Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Displacement () = . (ton)
Dimana:
P
Displacement () = . (ton)
N
Dimana:
Maka untuk dapat menganalisis stabilitas suatu kapal selain harga P, perlu
diketahui titik G, B dan titik M.
I.2 Titik Berat Kapal (Centre of Gravity)
Titik berat dipengaruhi oleh komponen-komponen berat sbb:
Berat Konstruksi Badan Kapal.
Berat Komponen-komponen Permesinan (Mesin Induk, Mesin Bantu,
Pompa-pompa, Perpipaan)
Berat Komponen-komponen Elektrikal (MSB, Kabel-kabel, dll.)
Berat Peralatan-peralatan Keselamatan & Navigasi/Komunikasi
Berat Crew + Bawaannya
Berat Bahan Bakar
Berat Pelumas
Berat Air Tawar
Berat Air Laut untuk Ballast
Dll. Komponen berat yang ada dalam kapal.
I.3 Titik Gaya Tekan ke Atas/Centre of Buoyancy (Titik B)
Titik tekan dipengaruhi oleh bentuk/volume kapal di bawah permukaan
air. Dapat dicari dengan perhitungan Dalil Simpson atau Tchebycheff’s
Rules berdasarkan bentuk Rencana Garis / Lines Plan, tetapi hal ini
memerlukan waktu yg cukup lama.
Berikut adl rumus2 pendekatan yang dapat digunakan:
= Cw
= Cm
=Cb
= sarat air (m)
=T
Titik tekan (Centre of Buoyancy) dapat didefinisikan juga sebagai Titik
Pusat dari Volume bagian badan kapal yang berada di bawah garis air
(Volume Displacement).
Titik Metacentre
Titik M dapat digambarkan dalam suatu grafik tergantung dari sudut oleng.
Untuk sudut oleng kecil Dj Dj < (6°-9°) dan untuk mempermudahkan
< (6°-9°)
perhitungan titik M dapat diberikan symbol M.
dimana
momen kelembaman dari garis air thd sumbu memanjang kapal (XX) yang
melalui titik berat garis airnya ()
momen kelembaman dari garis air thd sumbu melintang kapal (yy) yang
melalui titik berat garis airnya ()
Volume Displacement () = Volume bagian badan kapal yang berada di
bawah garis air
II. STABILITAS STATIS & DINAMIS
Stabilitas kapal dibedakan menjadi
1. Stabilitas statis, kemampuan kapal untuk kembali pada posisi awal
dengan adanya momen koppel setelah mengalami kemiringan dengan
sudut φ
2. Stabilitas dinamis, stabiltas yang terjadi akibat adanya keolengan kapal
pada sudut φ
D N
Untuk kapal yang mengalami oleng dengan sudut < 9°, titik berat kapal akan
tetap karena displacement tidak berubah, maka yang berubah hanya bentuk
bagian badan kapal yang ada dalam air, sehingga titik Bo berpindah menjadi
B’.
Stabilitas Statis Awal
Garis kerja tekanan ke atas akan melalui B’ dan tegak lurus garis air W1L1,
sehingga memotong perpanjangan garis GB dititik M. Dengan demikian
pada oleng ini terdapat dua gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah
dan keduanya mempunyai jarak lengan h = MTG Sin
Lengan ini merupakan lengan koppel yang ditimbulkan oleh gaya tsb. Besar
momen koppel = P x h dan putaran koppel berlawanan dengan arah jarum
jam, sedang kapal oleng searah jarum jam. Maka dengan adanya momen
koppel tsb, kapal akam mampu kembali ke keadaan semula. Kemampuan
ini disebut sebagai Stabilitas Statis Kapal.
Jadi momen stabilitas statis awal kapal tsb :
Contoh Perhitungan Stabilitas Statis Awal
6500 DWT Product Tanker
Full Load Departure Intact Condition
Deadweight
Item % Full SG (t/m3) W (ton) LCG (m) TCG (m) VCG (m) FSM (t.m)
Cargo Oil 98% 0.72 5815.8 67.66 0 5.35 0
Fresh Water 98% 1 214.644 8.32 0 7.364 0
Diesel Oil 98% 0.865 377.302 27.72 0 4.625 0
Lube Oil 98% 0.92 51.621 25.96 0 4.87 0
Water Ballast 0% 1.025 0 0 0 0 0
Slop 0% 0.72 0 0 0 0 0
High Speed Diesel 98% 0.832 80.308 28.78 0 1.024 0
Crew and Provision - - 16.2 12.65 0 11.59 0
Total Deadweight 6555.875 62.48 0 5.33 0
Lightweight
Item % Full SG (t/m3) W (ton) LCG (m) TCG (m) VCG (m) FSM (t.m)
Lightship - - 3169.25 51.67 0 6.3 0
Kriteria Stabilitas Statis Menurut IMO A.749
Untuk kapal yang mengalami oleng dengan sudut , titik B akan berubah
menjadi B dan perbedaan jarak antara B thd titik G pada garis air WL
dengan BQ thd titik G pada garis air W’L’. Jarak ini disebut jarak/ jalan
dinamis yang besarnya = Q B – BG.
Pada sebuah kapal dg displacement P terdapat suatu benda/ muatan seberat p pada
dasar ganda, benda ini dipindahkan tegak lurus ke atas pada geladak setinggi h.
Akibat pemindahan ini maka titik berat kapal berpindah tegak lurus (vertical) dari
menjadi G.
1. Pemindahan muatan tegak lurus (vertical)
Menurutteori mekanika, berlaku perbandingan :
:h =p:P
=,
dimana : = jarak vertikal perpindahan letak titik berat kapal
p = berat benda/ muatan yang dipindahkan
P = displacement kapal termasuk p
Kalau pada pemindahan ini digunakan Tiang muat (derrick boom) utk
mengangkat beban p setinggi a, maka yg dipakai sbg jarak pemindahan
adalah a (selama benda masih menggantung pada Tiang muat).
Sehingga jarak vertikal perpindahan letak titik berat : =
2. Pemindahan Muatan Datar Memanjang
Benda p yg ada pada suatu kapal akan dipindahkan datar (horizontal)
memanjang kapal. Jarak pemindahanini sejaul l, maka titik berat kapal akan
berpindah dari ke titik G sejauh x, dimana x // l, menurut teori mekanika,
berlaku perbandingan sebagai berikut :
x A
x:l=p:P
atau x = =
2. Pemindahan Muatan Datar Memanjang
Dalam hal ini letak titik Buoyancy (B) thd titik berat yg baru (G’) setelah
terjadi pergeseran, tidak terletak pada satu garis vertikal lagi.
Sarat depan () dan sarat belakang (dari garis air yg baru ini tidak sama atau
dengan kata lain kapal ini terjadi trim, dimana sarat tsb dapat dicari melalui
persamaan, berikut
2. Pemindahan Muatan Datar Memanjang
tan = = =
Bila kedua persamaan tsb
disamakan maka di peroleh
t = Lpp = + = perbedaan trim
= perbedaan trim depan
= perbedaan trim belakang
2. Pemindahan Muatan Datar Memanjang
Karena trim yg terjadi tidak begitu besar, maka dapat dianggap bahwa garis air yg
baru W’L’, masih melalui titik Centre of Flotation (F) dari garis air mula-mula WL.
Jarak titik F ke AP =
Jarak titik F ke FP =.
Dengan jalan yg sama di atas dapat diturunkan juga rumus :
dan
(+ utk trim kedepan)
(- utk trim kebelakang)
Momen trim 1 cm
p.l dalam hal ini disebut juga momen trim.
Untuk dapat mengetahui besarnya momen trim 1 cm, maka t=1cm= 0.01 m.
Dari rumus di atas diperoleh :
atau ton.m/ cm
dimana (p.l) ini = momen trim 1 cm
Contoh Soal Pemindahan Beban/ Muatan Vertikal & Datar Memanjang
Diketahui :
Sebuah Offshore Supply Vessel mempunyai ukuran utama sbb :
Panjang keseluruhan = 61 m. Panjang antara garis tegak = 55 m.
Panjang Cant part = 2 m. B = 8,5 m; H = 4,5 m ; T = 3 m.
WSA = 610 m2. Cm = 0,858; Cw = 0,820; Cp= 0,620;
Jari-jari Metacentre Melintang awal = 2,175 m.
Jari-jari Metacentre Memanjang awal = 90,995 m.
Letak Titik Berat terhadap dasar = 2,71 m. Kecepatan kapal = 20 knot.
Jarak Center of Floatation (CF) terhadap AP 27 meter
Pertanyaan Pemindahan Beban/ Muatan Vertikal & Datar Memanjang
2. Apabila muatan seberat 50 ton pada posisi center line dipindahkan vertikal
ke atas dari bottom ke main deck dengan jarak pemindahan 5 m.
(Lengkapi dengan gambar)
Hitunglah : a. Tinggi Metacentre Melintang yang baru?
b. Tinggi Metacentre Memanjang yang baru?
3. Setelah kondisi Stabilitas Kapal akibat pertanyaan no.2 , sejumlah muatan
seberat 50 ton dipindahkan datar memanjang dari belakang ke depan sejauh
10 m. (Lengkapi dengan gambar)
Hitunglah : a. Sudut kemiringan memanjang?
b. Sarat depan dan sarat belakang ?
Penyelesaian Pemindahan Beban/ Muatan Vertikal & Datar Memanjang
1. LWT, DWT dan Block Coefficient
LWT = Berat konstruksi badan kapal + permesinan + perlengkapan = 545 ton
DWT = Berat crew 50 orang & bawaan (5 ton) + Berat provisi / logistic (1 ton) +
Kapasitas tangki bahan bakar (140 ton) + Kapasitas tangki air tawar
( 60 ton) + Kapasitas tangki pelumas (3 ton) + Kapasitas tangki
chemical + foam (8.5 ton) = 217.5 ton
Displacement ( ) = LWT + DWT = 545 + 217.5 = 762.5 ton
Block Coefficient
Penyelesaian Pemindahan Beban/ Muatan Vertikal & Datar Memanjang
2. Ilustrasi untuk pemindahan muatan seberat 50 ton pada posisi center line
dipindahkan vertikal ke atas dari bottom ke main deck dengan jarak
pemindahan 5 m.
Penyelesaian Pemindahan Beban/ Muatan Vertikal & Datar Memanjang
2. Tinggi Metacentre Melintang dan Memanjang yang baru
Hitung :
1. Stabilitas statis, jika sin φ = 0.1
2. Sudut kemiringan melintang, jika muatan seberat 372,75 ton
dipindahkan melintang sejauh 4 m.
Penyelesaian Pemindahan Beban/ Muatan Datar Melintang
1. Untuk ponton di sungai, berlaku :
adalah garis air sebelum benda p dimuat (diletakkan) ke dalam kapal, dan
berturut-turut merupakan titik berat & titik tekan sebelum di muati, kedua
titik ini berada pada sebuah garis tegak yg berarti bahwa kapal dalam
keadaan seimbang.
Kalau benda p diletakkan demikian, shg sarat kapal dapat bertambah secara
merata, maka WL merupakan garis muat yg baru, yg sejajar dengan &
selisih kedua sarat ini dinyatakan dengan t.
Dengan dimuatnya benda p tadi maka titik berat akan menggeser ke G, yaitu
sebuah titik dari garis Z.
Bila jarak vertical dari titik Z dari benda thd titik berat = h.
maka :h = :
shg : = p : (P + p)
:h = p : (P + p)
jadi = utk pengurangan muatan =
2. Penambahan & pengurangan muatan yg menyebabkan trim atau oleng
Dengan berpindahnya titik berat sebesar ini maka tinggi metacentre akan
berubah sbb :
untuk melintang = (+) utk G’ di bawah
Dengan demikian dapat diketahui besarnya trim depan () & belakang ().
2. Penambahan & pengurangan muatan yg menyebabkan trim atau oleng
Diketahui :
Sebuah kapal dengan displacement 9000 Ton mempunyai nilai KM = 7.3 m
dan KG = 6.4 m. Seorang pekerja akan memindahkan muatan sebesar 50
Ton dengan menggunakan gear dimana awalnya muatan akan diangkat dari
atas deck menuju dermaga (KG = 9 m dan COG 6 m dari centre line). Ketika
mesin derrick plumbs berada di ujung dermaga, mesin tsb terletak di15 m
dari keel dan 12 m dari centre line.
Besar sudut kemiringan saat pemindahan melintang?
KG=
KG = = 6.461 m (KG1)
Diketahui nilai KG naik 0.061 m dari nilai awalnya 6.4 m.
Penyelesaian Penurunan Muatan
Menentukan Nilai Momen pada Centreline :
w d Momen
port Starboard
50 12 - 600
50 6 - 300
900
G1G2 = = 0.099 m
GG1 = KG1 – KG = 6.461 – 6.400 = 0.061 m
GM = KM – KG = 7.3 – 6.4 = 0.9 m
Penyelesaian Penurunan Muatan
Menentukan Sudut kemiringan G1G2M
G1M = GM - GG1
= 0.9 m – 0.061 m = 0.839 m
tan =
= = 0.118
= 6,73° (sudut kemiringan melintang)
Kesimpulan :
Gunakan gambar sketsa untuk memudahkan pemberian informasi
Gunakan tabel momen akibat berat muatan
Gunakan nilai dari tabel untuk perhitungan yg diminta pada soal.
2.3 PERCOBAAN KEMIRINGAN (INCLINATION TEST)
Percobaan
ini dipakai untuk menentukan/ mengecek tinggi titik berat kapal thd lunas
terutama utk kapal yg baru selesai dibangun/ utk kapal yg mengalami perubahan
konstruksi yg cukup besar.
Untuk percobaan ini dipakai rumus:
tan =
tan = =
=
∆
Dimana :
p = berat beban percobaan
b = jarak antar titik berat beban
tan = sudut olengan yg kecil
akibat percobaan ini
2.3 PERCOBAAN KEMIRINGAN (INCLINATION TEST)
∆
2.3 PERCOBAAN KEMIRINGAN (INCLINATION TEST)
Alat ini terdiri dari bak yg berisi air atau munyak, mistar ukur, jangka yg
Agar percobaan ini tidak dipengaruhi angin & getaran lainnya maka pemberat
ini biasanya dimasukkan dalam bak yg berisi zat cair atau minyak.
2.3 PERCOBAAN KEMIRINGAN (INCLINATION TEST)
Untuk diagram hydrostatic curve, denan sarat = kita dapat
mengetahui MG dari rumus = =
Dan selanjutnya MG dapat ditentukan KG=(MK-MG)
∆
3.1 PENGURANGAN TINGGI METACENTRE
Diasumsikan bahwa perpotongan garis air datar dan garis air waktu oleng
dari zat cair terletak pada garis berat memanjang, sehingga f tertetak
disebuah bidang melintang, dengan demikian maka garis kerja dari p
sewaktu miring akan berpotongan dengan garis kerja sewaktu tegak
disebuah titik, yaitu titik m.
Sifat dari titik m ini adalah sama dengan sifat M terhadap B, sehingga
mf =
dengan : i = momen inertia dari permukaan zat cair waktu tegak thd
sumbu memanjang yg melalui titik beratnya
= volume dari zat cairnya bila berat zat cair dinyatakan
dengan maka =
3.1 PENGURANGAN TINGGI METACENTRE
Menurutrumus pergeseran dari teori mekanika maka titik berat G akan
menggeser juga ke dan akan sejajar dengan .
Dengan pergeseran ini timbul suatu perbandingan sbb:
=p:P
Garis kerja P memotong bidang simetris di titik G’ dan titik ini dinamakan
titik berat vertuil.
3.1 PENGURANGAN TINGGI METACENTRE
Maka dengan adanya muatan yang mempunyai permukaan bebas ini,
tinggi MG mengecil menjadi MG’
MG’ = MG - GG’
sedang didapat mf : dan p = ’ .
maka GG’ =
GG’ =
Untuk luas permukaan bebas zat cair yg lebih dari satu tangki maka,
GG’ =
3.1 PENGURANGAN TINGGI METACENTRE
Pengurangan tinggi metacentre
untuk sudut lanjut dari permukaan
bebas zat cair di dalam tangki yg
berdinding tegak dapat dipakai
rumus sbb:
=
i =.
GG’ = maka GG’ =
sedang = (1-)
jadi GG’ = atau GG’ =
dimana, c = (1-)
3.1 PENGURANGAN TINGGI METACENTRE
Dari rumus ini dapat kita lihat besarnya pengurangan GG’ sangat
dipengaruhi oleh i (momen inertia) yg mana sangat tergantung pada
luas permukaan zat cair.
sebab i =
l = jarak memanjang tangki
b = jarak melintang tangki
3.1 PENGURANGAN TINGGI METACENTRE
Makin banyak sekat memanjang makin kecil harga i dan makin kecil juga
harga GG’ sbg contoh kapal tangki tanpa sekat memanjang dan satu
sekat memanjang di tengah.
3.1 PENGURANGAN TINGGI METACENTRE
Bila tanpa sekat memanjang maka i = , dimana l = panjang tangki & b =
lebar tangki. Sedang untuk kapal dengan satu sekat memanjang di
tengah.
lebar tangki = ½ b
maka i’ = + =
Jadi i’ akan 4 kali lebih kecil dari i, maka untuk mengecilkan pengurangan
tinggi metacentre ini harus di usahakan permukaan bebas dari zat cair
sekecil mungkin misalnya :
Memasang sekat memanjang pada tiap-tiap tangki dan/ atau sekar
berlubang
Membuat lubang permukaan yg kecil (trunk dsb)
3.1 PENGURANGAN TINGGI METACENTRE
Pengurangan tinggi metacentre memanjang adalah sama yaitu :
GG’ = hanya berbeda pada
harga i yaitu momen inertia dari permukaan zat cair thd sumbu melintang
yg melalui titik beratnya.