Anda di halaman 1dari 7

1.

PENDAHULUAN

Sirkulasi adalah pergerakan massa air di laut. Sirkulasi air laut di permukaan bisa
disebabkan oleh angin (wind driven ocean circulation), termohaline (thermohaline
circulation) dan juga akibat pasang surut laut.

Arus laut (sea current) adalah pergerakan massa air laut dari satu tempat ke tempat yang
lain secara horizontal maupun vertikal. Secara umum pembentukan arus laut dipengaruhi
beberapa gaya. Gaya-gaya tersebut antara lain : tegangan angin, gaya viskositas, gaya
Coriolis, gaya gradien tekanan horizontal, gaya yang menghasilkan pasang surut air laut.

2. PEMBAHASAN
2.1 Sirkulasi Air Laut

Sirkulasi di permukaan laut membawa massa air laut yang hangat dari daerah tropis
menuju ke daerah kutub. Di sepanjang perjalanannya, energi panas yang dibawa oleh
massa air yang hangat tersebut akan dilepaskan ke atmosfer. Di daerah kutub, air
menjadi lebih dingin pada saat musim dingin sehingga terjadi proses sinking
(turunnnya massa air dengan densitas yang lebih besar ke laut dalam). Hal ini terjadi
di Samudera Atlantik Utara dan sepanjang Antartika. Air laut dari laut dalam secara
perlahan-lahan akan kembali ke dekat permukaan dan dibawa kembali ke daerah
tropis, sehingga terbentuklah sebuah siklus pergerakan massa air yang disebut Sabuk
Sirkulasi Laut Global (Global Conveyor Belt). Semakin efisien siklus yang terjadi,
maka akan semakin banyak pula energi panas yang ditransfer dan iklim di bumi akan
semakin hangat.

Pond dan Pickard 1983 mengklasifikasikan gerakan massa air berdasarkan


penyebabnya, terbagi atas :

a. Gerakan dorongan angin


Angin adalah faktor yang membangkitkan arus, arus yang ditimbulkan oleh angin
mempunyai kecepatan yang berbeda menurut kedalaman. Kecepatan arus yang
dibangkitkan oleh angin memiliki perubahan yang kecil seiring pertambahan
kedalaman hingga tidak berpengaruh sama sekali.
b. Gerakan termohalin
Perubahan densitas timbul karena adanya perubahan suhu dan salinitas antara 2
massa air yang densitasnya tinggi akan tenggelam dan menyebar di bawah
permukaan air sebagai arus dalam dan sirkulasinya disebut arus termohalin.
c. Arus Pasang Surut
Arus yang disebabkan oleh gaya tarik menarik antara bumi dan benda benda
angkasa. Arus pasut ini merupakan arus yang gerakannya horizontal.
d. Turbulensi
Suatu gerakan yang terjadi pada lapisan batas air dan terjadi karena adanya gaya
gesekan antar lapisan.
e. Tsunami
Sering disebut sebagai gelombang seismic yang dihasilkan dari pergeseran
dasar laut saat terjadi gempa.
f. Gelombang lain
Selain pergerakan arah arus mendatar, angin dapat menimbulkan arus air vertikal
yang dikenal dengan upwelling dan downwelling di daerah-daerah tertentu.
Proses upwelling adalah suatu proses massa air yang didorong ke atas dari
kedalaman sekitar 100 sampai 200 meter. Angin yang mendorong lapisan air
permukaan mengakibatkan kekosongan di bagian atas, akibatnya air yang berasal
dari bawah menggantikan kekosongan yang berada di atas. Oleh karena air yang
dari kedalaman lapisan belum berhubungan dengan atmosfer, maka kandungan
oksigennya rendah dan suhunya lebih dingin dibandingkan dengan suhu air
permukaan lainnya. Walaupun sedikit oksigen, arus ini mengandung larutan nutrien
seperti nitrat dan fosfat sehingga cederung mengandung banyak fitoplankton.
Fitoplankton merupakan bahan dasar rantai makanan di lautan, dengan demikian di
daerah upwelling umumnya kaya ikan.

2.2 Arus di Sekitar Pantai

Gelombang yang datang menuju pantai membawa massa air dan momentum, searah
penjalaran gelombangnya. Hal ini menyebabkan terjadinya arus di sekitar kawasan
pantai. Penjalaran gelombang menuju pantai akan melintasi daerah-daerah lepas
pantai (offshore zone), daerah gelombang pecah (surf zone), dan daerah deburan
ombak di pantai (swash zone). Diantara ketiga daerah tersebut, Bambang Triatmodojo
(1999) menjelaskan bahwa karakteristik gelombang di daerah surf zone dan swash
zone adalah yang paling penting di dalam analisis proses pantai.
Daerah penjalaran gelombang menuju pantai

Menurut Dean dan Dalrymple (2002), perputaran/sirkulasi arus di sekitar pantai dapat
digolongkan dalam tiga jenis, yaitu: arus sepanjang pantai (Longshore current), arus
seret (Rip current), dan aliran balik (Back flows/cross-shore flows). Sistem sirkulasi
arus tersebut seringkali tidak seragam antara ketiganya bergantung kepada arah/sudut
gelombang datang.

Pada kawasan pantai yang diterjang gelombang menyudut (αb > 5o) terhadap garis
pantai, arus dominan yang akan terjadi adalah arus sejajar pantai (longshore current).

Sedangkan apabila garis puncak gelombang datang sejajar dengan garis pantai, maka
akan terjadi 2 kemungkinan arus dominan di pantai. Yang pertama, bila di daerah surf
zone terdapat banyak penghalang bukit pasir (sand bars) dan celah-celah (gaps) maka
arus yang terjadi adalah berupa sirkulasi sel dengan rip current yang menuju laut.
Kemungkinan kedua, bila di daerah surf zone tidak terdapat penghalang yang
mengganggu maka arus dominan yang terjadi adalah aliran balik (back flows). Namun
karena pengaruh hidrodinamik laut yang sangat kompleks, maka yang biasanya terjadi
adalah kombinasi dari kondisi-kondisi di atas.

Gambar : Longshore currents


mengangkut sedimen
sepanjang garis pantai antara
surf zone dan batas atas
pengaruh gelombang (Monroe
& Wicander, 1997).
Gambar : Rip current kembali kearah laut dengan membawa suspended sediment
yang diindikasikan dengan perubahan warna dibanding warna air sekitarnya
(Monroe & Wicander, 1997).

Menurut Gross 1972, arus merupakan gerakan horizontal atau vertikal dari massa air
menuju kestabilan yang terjadi secara terus menerus. Gerakan yang terjadi merupakan
hasil resultan dari berbagai macam gaya yang bekerja pada permukaan, kolom, dan
dasar perairan. Hasil dari gerakan massa air adalah vector yang mempunyai besaran
kecepatan dan arah.

Faktor pembangkit arus permukaan disebabkan oleh adanya angin yang bertiup di
atasnya. Tenaga angin memberikan pengaruh terhadap arus permukaan (atas) sekitar
2% dari kecepatan angin itu sendiri. Kecepatan arus ini akan berkurang sesuai dengan
makin bertambahnya kedalaman perairan sampai pada akhirnya angin tidak
berpengaruh pada kedalaman 200 meter (Bernawis, 2000). Oleh karena dibangkitkan
angin, arah arus laut permukaan (atas) mengikuti arah angin yang ada.

Terjadinya arus di lautan disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal
tersebut antara lain : perbedaan densitas air laut, gradien tekanan mendatar dan
gesekan lapisan air. Sedangkan faktor eksternalnya seperti gaya tarik matahari dan
bulan yang dipengaruhi oleh tahanan dasar laut dan gaya coriolis, perbedaan tekanan
udara, gaya gravitasi, gaya tektonik dan angin ( Gross, 1990).

Ketika angin berhembus di laut, energi ditransfer dari angin ke batas permukaan,
sebagian energi tersebut digunakan dalam pembentukan gelombang gravitasi
permukaan, yang memberikan pergerakan air dari yang kecil kearah perambatan
gelombang sehingga terbentuklah arus di laut. Semakin cepat kecepatan angin,
semakin besar gaya gesekan yang bekerja pada permukaan laut, sehingga semakin
besar arus permukaan. Dalam proses gesekan antara angin dengan permukaan laut
dapat menghasilkan gerakan air yaitu pergerakan air laminar dan pergerakan air
turbulen (Supangat, 2003).

Gaya viskositas pada permukaan laut ditimbulkan karena adanya pergerakan angin
pada permukaan laut sehingga menyebabkan pertukaran massa air yang berdekatan
secara periodik, hal ini disebabkan karena perbedaan tekanan pada fluida. Gaya
viskositas dapat dibedakan menjadi dua gaya yaitu viskositas molecular dan viskositas
eddy. Gesekan dalam pergerakan fluida berasal dari transfer momentum diantara
bagian-bagian fluida yang berbeda. Pada saat fluida bergerak dalam aliran laminer,
transfer momentum terjadi. Hasil transfer antara batas yang berdekatan disebut
viskositas molekular.

Di permukaan laut gerakan air tidak pernah laminer tetapi turbulen, sehingga massa
air bukan berupa molekul individu, molekul air bertukar antara satu bagian fluida ke
yang lain. Gesekan internal yang dihasilkan lebih besar dari pada yang disebabkan
oleh pertukaran molekul individu dan disebut viskositas eddy.

Gaya Coriolis mempengaruhi aliran massa air, dimana gaya ini akan membelokkan
arah angin dari arah yang lurus. Gaya ini timbul sebagai akibat dari perputaran bumi
pada porosnya. Gaya Coriolis membelokkan arus dibagian bumi utara kekanan dan
dibagian bumi selatan kearah kiri. Pada saat kecepatan arus berkurang, maka tingkat
perubahan arus yang disebabkan gaya Coriolis akan meningkat. Hasilnya akan
dihasilkan sedikit pembelokan dari arah arus yang relaif cepat dilapisan permukaan
dan arah pembelokanya menjadi lebih besar pada aliran arus yang kecepatannya
makin lambat dan mempunyai kedalaman makin bertambah besar. Akibatnya akan
timbul suatu aliran arusdimana makin dalam suatu perairan maka arus yang terjadi
pada lapisan-lapisan perairan akan dibelokkan arahnya. Hubungan ini dikenal sebagai
Spiral Ekman, Arah arus menyimpang 450 dari arah angin dan sudut penyimpangan.
bertambah dengan bertambahnya kedalaman (Supangat, 2003).
2.3 Pasang Surut Laut

Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal. Efek
sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi secara
langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran
bulan lebih kecil dari matahari, gaya tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada
gaya tarik matahari dalam membangkitkan pasang surutlaut karena jarak bulan lebih
dekat daripada jarak matahari ke bumi. Gaya tarik gravitasi menarik airlaut ke arah
bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional
dilaut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, yaitu sudut antara
sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari (Priyana, 1994).

Bulan dan matahari keduanya memberikan gaya gravitasi tarikan terhadap bumi yang
besarnya tergantung kepada besarnya masa benda yang saling tarik menarik tersebut.
Bulan memberikan gaya tarik (gravitasi) yang lebih besar dibanding matahari. Hal ini
disebabkan karena walaupun masa bulan lebih kecil dari matahari, tetapi posisinya
lebih dekat ke bumi. Gaya-gaya ini mengakibatkan air laut, yang menyusun 71%
permukaan bumi, menggelembung pada sumbu yang menghadap ke bulan. Pasang
surut terbentuk karena rotasi bumi yang berada di bawah muka air yang
menggelembung ini, yang mengakibatkan kenaikan dan penurunan permukaan laut di
wilayah pesisir secara periodik. Gaya tarik gravitasi matahari juga memiliki efek
yang sama namun dengan derajat yang lebih kecil. Daerah-daerah pesisir mengalami
dua kali pasang dan dua kali surut selama periode sedikit di atas 24 jam (Priyana,
1994).
Gambar : Pasang-surut laut disebabkan oleh aksi gravitasi bulan dan gaya sentrifugal
sistem bumi-bulan

3. KESIMPULAN
Proses-proses pantai yang terjadi seperti arus laut dan pasang surut air laut disebabkan
oleh beberapa faktor. Salah satunya yaitu karena adanya gaya Coriolis untuk arus laut
dan karena gravitasi bulan untuk pasang surut laut. Adanya pasang surut dan arus laut/
gelombang laut juga mempengaruhi profil pantai. Pantai merupakan sistem dinamik
dari sedimen yang dipindahkan. Kebanyakan sedimen pada sistem pantai dipasok oleh
sungai yang membawa sedimen dari daratan dan erosi tebing sungai karena aksi
gelombang.
Perputaran bumi pada porosnya, pengaruh dari gravitasi bulan, dan gaya sentrifugal
antara bumi dan bulan ternyata tidak hanya mempengaruhi iklim bumi saja, tetapi juga
mempengaruhi pergerakan air laut di bumi.

Daftar Pustaka :

http://salahsatusudutmanokwari.blogspot.com/2012/12/sirkulasi-masa-air-dan-pola-arus-di.html

http://geoenviron.blogspot.com/2011/12/arus-laut-sea-current.html

http://ichsanmuhammad.wordpress.com/download/sistem-pantai/

http://www.academia.edu/7833942/PROSES-PROSES_PANTAI

Anda mungkin juga menyukai