Anda di halaman 1dari 8

Makalah Makassar, 7 Desember 2019

TUJUAN MEMPELAJARI
“HUKUM WARIS, WAKAF, DAN HIBAH”

DISUSUN OLEH:

A. MUH. NUR YUSRIL YUSRAN SIRATH


04020180071

Kelas : C7

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2019

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu. Sholawat teriring salam semoga
selalu senantiasa Allah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat dan
keluarganya.

Makalah yang berjudul “TUJUAN MEMPELAJARI HUKUM


WARIS,WAKAF,DAN HIBAH” adalah salah satu syarat dari proses pembelajaran
mata kuliah Hukum Kewarisan Islam,Wakaf,dan Hibah di Fakultas Hukum
Universitas Muslim Indonesia.

Makalah ini di susun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
kami selaku penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran
dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik.

Akhirnya, kami menyadari bahwa makalah yang di susun ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan sumbangsih kritik dan saran yang
membangun. Akhir kata, semoga Allah SWT, memberikan pertolongan kepada semua
orang menjalani kehidupan ini, terutama bagi kita semua. Aaamiin..

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Makassar, 7 Desember 2019

Penyusun

2
BAB 1

HUKUM WARIS, WAKAF, DAN HIBAH

A. Hukum Waris dan Tujuan Mempelajarinya

1.1 Secara umum, hukum waris adalah hukum yang mengatur mengenai
kedudukan harta dan kekayaan seseorang setelah meninggal dunia dan mengatur
mengenai cara-cara berpindahnya harta kekayaan tersebut kepada orang lain.

Menurut Kompilasi Hukum Islam (KHI) bahwa; Hukum kewarisan atau hukum
waris adalah hukum yang mengatur tentang pemindahan hak kepemilikan harta
peninggalan (tirkah) pewaris, menentukan siapa-siapa yang berhak menjadi ahli
waris dan berapa bagiannya masing-masing (Pasal 171 a)

1.2 Tujuan hukum waris didalam ilmu faraid (ilmu mawaris) ialah untuk
menyelamatkan harta benda si mati agar terhindar dari pengambilan harta orang-
orang yang berhak menerimanya dan agar jangan ada orang-orang yang makan
harta hak milik orang lain, dan hak milik anak yatim dengan jalan yang tidak halal.

Secara umum tujuan mempelajari ilmu mawaris adalah untuk memahami


dan melaksanakan pembagian harta warisan kepada ahli waris yang berhak
menerimanya sesuai dengan ketentuan syariat islam.

Secara khusus, tujuan mempelajari fiqih mawaris ini antara lain:

1. Untuk mengetahui secara jelas orang yang berhak menerima harta


warisan dan berapa bagiannya
2. Untuk menentukan pembagian harta warisan secara adil dan benar
3. Untuk menghindari perselisihan dan perebutan harta peninggalan akibat
ketidak jelasan aturan main pembagian warisan.
4. Untuk memperingan beban dan tanggung jawab si mayat.
Dengan aturan dalam fiqih mawaris ini maka tidak ada pihak-pihak yang
merasa dirugikan. Karena pembagian harta warisan ini adalah yang
terbaik dalam pandangan Allah dan manusia

3
Hikmah dan tujuan mempelajari ilmu mawaris

a. Dapat memahami hukum-hukum Allah yang berkaitan dengan pembagian


harta peninggalan.
b. Terhindarnya kelangkaan orang yang faham dalam pembagian harta warisan
di suatu tempat.
c. Terhindarnya adanya perselisihan diantara manusia dalam hal pembagian
harta warisan karena ketidak tahuan dalam pembagian harta warisan.

B. Wakaf dan Tujuannya

2.1 Wakaf merupakan amalan yang berdasarkan ketentuan agama dengan tujuan
taqarrub kepada Alllah SWT untuk mendapatkan kebaikan dan ridha-
Nya.Mewakafkan harta benda jauh lebih utama dan lebih besar pahalanya daripada
bersedekah biasa, karena sifatnya kekal dan manfaatnya pun lebih besar. Pahalanya
akan terus mengalir kepada wakifnya meskipun dia telah meninggal.

2.2 Tujuan Wakaf berdasarkan hadits yang berasal dari Ibnu Umar ra. Dapat
dipahami ada dua macam yakni:

1. Untuk mencari keridhaan Allah SWT

2. Untuk kepentingan masyarakat

2.3 Wakaf berdasarkan tujuan ada tiga macam, yaitu:

1. Wakaf sosial untuk kebaikan masyarakat (khairi), yaitu wakaf yang


bertujuan untuk kepentingan umum.

2. Wakaf keluarga (dzurri), yaitu wakaf yang bertujuan untuk memberi


manfaat kepada wakif, keluarganya, keturunannya, dan orang-orang
tertentu, tanpa melihat kaya atau miskin, sakit atau sehat dan tua atau muda.
Seperti telah kita ketahui sedekah terbaik adalah sedekah kepada
kerabat/keluarga.

4
3. Wakaf gabungan (musytarak), yaitu wakaf bertujuan untuk kepentingan
umum dan keluarga secara bersamaan.

C. Hibah dan Tujuannya

3.1 Kata Hibah berasal dari bahasa Arab ( ‫ ) هﺒﺔ‬kata ini merupakan mashdar

dari kata ( ‫ ) وهﺐ‬yang berarti pemberian. Apabila seseorang memberikan harta

miliknya kepada orang lain secara suka rela tanpa pengharapan balasan apapun,

hal ini dapat diartikan bahwa si pemberi telah menghibahkan miliknya. Karena itu
kata hibah sama artinya dengan pemberian. Hibah dalam arti pemberian juga

bermakna bahwa pihak penghibah bersedia melepaskan haknya atas benda yang
dihibahkan, hibah merupakan salah satu bentuk pemindahan hak milik jika

dikaitkan dengan perbuatan hukum.

Jumhur ulama mendefinisikan hibah sebagai akad yang mengakibatkan

pemilikan harta tanpa ganti rugi yang dilakukan seseorang dalam keadaan hidup

kepada orang lain secara suka rela. Ulama mazhab Hambali mendefinisikan

hibah sebagai pemilik harta dari seseorang kepada orang lain yang mengakibatkan
orang yang diberi hibah boleh melakukan sesuatu tindakan hukum terhadap harta
tersebut, baik harta itu tertentu maupun tidak, bedanya ada dan dapat diserahkan,
penyerahannya dilakukan ketika pemberi masih hidup tanpa mengharapkan
imbalan. Kedua definisi itu sama-sama mengandung makna pemberian harta
kepada seseorang secara langsung tanpa mengharapkan imbalan apapun, kecuali
untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

3.2 Tujuan Mempelajari Hibah

1. Untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT

5
2. Untuk memberikan harta miliknya kepada orang lain tanpa mengharapkan
balasan apa pun.

3. Penyerahannya dilakukan ketika pemberi masih hidup tanpa


mengharapkan imbalan.

4. Hibah dapat menolong orang lain dengan cara memberikan harta yang
kita punyai kepada mereka.

6
BAB II

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Hukum kewarisan atau hukum waris adalah hukum yang mengatur tentang
pemindahan hak kepemilikan harta peninggalan (tirkah) pewaris, menentukan siapa-
siapa yang berhak menjadi ahli waris dan berapa bagiannya masing-masing. Tujuan
hukum waris didalam ilmu faraid (ilmu mawaris) ialah untuk menyelamatkan harta
benda si mati agar terhindar dari pengambilan harta orang-orang yang berhak
menerimanya dan agar jangan ada orang-orang yang makan harta hak milik orang
lain, dan hak milik anak yatim dengan jalan yang tidak halal dan tujuannya juga agar
terhindarnya kelangkaan orang yang faham dalam pembagian harta warisan di suatu
tempat.

Wakaf merupakan amalan yang berdasarkan ketentuan agama dengan tujuan


taqarrub kepada Alllah SWT untuk mendapatkan kebaikan dan ridha-
Nya.Mewakafkan harta benda jauh lebih utama dan lebih besar pahalanya daripada
bersedekah biasa, karena sifatnya kekal dan manfaatnya pun lebih besar. Pahalanya
akan terus mengalir kepada wakifnya meskipun dia telah meninggal.

Hibah adalah pemberian harta kepada seseorang secara langsung tanpa


mengharapkan imbalan apapun, dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah
SWT dan hibah juga sebagai akad yang mengakibatkan pemilikan harta tanpa ganti
rugi yang dilakukan seseorang dalam keadaan hidup kepada orang lain secara suka
rela.

4.2 Saran

Demikianlah makalah ini kami buat, tentunya masih banyak kekurangan dan
kesalahan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
bagi para pembacanya sebagai kesempurnaan makalah ini. Dan semoga makalah ini
bisa menjadi acuan untuk meningkatkan makalah-makalah selanjutnya dan bermanfaat
bagi para pembaca dan terkhusus buat kami. Amin.

7
DAFTAR PUSTAKA

Usman, Suparman . 1998. Fiqh Mawaris Hukum Kewarisan Islam, (Gaya Media Pratama:
Jakarta.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hukum_waris

https://www.negarahukum.com/hukum/hukum-waris-islam-di-indonesia.html

http://www.kajianpustaka.com/2013/09/pengertian-rukun-dan-fungsi-wakaf.html

http://waqafadalah.blogspot.co.id/2010/02/wakafobyek-wakafsyarat-wakafmacam-
macam.html

http://digilib.uinsby.ac.id/8039/5/bab.%25202.pdf

Anda mungkin juga menyukai