RENCANA GARIS
(LINES PLAN)
1.1. Pendahuluan
Rencana garis ini merupakan langkah awal dari perencanaan kapal
secara keseluruhan. Rencana Garis (Lines Plan) menggambarkan bentuk
kapal secara grafik. Gambar ini merupakan penampang dari potongan kapal
yang terdiri dari potongan Half Breadth Plan (bagian ini memperlihatkan
bentuk kapal jika dipotong kearah mendatar sepanjang kapal. Pada kurva ini
juga merupakan bentuk garis air untuk setiap kenaikan sarat). Potongan
Sheer Plan (bagian ini memperlihatkan bentuk kapal jika dilihat dari
potongan kearah tegak sepanjang kapal. Pada bagian ini dapat dilihat bentuk
haluan dan buritan kapal). Potongan Body Plan (bagian ini memperlihatkan
bentuk kapal jika dipotong arah melintang tegak sepanjang kapal. Pada
bagian ini juga dapat dilihat bentuk lambung kapal dari setiap stationstaionnya).
Dalam merancang rencana garis ada beberapa metode yang dapat
dilakukan dengan:
a. Merancang sendiri berdasarkan pengalaman atau gambar rencana
garis kapal yang telah ada.
b. Dengan metode Scheltema de Heere dari buku Bouyancy and
Stability of Ship, Ir. Scheltema de Heere and Drs. A.R Baker,
1960, 1970.
c. Dengan menggunakan program softwere computer
d. Menggunakan metode NSP (Nederland Scheepbouw Proefstatioen).
Dari beberapa metode yang ada diatas, dalam pembuatan rencana
garis ini metode yang digunakan Teknik Perkapalan Politeknik Negeri
Bengkalis adalah metode NSP diagram, yaitu suatu metode perhitungan
dengan pembacaan grafik NSP yang nantinya dari grafik NSP tersebut
akan didapatkan luasan tiap-tiap Station dari kapal yang dirancang untuk
mengetahui beberapa koefisien-koefisien dan vaiabel yang akan
digunakan
Dalam membuat tugas rencana garis untuk pengolahan data dan
perhitungan tentunya membutuhkan beberapa softwere computer yang akan
= Am/ BxT
Luas Midship (Am)
Adalah luasan tengah kapal dibawah garis air
Amid=( B x T x )
Volume Displacement
volume perpindahan fluida (air) sebagai akibat adanya badan kapal
yang tercelup dibawah permukaan air (volume air yang dipindahkan
badan kapal).
V disp =Ldisp xBxTx displ
Midship
Potongan melintang pada bagian tengah kapal
Center Line
Potongan memanjang pada bagian tengah kapal.
Base Line
Garis dasar kapal
Station
Pembagian panjang kapal menjadi 20 bagian dengan jarak yang
sama
Body Plan
Proyeksi bentuk potongan potongan badan kapal secara melintang
pada setiap station dilihat dari depan atau belakang
Buttock Line
Proyeksi bentuk potongan potongan badan kapal secara
memanjang vertikal.
Water Line
Proyeksi bentuk potongan potongan badan kapal secara
memanjang horisontal.
Transom
Bentuk buritan kapal yang berupa bidang lurus
Upper Deck
Garis geladak utama kapal dari ujung haluan sampai ujung buritan
kapal
Poop Deck
Geladak tambahan yang terletak diatas geladak utama kapal pada
bagian buritan kapal.
Forecastle Deck
4
1.3.
Sheer
Lengkungan kemiringan geladak kearah memanjang kapal
Chamber
Lengkungan kemiringan geladak kearah melintang kapal
Tahap Pengerjaan
Dalam pembuatan desain rencana garis ini ada beberapa tahapan
pengerjaan yang harus dilakukan diantrannya adalah:
a. Perhitungan data awal
b. Pembuatan CSA
c. Pembuatan A/2T dan B/2
d. Perencanaan haluan dan buritan
e. Perencanaan Body Plan
f. Perencanaan Half Breadth Plan
g. Perencanaan Buttock Line pada Sheer Plan
h. Perencanaan Pood Deck, Forecastle Deck and Bulwark
Dalam tahapan-tahapan tersebut sebagai pengolah data hitungan
dipergunakan program Excel, Sedangkan untuk visualisasi pengambaran
: KM.
LAKSAMANA
Type
: Oil Tanker
Metode
: NSP Diagram
: 82,5 meter
: 13,3 meter
: 6,8 meter
: 7,8 meter
: 0,72
Kecepatan Kapal ( Vs )
: 12 Knot
Langkah-Langkah Perhitungan
Setelah kita mengetahui data perhitungan awal dari ukuran utama kapal
maka data tersebut dapat kita masukan kedalam program Excel sebagai
angka acuan yang digunakan untuk perhitungan selanjutnya. Perhitungan
yang akan dilakukan sesuai dengan module yang telah ada dan hitungan
dilakukan secara ber urutan agar lebih mudah memahaminya. Berikut ini
adalah perhitungan awal yang akan dihitung dari data utama kapal yang
telah diberi oleh dosen sebagai berikut:
1. Mententukan Length Water line (Lwl)
Lwl
= LPP+ ( 25 ) x lpp
= 82.5 + 5% x 82.5
= 86.625
meter
2. Tentukan Ldisp (Length of Dispacement)
Ldisp
= x (Lwl + Lpp)
= x 86.625 + 82.5
= 84.563
meter
1 feet = 0.3048 meter
= Ldisp / 0.3048
= 84.563 / 0.3048
= 277.436
feet
Untuk Ldisp dalam satuan meter harus kita rubah terlebih dahulu kedalam
satuan feet. Alasan mengapa dirubah kedalam feet, karena kita menggunakan
metode NSP diagram, yang mana telah dijelaskan dalam grafik NSP yang kita
gunakan adalah rumus (Ldisp
adalah rumus untuk kapal dengan baling-baling tunggal dan satuan yang
digunakan dalam rumus ini adalah satuan dalam feet.
Setelah kita menemukan Ldisp maka selanjutnya untuk mencari koefisien
Blok, koefisien midship, koefisien dan koefisien prismatik terlebih dahulu kita
mencari harga Vs/Ldisp. Dimana rumus ini dapat kita dapatkan dari diagram
NSP. Setelah kita mendapatkan nilai ini maka kita bisa mencari angka
koefisienya dengan nilai yang telah ada. Cara untuk mencari nilai sangat
mudah tapi membutuhkan ketelitian dan kosentrasi dalam membaca diagram.
Caranya, angka yang kita dapatkan dari rumus Vs/Ldisp pada grafik NSP,
setelah itu dari angka yang telah kita cari tersebut (0,720) gunakan penggaris
dan berikan garis lurus horizontal sesuai dengan angka tersebut dan setelah itu
kita bisa mencari masing-masing nilai koefisiennya.
3. Menentukan harga Vs/Ldisp
Vs/Ldisp = 12 / 227.436
= 0.720
4. Tentukan coeffisien Blok Water Line (Cb/)
Cbpp
= 0.702
note: Cbpp ditetapkan dari pembacaan grafik NSP
yang
Ditarik garis lurus dari harga Vs/Ldisp
Cbpp
= (Ldisp x Cb disp) / Lpp
= (84.563 x 0.703)/ 82.5
= 0.720
CbWL
= (Lpp x Cbpp) / LWL
= (82.5 x 0.720) / 86.625
= 0.685
5. Tentukan Coeffisien Midship (Cm/)
Cm atau = 0.984
didapatkan pembacaan dari grafik NSP
6. Tentukan Luas Midship (Amid atau A)
Amid
= (B x T x )
= (13.3 x 6.8 0.984 )
= 89.020 meter2
7. Menghitung radius bilga pada midship
R
= 1/2 x {(B x T)-Amid } / (1- )
A
= (B T) Amid
= (13.3 x 6.8) 89.020
= 1.420
B
= (1-(1/4)x3.14))
= 0.215
C
= (A / B)
= 1.420 / 0.215
= 6.604
R
= 1/2 x 6.604
= 1.817 meter
8. Tentukan jarak antara station displasment
hdips
= Ldisp / 20
= 84.563 / 20
= 4.228 meter
9. Volume displacement (Vdisp)
Vdisp
= Ldisp x B x T x Cbdips
= Cbwl / Cm
= 0.702 / 0.984
dips
= 0.708
= Vdisp / (Ldisp x Amid)
= 5368.778 / (84.563 x 89.020)
dips
= Cbdisp / Cm
= 0.702 / 0.984
= 0.713
pp
= 0.713
pp
= Cbpp /
= 0.720 / 0.984
= 0.720
= 0.731
Garis
datar
Garis
lengkung
Luas
0,000
12,980
30,987
10
51,323
68,548
84,870
94,710
98,999
100,000
100,000
10
100,000
11
100,000
12
100,000
13
99,646
14
98,026
15
92,111
16
79,901
17
61,461
18
38,870
19
15,990
20
0,000
11
120.000
100.000
80.000
LUasan (%)
60.000
Luas
40.000
20.000
0.000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Jarak Station (m e ter)
12
15
16
17
gfdgLpp/20 (mint
cant part)
part)
18
luasan
(%)
Amid II
A'
No
Product I
(I x
II)/100
FS
89,020
0,000
0,5
4,775
89,020
4,251
Ap
9,8989
89,020
24,746
Product II
FM
(Prod I x
FM
-11,00
2,0
8,331
-10,50
-87,472
8,812
1,5
13,129
-10
-131,292
89,020
22,029
88,115
-9
-793,031
45,2711
89,020
40,300
80,601
-8
-644,806
62,7806
89,020
55,887
223,549
-7
-1564,846
79,3855
89,020
70,669
141,338
-6
-848,029
91,7278
89,020
81,656
326,625
-5
-1633,123
97,786
89,020
87,049
174,097
-4
-696,390
99,726
89,020
88,776
355,105
-3
-1065,314
100
89,020
89,020
178,040
-2
-356,080
100
89,020
89,020
356,080
-1
-356,080
10
100
89,020
89,020
178,040
0,000
11
100
89,020
89,020
356,080
356,080
12
99,916
89,020
88,945
177,891
355,781
13
99,215
89,020
88,321
353,285
1059,855
14
96,493
89,020
85,898
171,797
687,187
15
88,3834
89,020
78,679
314,716
1573,580
16
74,2249
89,020
66,075
132,150
792,901
17
54,8122
89,020
48,794
195,175
1366,228
18
31,042
89,020
27,634
55,267
442,136
19
12,0084
89,020
10,690
42,760
384,836
Fp
89,020
0,000
10
0,000
19
(A x FS)
Jumlah
3922,17
-1157,878
Nb: Untuk mendapatkan faktor sismpson 0.5, 2.0, dan 1,5 adalah dengan
cara memebagi nilai membagian luasan cant part dengan main part
(2,0430-4.125=0,5). Setelah itu untuk mendapatkan hasil 2 dan 1,5 yaitu
dengan pengalian antara faktor sismpson 4 dangan 0,5 (4x0,5=2,0) dan
untuk mendapatkan hasil dari 1,5 yaitu dengan pengalian faktor simpson 1
dan ditambah 1 ( (1 x 0,5)+1=1,5)).
Setelah mendapatkan luasan% pada CSA akhir dan telah kita masukan
datanya di program Excel untuk melihat bentuk dari CSA akhir nya di Excel
kita bisa membuatnya dengan program Excel tersebut, caranya adalah
pertama block nomor dan Luasan% pada Tabel 1.2. Luasan daerah perstation
setelah itu klik inesertKlik charts pilih line, maka akan muncul
seperti Gambar 1.14. Grafik CSA Akhir
Grafik CSA Akhir
120
100
80
Luasan (% )
60
40
20
0
AA'Ap12345678910111213141516171819
Fp
20
|
|
5392,9855368.778
= |
|x 100
5368.778
= 0,451%
koreksi volume =0.451% =koreksinya memenuhi karena <0.5%
13. Koreksi Titik Tekan Memanjang (LCB)
e
= 1.19%
Ldisp
= 84.563 meter
Lcbdisp = e x Ldisp ( e diperoleh dari grafik NSP a, b, c)
Lcbdisp
LcbNSP
= 1.19% x 84.563
= 1,006 (diperoleh dari perhitungan awal)
= Lcbdisp
= 1,006
21
Koreksi LCB
| LcbsimpLcbNSP
|x 100
Lpp
1.2181,006
= |
|x 100 %
82.5
=
= -2,70%
Koreksi volume = -2,70% koreksi ini tidak memenuhi sarat karena saratnya <0.1%
Karena pada saat melakukan koreksi LCB luasan CSA akhir yang dihitung,
hasil dari salah satu koreksinya belum memenuhi syarat dari koreksi LCB,
maka untuk mencari supaya hasil koreksinya bisa memenuhi syarat LCB maka
kita bisa menggunakan persamaan JOHOW dan PROHASKA. Untuk
mahasiswa teknik perkapalan politeknik negeri bengkalis menggunakan
persamaan JOHOW.
Tapi pada pembuatan curve of sectional areas dengan menggunakan
metode NSP ini kadang-kadang letek titik tekan kapal tidak dapat diambil
seperti yang ditentukan oleh diagram (lengkung b). Untuk mengatasi hal
tersebut dilakukan trasformasi dengan cara sebagai berikut:
14. Persamaan JOHOW
a
x 100
+
0,9843
x 100
0.702+ 0.9843
= 58,370
Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah mencari
terlebih dahulu nilai dari persamaan JOHOW, seperti yang
22
Garis vertikal
23
Garis hubung
titik Q dan R
24
CSA Baru
CSA Baru
Garis datar
P Q
25
N
o
luasa
n
(%)
Amid
II
89,02
0
Luas
(A)
(I x
II)/100
F
S
Produ
ct I
(A x
FS)
FM
Product
II
(Prod I x
FM
11,0
0
0,000
3,777
2,
0
7,5542
5
10,5
0
-79,320
7,723
1,
5
11,585
1
-10
-115,851
-9
-643,669
-8
-509,195
0,
5
0,000
4,24
89,02
0
A
p
8,676
89,02
0
20,08
5
89,02
0
17,880
71,518
7
35,75
89,02
0
31,825
63,649
4
51,40
6
89,02
0
183,04
7
-7
1281,327
65,39
2
89,02
0
116,42
4
-6
-698,544
79,02
3
89,02
0
281,38
5
-5
1406,927
A'
45,762
58,212
70,346
26
90,11
0
89,02
0
96,80
2
89,02
0
99,39
9
89,02
0
99,99
6
89,02
0
160,43
2
86,173
88,485
-4
-641,728
344,69
3
-3
1034,079
176,97
-2
-353,940
89,017
356,06
6
-1
-356,066
100
89,02
0
89,020
178,04
0,000
100
89,02
0
89,020
356,08
356,080
12
100
89,02
0
89,020
178,04
356,080
13
99,96
5
89,02
0
355,95
6
1067,867
14
99,55
5
89,02
0
177,24
8
708,992
15
97,47
5
89,02
0
86,772
347,08
9
1735,447
16
90,45
7
89,02
0
80,525
161,05
966,299
17
73,41
3
89,02
0
261,40
9
1829,865
18
45,13
5
89,02
0
80,358
4
642,867
19
14,86
9
89,02
0
13,236
52,945
6
476,510
89,02
0
0,000
10
0,000
3921,5
4
1019,363
10
11
F
p
80,216
88,989
88,624
65,352
40,179
= 1/3 x hLppx 1
= 1/3 x 4.125 x 3921,54
= 5392,120 meter3
|
|
5392,1205368.778
= |
|x 100
5368.778
= 0,435%
koreksi volume =0.451% =koreksinya memenuhi karena <0.5%
18. Koreksi Titik Tekan Memanjang (LCB)
e
= 1.19%
Ldisp
= 84.563 meter
Lcbdisp = e x Ldisp ( e diperoleh dari grafik NSP a, b, c)
Lcbdisp
LcbNSP
Koreksi LCB
= 1.19% x 84.563
= 1,006 (diperoleh dari perhitungan awal)
= Lcbdisp
= 1,006
| LcbsimpLcbNSP
|x 100
Lpp
1.0721,006
= |
|x 100 %
82.5
=
= 0,005%
Koreksi volume = 0,005% koreksi ini memenuhi sarat karena saratnya <0.1%
28
Tabel.1.4. A/2T
No
Luas
(A)
2T
A/2T
13,6
0,000
A'
3,777
13,6
0,278
Ap
7,723
13,6
0,568
17,880
13,6
1,315
31,825
13,6
2,340
45,762
13,6
3,365
58,212
13,6
4,280
70,346
13,6
5,173
80,216
13,6
5,898
86,173
13,6
6,336
88,485
13,6
6,506
89,017
13,6
6,545
10
89,020
13,6
6,546
11
89,020
13,6
6,546
12
89,020
13,6
6,546
13
88,989
13,6
6,543
14
88,624
13,6
6,516
15
86,772
13,6
6,380
16
80,525
13,6
5,921
29
17
65,352
13,6
4,805
18
40,179
13,6
2,954
19
13,236
13,6
0,973
Fp
0,000
13,6
0,000
30
B/2
0,000
2,394
2,875
3,627
FS
0,5
2
1,5
4
B/2XFS
0,000
4,788
4,313
14,508
2
3
4,264
4,839
2
4
8,528
19,356
4
5
6
5,363
5,816
6,189
2
4
2
10,726
23,264
12,378
7
8
6,473
6,650
4
2
25,892
13,300
9
10
11
12
13
14
15
6,650
6,650
6,650
6,650
6,650
6,630
6,498
4
2
4
2
4
2
4
26,600
13,300
26,600
13,300
26,600
13,260
25,992
16
17
18
19
6,080
5,098
3,864
2,430
2
4
2
4
12,160
20,392
7,728
9,720
FP
0,000
332,70
S1
Setelah kita mendapatkan luasan dari A/2T dan B/2 , langkah selanjutnya
yang kita lakukan adalah mecari koreksi volume Awl dan LCB, berikut ini
adalah persamaan rumus dari koreksi volume Awl dan LCB.
20. Menetukan Awl simp
32
914.373910.388
100
910.388
=0.50 %
Koreksi Awl 0.50% koreksinya memenuhi karena <0.5%
1.3.2. Penggambaran
Setelah semua perhitungan kita sudah selesai kita lakukan maka
pekerjaan yang selanjutnya yang harus kita kerjakan adalah penggambaran
menggunakan Program AutoCad. Penggambaran yang harus kita buat
adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan Haluan dan Buritan
Sebelum kita membuat gambar selanjutnya maka kita akan menentukan
bentuk dari haluan dan buritan kapal yang kita rencanakan.
a. Perencanaan Haluan Kapal
Haluan merupakan bagian depan dari kapal, maka langkah pertama
yang perlu kita rencanakan yaitu membuat garis miring 150 yang diukur
dari garis tegak FP sepanjang T (sarat). Untuk lebih jelas, lihat Gambar
1.22. Perencanaan haluan dibawah ini:
33
Perencanaan Haluan
Bulkwark
Fore Castle Deck
H
T
17
18
19
34
: 25 20 %LPP
: 20% x 82,5
: 16,5 Meter
: 2.2 Meter
35
A'
AP
H
T
17
18
19
36
Perencanaan Haluan
Bulkwark
Fore Castle Deck
H
T
17
18
19
37
B/2
A/2T
Garis lengkung
B/2
A/2T
persegi dibagian Center line. Dan setelah itu dalam membuat garis
lengkungnya harus berhenti diukuran yang didapatkan pada A dan
AP tersebut. Untuk lebih jelas lihat Gambar 1.30. Station A dan Ap
39
Area adalah pertama ketik Area pada command AutoCad setelah itu
tekan Enter kemudian selanjutnya klik semua garis yang akan di
ukur luasanya untuk terakhir titik yang harus saat menggunakan
Area adalah titik yang pertama tadi setelah itu tekan Enter dan lihat
Hasilnya pada command yang berada dibawah layar Autocad untuk
lebih jelas lihat Gambar 1.32. Hasil ukuran dengan Area. Cara ini
tidaklah efektif untuk membuat bentuk lambung kapal yang edeal,
karena cara ini menentukan banyak nya titik yang akan kita
gunakan, semakin banyak titik yang kita pakai semakin jelas area
yang kita dapat.
40
41
42
43
44
45
perlu diperhatikan antara garis lengkung water line satu dengan water line
lain tidak boleh bersinggungan atau memotongi dan melewati garis water
line yang lain.
d. Setelah menggambar half breadth plan selesai maka langkah
selanjutnya adalah membuat sent line dengan cara menarik garis
diagonal pada kedua sisi body plan dimulai dari center line kesisi
bawah center line dan diukur jarak tiap kurva station dengan titik
awal diagonal tadi. Setelah data sent line didapat lakukan cara yang
sama untuk mempriyeksikan garis sent line tersebut. Penggambaran
garis harus secara stream line. Untuk lebih jelas lihat Gambar 1.40.
Garis sent line
47
48
BAB II
RENCANA UMUM
(GENERAL ARRAGEMENT)
2.1. Pendahuluan
Proses perencanaan kapal seperti yang dilakukan oleh seorang
marine engineer dan arsitek kapal pada umumnya melalui empat tahapan.
Tahapan- tahapan ini digunakan untuk menterjemahkan persyaratan
perencanaan kapal ke dalam kriteria khusus yang biasanya digambarkan
ke dalam suatu diagram spiral. Adapun keempat tahapan tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Conceptual design
b. Preliminary design
c. Contract design
d. Detail design
Setiap stage perancangan yang akan digambarkan merupakan
sekumpulan aktifitas teknik yang terpisah dari kelompok aktifitas teknik
yang lain dan dengan membuktikan stage yang terdahulu. Stage perancang
terpisah satu sama lain karena tidak ada jaminan bahwa kondisi perancangan
dapat dikembangkan yang akan memenuhi semua kebutuhan untuk setiap
stage.
a.
dan lain-lain.
Preliminary Project Design
49
d.
50
= KM. LAKSAMANA
Type Kapal
= OIL TANKER
Lpp
82.5
LWL
86.625 Meter
Breadth
13.3
Meter
Hight
7.8
Meter
Draft
6.8
Meter
Cbpp
0.72
Meter
Cbwl
0.685 Meter
Vs
12
6.1728 m/s
9.E-07 m2/s
Meter
= 0.94252 x 10-6
m/s2
9.81
Rute Pelayaran
Radius Pelayaran =
51
= LWL x B x T x Cbwl
= 86.625 x 13.3 x 6.8 x 0.685
= 5366.540
m3
2. Displasment ()
Displasment adalah berat garis air yang dipindahkan oleh badan kapal
dalam air. Kalau volume dispalsment adalah V dan massa jenis airnya
adalah maka:
=x
= 5366.540 x 1.203
=5489.970
ton
(13.386.625)
52
1
2
= 0.21
b. Angka Reynould (Rn)
VsLwl
Rn
=
v
=
6.172886.625
9.4307
= 567328863.05
5. Perhitungan Tahanan Gesek
Koefisien tahanan gesek dapat dihitung dengan memakai rumus
log
2
10 Rn
Cf
=
0.075
log
2
10567328863.05
=
0.075
= 0.001644222
6. Perhitungan Tahanan Sisa
= LWL / 1/3
Cr
= 86.625 / 5366.5401/3
= 4.948
Berdasarkan tahanan diperoleh dari diagram (gambar 4.5 dan 5.0)
tahanan dan propulsi kapal SV.Aa. Harvald 121-122 yang diinterpolasi.
Diketahui:
= Cb /
rencana garis
= 0.720 / 0.984
= 0.73
=0.212
Fn
No
1
LWL/1/3
4.5
53
Cr
0.0014
2
4.984
0.0010747
3
5.0
0,0012
Interpolasi = ((2a-1a)/(3a-1a))x ((3b-1b)+1b))
= ((4.948-4.5)/(5.0-4.5))x((0.00120.0014)+0.0014))
Jadi Cr
= 0.0010747
= 1.96
Karena rasio B/T tidak sama dengan koreksi B/T = 2.5 maka Cr
harus dikoreksi dengan rumus yang telah disarankan oleh pemeriksa
materi penguji dengan rumus sebagai berikut.
103Cr
= (103Cr(B/T=2.5)+0.16(B/T-2.5)
= (10^3 x 0.0010747)+0.16(1.96-2.5)
103Cr
= 0.098765171
Cr
= 0.000987652
= 1.13%
= e x Ldisp
54
= 1.13% x 84.563
TRG)
= 0.96%
Penentuan LCB standar dalam % acuan grafik LCB standar (grafik
LCB pada hal terakhir)
LCB standar = 0.50 %
Karena LCB standar terletak didepan LCB standar maka koreksinya
adalah:
103Cr
103Cr
= 1.014985424
Cr
= 0.001014985
Jadi Cr
=0.00988667
55
Sehingga
= 1 + 5% x Cr
= 1 + 5% x 0.000988667
= 0.0010381
Displasment
1000
5489.970
10000
5489.970 ton
Ca
0.0006
0.00020003
0.0004
= ((2a-1a)/(3a-1a))x ((3b-1b)+1b))
= ((5489.970-1000)/(10000-1000)) x ((0.0004-
0.0006)+0.0006)
Jadi Ca
= 0.00020003
= 0.00007
b. Tahanan Kemudi
56
CAS
= 0.00004
= Cr + Cf + Ca + Caa + Cas
=
0.0010381+0.00164422+0.00020003+0.00007+0.00004
= 0.002992353
9. Perhitungan Tahanan Total
perhitungan tahanan total didapatkan dengan rumus:
RT
= CT (1/2 V2 S)
= (1+ 18%) x RT
= (1 +18%) x 104.034
= 122.7601112KN
= 122760.1112N
= Rt dinas x Vs
= 122.7601112 x 6.1728
= 757.7736144
KW *1 KW = 0,7335
= 1033.092862
HP
* Vs dalam m/s
2. Menghitunga Daya Pada Poros Baling-Baling (DHP)
57
DHP adalah daya yang diserap oleh propeller dari sistem perporosan
atau yang diantar oleh sistem perporosan kepropeller untuk diubah dari
gaya dorong (thurst)
DHP
= EHP / Pc
Keterangan : Pc = rr x o x H
a. Effesiensi Lambung (H)
H
= (1-t)/(1-w)
Menghitung Weke Friction (w)
Weke friction atau arus ikut merupakan perbandingan antara
= (0.5 x Cb)-0.05
= (0.5 x 0.72)- 0.05
= 0.3
Menghitung Thrust Deduction Factor (t)
nilai t dapat diketahui dari nilai w yang telah diketahui yaitu ket:
= 0.8
=kxw
= 0.8 x 0.31
= 0.248
Maka H
= (1-t)/(1-w)
= (1-0.248)/(1-0.31)
= 1.090
b. Effesiensi Relatif Rotatif (rr)
Harga rr untuk kapal dengan propeller tipe single screw berkisar
1.0-1.1 (Principal of Naval Architecture Hal 152) pada perencanaan
propeller dan tabung poros propeller ini diambil harga rr 1.05
58
= rr x o x H
= 1.05 x 55% x 1.090
= 0.36
Maka daya tabung poros baling-baling dihitung dari perbandingan
= EHP / Pc
= 845.0482912 / 0.63
= 1641. 415849 HP
3. Menghitung Daya Pada Poros Baling-Baling (SHP)
Untuk kapal yang kamar mesinnya terletak dibagian belakang akan
mengalami losses sebesar 2%, sedangkan pada kapal yang kamar
mesinnya pada daerah midship kapal mengalami losses sebesar 3% (
Principal of Naval Architecture hal 131). Pada perencanaan ini kamar
mesin direncanakan dibagian belakang sehingga mengalami losses
efesensi transmisi porosnya (sb) sebesar 0.98
SHP
= DHP / sb
= 1641.415849 / 0.98
= 1674.91
KW
4. Menghitung Daya Penggerak Utama Kapal Yang Diperlukan
a. BHPscr
Adanya pengaruh effesiensi roda sistem gigi transmisi (G) pada
tugas ini memakai roda gigi roduksi tunggal atau single reduction
gears dengan loss 2% untuk arah maju
G
= 0.98
BHPscr
= SHP / G
= 1674.91 / 0.98\
= 1709.096053 HP
59
b. BHPmcr
Adanya pengeluaran pada kondisi dari motor induk, dimana
besarnya 80-85% daya BHPmcr penentuan persentase (80-85%)
berdasarkan proses engine Propeller matching (EPM) Diambil 85%
BHPmcr
= BHPscr / 85%
= 1709.096053 / 0.85
= 2010.701238 HP
= 1478.870761 KW
Dari data mengenai kerakteristik putaran kerja dan daya pada kondisi
mcr dapat ditentukan data mengenai spesifikasi motor penggerak utama
atau main engine dari kapal ini, adapun data-data utama motor induk ini
antara lain adalah dapat dilihat dari Tabel. 2.1. Data main engine dibawah
ini
Tabel. 2.1. Data main engine
MAN
DIMENSI
MERK
WARTSILA
CATERPILLA
B&W
MODEL
4R32D
S26MC
3516B
Stroke
350 mm
980
190
Daya (HP)
2040
2175
2060
Speed (rpm)
720 rpm
250
1500
Cylinder
12 mm
BMEP (bar)
24.021.3 bar
14.8
170
SFOC (g/kW.h)
183
174
315
L (mm)
5030 mm
3242
3604 mm
B (mm)
1981 mm
3870
1703 mm
H (mm)
3339 mm
6085
2091 mm
25
17
DRY
(ton)
20,3 ton
60
Jenis
= WartsilaQ
Type
= 4R32D
Daya max
= 2040
Hp
= 1477
KW
RPM
= 720
rpm
SFOC
= 183
g/KWh
%PBSCR = 85
%
%PBMCR
134,65
%
=
2.4. Perencanaan Awak Kapal
Rencana umum dari sebuah kapal dapat didefenisikan sebagai
gambaran penentu dari ruang- ruang kerja, ruang muatan, dan ruang
akomondasi sesuai dengan peralatannya, fungsi, dan kebutuahan serta
terdapatnya koordinasi antara lokasi dan lalulintas jalan keluar masuk.
Hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam merancang
sebuah ruangan adalah kenyamanan salah satu bentuk adalah ukuran
besarnya ruangan. Kenyamanan dapat mempengaruhi kesehatan,
motivasi dan cara kerja yang kemudian dapat berpengaruh pada
efektifitas kerja dalam kapal
1. Perkiraan dan Jumlah Pada Susunan Awak Kapal
Berdasarkan ' lecture on ship design and ship theory" oleh herald
phoels, untuk perkiraan jumlah awak kapal dipakai koefesien-koefesien
sebagai berikut:
Cst
Diambil
= 1,35
Cdk
Diambil
= 14,5
Ceng
Diambil
= 11
Ceadet
= Jumlah kadet
= ditentukan sejumlah 2 orang
CN
= LWL x B x H x 35/105)1/6
= 86,625 x 13,3 x 7,8 x 35 / 15
= 3,15
61
BHP
= 2040
Atau jumlah ABK yang dirancangkan harus kurang dari atau sama
dengan hasil dari persamaan berikut:
Zc
Ccadet }
= 1,25 x [13,5 x (8,56)1/6 + 9,5x(2018,19/1000)1/5 + 2
= 17
2. Susunan ABK
Untuk memperoleh efesinsi kerja dan optimasi biaya, maka dilakukan
jumlah awak kapal berdasarkan kebutuhan pada masing-masing bagian
atau depertement yang disusun sebagai berikut:
Captain
Deck Depertemant (bagian anjungan)
- Mualim
- Makaronis / Radio Officer
- Juru mudi/ Q master
- Kelasi/Crew Deck
Engine depertmant (bagian mesin)
- Ehief Enginer
- Masinis
- Electriciant
- Pumpman/ juru pompa
- Tukang bubut
- Crew mesin
Catering departement
- Cooker
- Cooker asistent
- Waiter
Jumlah
3. Tugas-Tugas ABK
Kapten
pelayaran
Deck Department
- Mualim
orang
3
1
1
3
orang
orang
orang
orang
1
2
2
2
1
2
orang
orang
orang
orang
orang
orang
1
1
1
orang
orang
orang
22
orang
62
Makaronis
dibubut.
Crew mesin
di ruang mesin
Catering departement
- Cooker
= Bertanggung jawab atas segala makanan dan
persediaan makanan
- Cooker asistent
= Bertugas membantu juru masak.
- Waiter
= bertugas mengantar makanan.
2.5. Perhitungan Kontruksi
1. Perhitungan Gading
a. Perhitungan Panjang Konsturksi
Lc
= 97% x Lwl
= 0,97 x 86,625
= 84,03 meter
b. Jarak Gading Normal
Jarak gading normal atau a0 merupakan jarak antara dua gading
yang terletak antara sekat ceruk buritan atau After Peak Bulkhead
dengan sekat tubrukan atau Collision Bulkhead, yang berjarak 0,06 L
63
Diambil
= 0,65 meter
Untuk jarak gading dari sekat kamar mesin ke bagian buritan dan
dari sekat tubrukan ke arah depan Kapal, jarak gading tidak boleh
melebihi 0.6 m (BKI section 9.A.1.1). Hal ini dikarenakan pada bagian
Forecastle dan Poop deck, beban yang ditimbulkan lebih besar.
c. Jarak gading diluar sekat
Jarak antara dua gading yang terdapat dibelakang sekat ceruk
buritan dan di depan sekat tubrukan tidak boleh melibihi 600 mm
Total
142 frame
Jumlah sekat
64
L < 65 meter
3 buah
65 < L < 85
4 buah
L > 85 meter
4 buah + 1
Untuk L > 20 meter jumlah sekatnya 4 buah sekat + 1 setiap
penambahan 20 m.
3. Sekat Tubrukan
Lc
= 97% x lwl
= 97% x 86,625
= 84,03 meter
= 0,05 Lc < x < 0,08 Lc
= 0,05 x 84,03 < x 0,08 x 80,25
= 4,20 < x < 6,72
Jadi yang saya rancang digunakan besaran sebagai berikut:
= 0,067836 x Lc
= 0,067836 x 84,03
= 5.7000 meter ( jika dikur dari FP)
( Biro Klasifikasi Indonesia , Vol II 1996)
Dimana sebesar 0,05 Lc maka untuk perencanaan sekat tubrukan ini
dapat diambil sekitar 9000 mm, atau sekitar kurang lebih 16 jarak gading
dari FP.
4. Sekat Ceruk Buritan
Pada kapal dengan tenaga penggerak sendiri, disyaratkan harus
memiliki sekat ceruk buritan yang diletekan pada jarak minimal 3 kali
jarak gading dari ujung depan boss baling baling. Adapaun mengenai
jarak AP keujung depan boss panjang lambung poros propeller dari
perencanaan ditentukan sebesar 5010 mm. Sehingga dalam hal ini sekat
ceruk buritan dapat diletakan pada gading nomor 8 , dengan
menganggap bahwa gading nomor 0 adalah pada AP, sehingga letak sekat
ceruk buritan sejauh 15360 mm dari poros sumbu kemudi AP.
5. Sekat Kamar Mesin
Penentuan sekat pada kamar mesin tergantung dari panjang kamar
mesin, dimana panjang kamar mesin merupakan fungsi optimasi dari
kebutuhan volume ruangan terhadap panjang dan penataan letak motor
induk, system transmisi, motor bantu, pompa pompa lainnya dan
peralatan lainya didalamnya, terdapa volume ruang muat. Dalam hal ini
panjang kamar mesin diusahakan seminimal mungkin sesuai dengan
65
dimensi peralatan yang ada. Pada perencanaan ini panjang kamar mesin
diambil sepanjang 28 jarak gading atau peletakan sekat kamar mesin
ditentukan pada gading terdekat yaitu gading ke 35, jika AP dijadikan
gading 0.
6. Sekat Ruang Muat
Ruang muat berupa tangki dibagi menjadi empat bagian dimana antara
sekat depan kamar mesin dengan sekat tubrukan terdapat dua sekat
melintang diantaranya. Total seluruh sekat yang ada adalah 6 buah
termasuk 3 buah sekat ruang muat
Aft
Elsewhere
L? 65
65 < L? 85
85 < L? 105
L > 185
to be special considered
No.Gad
in
g
Ceruk Buritan
Tubrukan
120
Kamar Mesin
28
Ruang Muat
32-108
66
Tinggi minimum alas dasar ganda dari lunas dasar pada ruang muat
adalah sebagai berikut:
hmin
= 600
hS
= 350 + ( 45 x B ) mm
= 350 + ( 45 x 13,3)
= 948 mm
Diambil
=1m
Dalam hal ini dasar ganda pada ruang muat dirancang 1000 mm
atau 1 m.
b. Wrang Alas Ceruk
- Wrang Alas Ceruk Haluan
Tinggi wrang alas ceruk haluan ditentukan sebagai berikut:
hF
= ( 0,06 x H ) + 0,7
(m)
baling.
8. Double Hull
H
= B/ 15
= 13.3 / 15
= 0,8868
Diambil
= 1 meter
9. Dasar Ganda Pada Kamar Mesin
Penentuan tinggi alas pada dasar ganda pada kamar mesin direncanakan
sama dangan tinggi alas dasar ganda pada komportemen dimana diatas
tenk top diletakan pondasi motor atau main engine seating, yang mana
sesuai dengan desain dari spesifikasi motor induk. Pada perencanaan ini
diambil peninggian kontruksi pondasi motor diatas dasar ganda pada
kamar mesin sebesar 110 mm dari dasar ganda kapal.
2.6. Perhitungan Muatan Bersih
1. Perhitungan LWT
Berat Baja Kapal
67
1997)
E
L ( Lpp)
= 82,5
= 6,8
= 7,8
= 13,3
Lh
= L1h1 + L2h2
L1
= Panjang Forecastel
= 8,25
h1
= Tinggi forescastel
= 2,2
L2
= Panjang bulwark
= 6,53 m
h2
= Tinggi bulwark
=1
L3
= 21,1250
h3
= 2,2
L4
= 17
h4
= 2,2
L5
= 10,400
h5
= 2,2
L6
= Panjang Navigasi
= 9,100
h6
= Tinggi navigasi
= 2,2
Lh
=( L1.h1)+(L2.h2)+(L3.h3)+(L4.h4)+(L5.h5)+(L6.h6)
= 269,0273
Wst
= k x E1,36
= 0,04
68
m2
= 0,04 x 1659,951.,36
= 718, 539
Cbpp
= 0,72
BHp
= 2040,000
SFOC
= 178,000 g/kwh
SLOC
= 0,600
= Displasment
= 5500,70353
= Radius Pelayaran
Vs
=Kecepatan Dinas
= 12
ton
Hp
g/kwh
Knot
Untuk perhitungan berat baja kapal Cb = 0,70 ukuran pada kondisi 0,8
H sehinggga untuk Cb 0,74perlu diadakan koreksi sebesar.
Cb 0,8 H
= Cbpp + ( 1- Cb x ( 0,8 x H - T ) 3 x T
= 0,720 + ( 1 - 0,72) x (0,8 x 7,8 - 6,8) x 3 x 6,8
= 0,712
Wst
= 718,982
2. Berat Outfit dan Akomondasi
Woa
= 0,4 x Lpp x B
= 0,72 x BHP0,78
= 0,72 x 20400,78
= 274,691
ton
69
Wres
= (2-3%) x (Wtot)
= (3%) x (1432,572)
= 42,977
ton
5. LWT (Lenght Water Tonase)
LWT
= Wres+ Wtot
= 42,977+ 1432,572
= 1475,550 ton
= LWT
= 5500,704 - 1475,550
= 4025,154 ton
= (DWT /) x 100%
= (4025,154 / 5500,7035) x 100%
= 73 %
8. Perhitungan DWT
a. Berat Bahan Bakar
Kebutuhan HFO untuk mesin induk
70
WHHo
Keterangan :
SFOC
= 187,000
g/kwh
konstanta penambahan bahan bakar sebesar 1,3 - 1,5 dan diambil 1,4
Jadi
WHFo
= 2040,000x187,000x(518,000/12)x1,4x10-6
= 23,054
ton
= 20% x WHFO
= 20% x 23,054
= 4,611
ton
Kebutuhan MDO
= WMDO M/E + WMDO A/E
= 23,054 + 4,611
=27,665
ton
= WMDO / YDO
dimanaYDO
= 0,8 ton/m3
= 27,665 / 0,8
= 34,581 ton/m3
penambahan volume bahan bakar sebesar 3% karena expensi oleh
teperature
VDO
= (1+0,03) x VDO
= (1 + 0,03) x 34,581
=35,619 ton/m3
71
Wlo
=3
hari
hari
=5
hari
Jumlah ABK
= 22
orang
= 10 -20 kg/orang/hari
Diambil
= 11
Wfwd
= Cfwd x Zc x t
kg/orang/hari
= 11 x 22 x 5
= 1210 kg
= 1,21 ton
72
= 180
Cfws
= Cfws x Zc x t
= 180 x 22 x 2
= 19800 kg
= 19,8 ton
= 4 kg/orang/hari
Wfwc
= Cfwc x Zc x t
= 4 x 22 x 2
= 440 kg
= 0,44 ton
=5
h. Main Engine
Wfwj
i. Auxiliary Engine
Wfwb
73
= 0,2
= 0,2 x 0,051
= 0,0102 ton
j. Kebutuhan Total Untuk Fresh Water
Wfw
=5
kg/orang/hari
Wf
= ( t x Zc x Cf) x 10-3
= ( 5 x 22 x 5) x 10-3
= 0,55 ton
= 75
kg/orang
Wc
Maka nilai
Wtot
74
= DWT Wtotal
= 4025,154 51,455
= 3973, 669
= 187 g/kw
75
Kecepatan dinas
VS
= 12
knot
= WHFO /
= 23,054 / 0,95
= 24,27 m3
c. Penambahan Volume
karena tangki ini dirancang terletak didasar ganda, dibawah tangki
muatan nomor 1 maka perlu dilakukan koreksi penambahan volume 2 %
untuk kontruksi pada dasar ganda untuk expensi v =260.0087
+(260.0087+4%) serta untuk memudahkan pekerjaan, jadi penempatan
tangki ini tepat pada gading, sehingga volume tangki yang terdapat pada
gading 41-55:
Jadi
V
Perencanaan HFO
Tabel 2.2. Perencanaan HFO
NO
Frame
76
Fs
A x Fs
(m)
Wl 1
1
Wl 1.5
Wl 3
32
0,9243
1,3064
5,2256
2,0624
8,212
4,1061
5
33
1,0976
1,4718
5,8872
2,1976
9,182
4,5912
18,365
34
1,2949
1,6576
6,6304
2,34
10,266
5,1328
10,266
11,352
5,6760
5
22,704
12,526
6,2627
5
6,263
htot
61,704
35
36
1,4966
1,7183
1,8452
2,0488
7,3808
8,1952
2,4747
2,612
Jumlah
51,538
= 2 x 1/3 x h x
4,106
= 0.65
Volume tangki
Vstt
= 5,9 x PB liter
= 5,9 x 4020
= 12036 liter
= 12,036 m3
e. Pemeriksaan Perhitungan
Dalam operasional motor induk selama 24 untuk kemampuan
mensuplai konsumsi bahan bakarmotor induk pada saat operasi bahan
penuh
H
= 24
jam
77
Vstt
= 24
jam
Vstt
= 15% x WHFO
= 15% x 24,701
= 4,611 m3
Berat spesifik
= 0,85 ton/m3
= WMDO/
= 4,150 / 0,95
= 4,85 m3
78
NO
Frame
Wl 2
Wl 4
A x Fs
(m)
Fs
32
0,0304
0,1216
0,8403
0,962
0,4809
5
33
0,1981
0,7924
1,0044
1,797
0,8984
3,594
34
0,3701
1,4804
1,17
2,647
1,3237
2,647
35
0,1575
0,546
2,184
1,3266
3,668
1,8340
5
7,336
4,728
2,3640
5
2,364
36
0,3436
0,7257
2,9028
1,4817
Jumlah
13,802
= 2 x1/3 x h x
0,481
htot
16,422
= 0.65
= 24
jam
Vsvt
79
= 1,2 - 1,6
g/BHPh
lo
Wlo
= Wlo / lo
= 0,132 / 0,9
=0,147 m3
Dalam perencanaan ini tangki penampungan minyak peluma atau
= 0,147+4%
80
= 0,187 m3
3. Tanki Air Tawar (Fresh Water Tank)
3.1.Perhitungan Umum
a. Jumah awak kapal ZC
b. Radius pelayaran S
c. Kecepatan dinas kapal Vs
d. Lama waktu belayar T
= 22 orang
= 518 mil laut
= 12 knot
= S / ( Vs x ZC )
= 518 / ( 12 x 22)
=2
hari
= 20
kg/orang/hari
= Cfwd x Zc x t
= 20 x 22 x 3
= 863,333
kg
= 0,863
ton
b. Kebutuhan Sandar
kapal dalam pelayaran akan singgah seama 2 hari untuk
melakukan bongkar muatmaka kebutuhan air tawar adalah
Wfwd
= 88
kg
= 0,088
ton
c. kebutuha total ai tawar untuk Makan dan Minum
Wfwd ( besandar)
Wfws
= 0,863 + 0,088
= 0,951
ton
3.3.Kebutuhan Untuk Sanitari
81
Kebutuhan air untuk Sanitari (mandi dan cuci) perorang satu hari
antara 60 - 200 Kg/orang/hari
Cfws
= 150 kg/orang/hari
a.
Kebutuhan Berlayar
Wfws
= Zc x T x Cfws
= 22 x 2 x 150
= 6475 kg
= 6,48 ton
b.
Kebutuhan Sandar
Kapal dalam pelayarannya akan singgah selama 2 hari untuk
melakukan bongkar muat,maka kebutuhan air tawar adalah :
Wfws
= 2 x 2 x 17
= 88
kg
= 0,09 ton
c.
Wfws
= 6,546ton
3.4.Kebutuhan Untuk Memasak
Kebutuhan air untuk keperluan memasak perorang satu hari antara 3
- 4 Kg / orang / hari.Diambil sebesar 4 Kg / orang / hari
a. Kebutuhan Berlayar
Wfwc
= Zc x T x Wfwc
= 22 x 2 x 4
82
= 172,667
kg
= 0,17
ton
a. Kebutuhan Bersandar
Kapal dalam pelayarannya akan singgah selama 2 hari untuk
melakukan bongkar muat,maka kebutuhan air tawar adalah :
Wfwc
= 2 x 2 x 22
= 88
kg
= 0,09 ton
= PB x c
= 2040 x c
= 8160 gr/jam
b. Untuk Motor Bantu
Motor bantu yang bekerja melayani kapal direncanakan
berjumlah 4 buah dengan dayamasing - masing sebesar 2040 HP
Wfwj AE
= PB x c
= 2040 x 4
83
= 8160 gm/jam
c. Lama Pelayaran
T
= S / Vs
= 518 / 12
= 43
Jam
=1
kg/m3
= Wfw /
= 8,391 /1
= 8,391 m3
84
Fs
A x Fs
(m)
Frame
Wl 5,8
Wl 6,8
Wl 7,8
0,0797
0,8994
3,5976
1,9453
5,623
1,8742
1,874
0,0917
0,9914
3,9656
2,0055
6,063
2,02093
8,084
0,099
1,0789
4,3156
2,0589
6,474
2,15783
4,316
0,1114
1,1709
4,6836
2,117
6,912
2,304
9,216
0,1388
1,2579
5,0316
2,1691
7,340
2,4465
2,447
htot
25,936
Jumlah
32,410
= 2 x 1/3 x h x
= 0,5
Wballast
= 5500,703
= x 10%
= 5500,7035 x 10%
= 550,070
ton
Sehingga :
Vtb
Wl 2
Wl 4
Fs
A x Fs
(m)
36
2,9473
4,3485
17,394
4,82
25,163
4,1938
4,194
46
4,2767
5,8597
23,4388
6,214
33,930
5,65492 4
22,620
56
4,833
6,0848
24,3392
6,456
35,628
5,93803 1
5,938
Jumlah
94,721
85
htot
32,752
= 2 x 1/3 x h x
= 6,5
Wl 2
Wl 4
Fs
A x Fs
(m)
56
4,833
6,0848
24,3392
6,46
35,628
5,93803 1
5,938
68
4,833
6,0848
24,3392
6,46
35,628
5,93803 4
23,752
80
4,833
6,0848
24,3392
6,46
35,628
5,93803 1
5,938
Jumlah
106,885
= 2 x 1/3 x h x
htot
35,628
= 7,8
Wl 2
Wl 4
Fs
A x Fs
(m)
80
4,833
6,0848
24,3392
6,46
35,628
5,93803 1
5,938
90
4,7128
6,0721
24,2884
6,42
35,419
5,90322 4
23,613
100
4,1059
5,6935
22,774
6,09
32,971
5,4952
5,495
Jumlah
104,019
= 2 x 1/3 x h x
= 2 x 1/3 x 6,5 x 35,046
86
1
htot
= 6,5
35,046
= 151,87 m3
Wl 2
Wl 4
Fs
A x Fs
(m)
11
4,1059
5,6935
22,774
6,09
32,971
5,4952
5,495
110
1,6841
3,6674
14,6696
4,28
20,634
3,43902
13,756
120
0,1518
0,5413
2,1652
0,81
3,123
0,52053
0,521
Jumlah
56,729
= 2 x 1/3 x h x
htot
19,772
= 6,5
NO
Frame
Wl 2
1
-7
-6
0
0,2456
4
1,6579
1,9927
Wl 4
Fs
A x Fs
(m)
9,746
3,2486
3,249
11,598
3,8659
7
1
6,6316
7,9708
3,1142
3,3815
87
15,464
-5
0,5764
-4
0,941
-3
1,3003
-2
1,626
-1
0,9014
1,1135
1,2579
2
3
2,2302
8,9208
2,4147
9,6588
2,5607
10,242
8
2,6795
1,7813
1,875
3,5423
3,6554
3,7556
10,718
3,8484
7,1252
2,9346
7,5
1,968
3,0153
7,872
3,09
13,040
4,3465
14,255
4,7517
3
15,299
5,0995
7
16,192
5,3974
7
10,961
3,6537
3
11,629
3,8762
7
12,221
4,0736
3
2
4
1
4,416
htot
130,58
6
1,3486
2,0613
8,2452
3,16
12,756
4,2520
3
1,401
2,1545
8,618
3,2296
13,249
4,4162
140,94
5
Jumlah
= 2 x 1/3 x h x
8,693
19,007
10,199
21,590
7,307
15,505
8,147
17,008
= 0,5
Fs
A x Fs
(m)
NO
Frame
Wl 2
Wl 4
120
0,1452
1,7016
6,8064
3,3622
10,314
13,4079
13,408
121
0,0448
1,4088
5,6352
3,2345
8,915
11,5889
46,355
122
1,1493
4,5972
3,1067
7,704
10,0151
20,030
123
0,9298
3,7192
2,9787
6,698
8,70727
34,829
124
0,7529
3,0116
2,8503
5,862
7,62047
15,241
88
125
0,6125
2,45
2,7214
5,171
6,72282
26,891
126
0,4962
1,9848
2,5922
4,577
5,9501
11,900
127
0,3001
1,2004
2,333
3,533
4,59342
18,374
128
2,4627
2,463
3,20151
6,403
129
2,20
2,200
2,86013
11,441
130
2,04
2,037
2,64771
6,430
131
1,8728
1,873
2,43464
13,912
132
1,6
1,600
2,08
2,971
62,946
htot
= 2 x 1/3 x h x
228,186
= 0,5
Wl 3,4
Wl 7,8
Fs
A x Fs
(m)
38,545
36
4,8215
5,7912
23,1648
6,02
34,010
38,544
6
46
6,2104
6,4438
25,7752
6,49
38,479
43,609
174,436
39,706
45,000
1
45,000
htot
257,981
56
6,456
6,65
26,6
6,65
Jumlah
112,194
= 2 x 1/3 x h x
89
= 6,5
NO
Fram
e
Wl 1
56
6,456
6,65
26,6
6,65
39,706
45,0001 1
45,000
68
6,456
6,65
26,6
6,65
39,706
45,0001 4
180,001
80
6,456
6,65
26,6
6,65
39,706
45,0001 1
45,000
Wl 3,4
Wl 7,8
A x Fs
(m)
Fs
Jumlah
119,118
= 2 x 1/3 x h x
htot
270,001
= 7,8
6,456
Wl 7,8
4
6,65
Fs
26,6
6,65
A x Fs
(m)
39,706
45,000
1
45,000
90
6,4186
6,6309
26,5236
6,64
39,579
44,856
4
179,426
100
6,0913
6,3385
25,354
6,36
37,810
42,8511 1
42,851
Jumlah
hto
t
117,095
= 2 x 1/3 x h x
= 2 x 1/3 x 6,5 x 267,277
= 1158,20 m3
90
= 6,5
267,277
6,0913
4,2804
0,8062
Wl 7,8
4
6,3385
6,6309
1,6317
Fs
1
25,354
6,36
4,9822
5,06
6,5268
3,36
Jumlah
A
37,810
42,8511 1
42,851
14,324
16,233
3
64,933
10,695
12,121
2
12,121
62,829
= 2 x 1/3 x h x
htot 119,906
= 6,5
91
A x Fs
(m)
92
93
94
Mudah dilayani
Batang dapat lurus dimasukkan ke dalam orlupnya
Lengan atau sendoknya, kedua-duanya dapat masuk ke tanah
Kerugiannya adalah sebagai berikut :
Kurang kekuatan menahannya
Untuk kekuatan menahan yang sama jangkar berengsel lebih
berat dari jangkar bertongkat (20% lebih berat) dengan catatan
95
96
97
= 1,025
u
= 9,E-07
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
knot
m/s
ton/m3
m2/s
98
1 Knot =
0,5144 m/s
= 0.94252 x10-6
2
G
= 9,81
m/s
Dimensi atau Ukuran Fisik Jangkar
Demensi untuk jangkar tongkat adalah a= 22,73Ga dan jarak tanpa
tongkat a= 18,53Ga demensi jangkar iru digunakan untuk
menentukan dimensi phisik jangkar perlengkapan dan peralatan deck:
Jangkar berdasarkan BKI Vol . II tahuna 2001 section 18-2, maka
dapat dihitung bilangan Z sebagai berikut:
Z
= 2/3 + 2 x B x h + ( A /10)
= Lwl x B x T x Cb x 1.025
= 86,625 x 13,3 x 6,8 x 0,72 x 1,025
= 5501 ton
Dimana:
Z
= Eguipment numeral
= displasment kapal
B
= 13,3 m (lebar kapal)
h
= tinggi dari sarat ke geladak teratas
h
= a + h'
dimana:
a
= tinggi freebroad
=HT
= 7,8 - 6,8
= 1 meter
h'
= tinggi total dari superstructure sampai deckhouse
= 2.2 x 4
=8,8 meter
h
= a + h'
= 1 + 8.8
= 9,8
A luas pandangan samping lambung kapal, bangunan atas, rumah
geladak sampai panjang (L) dan tinggi (m2) pelingdungan yang tinggi
1,5 m dipandang sebagai bangunan atas atau geladak.
A
L1
= Panjang Forecastel
= 8,25
h1
= Tinggi forescastel
= 2,2
L2
= Panjang bulwark
= 6,53
h2
= Tinggi bulwark
=1
99
L3
= 21,1250
h3
= 2,2
L4
= 17
h4
= 2,2
L5
= 10,400
h5
= 2,2
L6
= Panjang Navigasi
= 9,100
h6
= Tinggi navigasi
= 2,2
= 269,0273
m2
A
= 2/3 + 2 x B x h + ( A /10)
= Stockless anchor
Rantai Jangkar :
Type
Panjang
= 440 meter
Diameter
100
d1
= 44 mm (Ordinary quality)
d2
= 38 mm (Special quality)
d3
Mooring ropes :
Jumlah
=4
Panjang
= 160 m
beban putus
= 145 kN
Tow line :
panjang
= 190 m
beban putus
= 370 m
= (L /183) x d2
= 25,4 in
= 1,496 in
V
= (L /183)* d2
= (440 x 183) / 1,496
= 5,38 m3
penambahan volume untuk cadangan 20% maka volume dari bak
101
Sehingga
V bak rantai
= 6,4578 m3
= 3 x jarak gading
= 3 x 0,5
=2 m
Lebar
=1m
Luas
=2x1
= 2 m2
Tinggi
= volume / luas
= 6,4578 / 2
= 3,2 m
Dimana
fh
Ga
= berat jangkar
= 1740 kg
Pa
= 61
Ja
= 7,75 t/m3
Jw
= 1,025 m3
La
102
kg
Sehingga
Tcl
Dimana
Tcl
Dcl
=1693,919
= diameter efektif dari kabel lifter
= 0,0136 x D
=0,0136 x 38
=0,5168
cl
Maka
Mcl
= Mcl / (1a x a)
Dimana
Mcl
= 480, 9985
1a
103
Dimana
Nm
Va
Dcl
= diameter rantai
Maka
1a
Sehingga
Nm
= 425,304/(96,084*0,8)
=5,928 kgm
= ((Mm x Nm)/716,20)
= ((5,533 x 750) / 716,20)
= 6,208 mHp
= 8,325 kw
1kw= 0,7457
= Elektric ( Hydraulic)
= 24,5
= 20
= 8,5
104
Hydraulic
= 11
2. Perhitungan Bollard
Dipilih bolder (Bollard) tipe vertikal dari buku Practical Shin
Building seri B untuk diameter rantai jangkar sampai 77m didapat
ukuran sebagai berikut
Berat total
= 513
Kg
Inch
Jumlah Baut
=8
Buah
= 300
mm
= 1450
mm
= 530
mm
= 900
mm
= 370
mm
= 55
mm
= 60
mm
= 115
mm
wl
= 35
mm
w2
= 45
mm
r1
= 45
mm
r2
= 105
mm
= 1,1745 ( Ga + pa x 1a)
= 1,1745 x (1740 + 61 x 101,422)
= 9309,9585 kg
Twb
= Rbr / 6
tambat
= 27000
kg
105
= 27000 / 6
= 4500
kg
= (Teb x Dwb) / ( 2 x ia x a)
Dimana
Dwb
ia
= 0,8
0,6 m
Sehingga
Mr
kgm
Hp
= 1000
kg
Hourse power = 36
Hp
Weight
= 3725
kh
=300
mm
= 1450
mm
= 430
mm
= 530
mm
= 900
mm
= 370
mm
106
= 55
mm
= 1,5% x Lpp x T
m2
Dimana
Lpp
= 6,8 m (Draught)
Maka
F
Dp
= diameter propeler
= 0,7 x T
= 0,7 x 6,8
= 4,76
Sehingga
D
=F/D
= 8,415 / 5,61136
= 1,500
2. Perhitungan Diameter Tongkat Kemudi
107
= 12,75 x F x Vp x (D2/F+2)
Dimana
F
= 8,415
Vp
= 12
= 5,61136
Maka
Dt
= Pn x ( X1 - a) kgm
Dimana
Pn
= 11 x F x Vd2 x sin
Dimana
F
= 8,415
Vd
= 12
= 0,57
Jadi
Pn
X1/b
Diambil
= 0,46
108
X1
= 0,46 x b
= 1,500
Maka
Mrs
= Pn x ( X1 - a)
= 11 x ( 1,49963 - 0,527)
= 10,699
2.13. Perencanaan Sistem Bongkar Muat
1. Sistem Perpipaan Bongkar Muat
Sistem perpipaan yang direncanakan untuk tipe kapal tanker ini
dirancang menggunakan jalur pipa yang sama untuk masing-masing
proses pembongkaran muatan dan pengisian muatan. Khusus pada saat
loading atau pengisian muatan, digunakan fasilitas pompa dari darat.
Untuk system stripping atau pengosongan sisa cairan digunakan system
perpipaan sendiri.
Tangki muatan pada kapal tanker ini direncanakan sebanyak 8
kompartemen memanjang kapal dengan masing-masing dipisahkan oleh
sekat kedap muatan melintang kapal. Tangki-tangki ini masing-masing
terpisah menjadi dua bagian secara melintang,antara lain :
4 Tangki Stardboard
4 Tangki Portside
Pertimbangan yang digunakan adalah untuk mengurangi luasan
permungkan bebas cairan muatan yang ada dildalam tangki. Tangki
muatan ini direncanakan seluruhnya diisi dengan crude oil.
Diagram system perpipaan untuk keperluan pembongkaran muatan
cairan dan stripping line ini menggunakan tipe perpipaan langsung atau
inline. System perpipaan untuk keperluan pembongkaranmuatan cairan
atau cargo discharge ini menggunakan dua jalur perpipaan untuk
penyaluran muatan cargo line dengan diameter masing-masing 118 atau
457,2 mm. masing-masing jalur system perpipaan langsungberhubungan
109
dengan ruangan pompa dan dilayani oleh pompa muatan yang saling
berhubungan.
Syistem pemompaan ini menggunakan kamar pompa yang terletak
diantara ruang muatan dan kamar mesin, system pemompaan
menggunakan dua buah pompa sebtrifugal untuk masing-masing system
bongkar muat dan stripping.
Masing-masing pompa direncanakan memiliki kapasitas berikut :
Pompa muatan :12498.954/15 = 833.2636 m3/jam
Pompa striping : 0.25 x 833.263 = 208.3159 m3/jam
2. Perhitungan Cargo Sistem Tanker
Input Parameter Desain
LPP
= 82,5 m
Lwl
= 86,625 m
= 13,3 m
= 7,8 m
= 6,8 m
Cbpp
= 0,72
Cbwl
= 0,685
Hdb
=1m
= 857 kg/m3
= 9.81 m/s2
V cargo
= 4461, 85 m3
Vc1
= 4350, 3074 m3
Vc2
=11,546 m3
2,5/100)
3. Perhitungan Detail
a. Perhitungan Pompa Cargo
Kapasitas pompa cargo Volume cargo pada kapal MT Bajul Supe
adalah
110
Vc
= 4350,307 m3
= V/t
=0,05035 m3/s
181,26 m3/h
= Ax v
Dimana
A
= luasan pipa = x D2 / 4
= ( x dH2 / 4) x v
dH
= (( Q x 4) / ( v x ))
dH
dh
= 0,1462 m
dH
Pipa dipilih jeni carbon stell, yang ada dipasaran sesuai standar ASA
Inside diamete (dh)
10,02
Inchi
Ketebalan
10,75
Inchi
Nominal pipe size
0,73
Inchi
Outside diameter
10
Inchi
Sghedule
Sehingga kecepatan aliran cargo adalah
Q
= Ax v
111
254,508
273,050
18,542
245,000
Mm
Mm
Mm
Mm
= ( x dH2 / 4) x v
=Q/A
= H Hdb
hs
= 7,8 1
hs
= 6,8 m
P1
hp
= (P2 - P1)/.g
= (v22 - v21)/(2 x g)
112
Voskositas n
= 0,84931
st pd 30oC
= 0,84931 / 10^-6
= 0,0000008493 m2/s
Rn
= (Vs x ds)/ n
= (3 x (254,508/1000)) / 0,0000008493
= 1198657,7
Maka aliran bersifat turbulen
Gunakan rumus
= 0,02 + 0,0005 / D
= 0,02 + 0,0005 / D
= 0,02 +(0,0005 / (254,508/1000))
= 0,022
Panjang pipa ( L ) suction side adalah
= 85
hf1
Jenis acceso is
nxk
Elbow 90o
0,75
Gate Valve
0,6
4,2
NRV
Filter
0,14
0,14
T-join
1,8
12,6
Buterfly Valve
0,6
total
19,94
113
= k total x v2 / (2g)
hk1
= 0,84931
cst pd 30oC
= 0,84931 / 10^-6
= 0,0000008493
m2/s
Rn
= (Vs x ds)/ n
= (3 x (254,508/1000)) / 0,0000008493
= 898993
Maka aliran bersifat turbulen
Gunakan rumus
= 0,02 + 0,0005 / D
Sehingga dapat diketahui kerugian geseknya ( )
f
= 0,02 + 0,0005 / D
= 0,02 +(0,0005 / (254,508/1000))
= 0,022
panjang pipa ( L ) suction side adalah
L
= 50
= x L x v2 / ( D x 2g)
= 0,022 x 50 x 3^2 / ( 254,508 x 2 x 9,81)
= 3,532
m
No
Jenis accesoris
nxk
Elbow 90o
0,75
114
3,75
Gate Valve
0,6
NRV
2,4
2
T-join
1,8
5,4
Filter
0,14
0,14
Buterfly Valve
0,14
total
13,69
= k total x v2 / (2g)
= 13,69 x 3^2 / ( 2 x 9,81)
= 11,176
= 0,7
standart pompa
= 0,8
= Hl x x Q x g / pomp
= 55,066 x 857 x 0,05035 x 9,81 x 0,7
= 33266 Watt
= 33,266 kw
1 kw = 1000
= 45, 235 hp
1 hp = 0,7354
= Pw / standart pompa
115
Pm
= Hl x x Q x g / pomp
= 55,066 x 857 x 0,05035 x 9,81 x 0,8
= 41582 Watt
= 41,5822 kw
1 kw = 1000
= 55,785 hp
1 hp = 0,7354
Merk pompa
IMO PUMP
Tipe Pompa
3R - 437P
Putaran
1150
RPM
Daya motor
55,8
BHP
Kapasitas
200
m3/hr
Frekuensi
Hz
= 111,546
m3
= V/t
= 111,546 / (3 x 3600)
= 0,01033
m3/s
= 0,01033 x 3600
= 37,18
m3/s
6. Perhitungan Diameter Pipa Cargo
Q
= Ax v
dimana,
A
= luasan pipa = x D2 / 4
= ( x dH2 / 4) x v
dH
= (( Q x 4) / ( v x ))
dH
116
4 m/dt
= 0,0613
= 61,312
= 2,414
m
mm
inch
4,026
4,5
0,474
inchi
102,2
6
0mm
inchi
114,30
0mm
inchi
12,04
0mm
inchi
101,6
0
0mm
Schedule 40
= Ax v
= ( x dH2 / 4) x v
=Q/A
= 0,01033 x 4 / ( 3,14 x (102,260x 1000)^2)
=1,258 m/s
117
Ruangan
Waiter
Crew Mesin
Tukang bubut
Crew Deck
:1
:1
:2
:1
Ruangan
Pada Poop Deck
Masinis
-
Ruangan
Ruangan
Ruangan
:3
:2
Ruangan
Cooker
:1
118
Ruangan
Electriciant
:2
Ruangan
Juru Pompa
:2
Ruangan
Ehief Enginer
Pada Boat Deck
Captain
:1
Ruangan
Juru Mudi
:1
Ruangan
Mualim
:2
Ruangan
Radio Officer
3. Kamar Mandi dan Wc
a.
WC
-
:1
Ruangan
sanitari.
Akomodasi termasuk wash basin dan shower bath
Jumlah kamar mandi dan WC untuk kapal di Bawah
sebagai berikut:
KM/WC pada Main Deck Terdapat = 2
KM/WC pada Poop Deck Terdapat = 2
KM/WC pada Boat Deck Terdapat = 2
b. Ukuran Kamar Mandi dan WC
Ukuran kamar mandi dan WC
=Pxlxt
= 2,96 x 2,6 ( 0,65 x 4) x 1,8
= 13.852
4. Ukuran Pintu, Jendela dan Tangga
a. Ukuran Pintu
Perencanaan ukuran standart (menurut Henske)
-
Tinggi
Lebar
= 1750
mm
= 650
mm
119
Buah
Buah
Buah
1750
mm
250 mm
b. Ukuran Jendela
-
= 250 mm ~ 350
mm
Lebar
= 400
mm
mm ~ 500
500
500 mm
350
350 mm
-
c. Tangga Samping
120
m.
Sarat kosong ( TI )
TI = LWT / (Lpp.B.Cb.)
= 1475, 550 / ( 82,5 x 13,3 x 0,72 x 1,025 )
= 1,82218 m
= 15,75
Crew Kapal
21
m2
121
Gudang Makanan
15,75
= 10,500 m2
Direncanakan :
= 3,75
= 9,75 m2
b. Gudang dingin (Cool storage).
Diletakkan bersebelahan dengan gudang kering.
Digunakan untuk menyimpan sayuran dan daging dengan luas:
= 1/3
= 1/3
Gudang Makanan
15,75
= 5,249 m2
Direncanakan :
= 3,3
= 8,58 m2
b. Dapur (Galley)
Terletak pada deck utama belakang, dinding dapur terbuka dan
dilengkapi :
-
Ventilasi
122
21 orang
= 12,6 m2
Direncanakan :
= 3,5
= 9,1 m2
c. Ruang Makanan (Mess Room)
Mess room untuk ABK dan Perwira harus dipisah.
Mess room harus dilengkapi meja dan kursi.
Mess room untuk ABK terletak di main deck dan untuk Perwira
terletak di poop deck.
Mess room terletak di belakang dengan ukuran 0,5 1,0 m2 tiap
orang, diambil 1,0 m2 / orang
1) Mess room untuk Perwira
= 1,0
= 8
m2
Luas direncanakan
123
=2
3,25 m ( 5
Jarak Gading)
m2
= 6,5
23
= 23 m2
Luas direncanakan
= 4,3
= 23,65 m2
Panjang meja disesuaikan dengan jumlah ABK
Besar meja 700 sampai 800 mm dilengkapi mistar pin yng dapat di
putar dan didorongkan
Dalam ruangan makan terdapat satu atau lebih buffet
dilengkapi
lubang-lubang
124
cucian,
sedangkan
meja
Ruang Kemudi
-Pandangan dari wheel house ke arah depan dan samping tidak boleh
terganggu.
-Jarak dari dinding depan ke kompas 900 mm.
-Jarak dari kompas ke kemudi belakang 500 mm.
-Jarak roda kemudi ke dinding kurang lebih 600 mm.
-Pandangan ke arah haluan harus memotong garis air dan tidak boleh
kurang dari 1,25 kali panjang kapal ke depan
b.
8 feet
Luas direncanakan :
= 2,5
= 6,5 m2
1,2
1) m
c.
125
-Ruang Radio diletakan dibelakang ruang kemudi sebelah kiri yang luasnya
tidak boleh kurang dari 120 square feet = 10,1478 m2.
-Ruang Radio dan kemudi dihubungkan dengan pintu geser.
Luas direncanakan :
= 3,3
3,6 = 11,88 m2
Lampu Navigasi
Lampu Jangkar (Anchor Light)
-
l1
< x LOA
l1
< x 87,7504
l1
h2
(h1
dimana,
h1
h2
= 9 m
=
126
= 4 ~ 5 m) diambil 5 m
100
e.
Lampu Tanda Lambung Kiri Kanan (Port Side & Starboard Side Lamp).
-
Warna lampu :
= h1 + h2 + h3 + 1
= 2,2 + 2,2 + 2,2 + 1
= 7,6 m
f.
= H2 + H H = ( 4 -5 ) m diambil 5 m
=
14
19
L 1/2 LOA
L 1/2 x 87,7504
L 43,8752
g.
Lampu
Navigasi
Buritan
(Stern Light).
-
= 15 feet
= 15 x 0,3048
= 4,57 m
= 7,62 m
a = 300
mm
= 2,36 m
b = 225
mm
= 0,96 m
c = 460
mm
Kapasitas
= 10,26 m2
A = 0,95
Berat orang
= 2700 kg
Cb = 0,73
Berat Alat
= 305
kg
128
b. Dewi Dewi
Untuk sekoci penolong yang beratnya diatas 2500 kg maka
digunakan Gravity Davit pada kondisi menggantung keluar tanpa
beban (Turning Out Condition).
Dewi dewi yang digunakan adalah dewi dewi Roland dengan
sistem
gravitasi (Type Ras 3) dengan ukuran sbb.:
a
= 3550 mm
= 0450
= 50
= 1980 mm
mm f
mm
= 1300
mm
= 1050 mm
= 1340 mm
= 400
mm
360 mm
129
Rakit kaku
Mempunyai daya angkut 1 orang dengan kapasitas tangki 93
cm3 dan berat rakit 180 kg serta harus diberi tali-tali
penolong.
d. Pemadam Kebakaran
-
130
131
BAB III
TUGAS GAMBAR KONSTRUKSI KAPAL
(LONGGITUDINAL AND TRANVERSE CONSTRUCTION)
3.1.
132
133
penumpu tengah ini merupakan tinggi alas ganda. Dalam alas tunggal
penumpu alas ini dinamakan juga keeleon (luas dalam). Penumpu alas
ini memotong wrang-wrang tepat pada bidang paruh. Penumpu samping
(side girder, atau side keelson) juga merupakan pelat vertikal yang
dipasang membujur pada alas. Penumpu samping ini dipasang di sebelah
penumpu tengah. Suatu kapal dapat memiliki satu atau lebih penumpu
samping, tergantung lebarnya, pada setiap sisi; dapat juga tidak memiliki
penumpu samping. Jarak penumpu samping terhadap penumpu tengah,
jarak satu sama lain dan jaraknya terhadap sisi kapal dibatasi maksimum
sekitar 1,8 m 3,5 m.
Pada sisi : santa sisi (side stringer). Santa sisi pada umumnya hanya
dipasang pada tempat-tempat tertentu (terutama di dalam ceruk dan kamar
mesin), dapat juga di dalam ruang muat, tergantung kebutuhan setempat.
Jarak antara (spacing) senta-senta sisi demikian ini tergantung kebutuhan,
tetapi di dalam kamar mesin dan ceruk-ceruk dibatasi minimum 2,6 m
(Biro Klasifikasi Indonesia)
Pada geladak : penumpu geladak (deck girder atau carling) Untuk kapal
barang dengan satu buah lubang palkah pada tiap ruang muat pada geladak
yang bersangkutan, dapat dipasang 1-3 buah penumpu geladak, tergantung
lebarnya. Penumpu geladak di pasang tepat pada bidang paruh dan/atau
menerus dengan penumpu bujur lubang palkah (hatchside girder), yaitu
penumpu-penumpu yang tepat berada di bawah ambang palkah yang
membujur.
Dengan demikian terlihat bahwa dalam sistem melintang, elemenelemen konstruksi/kerangka yang dipasang membujur jauh lebih sedikit
jumlahnya daripada elemen-elemen kerangka yang merupakan bagian dari
penguatan melintang.
b. Sistem Konstruksi memanjang
Dalam sistem ini gading-gading utama tidak dipasang vertikal, tetapi
dipasang membujur pada sisi kapal dengan jarak antara, diukur ke arah
vertikal, sekitar 700 mm-1000 mm. gading-gading ini (pada sisi) dinamakan
pembujur sisi 9side longitudinal). Padea setiap jarak tertentu (sekitar 3-5 m)
134
135
geladak) dipasang menerus memanjang kapal secara efektif maka pembujurpembujur tersebut akan merupakan bagian yang integral dengan badan
kapal. Ini berarti bahwa pembujur-pembujur tersebut akan memperbesar
modulus penampang badan kapal, sehingga berarti pula bahwa pembujurpembujur tersebut membantu langsung dalam menahan beban-beban
lengkung longitudinal badan kapal.
Di samping itu, jika dalam bidang pelat yang ditumpunya bekerja
tegangan-tegangan tekan yang tinggi akibat beban-beban lengkung
longitudinal maka pembujur-pembujur tersebut tidak saja hanya membantu
langsung dalam menahan beban-beban tersebut, tetapi juga memperbesar
kekuatan tekuk kritis (critical buckling strength) pelat yang bersangkutan;
dan ini berarti menambah kekuatan pelat tersebut, atau, dengan kata lain,
menjadikan pelat tersebut lebih kuat dalam menahan terjadinya tekukan
(buckling) akibat beban-beban kompresif demikian itu.
Kekuatan tekuk panel pelat (bidang pelat yang dibatasi oleh penumpupenumpunya) tidak saja dipengaruhi oleh tebal pelatnya, tetapi juga oleh
arah tegangan-tegangan tekan di dalam panel pelat itu sendiri. Panel pelat
persegi empat (misalnya panel pelat yang dibentuk oleh pelintang-pelintang
geladak dan pembujur-pembujur geladak, atau oleh balok-balok geladak dan
penumpu-penumpu geladak) akan lebih tahan menerima tegangan-tegangan
tekan yang bekerja dalam arah menurut sisi panjangnya (memotong sisi
pendeknya) daripada menerima tegangantegangan tekan yang bekerja
menurutarah sisi pendeknya (memotong sisi panjangnya). Pada panel pelat
yang menerima beban kompresif yang bekerja menurut arah sisi pendeknya
tekukan akan terjadi pada beban yang hanya sebesar 25% beban yang dapat
menimbulkan tekukan pada panel pelat tersebut bila beban tersebut bekerja
menurut arah sisi panjangnya. Bila hal ini dipandang menurut tumpuannya
136
maka berarti bahwa panel pelat yang mendapatkan tumpuan yang membujur
mempunyai kekuatan tekuk yang lebih besar daripada panel pelat yang
mempunyai tumpuan yang melintang, atau dengan kata lain tumpuan
membujur memberikan kekuatan tekuk yang lebih besar daripada tumpuan
melintang.
Dalam sistem membujur panel-panel pelat berada pada kekuatan
dimana sisi-sisi pendeknya berada di muka dan di belakang (sesuai arah
hadap kapal), sedangkan pada sistem melintang sisi-sisi panjangnyalah yang
berada pada posisi muka-belakang. Ini berarti, untuk kapal yang sama,
bahwa untuk mendapatkan kekuatan/kekuatan tekuk yang sama seperti yang
diperoleh dari sistem membujur maka sistem melintang akan memerlukan
pelat yang lebih tebal, atau jarak gading-gading yang lebih rapat.
Dengan kata lain, dengan mendapatkan tambahan modulus penampang
dan kekakuan pelat dari pembujur-pembujur maka untuk mendapatkan
modulus penampang dan kekuatan tekuk yang dibutuhkan untuk menahan
beban-beban lengkung longitudinal badan kapal yang dibuat dengan sistem
kerangka membujur akan lebih ringan daripada bila badan kapal tersebut
dibuat dengan sistem melintang, karena untuk menyamai modulus
penampang dan kekuatan tekuk pelat yang diberikan oleh sistem membujur
maka sistem melintang memerlukan penguatanpenguatan yang lebih banyak
dan/atau pelat-pelat yang lebih tebal.
Sekalipun keuntungan yang diberikan oleh sistem membujur sudah
jelas, yaitu konstruksi yang lebih ringan untuk memenuhi kekuatan
memanjang yang dibutuhkan, tetapi jenis sistem membujur ini tidak /bukan
merupakan suatu standar bahwa setiap kapal harus dibuat dengan sistem ini.
Untuk kapal-kapal kecil, seperti misalnya kapal-kapal pelayaran pantai
(coaster), kapal-kapal tunda (tug boat), kapal penangkap ikan (trawler), dsb.,
keuntungan yang diberikan oleh sistem membujur dipandang tidak terlalu
berarti dan kurang praktis (lebih rumit atau berhubungan dengan fasilitas
galangan yang ada, misalnya peralatan otomatis yang diperlukan untuk
pengerjaan pelat-pelat tipis, dsb.). hal ini disebabkan karena bebanbeban
longitudinal pada kapal-kapal kecil relatif ringan. Di lain pihak pelatpelat
137
kulit (alas, sisi maupun geladak) untuk kapal-kapal kecil demikian itu yang
diperhitungkan untuk kekuatan melintang pada umumnya sudah memenuhi
kebutuhan kekuatan memanjang, bahkan boleh dikatakan jauh melebihi
yang dibutuhkan karena penambahan-penambahan tebal untuk
pertimbangan-pertimbangan korosi, keausan, dsb. Di bagian-bagian tertentu
pada badan kapal. Disamping itu pengerjaan sistem kerangka melintang
dalam banyak hal relatif lebih sederhana daripada sistem membujur.
Di samping itu, tidak hanya pada kapal-kapal kecil saja, pada
kapalkapal besar dalam beberapa hal sistem membujur juga menimbulkan
problema-problema tertentu. Pada kapal-kapal barang dan kapal-kapal
muatan dingin (refrigerated cargo) pelintang-pelintang sisi dan geladak
merupakan kerugian utama dalam pemakaian sistem ini. Pelintangpelintang
tersebut menjadikan ruang muat kurang efisien dan
mengganggu/menghambat penempatan muatan, bahkan dapat merusakkan
muatan di dalam ruang muat tersebut. Pada kapal-kapal penumpang sistem
ini menyulitkan pekerjaan/penataan interior di dalam ruang-ruang/kabinakbin penumpang maupun ruang-ruang lainnya. Di samping itu, pada kapalkapal penumpang, pembujur-pembujur juga menimbulkan problema; yaitu
menyulitkan pengaturan sistem saluran dan pemipaan (AC, kabel-kabel
listrik, pipa-pipa air, dsb). Saluran induk sistemsistem tersebut merupakan
saluran yang memanjang kapal, sedangkan saluran-saluran cabangnya, yaitu
yang menuju ruangan-ruangan, merupakan saluran-saluran yang melintang
kapal. Dengan demikian saluran-saluran cabang ini harus melintasi /
memotong / menembus pembujur-pembujur. Oleh karena itu pada kapalkapal barang, atau lainnya, yang memang harus menggunakan sistem
pembujur untuk memenuhi kekuatan memanjangnya dengan konstruksi /
material yang efisien, pada umumnya digunakan sistem kombinasi; yaitu
alas dan geladak atasnya dibuat dengan sistem membujur, sedangkan sisisisi dan geladak-geladak lainnya dengan sistem melintang. Kapal-kapal
tangki (tanker) pada umumnya dibuat dengan sistem membujur sepenuhnya,
kecuali kapalkapal tangki kecil atau untuk daerah pelayaran terbatas, karena
138
139
kapal hanya dapat dirpoduksi oleh pabrik-pabrik baja yang telah disetujui
oleh Biro Klasifikasi Indonesia. Baja itu juga harus dibuat melalui proses
tertentu. Adapun proses tersebut meliputi pembuatan baja dengan dapur
kubu (open hearth), dapur listrik, proses pengembusan dengan oksigen (zat
asam) dari atas, atau proses-proses khusus lain yang telah disetujui. Melalui
proses-proses tersebut, diharapkan akan dihasilkan baja yang mempunyai
sifat berkualitas tinggi dengan susunan kimia dan sifat mekanis, sesuai
dengan yang disyaratkan, sejauh mungkin bebas dari kandungan bahan
bukan logam dan cacat-cacat dalam atau luar yang dapat mempengaruhi
pemakaian atau pengerjaan selanjutnya, dan bahan baja yan sudah
mendapatkan perlakuan panas.
Baja untuk membangun suatu kapal pada umumnya dibagi menjadi dua
bagian besar, yaitu :
Baja bangunan kapal biasa bangunan kapal dengan tegangan tinggi.
Baja kapal biasa digunakan pada konstruksi kapal yang dianjurkan
mempunyai sifat kimia, deoksidasi pengelolaan panas, atau sifat-sifat
mekanik yang sudah mendapt persetujuan BKI, penggolongan didasarkan
pada metode deoksidasi komposisi unsur-unsur kimia yang dikandung,
pengujian tekan, pengujian tarik, dan perlakuan panas.
Adapun sifat-sifat mekanis yang harus dimiliki baja biasa adalah
batas lumer minimal 24 kg/mm2 kekuatan tarik dari 41 kg mm sampai
dengan 50 kg/mm2 dan regangan patah minimal 22%. Baja kapal yang
mempunyai tegangan tinggi yang dipakai untuk
bangunan kapal harus sesuai dengan peraturan-peraturan Biro
Klasifikasi baik mengenai komposisi kimia, sifat-sifat mekanik, metode
deoksidasi, maupun perlakuan panasnya. Baja kapal tegangan tinggi
untuk lambung, digolongan ke dalam dua bagian, yaitu baja dengan
tegangan lumer minimal 32 Kg / mm2 dan mempunyai kekuatan tarik dari
48 Kg/ mm2 60 kg/mm2 serta baja dengan tegangan lumer minimum 36
Kg / mm2 dan mempunyai kekuatan tarik dari 50 kg/mm2.
140
142
143
keperluan khusus.
Misalnya, untuk penumpu
geladak. Diperlihatkan
pada gambar 9.1j.
Profil T gembung adalah
profil yang mempunyai
kekuatan lebih besar
daripada profil T.
diperlihatkan pada
Gambar.9.1.k.
Profil gembung adalah
profil yang salah satu
ujungnya dibuat gembung
dan digunakan untuk
penguatan pelat. Contoh
pemasangan profil ini
adalah pelat 9.1 l,m,n.
144
145
146
dikaitkan dengan sebuah kapal, hal tersebut akan nyata sekali. Kapal
secara keseluruhan, dari depan sampai belakang merupakan benda yang
tidak homogen dan pembagian berat kapal tidak teratur untuk seluruh
panjang kapal, baik beratnya sendiri maupun muatannya. Karena kapal
juga terapung di air, kapal juga akan mendapat tekanan ke atas dari air.
Karena bentuk bagian bawah kapal tercelup air dan penampang untuk
seluruh panjang kapal itu tidak sama, maka tekanan ke atasnya juga tidak
sama dan biasanya membentuk suatu kurva.
147
Cb
moulded displacement xT
LxBxT
Geladak
Geladak sekat (Sec. 1H.6.1)
Deck teratas pada, sekat kedap bulkhead.
Geladak lambung timbul (Sec. 1.H.6.2)
Geladak yang menjadi dasar perhitungan lambung timbul.
148
laut.
Geladak bangunan atas (Sec. 1.H.6.5)
Geladak diatas main deck termasuk geladak kimbul (forecastle) dan
149
Jarak Gading
Jarak yang diukur dari pinggir mal ke pinggir mal gading.
A0
= L / 500 + 0.48 m
A0
= 0,65 m
Pelat Lunas Alas dan Bilga
1. Lebar pelat lunas tidak boleh kurang dari :
b
= 800 + 5L
= 800 + 5 x 84.026
= 1220,13 mm
b max
= 1800 mm
pelat lunas diambil
= 1800 mm
pelat bilga diambil
= 1800 mm
2. Lebar pelat lajur atas tidak boleh kurang dari:
b
= 800 + 5L
= 800 + 5 x 84.026
= 1220,13 mm
b max
= 1800 mm
pelat lunas diambil
= 1800 mm
pelat bilga diambil
= 1800 mm
c. Perkiraan Beban
Beban Geladak Cuaca ( Load and Weather Deck )
Yang dianggap sebagai geladak cuaca adalah semua geladak
yang bebas kecuali bangunan atas yang tidak efektif yang terletak di
belakang 0,5 L dari garis tengah, Beban geladak cuaca dihitung
berdasar formula sebagai berikut, (BKI 2001 Sec. 4. B 1.1):
PD
= Po x (((20T /( 10 + Z -T) x H))) x CD [ KN / M2 ]
Dimana :
Po
= Basis Eksternal dinamic Load ( sec . 4.A.2.2. BKI
2001)
CD
Po
Cb
Co
CL
CL
CL
= 1 untuk L > 50
= 2.1 x ( Cb + 0.7 ) x Co x CL x f x CRW
= koefisien block
(0,71)
= L/25 + 4,1
For < 90 m
= 83.226/25 +4,1
= 7,429
= (L / 90)0.5
for L < 90 meter
0.5
= (83.226 / 90)
= 0,962
f1
f2
f3
=1
untuk Tebal Geladak Cuaca
= 0,75 untuk Main Frame, Stiffener, dan Deck Beam
= 0,6 Untuk SG, CG, CDG, Web Frame, stiffener, dan
Grillage
150
CRW
Jadi:
Z
Z
(P03)
= 2.1 x (Cb + 0.7) x Co x CL x f3 x CRW
= 2.1 (0.71 + 0.7) x 7.429 x 0.962 x 0.6 x 0.9
= 11,429 KN / m2
CD
CD1
CD2
kapal
= 1.2 0,10
=1,10
=1
X/L= 0,10
untuk 0.2 X/L 0.7 : tengah
kapal
CD3
= 1 + C/3(X/L- 0.7)
kapal
= 1 + 5/3 x 0,93 - 0.7
= 1,383
X/L = 0,87
untuk 0.7 X/L 1.0 : haluan
X/L = 0,93
Dimana =
C
= 0.15 L 10
Apabila L min = 100 m
= (0.15 x 100)-10
Apabila L max = 200 m
C
=(0,15 x 83,226) 10
= 2,4839
- Beban Geladak untuk Menghitung Pelat Geladak
Pada Daerah Buritan
PD1
= Po1(((20.T)/ (10 + Z -T)x H)) x CD1
= 19.049 x (((20 x6.8) / (10 +7.8 - 6.8 ) x 7.8))) x 1,1
151
= 33,259 KN / m2
Pada Daerah Midship
PD2
= Po1(((20.T)/ (10 + Z -T)x H)) x CD2
= 19.049 x (((20 x6.8) / (10 +7.8 - 6.8 ) x 7.8))) x 1
= 30,194 KN / m2
Pada Daerah Haluan
PD3
= Po1(((20.T)/ (10 + Z -T)x H)) x CD3
= 19.049 x (((20 x6.8) / (10 +7.8 - 6.8 ) x 7.8))) x 1,383
= 41,76 KN / m2
- Untuk Main Frame, Stiffener, Dan Deck Beam
Pada Daerah Buritan
PD1
= Po2(((20.T)/ (10 + Z -T)x H)) x CD1
= 14.287 x (((20 x6.8) / (10 +7.8 - 6.8 ) x 7.8))) x 1,10
= 24,944 KN / m2
Pada Daerah Midship
PD2
= Po2(((20.T)/ (10 + Z -T)x H)) x CD2
= 14.287 x (((20 x6.8) / (10 +7.8 - 6.8 ) x 7.8))) x 1
= 22,646 KN / m2
Pada Daerah Haluan
PD3
= Po2(((20.T)/ (10 + Z -T)x H)) x CD3
= 14.287 x (((20 x6.8) / (10 +7.8 - 6.8 ) x 7.8))) x 1,383
= 31,326 KN / m2
- Untuk SG, CG, CDG, Web Frame, stiffener, dan Grillage
Pada Daerah Buritan
PD1
= Po3(((20.T)/ (10 + Z -T)x H)) x CD1
= 11,429 x (((20 x6.8) / (10 +7.8 - 6.8 ) x 7.8))) x 1,10
= 19,956 KN / m2
Pada Daerah Midship
PD2
= Po3(((20.T)/ (10 + Z -T)x H)) x CD2
= 11,429 x (((20 x6.8) / (10 +7.8 - 6.8 ) x 7.8))) x 1
= 18,116 KN / m2
Pada Daerah Haluan
PD3
= Po3(((20.T)/ (10 + Z -T)x H)) x CD3
= 11,429 x (((20 x6.8) / (10 +7.8 - 6.8 ) x 7.8))) x 1,383
= 25,061 KN / m2
Beban Geladak pada bangunan atas dan rumah geladak
Beban Geladag pada bangunan atas dan rumah geladak dihitung
berdasarkan formula sebagai berikut [BKI 2001 Sec.4.B.11]
PDA
= PD x n
KN / m2
Dimana = Beban geladag pada buritan
n
= 1 - ((Z - H )/1 ))
Z=H+h
n
=1
untuk forecastle Deck
Nmin
= 0,5
h1,h2
= 2,2 m
152
H
= 7,8 m
Nilai Z bangunan atas untuk beban geladak ;
1. Z1 = H + 2.2
=10 untuk Poop Deck
2. Z2 = H + 2.2 + 2.2
=12,2 untuk Boat Deck
3. Z3 = H + 2.2 + 2.2 + 2.2
=14,4 untuk navigasi Deck
4. Z4 = H + 2.2 + 2.2 +2.2 + 2.2 =16,6 untuk Top Deck
5. Z5 = H + 2
=9,8 untuk forcastle Deck
Deck]
= 10 m
= 1 - ( 10 - 7.8)/10)
= 0,78
PD1
= 33,259
KN / m2
PD1
= 24,944
KN / m2
PD1
= 19,959
KN / m2
Untuk Menghitung Plat Geladak
PDA
= 33,259 x 0.78
= 25,942
KN / m2
Untuk Menghitung Plat Deck Beam.
PDA
= 24,944 x 0.78
= 19,457
KN / m2
Untuk Menghitung CDG, SDG Dan Strong Beam.
PDA
= 19,959 x 0.78
= 15,565
KN / m2
- Beban Geladak Bangunan Atas Pada Geladak Skoci [Boat
Z1
n
Deck]
= 12,2 m
= 1 - ( 12,22 - 7.8)/10)
= 0,56
PD1
= 33,259
KN / m2
PD1
= 24,944
KN / m2
PD1
= 19,959
KN / m2
Untuk Menghitung Plat Geladak
PDA
= 33,259 x 0.56
= 18,625
KN / m2
Untuk Menghitung Plat Deck Beam.
PDA
= 24,944 x 0.56
= 13,969
KN / m2
Z2
n
153
= 11,175
KN / m2
Beban Geladak Bangunan Atas Pada Geladak Kemudi
[Navigation Deck ]
Z3
= 14,4 m
n
= 1 - ( 14,4 - 7.8)/10)
= 0,34
PD1
= 33,259
KN / m2
PD1
= 24,944
KN / m2
PD2
= 19,959
KN / m2
Untuk Menghitung Plat Geladak
PDA
= 33,259 x 0.34
= 11,308
KN / m2
Untuk Menghitung Plat Deck Beam.
PDA
= 24,944 x 0.34
= 8,481
KN / m2
Untuk Menghitung CDG, SDG Dan Strong Beam.
PDA
= 19,959 x 0.34
= 6,785
KN / m2
- Beban geladak bangunan atas pada Top Deck
Z4
= 16,6 m
n
= 1 - ( 16,6 - 7.8)/10)
= 0,1
PD1
= 33,259
KN / m2
PD2
= 24,944
KN / m2
PD2
= 19,959
KN / m2
Untuk Menghitung Plat Geladak
PDA
= 33,259 x 0,1
= 3,991
KN / m2
154
CF1
cuaca)
= 14,287
deck beam)
= 11,429
KN / m2 (untuk web, stringer, girder)
= jarak kontruksi (m) diatas Garis dasar
= 1/3 x T
= 1/3 x 6,8
= 2,267 m
= 1.0 + (5/Cb)x( 0.2 - X/L)
= 1.0+(5/0.71)x(0.2 - 0.2)
= 1,714
CF2 = 1
unutk 0.2 X/L 0.7 : tengah kapal
CF3 = 1 + 20/cb ( X/L-0.7)2
bagian haluan
2
= 1 + 20/0.71x ( 0.085-0.7)
= 2,490
- Beban sisi kapal di bawah garis air muat untuk pelat sisi
Untuk Buritan Kapal
Ps1
= 10 x ( T - Z ) Po1 x CF1 ( 1 + Z/T)
= 10 x ( 6.8 - 2.267)*19.049 x1,714x ( 1 +2.267/6.8)
= 88,86858 KN / m2
Untuk Midship Kapal
Ps2
= 10 x ( T - Z ) + P01 x CF2 x ( 1 + Z/T)
= 10 x (6.8 - 2.267) + 19.049 x 1 x( 1 + 2.267/6.8)
= 70,73186
KN / m2
155
KN / m2
Frame
Untuk Buritan Kapal
Ps1
= 10 x ( T - Z ) Po1 x CF1 ( 1 + Z/T)
= 10 x ( 6.8 - 2.267)*14.287 x 1,714x ( 1 +2.267/6.8)
= 77,985
KN / m2
= 92,76776 KN / m2
Beban Sisi Kapal Di Bawah Garis Air Muat Untuk Web
= 70,732
KN / m2
KN / m2
Beban sisi kapal di atas garis air muat tidak boleh kurang dari
BKI 2001 sec. 4 -2 B.2.12 sbb:
Ps
= Po x CF x ( 20 / ( 10 + Z -T)
Dimana :
P01 = 19,049
KN / m2 (untuk plat geladag dan geladag
P02
cuaca)
= 14,287
P03
T
deck beam)
= 11,429
= 6,8 m
156
H
Z
= 7,8 m
= T + 1/2 ( H -T)
= 6.8 + 0.5 *(7.8-6.8)
= 7,3 m
Cf1
= 1,714
Untuk Buritan Kapal
Cf2
=1
Untuk Midship
Cf3
= 2,490
Untuk Haluan Kapal
- Beban sisi kapal di atas garis air muat untuk menghitung
ketebalan plat sisi
Untuk Buritan Kapal
Ps1
= PO1 x CF1 x (20/10+Z-T))
= 19,049x 1,714 x (20/(10+7.3-6.8))
= 62,193
KN / m2
Untuk Midship Kapal
Ps2
= PO2 x CF2 x (20/10+Z-T))
= 19,049x 1 x (20/(10+7.3-6.8))
= 27,213
KN / m2
= 19,049
= 14,287
= 11,429
cuaca)
P02
deck beam)
P03
H1,h2 =2,2 m
H
=7,8
Maka:
- Beban Sisi Di Atas Garis Air Muat Pada Geladag Kimbul
(Poop Deck)
157
cuaca)
T = 6,8
Maka :
Ps
= Po1 x Cf x (20/(10+Z-T)
= 19,049 x 1,714 x (20/(10+8.89-6.8)
= 54,014
KN/m2
Untuk menghitung Frame
Z1
= 8,89
Cf1
= 1,714
Untuk Buritan Kapal
Po1
= 14,287
KN/m2 (untuk plat kulit dan geladag
cuaca)
T = 6,8
Maka :
Ps
= Po1 x Cf x (20/(10+Z-T)
= 14,287x 1,714 x (20/(10+8.89-6.8)
= 40,510
KN/m2
cuaca)
T = 6,8
Maka :
Ps
= Po1 x Cf x (20/(10+Z-T)
= 11,429x 1,714 x (20/(10+8.89-6.8)
= 40,510
KN/m2
- Beban Sisi Di Atas Garis Air Muat Pada Geladag Sekoci
(Boat Deck)
Untuk menghitung Plat sisi
Z1
= 11,091
Cf1
= 1,714
Untuk Buritan Kapal
Po1
= 19,049
KN/m2 (untuk plat kulit dan geladag
cuaca)
T = 6,8
Maka :
Ps
= Po1 x Cf x (20/(10+Z-T)
= 19,049 x 1,714 x (20/(10+11,091-6.8)
158
= 45,695
KN/m2
Untuk menghitung Frame
Z1
= 11,091
Cf1
= 1,714
Untuk Buritan Kapal
Po1
= 14,287
KN/m2 (untuk plat kulit dan geladag
cuaca)
T
= 6,8
Maka :
Ps
= Po1 x Cf x (20/(10+Z-T)
= 14,287x 1,714 x (20/(10+11,091-6.8)
= 34,271
KN/m2
Untuk menghitung web frame, dan stringer
Z1
= 11,091
Cf1
= 1,714
Untuk Buritan Kapal
Po1
= 11,429
KN/m2 (untuk plat kulit dan geladag
cuaca)
T = 6,8
Maka :
Ps
= Po1 x Cf x (20/(10+Z-T)
= 11,429x 1,714 x (20/(10+11,091-6.8)
= 27,417
KN/m2
- Beban Sisi Di Atas Garis Air Muat Pada Deck Kemudi
(Navigasi Deck)
Untuk menghitung Plat sisi
Z1
= 13,291
Cf1
= 1,714
Untuk Buritan Kapal
Po1
= 19,049
KN/m2 (untuk plat kulit dan geladag
cuaca)
T = 6,8
Maka :
Ps
= Po1 x Cf x (20/(10+Z-T)
= 19,049 x 1,714 x (20/(10+13,291-6.8)
= 39,599
KN/m2
Untuk menghitung Frame
Z1
= 13,291
Cf1
= 1,714
Untuk Buritan Kapal
Po1
= 14,287
KN/m2 (untuk plat kulit dan geladag
cuaca)
T
= 6,8
Maka :
159
Ps
= Po1 x Cf x (20/(10+Z-T)
= 14,287x 1,714 x (20/(10+13,291-6.8)
= 29,699
KN/m2
Untuk menghitung web frame, dan stringer
Z1
= 13,291
Cf1
= 1,714
Untuk Buritan Kapal
Po1
= 11,429
KN/m2 (untuk plat kulit dan geladag
cuaca)
T
= 6,8
Maka :
Ps
= Po1 x Cf x (20/(10+Z-T)
= 11,429x 1,714 x (20/(10+13,291-6.8)
= 23,759
KN/m2
- Beban Sisi Di Atas Garis Air Muat Pada Top Deck
Untuk menghitung Plat sisi
Z1
= 15,491
Cf1
= 1,714
Untuk Buritan Kapal
Po1 = 19,049
KN/m2 (untuk plat kulit dan geladag
cuaca)
T
= 6,8
Maka :
Ps
= Po1 x Cf x (20/(10+Z-T)
= 19,049 x 1,714 x (20/(10+15,491-6.8)
= 34,938
KN/m2
Untuk menghitung Frame
Z1
= 15,491
Cf1
= 1,714
Untuk Buritan Kapal
Po1
= 14,287
KN/m2 (untuk plat kulit dan geladag
cuaca)
T
= 6,8
Maka :
Ps
= Po1 x Cf x (20/(10+Z-T)
= 14,287x 1,714 x (20/(10+15,491-6.8)
= 26,204
KN/m2
Untuk menghitung web frame, dan stringer
Z1
= 15,491
Cf1
= 1,714
Untuk Buritan Kapal
Po1
= 11,429
KN/m2 (untuk plat kulit dan geladag
cuaca)
T
= 6,8
Maka :
Ps
= Po1 x Cf x (20/(10+Z-T)
= 11,429x 1,714 x (20/(10+15,491-6.8)
= 20,963
KN/m2
160
cuaca)
T
= 6,8
Maka :
Ps
= Po1 x Cf x (20/(10+Z-T)
= 11,429x 1,714 x (20/(10+10-6.8)
= 43,122
KN/m2
Beban Alas Kapal
Beban luar pada alas / dasar kapal adalah dengan tekun menurut
formula (BKI 2001 Sec. 4-2. B.3)
PB
=10 x T + Po x Cf
KN/m2
Dimana:
T
= 6,8 m
P01
= 19,049
KN/m2 (untuk plat kulit dan geladag
cuaca)
P02
= 14,287
beam)
161
Cf1
= 1,714
Cf2
=1
Untuk Midship
Cf3
= 2,490
162
tk
tk
-
163
t G1
= 5,889 mm 8 mm
(diambil tebal minimum)
Tebal Plat Geladak Akil (Fore Castle Deck)
= 1.21 x a PD x k + tk
= 1,21 x 0,65 x 23,551x 1 + 1.5
= 5,305 mm 8 mm
(diambil tebal minimum)
ts
ts
164
TB
165
TB
TB
TB
= 1.9 x nf x a x PB x k + tk
= 1.9 x 1 x 0.7 x 100,651 x 1 + 1.5
= 9,4 mm 10 mm
Tebal plat alas pada daerah midship
= 1.9 x nf x a x PB x k + tk
= 1.9 x 1 x 0.7 x 87,049 x 1 + 1.5
= 8,8 mm 10 mm
Tebal plat alas pada daerah haluan kapal
= 1.9 x nf x a x PB x k + tk
= 1.9 x 1 x 0.7 x 115,343 x 1 + 1.5
= 9,9 mm 12 mm
= 800 + 5 L
= 800 + 5 x 83.226
= 1220
mm 1800 mm
Tebal Plat Lajur Atas Di Luar Midship Umumnya Tebalnya
Sama Dengan
t
= 0,5 (tD+tS)
Dimana
tD
= 10 Tebal Geladak
tS
= 11 Tebal Pelat Sisi
t
= 0,5 (tD+tS)
= 0.5 x ( 10 + 11)
= 10,5 mm
Plat Penguat Pada Linggi Buritan Dan Lunas, Baling-Baling Dan
Lebar Bilga
- Tebal plat kulit linggi buritan sekurang-kurangnya sama dengan
plat sisi tengah kapal = 10 mm
166
doubling.
Dibawah konstruksi pipa duga, pipa limbah, pipa udara dan alas
= [(0.75 - (L/1000)] x L
= [(0.75 - (83.226/1000)] x 83.226
= 6,10 mm 10 mm
167
penumpu samping.
Penumpu tengah pada 0,7 L di tengah kapal tidak boleh kurang
168
= 0.5 x h
169
= 0.5 x 1000
= 500 mm Direncacanak 400 mm
Diameter = 1/3 x h
= 1/3 x 1000
= 333 mm
Jarak max. Lubang peringan dari penumpu tengah dan plat tepi tidak
boleh melebihi dari 0,4 tinggi penumpu tengah.
-
alas penuh = 10 mm
Ukuran Stiffener pada wrang kedap air : W = k x 0,55 x a x l2 x
P
Dimana ;
1=h
=1m
a
= 0,65 m
P
= 82,287 KN/m2
Jadi,
W
= k x 0,55 x a x l2 x P
= 1 x 0.55 x a x 10002 x 82.535
= 29,329
Diambil
W
= 35
L
= 75 x 50 x 7
f. Perhitungan Gading-Gading
Jarak Gading Normal
- Menurut BKI 01 jarak gading normal antara 0,2 L dari FP
sampai sekat ceruk buritan adalah tidak boleh kurang dari 600
-
mm
Di depan sekat tubrukan dan di belakang sekat ceruk buritan jarak
= n x a x l2 x Ps x Cr x k
170
cm3
Dimana
k
n
a
l
=1
= 0.9- (0.00335 x L)
= 0.9 -(0.00335 x 83.266)
= 0,621
= 0,65
= Panjang tak ditumpu
= 1/3 ( H-h)
= 1/3 ( 7.8 - 1)
= 2,27
= 88,868
KN/ m2
= 70,732
KN/ m2
= 108,579
KN/ m2
= 0,75
PS1
(u/ Buritan kapal)
PS2
(u/ Midship Kapal)
PS3
(u/ Haluan Kapal)
Cr min
Jadi
Modulus gading utama pada daerah buritan ( sec 9-2. A.1.1 )
= n x a x l2 x Ps x Cr x k
cm3
= 150 Profil L
= 130 x 65 x 12
= n x a x l2 x Ps x Cr x k
cm3
= 110 Profil L
= 130 x 75 x 18
171
= n x a x l2 x Ps x Cr x k
cm3
= 190 Profil L
= 150 x 90 x 10
= n x a x l2 x Ps x Cr x k
cm3
Dimana
n
= 0,550
= 0,65
= 2,2
= 40,510
Cr
= 0,75
=1
Jadi
W
= n x a x l2 x Ps x Cr x k
cm3
172
= 57 Profil L
= 90 x 60 x 8
Boat Deck
= n x a x l2 x Ps x Cr x k
cm3
Dimana
n
= 0,550
= 0,65
= 2,2
= 34,371
Cr
= 0,75
=1
Jadi
W
= n x a x l2 x Ps x Cr x k
cm3
= 45 Profil L
= 100 x 50 x 6
173
NavigationDeck
= n x a x l2 x Ps x Cr x k
cm3
Dimana
n
= 0,550
= 0,65
= 2,2
= 29,699
Cr
= 0,75
=1
Jadi
= n x a x l2 x Ps x Cr x k
cm3
= 39 Profil L
= 80 x 65 x 6
Top Deck
= n x a x l2 x Ps x Cr x k
Dimana
n
= 0,550
= 0,65
= 2,2
174
cm3
= 26,204
Cr
= 0,75
=1
Jadi
= n x a x l2 x Ps x Cr x k
cm3
= 35 Profil L
= 75 x 50 x 7
Forecastel Deck
= n x a x l2 x Ps x Cr x k
cm3
Dimana
n
= 0,550
= 0,65
= 2,2
= 53,903
Cr
= 0,75
=1
Jadi
W
= n x a x l2 x Ps x Cr x k
cm3
175
= 96 Profil L
= 100 x 65 x 11
= 0,42 x 50 x 25
= 525
W rencana > W perhitungan = 523.4048> 525
Modulus penampang gading besar pada Midship ( sec 9-4
A.6.2.1)
= 0.55 x e x l2 x Ps x n x k
= 0.55 x 2,592 x 2.272 x 70,732 x 1 x 1
= 518,111
Profil yang direncanakan T
T
= 240 x 12 FP100 x 12
Koreksi Modulus
Lebar Berguna = (40 50) = 50
f
= 10
1,2
10 x 1.2
= 12
Cm2
fs
= 24
1,2
24 x 1.2
= 28,8
Cm2
F
=
50 x 1
= 50
Cm2
f/F
= 0,24
fs/F
= 0,58
w
= 0,433
W
=wxFxh
= 0,433x 50 x 24
= 519,6
W rencana > W perhitungan = 518.1115> 519.6
Modulus penampang gading besar pada Haluan kapal ( sec 9W
4 A.6.2.1 )
W
= 0.55 x e x l2 x Ps x n x k
= 0.55 x 2,592 x 2.272 x 83,281x 1 x 1
= 610,033
Profil yang direncanakan T
T
= 260 x 12 FP 130 x 12
Koreksi Modulus
Lebar Berguna = (40 50) = 50
f
= 13
1,2
13 x 1.2
= 15,6
Cm2
fs
= 26
1,2
26 x 1.2
= 31,2
Cm2
F
=
50 x 1
= 50
Cm2
f/F
= 0,31
fs/F
= 0,62
w
= 0,51
W
=wxFxh
= 0,51 x 50 x 26
= 611,32
W rencana > W perhitungan = 610,033> 611,32
Modulus penampang gading besar pada Kamar Mesin ( sec 94 A.6.2.1 )
W
= 0.8 x e x l2 x Ps x k
177
Dimana
a
= 0,65
e
=4xa
= 4 x 0,65
= 2,8
l
= 1/3 x ( H- h dikamar mesin)
= 1.3 x (7.8 -1.11)
= 2,23
W
= 0.8 x e x l2 x Ps x k
= 0.8 x 2.8 x 2.232 x 71,454 x 1
= 795,953
Profil yang direncanakan T
T
= 265 x 13 FP 155 x 13
Koreksi Modulus
Lebar Berguna = (40 50) = 50
f
= 15,5
1,2
15,5 x 1.2
= 15,6
Cm2
fs
= 26,5
1,2
26,5 x 1.2
= 31,2
Cm2
F
=
50 x 1
= 50
Cm2
f/F
= 0,4
fs/F
= 0,69
w
= 0,601
W
=wxFxh
= 0,601 x 50 x 26,5
= 796,325
W rencana > W perhitungan = 795.9526> 796.325
Mudulus Gading besar pada bangunan atas sesuai dengan BKI 2001
Sec. 9. A.6.2.1
W
= 0,6 x e x l2 x Ps x n x k
Pada Poop Deck
Ps
= 32,408
W
= 0,6 x e x l2 x Ps x n x k
= 0.6 x 2.8 x 2.232 x 32,408 x 1 x 1
= 258,973
Profil yang direncanakan T
T
= 165 x 12 FP 95 x 12
Koreksi Modulus
Lebar Berguna = (40 50) = 50
f
= 9,5
1,2
9,5 x 1.2
= 11,4
fs
= 16,5
1,2
16,5 x 1.2
= 19,8
F
=
50 x 1
= 50
f/F
= 0,23
fs/F
= 0,4
w
= 0,315
W
=wxFxh
178
Cm2
Cm2
Cm2
= 0,315x 50 x 16,5
= 259,875
W rencana > W perhitungan = 258.9727> 259.875
Pada Boat Deck
Ps
= 27,417
W
= 0,6 x e x l2 x Ps x n x k
= 0.6 x 2.8 x 2.232 x 27,417x 1 x 1
= 219,087
Profil yang direncanakan T
T
= 150 x 12 FP85 x 12
Koreksi Modulus
Lebar Berguna = (40 50) = 50
f
= 8,5
1,2
8,5 x 1.2
= 10,2
fs
= 15
1,2
15 x 1.2
= 1,8
F
=
50 x 1
= 50
f/F
= 0,20
fs/F
= 0,36
w
= 0,294
W
=wxFxh
= 0,294 x 50 x 15
= 259,875
W rencana > W perhitungan = 219.0875> 220.5
Navigation Deck
Ps
= 23,759
W
= 0,6 x e x l2 x Ps x n x k
= 0.6 x 2.8 x 2.232 x 23,759 x 1 x 1
= 189,8599
Profil yang direncanakan T
T
= 130 x 10 FP 85 x 10
Koreksi Modulus
Lebar Berguna = (40 50) = 50
f
= 8,5
1,2
8,5 x 1.2
= 8,5
fs
= 13
1,2
13 x 1.2
= 13
F
=
50 x 1
= 50
f/F
= 0,17
fs/F
= 0,26
w
= 0,293
W
=wxFxh
= 0,293 x 50 x 13
= 259,875
W rencana > W perhitungan = 189.8599>190.45
Forecastle Deck
Ps
= 43,122
W
= 0,6 x e x l2 x Ps x n x k
= 0.6 x 2.8 x 2.232 x 43,122 x 1 x 1
= 344,5861
179
Cm2
Cm2
Cm2
Cm2
Cm2
Cm2
Cm2
Cm2
Cm2
= 71,454
KN/ m2
= 70,732
KN/ m2
= 83,281
KN/ m2
kapal)
PS2
kapal)
PS3
kapal)
l
=4xa
= 4 x 0,65
= 2,6 m
Jadi
Modulus senta sisi pada daerah buritan
W
= 0,6 x e x l2 x Ps x k
= 0.6 x 2.27 x 2.62 x 71,454 x 1
= 656, 9239
Profil yang direncanakan T
T
= 265 x 12 FP 130 x 12
Koreksi Modulus
180
= 0,6 x e x l2 x Ps x k
Cm2
Cm2
Cm2
Cm2
Cm2
Cm2
= 0,6 x e x l2 x Ps x k
181
= 18,75
= 36,875
= 50
Cm2
Cm2
Cm2
w
W
= 0,559
=wxFxh
= 0,559 x 50 x 29,5
= 824,525
W rencana > W perhitungan = 823.685 > 824.525
h. Kontruksi Memanjang Kapal
Modulus penampang pembujur tidak boleh kurang dari : BKI Bab 9 B
W
= (83,3/pr).m.a.l2.P
Dimana
m
= (mk2-ma2) ; m >(mk2/2)
mk
= 1-S[(lk/l)sin2 ak]
ma
= 0,204.(a/)[4-(a/)2] :a/ 1
Untuk pembujur dibawah netral absis ditentukan rumus:
pr
= perm - LB + Z.( LB + LD ) / H [ N/mm2]
Untuk pembujur diatas netral absis ditentukan rumus
pr
= perm + LB - Z.( LB + LD ) / H
Ditentukan
LD = Lmax
LB = 0,8 Lmax
(sLmax dihitung pada bab 5.C.1)
Lmax = ( 6 / 7 ) p
Dimana
p
= cs. po
po = 18.5 x (L/k) untuk L < 90
k = 295/(Reh +60)
= 18.5x(83.226/0.91)
= 295/(265+60)
= 177,146
= 0,91
cs
= 0.50 + 5/3. x/L
untuk x/L< 0,4
= 0.50 + (5/3) x 0.2
= 0,66
cs
=1
untuk 0,3 x/L 0.70
cs
= (5/3)x (1.3 -X/L) untuk x/L> 0,70
= (5/3)x (1.3 -0.93)
= 0,617
Jadi
p
= cs. po
= 0.83 x 177.146
= 117,6501
p
= cs. po
= 0.83 x 177.146
= 117,1462
182
= cs. po
= 0.617 x 177.146
= 109,2402
Lmax = ( 6 / 7 ) p
= (6/7)* 117,6501
= 100,843
Lmax = ( 6 / 7 ) p
= (6/7)* 117,1462
= 151,8396
Lmax = ( 6 / 7 ) p
= (6/7)* 109,2402
= 93,6344
perm = [0,8+L/450]230/k
= (0.8+(83.226/450)*(230/0,91)
= 250
permmax
= 230/k
N/mm2
= 230/0.91
= 253
Maka :
LD
= 100,843
LD
= 152
LD
= 94
LB
= 0,8 x Lmax
183
= 0.8 x 100,843
= 81
LB
= 0,8 x Lmax
= 0.8 x 152
= 121
LB
= 0,8 x Lmax
= 0.8 x 94
= 75
184
= (83,3/pr).m.a.l2.P
= (83.3 / 168,901)x 0,550 x 0.65 x 2,592^2 x 76,618
= 79,590
untuk x/L< 0,4
= 100 x 75 x 9
= (83,3/pr).m.a.l2.P
= (83.3 / 128,104 )x 0,550 x 0.65 x 2,592^2 x 73,575
= 90,027
untuk 0,3 x/L 0.70
= 100 x 65 x 11
= (83,3/pr).m.a.l2.P
= (83.3 / 174,668 )x 0,550 x 0.65 x 2,592^2 x 21,800
= 22,172
untuk x/L> 0,70
= 75 x 50 x 5
= 0,65 meter
= 2,592 meter
a/l
= 0,25
m
mk
lk
mk
ma
= mk 2 - ma 2
m >(mk2/2)
= 1-S[(lk/l)sin2 k]
= 0,6
k
= 90
= 0,7685
= 0,204.(a/)[4-(a/)2]
= 0,201
185
m
P
Pc1
Pc2
Pc3
= 0,550
= Untuk Dibawah garis air
= 88,869
= 70,732
= 108,579
W
= (83,3/pr).m.a.l2.P
= (83.3 / 221,650)x 0,550 x 0.65 x 2,592^2 x 88,869
= 80,038
untuk x/L< 0,4
W
= 100 x 75 x 9
= (83,3/pr).m.a.l2.P
= (83.3 / 207,528 )x 0,550 x 0.65 x 2,592^2 x 70,732
= 80,038
untuk 0,3 x/L 0.70
= 100 x 50 x 10
= (83,3/pr).m.a.l2.P
= (83.3 / 223,646 )x 0,550 x 0.65 x 2,592^2 x 108,579
= 96,917
untuk x/L> 0,70
= 130 x 65 x 8
= 0,65 meter
= 2,592 meter
a/l
= 0,25
186
m
mk
lk
mk
ma
m
P
Pc1
Pc2
Pc3
= mk 2 - ma 2
m >(mk2/2)
= 1-S[(lk/l)sin2 k]
= 0,6
k
= 90
= 0,7685
= 0,204.(a/)[4-(a/)2]
= 0,201
= 0,550
= Untuk atas Garis air
= 62,193
= 27,213
= 54,211
W
= (83,3/pr).m.a.l2.P
= (83.3 / 383,895)x 0,550 x 0.65 x 2,592^2 x 62,193
= 36,647
untuk x/L< 0,4
W
= 75 x 55 x 7
= (83,3/pr).m.a.l2.P
= (83.3 / 383,895)x 0,550 x 0.65 x 2,592^2 x 27,213
= 14,151
untuk 0,3 x/L 0.70
= 100 x 50 x 8
= (83,3/pr).m.a.l2.P
= (83.3 / 332,406)x 0,550 x 0.65 x 2,592^2 x 54,211
= 32,556
untuk x/L> 0,70
= 80 x 65 x 6
= 223,646
= 0,65 meter
= 2,592 meter
a/l
= 0,25
m
mk
lk
mk
ma
= mk 2 - ma 2
m >(mk2/2)
= 1-S[(lk/l)sin2 k]
= 0,6
k
= 90
= 0,7685
= 0,204.(a/)[4-(a/)2]
= 0,201
= 0,550
= Untuk bawah Garis air
= 88,869
= 70,732
= 108,579
m
P
Pc1
Pc2
Pc3
W
= (83,3/pr).m.a.l2.P
= (83.3 / 221,650)x 0,550 x 0.65 x 2,592^2 x 88,869
= 56,013
untuk x/L< 0,4
W
= 100 x 75 x 9
= (83,3/pr).m.a.l2.P
= (83.3 / 207,528)x 0,550 x 0.65 x 2,592^2 x 70,732
= 26,176
untuk 0,3 x/L 0.70
= 100 x 50 x 10
= (83,3/pr).m.a.l2.P
= (83.3 / 223,646)x 0,550 x 0.65 x 2,592^2 x 108,579
= 48,388
untuk x/L> 0,70
= 130 x 75 x 8
[ N/mm2]
= 0,65 meter
= 2,592 meter
a/l
= 0,25
m
mk
lk
mk
ma
= mk 2 - ma 2
m >(mk2/2)
= 1-S[(lk/l)sin2 k]
= 0,6
k
= 90
= 0,7685
= 0,204.(a/)[4-(a/)2]
= 0,201
= 0,550
= Untuk Atas Garis air
= 62,193
= 27,213
= 54,211
m
P
Pc1
Pc2
Pc3
W
= (83,3/pr).m.a.l2.P
= (83.3 / 338,783)x 0,550 x 0.65 x 2,592^2 x 62,193
= 36,647
untuk x/L< 0,4
W
= 90 x 60 x 8
= (83,3/pr).m.a.l2.P
= (83.3 / 383,895 )x 0,550 x 0.65 x 2,592^2 x 27,213
= 14,151
untuk 0,3 x/L 0.70
= 75 x 55 x 7
= (83,3/pr).m.a.l2.P
= (83.3 / 332,895 )x 0,550 x 0.65 x 2,592^2 x 54,211
= 48,388
untuk x/L> 0,70
189
= 90 x 60 x 8
= 0,65 meter
= 2,592 meter
a/l
= 0,25
m
mk
lk
mk
ma
= mk 2 - ma 2
m >(mk2/2)
= 1-S[(lk/l)sin2 k]
= 0,6
k
= 90
= 0,7685
= 0,204.(a/)[4-(a/)2]
= 0,201
= 0,550
= Beban pada Geladak
= 24,944
= 22,646
= 31,326
m
P
Pc1
Pc2
Pc3
W
= (83,3/pr).m.a.l2.P
= (83.3 / 350,418 )x 0,550 x 0.65 x 2,592^2 x 24,944
= 14,210
untuk x/L< 0,4
W
= 60 x 40 x 6
190
= (83,3/pr).m.a.l2.P
= (83.3 / 151,840)x 0,550 x 0.65 x 2,592^2 x 22,646
= 29,772
untuk 0,3 x/L 0.70
= 75 x 50 x 7
= (83,3/pr).m.a.l2.P
= (83.3 / 268,302 )x 0,550 x 0.65 x 2,592^2 x 31,326
= 223,308
untuk x/L> 0,70
= 75 x 70 x 7
i. Perhitungan Balok Geladak
Balok Geladak
Modulus penampang balok geladak melintang tidak boleh kurang
dari (Sec.10. 1.B)
W
= c x a x Pd x l2 x k
m3
Diman
c
= 0,65
PD1
= 33,295
KN / m2
PD2
= 30,194
KN / m2
PD3
= 41,768
KN / m2
=1
= 110
191
= 130 x 75 x 8
= 105
= 100 x 75 x 11
= 150
= 130 x 65 x 12
= 150
= 130 x 65 x 12
192
= c x a x Pd x l2 x k
m3
= 0.75 x 0.65 x 19,4566 x (2,6)2 x 1.0
= 64,119
= 66
= 100 x 75 x 7
= 47
= 75 x 55 x 9
= 16
= 60 x 40 x 5
l
k
P
W
= 2,6
=1
= 31,326
= c x a x Pd x l2 x k
m3
= 0.75 x 0.65 x 31,326x (2,6)2 x 1.0
= 103
= 105
= 100 x 75 x 11
Cm3
= 0,75
= 0,65
=4xa
= 4 x 0,65
= 2,6
= panjang tak ditumpu
= 2,6
=1
PD1
= 19,956
KN / m2
PD2
= 18,116
KN / m2
PD3
= 25,061
KN / m2
= c x e x l2 x Pd x k
194
= 12
= 22,2
= 50
Cm2
Cm2
Cm2
fs/F
w
W
= 0,44
= 0,286
=wxFxh
= 0,286 x 50 x 18,5
= 264,55
W rencana > W perhitungan = 263,054 > 264.55
Modulus Strong beam pada midship kapal
W
= c x e x l2 x Pd x k Cm3
= 0.75 x 2.6 x (2.6)2 x 18,116x 1
= 238,811
Profil yang direncanakan T
T
= 165 x 12 FP 100 x 12
Koreksi Modulus
Lebar Berguna = (40 50) = 50
f
= 10
1,2
10 x 1.2
=
fs
= 16,5
1,2
16,5 x 1.2
=
F
=
50 x 1
=
f/F
= 0,24
fs/F
= 0,40
w
= 0,29
W
=wxFxh
= 0,29x 50 x 16,5
= 239
W rencana > W perhitungan = 238.811 >239
Strong beam pada Haluan kapal
W
= c x e x l2 x Pd x k Cm3
= 0.75 x 2.6 x (2.6)2 x 25,061 x 1
= 330,355
Profil yang direncanakan T
T
= 200 x12 FP 100 x 12
Koreksi Modulus
Lebar Berguna = (40 50) = 50
f
= 10
1,2
10 x 1.2
=
fs
= 20
1,2
20 x 1.2
=
F
=
50 x 1
=
f/F
= 0,24
fs/F
= 0,48
w
= 0,333
W
=wxFxh
= 0,333 x 50 x 20
= 333,000
W rencana > W perhitungan = 330.355 > 333
Strong beam pada Twin Deck
e
= 3,4
W
= c x e x l2 x Pd x k
Cm3
= 0.75 x 3,4 x (2.6)2 x 19,956 x 1
195
12
19,8
50
Cm2
Cm2
Cm2
12
24
50
Cm2
Cm2
Cm2
= 449,837
Profil yang direncanakan T
T
= 173 x 13 FP 140 x 13
Koreksi Modulus
Lebar Berguna = (40 50) = 50
f
= 14
1,2
14 x 1.2
= 18,2
fs
= 17,3
1,2
17,3 x 1.2
= 22,49
F
=
50 x 1
= 50
f/F
= 0,36
fs/F
= 0,45
w
= 0,521
W
=wxFxh
= 0,521 x 50 x 17,3
= 450,665
W rencana > W perhitungan = 449.837 > 450.665
Strong beam pada bangunan atas
Pada Poop Deck
Pd
= 15,655
KN / m2
2
W
= c x e x l x Pd x k
Cm3
= 0.75 x 2,6 x (2.6)2 x 15,655 x 1
= 205,182
Cm2
Cm2
Cm2
Koreksi Modulus
Lebar Berguna = (40 50) = 50
f
= 8,5
1,2
8,5 x 1.2
= 10,2
fs
= 15,5
1,2
15,5x 1.2
= 22,49
F
=
50 x 1
= 50
f/F
= 0,36
fs/F
= 0,45
w
= 0,521
W
=wxFxh
= 0,521 x 50 x 15,5
= 206,150
W rencana > W perhitungan = 205.182 > 206.150
Pada Boat Deck
Pd
= 11,175
KN / m2
W
= c x e x l2 x Pd x k
Cm3
= 0.75 x 2,6 x (2.6)2 x 11,175 x 1
= 147,31
Profil yang direncanakan T
T
= 135 x 12 FP 80 x 12
Koreksi Modulus
Lebar Berguna = (40 50) = 50
196
Cm2
Cm2
Cm2
f
fs
F
f/F
fs/F
w
W
=8
1,2
8 x 1.2
=
= 14,2
1,2
14,2 x 1.2
=
=
50 x 1
=
= 0,19
= 0,34
= 0,21
=wxFxh
= 0,21 x 50 x 14,2
= 149,100
W rencana > W perhitungan = 147.31> 149.100
Pada Navigation Deck
Pd
= 6,7849
KN / m2
2
W
= c x e x l x Pd x k
Cm3
= 0.75 x 2,6 x (2.6)2 x 6,7849 x 1
= 89,4382
Profil yang direncanakan T
T
= 95 x 10 FP 70 x 10
Koreksi Modulus
Lebar Berguna = (40 50) = 50
f
=7
1
7 x 1.2
=
fs
= 9,5
1
9,5 x 1.2
=
F
=
50 x 1
=
f/F
= 0,14
fs/F
= 0,190
w
= 0,19
W
=wxFxh
= 0,19 x 50 x 9,5
= 90,25
W rencana > W perhitungan = 89.4382 > 90.25
Pada Navigation Deck
Pd
= 2,3946
KN / m2
2
W
= c x e x l x Pd x k
Cm3
= 0.75 x 2,6 x (2.6)2 x 2,3946 x 1
= 31,566
Profil yang direncanakan T
T
= 75 x 8 FP 40 x 8
Koreksi Modulus
Lebar Berguna = (40 50) = 50
f
=4
0,8
4 x 1.2
=
fs
= 7,8
0,8
7,8x 1.2
=
F
=
50 x 1
=
f/F
= 0,064
fs/F
= 0,12
w
= 0,083
W
=wxFxh
= 0,083 x 50 x 7,8
197
9,6
22,49
50
Cm2
Cm2
Cm2
7
9,5
50
Cm2
Cm2
Cm2
3,2
6,24
50
Cm2
Cm2
Cm2
= 32,370
W rencana > W perhitungan = 31.566 > 32.370
Gading besar pada Fore castle Deck
Pd
= 25,061
KN / m2
2
W
= c x e x l x Pd x k
Cm3
= 0.75 x 2,6 x (2.6)2 x 25,061 x 1
= 279,531
Profil yang direncanakan T
T
= 150 x13 FP 100 x13
Koreksi Modulus
Lebar Berguna = (40 50) = 50
f
= 10
1,3
10 x 1.2
= 13
fs
= 16
1,3
16 x 1.2
= 20,8
F
=
50 x 1
= 50
f/F
= 0,26
fs/F
= 0,42
w
= 0,35
W
=wxFxh
= 0,35 x 50 x 16
= 280,00
W rencana > W perhitungan = 279.531>280.000
Cm2
Cm2
Cm2
= c x e x l2 x Pd x k
= 0,71
= Lebar Pembebanan
= 2,6
= 0,65
k
PD1
=1
=19,956
KN / m2
198
PD2
=18,116
KN / m2
PD3
=25,061
KN / m2
Modulus penampang CDG pada daerah 0,1 L dari AP tidak boleh
kurang dari (BKI 2001 vol. II sec 10 B4.1)
W
= c x e x l2 x Pd x k
= 0.71 x 2.6 x ( 2.6)2 x 19,956 x 1
= 249, 306
= c x e x l2 x Pd x k
= 0.71 x 2.6 x ( 2.6)2 x 18,116 x 1
= 243,741
199
= 12
= 21,84
= 50
Cm2
Cm2
Cm2
= 0,269 x 50 x 18,2
= 244,79
W rencana > W perhitungan = 243.741 > 244.79
Modulus penampang penumpu tengah (Center Deck Girder) pada 0,1
L dari FP tidak boleh kurang dari:
W
= c x e x l2 x Pd x k
= 0.71 x 2.6 x ( 2.6)2 x 25,061 x 1
= 337,174
= 3,4
= c x e x l2 x Pd x k
= 0.71 x 3,4 x ( 2.6)2 x 19,956 x 1
= 326,016
= 18,2
= 22,49
= 50
Cm2
Cm2
Cm2
=wxFxh
= 0,379 x 50 x 17,3
= 327,84
W rencana > W perhitungan = 326.016 > 327.84
Center Deck Girder (CDG) Pada Bangunan Atas
Poop Deck
Pd
= 15,565
KN / m2
2
W
= c x e x l x Pd x k
= 0.71 x 2.6 x ( 2.6)2 x 15,565 x 1
= 209,417
Profil yang direncanakan T
T
= 162 x 12 FP 90 x 12
Koreksi Modulus
Lebar Berguna = (40 50) = 50
f
= 16,2
1,2
16,2 x 1.2
=
fs
= 19
1,2
19 x 1.2
=
F
=
50 x 1
=
f/F
= 0,39
fs/F
= 0,46
w
= 0,222
W
=wxFxh
= 0,222 x 50 x 19
= 210,90
W rencana > W perhitungan = 209.417 > 210.90
Boat Deck
Pd
= 11,175
KN / m2
2
W
= c x e x l x Pd x k
= 0.71 x 2.6 x ( 2.6)2 x 11,175x 1
= 209,417
Profil yang direncanakan T
T
= 142x 12 FP 80 x 12
Koreksi Modulus
Lebar Berguna = (40 50) = 50
f
=8
1,2
8 x 1.2
=
fs
= 14,2
1,2
14,2 x 1.2
=
F
=
50 x 1
=
f/F
= 0,19
fs/F
= 0,34
w
= 0,213
W
=wxFxh
= 0,213 x 50 x 14,2
= 151,23
W rencana > W perhitungan = 150.351 > 151.23
Navigation Deck
Pd
= 6,785
KN / m2
2
W
= c x e x l x Pd x k
201
19,44
22,8
50
Cm2
Cm2
Cm2
9,6
17,04
50
Cm2
Cm2
Cm2
= 7
= 9,5
= 50
=wxFxh
= 9,5 x 50 x 9,5
= 92,15
W rencana > W perhitungan = 91.285 >92.15
Top Deck
Pd
= 2,395
KN / m2
W
= c x e x l2 x Pd x k
= 0.71 x 2.6 x ( 2.6)2 x 2,395 x 1
= 32,218
Profil yang direncanakan T
T
= 80 x 10 FP 40 x 10
Koreksi Modulus
Lebar Berguna = (40 50) = 50
f
=4
1
4 x 1.2
= 4
fs
=8
1
8 x 1.2
= 8
F
=
50 x 1
= 50
f/F
= 0,08
fs/F
= 0,16
w
= 0,083
W
=wxFxh
= 0,083 x 50 x 8
= 33,20
W rencana > W perhitungan = 32.218 > 33.20
Forecastle Deck
Pd
= 25,061
KN / m2
W
= c x e x l2 x Pd x k
= 0.71 x 2.6 x ( 2.6)2 x 25,061 x 1
= 264,923
Cm2
Cm2
Cm2
Cm2
Cm2
Cm2
= 0,71
= Lebar Pembebanan
= 2,6
=1
PD1
= 19,9555
PD1
= 18,1164
PD1
= 25,0611
203
= 19,5
= 23,14
= 50
Cm2
Cm2
Cm2
=wxFxh
= 0,578 x 50 x 17,8
= 514,42
W rencana > W perhitungan = 513.584 > 514.42
l. Bulkhead (Sekat Kedap)
Sebuah kapal harus mempunyai sekat tubrukan pada haluan sekat
buritan, sekat ruang mesin dan sekat antar ruang muat.
Sekat Tubrukan pada haluan (BKI 2001 Vol II. Sec 11. B.2.2.1)
Tebal sekat kedap air :
ts
= Cp x a x P + tk
Dimana
Cp
= 1.1f
f
= 235/ReH
= 1.1 0.92
= 235/256
= 1,04
= 0,89 N/mm2
a
= 0,65
= 9,81 x h
Dimana h
= 2/3 ( H - hDB) + 1
= 2/3 x ( 7.8 - 1) + 1
= 5,53
= 9.81 x h
= 9.81 x 5.53
= 54,282
tk
= 1,5
tmin
= 6 x f
KN/m2
= 6 x 0.92
= 5,65
Jadi
ts
= Cp x a x P + tk
= 1.04 x 0.65 x 54.282 +1.5
= 6,46 > tmin Diambil 10 mm
205
Tebal sekat kedap lainnya (BKI 2001 Vol II. Sec 11. B.2.2.1)
ts
= Cp x a x P + tk
Dimana
Cp
= 0,9 f
= 0,9 0.92
= 0,85
= 0,65
= 9,81 x h
Dimana h
= 235/ReH
= 235/256
= 0,89 N/mm2
= 2/3 ( H - hDB) + 1
= 2/3 x ( 7.8 - 1) + 1
= 5,53
= 9.81 x h
= 9.81 x 5.53
= 54,282
tk
= 1,5
tmin
= 6 x f
KN/m2
= 6 x 0.92
= 5,65
Jadi
ts
= Cp x a x P + tk
= 0,85 x 0.65 x 54.282 +1.5
= 5,56 > tmin Diambil 8 mm
206
= 0,35
= 2,2
= 19,4566
= 0,65
=1
Maka
W
= 0.35 x a x l2 x P x 1
= 0.35 x 0.65 x 2.3 x 17.971 x 1
207
= 21,42
Diambil
= 25
= 75 x 50 x 5
= 0,35
= 2,2
= 13,9689
= 0,65
=1
Maka
W
= 0.35 x a x l2 x P x 1
= 0.35 x 0.65 x 2.3 x 13,9689 x 1
= 15
Diambil
= 16
= 60 x 40 x 5
= 0,35
= 2,2
= 8,4811
= 0,65
208
=1
Maka
W
= 0.35 x a x l2 x P x 1
= 0.35 x 0.65 x 2.3 x 8,4811 x 1
=9
Diambil
= 16
= 60 x 40 x 5
= 0,35
= 2,2
= 3,9911
= 0,65
=1
Maka
W
= 0.35 x a x l2 x P x 1
= 0.35 x 0.65 x 2.3 x 3,9911 x 1
=4
Diambil
W
= 16
= 60 x 40 x 5
209
= 0,35
= 2,2
= 31,3263
= 0,65
=1
Maka
W
= 0.35 x a x l2 x P x 1
= 0.35 x 0.65 x 2.3 x 31,3263 x 1
= 29
Diambil
= 35
= 75 x 50 x 7
= 0.265 x f
= 0.265 x 0.89
= 0,24
I
= 2,267
= 54,282
= 0,65
= 235/ReH
= 0,89
KN/m2
210
=1
Maka
W
= CS x a x l2 x P x 1
cm3
= 47
= 75 x 55 x 9
Maka
W
= CS x e x l2 x P x 1
cm3
= 0.4 x 2.6 x (2.27)2 x 54.282 x 1
= 289,36
Profil yang direncanakan T
T
= 190 x 12 Fp 95 x 12
Koreksi Modulus
Lebar Berguna = (40 50) = 50
f
= 9,5
1,2
9,5 x 1.2
fs
= 19
1,2
19 x 1.2
F
=
50 x 1
f/F
= 0,23
fs/F
= 0,46
w
= 0,33
211
= 11,4
= 22,8
= 50
Cm2
Cm2
Cm2
=wxFxh
= 0,33 x 50 x 19
= 313,50
W rencana > W perhitungan = 311.619 > 313.50
Web stiffener sekat kamar mesin dan sekat lainnya pada tengah
kapal :
W
Dimana
CS
e
I
P
k
Maka
W
= CS x a x l2 x P x 1
cm3
= 0.45 x f
= 0.45 x 0.89
= 0,40
= Lebar Pembebanan
= 2,6
= 1/3 x ( H - h)
= 1/3 x (7.8 - 1)
= 2,27
= 54,282
=1
= CS x e x l2 x P x 1
cm3
= 0.4 x 2.6 x (2.27)2 x 54.282 x 1
= 289,36
Profil yang direncanakan T
T
= 190 x 12 Fp 95 x 12
Koreksi Modulus
Lebar Berguna = (40 50) = 50
f
= 9,5
1,2
9,5 x 1.2
= 11,4
fs
= 19
1,2
19 x 1.2
= 22,8
F
=
50 x 1
= 50
f/F
= 0,23
fs/F
= 0,46
w
= 0,33
W
=wxFxh
= 0,33 x 50 x 19
= 313,50
W rencana > W perhitungan = 311.619 > 313.50
Web Stiffener Bangunan Atas
Poop Deck
Dimana
Cs
= 0,40
= 2,2
= 19,46
212
Cm2
Cm2
Cm2
= 2,6
=1
= 0.40 x e x l2 x P x 1
Maka
= 0,40
= 2,2
= 13,97
= 2,6
=1
213
Cm2
Cm2
Cm2
Maka
W
= 0.40 x e x l2 x P x 1
= 0.40 x 2.6 x (2.2)2 x 13,97 x 1
= 70,15
= 0,40
= 2,2
= 8,48
= 2,6
=1
= 0.40 x e x l2 x P x 1
Maka
214
Cm2
Cm2
Cm2
Cm2
Cm2
Cm2
Dimana
Cs
= 0,40
= 2,2
= 3,99
= 2,6
=1
= 0.40 x e x l2 x P x 1
Maka
= 3
= 4,2
= 50
Cm2
Cm2
Cm2
f/F
fs/F
w
W
= 0,06
= 0,08
= 0,06
=wxFxh
= 0,06 x 50 x 7
= 21,00
W rencana > W perhitungan = 19.94> 21.00
Forecastle Deck
Dimana
Cs
= 0,40
= 2,2
= 31,33
= 2,6
=1
= 0.40 x e x l2 x P x 1
Maka
Cm2
Cm2
Cm2
BRACKET
Untuk bracket biasanya digunakan untuk menghubungkan dua buah
profil, yang mana diatur oleh bagian yang lebih kecil. (BKI 2001 Sec. 3
D.2.2)
Tebal dari bracket tidak boleh kurang dari : (tidak pakai flange)
t
= C x 3W/ k1 + tk
= 1.2 x 3W/ k1 + tk
Tebal dari bracket tidak boleh kurang dari : (pakai flange)
t
= C x 3W/ k1 + tk
= 0.95 x 3W/ k1 + tk
-
di kamar mesin :
t
= C x 3W/ k1 + tk
= 1.2 x 3130/ 1 + 1,5
= 7,6
t min = 6,5 mm
Diambil = 8 mm
Panjang lengan (l) (Sec, 3 D.2.3 BKI 2001)
= 50.6 x 3(Wxk2)/(t x k1)
= 50.6 x 3(130x0.98)/(8 x 1)
= 123,11
mm
1 min = 100
k2
=0,89
mm
Direncanakan = 160 x 14
-
di tengah kapal
t
= C x 3W/ k1 + tk
= 1.2 x 3130/ 1 + 1,5
= 7,6
t min = 6,5 mm
Diambil = 8 mm
Panjang lengan (l) (Sec, 3 D.2.3 BKI 2001)
= 50.6 x 3(Wxk2)/(t x k1)
= 50.6 x 3(130x0.98)/(8 x 1)
= 123,11
mm
1 min = 100
k2
=0,89
mm
Direncanakan = 160 x 14
t
k2
=0,89
mm
Direncanakan = 160 x 14
3.5.
Bagian-Bagian Konstruksi Kapal
1. Konstruksi melintang kapal menggunakan double bottom
1. Penumpu Tengah
7. Pelat Bilga
2. Pelat Lunas
8. Bracket
3. Pelat Alas
9. Gading Besar
4. Gading Alas
5. Penumpu Samping
6. Gading Balik
218
1
2
3
4
5
6
7
8
Penumpu Tengah
Penumpu samping
Pelintang Sisi
Pembujur Sisi
Pembujur Alas
Pelat Alas Dalam
Pembujur Geladak
Pelintang Geladak
1.Penumpu Tengah
2.Pembujur Alas
3.Pelintang Alas
4.Gading Utama
5.Gading Besar
6.Senta Sisi
7.Pembujur
Geladak
219
220
1
2
3
4
1
2
3
4
5
6
Penumpu Tengah
Lubang Udara
Penumpu Samping Terputus
Lubang Jalan Air
Penegar Wrang
Lubang Peringan
221
4
1
6
6
666
66
5
7
1 : center girder
5 : margin plate
2 : side girder
6 : lightening hole
3 : bottom plate
7 : bilge strake
8 : scallop
1
2
3
4
5
6
222
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Penumpu Tengah
Pelat Penunjang
Pelat Hadap
Gading Balik
Gading Alas
Profil Penunjang
Penumpu Samping
Pelat Hadap
Pelat Penunjang
Lubang Peringan
2 6
7 3
1 : center girder
5 : reversed frame
2 : side girder
6 : flat bar
3 : bracket
7 : flange
4 : bottom frame
223
224
Gading Utama
Balok Geladak
Pelat Lutut
Senta
Web
fram
Main
fra
11. Hubungan antara gading, pelat lutut dan pelat alas dalam
1
2
3
4
225
Gading
Wrang
Lutut
Pelat Alas Dalam
1.Pembujur Geladak
2.Pelintang Geladak
3.Pelat Geladak
4.Pelat Lajur Atas
5.Bracket
6.Gading
Pembujur
Brack
Strong
geladak
deck
beam
e
Ambang palkah
226
Web frame
227
228
Pelat Bilah
Pipa
Pipa Pejal
Tiang Penyangga
Geladak
Pelat Bilah Memanjang
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Pelat Kubu-Kubu
Pelat dengan Flens
Bilah Hadap(Flens)
Pelat Penyangga
Balok Geladak
Pelat Lutut
Pelat Lajur Atas
Lubang Pembuangan
Flens Kubu-Kubu
BAB IV
BUKAAN KULIT
(SHELL EXPANSION)
229
4.1.
230
gadingnya, gambar ini juga terdapat pada tugas rencana garis yang telah
dibuat sebelumnya.
Selain dari ketebalan pelat dan gambar lines plan yang dibutuhkan
ada juga standar pelat yang akan digunakan jadi pedoman untuk
menentukan lebar pelat, panjang pelat dan tebal pelat. Standar pelat yang
kita ambil nanti adalah pelat yang diproduksi dari PT. Steel Surya
Mandiri dengan BKI standards, ASTM A131 EH36/AH36. Maksud dari
kode tersebut adalah BKI kelasnya, standar ASTM yang merupakan
singkatan dari American Society For Testing and Material internasional
yang merupakan organisasi internasional sukarela yang mengembangkan
standardisasi tenik untuk material, produk dan jasa yang berpusat di
Amerika Serikat dan A131 EH36/AH36 adalah nomor model pelat.
Nantinya dari kode tersebut ada tabel dan banyak sekali ukuran pelatpelat dengan panjang dan lebarnya, untuk yang sedang kita rencanakan
dalam perhitungan ketebalan pelat sudah kita tentukan lebar yang akan
kita guanakan, yaitu lebar 1800 mm atau sama dengan 6 feet, dan
tebalnya sudah kita dapatkan juga di perhitungan konstruksi sebelumnya
dan panjangnya nanti akan kita jumpai juga ditabel yang standar pelat
tersebut.
2. Detail konstruksi
Detail construksi atau gambar detail ialah pembesaran skala gambar
bagian elemen ruang/konstruksi dengan tujuan utuk menginformasikan
secara jelas ide rancangan, adapun tujuan dari gambar detail, antara lain
(menginformasikan bentuk detail, menginformasikan hubungan
konstruksi joint elemen, menginformasikan jenis material dan material
finishing, menjelaskan keterangan teknis dan kelengkapan persyaratan
detail).
Aspek yang sangat diperhatikan dalam membuat gambar detail
konstruksi melintang adalah pertama logika, mengapa logika? Logika
dibutuhkan karena pada saat pengambaran nanti kita membutuhkan
hayalan-halayan yang tentang seuatu gambar. Misalnya kita ingin
mendetailkan gambar dari gading utama dari tampak atas atau pun
231
tampak samping, pada gambar yang telah ada kita melihatnya dari
tampak melintang, dan kemudian kita merubahnya melihat dari tampak
samping, dari situ nanti kita menghayal sendiri bagai mana konstruksi
gading utama jika terlihat dari tampak samping.
Selain menghayal ada aspek yang sangat penting yaitu gambar
konstruksi melintang yang telah kita palajari pada semester sebelumnya,
karena dari gambar konstruksi melintang ini pekerjaan mendetail gambar
bisa dikerjakan. Selain gambar kita juga membutuhkan perhitungan
ketebalan pelat, ketebalan pelat kita butuhkan karena nanti pada saat kita
mendetail konstruksi peleta bilga, pelat wrang dan pelat lai-lainnya tentu
nanti ada ketebalannya, jadi perhitungan konstruksi dibutuhkan digambar
detail construksi ini juga.
4.2.
Fungsi Dari Tugas Gambar Bukaan Kulit dan Detai Konstruksi
Gambar bukaan kulit dan Detail konstruksi memiliki banyak sekali
fungsi dan penggunaannya, baik pada awal perencanaan, pembuatan,
hingga waktu reparasi diantara fungsi-fungsi tersebut adalah:
1. Fungsi dari bukaan kulit
a. Digunakan untuk mengetahui kebutuhan pelat dengan tebal lajur
yang berbeda-beda sehingga bisa mengestamasikan beberapa biaya
produksi yang dibutuhkan untuk pembuatan kulit kapal.
b. Disamping itu juga untuk mengetahui sambungan antara pelat,
dengan adanya perencanaan dan pengambaran bukaan kulit, kita bisa
tahu apakah nantinya sambungan pelat cukup jauh dengan
pengelasan gading agar tidak terjadi adanya sambungan pelat yang
berbeda tepat pada gading.
c. Dengan mengetahui panjang pelat dapat dihitung beberapa biaya
yang harus dikeluarkan untuk penggantian kulit pada waktu docking
2. Fungsi dari gambar detail konstruksi melintang
a. Melalui gambar detail pengambaran harus menyampaikan dalam
bahasa teknis semua informasi yang diperlukan untuk
mempermudah proses pembuatan setiap bagian.
b. Mempermudah bagi pihak lapangan untuk membaca gambar.
232
= 1 untuk L > 50
= 2.1 x ( Cb + 0.7 ) x Co x CL x f x CRW
= koefisien block
(0,71)
= L/25 + 4,1
For < 90 m
= 83.226/25 +4,1
= 7,429
= (L / 90)0.5
for L < 90 meter
= (83.226 / 90)0.5
= 0,962
f1
f2
=1
untuk Tebal Geladak Cuaca
= 0,75 untuk Main Frame, Stiffener, dan Deck Beam
234
f3
Grillage
CRW
= 0,9 untuk Pelayaran nasional
Jadi:
Untuk pelat Geladak Cuaca (P01)
P01
= 2.1 x (Cb + 0.7) x Co x CL x f1 x CRW
= 2.1 (0.71 + 0.7) x 7.429 x 0.962 x 1 x 0.9
= 19,049
KN / m2
untuk Main Frame, Stiffener, dan Deck Beam (P02)
P02
= 2.1 x (Cb + 0.7) x Co x CL x f2 x CRW
= 2.1 (0.71 + 0.7) x 7.429 x 0.962 x 0.75 x 0.9
= 14,287 KN / m2
Untuk SG, CG, CDG, Web Frame, stiffener, dan Grillage
P03
Z
Z
(P03)
= 2.1 x (Cb + 0.7) x Co x CL x f3 x CRW
= 2.1 (0.71 + 0.7) x 7.429 x 0.962 x 0.6 x 0.9
= 11,429 KN / m2
CD
CD1
CD2
kapal
= 1.2 0,10
=1,10
=1
X/L= 0,10
untuk 0.2 X/L 0.7 : tengah
kapal
X/L = 0,87
CD3
= 1 + C/3(X/L- 0.7)
kapal
= 1 + 5/3 x 0,93 - 0.7
X/L = 0,93
= 1,383
Dimana =
C
= 0.15 L 10
Apabila L min = 100 m
= (0.15 x 100)-10
Apabila L max = 200 m
C
=(0,15 x 83,226) 10
= 2,4839
- Beban Geladak untuk Menghitung Pelat Geladak
Pada Daerah Buritan
PD1
235
PD3
PD1
PD2
PD3
PD1
236
PD2
PD3
= PD x n
KN / m2
= 1 - ((Z - H )/1 ))
=1
Z=H+h
Nmin
= 0,5
h1,h2
= 2,2 m
= 7,8 m
Nilai Z bangunan atas untuk beban geladak ;
Z1
= H + 2.2
=10
Z2
= H + 2.2 + 2.2
Z3
Z4
Z5
=H+2
=9,8
Z1
= 10 m
237
= 1 - ( 10 - 7.8)/10)
= 0,78
PD1
= 33,259
KN / m2
PD1
= 24,944
KN / m2
PD1
= 19,959
KN / m2
= 33,259 x 0.78
= 25,942
KN / m2
= 24,944 x 0.78
= 19,457
KN / m2
Untuk Menghitung CDG, SDG Dan Strong Beam.
PDA
= 19,959 x 0.78
= 15,565
KN / m2
- Beban Geladak Bangunan Atas Pada Geladak Skoci [Boat
Deck]
Z2
= 12,2 m
= 1 - ( 12,22 - 7.8)/10)
= 0,56
PD1
= 33,259
KN / m2
PD1
= 24,944
KN / m2
PD1
= 19,959
KN / m2
= 33,259 x 0.56
238
= 18,625
KN / m2
Untuk Menghitung Plat Deck Beam.
PDA
= 24,944 x 0.56
= 13,969
KN / m2
Untuk Menghitung CDG, SDG Dan Strong Beam.
PDA
= 19,959 x 0.56
= 11,175
KN / m2
Z3
= 14,4 m
= 1 - ( 14,4 - 7.8)/10)
= 0,34
PD1
= 33,259
KN / m2
PD1
= 24,944
KN / m2
PD2
= 19,959
KN / m2
= 33,259 x 0.34
= 11,308
KN / m2
Untuk Menghitung Plat Deck Beam.
PDA
= 24,944 x 0.34
= 8,481
KN / m2
= 19,959 x 0.34
= 6,785
KN / m2
- Beban geladak bangunan atas pada Top Deck
239
Z4
= 16,6 m
= 1 - ( 16,6 - 7.8)/10)
= 0,1
PD1
= 33,259
KN / m2
PD2
= 24,944
KN / m2
PD2
= 19,959
KN / m2
= 33,259 x 0,1
= 3,991
KN / m2
Untuk Menghitung Plat Deck Beam.
PDA
= 24,944 x 0.1
= 2,993
KN / m2
Untuk Menghitung CDG, SDG Dan Strong Beam.
PDA
= 19,959 x 0.1
-
= 2,395
KN / m2
Beban Geladag Bangunan Atas Pada Geladag Akil [Fore
Castle Deck]
=1
PD3
= 41,768
KN / m2
PD3
= 31,326
KN / m2
PD3
= 25,061
KN / m2
= 41,768 x 1
= 31,326
KN / m2
Untuk Menghitung Plat Deck Beam.
PDA
= 31,174 x 1
240
= 31,326
KN / m2
Untuk Menghitung CDG, SDG Dan Strong Beam.
PDA
= 25,061 x 1
= 25,061
KN / m2
= 10 x ( T - Z ) + Po x Cf x (( 1+(Z/T))
Dimana:
P01
= 19,049
P02
= 14,287
= 11,429
beam)
P03
Z
CF1
CF2
=1
CF3
= 1 + 20/cb ( X/L-0.7)2
bagian haluan
= 1 + 20/0.71x ( 0.085-0.7)2
= 2,490
- Beban sisi kapal di bawah garis air muat untuk pelat sisi
1). Untuk Buritan Kapal
Ps1
241
= 70,73186 KN / m2
3). Untuk haluan kapal
Ps3
= 108,5792 KN / m2
Beban Sisi Kapal Di Bawah Garis Air Muat Untuk Main
Frame
1). Untuk Buritan Kapal
Ps1
= 77,985
KN / m2
2). Untuk Midship Kapal
Ps2
= 64,382
KN / m2
3). Untuk haluan kapal
Ps3
= 92,76776 KN / m2
Beban Sisi Kapal Di Bawah Garis Air Muat Untuk Web
242
= 71,454
KN / m2
= 70,732
KN / m2
3). Untuk haluan kapal
Ps3
= 83,281
KN / m2
Beban sisi kapal di atas garis air muat tidak boleh kurang dari
BKI 2001 sec. 4 -2 B.2.12 sbb:
Ps
= Po x CF x ( 20 / ( 10 + Z -T)
Dimana :
P01
= 19,049
P02
= 14,287
P03
= 11,429
= 6,8 m
= 7,8 m
= T + 1/2 ( H -T)
= 6.8 + 0.5 *(7.8-6.8)
= 7,3 m
Cf1
= 1,714
Cf2
=1
Untuk Midship
Cf3
= 2,490
243
KN / m2
= 27,213
KN / m2
3). Untuk haluan kapal
Ps3
KN / m2
c.3. Beban sisi kapal di atas Garis air muat pada bangunan Atas dan
rumah geladag
Beban geladag pada bangunan atas dan rumah geladag
dihitung berdasarkan formula sbb
Ps
= Po x Cf x (20/(10+Z-T)
Dimana :
P01
= 19,049
P02
= 14,287
P03
= 11,429
H1,h2 =2,2 m
H
=7,8
Maka:
244
(Poop Deck)
Untuk menghitung Plat sisi
Z1
= 8,89
Cf1
= 1,714
Po1
= 19,049
= 6,8
Maka :
Ps
= Po1 x Cf x (20/(10+Z-T)
= 19,049 x 1,714 x (20/(10+8.89-6.8)
= 54,014
KN/m2
Z1
= 8,89
Cf1
= 1,714
Po1
= 14,287
= 6,8
Maka :
Ps
= Po1 x Cf x (20/(10+Z-T)
= 14,287x 1,714 x (20/(10+8.89-6.8)
= 40,510
KN/m2
Z1
= 8,89
Cf1
= 1,714
Po1
= 11,429
245
= 6,8
Maka :
Ps
= Po1 x Cf x (20/(10+Z-T)
= 11,429x 1,714 x (20/(10+8.89-6.8)
= 40,510
-
KN/m2
Z1
= 11,091
Cf1
= 1,714
Po1
= 19,049
= 6,8
Maka :
Ps
= Po1 x Cf x (20/(10+Z-T)
= 19,049 x 1,714 x (20/(10+11,091-6.8)
= 45,695
KN/m2
Z1
= 11,091
Cf1
= 1,714
Po1
= 14,287
= 6,8
Maka :
Ps
= Po1 x Cf x (20/(10+Z-T)
= 14,287x 1,714 x (20/(10+11,091-6.8)
246
= 34,271
KN/m2
Z1
= 11,091
Cf1
= 1,714
Po1
= 11,429
= 6,8
Maka :
Ps
= Po1 x Cf x (20/(10+Z-T)
= 11,429x 1,714 x (20/(10+11,091-6.8)
= 27,417
-
KN/m2
Z1
= 13,291
Cf1
= 1,714
Po1
= 19,049
= 6,8
Maka :
Ps
= Po1 x Cf x (20/(10+Z-T)
= 19,049 x 1,714 x (20/(10+13,291-6.8)
= 39,599
KN/m2
Z1
= 13,291
Cf1
= 1,714
247
Po1
= 14,287
= 6,8
Maka :
Ps
= Po1 x Cf x (20/(10+Z-T)
= 14,287x 1,714 x (20/(10+13,291-6.8)
= 29,699
KN/m2
Z1
= 13,291
Cf1
= 1,714
Po1
= 11,429
= 6,8
Maka :
Ps
= Po1 x Cf x (20/(10+Z-T)
= 11,429x 1,714 x (20/(10+13,291-6.8)
= 23,759
-
KN/m2
Z1
= 15,491
Cf1
= 1,714
Po1
= 19,049
= 6,8
Maka :
Ps
= Po1 x Cf x (20/(10+Z-T)
= 19,049 x 1,714 x (20/(10+15,491-6.8)
248
= 34,938
KN/m2
Z1
= 15,491
Cf1
= 1,714
Po1
= 14,287
= 6,8
Maka :
Ps
= Po1 x Cf x (20/(10+Z-T)
= 14,287x 1,714 x (20/(10+15,491-6.8)
= 26,204
KN/m2
Z1
= 15,491
Cf1
= 1,714
Po1
= 11,429
= 6,8
Maka :
Ps
= Po1 x Cf x (20/(10+Z-T)
= 11,429x 1,714 x (20/(10+15,491-6.8)
= 20,963
-
KN/m2
Z1
= 10
Cf1
= 1,714
249
Po1
= 19,049
= 6,8
Maka :
Ps
= Po1 x Cf x (20/(10+Z-T)
= 19,049 x 1,714 x (20/(10+10-6.8)
= 71,870
KN/m2
Z1
= 10
Cf1
= 1,714
Po1
= 14,287
= 6,8
Maka :
Ps
= Po1 x Cf x (20/(10+Z-T)
= 14,287x 1,714 x (20/(10+15,491-6.8)
= 53,903
KN/m2
Z1
= 10
Cf1
= 1,714
Po1
= 11,429
= 6,8
Maka :
Ps
= Po1 x Cf x (20/(10+Z-T)
= 11,429x 1,714 x (20/(10+10-6.8)
= 43,122
KN/m2
250
=10 x T + Po x Cf
KN/m2
Dimana:
T
= 6,8 m
P01
= 19,049
P02
= 14,287
Cf1
= 1,714
Cf2
=1
Untuk Midship
Cf3
= 2,490
PB1
KN/m2
= 10 x T + Po1 x Cf1
KN/m2
= 10 x 6.8 + 19,049 x 1
= 87,049
PB1
KN/m2
Untuk haluan kapal
= 10 x T + Po1 x Cf1
KN/m2
KN/m2
251
PB1
KN/m2
PB1
KN/m2
Untuk Midship Kapal
= 10 x T + Po2 x Cf1
KN/m2
= 10 x 6.8 + 14,287x 1
= 82,287
PB1
KN/m2
Untuk haluan kapal
= 10 x T + Po2 x Cf1
KN/m2
KN/m2
= 1.21 x a PD x k + tk
Dimana:
PD1
= 33,259
KN/m2
PD2
= 30,194
KN/m2
PD3
= 41,768
KN/m2
= 0,65 m
=1
tk
Faktor bahan
252
tk
t G1
= 1.21 x a PD x k + tk
= 1,21 x 0,65 x 33,259 x 1 + 1.5
= 6,022 mm
-
t G1
10 mm
= 1.21 x a PD x k + tk
= 1,21 x 0,65 x 30,194x 1 + 1.5
= 5,809 mm
-
t G1
10 mm
= 1.21 x a PD x k + tk
= 1,21 x 0,65 x 41,768 x 1 + 1.5
= 6,568 mm
-
t G1
10 mm
= (4.5 + 0.02 x L) x k
= (4.5 + 0.05 x 83.226) x 1
= 8,7 mm
10 mm
= 1.21 x a PD x k + tk
Dimana :
PD
= 19,457
PD
= 18,625
253
PD
= 11,308
PD
= 3,991
PD
= 31,326
= 0,65 m
=1
tk
tk
t G1
faktor bahan
= 1.21 x a PD x k + tk
= 1,21 x 0,65 x 19,457 x 1 + 1.5
= 4,959 mm
-
t G1
9 mm
= 1.21 x a PD x k + tk
= 1,21 x 0,65 x 18,625 x 1 + 1.5
= 4,884 mm
-
t G1
8 mm
= 1.21 x a PD x k + tk
= 1,21 x 0,65 x 11,308x 1 + 1.5
= 4,137 mm
-
t G1
8 mm
= 1.21 x a PD x k + tk
= 1,21 x 0,65 x 3,991 x 1 + 1.5
= 5,889 mm 8 mm
254
t G1
= 1.21 x a PD x k + tk
= 1,21 x 0,65 x 23,551x 1 + 1.5
= 5,305 mm 8 mm
= 1.21 x a Ps x k + tk
mm
PS1
= 88,868
KN/m2
PS2
= 70,732
KN/m2
PS3
= 108,589
KN/m2
= 0,65 m
=1
tk
= 1,5 untuk tB 10 mm
-
faktor bahan
ts
= 1.21 x a Ps x k + tk
= 1.21 x 0.7 x 88,868 x 1 + 1.5
= 8,9 mm 12 mm
-
ts
= 1.21 x a Ps x k + tk
= 1.21 x 0.7 x 70,732x 1 + 1.5
= 8,1 mm 10 mm
255
ts
= 1.21 x a Ps x k + tk
= 1.21 x 0.7 x 108,589 x 1 + 1.5
= 9,7 mm 12 mm
Ketebalan Plat Sisi Kapal Di Atas Garis Air Muat Adalah Sbb ;
ts
= 1.21 x a Ps x k + tk
PS1
= 62,193
KN/m2
PS2
= 27,213
KN/m2
PS3
= 54,211
KN/m2
= 0,65 m
=1
tk
= 1,5 untuk tB 10 mm
-
faktor bahan
ts
= 1.21 x a Ps x k + tk
= 1.21 x 0.7 x 62,193 x 1 + 1.5
= 5,6 mm 9 mm
-
ts
= 1.21 x a Ps x k + tk
= 1.21 x 0.7 x 27,213 x 1 + 1.5
= 5,6 mm 9 mm
256
ts
= 1.21 x a Ps x k + tk
= 1.21 x 0.7 x 54,211 x 1 + 1.5
= 7,3 mm 9 mm
= 1.21 x a Ps x k + tk
PS
= 54,014
PS
= 45,695
PS
= 39,599
PS
= 34,938
PS
= 71,870
= 0,65 m
=1
tk
= 1,5 untuk tB 10 mm
-
TB
faktor bahan
= 1.21 x a Ps x k + tk
= 1.21 x 0.7 x 54,014 x 1 + 1.5
= 7,7 mm 9 mm
-
TB
= 1.21 x a Ps x k + tk
= 1.21 x 0.7 x 45,695 x 1 + 1.5
= 7,2 mm 8 mm
257
TB
= 1.21 x a Ps x k + tk
= 1.21 x 0.7 x 71,870 x 1 + 1.5
= 8,7 mm 9 mm
-
TB
= 1.21 x a Ps x k + tk
= 1.21 x 0.7 x 34,938 x 1 + 1.5
= 6,5 mm 8 mm
-
TB
= 1.21 x a Ps x k + tk
= 1.21 x 0.7 x 34,938 x 1 + 1.5
= 6,5 mm 8 mm
= 1.9 x nf x a x PB x k + tk
Dimana:
PB1
= 100,651
KN/m2
PB2
= 87,049
KN/m2
PB3
= 115,343
KN/m2
nf
=1
= 0,65 m
=1
tk
= 1,5 untuk tB 10 mm
faktor bahan
258
TB
= 1.9 x nf x a x PB x k + tk
= 1.9 x 1 x 0.7 x 100,651 x 1 + 1.5
= 9,4 mm 10 mm
-
TB
= 1.9 x nf x a x PB x k + tk
= 1.9 x 1 x 0.7 x 87,049 x 1 + 1.5
= 8,8 mm 10 mm
-
TB
= 1.9 x nf x a x PB x k + tk
= 1.9 x 1 x 0.7 x 115,343 x 1 + 1.5
= 9,9 mm 12 mm
259
Setalah kita mengambil gambar dari tugas gambar rencana garis yang
telah di ACC oleh dosen maka berikut ini adalah proses pengambaran
bukaan kulit yang akan dijelaskan satu persatu seperti dibawah ini
Langkah-langkah pengambaran bukaaan kulit:
1. Langkah pertama
Langkah pertama yang harus kita lakukan mengambil tampak
samping atau sheer plan dan setelah itu menghapus proyeksi dari
buttock line dan yang hanya sesisa cuma bentuk haluan kapal dan
buritan kapal serta jarak gadingnya, lihat pada Gambar 4.3 dan Gambar
4.4. Gambar 4.3 adalah gambar yang belum dihapus buttock line nya
260
dan Gambar 4.4 yang sudah dihapus buttock line nya dan yang tersisa
hanya haluan dan buritan kapal serta jarak gadingnya
Gambar 4.4. Sheer plan yang telah dihapus garis buttock line nya
2.
Langkah Kedua
Ambil gambar tampak melintang atau body plan pada tugas gambar
rencana garis, setelah itu karena gading dibawah sarat dan diatas sarat
terpisah maka kita harus meyambungkannya terlebih dahulu, untuk
menambungkan garis satu dengan yang lain, ada perintah di autocad
yang harus kita gunakan, kita bisa menggunakan dan menuliskan
perintah ini dicommand dengan tulisan pedit atau (PE) dan juga join (J)
untuk lebih cepat kita bisa menggunakan perintah join saja.
Cara menggunakan perintah join sangat mudah, kita hanya
mengetik tulisan join di command setelah itu klik bagian yang hendak
kita sambungkan setelah itu tekan enter atau spasi. Lakukan langkah
yang sama untuk menyambung semua gading-gading pada body plan
tersebut. setelah garis selesai dijoin langkah berikutnya adalah copy kan
gambar body plan tersebut menjadi dua, tujauan kita menggandakan
gambar body plan tersebut adalah agar lebih mudah mengerjakannya,
karena nanti kita akan mengukur hanya pada batas bagian main deck
saja, dan setelah itu baru kita mengukur bagian bangunan atas kapal
seperti poop deck and forecastele.
261
262
Ukuran yang
digunak
263
Dari pengukuran yang telah diukur diatas berikut ini ada gambar
hasil dari pengukuran yang telah direkap di kertas dan nantinya rekap
ukuran ini akan diperlukan pada langkah keempat yang nantinya akan
membuat garis line dengan pedoman ukuran yang telah ada berikut
Gambar 4.8 yang berisi tentang rekap ukuran
265
Penambahan
garis
266
sekat buritan dan sekat haluan yang nantinya akan kita pasang pada
gambar bukaan kulit.
Langkah pertama yang harus kita lakukan pada tahap ini adalah
menghapus station-station, hapus semua station-station dan garis line
yang telah kita buat pada langkah sebelumnya, untuk lebih mudah
dimengerti lihat Gambar 4.13 dibawah ini
Jarak
Sekat
gadin
Gambar 4.14. Bukaan kulit yang telah diberi jarak gading dan sekat
6. Langkah Keenam
Pada tahap ini kita akan memberi atau membuat lebar pelat lunas,
pelat alas dan pelat bilga, dan pelat sisi untuk pelat lunas kita hanya
menggunakan perintah offset di command autocad dengan jarak sebesar
setengah lebar pelat. Dalam perhitungan kontruksi profil kita
267
mengambil standar lebar pelat adalah 1800 milimeter atau 1,8 meter
jadi luas pelat lebar lunas untuk sengah kapal adalah 0.9 meter, untuk
lebih mudah memahami lihat gambar 4.16 pemberian lebar pelat.
Selanjutnya untuk pelat alas kita harus mengukur terlebih dahulu
berapa lebar pelat alas pada bukaan kulit yang kita rencanakan saat ini.
Caranya sangat mudah kita hanya membutuhkan gambar body plan.
Gambar body plan ini kita butuhkan karena disana nanti kita dapat
melihat lebar pelat alasnya, caranya ukur dari center line sampai ke
ujung bawah bagian radius bilga untuk lebih mudah lihat gambar 4.14
dibawah ini.
268
Menggunakan
linear
Menggunakan
radisu
Pelat bilga
Pelat sisi
Pelat alas
Pelat
l
Pada gambar tabel diatas ada yang nama size dan dibawahnya ada
huruf t x w x l, maksud dari (t) adalah ketebalan pelat, ketebalan pelat
ini telah kita jumpai di perhitungan kontruksi , dan kemudian ada (w)
ini adalah menunjukan simbol lebar pelat dalam satuan feet atau kaki,
pada angaka memangan tidak dijelaskan dengan satuannya tapi ada
simbol tanda petik dua () diatas angka enam 6 itu disebut dengan feet,
lebar pelat udah kita tentukan juga standarnya pada perhitungan
ketebalan pelat di perhitungan kontruksi kapal, dan terakhir adalah (l)
ini adalah panjang pelat, satuannya sama dengan lebar pelat yaitu
menggunakan feet. Disebalah size ada weight ini adalah berat pelat
dalam satuan kilo gram (kg). Setelah ukuran didapat langkah
selanjutnya mengambil ukuran diatas atas dan diterapkan di gambar
270
Gading
bes
sekat
Pelat
bil
Pelat alas
271
Tanda sambungan
Tanda sambungan
272
273
Tabel 4.4. Simbol garis dan warna pada gambar bukaan kulit
274
3.1.
pada BAB IV sudah dijelaskan data apa saja yang akan digunakan dalam
proses pembuatan gambar detail konstruksi, pertama data yang kita
perlukan untuk mengambar bukaan kulit ini adalah tugas gambar
kontruksi melintang yang telah dipelajari sebelumnya, gambar ini akan
kita butuhkan karena nantinya kita akan membuat detail-detail kontruksi
dari gambar kontruksi melintang tersebut. Berikut ini adalah langkahlangkah dalam pengambaran detail kontruksi.
1. Langkah pertama
Pada langkah pertama ini sebaiknya kita memisahkan semua
gambar yang telah diberi tanda dari kontruksinya, caranya gambar yang
telah diberitanda diblok setelah itu gunakan perintah copy pada
command yang terdapat di autocad, kemudian pindah kan gambar itu
disebelah gambar aslinya dan setelah itu gunakan peritah trim untuk
menghapus garis yang berada dilluar batas penandaan tersebut, untuk
lebih mudah memahami lihat Gambar 4.23 dan Gambar 4.24 dibawah
ini
275
Penandaan
gambar
276
277