggaran-
ham#
Peraturan Perundang-undangan
Republik Indonesia. 1999. Undang-
undang Nomor 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia.
Lembaran Negara RI Nomor 3886.
Jakarta. Sekretariat Negara.
Republik Indonesia. 2000. Undang-
undang Nomor 26 Tahun 2000
tentang Pengadilan Hak Asasi
Manusia. Lembaran Negara RI 2000
Nomor 208. Jakarta. Sekretariat
Negara.
Republik Indonesia. 2003. Undang-
undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan. Lembaran
Negara RI Nomor 4279.