Anda di halaman 1dari 9

Makalah Dokumen Kepelabuhanan

Mata Kuliah : Dokumen Kepelabuhanan

Dosen : Warsono

Disusun Oleh
M Fahri Rasyidin
461189700
KALK III D
Kata Pengantar
Bismillahirrohmannirrohim, segala puji bagi Allah SWT atas
segala rahmat dan berkahnya yang tiada henti-henti nya
terlimpah bagi kita. Dengan segala rasa syukur yang saya
ucapkan atas terbentuknya makalah ini demi kelancaran dan
kesuksesan saya dalam menempuh pendidikan sebagai
Taruna di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran dan untuk memenuhi
tugas dalam mata kuliah Dokumen Kepelabuhanan dengan
ini saya ucapkan terimakasih atas segala berkah dan rahmat
Allah SWT dan juga Bapak Warsono selaku dosen pengampu.
Akhir kata apabila ada salah-salah kata dan kalimat yang
kurang berkenan Mohon di buka kan pintu maaf yang sebesar-
besarnya.
Kepelabuhanan
Adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi
pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan, dan ketertiban
arus lalu lintas kapal, penumpang dan/atau barang, keselamatan dan
keamanan berlayar, tempat perpindahan intra-dan/atau antarmoda serta
mendorong perekonomian nasional dan daerah .

Adapun dari segala aspek di pelabuhan terkandung dokumen-dokumen


yang di sediakan untuk mengatur segala kegiatan baik untuk kapal ,
muatan , dan pengangkutan.

Berikut adalah contoh-contoh Dokumen Kepelabuhanan :

 SHIPPING ORDER (SO)


Atau sering di sebut SHIPPING INSTRUCTION (SI)
Merupakan Surat yang dibuat oleh Shipper / pengirim yang ditujukan
kepada Carrier / kapal untuk menerima dan memuat muatan yang tertera
dalam surat tersebut.
Shipping Order berisi :

 Nama shipper,
 Nama Consignee dipelabuhan bongkar,
 Notify address,
 Pelabuhan Muat,
 Pelabuhan Tujuan,
 Nama dan Jenis barang,
 Jumlah Berat dan Volume,
 Shipping Mark,
 Total Nett Weight,
 Total Gross weight,
 Total Measurement,
 Freight and charge,
 B/L ,
 Dated,
 Commercial Invoice, No.L/C.

 Shipping Instruction
merupakan sumber pengapalan, oleh karena itu kalau S/I sudah diterima oleh
agen pelayaran (accepeted by the agent) maka kedua belah pihak yaitu
shipper dan carrier terikat kepada kesepakatan tersebut, yaitu pengapalan
muatan. kalau shipper membatalkan pengapalannya, carrier yang
bersangkutan mempunyai hak atas ganti rugi yang dinamakan dead freight.
Sebaliknya kalau carrier membatalkan sailing, harus mengganti ganti rugi
kepada shipper .
 CARGO DECLARATION
merupakan dokumen yang di buat oleh shipper (pengirim) ditujukan kepada
master kapal, dokumen ini menyatakan bahwa cargo telah di inspeksi oleh
independent surveyor yang menyatakan cargo aman untuk di angkut
 RESI MUALIM (MATE RECEIPT)
Surat tanda terima barang / muatan diatas kapal sesuai dengan keadaan
muatan tersebut yang ditanda tangani oleh mualim – I. Resi Mualim diberi
catatan bila terdapat hal-hal yang tidak sesuai atau perlu keterangan
tambahan. Apa yang tertera dalam Mate receipt akan tertera dalam
Konosemen (Bill of Lading).
 RESI GUDANG,
Yaitu surat tanda muatan yang dikeluarkan oleh kepala gudang yang
menerima muatan tersebut dari shipper. Biasanya shipper menyerahkan
muatan yang akan dikapalkan itu satu dua hari sebelum saat kedatangan
kapal yang bersangkutan dipelabuhan pemuatan, untuk melakukan
pemuatan.
Resi Gudang dibuat dalam lembar (atau lebih, sesuai kebutuhan)
menggunaan warna yang berbeda-beda; masing-masing lembar mempunyai
fungsi yang berbeda sbb:

1. Lembar ke-1 (asli), warna putih, sebagai surat Muat, yaitu surat penterahan
muatan dari gudang ke perwira kapal.
2. Lembar ke-2, kuning, sebagai mate’s receipt (resi mualim) asli, setelah
muatan diterima oleh mualim dan segala kondisi muatan dicatat disitu, untuk
shipper
3. Lembar ke-3, warna merah jambu, sebagai Tembusan Resi Mualim,
diserahkan kepada agen setempat sebagai dasar pembuatan bill of Lading;
4. Lembar ke-4, warna hijau, untuk arsip kapal;
5. Lebar ke-5 dan lembat ke-6, warna putih, untuk eperluan lainnya.

Lembar-lembar kedua dan seterusnya menggunakan kertas tipis sedangkan lembar


kesatu menggunakan kertas HVS. Perusahaan-perusahaan pelayaran tertentu
menggunakan formulir yang merupakan satu set dari mulai S/O sampai Resi
Mualim.

 TALLY SHEET
Suatu daftar / catatan penghitungan jumlah / banyaknya muatan yang
diterima atau muatan yang dibongkar oleh kapal. Penghitungan dilakukan
oleh Tally Clerk dan di syahkan / diketahui oleh Mualim I..
 MANIFEST
Surat yang merupakan suatu Daftar barang-barang / muatan yang telah
dikapalkan. Dimana daftar tersebut berisi : Nama kapal, Pelabuhan Muat dan
Pelabuhan tujuan, Nama Nakhoda, Tanggal, No. B/L, Pengirim (Shipper),
Penerima (Consignees), Tanda (Mark), Jumlah / banyaknya (Quantity), Jenis
barang / muatan (Description of goods), Isi & Berat (Volume & Weight) dan
Keterangan jika ada. Dibuat oleh Perusahaan Pelayaran.
 BILL OF LADING
Merupakan surat persetujuan pengangkutan barang antara pengirim
(Shipper) dan Perusahaan Pelayaran (Owner) dengan segala
konsekuensinya yang tertera pada surat tersebut. Juga dapat merupakan
surat kepemilikan barang sebagaimana yang tertera dalam surat tersebut dan
oleh karenanya dapat diperjual belikan sehingga Bill of Lading ini juga
merupakan surat berharga.
 LETTER OF INDEMNITY / LETTER OF GUARANTEE
adalah Surat Jaminan yang dibuat oleh Shipper untuk memperoleh Clean B/L,
dimana Shipper akan bertanggung jawab apabila timbul Claim atas barang
tersebut.

 DELIVERY ORDER
Suatu surat yang menyatakan kepemilikan atas barang atau muatan. Dimana
D/O dapat diperoleh dengan menukarkan B/L miliknya.

 STATEMENT OF FACT
Laporan pelaksanaan kegiatan bongkar / muat mulai dari awal hingga selesai
kegiatan.

 STOWAGE PLAN
merupakan gambaran informasi kondisi muatan yang berada dalam ruang
muat baik mengenai Letak, Jumlah dan Berat muatan sesuai consignment
mark bagi masing-masing pelabuhan tujuannya

 HATCH LIST
Daftar muatan yang berada dalam palka yang bersangkutan.

 DISCHARGING LIST
Daftar bongkaran muatan pada suatu pelabuhan tertentu.

 DAMAGE REPORT
Merupakan suatu surat Berita acara kerusakan muatan yang terjadi diatas
kapal sehubungan tanggung jawab pihak carrier.
 MARINE NOTE OF SEA PROTEST
Merupakan suatu Berita Acara atas kerusakan muatan diluar kemampuan
manusia. Dibuat oleh Nakhoda dan di syahkan oleh Notaris.
 NOTICE OF READINESS ( NOR )
Suatu surat yang dibuat oleh Nahkoda yang menyatakan bahwa kapal telah
siap untuk melaksanakan kegiatan pembongkaran atau pemuatan.

Dokumen – dokumen diatas merupakan dokumen yang di perlukan untuk


memperlancar segala kegiatan di pelabuhan baik untuk kapal , muatan , dan
penumpang. Dalam segala kegiatan pencetakan atau pembuatan dokumen
dokumen diatas, diperlukan pihak-pihak berwenang seperti berikut :

1. KSOP
2. Custom
3. KKP
4. Imigrasi
5. BBKP

Adapun dokumen pelabuhan merupakan semua dokumen yang di gunakan ataupun


di serah terima kan dari pihak kapal ( Agen yang mewakili ) kepada instansi –
instansi terkait dalam kaitannya dengan pengurusan kapal tiba/berangkat.

Lalu ada dokumen pengangkutan yang digunakan sebagai legalitas cargo yang ada
di kapal setelah proses kegiatan pemuatan ataupun proses kegiatan pembongkaran
sebagai bukti kepemilikan serta dokumen – dokumen pendukung yang digunakan
selama kegiatan bongkar / muat.

Fasilitas Bongkar Muat


PERALATAN BONGKAR MUAT MENURUT KEMASAN
Tedapat berbagai jenis peralatan bongkar muat di pelabuhan menurut bentuk dan
jenis kemasan barang. Peralatan ini berfungsi untuk mendukung tercapainya kinerja
bongkar muat ke/dari kapal-lapangan , yaitu peralatan mekanis dan peralatan non
mekanis.
1. Peralatan mekanis seperti Forklift (FLT) dan Mobil Crane (MC). Pada forklift
terdapat alat tambahan (attachments) seperti Garpu bergeser, garpu berputar,
garpu menukik, FLT standar, Clamp berputar, Mast 3 tingkat, dan sebagainya.
2. Peralatan Non mekanis merupakan alat bantu untuk mengkaitkan (hooking)
muat ke ganco (hook) alat angkut mekanis, misalnya sling rantai, jaring kawat
baja, sling rangka, jaring tali, sling tali, sling sabuk baja, dan sebagainya.
Definisi dalam Kepelabuhanan
ISTILAH DALAM PELABUHAN
(Keputusan Menteri Perhubungan No. KM.25 Tahun 2002)
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya
dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan ekonomi
yang digunakan sebagai tempat bersandar, berlabuh, naik-turun penumpang, dan
atau bongkar muat barang yang dilengkapi fasilitas keselamatan pelayaran dan
kegiatan penunjang pelabuhan, serta sebagai tempat perpindahan inter antar moda
transportasi.
Stevedoring adalah pekerjaan membongkar barang dari kapal ke
dermaga/tongkang/truck atau memuat barang dari dermaga/tongkang/truck ke
dalam kapal sampai tersusun dalam palka kapal dengan menggunakan derek kapal
atau derek darat.
Stevedore adalah pelaksana penyusun rencana dalam pengendalian kegiatan
bongkar muat di atas kapal.
Cargodoring adalah pekerjaan melepaskan barang dari tali/jala-jala di dermaga dan
mengangkut dari dermaga ke gudang/lapangan penumpukan, selanjutnya menyusun
di gudang lapangan penumpukan atau sebaliknya.
Recaiving/delivery adalah pekerjaan memindahkan barang dari timbunan tempat
penumpukan di gudang/lapangan penumpukan dan menyerahkan sampai tersusun
di atas kendaraan di pintu gudang/lapangan penumpukan, atau sebaliknya.
Shifting adalah memindahkan muatan di dalam palka yang sama atau ke palka
yang berbeda atau lewat darat.
Lashing/unlashing adalah mengikat memperkuat muatan atau sebaliknya
melepaskan pengikat/penguat muatan.
Dunning adalah memasang atau pemisahkan muatan (dunnage/spartion).
Sweeping adalah mengumpulkan muatan-muatan yang tercecer.
Bagging/unbagging adalah memasukan muatan curah ke dalam karung atau
sebaliknya yaitu membuka karung untuk mencurahkan muatan.
Restowage adalah menyusun kembali muatan ke dalam palka.
Perizinan Kepelabuhanan
PENATAAN KEPELABUHAN NASIONAL
Dalam penataan pelabuhan nasional pemerintah Indonesia mengatur dalam
suatu peraturan menteri, khusus untuk terminal khusus (TUK) dan terminal untuk
kepentingan sendiri (TUKS) yang memuat tentang penetapan lokasi, pembagunan
dan pengoperasian. Ketentuan tersebut sebagai berikut :

1. Penetapan Lokasi :
a. Surat izin Usaha pokok;
b. Letak lokas, koordinat geografis (peta laut)
c. Study kelayakan menurut kegiatan bongkar muat, peralatan, dan hasil pokok
usaha, frekwensi kunjungan kapal, aspek ekonomi dan lingkungan, hidrografis,
topografi, benchmark (titik nol).
d. Rekomendasi Syahbandar dan Distrik Navigasi.
e. Rekomendasi gubernur dan bupati
f. Laporan keuangan dari akuntan public,
g. Referensi bank nasional.

2. Pembangunan dan pengoperasian :

a. Persyaratan administrative : akta pendirian perusahan, izin usaha, NPWP, bukti


penguasaan tanah, kemampuan finansial, laporan keuangan, referensi bank,
proposal rencana pembangunan, rekomendasi syahbandar dan distrik navigasi.
b. Persyaratan Teknis
study kelayakan : volume bongkar muat, efisiensi ekonomi dan lingkungan, survey
pasang surut, tata letak dermaga, gambar konstruksi bangunan, kondisi tanah,
kajian keselamatan dan keamanan,
c. batas DLKP/DLKR
d. Kajian Lingkungan Hidup
e. Sumber daya Manusia
(PM.73 Tahun 2014)
Pelayanan Kepelabuhanan
Kegiatan Operasional Pelabuhan
Kegiatan operasional pelabuhan secara umum meliputi kegiatan arus barang, waktu
pelayanan kapal, rasio pemakaian fasilitas dermaga, biaya bongkar muat barang. Ini
sebagai dasar memperhitungkan efesiensi dan efektifitas kegiatan operasional.
Arus barang merupakan jumlah tonase barang yang dibongkar dan dimuat di
terminal dalam kurung waktu tertentu. Kegiatan ini meliputi berth output, throughput,
ship output, dan labor output.
Waktu pelayanan kapal merupakan kegiatan yang berkaitan dengan waktu
menunggu ketersedian fasilitas, muatan, penyelesaian dokumen, dan jadwal kerja
pelabuhan, sehingga kapal tidak terlalu lama menunggu di pelabuhan.
Rasio pemakaian fasiltas dermaga adalah memperhitungkan kegiatan bongkar muat
yang berkaitan dengan kegiatan pada dermaga, gudang, dan lapangan.
Biaya bongkar muat merupakan ukuran tingkat efisensi dari manajemen operasional
terminal general cargo. Mengukur rasio antara output dengan sdm yang tersedia
sebagai input. Terdapat 2 jenis biaya yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya
variabel.

Anda mungkin juga menyukai