TUJUAN MEMPELAJARI
“HUKUM WARIS, WAKAF, DAN HIBAH”
DISUSUN OLEH:
Kelas : C7
FAKULTAS HUKUM
MAKASSAR
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu. Sholawat teriring salam semoga
selalu senantiasa Allah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat dan
keluarganya.
Makalah ini di susun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
kami selaku penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran
dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik.
Akhirnya, kami menyadari bahwa makalah yang di susun ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan sumbangsih kritik dan saran yang
membangun. Akhir kata, semoga Allah SWT, memberikan pertolongan kepada semua
orang menjalani kehidupan ini, terutama bagi kita semua. Aaamiin..
Penyusun
2
BAB 1
1.1 Secara umum, hukum waris adalah hukum yang mengatur mengenai
kedudukan harta dan kekayaan seseorang setelah meninggal dunia dan mengatur
mengenai cara-cara berpindahnya harta kekayaan tersebut kepada orang lain.
Menurut Kompilasi Hukum Islam (KHI) bahwa; Hukum kewarisan atau hukum
waris adalah hukum yang mengatur tentang pemindahan hak kepemilikan harta
peninggalan (tirkah) pewaris, menentukan siapa-siapa yang berhak menjadi ahli
waris dan berapa bagiannya masing-masing (Pasal 171 a)
1.2 Tujuan hukum waris didalam ilmu faraid (ilmu mawaris) ialah untuk
menyelamatkan harta benda si mati agar terhindar dari pengambilan harta orang-
orang yang berhak menerimanya dan agar jangan ada orang-orang yang makan
harta hak milik orang lain, dan hak milik anak yatim dengan jalan yang tidak halal.
3
Hikmah dan tujuan mempelajari ilmu mawaris
2.1 Wakaf merupakan amalan yang berdasarkan ketentuan agama dengan tujuan
taqarrub kepada Alllah SWT untuk mendapatkan kebaikan dan ridha-
Nya.Mewakafkan harta benda jauh lebih utama dan lebih besar pahalanya daripada
bersedekah biasa, karena sifatnya kekal dan manfaatnya pun lebih besar. Pahalanya
akan terus mengalir kepada wakifnya meskipun dia telah meninggal.
2.2 Tujuan Wakaf berdasarkan hadits yang berasal dari Ibnu Umar ra. Dapat
dipahami ada dua macam yakni:
4
3. Wakaf gabungan (musytarak), yaitu wakaf bertujuan untuk kepentingan
umum dan keluarga secara bersamaan.
3.1 Kata Hibah berasal dari bahasa Arab ( ) هﺒﺔkata ini merupakan mashdar
miliknya kepada orang lain secara suka rela tanpa pengharapan balasan apapun,
hal ini dapat diartikan bahwa si pemberi telah menghibahkan miliknya. Karena itu
kata hibah sama artinya dengan pemberian. Hibah dalam arti pemberian juga
bermakna bahwa pihak penghibah bersedia melepaskan haknya atas benda yang
dihibahkan, hibah merupakan salah satu bentuk pemindahan hak milik jika
pemilikan harta tanpa ganti rugi yang dilakukan seseorang dalam keadaan hidup
kepada orang lain secara suka rela. Ulama mazhab Hambali mendefinisikan
hibah sebagai pemilik harta dari seseorang kepada orang lain yang mengakibatkan
orang yang diberi hibah boleh melakukan sesuatu tindakan hukum terhadap harta
tersebut, baik harta itu tertentu maupun tidak, bedanya ada dan dapat diserahkan,
penyerahannya dilakukan ketika pemberi masih hidup tanpa mengharapkan
imbalan. Kedua definisi itu sama-sama mengandung makna pemberian harta
kepada seseorang secara langsung tanpa mengharapkan imbalan apapun, kecuali
untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
5
2. Untuk memberikan harta miliknya kepada orang lain tanpa mengharapkan
balasan apa pun.
4. Hibah dapat menolong orang lain dengan cara memberikan harta yang
kita punyai kepada mereka.
6
BAB II
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hukum kewarisan atau hukum waris adalah hukum yang mengatur tentang
pemindahan hak kepemilikan harta peninggalan (tirkah) pewaris, menentukan siapa-
siapa yang berhak menjadi ahli waris dan berapa bagiannya masing-masing. Tujuan
hukum waris didalam ilmu faraid (ilmu mawaris) ialah untuk menyelamatkan harta
benda si mati agar terhindar dari pengambilan harta orang-orang yang berhak
menerimanya dan agar jangan ada orang-orang yang makan harta hak milik orang
lain, dan hak milik anak yatim dengan jalan yang tidak halal dan tujuannya juga agar
terhindarnya kelangkaan orang yang faham dalam pembagian harta warisan di suatu
tempat.
4.2 Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, tentunya masih banyak kekurangan dan
kesalahan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
bagi para pembacanya sebagai kesempurnaan makalah ini. Dan semoga makalah ini
bisa menjadi acuan untuk meningkatkan makalah-makalah selanjutnya dan bermanfaat
bagi para pembaca dan terkhusus buat kami. Amin.
7
DAFTAR PUSTAKA
Usman, Suparman . 1998. Fiqh Mawaris Hukum Kewarisan Islam, (Gaya Media Pratama:
Jakarta.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hukum_waris
https://www.negarahukum.com/hukum/hukum-waris-islam-di-indonesia.html
http://www.kajianpustaka.com/2013/09/pengertian-rukun-dan-fungsi-wakaf.html
http://waqafadalah.blogspot.co.id/2010/02/wakafobyek-wakafsyarat-wakafmacam-
macam.html
http://digilib.uinsby.ac.id/8039/5/bab.%25202.pdf