BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kapal adalah bangunan mengapung yang dibuat untuk memenuhi fungsi
tertentu. Fungsi tertentu tersebut dapat berupa memuat barang (cargo ship),
memuat penumpang (passenger ship), dan lain sebagainya.
Kapal secara umum telah digunakan sebagai sarana transportasi laut sejak
zaman dahulu dan telah ada aturan-aturan khusus dalam pembuatan bangunan
kapal baru. Dan hal yang paling mutlak pertama kali yang harus dibuat adalah
gambar Rencana Garis atau Lines Plan dan gambar kurva hidrostatik dan bonjean
sebagai pelengkapnya.
Penulis sebagai calon sarjana teknik perkapalan maka
wajib untuk
menguasai tata cara dan proses pembuatan Lines Plan. Dan terdapat banyak teori
mengenai metode pembuatan Lines Plan, diantaranya; metode NSP, metode Form
data, metode Hamlin, dan sebagainya. Namun dalam perancangan Lines Plan kali
ini akan menggunakan metode Hamlin, dikarenakan menggunakan metode
Hamlin akan mendapat hasil yang lebih akurat karena system perhitungannya
dengan membagi kapal menjadi 20 section.
Berdasarkan latar belakang diatas Lines Plan merupakan dasar utama
dalam pembuatan Kapal dan mutlak harus dikuasai sebagai calon sarjana teknik
perkapalan.
Page 1
2.
1.3 Tujuan
BAB II
Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan
Universitas Hang Tuah Surabaya
Page 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Lines Plan adalah gambar bentuk badan kapal. Gambar ini berupa garisgaris yang terjadi dari perpotongan badan kapal dengan bidang-bidang horizontal
dan vertikal yang diambil dari titik/tempat tertentu.
Selanjutnya pengertian umum dari Gambar Lines Plan adalah terdiri
dari gambargambar sebagai berikut :
1. Gambar potongan potongan melintang kapal (Body Plan)
2. Gambar potongan-potongan horizontal memanjang kapal (Half Breadth
Plan)
3. Gambar potongan-potongan vertical memanjang kapal (Sheer Plan).
2.
3.
4.
Page 3
Panjang garis air yang diukur mulai dari perpotongan linggi buritan
dengan garis air pada sarat sampai pada perpotongan linggi haluan
dengan garis air pada sarat atau FP (jarak mendatar antara kedua
ujung garis muat).
5.
6.
7.
Depth (H)
Jarak vertikal (tinggi kapal) dari garis dasar kapal sampai geladak
menerus diukur pada sisi tengah kapal.
8.
Draught (T)
Page 4
Jarak vertikal (tinggi kapal) dari garis dasar kapal samapi garis air
kapal pada sarat muat yang direncanakan.
9.
Vs/Ldisp
nilai yang digunakan untuk membaca nilai - nilai lain yang
terkandung dalam diagram NSP (dalam hal ini nilai Ldisp yang
digunakan dalam satuan feet)
Page 5
16. Midship
Potongan melintang pada bagian tengah kapal.
17. Center Line
Potongan memanjang pada bagian tengah kapal.
18. Base Line
Garis dasar kapal
19. Station
Pembagian panjang kapal menjadi 20 bagian dengan jarak yang
sama.
Page 6
Page 7
Page 8
Page 9
BAB III
PEMBAHASAN DAN PERHITUNGAN
3.1 Langkah-langkah Membuat Lines Plan
3.
Pembuatan CSA
4.
5.
Page 10
Oil Tanker
PANJANG (Lpp)
86,000 m
LEBAR (Bmld)
13,400 m
TINGGI(Dmld)
6,900 m
SARAT (T)
6,065 m
DISPLACEMENT (Disp)
5409 ton
12,6 knot
Poop Deck
20,450 m
Fore Castle
8,200 m
a. Rudder Blade
Dimana:
C
Page 11
= Rudder Arrangement
= 1,0 In the propeller jet
= 1,5 Rudder out side the propeller jet
A=1x1x1x1x
1,75 x 86 x 6,065
100
A = 9,13 m2
Luas balansir
h = Deameter
Propeller (0,6-0,7)T
= 0,6 x 4,4 = 2,64 M
2,65 M
= 0,6 x 6,065
= 3,64 m
Page 12
Lebar Kemudi ( b )
b
A 9,13
2,51 m
h 3,64
A' 9,13
2,51 m
h 3,64
b. Propeller
Diameter Propeller (D)
D 65 0 0 T
60 0 0 6,065 3,64 m
Page 13
K tan 13 R
tan 13 2 0,46 m
c. Stern Clearance
Page 14
SHEER STANDART
Page 15
tanker
Forecastle deck
Forecastle deck merupakan bangunan yang terletak tepat diatas
main deck pada bagian haluan yang memiliki ketinggian 2,4-2,5 meter
diukur dari geladak utama (upper deck side line), sedangkan untuk
panjang dari bangunan ini ditentukan panjangnya mencapai Collision
Bulkhead atau 5% sampai 8% Lpp. Serta diletakkan tepat pada
frame/gading.
Bullwark
Bulwark merupakan pagar yang terbuat dari plat yang terletak pada
geladak tepi pada upper deck, forecastle deck dan poop deck yang
berfungsi sebagai pembatas untuk sisi kapal pada geladak paling
rendah. Direncanakan setinggi 1000 mm diukur pada geladak terendah.
Page 16
Catatan:
1. Jarak gading pada buritan sampai tabung poros maksimum Amaks =600mm.
Diambil jarak gading di bagian ini sebesar 600mm
2. Jarak gading pada daerah sekat tabung poros kearah depan mengikuti
rumus:
Ao = Lpp/500 + 0.48
Ao < 1000mm
Page 17
Sekat tabung poros minimal 3 jarak gading dari 0.35T jadi terletak
pada gading ke 10 dari AP
2. Sekat kamar mesin
Jarak sekat kamar mesin dari AP adalah antara 17% - 20% Lpp dari
AP dan terletak di nomor gading 35
3. Sekat tubrukan/ collusion bulkhead
Letak collision Bulkhead diambil 130 jg dari sekat kamar mesin
atau pada no gading 165
1/2
1/2
= 6,481 / 29,031
Fn = 0,22
1/2
39,1 Fn + 46,6 Fn
1/2
CB = 0,71
Page 18
untuk 0,15<Fn<0,32
3
CM = 1 / ( 1 + ( 1
CB)
3,5
CM = 1 / ( 1 +
( 1 -0,71)
3,5
CM = 0,990
Menurut H. Schneekluth
CWP = ( 1 + 2 CB ) / 3
CWP = ( 1 + 2 x 0,71 ) / 3
CWP = 0,81
CP = CB / CM
CP = 0,71 / 0,990
CP = 0,72
Page 19
Page 20
Cpa= 0,735
Cpf= 0,71
Page 21
Page 22
X = ((Lwl+Lpp)/2)/h
= ((88,580 + 86,000)/2)/4,3 = = 20.3
Disp Perhitungan = 1/3*h*1
= 1/3*4300*3679,829
= 5274,422
Disp data
= 5277,47
Page 23
3.1.4
Page 24
o
c. Dari gambar diatas luas ABC harus sama dengan luas CDE. Dalam hal
itu jika kita menggunaka software autocad, kita hanya menggunakan
perintah AREA untuk mengetahui luasan daerah arsiran tersebut.
Page 25
f.
Page 26
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Dari laporan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1.
2.
3.
4.2 Saran
karena banyaknya perhitungan dan mengukur garis dalam Lines Plan maka
salah perhitungan sedikit maupun salah ukur maka akan mengakibatkan
kesalahan fatal. Maka disarankan untuk sangat teliti dan cermat dalam
mengerjakan Lines Plan.
DAFTAR PUSTAKA
Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan
Universitas Hang Tuah Surabaya
Page 27
21
Page 28