Anda di halaman 1dari 47

Laporan Tugas Rencana Garis

BAB I
FILOSOFI RANCANGAN

I.1 Umum

I.1.1. Pendahuluan

Dalam pembuatan kapal diperlukan Rencana Garis dari kapal yang akan dibuat,
karenaRencana Garis (Linesplan) merupakan dasar-dasar dalam penggambaran kapal dari
bentuk 3 dimensi menjadi 2 dimensi dari berbagai bidang yang berupa garis dan titik . Pada
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan-ITS terdapat mata kuliah
“Tugas Rencana Garis dan Bukaan Kulit” yang biasa disebut dengan nama “Desain 1” dimana
mempunyai bobot dua sks.

Mahasiswa dalam Tugas Rencana Garis ini diharapkan dapat membuat penggambaran
utama yang ada dalam Tugas Rencana Garis. Adapun gambar tesebut adalah Body Plan, Half
Breadth Plan, Sheer Plan, dan Bukaan Kulit. Dengan latar belakang mahasiswa teknik, maka
dalam penggambaran ini tentunya dibutuhkan ketelitian dalam penghitungan maupun dalam
pengukuran gambar. Ketelitian ini yang nantinya akan memberikan keakuratan dalam
penggambaran utama dalam Tugas Rencana Garis.

Pada pembuatan rencana garis dapat di buat dengan beberapa metode misalnya
 Merancang sendiri berdasarkan pengalaman atau gambar rencana garis yang
sudah ada.
 Menggunakan metode “scheltema de here”dari buku “buoyancy and stability of
ship”Ir Scheltema de Here and Drs.A.R.baker, 1969,1970.
 Menggunakan metode NSP berdasrkan hasil percobaan tangki tarik pada
laboratorium di Wageningen,Belanda.
Dengan menggunakan metode program software computer.dll

I.1.2. Tahapan Pengerjaan

Dalam pembuatan desain rencana garis ini ada beberapa poin / tahapan pengerjaan,
antara lain:

1. Perhitungan Data awal


2. Pembuatan CSA
3. Pembuatan A/2T dan B/2
4. Pembuatan Haluan dan Buritan
5. Pembuatan Body Plan
6. Pembuatan Half Breath Plan
7. Pembuatan Buttock Line pada Sheer Plan
8. Pembuatan Bangunan Atas (Sheer Standar)
9. Pembuatan Forecastle deck, Poop deck dan Bullwark.

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 1


Laporan Tugas Rencana Garis
Untuk dapat mengerjakan Rencana garis menurut urutan tahapan diatas, maka terlebih
dulu mampu dalam mengoperasikan program komputer AutoCAD, sehingga dengan begitu
dapat mengerjakan dengan mudah mulai dari awal setelah perhitungan data awal yaitu
pembuatan CSA dri hasil membaca diagram NSP kemudian dilanjutkan dengan pembuatan
A/2T dan B/2, dimana B/2 dibuat sendiri sesuai keinginan pembuat asalkan sesuai dengan
kapal pembanding kemudian pembuatan haluan dan buritan dilanjutkan pembuatan Body Plan
yang nantinya diproyeksikan pada Half Breadth Plan dan berlanjut ke pembuatan Buttock Line
pada Sheer Plan di batas sarat kemudian pembuatan bangunan atas Sheer standar dan
Forecastle deck, Poop deck serta Bullwark, setelah jadi Rencana Garis keseluruhan baru
membuat Bukaan Kulit dengan tahap awal menggunakan jarak-jarak gading.

1.1.3. Istilah-Istilah

Gambar I.1

Istilah-istilahyang dipakai dalam penggambaran rencana garis adalah sebagai


berikut:

 AP (After Perpendicular)
AP atau garis tegak buritan merupakan garis tegak yang dibuat melalui linggi
kemudi bagian belakang.Dan jika kapal tersebut tidak mempunyai linggi kemudi,
maka garis tegak itu dibuat melalui sumbu poros kemudinya.

 FP ( Fore/Forward Perpendicular)
FP atau Garis tegak haluan merupakan garis tegak yang dibuat melalui
perpotongan antara linggi haluan dengan garis air muat.

 LPP (Length Between Perpendicular)


Panjang yang diukur pada garis air muat sepanjang AP sampai FP

 Lwl (Length on the waterline)

Panjang yang diukur dari perpotongan garis tegak haluan (FP) sampai perpotongan
garis tegak buritan (AP) dengan garis air muat (jarak mendatar antara kedua ujung
garis muat).
 Loa (Length overall)
Panjang keseluruhan kapal diukur dari ujung haluan sampai ujung buritan.

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 2


Laporan Tugas Rencana Garis
 Ldisp (Length of Displacement)
Panjang kapal imajiner yang digunakan untuk menentukan luasan-luasan bagian
yang tercelup air ketika dibagi menjadi dua puluh station, panjang displasmen
diperoleh dari setengah Lpp ditambah Lwl atau panjang rata-rata antara Lpp dan
Lwl.

1
Ldisp = 2 (𝐿𝑝𝑝 + 𝐿𝑤𝑙)

Untuk penjelasan tinggi, lebar dan sarat kapal dapat dilihat dari gambar dibawah ini:

Gambar I.2 Dimensi Kapal-melintang

 T (Draught/Draft)

Sarat kapal yaitu jarak tegak dari garis dasar sampai pada garis air muat pada saat
muatan penuh.
 H (Depth/Hight)

Tinggi kapal merupakan jarak tegak dari garis dasar sampai garis geladak terendah
ditepi diukur ditengah‐tengah panjang kapal (Lpp) atau bisa diartikan sebagai Tinggi
kapal yang diukur di tengah panjang kapal di bagian sisi dari atas lunas sampai
geladak penerus.

 B (Breadth)
Lebar kapal yang diukur pada sisi dalam plat di tengah kapal (Amidship) namun
tidak termasuk tebal kulit lambung.

 Vs/√Ldisp (speed length ratio)


Nilai awal yang digunakan untuk mengetahui nilai - nilai lain yang ada dalam
diagram NSP seperti nilai koefisien-koefisien (dalam hal ini nilai Ldisp yang
digunakan dalam satuan feet).

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 3


Laporan Tugas Rencana Garis
 Luas Midship (Am)
Merupakan luasan bagian tengah kapal yang dipotong secara melintang yang
memiliki lebar B dan tinggi T.

Gambar I.3 Gambar luasan midship

 Volume Displacement (  )
Merupakan volume perpindahan fluida (air) sebagai akibat adanya badan kapal
yang tercelup dibawah permukaan air

 Cb (Block Coefficient)
Perbandingan antara volume badan kapal yang tercelup air dengan hasil perkalian
dari panjang, lebar dan sarat pada kapal.

𝛻
𝐶𝑏 =
𝐿. 𝐵. 𝑇

 Cm (Midship Coefficient)
Perbandingan antara luas penampang gading besar pada batas sarat dengan hasil
perkalian dari lebar dan tinggi

𝐴𝑚
𝐶𝑚 =
𝐵. 𝑇

 Cp (Prismatic Coeffisient)
Perbandingan antara volume badan kapal yang tercelup air dengan hasil perkalian
luas penampang gading besar pada batas sarat dan panjang.

𝑉
𝐶𝑝 =
𝐴𝑚. 𝐿

 Coeffisien Block of Waterline (WL )


Merupakan perbandingan antara volume kapal dengan hasil kali antara panjang,
lebar dan sarat kapal.koefisien blok ini menunjukkan kegemukan kapal

(𝑳𝒅𝒊𝒔𝒑 × 𝜹𝒅𝒊𝒔𝒑 )
𝜹𝒘𝒍 =
𝑳𝒘𝒍
 Radius Bilga (R)
Merupakan jari – jari lengkung bagian yang menghubungkan antara bagian samping
dan bagian dasar kapal

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 4


Laporan Tugas Rencana Garis

R A1
A2

Gambar I.4 Radius Bilga

 Midship
Potongan melintang pada bagian tengah kapal.

 Center Line
Potongan memanjang pada bagian tengah kapal.

 Base Line
Garis dasar kapal

 Station
Pembagian panjang kapal menjadi bagian bagian dengan jarak yang sama.
(pada NSP di bagi menjadi 20 bagian)

 Buttock Line
Proyeksi bentuk potongan – potongan badan kapal secara memanjang vertikal.

 Water Line
Proyeksi bentuk potongan – potongan badan kapal secara memanjang horisontal.

 Upper Deck
Garis geladak utama kapal dari ujung haluan sampai ujung buritan kapal.

 Poop Deck
Geladak tambahan yang terletak diatas geladak utama kapal pada bagian buritan
kapal.

 Forecastle Deck
Geladak tambahan yang terletak diatas geladak utama kapal pada bagian haluan
kapal.

 Bulwark (kubu-kubu)
Pagar kapal yang terletak pada bagian tepi atas geladak kapal.
Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 5
Laporan Tugas Rencana Garis

 Sent Line
Garis yang ditarik pada salah satu yang terletak digaris tengah (center line) dan
membuat sudut dengan garis tengah.

 Body Plan
Proyeksi bentuk potongan – potongan badan kapal secara melintang pada setiap
station dilihat dari depan atau belakang.

 Sheer
Lengkungan kemiringan geladak kearah memanjang kapal.

 Camber
Lengkungan kemiringangeladak kearah melintang kapal.

I.2Curve of Section Area

Curve of Section Area merupakan kurva yang menunjukkan luasan di setiap station.
Untuk mendapatkan gambar CSA dengan langkah sebagai berikut.
 Mencari Ldisplacement(½(Lpp+Lwl) lalu hasil dari Vs / √L displasemen
 ditarik garis horisontal. Dengan cara ini maka didapatkan nilai dari β φ δdisp
 Presentase luasan tiap station terhadap luas midship dan letak titik tekan
memanjang (LCB)
 Mengkalikan presentase luasan yang telah didapat dengan luasan midship, maka akan
didapatkan luasan kapal pada tiap stationnya

Berikut ini merupakan gambar dari diagram NSP.

Gambar I.5 Diagram NSP

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 6


Laporan Tugas Rencana Garis

Penggambaran CSA dari L disp ke L wl dan L pp

Main part Main part

Cant part

L disp disp
½L wl wl ½L wl
FP
L pp pp
AP FP

Gambar I.6 CSA Lpp Displacement

I.3. Body Plan

Body plan merupakan proyeksi potongan-potongan badan kapal secara melintang


dilihat dari depan atau belakang. Body plan dibuat dari A/2T dan B/2, dimana A/2T diperoleh
dari perhitungan luas dibagi 2 kali sarat data kapal pembanding, sedangkan B/2 adalah lebar
dibagi 2 diperoleh dari data kapal yang akan kita buat dimana yang terpenting memenuhi
syarat yang telah ditentukan. Dalam body plan terdapat garis-garis lurus water line, buttock
line, garis melengkung dari tiap station dan untuk memeriksa keselarasan body plan dari
semua station maka dibuat sent line dengan menarik garis diagonal dari titik atas center line
hingga pojok bilga.

Gambar 1.6 Proyeksi Body Plan

Gambar I.7Body Plan

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 7


Laporan Tugas Rencana Garis
I.4. Halfbreadth Plan

Gambar I.8 Proyeksi Half Breadth Plan

Half Breadth Plan merupakan proyeksi irisan kapal yang dilihat dari atas.Half Breadth plan dibuat
dari proyeksi body plan dengan cara menarik garis perpotongan antara garis tiap station dengan
garis tiap water line dihitung dari center line. Dalam penggambaran Half Breadth Plan terdapat
gambar garis sent line pula.

I.5. Sheer Plan

Gambar I.9 Half Breadth Plan

Sheer Plan merupakan gambar irisan-irisan kapal jika dilihat dari samping pada setiap
buttock line yang telah ditentukan.

Sheer Plan dibuat dari proyeksi Half Breadth Plan dengan cara menarik garis
perpotongan antara garis water line dengan garis buttock line. Dalam penggambaran sheer plan
pada bagian station-station parallel middle body dikosongi karena bertujuan untuk menempatkan
body plan, sehingga mempermudah dalam memproyeksikan bangunan atas pada sheer plan ke
body plan.

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 8


Laporan Tugas Rencana Garis
I.6. Geladak Utama, Geladak Akil dan Geladak Kimbul, dan Kubu-kubu

I.6.1 Geladak Utama

Geladak Utama berada di atas permukaan air.Geladak utama kapal berbentuk


melengkung.Geladak utama yang memiliki kelengkungan biasanya memiliki keuntungan dari
sisi penambahan freeboard kapal yang lebih tinggi, tetapi untuk membuat geladak yang
melengkung diperlukan perhitungan terlebih dahulu untuk menentukan besar
kelengkungannya yang biasa disebut dengan sheer standart. Penggambaran lengkung
Geladak Utama dapat dilihat secara melintang dan memanjang.

 Lengkung Melintang Geladak Utama

Penggambaran ini dilakukan dalam bentuk penggambaran pada body plan.


Kelengkungan pada geladak utama berpusat kepada centreline, tinggi lengkungan
tergantung pada lebar kapal yang nilainya ditentukan sebagai camber yang nilainya
seperlima puluh lebargeladak

D φA

φ F
G M C
B
Gambar I.10Lengkung melintang Geladak Utama

 Lengkung Memanjang Geladak Utama (Sheer)

Penggambaran ini dilakukan dalam bentuk penggambaran pada sheer plan.


Penggambaran kelengkungan yang memanjang ini biasa disebut dengan sheer standart yang
dibuat dengan cara membagiLpp menjadi 6 bagian, dimana 3 untuk depan midship dan 3
untuk belakang midship.

Gambar I.11 lengkung memanjang Geladak Utama

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 9


Laporan Tugas Rencana Garis
Pada perkembangannya, sheer tidak perlu digunakan pada kapal-kapal yang
ruang muatnya telah tertutup rapat, salah satunya yaitu pada kapal tanker. Selain
itu, kapal tidak perlu memakai sheer jika telah mempertimbangkan freeboad dan
bow height yang dimaksudkan agar air tidak sampai naik ke atas geladak.

I.6.2 Forecastle deck (Geladak Akil )

Forecastle deck merupakan bangunan yang terletak tepat diatas main deck pada
bagian haluan yang memiliki ketinggian 2,4-2,5 meter diukur dari geladak utama
sedangkan untuk panjang dari bangunan ini ditentukan panjangnya mencapai Collision
Bulkhead atau 5% sampai 8% Lc yang letaknya tepat pada gading.

Gambar I.12 Linggi Haluan

I.6.3 Poop Deck (Geladak Kimbul)

Poop Deck merupakan bangunan atas kapal yang memiliki tinggi (2,4 – 2,5) meter
yang terdapat tepat diatas main deck dan ditambah dengan pelat sisi yang memiliki
tinggi 100-200 mm dari bulwark.

Gambar I.13 Linggi Buritan

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 10


Laporan Tugas Rencana Garis
I.6.4 Bulwark (kubu-kubu)

Bulwark merupakan pagar pembatas yang terbuat dari pelat yang terdapat pada
geladak tepi upper deck, forecastle deck dan poop deck. Bulwark pada kapal tanker
tidak menggunakan pelat namun menggunakan railling. Untuk ketinggian bulwark
adalah 1 meter diukur dari geladak paling rendah. untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada
gambar diatas.

Gambar I.14 Bulwark

Langkah-langkah menentukan letak sekat kamar mesin dan sekat tubrukan sebagai
acuan batas Bulwark adalah sebagai berikut.

1. Prinsip : letak sekat di nomor gading, bukan station.


2. Dari bentuk stren kapal, menentukan letak ujung belakang tabung poros
(sterntube). AP dapat digunakan sebagai nomor gading 0.
3. Dari ujung belakang tabung poros ke sekat tabung poros berjarak minimum 3 (tiga)
jarak gading (jarak gading ≤ 600 mm).
4. Letak sekat kamar mesin tergantung pada panjang kamar mesin, tergantung ukuran
motor induk dan permesinan bantunya, dapat dilihat pada gambar kapal yang ada
(jarak gading ≤ 1000 mm).
5. Letak sekat kamar mesin menentukan panjang ruang akomodasi bila ruang
akomodasi terletak pada geladak kimbul (poop deck). Sebagai pendekatan terletak
(17% ~ 20%) Lpp dari AP.
6. Letak sekat tubrukan (collision bulkhead) pada jarak (0,05 ~ 0,08) Lc dari FP, Lc =
96% Lwl atau Lpp pada 0,85 H, (BKI) diambil yang lebih besar, sebagai pendekatan
Lc = Lpp.
7. Tentukan panjang ruang muat sebagai kelipatan jarak gading (jarak gading ≤ 1000
mm).
8. Jarak gading ruang muat tergantung pada panjang kapal.
Perhitungan menurut BKI 2009 adalah a0 = L / 500 + 0,48 [m

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 11


Laporan Tugas Rencana Garis

BAB II
DETAIL LANGKAH DAN PERHITUNGAN

II.1. Penentuan Ukuran dan Dimensi lainnya

Sebelum mengerjakan Tugas Rencana Garis dan Bukaan Kulit terlebih dahulu mencari
data kapal pembanding yang digunakan untuk acuan menentukan ukuran kapal dan dimensi
kapal yang akan digambarkan. Dalam perancangan ini data kapal pembanding yang
digunakan berasal dari kapal yang terdaftar diNippon Kaiji Kyokai (classNK) register(tabel 1)
Berikut ini adalah ukuran dan dimensi kapal pembanding yang digunakan:

DATA KAPAL PEMBANDING

RegisterNK Class Tahun 2013 Running No.135527

Tipe kapal: CONTAINER CARRIER


Nama kapal: SAGAMI
Tahun pembangunan: 2013
Merek, tipe M/E: The Hanshin Diesel Works,
GT : 2,464 ton LTD. Akashi Factory
DWT: 3,824 ton Daya motor : 3,309 kW
Lpp : 101 m RPM : 220
B: 17,4 m Kecepatan dinas (Vs) : 15,5 knot
H : 8,20 m Kecepatan percobaan (Vt): 16,5 knot
T : 5,045 m
Tabel I.1 Data Kapal Pembanding

Setelah mendapatkan data kapal pembanding, maka dengan begitu dapat


menentukan data kapal yang akan dirancang, dimana dosen pembimbing yang
menentukannya. Berikut ini adalah data kapal yang akan dirancang(tabel 2).

DATA KAPAL YANG DIRANCANG:

Tipe kapal CONTAINER CARRIER


Panjang (Lpp) 101 m
Lebar (B) 17,4 m
Tinggi geladak (H) 8,20 m
Sarat air (T) 5,045 m
Kecepatan dinas (Vs) 15,5 knot
Tabel I.2 Data Kapal Rancangan

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 12


Laporan Tugas Rencana Garis
Selanjutnya yaitu menghitung data tambahan yang akan digunakan untuk merancang
rencana garis.

1. Membaca diagram NSP

Setelah mengetahui data kapal yang akan dirancang, maka langkah selanjutnya
yaitu menghitung data tambahan yang digunakan untuk merancang kapal. Berikut adalah
perhitungan data tambahan:

A. Menentukan Length of Water Line (Lwl)


Lwl =Lpp (1 + 5%)
=Lpp + 5%Lpp
=101 + 1,05
=106,050 meter
B. Menentukan Panjang DIisplacement (Ldispl)
Ldispl =1/2 ( Lpp +Lwl )
=1/2 Lpp + 1/2 Lwl
=1/2 ( 101+106,050)
= 103,525 meter
= 339,649 Feet

C. Menentukan Speed Length Ratio


Speed Length Ratio = Vs /√Ldispl
= 15,5 / √339,649
= 0,841 knot/ft

Setelah menemukan nilai 𝑉𝑠⁄ , kemudian membuat garis horizontal memanjang pada
√𝐿
diagram NSP dengan acuan letaknya adalah pada nilai 𝑉𝑠⁄ yang didapat, yaitu pada
√𝐿
posisi nilai 0,841(gambar II.1).

0,841

e =0,237%

Gambar II.1 Diagram NSP Vs⁄√L

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 13


Laporan Tugas Rencana Garis
Dari hasil penarikan garis panjang horizontal di atas dengan acuan titik 0,841, ditemukan
titik-titik nilai koefisien yang dilalui garis tersebut.Nilai-nilai koefisien tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut.
D. Menentukan koefisien Dari Diagram NSP
. = Cb (Coef Blok) = 0,635
 Cp (Coef Pris) = 0,649
 Cm (Coef Mids) = 0,978

2. Menentukan Volume Displacement Kapal

Sebelum menentukan volume displacement kapal, menggunakan Length of Waterline


(Lwl) danpanjang displasmen (Ldisp) yang didapat dari langkah sebelumnya sebagai
berikut.

Menentukan Vdispl
Vdispl = Cb. B. Ldispl. T
= 0,635 * 17,4 * 103,525* 5,045
= 5770,712 m3

sehingga, volume displacement diperoleh sebesar


𝑉𝑑𝑖𝑠𝑝 = 𝐿𝑑𝑖𝑠𝑝 𝑥 𝐵 𝑥 𝑇 𝑥 𝐶𝑏
Vdisp = 5770,712 m3

II.2. Pembuatan Curve of Section Area (CSA)

Membaca prosentase diagram NSP yaitu dengan menarik setiap perpotongan garis
horizontal merah dengan garis lengkung per station (gambar II.2).

0,841

e =0,237%

Gambar II.2 Prosentase Luasan

Setelah semua data yang diperlukan telah diketahui maka dilakukan perhitungan seperti tabel
di bawah ini, selanjutnya dilakukan perhitungan koreksi terhadap data yang ada.

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 14


Laporan Tugas Rencana Garis
Data-data tersebut adalah sebagai berikut.
Station % Am (m2) Luas (A) Fs A x Fs
0 0,00% 85,852 0,000 1 0,000
1 9,52% 85,852 8,171 4 32,686
2 24,81% 85,852 21,303 2 42,606
3 44,52% 85,852 38,220 4 152,880
4 63,46% 85,852 54,485 2 108,971
5 78,70% 85,852 67,567 4 270,266
6 89,23% 85,852 76,609 2 153,218
7 95,24% 85,852 81,766 4 327,065
8 98,58% 85,852 84,630 2 169,260
9 100,01% 85,852 85,858 4 343,431
10 100,01% 85,852 85,858 2 171,716
11 100,01% 85,852 85,858 4 343,431
12 98,56% 85,852 84,614 2 169,227
13 94,89% 85,852 81,467 4 325,868
14 89,27% 85,852 76,644 2 153,288
15 76,04% 85,852 65,282 4 261,130
16 59,54% 85,852 51,113 2 102,227
17 41,62% 85,852 35,728 4 142,913
18 24,24% 85,852 20,809 2 41,618
19 8,12% 85,852 6,973 4 27,892
20 0,00% 85,852 0,000 1 0,000
∑1 3339,694

Tabel 3 Tabel Luasan rumus dan simpson

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 15


Laporan Tugas Rencana Garis

Nilai luasan midship (Am) kapal dalam tabel 3, didapat dari :

E. Menentukan Luasan Area Midship


Cm = Am / B.T
Am = Cm . B. T
= 0,978 x 17,4 x 5,045
= 85,852 m2

KOREKSI DATA DIAGRAM NSP

h = L displasmen / 20
= 103,525 / 20
= 5,176 m

Menentukan Volume Displacement

menentukan V displacement (rumus)


A. Menentukan Vdispl Rumus
Vdispl =Cb. B. Ldispl. T
=0,635 * 17,4 * 103,525* 5,045
=5770,712 m3

menentukan V displacement (simpson)

B. Menentukan Vdispl Simpson


Vdispl = 1/3 ∑A*s * h
= 1/3 X 3339,694 X 5,176
= 5762,085 m3

Koreksi Volume, diperlukan untuk mengetahui apakah volume displasmen sudah memenuhi
syarat dengan toleransi 0,5%

𝑉𝑑𝑖𝑠𝑝.𝑟𝑢𝑚𝑢𝑠 − 𝑉𝑑𝑖𝑠𝑝.𝑠𝑖𝑚𝑝𝑠𝑜𝑛
𝑉𝑑𝑖𝑠𝑝 = 𝑥 100 %
𝑉𝑑𝑖𝑠𝑝.𝑟𝑢𝑚𝑢𝑠

5770,712 − 5762,085
𝑉𝑑𝑖𝑠𝑝 = 𝑥 100 %
5770,712
Vdisp = 0,149

Koreksi 0,149 % < 0,5 % (memenuhi)

Menentukan Lcb

I. Menentukan Lcb rumus


Lcb = e x Ldisp
=0,237% x 103,525
=0,245 meter

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 16


Laporan Tugas Rencana Garis

II. Menentukan Lcb simpson


Lcb = h*∑A*s*n/∑A*s
=-210,341/3339,694*5,176
= 0,326 meter

Koreksi Lcb, diperlukan untuk mengetahui apakah nilai selisih Lcb sudah memenuhi syarat
dengan toleransi 0,1%

III. Koreksi Lcb


Lcb = ( Lcb rumus - Lcb simsn ) / Ldispl *100%
= 0,078 % < 0,1 %
Memenuhi

II.2.1. Membuat CSA Ldisp

Dalam penggambaran CSA Ldisp ini menggunakan skala panjang 1 cm : 1.6 m.


Berikut adalah langkah-langkah pembuatan CSA Ldisp:
 Membuat garis horizontal dengan menggunakan panjang Ldisp dengan skala 1
cm:1 m
 Membagi garis horizontal Ldisp menjadi 20 bagian yang sama (station).
 Membuat garis vertikal disetiap station, dimana garis vertikal tersebut
mempresentasikan luasan (A) yang berskala 1 cm : 4 m2

n A x Fs x n Station Skala A skala


-10 0,000 0 2,000 0,000
-9 -294,173 1 2,000 4,086
-8 -340,849 2 2,000 10,652
-7 -1070,159 3 2,000 19,110
-6 -653,825 4 2,000 27,243
-5 -1351,331 5 2,000 33,783
-4 -612,871 6 2,000 38,304
-3 -981,195 7 2,000 40,883
-2 -338,521 8 2,000 42,315
-1 -343,431 9 2,000 42,929
0 0,000 10 2,000 42,929
1 343,431 11 2,000 42,929
2 338,455 12 2,000 42,307
3 977,604 13 2,000 40,733
4 613,153 14 2,000 38,322
5 1305,650 15 2,000 32,641
6 613,360 16 2,000 25,557
7 1000,388 17 2,000 17,864
8 332,943 18 2,000 10,404
9 251,031 19 2,000 3,487
10 0,000 20 2,000 0,000
∑2 -210,341

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 17


Laporan Tugas Rencana Garis

Tabel4 data CSA disp

 Menghubungkan ordinat-ordinat dimulai dari AP (station 0) sampai FP (station 20)


sehingga menjadi sebuah kurva yang bentuknya seperti topi baja disebut juga CSA
(Curva of Section Area).

Gambar II.3 CSA Displacement

II.2.2. Membuat CSA Lpp

CSA displacement diatas masih menggunakan Length of Dispalcement (Ldisp)


dimana hanya ada 20 station. Setelah membuat CSA Ldisp maka langkah selanjutnya
yaitu membuat CSA Lpp proyeksi dari Ldispl kedalam Lpp dan Lwl yang dibuat dengan
cara sebagai berikut:
 Menentukan titik tengah Ldisp dengan membagi Ldisp menjadi 2 bagian (station
10).
 Dari titik tengah Ldisp tersebut tarik garis horizontal 1/2 Lwl kekiri dan 1/2 Lwl
kekanan.
 Membuat garis Lpp dengan mengacu pada ujung kanan dari garis Lwl (FP).
 Membagi garis Lpp yang telah dibuat menjadi 20 bagian, sehingga akan diketahui
station 0 yang merupakan AP sedangkan pada station 10 adalah Midship kapal
yang sesungguhnya.
 Sisa dari Lwl adalah cant part yang kita bagi menjadi 2 bagian (station -1 dan -2)
sedangkan stationAPsampai station FP adalah Main Part.
 Setelah itu perlebar CSA displacement ke ujung garis Lwl sehingga ada luasan pada
tiap station.

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 18


Laporan Tugas Rencana Garis

Gambar II.4Langkah pembuatan CSA Lpp dan Lwl

Area
Station Skala Luas (A) Fs A*Fs Lengan (n) A*Fs*n
Skala

-2 0 4 0 0,3 0 -10,6 0
-1 1,0679 4 4,2716 1,2 5,12592 -10,3 -52,796976
0 2,29900 4 9,196 1,3 11,9548 -10 -119,548
1 9,2347 4 36,9388 4 147,7552 -9 -1329,7968
2 20,3943 4 81,5772 2 163,1544 -8 -1305,2352
3 32,3146 4 129,2584 4 517,0336 -7 -3619,2352
4 42,9424 4 171,7696 2 343,5392 -6 -2061,2352
5 50,7042 4 202,8168 4 811,2672 -5 -4056,336
6 55,514 4 222,056 2 444,112 -4 -1776,448
7 58,0728 4 232,2912 4 929,1648 -3 -2787,4944
8 59,3469 4 237,3876 2 474,7752 -2 -949,5504
9 59,7563 4 239,0252 4 956,1008 -1 -956,1008
10 59,7562 4 239,0248 2 478,0496 0 0
11 59,7169 4 238,8676 4 955,4704 1 955,4704
12 59,1428 4 236,5712 2 473,1424 2 946,2848
13 57,3043 4 229,2172 4 916,8688 3 2750,6064
14 54,0802 4 216,3208 2 432,6416 4 1730,5664
15 46,6587 4 186,6348 4 746,5392 5 3732,696
16 36,9647 4 147,8588 2 295,7176 6 1774,3056
17 25,7897 4 103,1588 4 412,6352 7 2888,4464
18 14,7223 4 58,8892 2 117,7784 8 942,2272
19 6,1097 4 24,4388 4 97,7552 9 879,7968
20 0 4 0 1 0 10 0
∑1 9730,58152 ∑2 -2413,37698

Tabel 5 CSA Lpp

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 19


Laporan Tugas Rencana Garis

Gambar II.5 CSA Lpp &Lwl

KOREKSI DARI CSA Ldispl ke CSA Lpp

Untuk mencari volume Lwl dan titik tekan apung (Lcb), sebelumnya kita harus menentukan dlwl
(Cblwl) yaitu dengan cara sebagai berikut:

Menentukan h dari panjang Lpp:


Lpp = 101 / 20 meter
hp = 5,050 meter

I. Menentukan lwl (Cblwl) yaitu dengan cara sebagai berikut:


lwl = δdispl x ( Ldispl / Lwl )
= 0,635 x ( 103,525 / 106,05 )
= 0,620
II. Menentukan letak Lcb di setiap masing-masing jenis L, yaitu:
a. Lcb terhadap Фdispl = -3,26 meter
b. Lcb terhadap ФLpp = ∑2 / ∑1 x h lpp
= ( (-2264,068) / 3424,678) x 5,05
= -3,339 meter
III. Menentukan Volume Lwl :

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 20


Laporan Tugas Rencana Garis

a. Vlwl dengan rumus= Lwl x B x T x δlwl


= 106,05*17,4*5,045*0,635
= 5771,820 meter3

b. Vlwl dengan simpson = 1/3 x ∑1 x h


= 1/3 X 3424,678 *5,05
3
= 5764,875 meter
IV. Koreksi Vlwl
Vlwl = [ Vsimp - Vlwl ] / Vlwl x 100%
= (5764,875-5771,820) /5771,820 x 100%
= -0,1 % < 0,5% Memenuhi
V. Koreksi Lcb
V.1. Pergeseran Midship = -1,976 m

V.2. Menentukan Lcb simpson


Lcb Simpson = ∑2 / ∑1 x h lpp
= ( (-2264,068/3424,678) * 5,05
= -3,339 Meter
V.4. Koreksi Lcb
= |(Lcb Lpp - Lcb Simpson)/Lpp| x 100 %
= (-1,976 - (-0,326))/101 x 100%
= -0,02% < 0,1% Memenuhi

II.3. Pembuatan A/2T dan B/2

II.3.1 Pembuatan A/2T

Pengertian A/2Tyaitu perbandingan antara luasan tiap station dengan dua kali
tinggi sarat kapal.A/2T digunakan untuk pembuatan body plan untuk tahap selanjutnya
dan perlu diperhatikan bahwa A/2T tidak boleh melebihi dari B/2.

No. Station Area Skala Area Area / 2T


-2 0,000 0,00 0,000
-1 2,100 4,20 0,416
AP 4,290 8,58 0,850
1 9,330 18,66 1,849
2 16,150 32,30 3,201
3 24,400 48,80 4,836
4 32,100 64,20 6,363
5 37,170 74,34 7,368
6 40,600 81,20 8,048
7 42,200 84,40 8,365
8 42,720 85,44 8,468
9 42,956 85,91 8,515

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 21


Laporan Tugas Rencana Garis
10 42,960 85,92 8,515
11 42,800 85,60 8,484
12 42,120 84,24 8,349
13 40,190 80,38 7,966
14 35,800 71,60 7,096
15 28,970 57,94 5,742
16 21,380 42,76 4,238
17 13,880 27,76 2,751
18 7,350 14,70 1,457
19 2,940 5,88 0,583
FP 0,000 0,00 0,000

Tabel 6 Tabel Pembuatan A/2T

Gambar II.6 CSA A/2T

II.3.2 Pembuatan B/2

B/2 adalah lebar keseluruhan suatu kapal dibagi dua. Langkah penggambaran B/2
adalah sebagai berikut.

1. Mencari besar dari sudut masuk merupakan langkah awal dalm penggambaran B/2
yang nantinya akan dibutuhkan dalam penggambaran pada bagian haluan kapal,
dimana sudut masuk merupakan fungsi dari koefisien prismatik depan (φf).
2. Menentukan nilai B/2 yang mempunyai persen luas 100% kemudian menambahkan
untuk 1 atau 2 station ke depan dan ke belakang yang dinamakan dengan Paralel
Middle Body.
3. Dari Paralel Middle Bodymendesain sendiri garis melengkung streamline yang
berakhir padastation–2 untuk buritan dan untuk haluan berakhir pada station 20 dan
sudut masuk ditambahkan beberapa cm dari FP.
4. Dalam mendesain harus memperhatikan luas engine room.
5. Setelah gambar B/2 terbentuk, akan memperoleh nilai B/2 tiap station dengan cara
mengukur panjang garis vertikal dan dikalikan dengan skalanya.

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 22


Laporan Tugas Rencana Garis
Menentukan Sudut Masuk untuk B/2

Dalam menentukan sudut masuk terlebih dahulu mencari hal berikut ini.

I. φpp = φdis x Ldisp / Lpp


= 0,649*103,525/101
= 0,665
sehingga angle of entrance dapat dicari :
II. f = lpp + (1.4 - lpp) x e
= 0,657 + (1,4 - 0,665 ) x 0,002%
= 0,667

Gambar II.7 Grafik Angle of Entrance

kerena Cb besar, maka digunakan tinjauan garis U, dan ditemukan sudut masuknya
adalah:14 derajat

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 23


Laporan Tugas Rencana Garis

bar2.10Gambar II.8
CSA A/2T CSA
dan B/2B/2

Dari gambar CSA B/2 yang sudah dibuat dengan skala sebenarnya 1:4, maka didapatkan data
sebagai berikut.
No. Station panjang koordinat FS panjang koor x FS

-2 0,00 0,5 0,00


-1 2,30 2 4,60
AP 2,95 1,5 4,43
1 4,50 4 18,00
2 5,67 2 11,34
3 6,39 4 25,56
4 7,25 2 14,50
5 7,82 4 31,28
6 8,39 2 16,78
7 8,47 4 33,88
8 8,60 2 17,20
9 8,70 4 34,80
10 8,70 2 17,40
11 8,70 4 34,80
12 8,63 2 17,26
13 8,45 4 33,80
14 7,88 2 15,76
15 6,95 4 27,80
16 5,87 2 11,74
17 3,94 4 15,76
18 2,77 2 5,54
19 1,56 4 6,24
FP 0,00 1 0,00
∑ panjang koor x Fs 398,47

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 24


Laporan Tugas Rencana Garis

Tabel II.7 hasil B/2

Gambar II.9CSA A/2T & B/2

SUDUT MASUK DAN KOREKSI B/2

Dalam menentukan luas bidang garis air, maka terlebih dahulu harus menentukan nilai , yaitu:

= 0.248 + 0.778 x lwl


= 0,248 + 0,778 x 0,620
= 0,73
Jadi setelah menemukan nilai , maka menemukan nilai luas bidang garis air (Awl) dapat dicari :
Awl = Lwl x B x 
= 106,05*17,4*0,73
= 1347,047 meter2

Setelah menemukan nilai-nilai seperti diatas, selanjutnya menentukan sudut masuk :

Sebelum menentukan sudut masuk, dicari terlebih dahulu :

I. φpp = φdis x Ldisp / Lpp


= 0,635*103,525/101
= 0,651
sehingga angle of entrance dapat dicari :
II. f = lpp + (1.4 - lpp) x e
= 0,651 + (1,4 - 0,651 ) x 0,002
= 0,652
Sudut masuk = 12 derajat

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 25


Laporan Tugas Rencana Garis

III. Menentukan Awl simpson dan Koreksi


Awl simpson = ⅓ x Ʃ Panjang koordinat x Fs x h
= 1/3 x 388,91 x 5,050
= 1341,499 meter2
Koreksi = (Awl simpson - Awl rumus ) / Awl rumus x 100%
= (1345,838-1347,047)/1347,047*100%
= -0,41 % < 0,5%
Memenuhi

II.4 Pembuatan Bentuk Linggi Haluan dan Buritan

2.4.1 Pembuatan Bentuk Linggi Haluan

Gambar II.10 Linggi Haluan

Linggi haluan dibuat dari pelat yang bentuknya makin keatas makin membesar jari-
jarinya.

Bentuk linggi haluan yang dirancang adalah sebagai berikut

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 26


Laporan Tugas Rencana Garis

Gambar II.11

Hasil akhir gambar bentuk linggi haluan kapal dengan Cb 0,635 ini adalah sebagai
berikut.(Gambar 31)

Gambar II.12 Linggi Haluan

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 27


Laporan Tugas Rencana Garis
Linggi haluan dilanjutkan hingga main deck bahkan forcastle deck dan bulwark

2.4.2 Pembuatan Bentuk Linggi Buritan

Terdapat dua macam bentuk linggi buritan


a. menggunakan sepatu linggi
b. tanpa menggunakan sepatu linggi

Untuk kapal yang dirancang sekarang adalah kapal dengan buritan sepatu linggi.
Dalam pembuatan buritan diperlukan perhitung yang akan digunakan untuk
menggambarka buritan kapal. Berikut adalah perhitungannya:

Gambar II.13 Linggi Buritan

MENENTUKAN BENTUK BURITAN KAPAL

1. Menentukan tinggi D: 5. Menentukan tinggi d:


D = 0,7 x T d =0,04 x T
= 0,7 x 5,045 =0,04 x 5,045
= 3,532 meter =0,2018 meter
2. Menentukan tinggi a: 6. Menentukan tinggi e:
a = 0,35 x T e =0,12 x T
= 0,35 x 5,045 =0,12 x 5,045
= 1,665 Meter =0,605 meter
3. Menentukan tinggi b:
b =0,35 x T

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 28


Laporan Tugas Rencana Garis
=0,35 x 5,045
=1,766 meter
4. Menentukan tinggi c:
c =0,10 x T
=0,10 x 5,045
=0,0,5045 meter

Setelah memperoleh data-data yang diperlukan untuk menggambarkan buritan kapal, kemudian
langkah selanjutnya adalah menggambarkannya, berikut adalah gambar buritan kapal (bentuk
bagian belakang kapal):

Gambar II.14 Linggi Buritan

2.5 PembuatanBody Plan

Body plan merupakan proyeksi potongan-potongan badan kapal secara melintang


dilihat dari depan atau belakang. Untuk lebih memperkuat penjelasan diatas, maka dapat
dilihat pada gambar dibawah ini:

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 29


Laporan Tugas Rencana Garis

Gambar II.15 Proyeksi Body Plan

Pembuatan body plan berasal dari data-data A/2T dan B/2 yang telah dicari pada
langkah-langkah pertama. Berikut adalah langkah-langkah dalam penggambaran body plan:
 Membuat kotak dengan panjang=lebar kapal (B) dan lebar=sarat kapal kemudian
membagi kotak menjadi 2 dimana nantinya kotak sebelah kiri untuk penggambaran
station 1-10 dan untuk yang sebelah kanan penggambaran station 11-20.

½B

½B

Gambar II.16 Langkah 1

 Membuat titik A/2T yang datanya telah didapat, kemudian membuat garis horizontal
pada garis lebar kapal (B) dimulai dari centerline, lalu menarik garis vertikal dimulai
dari titik A/2T tadi sepanjang sarat kapal (lebar kotak).

 Membuat titik B/2 langkah-langkahnya seperti langkah membuat titik A/2T yaitu
dengan menarik garis horizontal dimulai dari centerline sepanjang nilai pada data
B/2 dan menarik garis vertikal dari titik B/2 tadi sepanjang sarat kapal (lebar kotak).
B/2 A/2
T

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 30


Laporan Tugas Rencana Garis

Gambar II.17 Langkah 2

 Membuat garis lengkungan dari B/2 dan harus memotong A/2T serta luasan sisi
satu sama dengan luasan sisi satunya lagi. Bentuk lengkungan bisa melihat
referensi menurut Cb kapal yang dirancang. Untuk lebih jelasnya lagi bisa lihat
gambar dibawah ini:

Luasan A1 = luasan A2

Gambar II.18 LuasanPenggambaran Body Plan

1. Jari-jari bilgamerupakan kelengkungan padabagian bawahdi kanan dan kiri kotak. Jari-
jari bilga ini juga merupakan kelengkungan Body Plan pada station-station yangmemiliki
nilai B/2 maksimum dan dianggap sebagai parallel middle body,

Gambar II.19 jari-jari bilga

Jari–jari ini didapat dari rumus sebagai berikut.

Radius Bilga

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 31


Laporan Tugas Rencana Garis

1⁄ ((𝐵 𝑥 𝑇) − 𝐴𝑚)
𝑅 = √( 2 )
(1 − 1⁄4 𝜋)

= 1/2 {(17,4 x 5,045) – 85,852} = 2,123 meter


( 1 – 0,785 )

Setelah semua station sudah ditentukan bentuk bodyplannya dan streamline,


kemudian meneruskan garis sepanjang-panjangnya ke atas. Dalam rancangan ini, sisi
haluan body plan diteruskan sepanjang 2 T dan sisi buritanbody plan diteruskan
sepanjang 1,5 T. gambar body plan hasil pemanjangan adalah sebagai berikut.

Gambar II.20 Body Plan

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 32


Laporan Tugas Rencana Garis

II.6Pembuatan Half Breadth Plan

Half Breadth Plan merupakan proyeksi irisan kapal yang dilihat dari atas.Digambarkan
dari proyeksi body plan. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini:

Gambar II.21 Proyeksi Half Breadth Plan

MEMBUAT HALF BREADTH PLAN

Langkah-langkah dalam membuat half breadth plan diantaranya adalah sebagai


berikut.

Membuat Half Breadth Plan, dengan langkah-langkah sebagai berikut:


 Langkah awal menggambarkan Half Breadth Plan yaitu menentukan WL (water
Line) terlebih dahulu pada body plan. WL mempunyai ketinggian tertentu yang
diukur mulai dari garis dasar air. WL dalam kapal yang dirancang ini menggunakan
7 WL yaitu 0mWL, 0,5mWL, 1mWL, 2mWL, 4mWL, 6mWL, 8,03mWL.

 Membuat persegi panjang dengan panjang=panjang kapal (Lpp) yang sudah dibagi
per station dan lebar=lebar kapal (B) yang sudah dibagi menjadi 4 untuk buttock
line.

 Merotasi body plan kebentuk vertikal, seperti gambar dibawah ini:

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 33


Laporan Tugas Rencana Garis

Gambar II.22 Cara Proyeksi Body Plan ke Half Breadth Plan

 Menarik garis horizontal dari perpotongan antara station dengan WL.

 Kemudian menggabungkan ordinat-ordinat sehingga membentuk Half Breadth Plan.

 Membuat sent line untuk tahap terakhir dalam pembuatan half breadth plan,
berfungsi untuk memeriksa keselarasan body plan dari semua station dengan cara
menarik garis diagonal dari titik atas centerline hingga pojok bilga.seperti gambar
dibawah ini:

Gambar II.23 Mengukur Sent Line

 Setelah mendapatkan data dari sent line maka menggambarkan ke half breadth
plan dengan cara menarik garis vertikal dibawah garis air pada half breadth plan
sepanjang nilai dari data yang sudah didapat pada setiap station.

Setelah melakukan beberapa langkah tersebut, didapat bentuk half breadth plan kapal
seperti dibawah ini.

Gambar II.24Half Breadth Plan& Sent Line

Sent Line

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 34


Laporan Tugas Rencana Garis

II.7 Pembuatan Sheer Plan

II.7.1 MenentukanButtock Line

 Buttock Line pada Body Plan

Kotak body plan pada posisi lebar kapal (B) dibagi menjadi 8 bagian yang dipisahkan
oleh garis vertikal. Garis tengah menunjukkan centerline kapal, sedangkan tiga garis
sisanya merupakan BL1, BL2, dan BL3.

Gambar II.25 Buttock Line Vertikal

 Buttock Line pada Half Breadth Plan

Seperti cara sebelumnya, garis lebar kapal dibagi menjadi 8 bagian sama besar.
Perbedaannya adalah jika pada half breadth plan garis BL berupa garis lurus
horizontal.

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 35


Laporan Tugas Rencana Garis

Gambar II.26 ButtockLine Horizontal

 Buttock Line pada Sheer Plan

BL pada sheer plan merupakan hasil proyeksi BL dari body plan terhadap station
pada sheer plan dan proyeksi BL dari half breadth plan terhadap garis waterline
pada sheer plan. Titik-titik potong hasil proyeksi dari body plan dan halfbreadth plan
itu kemudian dihubungkan sehingga terbentuk garis lengkung buttock linepada sheer
plan

Gambar II.27 Buttock Line Lengkung

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 36


Laporan Tugas Rencana Garis
II.8 Pembuatan Geladak Utama, Geladak Akil dan Geladak Kimbul

II.8.1 Membuat Sheer Standart

Sheer standart dibuat dengan cara membagi Lpp menjadi 6 bagian yaitu 3 bagian
didepan amidship dan 3 bagian lagi dibelakang amidship, setelah membagi Lpp menjadi 6
bagian lalu pada tiap bagian ditarik garis vertikal sepanjang x, y,z untuk yang berada
dibelakang amidship dan a, b, c untuk yang didepan amidship. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar II.28 Aturan Sheer Standar

Berdasar pada peraturan tersebut, maka diperoleh data nilai-nilai sheer dalam milimeter seperti
perhitungan dibawah ini

1.Menentukan nilai tinggi x pada main deck 4. Menentukan nilai tinggi a pada main deck
x = 2,8 ( Lpp/3 +10) a = 5,6 ( Lpp/3+10 )
= 2,8 ( 101/3 + 10) = 5,6 ( 101/3 + 10 )
= 122,267 mm = 244,533 mm

2. Menentukan nilai tinggi y pada main deck 5. Menentukan nilai tinggi b pada main deck
y = 11,1 ( Lpp/3+10 ) b = 22,2 ( Lpp/3+10 )
= 11,1 (101/3 + 10 ) = 22,2 (101/3 + 10 )
= 484,7 mm = 969,64 mm
3. Menentukan nilai tinggi z pada main deck 6. Menentukan nilai tinggi c pada main deck
z = 25,0 ( Lpp/3+10 ) c = 50,0 ( Lpp/3+10 )
= 25,0 (101/3 + 10 ) = 50,0( 101/3 + 10 )
= 1091,67 mm = 2183,33 mm

II.8.2 Menentukan letak Sterntube Bulkhead, Collision Bulkhead, dan Engine Room
............Bulkhead

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 37


Laporan Tugas Rencana Garis
Dalam peletakan, sekat diusahakan sesuai dengan letak salah satu gading.Hal
ini betujuan agar tidak terjadi penumpukan las. Dalam peletakan gading-gading memiliki
langkah-langkah perhitungan, yaitu:

a. Menentukan nilai jarak gading dari AP hingga poros propeller (𝒃 = ±𝟎, 𝟑𝟓𝑻)
Jarak gading pada buritan sampai tabung poros maksimum Amaks
=600mm,diambil b = ± 0,35 T = 0,35 x 8,03 = ±2,81~3 meter
sehingga diambil 3 jarak gading dengan masing-masing nilai sebesar 0,6 m atau
600 mm. (nomor gading 1 – 3)

b. Menentukan nilai jarak gading dari poros hingga sterntube bulkhead.


 Pada bagian ini, jarak gading yang dianjurkan masih sama, yaitu tidak boleh
melebihi 600 mm dengan jumlah jarak gading minimal yaitu 3 jarak gading. Oleh
karena itu, diambil 4 jarak gading dengan masing-masing bernilai 600 mm.
(nomor gading 4 – 7)
 Peletakan sterntube bulkhead dapat dilakukan disini, yaitu pada nomor gading ke
7

Sekat Tabung Poros

Gambar II.29 Stern-tube Bulkhead

c. Menentukan letak sekat kamar mesin.


Jarak gading :
a0= L/ 500 + 0,48 = (101,80/500) +0,48 = 0,6836
Diambil jarak gading sebesar 0,7 meter.
Letak sekat depan kamar mesin yaitu 17-20 % Lpp dari AP.
o Disini diambil kurang lebih 18% LPP.
o Sekitar ±18% x 101 = 18,18 m
o Panjang KM dikurangi panjang 7 jarak gading di belakang sterntube
bulkheadatau 4,2 meter sehingga panjangnya menjadi 13,98 meter
o Menentukan letak sekat kamar mesin : 18,18/0,7 = 25,97
o Kamar mesin ada di nomor gading 8-26, dan Sekat depan kamar mesin ada
di nomor gading 26
o Jarak Kamar mesin dari AP adalah sebesar 18,18 meter.

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 38


Laporan Tugas Rencana Garis

Engine Room Bulkhead

Gambar II.30Engine Room Bulkhead

Menentukan panjang dari sekat kamar mesin hingga sekat tubrukan :


 Jarak gading = 0,7 m
 Jarak sekat kamar mesin dari AP = 18,18 meter,

d. Menentukan letak sekat tubrukan / collision bulkhead

 Letak sekat tubrukan yaitu pada 5%Lpp - 8%Lpp, jadi letaknya sekitar 5,05 –
8,08 meter dari FP . Sehingga jarak sekat kamar mesin hingga sekat tubrukan
yaitu 95,95 – 92,92 meter. Jika dibagi dengan jarak gading 0,7 meter, diperoleh
nilai jumlah jarak gading antara 137,07 – 132,74 jarak gading.
 Setalah itu ditentukan bahwa jumlah jarak gading yang diambil adalah sebanyak
137 Jarak Gading dari sekat kamar mesin. Sehingga letaknya dari FP adalah 8,1
Meter.

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 39


Laporan Tugas Rencana Garis

Collision Bulkhead

Gambar II.31 Collision Bulkhead

II.8.3 Membuat Forecastle Deck, Poop DeckdanBulwark

Forcastle Deck
Tinggi forcastle deck yang dipakai adalah sebesar a = 2,4 meter dari main deck.
Membentang dari ujung haluan sampai atas collision bulkhead.

Bulwark (kubu-kubu)
Bulwark merupakan pagar yang terbuat dari plat yang terletak pada geladak tepi
pada upper deck danforecastle deckyang berfungsi sebagai pembatas untuk sisi kapal
pada geladak paling rendah. Direncanakan setinggi 1,2 m diukur pada geladak
terendah.

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 40


Laporan Tugas Rencana Garis

Gambar II.32 Forcastle &Bulwark

Poop Deck

Poop deck merupakan bangunan yang terletak diatas main deck pada bagian
buritan yang memilki ketinggian 2,4 sampai 2,5 meter diukur dari geladak utama (upper
deck side line)membentang dari buritan sampai sekat depan kamar mesin

Gambar II.33 Pop Deck

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 41


Laporan Tugas Rencana Garis

BAB III
GAMBAR RANCANGAN

BODY PLAN

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 42


Laporan Tugas Rencana Garis
HALF BREADTH PLAN

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 43


Laporan Tugas Rencana Garis
SHEER PLAN

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 44


Laporan Tugas Rencana Garis
TABLE ORDINATE OF HALF BREADTH

TABLE ORDINATE OF HEIGHT ABOVE BASELINE

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 45


Laporan Tugas Rencana Garis
SELURUH GAMBAR RANCANGAN GARIS

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 46


Laporan Tugas Rencana Garis

PENUTUP
Puji syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat serta hidayahNya
laporan Tugas Rencana Garis ini dapat kami selesaikan. Penulis masih menyadari adanya
kekurangan dalam laporan ini, oleh karena itu saran dan kritik sangat penulis harapkan.

Rencana Garis / Desain 1 (ME091309) semester ganjil 2015/2016 47

Anda mungkin juga menyukai