- II M. Eng
Ir. Mas Murtedjo,
I. PENDAHULUAN
I.1. Umum
Definisi Stabilitas bangunan laut terapung.
Stabilitas adalah kemampuan bangunan
laut terapung untuk kembali ke posisi semula
(even keel/tegak) setelah mengalami kemiringan
melintang (oleng) maupun mengalami
kemiringan memanjang (trim) akibat pengaruh
gaya-gaya luar (gelombang, angin, arus).
3 (Tiga) macam keseimbangan statis :
1) Keseimbangan Stabil
Jika kapal mengalami kemiringan sedikit dari
kedudukannya, kapal akan kembali pada kedudukan
semula.
2) Keseimbangan Labil
Jika kapal mengalami kemiringan sedikit dari
kedudukannya, kapal akan bertambah kemiringannya
(sudut kemiringannya bertambah besar) dari kedudukan
semula.
3) Keseimbangan Indiferent
Jika kapal mengalami kemiringan dari kedudukan
semula, kapal akan tetap pada kedudukannya yang baru
tersebut (posisi miring) meskipun pengaruh gaya-gaya luar
sudah tidak ada.
I.2. Ukuran Utama dan Koefisien Bentuk.
1) Length Between Perpendicular (Lpp)
Panjang kapal yang menghubungkan antara 2 garis tegak
yaitu jarak horizontal antara garis tegak depan/ haluan (FP)
dengan garis tegak belakang/buritan/(AP).
After Perpendicular (AP)
Adalah garis tegak buritan, yaitu garis tegak yang terletak
berimpit pada sumbu poros kemudi.
Fore Perpendicular (FP)
Adalah garis tegak haluan, yaitu garis tegak yang terletak
pada/melalui titik potong antara linggi haluan dengan garis air
pada sarat air muatan penuh yang telah direncanakan.
2) Length of Water Line (LWL)
Adalah Panjang garis air yang diukur mulai dari perpotongan
linggi buritan dengan garis air pada sarat sampai dengan pada
perpotongan linggi haluan dengan garis air / FP (jarak mendatar
antara kedua ujung garis air muatan penuh).
3) Breadth ( B )
Lebar kapal yang diukur pada sisi dalam plat di tengah kapal
(Midship).
4) Depth ( H )
Tinggi geladak utama (main deck) kapal adalah jarak
vertikal yang diukur pada bidang tengah kapal (midship) dari atas
keel (lunas) sampai sisi atas geladak di sisi kapal.
5) Draught / Draft ( T )
Sarat air kapal yaitu jarak vertikal yang diukur dari sisi atas
lunas sampai dengan garis air/ waterline pada bidang tengah kapal
(midship).
6) Displacement ()
Merupakan berat keseluruhan kapal termasuk didalamnya
adalah konstruksi badan kapal, permesinan dan sistemnya,
elektrikal dan sistemnya, peralatan keselamatan, mesin-mesin
geladak, furniture, interior, crew dan bawaannya, logistic, bahan
bakar, pelumas, air tawar, dan muatan kapal.
Dimana :
= Koefisien garis air
= Koefisien midship
= Koefisien blok
d = Sarat dalam m
Titik M (Metacentre).
M
L
L
G Z
W L
F
B B
W
CONTOH PERHITUNGAN STABILITAS
Di mana :
Ixx = momen kelembaman/momen inersia dari bidang garis air
terhadap sumbu memanjang kapal (sb-x) yang melalui titik berat
bidang garis airnya. Satuan - m4.
Iyy = momen kelembaman/momen inersia dari bidang garis air
terhadap sumbu melintang kapal (sb-y) yang melalui titik berat
bidang garis airnya. Satuannya - m4.
V = Volume displacement/volume air yang dipindahkan oleh badan
kapal yang berada di bawah garis air/sarat kapal. Satuannya (m3)
=
=
STABILITAS STATIS & DINAMIS
Umumnya pada stabilitas kapal kita tinjau atas
stabilitas statis dan stabilitas dinamis. Baik untuk
stabilitas statis maupun dinamis kita tinjau lagi atas 2
bagian, yaitu :
1) Stabilitas awal, di mana sudut oleng dan pada
perhitungan ini kita pakai titik M sebagai titik
metacentre.
2) Stabilitas lanjut, dimana sudut oleng dan pada
perhitungan ini kita pakai titik metacentre palsu (N).
STABILITAS STATIS AWAL
Stabilitas statis kapal merupakan kemampuan
kapal untuk kembali ke keadaan semula
setelah kapal mengalami oleng dengan sudut .
Stabilitas statis kapal dapat terjadi karena
adanya momen koppel
Jadi, momen stabilitas statis dapat dirumuskan
STABILITAS STATIS DARI BENTUK & BERAT
Berlaku perbandingan :
Didapat :
meter
meter
meter
Sarat depan Td = T + td = 3 + 0,197 = 3,197 meter
Sarat belakang - Tb = T - tb = 3 0,204 = 2,796 m
II.5 Penambahan dan pengurangan muatan pada
kondisi sarat air yang merata
Seperti memindahkan muatan, perhitungan dalam
persoalan ini juga didasarkan atas kapal tegak yang
mempunyai keseimbangan stabil. MG dianggap positif.
Demikian pula sudut kemiringan tidak akan lebih besar
dari 90-120
Berlaku perbandingan :
Di mana P displacement kapal tanpa muatan p.
Selanjutnya, BO akan bergeser ke B, yaitu sebuah titik
dari garis BOF. Dengan pergeseran ini, timbul
perbandingan :
Sedang
Jadi
Dari perbandingan ini, maka : ZF // GB // G OBO
Jadi dapat disimpulkan :
Sarat air sebuah kapal akan memperbesar secara
merata, kalau pada kapal dimuatkan suatu benda
yang titik beratnya benda berada vertikal di atas/di
bawah titik berat dari bidang garis airnya/titik
floatation (F).
II.6 Penambahan dan pengurangan muatan
yang menyebabkan trim atau oleng
Untuk penambahan/pengurangan muatan yang tidak
terletak vertikal di atas/di bawah titik berat bidang garis
airnya, maka kapal akan mengalami trim/oleng. Pada
persoalan ini berat muatan p dianggap kecil bila
dibandingkan dengan P, dan perhitungan/ penyelesaian
dapat dilakukan sebagai berikut :
Langkah pertama, tambahkan muatan dan letakkan
dahulu titik berat-z dari benda/muatan-p tegak lurus di
atas/di bawah titik berat bidang garis air-F, maka sarat
air kapal akan naik secara merata. Penambahan sarat
(t), ini dapat ditentukan dari hidrostatik, sehingga sarat
air yang baru (+ untuk penambahan muatan dan
untuk pengurangan muatan).
Berlaku perbandingan :
Sedang
(penambahan muatan)
(pengurangan muatan)
Dengan berpindahnya titik berat sebesar GOG, maka
tinggi metacentre akan berubah :
Untuk memanjang
Untuk melintang
Langkah kedua,
a. Untuk pemindahan muatan memanjang dapat
digunakan rumus-rumus :
Alat ini terdiri dari bak yang berisi air atau minyak, mistar
ukur, tongkat yang diletakkan tegak lurus dengan mistar, tali
dengan pemberat yang digantungkan pada titik gantung.
Setelah beban dipindahkan pada salah satu sisi, maka tali
penggantung ini akan membuat simpangan sebesar , di mana:
Kalau tangki yang berisi zat cair ini tidak diisi penuh dari
kapal karena suatu hal mengalami oleng kecil sebesar , maka
permukaan zat cair akan berubah sejajar dengan WlLl, sehingga
akan terjadi pergeseran titik beratnya dari f ke .
Garis ini akan sejajar dengan garis yang
menghubungkan kedua titik berat bagi yang
terjadi. Garis kerja dari p sewaktu miring akan
berpotongan dengan garis kerja sewaktu tegak
di sebuah titik, yaitu titik m. Sifat dari titik m ini
adalah sama dengan sifat M terhadap titik B,
sehingga :
Di mana : i = momen inersia dari permukaan zat
cair.
v = volume dari zat cairnya.
Menurut rumus pergeseran dari teori mekanika
maka titik berat G akan bergeser juga ke gaya
dan akan sejajar dengan . Dengan pergeseran ini
timbul perbandingan :
Didapat
Sedang dan
Maka
Untuk
luas permukaan bebas zat cair yang lebih dari
satu tangki maka :
Maka,
Sedang
Jadi,
Atau
Di mana :
Makin banyak sekat memanjang makin kecil
harga i dan makin kecil harga GG. Sebagai
contoh, kapal tangki tanpa sekat memanjang dan
satu sekat memanjang di tengah.