Mas Murtedjo
PERANCANGAN LINES PLAN
BANGUNAN LAUT TERAPUNG
Mas Murtedjo
2014
i
PERANCANGAN LINES PLAN
BANGUNAN LAUT TERAPUNG
ii
KATA PENGANTAR
Penulis menyampaikan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan
ilmu yang diberikan serta Ridho-Nya semata akhirnya buku berjudul
Perancangan Lines Plan Bangunan Laut Terapung ini dapat diselesaikan
penyusunannya. Buku ini disusun dari beberapa materi kuliah Perancangan
Lines Plan dan Teori Bangunan Apung I, yang selama beberapa tahun ini telah
diajarkan oleh penulis kepada mahasiswa S-1 di Jurusan Teknik Kelautan,
Fakultas Teknologi Kelautan ITS.
Komposisi isi materi didalam buku ini terdiri dari beberapa bab sebagai berikut.
Bab yang pertama adalah Bab Pendahuluan yang memuat tentang pengertian
umum mengenai jenis struktur bangunan lepas pantai yang terdiri dari
Floating Offshore Structures dan Fixed Offshore Structures. Untuk
perancangan khususnya bangunan Floating Offshore Stuctures dalam
melaksanakannya harus didahului perancangan Lines Plan. Dalam bab ini
dijelaskan juga tentang latar belakang perlunya perancangan Lines Plan secara
manual.
iii
Mempertimbangkan pada keseluruhan materi yang dimuat, maka buku ini
utamanya disusun untuk memberikan referensi bagi para mahasiswa S-1 dalam
lingkup teknologi kelautan dan bidang-bidang lain yang terkait, serta bagi para
praktisi yang ingin mempelajari implementasi praktis dari teori Perancangan
Lines Plan, khususnya dalam hal Bangunan Laut Terapung. Bagi para mahasiswa
pada jenjang S-2 dan S-3, serta para peneliti, buku ini diharapkan dapat
memberikan dasar pemahaman untuk mempelajari, mengkaji dan
mengembangkan pemodelan perilaku hidrodinamis bangunan laut terapung
dengan menerapkan aplikasi Perancangan Lines Plan lanjut dengan
menggunakan perangkat lunak (software) yang canggih dan mutakhir.
Pada akhir pengantar ini penulis menyampaikan terima kasih kepada para
mahasiswa dan rekan-rekan dosen di Jurusan Teknik Kelautan ITS, yang telah
bersama-sama belajar dan mengembangkan ilmu Perancangan Lines Plan, baik
melalui perkuliahan ataupun tugas akhir dan berbagai penelitian. Penulis
menyadari bahwa dalam buku ini dimungkinkan adanya beberapa kekeliruan
ataupun kekurangan, yang membuat para pembaca dan pihak-pihak tertentu
tidak berkenan. Untuk itu penulis menyampaikan permohonan maaf, serta
sekaligus harapan untuk dapat diberikan kritik dan saran agar pada waktu
mendatang buku ini dapat dikoreksi dan dikembangkan menjadi lebih baik dan
lebih lengkap lagi.
Semoga buku yang tersusun ini akan memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya bagi semua pihak yang memerlukannya.
Mas Murtedjo
iv
Daftar Isi
v
2.2.2. Buttock Line .................................................................. 12
vi
3.2.5. Cara Menentukan % Luas dan Luas Tiap-Tiap Station Berdasarkan
Diagram NSP .................................................................. 23
3.2.6. Cara Menentukan Letak LCB Berdasarkan Diagram NSP (LCB NSP) ..... 24
3.2.18. Merencanakan Bentuk Linggi Haluan (Stem) dan Linggi Buritan (Stern)
Kapal. ......................................................................... 43
vii
4.2.7. Menggambar Curve of Sectional Area (CSA) Berdasakan Ldispl ......... 50
4.2.10. Menghitung Volume Displacement (Ldisp ) dan LCB Total Main Part
dan Cant Part ................................................................ 53
4.2.13. Koreksi Awl Hasil dari Perencanaan Bidang Garis Air ................... 55
LAMPIRAN ................................................................................ 64
viii
Daftar Tabel
Tabel 3.1 Prosentase Luas dan Luas Tiap-Tiap Station Berdasarkan Pembacaan pada
DiagramNSP
....................................................................................... 24
Tabel 3.4 Perhitungan LWL dan Letak LCB Berdasarkan CSAF (Main Part) ............... 31
Tabel 3.5 Perhitungan LWL dan Letak LCB Berdasarkan CSAF (Cant Part) .............. 32
Tabel 3.6 Perhitungan WPA Main Part Berdasarkan Curve of Water Line ................ 36
Tabel 3.7 Perhitungan WPA Cant Part Berdasarkan Curve of Water Line ................ 36
Tabel 3.8 Ordinat Lebar dan A/2T untuk Merancang Body Plan ........................ 37
Tabel 4.2 Perhitungan Volume Displacement dan LCB pada Main Part .................. 51
Tabel 4.3 Perhitungan Volume Displacement dan LCB pada Cant Part .................. 52
Tabel 4.4 Perhitungan Bidang Garis Air untuk Main Part ....................................... 55
Tabel 4.5 Perhitungan Bidang Garis Air untuk Cant Part ................................... 56
Tabel 4.6 Ordinat Lebar Bidang Garis Air untuk Main Part ................................. 57
Tabel 4.7 Ordinat Lebar Bidang Garis Air untuk Cant Part .............................. 58
ix
Daftar Gambar
Gambar 3.2 Contoh CSA dan CSA yang sudah difairing ................................. 28
Gambar 3.4 Letak Titik Tekan (Z) diatas Garis Dasar CSA .. 30
Gambar 3.10 Contoh Gambar Proyeksi Sheer Plan Dan Half Breadth Plan 42
x
Gambar 3.12 Bentuk Linggi Buritan . 44
xi
BAB
PENDAHULUAN
1
1.1 PENGERTIAN UMUM
Jenis struktur bangunan lepas pantai khususnya yang berkaitan
dengan eksploitasi dan eksplorasi minyak dan gas di lepas pantai secara
umum terdiri dari:
Floating Offshore Structures
Bangunan-bangunan di lepas pantai yang terapung dalam fungsinya
menunjang operasi eksploitasi dan eksplorasi minyak dan gas.
Beberapa jenis bangunan ini antara lain: Motor tanker, Floating
Production Storage Offloading (FPSO), Floating Storage Offloading
(FSO), Floating Storage & Regasification Unit (FSRU), Floating
Liquefied Natural Gas (FLNG), Drilling Ship, Offshore Supply Vessel,
Crew Boat, dll. (Lihat Gambar 1.1)
1
adalah horizontal memanjang, sumbu-y adalah horizontal melintang,
sumbu-z adalah vertical, maka diperoleh gambar-gambar penampang
bidang sebagai berikut:
Gambar penampang bidang pada sumbu y - z
Gambar penampang bidang pada sumbu x y
Gambar penampang bidang pada sumbu x z
2
perencanaan Body Plan, Half Breadth Plan, dan Sheer Plan dilaksanakan
dengan menggunakan Auto-cad.
Perancangan Lines Plan secara manual, tanpa memakai software
(Maxsurf), pada umumnya memakai Metode Diagram NSP atau Metode
Scheltema D.H. seperti dijelaskan oleh Scheltema D.H dan A. R Baker,
1969 dalam bukunya yang berjudul Bouyancy and Stability of Ships.
Dalam buku Langkah-Langkah perancangan Lines Plan ini yang dipakai
adalah Metode Diagram NSP.
Dalam proses pembangunan baru maupun modifikasi/ konversi
Offshore Floating Structure, mutlak diperlukan Lines Plan dalam format
gambar autocad maupun dalam format pemodelan maxsurf untuk
menghitung/ mendesain tahapan materi-materi berikutnya antara lain:
Hydrostatic/ Bonjean, Resistance and Propulsion System, General
Arrangement, Tank Capacity Plan, Engine Room Lay-out, Construction
Profile, Shell Expansion, Midship/ Frames Section, Prelimanary
Stability, Damage Stability/ Stability Booklet, dll. Berdasarkan latar
belakang seperti tersebut diatas, betapa pentingnya filosofi pemahaman
Perancangan Lines Plan bagi para mahasiswa, praktisi, serta engineer
baik yang beraktifitas di bidang perencanaan, pembangunan maupun
pengawasan.
Dengan diperolehnya pemahaman dasar-dasar perancangan Lines
Plan yang dilaksanakan dengan perhitungan secara manual maka
diharapkan tercapainya Basic Philosophy pemahaman Lines Plan secara
mendalam, sehingga nantinya pada saat merancang Lines Plan dengan
menggunakan software (maxsurf,dll) akan lebih memahami,lebih
mudah, cepat dan dapat diperoleh hasil Lines Plan yang optimal dan
akurat.
3
Gambar 1.1 Floating Offshore Structures
4
Gambar 1.2 Fixed Offshore Structures
5
6
Gambar 1.3 Lines Plan Tanker 80000 DWT
7
BAB
DEFINISI - DEFINISI
2
2.1 UKURAN UTAMA
2.1.1. Length Between Perpendicular (Lpp)
Panjang kapal yang menghubungkan antara 2 garis tegak
yaitu jarak horizontal antara garis tegak depan/haluan/(FP)
dengan garis tegak belakang/buritan/(AP).
- After Perpendicular (AP)
Adalah garis tegak buritan yaitu garis tegak yang terletak
berimpit pada sumbu poros kemudi.
7
luasan-luasan bagian yang tercelup air, pada saat L disp dibagi
menjadi 20 station.
Panjang displacement dirumuskan sebagai rata-rata antara
Lpp dan LWL, yaitu:
2.1.5. Breadth ( B )
Lebar kapal yang diukur pada sisi dalam plat di tengah
kapal (midship).
2.1.6. Depth ( H )
Tinggi geladak utama (main deck) kapal adalah jarak
vertikal yang diukur pada bidang tengah kapal (midship) dari atas
keel (lunas) sampai sisi atas geladak di sisi kapal.
8
Gambar 2.1 Ukuran Utama Kapal
9
2.1.8. Service Speeds (Vs)
Kecepatan dinas adalah kecepatan operasional kapal saat
berlayar di laut. Kecepatan dinas umumnya (60 ~ 80) % kecepatan
maximum.
2.1.9. Displacement ()
Merupakan berat keseluruhan badan kapal termasuk
didalamnya adalah konstruksi badan kapal, permesinan dan
sistemnya, elektrikal dan sistemnya, furniture dan interior, crew
dan bawaannya, logistic, bahan bakar, pelumas, air tawar, dan
muatan kapal. Dengan definisi diatas, satuan displacement adalah
ton. Displacement dapat dirumuskan sebagai berikut:
= LWT+ DWT
10
2.1.12. Dead Weight (DWT)
Adalah berat komponen-komponen dalam kapal yang bisa
berubah dalam fungsi waktu operasional kapal. Secara umum yang
termasuk dalam DWT adalah berat-berat muatan kapal, bahan
bakar, pelumas, air tawar, bahan-bahan logistic, crew dan
bawaannya.
11
Station
12
2.3 KOEFISIEN BENTUK KAPAL
2.3.1. Block Coefficient (Cb)
Adalah perbandingan antara volume kapal dengan hasil kali
antara panjang, lebar dan sarat kapal. Koefisien blok ini
menunjukkan kerampingan kapal. Rumusnya yaitu:
Cb =
CP lpp =
CP lwl =
CP Ldispl =
13
Gambar 2.4 Prismatic Coefficient
Cm =
Cw =
14
WPA
R= (m)
garis datar dari nilai itu. Dari garis mendatar tersebut akan
15
didapatkan nilai , , ; presentase luas tiap station (st.0
st.20) terhadap luas midship, dan letak titik tekan memanjang
(LCB).
16
garis-garis air (waterline) yang berupa garis-garis horizontal,
garis-garis buttock line yang berupa garis-garis vertikal, sent line
yang berupa garis diagonal, dan fairness line yang dibentuk dari
stationnya.
17
memanjang kapal yang berupa garis-garis lengkung, garis-garis
body plan yang berupa garis-garus vertikal, garis buttock line yang
berupa garis-garis horizontal, dan sent line yang berupa garis
lengkung.
18
2.4.5. Geladak Utama (Main Deck)
Geladak utama merupakan deck utama yang berada di
permukaan air. Geladak Utama secara memanjang maupun
melintang dibuat melengkung agar air laut tidak sampai naik ke
atas geladak, kalaupun air laut naik ke atas kapal, lengkungan ini
berfungsi agar air laut cepat keluar kembali dari atas geladak
utama.
19
0,08 LPP dimana collision bulkhead terletak pada nomor gading,
bukan nomor station). Untuk lebih jelasnya lihat gambar 2.10.
Linggi buritan
20
BAB LANGKAH-LANGKAH
MERANCANG LINES PLAN
3 (Metode NSP-Diagram)
3.2 LANGKAH-LANGKAH :
3.2.1. Menghitung Lwl & Ldisp.
Dimana:
L = Ldisp (feet)
21
Gambar 3.1 Diagram - NSP
22
Harga dimasukkan Ke Diagram NSP (De Heere, Scheltema
23
Dari harga-harga % luas pada tiap-tiap station dikalikan Am
akan diperoleh harga-harga luas untuk tiap-tiap station (St.0
s/d St.20). Harga-harga luas yang diperoleh untuk setiap
station ini masukkan dalam kolom-3 tabel-3.1.
St.0 s/d St.20 diperoleh dari Ldispl. dibagi 20 station.
24
3.2.7. Menghitung Volume Displasemen-Ldispl. (Tabel)
Perhitungan ini berdasarkan Ldisp./20
1 = .
= 0.5 % (memenuhi)
25
Tabel 3.3 Perhitungan Letak LCB
Stasion % Luas Luas Simpson Fungsi Volume Lever Fungsi Momen
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] = [5] x [6]
0 0 0 1 0 -10 0
1 A1 4 4A1 -9 -9 x 4.A1
2 A2 2 2A2 -8 -8 x 2.A2
10 0 0
18 A18 2 2A18 8 8 x 2.A18
19 A19 4 4A19 9 9 x 4.A19
20 0 0 1 0 10 0
1 = 2 =
26
3.2.10. Menggambar Curve of Sectional Area yang Sudah diFairkan
(CSAF)
Dari station 10 pada Ldisp ditarik garis datar yang panjangnya
Lwl ke bagian depan sehingga ujung terdepan merupakan
titik FP, kemudian juga ditarik garis LWL ke bagian belakang
sehingga ujung belakang merupakan titik A. Jadi panjang dari
titik A sampai FP adalah panjang garis air atau L wl.
Selanjutnya dari FP ditarik garis ke belakang sepanjang Lpp
sehingga diperoleh titik AP.
Selanjutnya panjang Main Part-Lpp (dari AP FP) dibagi 20
station. Sedangkan panjang Cant Part-Lcp (dari AP A) dibagi 2.
Selanjutnya dibuat gambar CSA yg difairkan (CSAF) dari bagian
belakang (titik A) sampai bagian depan di titik FP (Lihat
gambar 3.2)
Dari tengah-tengah Ldispl kita ukuran ke kiri dan ke kanan
garis yang panjangnya = Lwl.
27
CSA awal CSA awal
28
Pada Pembuatan Curve of Sectional Area dengan
menggunakan diagram-NSP kadangkadang letak titik tekan kapal
(LCB dan VCB) tidak dapat diperoleh seperti yang ditentukan oleh
diagram NSP (garis-b). Dalam hal ini kita lakukan sistem
transformasi dengan cara sebagai berikut:
CSA
Q = Hasil NSP CSAF
P = Hasil perhitungan
A 0 AP 20 FP
Gambar 3.3 Curve of Sectional Area sebelum dan sesudah Transformasi
29
ini akan berpotongan dengan garis stream line yang merupakan
perpanjangan garis R-Q. Demikian kita lakukan dengan cara yang
sama untuk station-station berdasarkan panjang LPP, sehingga akan
diperoleh beberapa titik-titik perpotongan yang apabila kita
hubungkan akan diperoleh curve of sectional area yang baru (CSA
yang sudah di fairing)
Jadi untuk, curve I = Luas stational yang lama.
curve II = Luas stational yang baru.
=1
Gambar 3.4 Letak Titik Tekan (Z) diatas Garis Dasar CSA
JOHOW : a = = untuk ( = 1)
:a=
30
PROHASKA
AP 1 - 10 -
1 4 - 9 -
2 2 - 8 -
-
10 () 0 0
18 2 8
19 4 9
FP 0 1 10 0
3 =.. 4 =
31
[-] = belakang station 10 (midship)
Tabel 3.5 Perhitungan LWL dan letak LCB berdasarkan CSAF (Cant Part)
Stasion Luas Simpson Fungsi Volume Lever Fungsi Momen
[1] [2] [3] [4] = [2] x [3] [5] [6] = [4] x [5]
AP 1 0 0
B 4 -1 -
A 0 1 0 -2 0
5 = 6 =
LCBCP = x (m)
= - m belakang AP
= (- m belakang AP) + (- )
Koreksi Volume = x
100% = 0.5%
(memenuhi)
= m (dari midship)
[+] = depan station 10 (midship)
[-] = belakang station 10 (midship)
LCBNSP = % x Ldispl = . m (dari midship)
32
Koreksi LCB = x 100%
= 0.1% (memenuhi)
f = (1.40 + ) e
33
stream line maka akan diperoleh Curve of Water Line
(gambar 3.5)
Keterangan gambar:
---------------- : Sixty Series
: N.S.P (Matig V Spant)
34
Gambar 3.6 Curve of Water Line (Water Plan Area)
35
Tabel 3.6 Perhitungan WPA Main Part berdasarkan Curve of Water Line
Stasion Ordinat(B/2) Simpson Fungsi Luas
[1] [2] [3] [4]=[2]x[3]
AP 1
1 4
2 2
3 4
10 B/2 2
17 4
18 2
19 4
FP 1 0
8= .
Tabel 3.7 Perhitungan WPA Cant Part berdasarkan Curve of Water Line
B 4
A 0 1 0
9 =
WPAcp =2x x x 9
=2x x x 9
36
= .. (m2)
Dari lengkung Curve of Water Line dengan memakai faktor
simpson akan dapat dihitung luas bidang garis air total (WPAtotal)
yaitu WPAMain Part ditambah WPACant Part sebagai berikut :
WPA Total = WPAMP + WPACP .[m2]
Dimana: Cw = +( x CbLWL)
CbLWL =
Koreksi WPA :
Koreksi = x 100%
= 0,5 % ( Memenuhi)
37
FP 0 0 BFP/2
38
Langkah-langkah menggambar body plan kapal sebagai
berikut:
Pertama kita buat persegi panjang dengan B sebagai sisi
lebar dan T sebagai sisi tinggi. Kemudian bagi B menjadi 2
bagian dengan sebuah garis tengah yang dinamakan Centre
Line(C),sehingga ada dua bagian
L persegi panjang. Bagian
kanan Centre Line adalah untuk station-station bagian
depan/ haluan, sedangkan untuk bagian kiri adalah station-
station bagian belakang/ buritan.
Sebagai contoh, misal merencana bentuk body station-18 (st
18)
Pada garis air T dari titik O diukurkan kekanan selebar A18/2T
sehingga diperoleh titik Q. Dari titik Q dibuat garis vertikal
ke bawah memotong garis dasar pada titik L. Kemudian pada
garis air T dari O juga diukurkan lagi ke kanan ordinat
selebar B18/2 sehingga diperoleh titik P .
Selanjutnya dari titik P dibuat direncana bentuk body
station-18 yaitu diperoleh kurva stream line PK .
Kurva stream line PK memotong garis vertikal QL pada titik
R.
Langkah berikutnya harus dilaksanakan koreksi yaitu dengan
mengukur luasan PQR harus atau luasan KLR dengan memakai
alat ukur planimetri atas dapat juga dengan memakai
software komputer AutoCAD .
Sebagai contoh lain, misal merancang bentuk body station 4
(st 4) .
Dengan cara yang sama, pada garis air T dari titik O diukur
kekiri ordinat selebar B4/2 (diperoleh titik G) dan diukurkan
kekiri selebar A4/2T (diperoleh titik H) Dari titik G dibuat
bentuk body station 4 yaitu diperoleh kurva stream line GK.
Selanjutnya harus dilaksanakan koreksi luasan GHI harus =
luasaan IJK .
39
O Q
R = (m)
40
Setelah semua station baik pada bagian haluan maupun
buritan tergambar pada body plan selanjutnya adalah
membuat garis sent (sent line) atau bilge diagonal expended
serta membuat garis stream line yang merupakan garis
perpotongan antara station dengan garis A/2T. garis ini
berfungsi sebagai koreksi terhadap bentuk base line kapal.
Selanjutnya contoh-contoh bentuk body plan kapal lebih
jelas dapat dilihat pada gambar 5.2
41
Garis WL diukur mulai Base Line (garis dasar kapal/ wl-0).
Pada kapal dengan sarat air 6,0 m, misal pembagian sarat
airnya dapat dibagi menjadi 7 WL yaitu WL 0; WL 0,5; WL 1;
WL 1,5; WL 2; WL 4; dan WL 6.
Selanjutnya garis-garis WL tersebut digambar pada body
plan.
Kemudian dari center line ukur jarak setiap station pada
garis WL.
Setelah diukur, gambar half breadth plan sesuai dengan
jarak WL terhadap center line pada tiap-tiap station.
Lebih jelasnya lihat gambar 3.9.
42
MENGGAMBAR SHEER-PLAN BAGIAN HALUAN
Misalkan untuk menggambar BL 2
Bulwark
Fcle deck sideline
Deck sideline
19
BL 3 BL 2 BL 1
Perpotongan 18 BL 3 BL 2 BL 1
BL 2 dengan 17 16
station
BL 3 BL 2 BL 1 C
L BL 1 BL 2 BL 3
BL 1 BL 2 BL 3
BL 3
BL 2
Perpotongan
BL 2 dengan BL 1
WL
Gambar 3.10 Contoh Gambar Proyeksi Sheer Plan Dan Half Breadth Plan
PRINCIPLE DIMENSION
N TABLE ORDINAT OF HEIGHT ABOVE BASELINE Lpp : 107.02 m
15 16 17 18 19 FP AP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 FP B : 19.4 m
BL 1 H : 10.4 m
BL 2 T : 8.00 m
BL 3 Cb : 0.7 m
POOP DECK 42
FORECASTLE DECK
BULWARK
3.2.18. Merencanakan Bentuk Linggi Haluan (Stem) dan Linggi Buritan
(Stern) Kapal.
Perancangan Bentuk Linggi Haluan
43
Linggi buritan
Baseline
Tinggi bulwark = 1m
Panjang Forecastle Deck = 10% x Lpp
Tinggi Forecastle Deck = 2.25 m
Panjang Poop Deck = 23% x Lpp
Tinggi Poop Deck = 2,25 m
Perhitungan Kemudi
Sesuai yang diatur oleh Biro Klasifikasi Indonesia (2009), Rules
For The Classification and Construction Seagoing Steel Ships
Volume II-Section 13.
b = A (m)
1,8
44
h = 1,8 x b (m)
b = A / H (m)
a = 5% x H (m)
Keterangan Gambar :
Dp : Diameter propeler = 0,6 x T
Db : Diameter poros propeler = 0.12 x T
R : Jari-jari propeller = 0.5 x Dp
a > 0,10 Dp
b > 0,27 Dp
c > 0,20 Dp
e > 0,035 Dp
f = 8 10
45
BAB PERHITUNGAN
RENCANA GARIS
4
(LINES PLAN)
46
= 0.719 knot/feet
47
Menghitung volume displacement kapal berdasakan Ldispl
dengan rumus:
Ldispl = 1/3 x Ldipl/20 x 1
Hasil perhitungan nya dapat dilihat pada tabel 4.1.
1 = 4409,727 2 = 987,055
48
Koreksi = Ldispl (rumus) - Ldispl (tabel) x 100 %
Ldispl (rumus)
= 6275,435 6247,113 x 100%
6275,435
= 0,441313 % < 0.5% (memenuhi)
* Koreksi = X 100%
49
4.2.7. Menggambar Curve of Sectional Area (CSA) Berdasakan Ldispl
Dengan skala panjang, tarik garis horizontal sepanjang Ldispl.
Panjang Ldispl. dibagi menjadi 20 bagian yang sama jaraknya
sehingga diperoleh titik-titik station 0 s/d station 20.
Dari setiap titik station 0 s/d 20 tarik garis vertikal ke atas.
Dengan skala luas, pada garis-garis vertikal dari tiap-tiap
station (0-20) ukurkan besaran luas masing-masing (Tabel-3.3,
kolom 3).
Dengan demikian diperoleh gambar 3.2 Curve of Sectional
Area.
50
Menentukan fungsi volume tiap-tiap station sebagai perkalian
antara luas tiap-tiap station dikalikan factor simpson sepeti
pada kolom 4 tabel 4.1 dan tabel 4.2.
Menentukan lever (jarak) tiap-tiap station terhadap midship.
Apabila terhadap midship maka besaran lever pada midship
adalah 0 (nol), kearah belakang besaran angka nya negatif dan
kearah depan besaran angkanya positif. Lihat kolom 5 tabel 4.1
dan tabel 4.2.
Menentukan fungsi momen untuk tiap- tiap station sebagai
perkalian antara fungsi volume dikalikan dengan lever. Lihat
kolom 6 tabel 4.1 dan tabel 4.2.
Tabel 4.2. Perhitungan volume displacement dan LCB pada Main Part
Station Luas Simpson Fungsi Volume Lever Fungsi momen
(1) (2) (3) (4) = (2) * (3) (5) (6) = (4) * (5)
AP 6,000 1 6,000 -10 -60,000
1 23,000 4 92,000 -9 -828,000
2 40,000 2 80,000 -8 -640,000
3 59,000 4 236,000 -7 -1652,000
4 77,000 2 154,000 -6 -924,000
5 90,500 4 362,000 -5 -1810,000
6 102,000 2 197,000 -4 -788,000
7 103,292 4 408,000 -3 -1224,000
8 103,292 2 206,000 -2 -412,000
9 103,292 4 413,168 -1 -413,168
10 103,292 2 206,584 0 0.00
11 103,292 4 413,168 1 413,168
12 102,000 2 204,000 2 408,000
13 100,000 4 400,000 3 1200,000
14 95,000 2 190,000 4 760,000
15 85,000 4 340,000 5 1700,000
16 70,000 2 140,000 6 840,000
17 51,000 4 204,000 7 1428,000
18 33,000 2 66,000 8 528,000
19 16,000 4 64,000 9 576,000
FP 0.00 1 0.00 10 0.00
3 = 4381,960 4 = -898,160
51
Volume Main Part = 1/3 x (LPP/20) x 3
= 1/3 x (84/20) x 4381,960
= 6134,744 m
LCB Main Part = (LPP/20) x (4/3)
= (84/20) x (-898,160/4381,960)
= ( - ) 0,861 m (di belakang midship)
Tabel 4.3. Perhitungan Volume Displacement dan LCB Pada Cant Part
= (86 84)
=1m
52
4.2.10. Menghitung Volume Displacement (Ldisp ) dan LCB Total Main
Part dan Cant Part
* Volume Displacement Total (total) = Vol. MP + Vol. CP
= 6134,744 + 5,403
= 6140,147 m3
( LCBCP x VolCP) ( LCB MP x VolMP)
* LCB total =
V gab
53
4.2.12. Perencanaan Bidang Garis Air (Water Line)
Menentukan Sudut Masuk
54
sudut masuk ie 18o dan pada station 10 ordinatnya selebar
B/2, maka akan diperoleh grafik bidang garis air (Curve of
WaterLine) seperti pada gambar 3.4.
= 1011,14 m2
55
Tabel 4.5. Perhitungan Bidang Garis Air untuk Cant Part
Station Luas A / 2t B/2 Simpson I
AP 6,00 0,43 2,70 1 2,70
B 2,55 0,18 2,20 4 8,80
A 0,00 0.00 0.00 1 0,00
8 = 11,50
= 2 x 1/3 x 11,50 x 1
= 7,67 m2
56
4.2.14. Perencanaan Body Plan
Menentukan Luas setiap station baik dari Main Part (AP FP)
dan Cant Part (A- AP). Yang sesuai dengan CSA yg telah di
fairkan. Lihat kolom 2 tabel 4.6 dan tabel 4.7.
Merencanakan besar nilai A/2T yang telah didapat dari
perencanaan pada bidang garis air. Dapat di lihat dari kolom 3
tabel 4.6 dan 4.7.
Menentukan besar nilai ordinat yang didapatnya dari
perencanaan pada bidang garis air yang telah terlampir di
atas. dapat dilihat dari kolom 4 tabel 4.6 dan tabel 4.7
Menentukan faktor simpson tiap-tiap station pada kolom 5
tabel 4.6 dan tabel 4.7.
Menentukan fungsi volume tiap-tiap station sebagai perkalian
antara luas tiap-tiap station dikalikan faktor simpson sepeti
pada kolom 6 tabel 4.6 dan tabel 4.7.
Tabel 4.6. Ordinat Lebar Bidang Garis Air untuk Main Part
57
Tabel 4.7. Ordinat Lebar Bidang Garis Air untuk Cant Part
Station Luas A / 2t B/2
AP 6,00 0,43 2,70
B 2,55 0,18 2,20
A 0,00 0.00 0.00
58
4.2.15. Perencanaan Half Breadth Plan pada Kapal
Menentukan jumlah water line (WL) yang akan dibuat.
Pada umumnya garis WL dibuat berdasarkan ukuran meter
(WL 0; WL 0,5; WL 1; WL 2; WL 3; WL 4; dan WL 5)
Garis WL diukur mulai Base Line (garis dasar kapal). Pada
kapal dengan sarat air 5,0 m, misal pembagian sarat airnya
dapat dibagi menjadi 7 WL yaitu WL 0; WL 0,5; WL 1; WL 2;
WL 3; WL 4; dan WL 5.
Selanjutnya garis-garis WL tersebut digambar pada body
plan.
Kemudian ukur jarak tiap station pada garis WL terhadap
garis sumbu atau center line.
Didapatkan hasil jarak tiap-tiap station terhadap center line
di masing-masing WL yang ditentukan.
Setelah diukur, gambar breadth plan sesuai dengan jarak WL
terhadap CL pada tiap-tiap station. Dengan cara membuat
garis lurus sepanjang Lwl setelah itu bagi dengan tiap station
(titik A-FP)
Setelah mendapatkan hasil pengukuran tiap station terhadap
center line di setiap WL. Maka bisa kita transformasikan hasil
tersebut di garis yg telah dibuat sepanjang Lwl yang telah di
bagi dari titik A hingga FP.
59
titik-titik yang jika dihubungkan akan terbentuk buttock line
pada sheer plan.
Tiap-tiap garis baik pada water line maupun pada buttock
line harus mempunyai bentuk yang fair dan stream line. Jika
tidak, maka harus dirubah supaya bisa fair dan stream line.
Tentu saja perubahan ini akan berpengaruh pada bagian-
bagian sebelumnya, misalnya merubah body plan dan half
breadth plan.
60
4.3 PERENCANAAN KEMUDI DAN PROPELLER CLEARENCE
4.3.1. Perencanaan Kemudi
Sesuai yang diatur oleh Biro Klasifikasi Indonesia (2009),
Rules For The Classification and Construction Seagoing Steel Ship
Volume II-Section 13.
Luas daun dan ukuran kemudi:
A
b = b = A / H
1,8
= (10,53 /1.8) = 2,422 / 7.5
= 2,42 m = 0.323 m
H = 1,8 x b a = 5 % x H
= 1,8 x 2,42 = 5 % x 4,356
= 4,356 m = 0.217 m
61
4.3.2. Perhitungan Propeller dan Propeller Clearences
Menurut Schneekluth, H and Bertram, V,1998. Ship Design for
Efficiency and Economy, Second Edition dan Det Norske Veritas.
Perhitungan propeller dan propeller clearence sebagai berikut :
62
Daftar Pustaka
Amrina, Obrien CGIA T.P, 1969. The Design of Marine Screw Propellers, Third
impression.
Barras, Bryan and Derret, Captain D.R, 2006. Ship Stability For Masters and
Mates, Sixth Edition.
Biro Klasifikasi Indonesia, 2009. Rules for the Classification and Construction
Seagoing Steel Ship Volume II-Section 13.
Murtedjo, Mas, 2010. Modul Ajar Lines Plan. Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Schneekluth, H and Bertram, V, 1998. Ship Design for Efficiency and Economy,
Second Edition.
63
Lampiran Gambar
64
Contoh Body Plan
65
Contoh Body Plan dan Sheerplan sesuai Cb
66
67
68
69
70
71
72
73
Ir. Mas Murtedjo, M.Eng. menyelesaikan
pendidikan program sarjana pada tahun 1977
dan bertugas sebagai staff pengajar sejak
tahun 1978 di FT.Perkapalan ITS Surabaya.
Selanjutnya penulis melanjutkan studi dan
menyelesaikan pendidikan program Master of
Engineering (M.Eng) pada tahun 1983 di
Department of Naval Architecture and Offshore
Engineering, Hiroshima University, Japan.
Kemudian betugas kembali sebagai staff
pengajar pada tahun 1983 di Jurusan Teknik
KeLautan, F.T.Kelautan ITS khususnya pada bidang keahlian Hidrodinamika Bangunan
Laut Lepas Pantai dan Perancangan Bangunan Laut.
Penulis telah menghasilkan beberapa karya ilmiah dalam jenis penelitian dan publikasi-
publikasi pada seminar-seminar dan jurnal-jurnal ilmiah nasional maupun internasional.
Karya-karya ilmiah tersebut utamanya dalam lingkup Hidro-Struktur Bangunan Laut
Terapung Khususnya topik-topik kajian: Resistance & Propulsion, Analisis Karakteristik
Gerakan & Stabilitas, Efek Dinamis Slamming & Green Water, Analisis Tension pada
Mooring System pada Gelombang Regular maupun Irregular.
Selain sebagai staff pengajar, penulis juga pernah aktif dalam kegiatan Pengabdian
Masyarakat dalam tim pengkajian pengembangan antara lain di Bappeda tk I Jawa Timur,
Laboratoium Hidrodinamika Indonesia - Badan Penerapan & Pengembangan Teknologi (LHI
BPPT) dan Litbang Kemen Hankam RI.
Disamping itu sebagai Senior Expert, penulis telah menghasilkan karya-karya phisik antara
lain Perancangan/ Pembangunan : Landing Craft Utility (LCU TNI AD), Police Patrol
Boat (Polair Mabes POLRI), Aluminum Fast Patrol Boat (PT Badak NGL), Marine Disaster
Prevention Ship (KPLP Perhubungan Laut), Conversion of Motor Tanker (MT Niria) to
Mooring Storage Tanker, Engineering Modification of FSO Arco Ardjuna (PHE ONWJ),
Design Verification of FPSO Belanak, Slipway (Armabar TNI AL) , Galangan Kapal dan
Jetty di PT. Badak NGL - Bontang serta beberapa hasil desain dermaga / jetty lainnya.
Selama berkarir di ITS penulis telah pernah bertugas dalam beberapa jabatan antara lain
Pembantu Dekan III FT. Kelautan ITS, Sekretaris Proyek Pengembangan Perguruan Tinggi
(P2T ITS), dan Koordinator Bidang Study Offshore Hydrodinamic - Jurusan Teknik
Kelautan FT. Kelautan ITS.
74