Disusun oleh:
BAS AKBAR WAHID
Bab I pendahuluan
1.1 pengertian umum lines plan
1.2 Latar belakang
1.3 Rumusan masalah
1.4 Maksud dan tujuan
Bab II Landasan teori
2.1 pengertian utama kapal dan koefisien kapal
2.2 penjelasan mode Hamlin
2.3 penjelasan metodologi/langkah perhitungan
Bab III Perhitungan luas lines plan
3.1 Perhitungan angka froude
3.2 perhitungan koefisien kapal
3.3 LCB
3.4 Gambar CSA
3.5 Gambar WPA / WSA
Bab IV Penutup
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Bab I
Pendahuluan
1.1 pengertian umum lines plan
Pada proses desain kapal, lines plan adalah salah satu key plan yang sangat
penting. Lines plan adalah gambar rencana bentuk lambung kapal. Gambar ini
tersusun dari beberapa garis yang menggambarkan potongan lambung
kapal secara memanjang, melintang dan horizontal. Dalam satu gambar lines
plan terdiri dari 3 gambar, yaitu pandangan depan (lines plan), pandangan
samping (sheer plan) dan pandangan atas (half breadth plan).
Lines plan merupakan suatu gambar desain kapal yang sangat penting,
dimana dari gambar lines plan ini akan sangat berpengaruh terhadap gambar-
gambar desain kapal lainnya seperti rencana umum (general arrangement),
konstruksi profil (profil construction), konstruksi melintang (midship section),
stabilitas (stability calculation) dan gambar-gambar lainnya. Yang lebih penting
dari gambar lines plan ini adalah besarnya hambatan yang sangat bergantung
pada bentuk lambung kapal. Dengan hambatan kapal yang kecil maka mesin
kapal yang dibutuhkan juga akan semakin kecil, hal ini sangat sensitif dengan
harga mesin yang akan dibeli serta biaya operasi selama kapal berlayar.
Tim Desain Kapal memiliki keahlian dan pengalaman yang cukup untuk
menghasilkan suatu gambar lines plan yang baik. Baik untuk desain kapal
bangunan baru maupun untuk kapal-kapal lama (re-drawing), baik re-drawing
dari dokumen yang sudah ada (printed document) maupun re-drawing dengan
melakukan survey ke kapal jika tidak ada dokumen lines plan sebelumnya.
1.2 Latarbelakang
Untuk memahami proses perancangan lines plan diperlukan Pemahaman
dasar dasar perancangan lines plan dalam mencapai pemahaman metodologi
langkah langkah perancanganya pada tahap perhitungan perhitungan
dilaksanakan dengan cara manual Selanjutnya proses perencanaan body plan
Half breadth Plan dan sher plan dilaksanakan dengan cara auto cad
Perencanaan lines plan secara manual tanpa memakai software
(maxsruft)Pada umumnya memakai diagram NSP atau metode scaltema D.H
dalam langkah langkah perancangan lines plan yang dipakai adalah diagram
NSP.
1.3 Rumusan masalah
Dalam tugas rencana garis lines plan hal yang jadi masalahnya adalah
Perhitungan besaran besarannya dalam kapal yang mana ukuran utama
ditentukan dari kapal pembanding dengan DWT telah ditentukan oleh
koordinator dosen pembimbing tugas rencana garis serta penggambaran
rencarana garis tersebut.
1.4 Maksud dan tujuan
Tujuan dalam tugas rencana garis ini adalah
1. Memahami tentang rencana garis
2. Mengetahui cara merencanakan garis yang dipakai dalam pembuatan kapal
3. Dapat menyusun laporan
4. Memenuhi mata kuliah rencana garis
Bab II
Landasan teori
Setelag mengetahui apa itu Fore Perpendicular dan After Perpendicular, sekarang saya akan
membahas tentang ukuran utama kapal.
- Ukuran panjang kapal yang biasa dipergunakan dalam perkapalan ada 3 macam, yaitu :
1. LOA ( Length Over All ) adalah panjang keseluruhan dari kapal yang diukur dari ujung
buritan sampai ujung haluan.
2. LWL ( Length Water Line ) adalah jarak mendatar antara kedua ujung garis air muat
yang diukur dari titik potong dengan linggi haluan sampai titik potongnya dengan linggi
buritan diukur pada bagian luar linggi depan dan linggi belakang, tidak termaksud tebal
kulit lambung.
3. LBP ( Length Between Perpendicular ) adalah panjang antara dua garis tegak buritan
dan garis tegak haluan yang diukur pada garis air muat.
1. BWL ( Breadth at The Water Line ), lebar pada garis air muat adalah lebar yang terbesar
yang diukur pada garis air muat.
2. BOA ( Maksimum Breadth ), lebar maksimum adalah lebar terbesar dari kapal yang
diukur dari kulit lambung kapal disamping kiri sampai kulit lambung kapal sampai
kanan. Kalau ada bagian geladak yang menonjol keluar melampaui lambung kapal,
maka yang dipakai sebagai B maksimum adalah lebar dari geladak yang dimaksud.
- Tinggi geladak kapal ( Depth atau H ) adalah jarak dari garis dasar sampai garis geladak
yang terendah, ditepi diukur ditengah - tengah panjang kapal.
- Sarat kapal ( Draught ) yang biasa dilambangkan T adalah jarak tegak dari garis dasar
sampai pada garis air muat.
Kesimpulan :
Dalam ilmu kapal ukuran yang dikenal yaitu :
Koefisien Block ( Cb )
Koefisien block atau koefisien balok ( Cb ) yaitu perbandingan antara isi carena suatu balok yang
dibatasi panjang L, lebar B, dan tinggi T. Pada umumnya kapal cepat mempunyai harga Cb yang
rendah, sebaliknya kapal - kapal yang lambar mempunyai harga Cb yang besar. Cb adalah rasio
antar volume kapal dengan volume kotak yang berukuran B x T x L.
Koefisien Midship ( Cm )
Koefisien midship yaitu perbandingan antara luas penampang gading besar yang terendam air
dengan luas suatu penampang yang berukuran B x T dimana Am adalah luasan midship, B
adalah lebar kapal dan T adalah sarat.
Koefisien Waterline ( Cw )
Koefisien waterline atau koefisien bidang garis air yaitu perbandingan antara luas bidang garis air
dengan bidang empat persegi panjang yang dibatasi panjang L dan lebar B. Cw adalah rasio
antara luas bidang garis air muat dengan luas segiempat L x B.
Jika semua proses di atas sudah selesai kita bisa melanjutkan ke proses berikutnya, untuk
proses pembuatan rencana garis berikutnya adalah :
1. Menggambar station-station
2. Menggambar sheer plan, untuk pembuatan sheer plan disini ada beberapa proses
yaitu: menggambar pembagian garis air, upper deck side line, upper deck centre line,
fore castle deck side line, poop deck side line, bulwark, menggambar linggi buritan,
lengkungan bow line, buttock line
3. Menggambar body plan, untuk menggambar body plan disini ada beberapa proses
yaitu: Menggambar station-station, pembagian garis air, pembagian buttock line,
upper deck side line, fore castle deck side line poop deck side line, bulwark
4. Menggambar half breadth plan, disini juga ada beberapa proses yaitu: menggambar
lengkungan garis-garis air, menggambar lengkungan upper deck side line, fore castle
deck side line, poop deck side line, bulwark dan pembagian buttock line
Bab III
Perhitungan lines plan
2. Froude (Fr) = 1 – 1,7, terjadi ombak pada permukaan air, dan loncatan yang terjadi
dinamakan loncatan berombak.
3. Untuk bilangan Froude (Fr) = 1,7 sampai 2,5, terbentuk rangkaian gulungan ombak
pada permukaan loncatan, tetapi permukaan air dihilir tetap halus. Secara keseluruhan
kecepatannya seragam, dan
5. Untuk bilangan Froude (Fr) = 4,5 sampai 9,0, ujung-ujung permukaan hilir akan
bergulung dan titik dimana kecepatan semburannya tinggi cenderung memisahkan diri
dari aliran. Loncatan semacam ini sangat seimbang dan karakteristiknya adalah yang
terbaik. Loncatan ini dinamakan loncatan tetap.
6. Untuk bilangan Froude (Fr) = 9 dan yang lebih besar, kecepatan semburan yang tinggi
akan memisahkan hempasan gelombang gulung dari permukaan loncatan,
menimbulkan gelombang – gelombang hilir dan loncatan ini disebut loncatan kuat.
Cm = Am
BT
.
Penampang gading besar ( midship ) yang besar terutama dijumpai
pada kapal sungai den kapal – kapal barang sesuai dengan keperluan
ruangan muatan yang besar. Sedang bentuk penampang gading besar
yang tajam pada umumnya didapatkan pada kapal tunda sedangkan
yang terakhir di dapatkan pada kapal – kapal pedalaman.
Harga Cm terletak antara 0,50 ~ 0,995 dimana harga yang pertama di
dapatkan pada kapal tunda sedangkan yang terakhir di dapatkan pada
kapal – kapal pedalaman.
Bentuk penampang melintang yang sama pada bagian tengah dari
panjang kapal dinamakan dengan Paralel Midle Body.
3.Blok ( Block Coeficient )
Cb = V Lwl BT
V = Isi karene.
Lwl = Panjang garis air.
B = Lebar karene atau lebar kapal.
T = Sarat kapal.
Dari harga Cb dapat dilihat apakah badan kapal mempunyai bentuk
yang gemuk atau ramping.
Pada umumnya kapal cepat mempunyai harga Cb yang kecil dan
sebaliknya kapal – kapal lambat mempunyai harga Cb yang besar.
Harga Cb terletak antara 0,20 ~ 0,84.
Cp = V
Am Lwl
dimana :
V = Isi Karene.
Am = Luas penampang gading besar ( luas midship ).
Lwl = Panjang garis air.
Cp = Cb
Cm
Cp = V .........................(1)
Am Lwl
Cb = V
Lwl B T
V = Lwl. B.T.Cb .....................(2)
Cm = Am
BT
Am = B.T.Cm ...........................(3)
Cp = Lwl BT Cb
Lwl BT Cm
Cp = Cb
Cm
Cpv = V
Awl T
V = Isi Karene.
Awl = Luas Penampang garis air.
T = Sarat air.
Kalau dijabarkan lebih lanjut dengan mengganti harga V = Lwl
B.T.Cb dan Awl = Lwl.B.Cwl, maka di peroleh :
Harga : Cpv = V
Awl T
.
Cpv = Lwl BT Cb
Lwl BT Cwl
Cpv = Cb
Cwl
B
T
, terutama mempunyai pengaruh pada
Stabilitas Kapal.
Harga perbandingan
B
T
yang rendah akan mengurangi Stabilitas
Kapal.
Untuk kapal – kapal sungai harga perbandingan
B
T
dapat di ambil
sangat besar, Karena harga T dibatasi oleh kedalaman sungai
yang pada umumnya sudah tertentu. Tinggi Dek ( H ), terutama
mempunyai pengaruh pada tinggi titik berat kapal ( KG ) atau
center of Gravity dan juga pada kekuatan kapal serta ruangan
dalam kapal.
Pada umumnya kapal barang mempunyai harga KG sebesar 0,6
H.
Sarat air ( T ), terutama mempunyai pengaruh pada tinggi Center
of Bouyancy ( KB).
Perbandingan
H
T
, terutama berhubungan dengan reserve
displacement atau daya apung cadangan. Harga
T
H
yang besar
dapat dijumpai pada kapal – kapal penumpang. Harga H – T
disebut lambung timbul ( Free Board ), dimana secara sederhana
dapat disebutkan bahwa lambung timbul adalah tinggi tepi dek dari
permukaan air.
3.3 LCB
Longitudinal Center of bouyancy (LCB).LCB adalah jarak titik tekan bouyancy terhadap
penampang tengah kapal untuk tiap-tiap sarat kapal.
B.2. Menurut diagram NSP dengan luas tiap section (Am) = 10,82 m2
B.2.1. h = L Displ / 20
= 27,775 m / 20
= 1,388 m
B.2.2. Volume Displacement
V Displ = 1/3 x h x 1
= 1/3 x 1,388 m x 438,213 m2
= 202,856 m3
B.2.3. Letak LCB NSP
2 3
LCB NSP = x Lpp
1 20
(-789,58 803,25) 27,775m
= x
438,21 20
= 0,043 m
B.2.4. Koreksi prosentase penyimpangan LCB*2
LCB NSP - LCB displ
= x 100 %
L Displ
= x 100 %
= 0,00094 x 100 %
= 0,094 % < 0,1 % ( Memenuhi )
B.2.5. Koreksi prosentase penyimpangan untuk volume Displacement*12
Vol Displ Awal - Vol Displ NSP
= x 100 %
Vol Displ Awal
= x 100 %
= 0,004765 x 100 %
= 0,48% < 0,5 % ( Memenuhi )
B.3. Perhitungan prismatik depan (Qf) dan coefisient prismatik belakang (Qa)
berdasarkan tabel “Van Lammerent”.
Dimana :
Qf = coefisient prismatik bagian depan midship Lpp Qa
= coefisient prismatik bagian belakang midship Lpp e
= Perbandingan jarak LCB terhadap Lpp e = ( LCB Lpp /
Lpp ) x 100 % = ( 0,068 m / 27,50 m ) x 100 %
= 0,2475 %
Dengan rumus tersebut diatas dapat dihitung harga Qa dan Qf dengan
rumus berikut :
Qa = Qf = ( 1,4 + Q) x e Dimana :
Qf = Cp + ( 1,4 + Cp ) x e
= 0,679 + ( 1,4 + 0,693) x 0,0025
= 0,684
Qa = Cp - ( 1,4 + Cp ) x e
= 0,679 - ( 1,4 + 0,679 ) x 0,0025
= 0,674
1. Water Plan Area (WPA)WPA adalah luas bidang garis air yang telah kita rencanakan
dalam lines plan dari tiap-tiap water line. Kemungkinan-kemungkinan bentuk WPA
ditinjau dari bentuk alas kapal antara lain :
Kapal dengan rise of floor : pada 0 mWL luas garis air adalah nol karena luasan water line
hanya berupa garis-garis lurus (base line), sehingga lengkung WPA dimulai dari titik (0,0).
Kapal tanpa rise of floor : pada 0 mWL ada luasan yang terbentuk dari garis dasar sehingga
luas garis air tidak sama dengan nol.
Bab IV
Penutup
4.1 Kesimpulan
Demikian laporan Rencana Garis ini saya buat untuk memenuhi tugas Lines
Plane. Saya ucapkan terima kasih kepada Bpk. Panut Widodo .,S.T.M,T. selaku
dosen pembimbing, serta seluruh pihak yang terkait. Mohon kritik dan saran yang
bersifat membangun demi suksesnya penyelesaian Laporan dan Gambar Rencana
Garis ini.
4.2 Saran
adanya Rencana garis (lines plan) lebih lanjut bisa membantu para pekerja kapal
dalam menyelesaikan masalah masalah dalam membenahi kapal dan mengetahui
kesalah pada pembuatan kapal.untuk mengetahui nya Agar diusahakan
mempelajari nya dengan tekun sekian terimakasih