Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam menjalankan kegiatannya, suatu perusahaan ingin mendapatkan
hasil yang maksimal. Perusahaan yang telah berhasil, pasti tidak akan pernah puas
dengan apa yang telah dicapai, sehingga suatu perusahaan ingin selalu mencoba
berinovasi untuk meniptakan hasil yang baru lagi untuk meningkatkan nilai
perusahaan dan mengembangkan usahanya. Untuk mengembangkan suatu
usahanya, perusahaan memiliki beberapa sumber dana yaitu sumber dana internal
maupun sumber dana eksternal. Sumber dana yang berasal dari internal suatu
perusahaan adalah berasal dari laba yang dihasilkan dalam kegiatan usahanya,
sedangkan sumber dana yang berasal dari eksternal adalah dana yang diterima dari
investor maupun pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lainnya.
Ada kalanya suatu perusahaan dalam melakukan inovasi dan
mengembangkan usahanya tidak sesuai yang diharapkan atau dikatakan gagal.
Penyebab kegagalan tersebut biasanya diakibatkan oleh beberapa faktor. Apabila
perusahaan tidak berhasil dalam mengembangkan suatu usahanya dan mengalami
kerugian, maka akan terjadi kemacetan dalam membayar utang kepada kreditor.
Jika hal tersebut terus terjadi, maka akan mengakibatkan perusahaan tersebut
mengalami kepailitan.
Kepailitan dapat terjadi ketika aset yang dimiliki oleh perusahaan lebih
kecil daripada utang yang harus dibayarkan kepada para kreditor. Oleh karena itu
kemungkinan adanya perselisihan antara kreditor dengan kreditor lainnya dalam
mengakui aset yang seharusnya diterima oleh masing-masing kreditor. Selain itu
kepailitan juga dapat terjadi ketika aset yang dimiliki oleh perusahaan lebih besar
daripada utang yang harus dibayarkan kepada para kreditor. Sehingga
kemungkinan terjadi perselisihan antara debitur dan para kreditor dalam
pembagian aset, karena dalam situasi seperti ini debitur masih memiliki hak
terhadap kelebihan aset setelah dibayarkan utang kepada para kreditor. Dalam
kasus seperti ini, peran akuntansi sangat berpengaruh dalam kondisi kepailitan.
Akuntansi dapat membantu dalam pelaporan keuangan serta memberikan jaminan
kepada setiap pihak untuk mendapatkan haknya dalam kondisi kepailitan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran umum mengenai kepailitan?
2. Apa penyebab kepailitan dalam suatu perusahaan?
3. Perusahaan apa saja yang telah mengalami pailit dalam 2 tahun
terakhir?
4. Bagaimana peran ilmu akuntansi dalam kasus kepailitan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui gambaran umum mengenai kepailitan.
2. Mengetahui penyebab-penyebab terjadinya kepailitan.
3. Mengetahui perusahaan apa saja yang telah mengalami kepailitan.
4. Mengetahui peran akuntansi dalam kasus kepailitan.

1.4 Manfaat
1. Sebagai bahan refrensi bagi pembaca agar mengetahui gambaran
umum mengenai kepailitan.
2. Sebagai penambah pengetahuan bagi pembaca dan pengusaha agar
dapat mengurangi risiko kepailitan perusahaan.
3. Sebagai alat penambah wawasan pembaca bahwa akuntansi
berperan penting dalam kasus kepailitan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kepailitan
1. Pengertian Kepailitan

Pengertian pailit menurut Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdagangan


antara lain, keadaan dimana seseorang yang oleh suatu pengadilan dinyatakan
bangkrut dan yang aktivanya atau warisannya telah diperuntukkan untuk
membayar utang-utangnya. Sedangkan, kepailitan menurut UU Kepailitan
diartikan sebagai sita umum atas semua kekayaan Debitor Pailit yang pengurusan
dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim
Pengawas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.

2. Peraturan Perundang-Undangan Mengenai Kepailitan

Sejarah perundang – undangan kepailitan di Indonesia telah dimulai pada


tahun 1906, sejak berlakunya “Verordening op het Faillissment en Surceance van
Betaling voor de European in Indonesia” sebagaimana dimuat dalam Staatblads
1905 No. 217 jo. Staadblads 1906 No. 348 Fallissementverordening. Pada tanggal
20 April 1998, pemerintah telah menetapkan Peraturan Perundangan Pemerintah
Pengganti Undang – Undang No. 1 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang –
Undang tentang Kepailitan yang kemudian disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat menjadi Undang – Undang, yaitu Undang – Undang No. 4 Tahun 1998
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1998 tentang perubahan
atas Undang – Undang tentang Kepailitan tanggal 9 September 1998 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 135).

3. Syarat dan Keputusan Kepailitan

Suatu perusahaan dapat dikatakan pailit menurut UU Kepailitan adalah


jika suatu perusahaan memenuhi syarat-syarat yuridis kepailitan. Syarat-syarat
tersebut menurut Pasal 2 UU Kepailitan meliputi adanya debitor yang mempunyai
dua atau lebih kreditor dan tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah
jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan.

3
Kreditor dalam hal ini adalah kreditor baik konkuren, kreditor separatis maupun
kreditor preferen. Sedangkan utang yang telah jatuh waktu berarti kewajiban
untuk membayar utang yang telah jatuh waktu, baik karena telah diperjanjikan,
karena percepatan waktu penagihan sesuai perjanjian ataupun karena putusan
pengadilan, arbiter atau majelis arbitrase. Permohonan pailit menurut UU
Kepailitan dapat diajukan oleh debitor, satu atau lebih kreditor, jaksa, Bank
Indonesia, Perusahaan Efek atau Perusahaan Asuransi.

4. Pihak yang Dapat Mengajukan Pailit

− Atas permohonan debitur sendiri


− Atas permintaan seorang atau lebih kreditur
− Kejaksaan atas kepentingan umum
− Bank Indonesia dalam hal debitur merupakan lembaga bank
− Badan Pengawas Pasar Modal dalam hal debitur merupakan perusahaan
efek.

5. Syarat Yuridis Pengajuan Pailit

− Adanya hutang
− Minimal satu hutang sudah jatuh tempo dan dapat ditagih
− Adanya debitur
− Adanya kreditur (lebih dari satu kreditur)
− Permohonan pernyataan pailit
− Pernyataan pailit oleh Pengadilan Niaga

6. Langkah-Langkah dalam Proses Kepailitan

− Permohonan pailit, syarat permohonan pailit telah diatur dalam UU No. 4


Tahun 1998, seperti apa yang telah ditulis di atas.
− Keputusan pailit berkekuatan tetap, jangka waktu permohonan pailit
sampai keputusan pailit berkekuatan tetap adalah 90 hari.
− Rapat verifikasi, adalah rapat pendaftaran utang – piutang, pada langkah
ini dilakukan pendataan berupa jumlah utang dan piutang yang dimiliki

4
oleh debitur. Verifikasi utang merupakan tahap yang paling penting dalam
kepailitan karena akan ditentukan urutan pertimbangan hak dari masing –
masing kreditur.
− Perdamaian, jika perdamaian diterima maka proses kepailitan berakhir,
jika tidak maka akan dilanjutkan ke proses selanjutnya. Proses perdamaian
selalu diupayakan dan diagendakan.
− Homologasi akur, yaitu permintaan pengesahan oleh Pengadilan Niaga,
jika proses perdamaian diterima.
− Insolvensi, yaitu suatu keadaan di mana debitur dinyatakan benar – benar
tidak mampu membayar, atau dengan kata lain harta debitur lebih sedikit
jumlah dengan hutangnya.
− Pemberesan / likuidasi, yaitu penjualan harta kekayaan debitur pailit, yang
dibagikan kepada kreditur konkruen, setelah dikurangi biaya – biaya.
− Rehabilitasi, yaitu suatu usaha pemulihan nama baik kreditur, akan tetapi
dengan catatan jika proses perdamaian diterima, karena jika perdamaian
ditolak maka rehabilitasi tidak ada.
− Kepailitan berakhir.

2.2 Penyebab Kepailitan


Kepailitan disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah:
− Tidak mampu menangkap kebutuhan konsumen
Sebuah perusahaan harus mampu menangkap kebutuhan konsumen agar
layanan atau produk yang diberikan diterima pasar. Namun, jika hal itu
diabaikan apa yang dihadirkan perusahaan akan sia-sia karena tidak dapat
diserap konsumen akibat tidak sesuai dengan kebutuhan mereka.
− Terlalu fokus pada pengembangan produk
Fokus terhadap pengembangan produk merupakan hal yang baik dan harus
dipertahankan. Selain melupakan kebutuhan konsumen, perusahaan yang
terlalu fokus pada pengembangan produk akan kehilangan kepekaan
terhadap apa yang terjadi di dalam perusahaan, situasi di luar, dan lain-
lain.

5
− Ketakutan berlebihan
Ketakutan bangkrut, ketakutan rugi, ketakutan tidak dapat melayani
konsumen, ketakutan ketidakmampuan mengatasi masalah, semua itu
wajar asal masih dalam porsinya. Namun, apabila ketakutan itu melebihi
batas normal, kondisi tersebut harus diwaspadai karena akan menghambat
kinerja perusahaan dan membawa kehancuran.
− Berhenti melakukan inovasi
Kasus bangkrutnya Kodak bisa menjadi pelajaran bagaimana penting
sebuah inovasi dalam berbisnis. Inovasi merupakan hal yang wajib
dilakukan oleh setiap pengusaha. Tanpa inovasi, produk-produk yang
dijual lama kelamaan akan membosankan bagi masyarakat yang menjadi
target pasar.
− Kurang mengamati pergerakan competitor
Kurang mengamati pergerakan kompetitor akan menyebabkan sebuah
perusahaan kalah bersaing dan tertinggal jauh di belakang. Sebuah
perusahaan harus tetap memperhatikan langkah-langkah yang dilakukan
kompetitor.
− Harga terlalu mahal
Beberapa orang percaya bahwa harga mahal akan membuat produk sebuah
perusahaan tampak lebih bagus dan lebih mewah dari aslinya. Namun, apa
jadinya jika ada perusahaan baru yang mengeluarkan produk mirip dengan
barang perusahaan Anda dan menjualnya jauh lebih murah? Kemungkinan
akan ditinggal konsumen sangat besar.
− Penyebab Lain
∙ Terlilit utang
∙ Ekspansi berlebihan
∙ Penipuan dilakukan CEO
∙ Kesalahan manajemen perusahaan
∙ Pengeluaran tidak terkendali

6
2.3 Perusahaan Yang Mengalami Kepailitan

Ada beberapa perusahaan yang menyandang status pailit dari tahun 2017-
2018 yang disebabkan oleh beberapa hal. Perusahaan yng mengalami kepailitan
diantaranya yaitu:

− PT. Megalestari Unggul


PT Megalestari Unggul dan keempat penjamin utangnya dinyatakan pailit
oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada 22 Februari 2017. Keempat
penjamin utang perseroan yakni Paulus Tannos, Lina Rawung, Pauline
Tannos, dan Catherine Tannos juga turut terjerat kasus korupsi di KPK.
PT Megalestari Unggul merupakan perusahaan rekanan KTP elektronik.
Status pailit bermula dari putusan penundaan kewajiban pembayaran utang
(PKPU) pada 9 Januari. Perseroan terbukti berutang Rp376,84 miliar
kepada PT Senja Imaji Prisma. Selanjutnya, dalam masa PKPU, seluruh
kreditur menolak perpanjangan masa restrukturisasi utang selama 180 hari.
Alhasil, perseroan dinyatakan pailit.
− PT Citra Maharlika Nusantara Corpora Tbk. alias Cipaganti
Perusahaan yang dulu bernama PT Cipaganti Citra Graha Tbk harus rela
jatuh pailit pada 27 April 2017 lantaran proposal perdamaian ditolak
mayoritas kreditur. Seiring dengan putusan itu, Direktur Utama Cipaganti
Edwan Kawulusan mengaku perusahaan tidak punya aset untuk dijual
karena mayoritas aset disita oleh kantor Pajak. Dengan begitu, kurator
harus bekerja ekstra menemukan aset lain untuk dijual dan dibayarkan ke
kreditur. Perkara pailit ini juga bermula dari status PKPU Cipaganti sejak
31 Oktober 2016. Total utang perseroan berjumlah Rp245 miliar.
− PT Multicon Indraja Terminal
Perusahaan peti kemas PT Multicon Indrajaya Termina berhasil
dipaillitkan oleh tiga perusahaan investasi asing yakni Asean China
Investments Fund II L.P., UVM Venture Investments L.P dan SACLP
Investments Limited pada 4 Mei 2017. Multicon terbukti berutang kepada
para pemohon pailit sebesar Rp678,03 miliar. Rapat kepailitan Multicon
hingga kini masih berlangsung di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.

7
− Koperasi Pandawa Mandiri Group (Koperasi Pandawa)
Koperasi simpan pinjam yang dinahkodai oleh Nuryanto ini resmi pailit
pada 31 Mei 2017 setelah ketok palu dari majelis hakim Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat. Pandawa dan Nuryanto pailit lantaran kreditur menolak
perpanjangan PKPU 60 hari secara aklamasi. Dengan putusan ini, kurator
mulai menyisir aset Pandawa. Kurator juga berkomunikasi dengan pihak
kepolisian terkait aset sitaan. Perkara ini bermula dari permohonan PKPU
oleh seorang nasabah Farouk Elmi. Dalam proses kepailitan, total
kewajiban Koperasi Pandawa dan Nuryanto tercatat Rp3,32 triliun kepada
39.068 nasabah. Perkara ini juga masuk dalam ranah pidana. Nuryanto
telah divonis 15 tahun penjara subsider 6 bulan dengan denda Rp200
miliar.
− PT Kimas Internusa
Produsen dan peritel telepon seluler PT Kimas Sentosa jatuh pailit pada 15
Juni 2016 lantaran tidak hadirnya prinsipal perusahaan sepanjang rapat
kreditur PKPU. PT Kimas Sentosa memiliki utang senilai Rp758,40
miliar. Tagihan terbesar datang dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
senilai Rp373,51 yang bersifat separatis dan Rp319,59 miliar yang bersifat
konkuren (tanpa jaminan).
− Petroselat Ltd
Kepailitan anak usaha PT Sugih Energy Tbk ini terbilang dramatis. Telah
terjadi berbagai perselisihan sejak putusan pailit 5 Juli 2017 lalu hingga
putusan insolvensi pada 30 November 2017. Wilayah Kerja Petroselat di
Selat Panjang Riau rencananya akan diterminasi pemerintah pada 4
Desember 2017, tapi akhirnya diundur hingga Januari 2018. Berdasarkan
catatan kurator, Petroselat memiliki utang kepada 47 kreditur dengan total
Rp117,65 miliar.
− PT Asia Paper Mills
Produsen kertas dan plastik kemasan PT Asia Paper Mills telah dinyatakan
pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada 7 Agustus 2017. Asia
Paper Mills menyisakan total utang senilai Rp568 miliar kepada para

8
krediturnya. Salah satunya utang ke Bank Mandiri dengan nilai Rp370,64
miliar.
− PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk. (DAJK)
Perusahaan kemasan karton dan kertas ini resmi pailit pada 22 November
2017 setelah majelis hakim mengabulkan permohonan pembatalan
perdamaian yang dilayangkan oleh Bank Mandiri. Apabila perdamaian
PKPU dibatalkan majelis, otomatis perusahaan langsung jatuh pailit.
Utang DAJK tembus Rp1,1 triliun dan porsi tagihan Bank Mandiri nyaris
separuhnya, yakni Rp428,27 miliar.
− Pabrik Jamu Legendaris Nyonya Meneer
Sesuai laporan Pengadilan Negeri Semarang pada 3 Agustus 2017, bahwa
PT Nyonya Meneer dinyatakan pailit. Perusahaan Nyonya Meneer
memiliki hutang hingga Rp7,4 miliar.
− Batavia Air
Batavia Air, salah satu perusahaan maskapai penerbangan, mengumumkan
bahwa merekam resmi tutup pada 2003 akibat pailit. Batavia Air
dilaporkan memiliki utang hampir mencapai Rp2,5 triliun.
− Amplop Jaya
Royal Standard (RS) Group yang menaungi amplop Jaya dinyatakan pailit.
perusahaan ini memiliki utang senilai Rp333 miliar yang berasal dari 18
krefitur dari total Rp1,258 triliun beban tagigan RS Group dari total 23
kreditur.
− PT Sariwangi Agricultural Estate Agency (SAEA)
PT Sariwangi Agricultural Estate Agency (SAEA) telah diputus pailit oleh
Pengadilan Niaga Jakarta. Menurut pandangan Ketua Dewan Teh
Indonesia Bambang Murtioso, menurunnya kinerja perusahaan SAEA
lebih karena adanya kesalahan strategi bisnis. Beberapa tahun lalu
perusahaan berinvestasi di sektor hulu dengan membangun teknologi
pengairan untuk kebunnya.

9
2.4 Ilmu Akuntansi Dalam Kondisi Kepailitan
1. Peranan Akuntansi Dalam Perusahaan

Akuntansi merupakan hal yang paling penting dalam perusahaan. Tanpa


adanya akuntan dalam suatu perusahaan, maka manajemen keuangan perusahaan
akan berantakan dan berujung pada kepailitan suatu perusahaan. Adapun peranan
akuntansi dalam suatu perusahaan, diantaranya:

− Menyediakan Informasi dan Jawaban Terkait Keuangan


Peran akuntansi dalam bisnis yang paling mendasar tentu saja adalah
kemampuannya dalam menyediakan berbagai informasi dan jawaban yang
berhubungan dengan segala macam kegiatan keuangan. Segala data terkait
keuangan akan tercatat dalam sistem akuntansi, memudahkan dalam
mengukur kondisi perusahaan.
− Alat Pengontrol dan Pengendali Keuangan
Melalui akuntansi, dapat mengetahui segala data terkait keuangan.
Informasi-informasi tersebut secara tidak langsung menempatkan
akuntansi sebagai alat pengontrol dan pengendali keuangan. Melalui
identifikasi informasi keuangan yang didapat, bisa melakukan evaluasi
atau menilai performa bisnis selama ini.
− Membantu Stakeholders Mengambil Keputusan
Berkat adanya hasil identifikasi dan evaluasi informasi keuangan,
stakeholder atau para pemegang saham dapat melakukan pengambilan
keputusan. Hal ini sangat masuk akal mengingat bahwa stakeholder tidak
bisa melakukan investasi tanpa adanya informasi finansial yang up-to-date
dan akurat. Dalam hal ini, akuntan lah yang menyiapkan segala informasi
terkait. Lebih penting lagi, akuntan juga harus memastikan bahwa
stakeholder memahami data keuangan yang disediakan perusahaan. Kedua
belah pihak harus bekerja sama memanfaatkan informasi keuangan untuk
menangani berbagai masalah dalam bisnis.
− Berhubungan dengan Pihak Ketiga
Akuntansi tidak selalu berhubungan dengan ranah internal perusahaan,
tetapi juga pihak ketiga di luar perusahaan. Stakeholder mungkin dapat
menjadi salah satunya. Namun, akuntansi, lebih tepatnya lagi para

10
akuntan, dapat menjadi jembatan untuk melakukan deal dengan vendor
atau pihak-pihak ketiga lain. Berdasarkan data keuangan perusahaan,
akuntan bisa memutuskan apakah harga yang ditentukan sudah masuk akal
atau belum. Tidak hanya itu, seorang akuntan juga bisa menjadi
penghubung antara perusahaan dengan pemerintah untuk membayar pajak
dan para auditor.

2. Peranan Ilmu Akuntansi Dalam Penyelesaian Kasus Kepailitan Suatu


Perusahaan Bagi Setiap Pihak Untuk Mendapatkan Haknya

Dalam akuntansi ada yang dinamakan Akuntansi Forensik. Akuntansi


forensik adalah praktik khusus bidang akuntansi yang menggambarkan
keterlibatan yang dihasilkan dari perselisihan aktual atau yang diantisipasi atau
litigasi. "Forensik" berarti "yang cocok untuk digunakan dalam pengadilan
hukum", dan itu adalah untuk yang standar dan potensi hasil yang umumnya
akuntan forensik harus bekerja. Akuntan forensik, juga disebut sebagai auditor
forensik atau auditor investigasi, seringkali harus memberikan bukti ahli pada
sidang akhirnya. Dalam kasus kepailitan tersebut, akuntansi forensik dapat
digunakan dalam penyelesaian kasus ini. Akuntansi forensik mulai berkembang di
Indonesia sejak adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1998.
Akuntansi forensik dilaksanakan oleh beberapa lembaga diantaranya adalah
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Bank Dunia (untuk proyek-proyek
pinjamannya), dan kantor-kantor akuntan publik (KAP) di Indonesia.

Dalam kasus kepailitan, penyelesaiannya dapat dilakukan melalui


pembicaraan antara debitur dan kreditor melalui mediasi ataupun ditempuh
dengan jalur hukum dengan mengajukan ke pengadilan niaga. diperlukannya
akuntansi forensik dalam menghitung dan mencari aset yang dimiliki oleh debitur
agar tidak ada aset yang tidak terhitung dan pembagian harta yang sesuai
proporsinya kepada semua kreditor. Selain itu dengan adanya akuntansi forensik
diharap dapat membantu dalam penyelesaian masalah kepailitan di pengadilan
niaga.

11
Apabila perusahaan tidak mampu membayar kewajibannya kepada
kreditor, maka kreditor akan berusaha untuk mengambil alih jaminan atas utang
yang telah disepakati. Dalam menambah modal kadangkala perusahaan tidak
hanya mendapat pinjaman dari satu kreditor saja, melainkan dari beberapa
kreditor. Pada saat memperhitungan asset dan harta kepailitan, penerapan
akuntansi forensik berguna dalam menghitung asset perusahaan yang perlu
ditelusuri dimana saja keberadaan asset tersebut, dan apakah nilai asset tersebut
telah sesuai dengan yang ada dalam dokumen ataupun laporan keuangan suatu
perusahaan. Dalam menghitung asset kepailitan tersebut menggunakan harga
pasar.

Akuntansi forensik memiliki peran untuk menentukan pembagian harta


pailit kepada kredior berdasarkan urutan yang didapatkan dari penelurusan dan
pencocokan bukti utang piutang, apakah kreditor tersebut termasuk kreditor
golongan sparatis, preferen atau yang lainnya. Peranan akuntansi forensik dalam
membagikan harta pailit yang berhasil dihimpun oleh peneliti dari berbagai
informasi yang terkait dengan aktifitas.

Akuntansi forensik sangat dibutuhkan dan digunakan dalam


menyelesaikan kasus kepailitan. Hal tersebut tidak terlepas dari keterkaitan suatu
perusahaan dengan utang piutang, laporan keuangan, asset, dan lain sebagainya
yang berhubungan dengan akuntansi. Jadi dalam kasus seperti ini, ilmu kuntansi
sangat berperan dalam penyeselesaiannya sehingga pihak-pihak terkait bisa
mendapatkan haknya sesuai dengan apa yang telah diberikan pada perusahaan
tersebut.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepailitan menurut UU Kepailitan diartikan sebagai sita umum atas semua
kekayaan Debitor Pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh
Kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang. Penyebab terjadinya kepailitan adalah tidak mampu menangkap
kebutuhan konsumen, terlalu fokus pada pengembangan produk, ketakutan
berlebihan, berhenti melakukan inovasi, kurang mengamati pergerakan
competitor, harga terlalu mahal dan penyebab Lainnya. Sejak tahun 2017- 2018
ini banyak perusahaan yang mengalami kepailitan diantaranya adalah PT.
Sariwangi yang mengalami kepailitan baru-baru ini.

Dalam menangani kasus kepailitan, akuntansi sangat berperan dalam kasus


ini diantaranya adalah akuntansi forensik. Akuntansi forensik memiliki peran
untuk menentukan pembagian harta pailit kepada kredior berdasarkan urutan yang
didapatkan dari penelurusan dan pencocokan bukti utang piutang, apakah kreditor
tersebut termasuk kreditor golongan sparatis, preferen atau yang lainnya.
Akuntansi forensik sangat dibutuhkan dan digunakan dalam menyelesaikan kasus
kepailitan. Hal tersebut tidak terlepas dari keterkaitan suatu perusahaan dengan
utang piutang, laporan keuangan, asset, dan lain sebagainya yang berhubungan
dengan akuntansi.

Jadi dalam kasus seperti ini, ilmu kuntansi sangat berperan dalam
penyeselesaiannya sehingga pihak-pihak terkait bisa mendapatkan haknya sesuai
dengan apa yang telah diberikan pada perusahaan tersebut.

3.2 Saran
Dengan berakhirnya penyusunan penulisan ini adapun saran yang
disampaikan yaitu agar pengusaha harus memahami kondisi pasar terlebh dahulu
dalam melakukan kegiatan perusahaan agar tidak mengalami kepailitan sehingga
nantinya tidak akan merugikan banyak pihak.
Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya kami akan lebih fokus dan terperinci dalam menjelaskan tentang

13
makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat
dipertanggungjawabkan.

14

Anda mungkin juga menyukai